Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN LAB ACTIVITY TMS

MIKROBIOLOGI

Tutor Lab : Arief Budi Yulianti, Dra., M.Si

Resource Person : Julia Hartati, dr.

DI SUSUN OLEH :

Tantsa Tamia Utami Putri

10100114170

KELAS B

KELOMPOK 11

TROPICAL MEDICINE SYSTEM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA

2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Lab Activity tropical medicine di bagian
Mikrobiologi.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan ini, tutor, pembimbing, dosen, dan rekan-rekan kelompok kami atas kerjasamanya
sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.

Kami sadar dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kami
dengan kerendahan hati meminta maaf. Kritik dan saran sangat kami harapkan. Semoga laporan ini dapat
menambah pengetahuan luhur demi cita-cita kami dan diterima baik untuk memenuhi kewajiban akademik
kami.

Bandung, Juni 2018

Penyusun
LATAR BELAKANG
Fungi dalam bahasa Latin juga berarti jamur. Jamur merupakan mikroorganisme
eukaryotik dengan tingkat biologisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri. Habitat
hidupnya terutama di alam seperti air dan tanah sebagai jamur saprofit. Kehidupan jamur
memerlukan suasana lingkungan dengan kelembapan yang tinggi. Meskipun demikian jamur dapat
menyesuaikan diri terhadap lingkungan, sehingga jamur dapat hidup di gurun pasir yang kering
dan panas.

Jamur tumbuh dalam dua bentuk dasar, sebagai yeast/ragi dan molds. Pertumbuhan dalam
bentuk mold adalah dengan produksi koloni filamentosa multiseluler. Koloni ini mengandung
tubulus silindris yang bercabang yang disebut hifa, diameternya bervariasi dari 2-10 µm. Massa
hifa yang jalin-menjalin dan berakumulasi selama pertumbuhan aktif adalah miselium. Beberapa
hifa terbagi menjadi sel-sel oleh dinding pemisah atau septa, yang secara khas terbentuk pada
interval yang teratur selama pertumbuhan hifa. Hifa yang menembus medium penyangga dan
mengabsorbsi bahan-bahan makanan adalah hifa vegetatif atau hifa substrat. Sebaliknya, hifa
aerial menyembul di atas permukaan miselium dan biasanya membawa struktur reproduktif dari
mold.

Ragi adalah sel tunggal, biasanya berbentuk bulat atau elips dan diameternya bervariasi
dari 3-15 µm. Kebanyakan ragi bereproduksi melalui pertunasan. Beberapa spesies menghasilkan
tunas yang mempunyai ciri khas gagal melepaskan diri dan menjadi memanjang; kesinambungan
dari proses pertunasan kemudian menghasilkan suatu sel ragi panjang yang disebut pseudohifa.

Semua jamur mempunyai dinding sel kaku yang penting untuk menentukan bentuknya.
Dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh lapisan karbohidrat, rantai-rantai panjang
polisakarida, juga glikoprotein dan lipid. Selama infeksi, dinding sel jamur mempunyai sifat-sifat
patobiologi yang penting. Komponen permukaan dinding memperantai penempelan jamur pada
sel inang. Beberapa ragi dan mold memberi melanin pada dinding sel, memberikan pigmen coklat
atau hitam. Jamur yang demikian adalah dematiaceous. Dalam beberapa penelitian, melanin
berhubungan dengan virulensi.
GERM TUBE TEST

Identifikasi Candida dilakukan dengan tes Germ tube. Tes ini menggunakan media cair
mengandung faktor protein (serum, plasma, putih telur) yang diinkubasi pada suhu 37oC.
Bahan
 Koloni Candida spp berumur 48 – 72 jam
 Media cair : serum / plasma
Alat
 Handgloves
 Masker
 Tabung berukuran kecil
 Jarum nalden / ose
 Pipet Pasteur
 Kaca objek dan cover glass
 Api Bunsen
 Inkubator
Prosedur
1. Gunakan hand gloves dan masker
2. Sediakan tabung yang sudah diisi dengan media serum atau plasma sebanyak 1-2 ml
3. Media dikeluarkan dari incubator dan siap digunakan
4. Koloni Candida diambil sedikit dengan ose yang sudah dipanaskan di api
bunsen tunggu ose sampai dingin
5. Ambil 1 koloni Candida dari petri
6. Masukan kedalam tabung alikuot dan lakukan homogenisasi.
7. Inkubasi pada suhu 37oC selama 45-60 menit
Pembacaan Hasil
1. Siapkan kaca objek dan cover glass bersih
2. Keluarkan media tesebut dari incubator
3. Larutan media diambil dengan pipet atau ose dan diletakkan di atas kaca objek
kemudian ditutup dengan cover glass
4. Sediaan diperiksa di bawah mikroskop
 Pembesaran 400x

