Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai Warga Negara dan masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama, yang pokok adalah bahwa
setiap orang haruslah terjamin haknya dan mendapatkan status kewarganegaraan,
sehingga terhindardari kemungkinan menjadi „statless‟ atau tidak
berkewarganegaraan. Tetapi pada saat yang bersamaan, setiap negara tidak boleh
membiarkan seseorang memiliki dua status kewarganegaraan sekaligus. Itulah
sebabnya diperlukan perjanjian kewarganegaraan antara negara-negara modern
untuk menghindari status dwi-kewarganegaraan tersebut oleh karena itu
disamping pengaturan kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan melalui proses
pewarganegaraan (naturalisasi) tersebut, juga diperlukan mekanisme lain yang
lebih sederhana, yaitu melalui regristrasi biasa. Indonesia sebagai negara yang
pada dasarnya menganut prinsip „ ius sanguinis‟,mengatur kemungkinan
warganya untuk mendapatkan status kewarganegaraan melalui prinsip kelahiran.
Sebagai contoh banyak warga keturunan China yang masih berkewarganegaraan
China atau pun yang memiliki dwi-kewarganegaraan antara Indonesia dan China,
tetapi bermukim di Indonesia dan memiliki keturunan di Indonesia. Terhadap
anak-anak mereka ini sepanjang yang bersangkutan tidak berusaha untuk
mendapatkan status kewarganegaraan dari asal orangtuanya, dapat saja diterima
sebagai warga negara Indonesia karena kelahirannya. Kalapunhal ini dianggap
tidak sesuai dengan prinsip dasar yang dianut, sekurang-kurangnya terhadap
mereka itu dapat dikenakan ketentuan mengenai kewaganegaraan melalui proses
registrasi bisa, bukan melalui proses naturalisasi yang mempersamakan
kedudukan mereka sebagai orang asing sama sekali.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah cara seseorang kehilangan kewarganegaraannya?
2. Bagaimanakah definisi dari kewarganegaraan?
3. Bagaimanakah cara memperoleh kewarganegaraan?
4. Bagaimanakah seseorang dapat dikatakan sudah kehilangan
kewarganegaraannya?
5. Bagaimanakah cara memperoleh kembali kewarganegaraan?

C. Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan Penuliasan dalam makalah Kewarganegaraan sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan tentang pendidikan kewarganegaraan
2. Membahas secara sederhana peranan dan kehilangan warga Negara
3. Untuk mengetahui cara – cara mendapatkan dan kehilangan kewarganegaraan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kewarganegaraan


Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seseorang dalam satuan politik
tertentu (secara khusus negara) yang dengannya membawa hak untuk
berpartisipasi dalam kegiatan politik. Seseorang dengan keanggotaan yang
demikian disebut warga Negara seorang warga negara berhak memiliki paspor
dari negara yang dianggotainya.
Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep kewargaan. Di dalam
pengertian ini warga suatu kota atau kabupaten disebut sebagai warga kota atau
kabupaten, karena keduanya merupakan satuan politik. Dalam otonomi daerah,
kewarganegaraan ini menjadi penting, karena masing-masing satuan politik akan
memberikan hak ( biasanya sosial) yang berbeda-beda bagi warganya.
Seorang warga negara Indonesia adalah orang yang diakui oleh UU
sebagai warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan diberikan kartu
tanda penduduk, apabila telah berusia lebih dari 17 tahun dan mencatatkan diri di
kantor pemerintahan. Paspor diberikan oleh negara kepada warga negaranya
sebagai bukti identitas yang bersangkutan dalam tata hukum internasional.
Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengan kebangsaan ( nationality). Yang
membedakan adalah hak-hak untuk aktif dalam perpolitikan. Ada kemungkinan
untuk memiliki kebangsaan tanpa menjadi warga Negara ( contoh secara hukum
merupakan subyek suatu negara dan berhak atas perlindungan tanpa memiliki hak
berpartisipasi dalam politik). Juga dimungkinkan untuk memiliki hak politik tanpa
menjadi anggota dari suatu bangsa.
Di bawah ini teori kontrak sosial status kewarganegaraan memiliki
implikasi hak dan kewajiban. Dalam filosofi “kewarganegaraan aktif” seorang
waga negara diisyaratkanuntuk menyumbangkan kemampuanya bagi perbaikan
komunitas melalui partisipasi ekonomi, layanan publik, kerja sukarela,dan
berbagai kegiatan lainnya.
Menurut Branson (1999:7) tujuan civic education adalah partisipasi yang
bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat baik
tingkat lokal, Negara bagian, maupun nasional. Tujuan pembelajaran PKn dalam
Depdiknas (2006:49) adalah untuk memberikan kompetensi sebagai berikut:
a. Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu Kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secara sadar
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Dalam sistem kewarganegaraan di Indonesia, Kedudukan warga negara pada


