Anda di halaman 1dari 12

Setelah mempelajari mata kuliah fisiologi hewan selama 3 bulan, saya dapat

memahami tentang fisiologi hewan. Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah untuk
mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara
keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan. Fisiologi
Hewan merupakan ilmu yang mempelajari fungsi tubuh hewan dalam menyelenggarakan
kehidupan, yakni untuk menciptakan kondisi homeostasis. Homeostasis adalah kondisi
lingkungan dalam tubuh hewan yang tetap seimbang.
Materi yang telah saya pelajari selama 3 bulan ini meliputi: sifat faal protoplasma,
metabolisme, permeabilitas membran sel, proses alimentasi atau pencernaan, pertukaran gas.

A. Sifat Faal Protoplasma


Adapun materi pertama yang dibahas yaitu Protoplasma (Latin, Proto = Pertama,
plasma = substansi). Protoplasma berasal dari bahasa latin (proto artinya pertama dan plasma
artinya substansi). Jadi protoplasma mengandung pengertian substansi dasar kehidupan yang
terdapat pada semua sel makhluk hidup. Secara umum protoplasma merupkan substansi
dasar kehidupan yang terdapat pada semua sel makhluk hidup yang memegang peranan
penting dalam proses biosintesa dan bioenergi.

Protoplasma terdiri atas dua bagian yaitu sitoplasma dan nukleoplasma. Sitoplasma
terdiri atas matriks yang tampak transparan, homogen dan menyerupai koloid dan organes sel
yang terdiri atas membran sel, mitikondria, ribosom, aparatus golgi, sentrosom, sentriol, RE,
lisosom, mikrotubulus dan mikrofilamen sedangkan pada bagian nukleoplasma merupakan
cairan yang biasanya ditemukan di dalam inti sel eukariotik
Protoplasma pada semua sel terdiri atas dua komponen utama, komponen anorganik
dan komponen organik.Komponen-komponen anorganik terdiri atas air, garam-garam
mineral, gas oksigen, karbon dioksida, nitrogen, dan ammonia. Komponen organik terutama
terdiri atas karbohidrat, lipida, protein, dan beberapa komponen-komponen spesifik seperti
enzim, vitamin, dan hormon.
Protoplasma berfungsi sebagai pengontrol semua aktivitas atau kerja sel yang ada di
dalam tubuh serta memegang peranan penting dalam proses biosintesa dan bioenergi.
Salah satu sifat fisika dari protoplasma yaitu molekul-molekul (partikel) pada sistem
koloid protoplasma bergerak secara zig-zag (gerak Brown (1872)). Gerak Brown pada
protoplasma kecepatannya tergantung pada besarnya partikel dan suhu protoplasma.
B. Metabolisme
Metabolisme berasal dari bahasa Yunani yaitu Metabol yang berarti perubahan atau
mengubah. Secara umum metabolisme memiliki arti merupakan keseluruhan proses kimia
yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Pada metabolisme terjadi proses pembentukan
atau penguraian zat di dalam sel hidup yang di sertai dengan adanya perubahan energi. Proses
pembentukan zat terjadi pada proses fotosintesis dan kemosintesis. Proses penguraian zat
dapat berupa respirasi sel dan fermentasi sel. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa
dalam proses metabolisme ada dua proses yaitu proses pembentukan dan penguraian. Proses
pembentukan dalam metabolisme di sebut juga proses anabolisme. Sedangkan proses
penguraian disebut dengan proses katabolisme. Kedua proses ini disebut juga sebagai arah
lintasan dari proses metabolisme. Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap
organisme untuk dapat bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu
senyawa yang disebut sebagai hormon, dan dipercepatkan oleh senyawa organik yang disebut
sebagai enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan
penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis.

