Oleh:
Zikri Putra Lan Lubis 130100052
Monica Nadya Sinambela 130100289
Pembimbing:
dr. Ismurizal, SH, Sp.F
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Untuk menentukan lokasi peluru, maka diperlukan beberapa
pemeriksaan, salah satunya adalah pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan
radiologi merupakan pemeriksaan yang cukup penting untuk memudahkan
dalam mengetahui letak peluru dalam tubuh korban serta partikel –partikel
peluru yang masih tertinggal. Radiologi kini memiliki peranan yang cukup
besar dalam bidang pathologi forensik maupun kedokteran forensik klinis
terutama untuk menilai luka tembak.3
Kekerasan dengan menggunakan senjata api meningkat dalam dekade
terakhir ini. Dalam konteks kesehatan masyarakat, diperkirakan terdapat lebih dari
500.000 luka per tahunnya yang merupakan luka akibat senjata api. Menurut
laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 2001, jumlah tersebut
mewakili seperempat dar total perkiraan 2,3 juta kematian akibat kekerasan. Dari
jumlah 500.000 tersebut, 42% nya merupakan kasus bunuh diri, 38% merupakan
kasus pembunuhan, 26% merupakan perang dan konflik persenjataan.7
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
b. senjata berlaras panjang5
Senjata ini berkekuatan tinggi dengan daya tembak sampai 3000 m, mempergunakan
peluru yang lebih panjang. Senjata laras panjang dibagi menjadi dua yaitu:
Senapan tabur: Senapan tabur dirancang untuk dapat memuntahkan butir-butir tabur
ganda lewat larasnya, sedangkan senapan dirancang untuk memuntahkan peluru
tunggal lewat larasnya, moncong senapan halus dan tidak terdapat rifling.
Senapan untuk menyerang: Senapan ini mengisi pelurunya sendiri, mampu
melakukan tembakan otomatis sepenuhnya, mempunyai kapasitas magasin yang
besar dan dilengkapi ruang ledak untuk peluru senapan dengan kekuatan sedang
(peluru dengan kekuatan sedang antara peluru senapan standard dan peluru pistol)
5
yaitu, arah putaran ke kiri (COLT) dan arah putaran ke kanan (Smith and
Wesson).1
a. Senjata api dengan alur ke kiri
- dikenal sebagai senjata tipe COLT
- kaliber senjata yang banyak dipakai: kaliber 0.36; 0.38; dan 0.45
- dapat diketahui dari anak peluru yang terdapat pada tubuh korban yaitu
adanya goresan dan alur yang memutar ke arah kiri bila dilihat dari basis
anak peluru.
b. Senjata api dengan alur ke kanan
- dikenal sebagai senjata api tipe SMITH & WESSON ( tipe SW )
- kaliber senjata yang banyak dipakai: kaliber 0.22;0.36;0.38;0.45; dan
0.46
- dapat diketahui dari anak peluru yang terdapat pada tubuh korban yaitu
adanya goresan dan alur yang memutar ke arah kanan bila dilihat dari
bagian basis anak peluru.
2. Amunisi
Secara garis besar shot gun dan senapan sama karena terbentuknya jumlah
besar gas yang panas bertekanan tinggi.3
6
a. Amunisi senjata dengan putaran rotasi peluru dibagi dalam dua kategori
yaitu centerfire atau rimfire tergantung lokasi primernya.
1) Pada peluru rimfire, komposisi primernya terletak pada bibir selongsong
peluru dengan mesiu yang berhubungan dengan yang primer.
a) Pada saat penembakan, pemantiknya menghancurkan bibir selongsong
peluru, meledakkan komposisi primernya, menyulut bubuknya.
b) Saat ini amunisi rimfire hanya terbagi dalam tiga kaliber 22 Short,
22Long Rifle dan 22 Magnum.
c) Amunisi rimfire bisa digunakan baik pada pistol maupun senapan.