dasarnya adalah sebagai pilar terwujudnya Negara. Sebagai sebuah negara yang
berdaulat dan merdeka Indonesia mempunyai kedudukan yang sama dengan
negara lain di dunia, pada dasarnya kedudukan warganegara bagi negara
Indonesia diwujudkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan tentang
kewarganegaraan, yaitu Dalam konteks UUD 1945, Kedudukan warga negara
dan penduduk diatur dalam pasal 26 yaitu :
a. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang warga Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan UU sebagai warga negara.
b. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang tinggal di
Indonesia.
c. Hal-hal mengenai warga negara penduduk di atur oleh UU No. 3 tahun 1946
tentang warga negara dan Penduduk negara adalah peraturan Merivasi dibawah
UU 1945 yang digunakan untuk menegakan kedudukan Negara RI dengan
warga negaranya dan kedudukan penduduk Negara.
d. UU No. 62 tahun 1958 tenang kewarganegaraan RI merupakan produk hukum
derivasi dari pasal 5 dan 144 UUD RI 1950 yang sampai saat ini masih berlaku
dan tetap digunakan sebagai sumber hukum yang mengatur masalah
kewarganegaraan di Indonesia setelah kurang lebih 48 tahun berlaku, dan saat
ini dinilai sudah tidak sesuai lagi.

