Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 3(1), 88-96 Ade Ferdinan

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK JANTUNG


PISANG KEPOK (MUSA PARADISIACA L.) PONTIANAK

Ade Ferdinan, Abdi Bakti Prasetya

Akademi Farmasi YARSI Pontianak


Email. Ferdin.nay@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian dengan judul Uji Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak
Etanol Jantung Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.) Pontianak dengan metode
Spektrofotometri UV-Vis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas
antioksidan ekstrak etanol jantung pisang kepok dengan metode DPPH secara
kualitatif maupun kuantitatif, dengan spektrofotometri UV-Vis pada panjang
gelombang 517 nm. Ekstrak jantung pisang kepok dibuat dalam konsentrasi 4 ppm,
8 ppm, 12 ppm, 16 ppm, dan 20 ppm. Sebagai pembanding digunakan vitamin C.
Hasil pengujian menunjukan nilai IC50 ekstrak etanol jantung pisang kepok sebesar
13,11 ppm sedangkan vitamin C sebesar 1,11 ppm. Diketahui jika nilai IC 50 lebih
kecil dari 200 ppm, maka dapat digunakan sebagai antioksidan.

Kata Kunci : Ekstrak etanol jantung pisang kepok, antioksidan, metode DPPH,
Spektrofotometri UV-Vis
.
ABSTRACT

Antioxidant Activity of Ethanol Extract of Banana Kepok Flower (Musa


paradisiaca L.) with UV-Vis Spectrophotometric Method. This research is intended
to know the antioxidant activity of ethanol ekstrak of banana kepok by qualitative
and quantitative method of DPPH, with UV-Vis spectrophotometry at 517 nm
wavelength. Extract of banana kepok flower is made in concentrations of 4 ppm, 8
ppm, 12 ppm, 16 ppm, and 20 ppm. As a comparison used vitamin C. The results
of IC50 ethanol extract of banana kepok flower (Musa paradisiaca L.) is 13.11 ppm
and vitamin C is 1.11 ppm. If IC50 is smaller than 200 ppm, it can be used as an
antioxidant.

Keywords: Ethanol extract of banana kepok flower, antioxidant, DPPH method, UV-Vis
Spectrophotometry.

Artikel diterima: 22 Januari 2018 88


Diterima untuk diterbitkan: 19 Februari 2018
Diterbitkan: 12 Maret 2018
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 3(1), 88-96 Ade Ferdinan

PENDAHULUAN antiinflamasi, sedangkan alkaloid


Antioksidan merupakan mempunyai sifat antineoplastik yang
senyawa yang mampu menunda, juga mampu menghambat
memperlambat atau menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
reaksi oksidasi. Studi epidemiologi Berdasarkan penelitian Rampe (2015),
menunjukkan bahwa konsumsi buah jantung pisang kepok (Musa
dan sayuran yang cukup akan paradisiaca L.) mengandung flavonoid
menurunkan resiko terkena penyakit dan fenolik yang berpotensi sebagai
seperti kanker dan kardiovaskuler. Hal antioksidan. Jantung pisang kepok
tersebut antara lain disebabkan adanya oleh masyarakat luas digunakan
aktivitas antioksidan alami seperti sebagai obat diare, kolesterol,
vitamin C, E, betakaroten dan memperlancar produktifitas ASI pada
beberapa senyawa polifenol (Cos dkk, ibu yang sedang menyusui, mencegah
2001). Penggunaan senyawa kanker dan penuaan dini, serta untuk
antioksidan kini semakin berkembang menyehatkan rahim. Jantung pisang
seiring berkembangnya teknologi dan kepok berpotensi sebagai antioksidan
pengetahuan. Dunia medis kini telah alami karena sering digunakan sebagai
mengenal antioksidan sintesis, anti aging dimana kandungan yang
antioksidan sintesis memiliki terdapat dalam jantung pisang kepok
efektivitas yang tinggi namun kurang dapat memperbaiki sel – sel yang
aman bagi kesehatan sehingga rusak. Penuaan dini pada kulit ditandai
penggunaannya diawasi secara ketat dengan adanya keriput pada kulit
(Pujimulyani, 2003). wajah. Antioksidan sebagai anti aging
Berdasarkan penelitian juga memperbaiki sel – sel yang rusak
Erawati (2012), senyawa-senyawa yang diakibatkan oleh radikal bebas,
yang berpotensi sebagai antioksidan sehingga peroses penuaan tidak terjadi
umumnya merupakan senyawa dengan cepat.
flavonoid, fenolat, dan alkaloid. Penentuan aktivitas
Senyawa flavonoid dan polifenolat antioksidan suatu zat dapat dilakukan
bersifat antioksidan, antidiabetik, dengan berbagai metode antara lain
antikanker, antiseptik, dan seperti metode Asam Tiobarbiturat