2) Umumnya amunisi adalah pusat ledakannya (centerfire). Pada pusat
peledakan selongsong, kesulitan pokok terletak pada bagian tengah dasar
selongsong. Ketika ditembakkan, pemantiknya menghantam tengah-
tengah dasar primer yang memantik komposisi primer yang selanjutnya
memantik mesiunya.
b. Selonsong
Selonsong peluru adalah tempat mesiu dan anak peluru. Pada bagian
pangkalnya terletak penggalak dimana pembakaran dimuali. Pada senjata
api revolver selongsong tetap tinggal dalam revolving chamber, jadi tidak
akan di dapati di TKP penembakan. Tetapi senjata api tunggal lainnya akan
keluar dan megasin tercampak keluar. Oleh karena itu biasanya akan
didapati di TKP penembakan.2
c. Mesiu yang digunakan dalam selongsong peluru
akan menimbulkan tekanan dalam ruang tertutup dalam selonsong yang
akan mendorong anak peluru keluar. Mesiu (black powder) campuran
belerang (S) 10%, arang (C) 15% dan sendawa (KNO3) 75% kalau terbakar
mengeluarkan banyak asap. 1 garain= 65mg menghasilkan gas sebanyak
200-300mm3.
Mesiu yang mengeluarkan sedikit asap (smokelless powder) terdiri dari
campuran nitrogliserin dan nitroselullosa, 1 gram campuran ini
menghasilkan gas sebanyak 800-900 mm3.
7
Mesiu atau fulminating mercury adalah jenis mesiu yang mudah sekali
terbakar karena gesekan. Oleh karena itu di pakai sebagai pemicu dalam
pembakaran di bagian penggalak.
Diluar pemikiran orang awam, bentuk mesiu dalam peluru tidak dalam
bentuk serbuk, tetapi bentuk belah ketupat, persegi panjang, silinder kecil
pendek atau panjang dan butir kecil.2
d. Anak peluru (bullet) merupakan bagian dari peluru yang lepas dari
moncongnya ketika senjata ditembakkan. Oleh karena velositasnya yang
tinggi, pusat penembak anak peluru senjata harus terbungkus metal baik
secara penuh ataupun sebagian. Pada umumnya pembungkusnya terbuat dari
tembaga atau copper alloy tetapi bisa juga dari baja. Matanya terbuat dari
timah tetapi untuk peluru-peluru militer bisa dari leburan baja atau
gabungan keduanya. Amunisi yang sepenuhnya terbungkus metal,
pembungkusannya menyelubungi pucuk dan sisi-sisi pelurunya. Semua
amunisi militer, termasuk amunisi pistol, haruslah berbungkus metal secara
penuh. Pada amunisi semi jacket, ada mata timah dengan bungkus tembaga
menutupi sisi-sisinya dan biasanya dasar pelurunya dengan mata yang
menonjol pada ujungnya. Sebagai kebiasaan, peluru timah digunakan pada
revolver, peluru berbungkus metal penuh digunakan pada pistol otomatis.
Saat ini amunisi pistol umunya menggunakan peluru semi jacket, biasanya
dengan rancangan pucuk yang kosong, baik disengaja untuk dipasang pada
revolver maupun pistol otomatis.2
Konfigurasi pelurunyapun bervariasi :
a) Amunisi pistol biasanya:
moncong bulat
potongan semi-wad
hollow point atau
wad cutter (berbentuk silindris)
b) Amunisi senapan centerfire:
full metal jacket atau
semi-jacket
8
dengan ujung spitzer atau pucuk bulat
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa yang keluar dari mulut laras adalah:
1. Anak peluru
2. Sisa mesiu yang tidak terbakar
3. Api
4. Asap
5. Gas
9
Masing-masing komponen akan menimbulkan akibat pada sasaran
(masnusia).
Anak peluru akan menyebabkan terjadinya luka (luka masuk dan bisa luka
keluar) dengan saluran luka di dalam tubuh. Sisa mesiu yang tidak terbakar akan
menyebabkan terjadinya penyebaran tatto di sekitar luka masuk. Pada jarak
tembak sangat dekat dengan sasaran, api dapat menimbulkan luka bakar. Begitu
pula asap akan meniggalkan jelaga di sekitar luka masuk. Gas hanya
menimbulkan akibat bila mulut laras kontak menempel dengan jaringan tubuh.
Bila luka tembak tempel dekat dengan permukaan tulang dimana kulit dan otot
dekat tulang, maka gas akan memantul kembali keluar dan membuat luka
memantul menjadi meluas, sering pecah seperti bintang (stellate). Bila jaringan di
tempat luka masuk hanya jaringan lunak, efek yang ditimbulkan tekanan gas tidak
sehebatyang dekat tulang.2
10
Luka tembak masuk yang tidak khas berbentuk ireguler dan mungkin
memiliki sobekan pada tepi luka. Jenis luka masuk seperti ini biasanya terjadi
ketika peluru kehilangan putaran oleh karena menembak di dalam laras senjata.