2.2 Tata Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia


Cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia di antaranya sebagai berikut.
a. Melalui Kelahiran
Dasar kelahiran di dalam wilayah Republik Indonesia menurut undang-
undang ditempuh sebagai dasar-dasar untuk memperoleh kewarganegaraan
Repunlik Indonesia dan dipakai untuk menghindarkan adanya orang tanpa
kewarganegaraan yang lahir di wilayah Republik Indonesia. Menurut pasal 2
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006, yang menjadi warga Negara Indonesia
adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara. Menurut pasal 4 Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006, yang dimaksud warga Negara Indonesia seperti
berikut.
1. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan
atau berdasarkan perjanjian pemerintah Republik Indonesia dengan
Negara lain sebelum undang-undang ini berlaku sudah menjadi warga
Negara Indonesia.
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan
ibu warga Negara Indonesia.
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga
Negara Indonesia dan ibu warga Negara asing.
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga
Negara asing dan ibu warga Negara indonesia.
5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu warga
Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan
atau hukum Negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan
kepada anak tersebut.
6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI
7. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI
8. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNA
yang diakui oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan
itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum
kawin
9. Anak yang lahir di wilayah NRI yang pada waktu lahir tidak jelas
status kewarganegaraan ayah dan ibunya
10. Anak yang baru lahir ditemukan di wilayah NRI selama ayah dan
ibunya tidak diketahui
11. Anak yang lahir di wilayah NRI apabila ayah dan ibunya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya
12. Anak yang dilahirkan diluar wilayah NRI dari seorang ayah dan ibu
WNI yang karena ketentuan dari Negara tempat aanak tersebut
dilahirkan tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak yang
bersangkutan.
13. Anak WNI yang lahir diluar perkawinan yang sah, belum berusia 18
( delapan belas ) tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh
ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai WNI
14. Anak WNI yang belum berusia 5 ( lima ) diangkat secara sah
sebagai anak oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan tetap
diakui sebagai WNI
15. Anak dari seorang ayah dan ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
b. Melalui Pengangkatan
Pengangkatan yang dimaksud adalah pengangkatan anak (adopsi). Apabila
ada anak orang asing yang diadopsi oleh orang tua yang berkewarganegaraan
Indonesia, anak tersebut akan menjadi WNI. Dalam ketentuan UU No. 12 tahun
2006 Pasal 21 atat (2), ditegaskan “Anak Warga Negara Asing yang belum
berusia 5 tahun yang diangkat secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai
anak oleh Warga Negara Indonesia, memperoleh Kewraganegaraan Republik
Indonesia”.
Sebagai bahan perbandingan, ketentan pasal 2 UU No. 62 Tahun 1958,
ditegaskan bahwa pengangkatan anak baru sah apabila memenuhi syarat-
syarat.berikut:
1. pada waktu pengangkatan itu ia belum berumur 5 tahun
2. yang mengangkat harus memohon pengesahan Pengadilan negeri Setempat
3. permohonan pengesahan dilakukan 1 tahun setelah pengangkatan anak
4. kewarganegaraan RI anak diperoleh pada saat pengadilan menyatakan sah
pengangkatan itu.
Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan dibuat secara tertulis dan
disampaikan kepada pejabat yang melamprkan dokumen sebagaimana ditentukan
di dalam peraturan perundang-undangan, disampaikan dalam waktu paling lambat
tiga tahun setelah anak berusia delapan belas tahun atau sudah kawin.
c. Melalui Pewarganegaraan atau naturalisasi
Cara orang asing bisa masuk menjadi warga negara Indonesia melalui
naturalisasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, naturalisasi adalah
pemerolehan kewarganegaraan bagi penduduk asing; hal menjadikan warga
negara;pewaganegaraan yang diperoleh setelah memenuhi syarat sebagaimana
yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Ada dua cara proses
naturalisasi antara lain sebagai berikut:
1. Naturalisasi biasa, caranya mengajukan permohonan kepada
presiden dan HAM melalui kantor pengadilan negeri setempat ia tinggal
atau di Kedubes Republik Indonesia apabila di luar negeri. Permohonan
ini ditulis dalam Bahasa Indonesia. Apabila lulus,ia harus mengucapkan
sumpah setia di hadapan pengadilan negeri.
2. Naturalisasi istimewa. Naturalisasi ini diberikan kepada orang asing
yang berjasa kepada Negara.
Berdasarkan Pasal 9 UU No. 12 tahun 2006, permohonan
pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika memenuhi
persyaratan.sebagai.berikut:
- Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin
- pada waktu pengajuan permohonan sudah bertempat tinggal diwilayah.NRI
paling sedikit 5 tahun berturut – turut atau paling singkat.10.tahun.tidak
berturutturut.
a. Sehat.jasmani.dan.rohani
b. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar Negara
Pancasila.dan.UUD.1945
c. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana
d. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan RI diancam
e. dengan pidana penjara 1 tahun, tidak menjadi berkewarganegaraan
ganda
f. Mempunyai pekerjaan dan/ atau penghasilan tetap
g. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara
h. Orang asing yang telah berjasa kepada NRI atau karena alas an
kepentingan Negara.
3. Melalui perkawinan
Ketentuan Pasal 19 UU NO. 12 tahun 2006, menegaskan bahwa:
a. warga Negara asing yang kawin secara sah dengan WNI dapat
memperoleh kewarganegaraan RI dengan menyampaikan pernyataan
menjadi WNI dihadapan pejabat
b. Pernyataan tersebut dilakukan apabila yang bersangkutan sudah
bertempat tinggal di wilayah NKRI 5 tahun berturut atau 10 tahun tidak
berturut-turut, kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
c. Jika hal itu terjadi yang bersangkutan dapat diberi izin tinggal tetap
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
d. ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan
tersebut diatur dengan Peraturan Menteri.
4. Melalui Pernyataan Memilih
Menurut UU dalam hal status kewarganegaraan RI terhadap anak
berakibat ganda, setelah berusia delapan belas tahun atau sudah kawin anak
tersebut harus menyatakan memilih satu kewaeganegaraannya. Pernyataan untuk
memilih kewarganegraan sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan. Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan tersebut disampaikan
dalam waktu paling lambat tiga tahun setelah anak berusia delapan belas tahun
atau sudah kawin.
5. Karena Berjasa kepada NKRI
Ketentuan Pasal 20 UU No. 12 tahun 2006, menegaskan bahwa: “Orang
asing yang telah berjasa kepada NKRI atau dengan alasan kepentingan Negara
dapat diberi kewarganegaraan Indonesia oleh { Presiden setelah memeperoleh
pertimbangan DPR RI}, kecuali dengan pemberian kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan yang bersangkutan berkewarganegaraan ganda”.