Adapun beberapa fungsi dari metabolisme antara lain sebagai berukut :


a. Untuk memperoleh energi kimia dari degradasi zat-zat makanan yang kaya energi
darilingkungan atau dari energi matahari.
b. Untuk mengubah molekul nutrien menjadi prekursor unit pembangun bagi
makromolekul sel
c. Untuk menggabungkan unit-unit pembangun tersebut menjadi protein,asam
nukleat,lipida,polisakarida, dan komponen sel lain
d. Untuk membentuk dan mendegradasi biomolekul yang diperlukan di dalam fungsi
khusus sel

Metabolisme secara umum terbagi atas 2 yaitu katabolisme dan anabolisme yang
pastinya memiliki tugas atau perannya masing-masing.

Anabolisme

Proses penyusunan senyawa kompleks dari senyawa-senyawa yang lebih sederhana


disebut anabolisme. Proses ini membutuhkan energi bebas dari lingkungannya. Energi yang
digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut,
selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi
senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak
hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang
terbentuk.
Reaksi yang termasuk dalam reaksi anabolisme yaitu fotosintesis dan kemosintesis.
Fotosintesis ialah reaksi anabolisme yang menggunakan energi cahaya. sedangkan
kemosintesis ialah reaksi anabolisme yang menggunakan energi kimia.

Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian senyawa ini menghasilkan atau melepaskan
energi berupa ATP yang biasa digunakan organisme untuk beraktivitas. Katabolisme
mempunyai dua fungsi, yaitu menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul lain, dan
menyediakan energi kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sel. Reaksi yang
umum terjadi adalah reaksi oksidasi. Energi yang dilepaskan oleh reaksi katabolisme
disimpan dalam bentuk fosfat, terutama dalam bentuk ATP(Adenosin trifosfat) dan berenergi
elektron tinggi NADH2 (Nikotilamid adenin dinukleotida H2) serta FADH2 (Flavin adenin
dinukleotida H2). Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, katabolisme dibagi menjadi dua,
yaitu respirasi aerob dan anaerob..

Respirasi aerob adalah peristiwa pembakaran zat makanan menggunakan oksigen dari
pernapasan untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Selanjutnya, ATP digunakan
untuk memenuhi proses hidup yang selalu memerlukan energi. Respirasi aerob disebut juga
pernapasan, dan terjadi di paru-paru. Sedangkan, pada tingkat sel respirasi terjadi pada
organel mitokondria. Secara sederhana, reaksi respirasi adalah sebagai berikut :
C6H12O6 + 6O2 → 6H2O + 6CO2 + 36 ATP
Respirasi aerob dapat dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu: glikolisis, siklus krebs, dan
transpor elektron.
a) Glikolisis
Glikolisis adalah peristiwa pengubahan molekul glukosa (6 atom C) menjadi 2 molekul
yang lebih sederhana, yaitu asam piruvat (3 atom C). Glikolisis terjadi dalam sitoplasma sel.
Prosesnya terdiri atas sepuluh langkah. Peristiwa glikolisis menunjukkan perubahan dari
glukosa, kemudian makin berkurang kekomplekan molekulnya dan berakhir sebagai molekul
asam piruvat. Produk penting glikolisis adalah:
1) 2 molekul asam piruvat
2) 2 molekul NADH sebagai sumber elektron berenergi tinggi
3) 2 molekul ATP dari 1 molekul glukosa
Sebenarnya, dari 1 molekul glukosa dihasilkan 4 molekul ATP, tetapi 2 molekul
digunakan untuk beberapa reaksi kimia. Dari kesepuluh langkah pemecahan glukosa, dua di
antaranya bersifat endergonik, dan menggunakan 2 molekul ATP.