Bahkan dalam perjalanannya dengan terpilin, peluru bergerak secara terhuyung
ketika menabrak kulit sehingga sering memberikan gambaran bentuk D pada luka.
Luka tembak masuk yang tidak khas dapat disebabkan oleh senjata yang tidak
berfungsi baik atau oleh karena amunisis yang rusak, tetapi lebih sering dihasilkan
dari peluru jenis Ricochets atau peluru yang mengenai benda lain terlebih dahulu,
seperti jendela yang bergerak otomatis, sebelum mengenai tubuh. Jenis lain dari
luka tembak masuk yang tidak khas terjadi ketika mulut senjata api mengalami
kontak langsung dengan kulit diatas permukaan tulang, seperti padan tulang
tengkorak atau sternum. Ketika senjata ditembakkan, maka hal ini akan
menghentikan gas secara langsung dari mulut senjata ke dalam luka di sekitar
peluru. Gas akan mengalami penetrasi ke dalam jaringan subkutan, dimana gas
tersebut meluas sehingga menyebabkan kulit disekitar luka tembak masuk
menjadi meregang dan robek. Luka robek atau laserasi menyebar dari bagian
tengah dengan memberikan defek berbentuk stellata atau penampak seperti
bintang.
Luka tembak masuk dapat dibedakan menjadi :2
a. Luka tembak tempel (contact wounds)
Luka tembak masuk tempel pada umumnya merupakan luka pada
kasus bunuh diri. Pada luka tembak tempel, moncong senjata saat
penembakan diletakkan berlawanan dengan permukaan tubuh. Luka
tembak masuk tempel pada kulit umumnya tidak bulat, tetapi dapat
berbentuk bintang apabila mengenai tulang dan sering ditemukan
cetakan/jejas ujung laras. Terjadinya luka berbentuk bintang
disebabkan karena ujung laras ditempelkan keras pada kulit,
sehingga seluruh gas masuk kedalam dan jalannya terhalang oleh
tulang sehingga membalik keluar melalui lubang anak peluru. Desakan
keluar ini menimbulkan cetakan laras dan robeknya kulit. Pada luka
tembak tempel, semua unsur –unsur yang keluar dari laras masuk ke
11
dalam luka. Dalam tubuh, masing-masingmasing anak peluru (pellet)
yang berasal dari shot gun akan saling berbenturan sehingga terjadi
dispersi atau penyebaran pellet keseluruh tubuh yang dikenal dengan
fenomena billiard ball richochet effect. Berdasarkan kontak terhadap
kulit, luka tembak tempel dapat dibedakan menjadi kontak keras (hard),
tidak erat (loose/soft), bersudut (angled), incomplete (variation angle)
b. Luka tembak sangat dekat (close wound)
Luka tembak masuk jarak sangat dekat (close wound) sering di
sebabkan pembunuhan. Dengan jarak sangat dekat (±15cm), maka akan
di dapati cincin memar, tanda-tanda luka bakar, jelaga dan tatu di sekitar
luka masuk.
Pada daerah sasaran tembak di dapati luka bakar karena semburan api
dan gas panas, kelim jelaga (arang), kelim tatu akibat mesiu yang tidak
terbakar dan luka tembus dengan cincin memar di pinggir luka masuk.2
c. Luka tembak dekat (near wound)
Luka denga jarak dibawah 70cm akan meninggalkan lubang luka,
cincin memar dan tatu di sekitar luka masuk. Biasanya karena
pembunuhan.
Pada luka tembak penting sekali memeriksa baju korban dan
dicocokkan apakah lubang di tubuh korban stetntang dengan lubang di
pakaian. Pakaian korban harus dikirim ke laboratorium kriminal POLRI,
untuk mendeteksi adanya partikel-partikel mesiu, yang tidak terbakar.