 Pembesaran 1000x

Interpretasi
- Terdapat yeast cell dan budding
PEWARNAAN JAMUR DENGAN LACTOPHENOL COTTON BLUE

A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat melakukan prosedur kultur dengan metode slide untuk jamur
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis bakteri dengan menggunakan mikroskop
B. ALAT DAN BAHAN
1. Media yang telah ditumbuhi jamur
2. Objek glass
3. Cover glass
4. Bunsen
5. Korek api
6. Pinset
7. Hand glove
8. Masker
9. Pewarna lacto phenol cotton blue
C. PROSEDUR
1. Sediakan objek glass, panaskan terlebih dahulu di atas api (Bunsen) pada kedua sisi objek
glass
2. Lalu teteskan Lacto Phenol Cotton Blue di atas objek glass
3. Sediakan petri berisi 6 media berbentuk kotak yang telah ditumbuhi jamur
4. Panaskan pinset diatas api (bunsen)
5. Ambil secara perlahan cover glass yang menutupi media dan dekatkan media jamur dengan
api
6. Pindahkan cover glass tersebut ke objek glass yang berisi pewarna Lacto Phenol Cotton
Blue (pastikan cover untuk tidak ditekan ke object glass)
7. Amati dibawah mikroskop
8. Dokumentasikan hasil pengamatan pada pembesaran 100x dan 400x
D. HASIL PENGAMATAN MIKROSKOP

1. Aspergillus.Sp
Identifikasi :

- Memiliki hifa yang bersepta-septa


- Terdapat conidiophore yang membesar di bagian ujung
membentuk vesicle yang ditutupi philiade dan tidak
bercabang
- Terdapat konidia yang berasal dari philiade

2. Rhizopus.Sp

Identifikasi:

- Terdapat hifa yang disebut rhizoid dab membentuk


substrat serta berfungsi untuk menyerao makanan
- Memiliki sporangium
- Terdapat hifa yang tumbuh tegak yang disebut
sporangiofor dan memiliki sporangia globuler diujungnya

3. Penicillum.Sp

Identifikasi:

- Hifa yang bersepta


- Spora konidiospore menyerupai kipas
4. Pedra hitam

Identifikasi:

- single cell
KULTUR CANDIDA

Identifikasi Candida dapat dillakukan dengan kultur candida. Tes ini menggunakan media
Sabouraud dextrose agar (SDA) yang diinkubasi pada suhu ruangan selama 24-48 jam.

Bahan

 Koloni Candida spp berumur 48 – 72 jam


Alat

 Bunsen
 Korek api
 Hand gloves
 Masker
 Spidol permanent
 Loop ose
 Inkubator
 Sabouraud dextrose agar (SDA)

Prosedur

1. Nyalakan Bunsen dengan korek api


2. Bakar ose secara sampai membara
3. Sediakan media petri SDA (saburoud dextrose agar) dan beri label pada media agar
menggunakan spidol di bagian bawah
4. Sediakan koloni candida
5. Buka biakan tersebut didekat api dan jangan terlalu besar membukanya
6. Bakar leher tabung sebelum mengambil koloni Candida
7. Kemudian ambil biakan Candida menggunakan ose
8. Streak ke media secara bebas
9. Bakar kembali ose sampai membara
10. Inkubasi dengan suhu 35oC selama 24 jam
11. Lihat kembali hasil setelah 24 jam
Hasil
identifikasi :
- Smooth
- Creamy white colonies

Anda mungkin juga menyukai