b) Dekarboksilasi oksidatif
Proses dekarboksilasi Oksidatif ini terjadi di membran luar mitocondria sebagai fase
antara sebelum Siklus Krebs ( Pra Siklus Krebs ) sehingga DO sering dimasukkan langsung
dalam Siklus krebs.
Dekarboksilasi oksidatif adalah reaksi yang mengubah asam piruvat yang beratom 3 C
menjadi senyawa baru yang beratom C dua buah, yaitu asetil koenzim-A (asetil ko-A).
Reaksi DO ini mengambil tempat di intermembran mitokondria.
Tahap reaksi pertama dikatalis oleh piruvat dehidrogenase yang menggunakan tiamin
pirofosfat sebagai koenzimnya. Dekarboksilasi piruvat menghasilkan senyawa α-hidroksietil
yang terkait pada gugus cincin tiazol dari tiamin pirofosfat.
Pada tahap reaksi kedua α-hidroksietil didehidrogenase menjadi asetil yang kemudian
dipindahkan dari tiamin pirofosfat ke atom S dari koenzim yang berikutnya, yaitu asam
lipoat, yang terikat pada enzim dihidrolipoil transasetilase. Dalam hal ini gugus disulfida dari
asam lipoat diubah menjadi bentuk reduksinya, gugus sulfhidril. Pada tahap reaksi ketiga,
gugus asetil dipindahkan dengan perantara enzim dari gugus lipoil pada asam dihidrolipoat,
kegugus tiol (sulfhidril pada koenzim-A). Kemudian asetil ko-A dibebaskan dari sistem
enzim kompleks piruvat dehidrogenase.
Pada tahap reaksi keempat gugus tiol pada gugus lipoil yang terikat pada dihidrolipoil
transasetilase dioksidasi kembali menjadi bentuk disulfidanya dengan enzim dihidrolipoil
dehidrogenase yang berikatan dengan FAD (flavin adenin dinukleotida).
Akhirnya (tahap reaksi kelima) FADH+ (bentuk reduksi dari FAD) yang tetap terikat
pada enzim, dioksidasi kembali oleh NAD+ (nikotinamid adenin dinukleotida) manjadi FAD,
sedangkan NAD+ berubah menjadi NADH (bentuk reduksi dari NAD+).