Dalam hal ini baik pad luka temak dekat, sangat dekat dan juga luka
tembak tempel, perlu diperhatikan kemungkinan tertinggalnya materi-
materi asap dan tatu di pakaian korban, karena pada tubuh korban hanya
di dapati luka dengan cincin memar yang memberikan gambaran luka
tembak jauh. Oleh karena itu bila korban luka tidak memakai pakaian,
jangan menentukan luka tembak sebelum memeriksa pakaiannya.2
d. Luka tembak jauh
Disini tidak ada kelim tatu, hanya ada luka tembus oleh peluru dan
cincin memar. Jarak penembakan sulit atau hampir tak mungkin
12
ditentukan secara pasti. Tembakan dengan jarak lebih dari 70 cm
dianggap sebagai tembakan jarak jauh, karena partikel mesiu tidak
mencapai sasaran lagi.2
13
Luka tembak keluar mungkin lebih kecil dari luka tembak masuk bila terjadi
pada luka tembak tempel/kontak, atau pada anak peluru yang telah kehabisan
tenaga pada saat keluar meninggalkan tubuh, bentuk luka tembak keluar tidak
khas dan sering tidak beraturan. Pada beberapa keadaan luka tembak keluar lebih
kecil dari luka tembak masuk, hal ini disebabkan:2
a. Kecepatan atau velocity peluru sewaktu akan menembus keluar
berkurang, sehingga kerusakannya (lubang luka tembak keluar) akan
lebih kecil, perlu diketahui bahwa kemampuan peluru untuk dapat
menimbulkan kerusakan berhubungan langsung dengan ukuran peluru
dan velocity.
b. Adanya benda menahan atau menekan kulit pada daerah dimana peluru
akan keluar yang berarti menghambat kecepatan peluru, luka
tembakkeluar akan lebih kecil bila dibandingkan dengan luka tembak
masuk.
Bentuk dan jumlah luka tembak keluar tidak dapat diprediksi. Luka tembak
keluar sebagian (parsial exit wound), hal ini dimungkinkan oleh karena tenaga
peluru tersebut hampir habis atau ada penghalang yang menekan pada tempat
dimana peluru akan keluar, dengan demikian luka dapat hanya berbentuk celah
dan tidak jarang peluru tampak menonjol sedikit pada celah tersebut. Jumlah luka
tembak keluar bisa lebih banyak dari pada luka tembak masuk, hal ini
dimungkinkan karena:
a. Peluru pecah dan masing-masing pecahan membuat sendiri luka tembak
keluar
b. Peluru menyebabkan ada tulang yang patah dan tulang tersebut terdorong
keluar pada tempat yang berbeda dengan tempat keluarnya peluru.
c. Dua pelurunya masuk kedalam tubuh melalui satu luka tembak masuk
(“tandem bullet injury”) dan di dalam tubuh ke dua peluru tersebut
berpisah dan keluar melalu tempat yang berbeda.
Peluru jarang dapat dihentikan oleh tulang, terutama tulang-tulang yang
tipis seperti scapula dan ileum atau bagian tipis dari tengkorak. Anak peluru yang
14
mengenai lokasi yang tidak biasa dapat menyebabkan luka dan kematian tetapi
luka tembak masuk akan sangat sulit untuk ditemukan. Contohnya telinga, cuping
hidung, mulut, ketiak, vagina, dan rektum.4
15
luka
16
c. Oleh karena penetrasi butir mesiu tadi cukup dalam, maka bintik-bintik
hitam tersebut tidak dapat dihapus dengan kain dari luar
d. Jangkauan butir-butir mesiu untuk senjata genggam berkisar sekitar 60
cm
e. Black powder adalah butir mesiu yang komposisinya terdiri dari nitrit,
tiosianat, tiosulfat, kalium karbonat, kalium sulfat, kalium sulfida,
sedangkan smoke less powder terdiri dari nitrit dan selulosa nitrat yang
dicampur dengan karbon dan gravid
3. Akibat asap (smoke effect): jelaga
a. Oleh karena setiap proses pembakaran itu tidak sempurna, maka
terbentuk asap atau jelaga
b. Jelaga yang berasal dari black powder komposisinya CO2 (50%) nitrogen
35%, CO 10%, hydrogen sulfide 3%, hydrogen 2 % serta sedikit oksigen
dan methane
c. Smoke less powder akan menghasilkan asap yang jauh lebih sedikit
d. Jangkauan jelaga untuk senjata genggam berkisar sekitar 30 cm
e. Oleh karena jelaga itu ringan, jelaga hanya menempel pada permukaan
kulit, sehingga bila dihapus akan menghilang.