89
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 3(1), 88-96 Ade Ferdinan

(TBA), metode DPPH (1,1-diphenyl- dengan konsentrasi 1000 ppm dengan


2- picrylhydrazyl) dan metode menimbang 50 mg sampel kemudian
Tiosianat. Masing-masing metode dilarutkan dengan 50 ml etanol 96%.
penentuan memiliki kekurangan dan Dari larutan tersebut dibuat seri
kelebihan. Metode DPPH merupakan larutan dengan konsentrasi 4 ppm, 8
metode yang sederhana, cepat, dan ppm, 12 ppm, 16 ppm, 20 ppm.
mudah untuk menentukan aktivitas Pembuatan Larutan DPPH
antioksidan. Ditimbang DPPH sebanyak
Tujuan dari penelitian ini 0,06 gram kemudian dilarutkan dalam
adalah untuk mengetahui aktivitas etanol dengan menggunakan labu ukur
antioksidan ekstrak etanol jantung tepat 1500 ml sehingga kadarnya
pisang kepok dan untuk mengetahui 0,004%.
nilai IC50 ekstrak kental jantung Pembuatan Larutan Vitamin C
pisang kepok. Vitamin C ditimbang
BAHAN DAN METODE sebanyak 50 mg, kemudian
Bahan yang digunakan pada dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml
penelitian ini adalah DPPH (1,1- dan dilarutkan dengan aquades
diphenil-2-picrylhydrazil), aquades, sampai tanda batas. Selanjutnya
jantung pisang kepok, etanol 70 %, dibuat larutan seri dengan konsentrasi
Etanol 96%, dan vitamin C. Alat-alat 1 ppm, 2 ppm, 3ppm, 4 ppm, 5 ppm.
yang digunakan pada penelitian ini Penentuan Panjang Gelombang
adalah batang pengaduk, beaker glass, Maksimum DPPH
bejana maserasi, corong kaca, Sebanyak 2 ml larutan DPPH
erlenmayer, gelas ukur, neraca 0,004% ditambahkan etanol 96%
analitik, pipet tetes, pipet volume, hingga 5 ml dan dibiarkan selama 30
rotary evaporator, spektrofotometer menit ditempat gelap, serapan larutan
UV-Vis. diukur dengan spektrofotometer UV-
Vis pada panjang gelombang 400- 800
Pembuatan Larutan Stok Ekstrak nm.
Dibuat larutan stok dari Analisi Kualitatif
ekstrak etanol jantung pisang kepok Ekstrak kental etanol jantung

90
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 3(1), 88-96 Ade Ferdinan

pisang kepok ditotolkan pada plat menghilangkan kotoran yang terdapat


KLT kemudian dicelupkan kedalam dalam sampel. Jantung pisang lalu
larutan DPPH 0,004%. Peredaman dipotong kecil – kecil untuk
radikal bebas ditentukan dengan mempercepat proses pengeringan.
adanya perubahan warna ungu ke Pengeringan dilakukan dibawah sinar
kuning. Dilakukan hal yang sama matahari. Pengeringan dilakukan
terhadap vitamin C. untuk menurunkan kadar air sehingga
Analisis Kuantitatif mengurangi penurunan mutu simplisia
Sebanyak 2 ml larutan DPPH oleh pertumbuhan jamur.
0,004 % dimasukkan ke dalam kuvet, Bobot simplisia basah yang
kemudian ditambahkan ekstrak etanol didapat yaitu sebesar 0,79 kg. Setelah
jantung pisang kepok hingga 5 ml. dilakukan pengeringan didapatkan
Lakukan hal yang sama untuk setiap berat sebesar 0,16 kg. Dari hasil diatas
konsentrasi ektrak jantung pisang dapat dihitung susut pengeringan air
kepok (Konsentrasi 8 ppm, 16 ppm, 12 dengan cara bobot simplisia basah
ppm, 20 ppm) dan vitamin C dikurang bobot simplisia kering lalu
(Konsentrasi 1 ppm, 2 ppm, 3ppm, 4 dibagi dengan bobot simplisia basah
ppm, 5 ppm). Kemudian dibiarkan dikali 100%. Didapatkan hasil susut
selama 30 menit, selanjutnya pengeringan air yaitu sebesar 79,74%.
serapannya diukur pada panjang Simplisia kering jantung
gelombang maksimum. pisang kepok sebanyak 0,16 kg
HASIL DAN PEMBAHASAN dimaserasi dengan pelarut etanol 70%
Tanaman yang digunakan selama 7x24 jam disertai dengan
adalah pisang kepok (Musa pengadukan dan setiap 24 jam ekstrak
paradisiaca L.). Bagian yang disaring dan dimaserasi kembali
digunakan yaitu bagian jantung pisang dengan pelarut yang baru. Remaserasi
yang terletak dibagian ujung cabang diperlukan untuk mengganti larutan
buah pisang kepok. Jantung pisang yang telah jenuh oleh senyawa aktif
kepok dibersihkan dari kelopak tua dengan pelarut yang baru sehingga
(bagian jantung pisang yang berwarna semua senyawa kimia yang
ungu) lalu dicuci untuk terkandung dalam tanaman dapat