c) Siklus Kreb
Siklus krebs merupakan tahap kedua respirasi aerob. Nama siklus ini berasal dari nama
orang yang menemukan reaksi tahap kedua respirasi aerob ini, yaitu Hans Krebs. Siklus ini
disebut juga siklus asam sitrat. Siklus krebs diawali dengan adanya 2 molekul asam piruvat
yang dibentuk pada glikolisis yang meninggalkan sitoplasma masuk ke mitokondria.
Sehingga, siklus krebs terjadi di dalam mitokondria. Tahapan siklus krebs adalah sebagai
berikut:
1) Asam piruvat dari proses glikolisis, selanjutnya masuk ke siklus krebs setelah bereaksi
dengan NAD+ (Nikotinamida adenine dinukleotida) dan ko enzim A atau Ko-A,
membentuk asetil Ko-A. Dalam peristiwa ini, CO2 dan NADH dibebaskan. Perubahan
kandungan C dari 3C (asam piruvat) menjadi 2C (asetil ko-A).
2) Reaksi antara asetil Ko-A (2C) dengan asam oksalo asetat (4C) dan terbentuk asam
sitrat (6C). Dalam peristiwa ini, Ko-A dibebaskan kembali.
3) Asam sitrat (6C) dengan NAD+ membentuk asam alfa ketoglutarat (5C) dengan
membebaskan CO2.
4) Peristiwa berikut agak kompleks, yaitu pembentukan asam suksinat (4C) setelah
bereaksi dengan NAD+ dengan membebaskan NADH, CO2 dan menghasilkan ATP
setelah bereaksi dengan ADP dan asam fosfat anorganik.
5) Asam suksinat yang terbentuk, kemudian bereaksi dengan FAD (Flarine Adenine
Dinucleotida) dan membentuk asam malat (4C) dengan membebaskan FADH2.
6) Asam malat (4C) kemudian bereaksi dengan NAD+ dan membentuk asam oksaloasetat
(4C) dengan membebaskan NADH, karena asam oksalo asetat akan kembali dengan
asetil ko-A seperti langkah ke 2 di atas.
Dapat disimpulkan bahwa siklus krebs merupakan tahap kedua dalam respirasi aerob
yang mempunyai tiga fungsi, yaitu menghasilkan NADH,FADH2, ATP serta membentuk
kembali oksaloasetat. Oksaloasetat ini berfungsi untuk siklus krebs selanjutnya. Dalam siklus
krebs, dihasilkan 6 NADH, 2 FADH2,dan 2 ATP.
d) Rantai Respirasi/Transfer Elektron
Pada sistem transpor elektron, berlangsung pengepakan energi dari glukosa menjadi
ATPReaksi ini terjadi di dalam membrane dalam mitokondria. Hidrogen dari siklus Krebs
yang tergabung dalam FADH2 dan NADH diubah menjadi elektron dan proton. Sebagai
pembawa elektron adalah sejenis protein dan gugus yang dapat berkaitan dengan protein.
Golongan ini mencakup NAD, FAD, ubikuinon, dan protein sitokrom. Pada sistem transpor
elektron ini, oksigen adalah akseptor elektron terakhir. Setelah menerima elektron, O2 akan
bereaksi dengan H+ membentuk H2O.
Elektron-elektron berenergi tinggi hasil glikolisis dan siklus krebs akan masuk ke
system transport electron melalui bantuan NADH dan FADH2. Selain itu, molekul lain yang
juga berperan dalam transport electron adalah molekul oksigen, koenzim Q (Ubiquinone),
sitokrom b, sitokrom c, dan sitokrom a. Rantai transpor electron dimulai ketika NAD
dioksidasi dengan menambahkan dua electron dan dua ion H+ sehingga NAD direduksi
menjadi NADH2. Selanjutnya, NADH2 memindahkan dua electron dan dua ion H+ ke suatu
enzim flavin, yaitu flavin mononukleotida (FMN) atau flafin adenine nukleotida (FAD)
sehingga senyawa tersebut tereduksi menjadi FMN2 atau FADH2 Energi yang diperlukan
untuk mereduksi FAD lebih kecil jika dibandingkan dengan energi yang dibebaskan melalui
oksidasi NAD. Sehingga energi yang tersisa digunakan untuk mensintesis satu molekul ATP
dari ADP dan ion posfat (Pi). Selanjutnya FADH2 mereduksi inti besi pada suatu kompleks,
kemudian mereduksi besi pada sitokrom b. Sitokrom b mereduksi senyawa fenolik menjadi
kinon, yaitu unikuinon (Q). Unikuinon merupakan anggota rantai transpor electron yang
bukan protein. Selain melepaskan elektron, koenzim Q juga melepaskan dua ion H+. Elektron
dari Q kemudian mereduksi sitokrom c, dan membebaskan energi yang cukup untuk
menyatukan ADP dan ion posfat (Pi) menjadi ATP kedua.
Sitokrom c kemudian mereduksi sitokrom a, dan ini merupakan akhir dari rantai
transpor elektron. Sitokrom a3 merupakan anggota system angkutan transpor electron yang
dapat bereaksi dengan molekul oksigen. Selanjutnya pada tahap terakhir rantai transpor
electron ini, dua ion H+akan bergabung dengan O2 membentuk air (H2O). Oksidasi yang
terakhir ini mampu menghasilkan energi yang cukup besar untuk dapat melakukan sintesis
ATP ketiga. Jadi, secara keseluruhan ada tiga tempat pada transpor elektron yang dapat
menyatukan ADP dan Pi menjadi ATP. Rantai transpor electron tidak secara langsung
membuat ATP. Fungsi rantai transpor ialah untuk mempermudah jatuhya electron dari
makanan ke oksigen, memecah penurunan energy bebas yang besar Elektron menjadi
sederetan langkah yang lebih kecil yang melepaskan energy dalam jumlah yang bisa diatur.
Respirasi anaerob merupakan respirasi yang tidak menggunakan oksigen sebagai
penerima akhir pada saat pembentukan ATP. Respirasi anaerob juga menggunakan glukosa
sebagai substrat. Respirasi anaerob sering disebut juga fermentasi.