4. Akibat api (flame effect): luka bakar
a. Terbakarnya butir-butir mesiu akan menghasilkan api serta gas panas
yang akan mengakibatkan kulit akan tampak hangus terbakar (scorching,
charring)
b. Jika tembakan terjadi pada daerah yang berambut, maka rambut akan
terbakar
c. Jarak tempuh api serta gas panas untuk senjata genggam sekitar 15 cm,
sedangkan untuk senjata yang kalibernya lebih kecil, jaraknya sekitar 7,5
cm
5. Akibat partikel logam (metal effect): fouling
a. Oleh karena diameter peluru lebih besar dari diameter laras, maka
sewaktu peluru bergulir pada laras yang beralur akan terjadi pelepasan
partikel logam sebagai akibat pergesekan tersebut
17
b. Partikel atau fragmen logam tersebut akan menimbulkan luka lecet atau
luka terbuka dangkal yang kecil-kecil pada tubuh korban
c. Partikel tersebut dapat masuk ke dalam kulit atau tertahan pada pakaian
korban.
6. Akibat moncong senjata (muzzle effect): jejas laras
a. Jejas laras dapat terjadi pada luka tembak tempel, baik luka tembak
tempel yang erat (hard contact) maupun yang hanya sebagian menempel
(soft contact)
b. Jejas laras dapat terjadi bila moncong senjata ditempelkan pada bagian
tubuh, dimana di bawahnya ada bagian yang keras (tulang)
18
d. lipatan kulit, utuh atau tidak
e. tekanan ujung senjata
3. Residu tembakan yang terlihat
a. grains powder
b. deposit bubuk hitam, termasuk korona
c. tattoo
d. metal stippling
3. Perubahan
a. oleh tenaga medis
b. oleh bagian pemakaman
4. Track
a. penetrasi organ
b. arah
- depan ke belakang (belakang ke depan)
- kanan ke kiri(kiri ke kanan)
- atas ke bawah
c. kerusakan sekunder
- perdarahan
- daerah sekitar luka
d. kerusakan organ individu
5. Penyembuhan luka tembakan
a. titik penyembuhan
b. tipe misil
c. tanda identifikasi
d. susunan
6. Luka keluar
a. lokasi
b. karakteristik
7. Penyembuhan fragmen luka tembak
8. Pengambilan jaringan untuk menguji residu
19
Pada korban mati, tidak ada tuntutan dalam mengatasi gawat darurat.
Meskipun demikian, tubuhnya dapat saja sudah mengalami perubahan akibat
penanganan gawat darurat dari pihak lain. Sebagai tambahan, tubuh bisa berubah
akibat perlakuan orang-orang yang mempersiapkan tubuhnya untuk dikirimkan
kepada pihak yang bertanggung jawab untuk menerimanya. Di lain pihak, tubuh
mungkin sudah dibersihkan, bahkan sudah disiapkan untuk penguburan, luka
sudah ditutup dengan lilin atau material lain. Penting untuk mengetahui siapa dan
apa yang telah dikerjakannya terhadap tubuh korban, untuk mengetahui gambaran
luka :5
a. Jarak Tembakan
Efek gas, bubuk mesiu, dan anak peluru terhadap target dapat digunakan
dalam keilmuan forensik untuk memperkirakan jarak target dari tembakan
dilepaskan. Perkiraan tersebut memiliki kepentingan sebagai berikut :
- untuk membuktikan atau menyangkal tuntutan
- untuk menyatakan atau menyingkirkan kemungkinan bunuh diri
- membantu menilai ciri alami luka akibat kecelakaan. Meski kisaran jarak
tembak tidak dapat dinilai dengan ketajaman absolut, luka tembak dapat
diklasifikasikan sebagai luka tembak jarak dekat, sedang, dan jauh.
b. Arah Tembakan
Luka tembak yang tepat akan membentuk lubang yang sirkuler serta
perubahan warna pada kulit, jika sudut penembakan olique akan mengakibatkan
luka tembak berbentuk ellips, panjang luka dihubungkan dengan pengurangan
sudut tembak. Senapan akan memproduksi lebih sedikit kotoran, kecuali jika jarak
dekat. Petunjuk ini berguna untuk pembanding dengan shotgun. Luka tembak
yang disebabkan shotgun dengan sudut olique akan membentuk luka seperti anak
tangga. Jaringan juga berperan serta dalam perubahan gambaran luka karena
adanya kontraksi otot. Petunjuk lain yang penting untuk menginterpretasikan,
yaitu :
1) Jika peluru mengenai lapisan keras tulang atau organ, dimana akan
dialihkan arah keluarnya dan lintasan peluru yang terbentuk.