91
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 3(1), 88-96 Ade Ferdinan

ditarik secara optimal. Penggunaan dibanding dengan pemekatan biasa


metode maserasi karena metode ini dikarenakan adanya pompa vakum
membutuhkan alat yang sederharna yang membuat tekanan rotary
serta biaya operasional yang murah. evaporator lebih rendah dari titik
Metode ini juga efektif menarik didihnya dan diperoleh kembali
senyawa antioksidan karena senyawa pelarut dalam wujud cair yang
antioksidan relatif tidak tahan ditampung dalam labu alas bulat.
pemanasan (Sie, 2013). Penguapan pelarut dengan rotary
Prinsip ekstraksi maserasi evaporator dihentikan ketika ekstrak
adalah pengikatan atau pelarutan zat jantung pisang kepok sudah pekat.
aktif berdasarkan sifat kelarutannya Hasil yang didapatkan dari pemekatan
dalam suatu pelarut, pelarut akan menggunakan rotary evaporator yaitu
masuk kedalam sel melewati dinding berwarna coklat, berbentuk cairan
sel, sehingga isi sel akan larut dalam berbusa, dengan berat 40,34 gram.
pelarut, karena adanya perbedaan Uji Kualitatif
konsentrasi antara larutan di dalam sel Uji kualitatif dilakukan untuk
dengan di luar sel. Larutan yang mengetahui apakah ekstrak jantung
konsentrasinya tinggi akan terdesak pisang kepok memiliki kandungan
keluar dan diganti oleh pelarut dengan senyawa antioksidan. Plat KLT
konsentrasi rendah. Peristiwa tersebut digunakan sebagai media, sedangkan
akan berlangsung terus menerus vitamin C sebagai kontrol positif dan
sampai terjadi keseimbangan ekstrak jantung pisang sebagai sampel.
konsentrasi antara larutan di luar sel Sampel dikatakan positif sebagai
dan di dalam sel (Voight, 1995). antioksidan jika ada perubahan warna
Hasil maserasi yang dari ungu menjadi kuning. Perubahan
diperoleh dipekatkan dengan warna tersebut disebabkan karena
menggunakan rotary evaporator untuk elektron yang tidak berpasangan dari
digunakan dalam pengujian DPPH berpasangan dengan atom
antioksidan di tahap berikutnya. hidrogen yang disumbangkan oleh
pemekatan dengan rotary evaporator senyawa antioksidan. Hasil uji
dipilih karena proses yang lebih cepat kualitatif dapat dilihat di Gambar 1.

92
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 3(1), 88-96 Ade Ferdinan

Gambar 1. Hasil uji kualitatif antioksidan, (a) Sampel ekstrak jantung pisang
kepok, (b) Vitamin C
Uji Kuantitatif
Uji kuantitatif dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-
Vis. Setiap sampel diukur pada panjang gelombang 517 nm. Hasil yang diperoleh
dapat dilihat pada Tabel 1.
No Bahan Uji Konsentrasi Absorbansi % Nilai
Penghambatan IC50
1 DPPH 0,512
2 Ekstrak 4 ppm 0,448 12,5 13,11
Jantung Pisang 8 ppm 0,381 25,58 ppm
Kepok 12 ppm 0,259 49,41
16 ppm 0,173 66,21
20 ppm 0,135 73,63
3 Vitamin C 1 ppm 0,275 46,28 1,11
2 ppm 0,201 60,7 ppm
3 ppm 0,149 70,89
4 ppm 0,092 82,03
5 ppm 0,068 86,71

Pada Tabel 1. dapat dilihat nilai berkurangnya konsentrasi radikal


absorbansi mengalami penurunan bebas akibat penghambatan oleh
pada setiap penambahan nilai sampel ataupun kontrol positif.
konsentrasi baik sampel maupun Semakin rendah nilai absorbansinya
kontrol positif. Turunnya nilai maka nilai persentase penghambatan
absorbansi ini menandakan semakin tinggi.