C. Permeabilitas Membran Sel

Permeabilitas membran merupakan ukuran kecepatan suatu spesi menembus


membran. Permeabilitas dipengaruhi oleh jumlah pori, ukuran pori, tekanan yang
dioperasikan dan ketebalan membran.
Membran plasma terdiri atas :

a) Lapisan lipida ganda, yang dikelilingi oleh protein globular. Protein globular ada yang
tertanam pada matriks membran dan ada yang terikat pada permukaan polar lipida,
b) Protein membran, berada dalam keadaan tersebar, bukan sebagai suatu lapisan yang
bersinambungan,
c) Protein yang terikat pada permukaan polar lipida disebut protein perifer atau protein
ekstrinsik. Sedangkan protein yang tertanam pada matriks atau menembus lapisan lipida
disebut protein integral atau protein intrinsik.
d) Protein perifer dan integral yang berkaitan dengan molekul gula disebut glikoprotein,
sedangkan molekul lipida yang berikatan dengan gula disebut glikolipida
Transpor melalui membran sel bisa dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu transpor pasif dan
transpor aktif.

Transport Aktif
Transport aktif merupakan pengangkutan lintas membran melawan arah gradient
konsentrasi dengan menggunakan ATP, melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+. Transport
aktif merupakan gerakan satu arah dan dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar
sel. Muatan listrik ini terutama ditentukan oleh ion-ion Natrium(Na+) , Kalium(K+) dan ion
Klor (Cl-).
Konsentrasi ion K+ yang tinggi diperlukan untuk sintesa protein, glikolisis dan proses
vital lainnya. Keberadaaan Na dan K penting untuk mengendalikan pengaturan osmosis,
mempertahankan kegiatan listrik dalam sel saraf dan memacu transport aktif bagi zat-zat lain
seperti glukosa dan asam amino.
a. Endositosis
Merupakan proses masuknya beberapa partikel padat atau tetes melalui membran sel.
Dapat terjadi pada organisme satu sel.
Terdapat tiga bentuk endositosis, yaitu :
a) Fagositosis
Proses aktif lain dimana sel memasukan substansi melintasi membran disebut
fagositosis atau disebut juga makan sel. Pada proses ini ukuran sitoplasma yang disebut
psedopodia mendekap (melingkari) partikel padat disebelah luar sel. Sekali partikel
dilingkari, membrane melekuk kedalam, membentuk kantung yang berisi partikel tersebut.
Kantung yang terbentuk ini disebut vakuola fagositik yng kemudian memisahkan diri dari
membran sel. Pada waktu bersamaan terjadi pencernaan partikel yang terdapat di dalam
vakuola fagositik. Partikel yang tidak tercerna dan zat ampas hasil metabolisme sel di
singkirkan dari dalam sel dengan fagositik terbalik.
b) Pinositosis
Pada pinositosis atau dikenal juga sebagai minum sel, substansi yang di dekap lebih
merupakan larutan dari pada partikel padat . disini tidak nampak ada uluran sitoplasma
sehingga caranya adalah dengan menarik larutan ke permukaan membran, dan membrane
melekuk kearah dalam dan melingkari larutan dan akhirnya terpisah dari membran.
Endositosis yang diperantarai reseptor merupakan proses endositosis yang
menggunakan reseptor khusus untuk partikel tertentu. Endositosis yang diperantarai reseptor,
hampir sama dengan pinositosis hanya saja, selektif terhadap substansi yang ditranspornya.
Endositosis yang diperantarai reseptor memungkinkan sel dapat memperoleh substansi
spesifik dalam jumlah yang melimpah, sekalipun substansi itu mungkin saja konsentrasinya
tidak tinggi dalam fluida seluler. Misalnya, sel manusia menggunakan proses ini untuk
menyerap kolesterol dan digunakan dalam sintesis membran dan sebagai prekursor untuk
sintesis steroid lainnya. Vesikula tidak saja mentranspor substansi antara sel dan
sekelilingnya, vesikula ini juga memberikan suatu mekanisme untuk membentuk kembali
membran plasma

b. Eksositosis
Merupakan proses keluarnya beberapa partikel padat atau tetes melalui membran sel.
Dapat terjadi bila didalam beberapa sel kelenjar, Sekresi pada enzim pencenaan didalam
sitoplasma, dan dikeluarkan lewat sel untuk melakukan fungsinya diluar sel.

