Preseptor:
dr. Ami Rachmi, Sp.KFR
Disusun oleh
Nena Febrianty 12100118054
Rheza Risqiaditya 12100118067
Chrisan Bimo Prayuda12100118078
Bella Aldama Mukti 12100118086
Khania Amanda W 12100118089
Laksmi Amelia 12100118107
Tantsa Tamia 12100118170
4. Rheumatologis
3. Penyalahgunaan Zat
Riwayat merokok, penggunaan atau penyalahgunaan alkohol, dan
narkoba. Penyalahgunaan zat dapat menjadi penyebab langsung dan
tidak langsung kecacatan, dan sering merupakan faktor penyebab
cedera otak traumatis.
4. Riwayat Seksual
7. Rekreasi
Rekreasi : kemampuan untuk terlibat dalam hobi dan kegiatan rekreasi
penting bagi kebanyakan orang dan setiap kehilangan atau batasan
kemampuan untuk melakukan kegiatan-kegiatan ini bisa membuat
stres. Kegiatan rekreasi dapat melibatkan latihan fisik, seperti aktivitas
olahraga, atau bisa lebih santai, seperti bermain kartu.
8. Riwayat Psikososial : untuk mengatasi depresi dan anxietas.
Orientasi
Terdiri dari empat bagian: Orang, Tempat, Waktu, dan Situasi.
Memori
Komponen memori terdiri dari learning, retention, recall.
- “Recent Memory”
- “Remote Memory”
- “Visual Memory”
Komunikasi
–Aphasia : hilangnya kemampuan untuk memproduksi kata-kata.
–Dysarthria : defek pada artikulasi.
–Dysphonia : defisit produksi suara dan bisa sekunder akibat penyakit
pernapasan, kelelahan, atau kelumpuhan pita suara.
–Verbal apraxia : defisit pada motor planning.
Pemeriksaan Cranial Nerve
– CN I olfactory nerve
– CN II optic nerve
– CN III,IV dan VI oculomotor, trochlear dan
abdusen nerves
– CN V trigeminal nerve
– CN VII facial nerve
– CN VIII vestibulocochlear nerve
– CN IX an X glossopharyngeal nerve dan vagus
nerve
– CN XI accessory nerve
– CN XII hypoglossal nerve
Pemeriksaan Sensoris
Pemeriksa harus mengetahui dermatome normal dan distribusi saraf sensoris
perifer. Pemeriksaan sensoris sistem membutuhkan tes sensasi superfisial (sentuhan
ringan, nyeri dan suhu) dan sensasi dalam (melibatkan persepsi posisi dan vibrasi
dari struktur bagian dalam seperti otot, ligament dan tulang).
Scissoring Gait
Parkinsonian
Gait
Musculoskeletal Examination
Inspeksi
Pasien dengan skoliosis, abnormal kifosis, dan
lordosis; deformitas sendi, amputasi, bagian tubuh
yang hilang dan asimetris (leg-length discrepancy);
pembengkakan soft-tissue, massa, scar, dan defek;
fasikulasi otot, atrofi, hipertrofi, dan ruptur.
Palpasi
Lokasi yang mengalami abnormalitas (mis, daerah
nyeri atau deformitas) dilakukan palpasi
Assessment of Range of Motion
• Pemeriksaan ROM digunakan untuk
dokumentasi dari integritas sendi, menilai
efikasi treatment dan menentukan penyebab
kerusakan mekanik
• Keterbatasan bukan hanya dipengaruhi
ambulasi dan mobility. Tapi juga kegiatan
sehari hari
• Normal ROM bervariasi bergantung usia, jenis
kelamin, kondisi, obesitas, dan genetik.
• ROM harus dilakukan sebelum pemeriksaan kekuatan otot
• ROM menilai kekuatan sendi, kapsul dan ligamen, otot dan
tendon
• Jarak ROM diukur menggunakan universal goniometer
• Sendi yang mengalami gangguan selalu dibandingkan dengan
sendi yang sehat kontralateral, jika memungkinkan.
Cardinal Planes of Motion
Fungsi :
saraf sensoris, untuk penglihatan
dengan snelend card, dan periksa lapang
pandang.
Cara pemeriksaan :
Tes putaran bola mata, menggerakkan
konjungtiva, refleks pupil dan inspeksi kelopak
mata
• Cranial nerve V : Trigeminal nerve
cara pemeriksaan :
menggerakan rahang kesemua sisi, pasien
memejamkan mata, sentuh kapas pada dahi dan pipi,
menyentuh permukaan kornea dengan kapas
Daftar Pustaka
• Braddom RL. Physical Medicine and
Rehabilitation 4th edition. Philadelphia :
Saunders.2007
• Delisa. Physical Medicine & Rehabilitation 5th
edition. Philadelphia. 2010
Terima kasih