2.3 Pengertian Kehilangan Kewarganegaraan


Kehilangan kewarganegaraan adalah keadaan dimana seseorang sudah tidak
terikat lagi dengan suatu Negara dan kewajiban serta haknya sebagai warga
Negara. Warga Negara Indonesia (WNI) dewasa yang telah memperoleh status
dan dokumen kewarganegaraan asing (WNA) otomatis kehilangan ke-WNI-
annya. Syaratnya, permohonan menjadi warga negara lain itu dilakukan atas
kemauan sendiri. Dengan kata lain, seorang WNI akan kehilangan
kewarganegaraan Indonesia jika ia sudah mendapatkan status sebagai warga
negara Amerika Serikat, misalnya.

2.4 Alasan Kehilangan Kewarganegaraan


Ada berbagai alasan penyebab seseorang kehilangan status sebagai warga
negara indonesia (WNI), yaitu antara lain seperti :
a. Ketahuan mendapat status kewarganegaraan dari negara lain tanpa ada
usaha untuk menolak status kewarganegaraan asing yang didapatnya.
b. Ketahuan bekerja sebagai tentara, pegawai negeri, pejabat negara,
intelijen, ikut wajib militer (wamil), atau yang lainnya di luar negeri
secara sukarela tanpa izin presiden republik indonesia.
c. Ketahuan mempunyai paspor atau dokumen setara passport dari negara
lain dengan identitas dirinya.
d. Ketahuan menyatakan janji/sumpah setia kepada negara lain secara
sukarela.
e. Ketahuan ikut ambil bagian dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan di negara lain.
f. Ketahuan tinggal di negara lain selama lima tahun berturut-turut yang
tidak sesuai aturan yang berlaku dan tanpa alasan yang bisa diterima.
g. Diterimanya permohonan perhapusan sebagai warga negara indonesia
(wni) secara resmi oleh Keputusan Presiden Republik Indonesia.

2.5 Tata Cara Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia


2.5.1 Kehilangan Kewarganegaraan R.I dengan Sendirinya
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Pasal 23
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah R.I Nomor 2 Tahun 2007
Pasal 31 warga negara Indonesia dengan sendirinya kehilangan
kewarganegaraannya karena:
1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemuannya sendiri;
2. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan
orang yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;
3. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden;
4. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam
dinas semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia
(antara lain pegawai negeri, pejabat negara, dan intelijen)
5. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji kepada
negara asing atau bagian dari negara asing tersebut (adalah wilayah
yuridiksi negara asing yang bersangkutan)
6. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing;
7. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau
surat yang dapat dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang
masih berlaku dari negara lain atas namanya; atau
8. Bertempat tinggal diluar wilayah negara R.I selama 5 (lima) tahun terus
menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan
dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi warga
Negara Indonesia sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir (yang
dimaksud alasan yang sah adalah alasan yang diakibatkan oleh kondisi
diluar kemampuan yang bersangkutan sehingga ia tidak dapat menyatakan
keinginan untuk tetap menjadi warga Negara Indonesia, antara lain karena
keterbatasan mobilitas yang bersangkutan, akibat paspornya tidak berada
dalam penguasaan yang bersangkutan, pemberitaan pejabat tidak
diterima).