Transport Pasif
Transpor pasif merupakan perpindahan zat yang tidak memerlukan energi. Perpindahan
zat ini terjadi karena perbedaan konsentrasi antara zat atau larutan. Transpor pasif melalui
peristiwa difusi, osmosis, dan difusi terbantu
a. Difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui
tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion), difusi melalui saluran yang
terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi
difasilitasi (fasiliated difusion) .
b. Osmosis
Pada hakekatnya osmosis adalah proses difusi. Para ahli kimia mengatakan bahwa
osmosis adalah difusi dari tiap-tiap pelarut melalui suatu selaput yang permeabel secara
diferensial. Membran sel yang meloloskan molekul tertentu tetapi menghalangi molekul lain
dikatakan permeabel secara diferensial. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa osmosis
adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara diferensial dari suatu tempat
berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah.
Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah
perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke
hipertonis)
c. Difusi Terbantu (Fasilitasi)
Merupakan proses berpindahnya molekul berupa glukosa, asam amino dan ion-ion
lainnya dengan menggunakan protein pembawa pada protein Integral di membran sel.
Mekanisme Pemasukan Zat ke Dalam Sel
Masuknya molekul kedalam sel, bukan merembes begitu saja, karena sel itu dibatasi
dengan cairan antar sel bertetangga atau dunia luar oleh membra. Membran sel berangka
dasar dua lapis fosfolipida. Diantara molekul lemak yang tersebar, ada juga protein yang
berfungsi sebagai reseptor, transporter atau carrier. Jika sari makanan tergolong lemak, atau
larut dalam lemak mudah berdifusi ke dalam sel tanpa perlu ada reseptor pada membran
tersebut.
Hormon golongan steroid juga larut dalam lemak, dan mudah berdifusi ke dalam sel.
Tetapi, bagi golongan lemak ini ada reseptor dalam sitoplasma yang akan mengangkut zat
kedalam inti, terutama yang berbentuk hormon seperti testosterone, estrogen.
Molekul lain yang dapat berdifusi bebas masuk sel adalah air (H2O), Oksigen (O2),
Karbon dioksida (CO2), asam nukleat dan vitamin. Sedangkan untuk glukosa dan ion-ion
seperti unsur Na, K, Ca dan Cl harus ada reseptor sendiri.
Banyaknya zat masuk kedalam sel dengan cara berdifusi, baik bebas maupun
bereseptor, tergantung dengan kadar zat itu di dalam dan diluar sel. Jika kadar di luar sel lebh
besar daripada di dalam, maka zat itu akan berdifusi. Sebaliknya jika kadarnya lebih tinggi
dalam sel, zat tidak bias dibawa masuk, bahkan arah perembesan adalah sebaliknya, dari
dalam ke luar. Ada pula masuknya zat ke dalam sel, disamping harus memiliki reseptor, juga
harus mengeluarkan energi tertentu. Zat yang dibawa masuk ke dalam sel akan dibawa masuk
ke dalam sel meski kadarnya di luar lebih rendah daripada di dalam sel.
D. Proses Alimentasi atau Pencernaan

Sistem pencernaan (digestion) adalah proses perubahan bahan makanan yang kompleks
menjadi senyawa-senyawa sederhana oleh enzim dalam tubuh. Dengan demikian pencernaan
merupakan proses penghancuran atau perubahan suatu zat makanan dari yang kompleks
menjadi sederhana akibat adanya gerakan atau di bantu oleh enzim, agar lebih mudah di serap
oleh tubuh.

