0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan14 halaman
Jul
12
Jurnal Reading (Ilmu Penyakit Mulut) Modalitas Pengobatan dari Oral Lichen Planus
Abstrak
Oral lichen planus (OLP) disebabkan pengaruh imunologi, kronis, inflamasi, merupakan penyakit mukokutan yang disebabkan etiologi yang tidak diketahui. Hal ini merupakan penyakit umum terjadi yang mempengaruhi lapisan sel epitel squamosa. Hal ini menjadi penting karena OLP berpotensi menjadi ganas dan sumber dari morbiditas. Penanganan oral lichen planus harus dilihat dari tingkat tranformasi dan juga gejala pada pasien. Perawatan dan penanganan seperti ini menjadi tantangan bahkan pada klinikal yang sudah berpengalaman sekalipun. Pada saat ini tidak ada perawatan untuk OLP. Perawatan bertujuan terutama untuk mengurangi panjang dan keparahan dari wabah gejala. Analisis tinjauan variasi pilihan pada literatur dan diskusi penanganan praktisi dari perspektif di India.
Kata kunci : Lichen planus, mulut; penanganan.
Pendahuluan
Lichen planus (LP) adalah gangguan dermatologis yang melibatkan berbagai permukaan mukosa baik secara bediri sendiri, yang disertai dengan keterlibatan kulit (kutaneus), atau mengikuti penyakit lain. Kondisi ini lebih sering mempengaruhi mukosa oral daripada bagian mukosa lainnya. LP adalah salah satu kondisi mukosa yang kemungkinan lebih umum dihadapi seorang dokter dalam praktek klinisnya. Penyakit ini pertama kali dijelaskan oleh Wilson pada tahun 18691. Secara global, OLP mempengaruhi sekitar 1-2% dari populasi dan prevalensi di India yang berkisar 0,1-1,5%. OLP dapat berkembang pada permukaan mukosa apapun termasuk laring dan esofagus tetapi lesi memiliki kecenderungan untuk berkembang pada mukosa bukal posterior. Etiologi spesifik dari oral lichen planus tidak diketahui. Hal ini diyakini sebagai hasil dari respon imun yang dimediasi sel abnormal dengan infiltrasi populasi sel yang terdiri dari limfosit T4 dan T8 dalam sel epitel basal. Mereka dianggap asing karena perubahan antigenisitas dari permukaan sel tersebut.
Tidak diketahui apakah lichen planus merupakan proses penyakit tunggal atau beberapa kesatuan yang terkait erat dengan persentasi klinis yang serupa. OLP dapat memiliki banyak presentasi klinis, mulai dari, dengan beberapa lesi yang tidak memerlukan pengobatan dan membutuhkan manajemen lainnya selama beberapa dekade. Andreason pada tahun 1968 membagi OLP menjadi 6 bentuk klinis: retikuler, papular, plaque like, atropi, erosif dan bullous 2. Bentuk erosif dan atrofi menyebabkan ketidaknyamanan dan gejala nyeri. OLP juga penting khususnya karena potensial keganasannya 3. Sifat precancer dari oral lichen planus masih belum dapat dipastikan, namun pasien harus dievaluasi dan diamati dengan hati-hati . Saat ini, kondisi ini dikategorikan sebagai "kemungkinan kondisi precancer". Setelah mempelajari status oral lichen planus selama beberapa tahun, ditemukan bahwa terjadinya karsinoma sel skuamosa di kebanyakan kelompok berkisar 0,4-2,0% per lima tahun periode pengamatan 4. Hal ini ditandai dengan rasa sakit dan remisi, maka penanganannya harus bertujuan untuk mengurangi gejala sakit, mengurangi lesi mukosa oral, pengurangan resiko kanker oral, dan pemeliharaan kebersihan mulut yang baik. Pada pasien dengan rasa sakit yang berulang, tujuan lain dari pengobatan adalah untuk memperpanjang interval bebas gejala dari mereka.