2.5.2 Kehilangan Kewarganegaraan R.I atas Permohonan


Warga Negara Indonesia dinyatakan hilang kewarganegaraannya
oleh Presiden atas permohonan sendiri, apabila yang bersangkutan sudah
berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luar
negeri dan dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan R.I tidak menjadi
tanpa kewarganegaraan. Permohonan kehilangan kewarganegaraan dimaksud
diajukan secara tertulis oleh yang bersangkutan kepada Presiden melalui
Menteri. Permohonan dibuat dalam bahasa Indonesia diatas kertas bermeterai
cukup dan sekurang-kurangnya memuat (a) namalengkap; (b) tempat dan
tanggal lahir; (c) alamat tempat tinggal; (d) pekerjaan; (e) jenis kelamin; (f)
status perkawinan pemohon; dan (g) alasan permohonan. Permohonan
disampaikan kepada Perwakilan Republik Indonesia (Perwakilan R.I) yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon, disertai lampiran :
1. Foto copy akte kelahiran atau surat yang membuktikan kelahiran
pemohon yang disahkan oleh Kepala Perwakilan R.I
2. Foto copy akte perwakilan/buku bikah, kutipan akte perceraian/surat
talak/perceraian atau kutipan akte kematian istri/suami pemohon bagi yang
belum berusia 18 (delapan belas) tahun dan sudah kawin yang disahkan oleh
Kepala Perwakilan R.I
3. Foto copy Surat Perjalanan R.I atau Kartu Tanda Penduduk yang disahkan
oleh kepala Perwakilan R.I.
4. Surat keterangan dari perwakilan negara asing bahwa dengan kehilangan
Kewarganegaraan R.I pemohon akan menjadi warga negara asing
5. Pas foto pemohon terbaru berwarna ukuran 4x6 sentimeter sebanyak 6
(enam) lembar.Dalam hal permohonan yang disampaikan belum lengkap,
perwakilan R.I mengembalikan kepada pemohon dalam waktu paling lama 14
(empat belas) hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima, dalam hal
permohonan telah lengkap Perwakilan R.I menyampaikan permohonan
dimaksud kepada menteri Menteri dalam waktu paling lama 2 (dua) bulan
terhitung sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap.Menteri setelah
memeriksa permohonan, dalam hal permohonan belum lengkap
mengembalikan permohonan kepada Perwakilan R.I dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima
untuk dilengkapi, dan dalam hal permohonan telah lengkap, Menteri
meneruskan permohonan kepada Presiden dalam waktu paling lambat 14
(empat belas) hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima. Presiden
menetapkan keputusan mengenai kehilangan Kewarganegaraan R.I, dan
Perwakilan R.I menyampaikan Keputusan Presiden kepada pemohon dalam
waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal Keputusan Presiden
diterima.

2.6 Contoh kehilangan kewarganegaraan di Indonesia


Misalnya seseoang warga Negara Indonesia masuk dalam dinas tentara
Negara Amerika Serikat,tanpa izin terlebih dahulu kepada presiden. Dan WNI
tersebut secara sukarela telah mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia
kepada Negara Amerika/Negara bagian Amerika,maka sesuai dengan pasal
23 UU KNRI,WNI terse-but sudah hilang kewarganegaraan indonesianya.

2.7 Cara memperoleh kembali kewarganegaraan di Indonesia


Cara memperoleh kembali kewarganegaraan yang hilang di Indonesia dapat
dilakukan dengan cara mengajukan permohonan tertulis kepada menteri melalui
prosedur tertentu,atau melalui Perwakilan republik Indonesia bagi pemohon yang
tinggal di luar wilayah Indonesia.