2) Posisi tubuh korban secepatnya dinilai.
20
Telah dikatakan bahwa, pada saat penembakan ada pada sudut yang benar
dari permukaan tubuh, bentuk dari luka akan simetrris dan lingkaran. Tembakan
senjata api dengan “Sallow Cone” akan melewati setiap bagian tubuh tapi pada
bagian permukaan tangensial tubuh. Posisi yang paling sering ditemukan
kemungkinan pada samping dada, dibawah axilla.Jika lengan dinaikkan tidak akan
ikut terkena, sebaliknya akan terlihat luka pada dinding dada, dan bagian sisi
dalam lengan atas. Daerah lainnya adalah bagian samping wajah, dimana jika
terkena tembakan, bagian wajah tersebut akan terkoyak dan kemungkinan telinga
akan ikut terkoyak.
Pada dada meskipun penetrasi tembakan minimal kerusakan berat pada
pleura dan paru dapat terjadi, dan kematian dapat terjadi karena Hematothorak
dengan atau tanpa luka laserasi atau memar pada paru. Ketika bagian kepala
terkena, menghancurkan tulang tengkorak atau wajah dan dapat terjadi kerusakan
intracranial, meskipun peluru logam tidak menembus kranium. Enapan juga dapat
menyebabkan luka tangensial.
Beberapa penampilan luka yang berbeda disebabkan oleh shotguns dan
rifled firearms. Perbedaan luka tersebut juga disebabkan karena adanya perbedaan
peluru saat ditembakkan. Perbedaan ini bervariasi dalam hal ukuran dengan
diameter rata-rata 22 kaliber. Bentuk dan karakteristik luka juga sangat tergantung
dari jarak tembak. Pada jarak tembak yang dekat, tembakan berupa satu bentuk
peluru silinder yang besar. Pada jarak tembak sedang, bentuk lukanya tidak
beraturan dan punya penampakan moth eaten. Dengan adanya penambahan
diameter, pecahan dari tembakan menjadi lebih besar dan terlihat defek tembakan
berupa satelit yang awalnya menutupi defek utama tetapi kemudian menyebar.
Pada tembakan jarak jauh, tidak terlihat defek yang besar dan tembakan membuat
luka kecil tunggal. Deposit tembakan dan klim tato terjadi akibat luka tembak
pada jarak dekat dan sedang.
Ada tiga jenis tembakan yakni Birdshot, buckshot, dan rifled slugs. Birdshot
digunakan untuk membunuh ungsa dan hewan yang sangat kecil. Tembakannya
sangat kecil dengan diameter 0.05 sampai 0.150 inci. Buckshot lebih besar dari
21
Birdshot, dengan diameter 0,24 sampai 0,33 inci. Tipe foster dari Rifled slugs
digunakan di AS. Luka akibat Rifled slugs berupa defek soliter .
Karakteristik dari luka tembak tidak dapat dilihat kecuali pada Birdshot
yang kontak dengan lukanya dekat, buckshot yang lebih besar, dan rifled slugs.
Karakteristik luka lain dari luka tembak adalah wad mark. Wad mark dapat
ditemukan pada luka tembak dengan perbedaan berdasarkan jarak tembak.
Beberapa wad dibuat dari gabus atau partikel yang menyerupai gabus, yang
akan terbentuk pada tembakan dekat. Fragmen wad yang kecil akan menghantam
kulit dan menyebabkan luka yang kecil dan tidak beraturan.