93
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 3(1), 88-96 Ade Ferdinan

Grafik 1. Grafik persamaan linier antioksidan ekstrak etanol jantung pisang kepok
Nilai IC50
vitamin C dapat dihitung dari 0,9745 yang didapat dari grafik
persamaan regresi linier yaitu y = persamaan linier. Dari persamaan
10,219x + 38,665 dengan nilai R2 = linier ini didapat nilai IC50
Vitamin C sebesar 1,11 ppm

Grafik 2. Grafik persamaan linier antioksidan vitamin C


Nilai IC50 yang didapatkan berpotensi sebagai antioksidan
dari ekstrak etanol jantung pisang (Molyneux, 2004).
kepok dan vitamin C dapat digunakan KESIMPULAN
sebagai antioksidan, dimana jika suatu Dari penelitian yang telah
zat nilai IC50 yang didapat kurang dari dilakukan, dapat diketahu bahwa
200 ppm, maka zat tersebut dapat esktrak etanol jantung pisang kepok
digunakan sebagai antioksidan, (Musa paradisiaca L.) memiliki
sedangkan jika nilai IC50 yang didapat aktivitas antioksidan. Nilai IC50
berkisar antara 200-1000 ppm, maka terhadapt DPPH (1,1-difenil-2-
zat tersebut kurang aktif namun pikrilhidrazil) pada ekstrak etanol

94
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 3(1), 88-96 Ade Ferdinan

jantung pisang kepok adalah 13,11 Hoelz. L.V.B., Horta. B.A.C., Jocley.
ppm, dan vitamin C yaitu 1,11 ppm. Q., Araújo., Magaly. G.,
Albuquerque., de Alencastro
DAFTAR PUSTAKA R.B., dan da Silva J.F.M.
Cartea. M.E., Francisco. M., Soengas. 2010. Quantitative Structure
P., dan Velasco. P. 2011. Activity Relationships of
Phenolic Compounds in Antioxidant Phenolic
Brassica Vegetables. Compounds. Journal of
Molecules. 16: 251-280. Chemical and
Cholisoh. Z., dan Utami. W. 2008. Pharmaceutical Research. 2
Aktivitas penangkap radikal (5): 291-306.
ekstrak etanol 70% biji Kristanti. A.N., Aminah. N.S.,
Jengkol (Archidendron Tanjung. M., dan Kurniadi.
jiringa). Pharmacon. 9: 33- B. 2008. Buku Ajar
40. Fitokimia. Hal 30-31.
Cos. P., Calomme. M., Sindambiwe. J. Surabaya: Airlangga
B., de Bruyne. T., Cimanga. University Press
K., Pieters, L, Vlietinck. A. Rampe. M.J. 2015. Pengujian
J., dan Vanden B., D. 2001. Fitokimia dan Toksisitas
Cytotoxicity and lipid Ekstrak Etanol Jantung
peroxidationin hibiting Pisang Kepok (Musa
activity of flavonoids. Planta paradisiaca LINN.) dengan
Medica. 2: 515–519. Metode Brine Shrimp
Dalimartha, S. 2007. Atlas Tumbuhan Lethality Test (BSLT). Jurnal
Obat Indonesia, ed 3. Hal 45- Sainsmat. 4 (2): 136-147.
46. Jakarta: Puspa Swara Molyneux. P. 2004. The use of the
Day. R.A., dan A. L. Underwood. stable free radical
2002. Analisis Kimia Diphenylpicryl hydrazyl
Kuantitatif, ed 4. Hal 394- (DPPH) for estimating
396. Jakarta: Erlangga. antioxidant activity. Sci
Depkes RI. 2000. Parameter standar Technol. 26 (2) : 211-219.
umum ekstrak tumbuhan Rohman. A. 2007. Kimia Farmasi
obat. Hal 5-6. Jakarta: Analisis. ed 1. Hal 255.
Departemen Kesehatan Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Republik Indonesia. Simanjuntak. P., Parwati. T., Lenny.
Frei. 1994. Reactive Oxygen Species L.E., Tamat. S., dan
and Antioxidant Vitamins: Murwani. R., 2004. Isolasi
Mechanisms of Action. dan identifikasi antioksidan
American Jurnal Medicine. dari ekstrak Benalu Teh
97: S5-S13. (Scurrula Oortiana (Korth)

95
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 3(1), 88-96 Ade Ferdinan

Danser). Jurnal Ilmu


Kefarmasian Indonesia. 2
(1): 19-24
Sie. J. O. 2013. Daya Antioksidan
Ekstrak Etanol Kulit Buah
Manggis (Garcinia
Mangostana Linn.) Hasil
Pengadukan dan Reflux.
Calyptra. 2: 1-10.
Voight, R., 1995. Buku Pelajaran
Teknologi Farmasi, ed V. Hal
533. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada Press

96

Anda mungkin juga menyukai