Cara memperoleh kembali setatus kewarganegaraan (Repatriasi) indonesia


diatur dalam undang-undang nomor 12 tahun 2006,yang mengatur dengan tegas
tentang perolehan kembali status kewarganegaraan RI yang pernah hilang. Dalam
kaitan ini Pasal 31, menegaskan “seseorang yang kehilangan kewarganegaraan
replubik Indonesia dapat memperoleh kembali kewarganegaraanya melelui
prosedur pewarganegaraanya sebagai dimaksud dalam pasal 18 dan pasal 22.
Pasal 32, menegaskan:
1) WNI yang kehilangan kewaganegaraan RI yang dimaksud dalam pasal
23 huruf i; Pasal 25 dan Paslal 26 ayat (1) dan (2), dapat memperoleh
kembali kewarganegaraan Ri dengan mengajukan permohonan tertulis
kepada mentri tanpa melalui prosedur yang dimaksud dalam pasal 9
sampai dengan pasal 17.
2) Permohonan dalam ayat (1) bertempat tinggal diluar wilayah NKRI,
permohonan disampaikan memlalui perwakilan replublik Indonesia
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohonan.
3) Permohonan untuk memproleh kembali kewarganegaraan RI dapat
diajukan oleh perempuan atau laki-laki yang kehilangan
kewarganegaraan akibat ketentuan yang dimaksud dalam Pasal 26
ayat (1) dan (2) sejak putusnya perkawinan.
4) Kepala perwakilan repulublik Indonesia yang dimaksud pada ayat (2)
meneruskan permohonan tersebut kepada mentri dalam waktu paling
lama empat belas hari setelah menerima permohonan(Hakim, 2012).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Warga negara adalah orang-orang yang menjadi bagian dari suatu penduduk
yang menjadi unsur negara itu sendiri dan kewarganegaraan adalah hal yang
berhubungan dengan warga Negara.
2. Tata Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia melaui kelahiran,
pengangkatan, pernyataan memilih, dan bekerja kepada NKRI.
3. Kehilangan kewarganegaraan adalah dicabutnya stastus seorang warga negara
karena mereka melakukan sesuatu yang mengakibatkan keluar dari status
warga negara sesuai dengan peraturan setiap negara.
4. Cara memperoleh kembali setatus kewarganegaraan (Repatriasi) diatur dalam
undang-undang nomor 12 tahun 2006.
5. Ketentuan pidana untuk seseorang yang melangar UU No. 12 Tahun 2006,
yang diatur pada pasal36 dan pasal 38.
6. Akibat kehilangan kewarganegaraan seseorang harus kehilangan hak-hak dari
negara asalnya dan melakukan kewajiban jika dia berada di negara asalnya

B. Kritik dan Saran


1. Sebaiknya dalam memasukakan warga asing menjadi kewarganegaaan
Indonesia diperketat.
2. Sebiknya dalam menghilangkan kewarga negaraan Indonesia harus dijaga
jangan sampai terjadi keceroboan sehingga seseorang tersebut kehilangan
kewarganegaraan.

DAFTAR PUSTAKA

Gondam64. 2012. Orang yang Tidak Diakui Sebagai Warga Negara Indonesia (Hilang
Status Kewarganegaraan WNI, (http://organisasi.org/orang-yang-tidak-diakui-
sebagai-warga-negara-indonesia-hilang-status-kewarganegaraan-wni), diakses
pada tanggal 22 Pebruari 2013.
Hakim, S.A dkk. 2012. Pendidikan Kewarganegraan dalam Konteks Indonesia. Malang:
UM Press.

Harian haluan. 2012. Orang Asing Dilarang Memiliki,


(http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=17960:o
rang-asing-dilarang-memiliki&catid=6:riau-a-kepri&Itemid=73), diaksese 22
pebruari 2013.

Priambodo, B. 2012. Warga Negara dan Negara, (online),


(http://bagaspriambodo.blogspot.com/2012/11/warga-negara-dan-negara.html),
diakses 24 Februari 2013.

sma6semarang. 2008. Cara Memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia,


(online),(http://sma6semarang.wordpress.com/2008/03/29/cara-memperoleh-
kewarganegaraan-republik-indonesia/), diakses 20 Februari 2013.

Suparyanto, Y. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA/MA. Klaten: Intan


Pariwara.

Sutama, A. 2011. Pengertian Kewarganegaraan, (online),


(http://adjisutama.blogspot.com/2011/10/pengertian kewarganegaraan
.html), diakses 24 Februari 2013

Anda mungkin juga menyukai