22
- Alat pembuang peluru
- Goresan-goresan akibat grendel penutup peluru
Oleh karena itu jaringan mengambil anak peluru maupun selongsong
dengan menggunakan alat-alat, seperti tong, obeng, pinset, scapel dan lain-lain,
karena alat-alat tersebut akan menimbulkan goresan-goresan yang dapat
mengacaukan pemeriksaaan. Pada korban hidup, anak peluru dalam tubuh tidak
selalu dikeluarkan, tergantung dari lokasi anak peluru dan resiko operasi untuk
mengeluarkannya.2
23
Untuk alasan klaritas dan konsistensi, ahli forensik selalu menggambarkan
arah tembakan sebagaimana tubuh korban dalam posisi anatomis standar saat ia
ditembak. Tubuh korban berdiri penuh dengan tangan ekstensi pada sisi tubuhnya
dengan bagian palmar ke depan. Sebagai contoh luka tembak yang menembus
dada kiri dan keluar pada punggung kanan bawah, arah tembakan digambarkan
dari depan ke belakang, kiri ke kanan dan atas dan ke bawah. Biasanya ahli
forensik hanya bisa membuat opini dimana posisi tubuh korban bisa atau tidak
konsisten dengan arah tembakan, dan hanya bisa disesuaikan dengan saksi mata.5
24
Pada beberapa kasus dilaporkan ada juga yang melakukan dengan senjata
api laras panjangdengan memakai perangkat tali yang diatur sedemikian rupa,
sehigga dapat di tarik picu dari jauh. Dalam hal ini pemeriksaan di TKP sangat
menentukan.
Adanya senjata yang tergenggam erat di tangan (cadaveric spasme)
merupakan petunjuk bunuh diri. Keadaan ini tidak bisa terjadi bila pembunuh
menggenggamkan senjata ke tangan koreban untuk menyesatkan penyidikan.
Pembunuhan dengan senjata api sering terjadi, luka tembak masuk bisa di
mana-mana apalagi di belakang tubuh, demikian pula arah luka tembak, luka
tembah bisa satu atau lebih.2
25
f. Cari anak peluru dan hati-hati tanpa membuat goresan. Bila tertanam di
tulang, tulangnya di potong (jangan coba-coba menariknya dari tulang) dan
di kirim ke laboratorium.
g. Luka tembak masuk sebaiknya di eksisi dan disimpan dalam formalin 10%
dan dikirim ke laboratorium patologi anatomi untuk pemeriksan
mikroskopis. Pada jaringan luka masuk bisa ditemui sisa-sisa mesiu berupa
pigmen-pigmen hitam atau serat-serat pakaian.2
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Luka tembak adalah luka yang disebabkan oleh penetrasi anak peluru
kedalam tubuh yang diproyeksikan lewat senjata api atau persentuhan peluru
dengan tubuh. Senjata api ini dikelompokan menjadi senjata api laras pendak dan
senjata api laras panjang, sedangkan berdasarkan alur pada laras, senjata api
dikelompokan menjadi senjata api baralur dan senjata api tanpa alur.
Pada luka tembak terjadi robekan dan kerusakan jaringan yang diakibatkan
daya dorong peluru dalam menembus jaringan. Luka tembak dikelompokan
menjadi luka tembak masuk dan luka tembak keluar, namun pada klasifikasi ini
yang tidak kalah penting adalah jarak tembakan yaitu luka tembus masuk tempel,
luka tembus masuk jarak dekat maupun luka tembus masuk jarak jauh. Penentuan
jarak ini juga dapat menentukan efek dari tembakan. Efek dari tembakan ini
diakibatkan oleh komponen peluru yang mengenai tubuh yaitu anak peluru,
mesiu, asap jelaga, api dan partikel logam. Pendeskripsian luka tembak dilakukan
demi kepentingan medikolegal. Deskripsi luka ini mencakup lokasi luka, ukuran
dan bentuk luka, lingkaran abrasi, lipatan kulit yang utuh dan robek, bubuk hitam
sisa tembakan (jika ada), dan bagian tubuh yang ditembus. Selain dekripsi luka,
kita juga harus menentukan jarak tembakan dan arah tembakan. Penentuan jarak
tembakan ini dapat dilihat dari adanya jejas laras, kelim api, kelim jelaga, atau
kelim tato. Pemeriksaan khusus pada luka tembak masuk seperti pemeriksaa
mikroskopik, dan sinar x mungkin diperlukan.
3.2 Saran
Sebaiknya seorang dokter atau calon dokter mampu mendeskripsikan luka
tembak sehingga mampu membuat Visum et Repertum yang baik dan benar.
27
DAFTAR PUSTAKA
28