Pada hewan tingkat tinggi makanan dicerna di dalam saluran yang sudah berkembang
dengan baik. Pencernaan makanan berlangsung di dalam organ gastrointestinal (secara
ekstraseluler). Pada hewan tingkat rendah tidak ada organ pencernaan dan pencernaannya
secara intraseluler terjadi di dalam vakuola makanan.

Sistem pencernaan secara umum memiliki beberapa fungsi pada tubuh antara lain yaitu
sebagai berikut :

a. Memasukkan makanan
b. Menyimpan makanan untuk sementara
c. Mencerna secara fisik
d. Mencerna secara kimiawi
e. Mengabsorbsi hasil pencernaan
f. Menyimpan sementara sisa makanan yang tak tercerna, kemudian mengeluarkannya

Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :
1. Proses pencernaan secara mekanik
Proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus.
Pada manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik dilakukan dengan
menggunakan gigi.
2. Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis)
Proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih
sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh
yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh. Proses pencernaan makanan
pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan manusia adalah
organ-organ tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang kita makan. Alat pencernaan
dapat dibedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan
menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar-kelenjar
pencernaan manusia terdiri dari kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan
pankreas. Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses berikut:
a) Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut
b) Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi. Makanan
kemudian bercampur dengan saliva sebelum ditelan (menelan)
c) Peristalsis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan
makanan tertelan melalui saluran pencernaan
d) Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil
sehingga absorpsi dapat berlangsung,
e) Absorpsi adalah penggerakan produk akhir penccernaan dari lumen saluran pencernaan
ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh tubuh,
f) Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri,
dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.

E. Pertukaran Gas atau Pernapasan

Pernapasan adalah pertukaran gas yang dibutuhkan untuk metabolisme dalam tubuh.
Hewan memiliki alat-alat pernapasan yang berbeda-beda. Mamalia, Reptilia, dan Amphibia
memiliki saluran pernapasan berupa paruparu. Cacing (Annelida) dan Amphibia memiliki
kulit yang berfungsi juga sebagai tempat pertukaran gas. Ikan mengambil oksigen yang
berada di lingkungannya (air) dengan menggunakan sistem insang. Sebagian besar
Arthropoda, terutama serangga, telah memiliki sistem saluran pernapasan. Meskipun
demikian, terdapat kelebihan dan kekurangan pada setiap mekanisme pernapasan yang
dimiliki oleh setiap makhluk.

Respirasi eksternal (bernapas) meliputi proses pengambilan O2 dan pengeluaran CO2


serta uap air. Pernapasan merupakan pertukaran gas antara organism dan lingkungannya.
Pernapasan internal (pernapasan selurel) terjadi didalam sel. Secara garis besar, pernapasan
merupakan pemecahan glukosa dengan bantuan enzim-enzim untuk menghasilkan energi.
Kelompok hewan darat yang termasuk Artropoda, misalnya serangga system pernapasan
berupa system pembuluh trakea. Trakea merupakan pembuluh udara yang bercabang-cabang
menjadi pembuluh-pembuluh udara yang halus ke seluruh bagian tubuh. System trakea tidak
mengandalkan para peredaran mentranspor oksigen dari pertukaran gas di permukaan tubuh
sel-sel tubuh, sehingga oksigen tidak diedarkan melalui darah. Pada sepanjang kedua sisi
tubuh serangga terdapat lubang-lubang kecil disebut stigma, yang merupakan muara
pembuluh-pembuluh trakea yang selalu terbuka. Jadi, udara keluar masuk melalui stigma
sebagai lubang pernapasan.

Serangga bernapas dengan menggunakan tabung udara yang disebut trakea. Udara
keluar masuk ke pembuluh trakea melalui lubang kecil setiap ruas-ruas tubuh yang disebut
stigma atau spirakel. Udara dari spirakel melewati trakea, menujuke trakeol dan trakeolus.
Trakeolus berukuran halus yaitu, 0,1 nano meter, ujungnyaa berbatasan dengan sel-sel tubuh,
sehingga langsung terjadi difusi gas.

Anda mungkin juga menyukai