Tidak ada modalitas pengobatan yang telah terbukti mengobati untuk OLP; pada agen-agen alternatif yang digunakan dalam penanganan OLP menunjukkan ketidakmampuan salah satu agen untuk memberikan bantuan kepada pasien. Artikel ini mengulas modalitas pengobatan yang berbeda termasuk terapi obat, operasi, psoralen dengan sinar ultraviolet A (PUVA), laser dan alternatif alami yang digunakan sebagai pengontrol dari OLP.
Tinjauan Literatur Dari Modalitas Pengobatan
Kortikosteroid
Kortikosteroid sampai saat ini tetap menjadi pilihan pertama dalam pengobatan untuk OLP karena aktivitasnya dalam meredam aktivitas imun yang memediasi sel dengan memodulasi fun
Jul
12
Jurnal Reading (Ilmu Penyakit Mulut) Modalitas Pengobatan dari Oral Lichen Planus
Abstrak
Oral lichen planus (OLP) disebabkan pengaruh imunologi, kronis, inflamasi, merupakan penyakit mukokutan yang disebabkan etiologi yang tidak diketahui. Hal ini merupakan penyakit umum terjadi yang mempengaruhi lapisan sel epitel squamosa. Hal ini menjadi penting karena OLP berpotensi menjadi ganas dan sumber dari morbiditas. Penanganan oral lichen planus harus dilihat dari tingkat tranformasi dan juga gejala pada pasien. Perawatan dan penanganan seperti ini menjadi tantangan bahkan pada klinikal yang sudah berpengalaman sekalipun. Pada saat ini tidak ada perawatan untuk OLP. Perawatan bertujuan terutama untuk mengurangi panjang dan keparahan dari wabah gejala. Analisis tinjauan variasi pilihan pada literatur dan diskusi penanganan praktisi dari perspektif di India.
Kata kunci : Lichen planus, mulut; penanganan.
Pendahuluan
Lichen planus (LP) adalah gangguan dermatologis yang melibatkan berbagai permukaan mukosa baik secara bediri sendiri, yang disertai dengan keterlibatan kulit (kutaneus), atau mengikuti penyakit lain. Kondisi ini lebih sering mempengaruhi mukosa oral daripada bagian mukosa lainnya. LP adalah salah satu kondisi mukosa yang kemungkinan lebih umum dihadapi seorang dokter dalam praktek klinisnya. Penyakit ini pertama kali dijelaskan oleh Wilson pada tahun 18691. Secara global, OLP mempengaruhi sekitar 1-2% dari populasi dan prevalensi di India yang berkisar 0,1-1,5%. OLP dapat berkembang pada permukaan mukosa apapun termasuk laring dan esofagus tetapi lesi memiliki kecenderungan untuk berkembang pada mukosa bukal posterior. Etiologi spesifik dari oral lichen planus tidak diketahui. Hal ini diyakini sebagai hasil dari respon imun yang dimediasi sel abnormal dengan infiltrasi populasi sel yang terdiri dari limfosit T4 dan T8 dalam sel epitel basal. Mereka dianggap asing karena perubahan antigenisitas dari permukaan sel tersebut.
Tidak diketahui apakah lichen planus merupakan proses penyakit tunggal atau beberapa kesatuan yang terkait erat dengan persentasi klinis yang serupa. OLP dapat memiliki banyak presentasi klinis, mulai dari, dengan beberapa lesi yang tidak memerlukan pengobatan dan membutuhkan manajemen lainnya selama beberapa dekade. Andreason pada tahun 1968 membagi OLP menjadi 6 bentuk klinis: retikuler, papular, plaque like, atropi, erosif dan bullous 2. Bentuk erosif dan atrofi menyebabkan ketidaknyamanan dan gejala nyeri. OLP juga penting khususnya karena potensial keganasannya 3. Sifat precancer dari oral lichen planus masih belum dapat dipastikan, namun pasien harus dievaluasi dan diamati dengan hati-hati . Saat ini, kondisi ini dikategorikan sebagai "kemungkinan kondisi precancer". Setelah mempelajari status oral lichen planus selama beberapa tahun, ditemukan bahwa terjadinya karsinoma sel skuamosa di kebanyakan kelompok berkisar 0,4-2,0% per lima tahun periode pengamatan 4. Hal ini ditandai dengan rasa sakit dan remisi, maka penanganannya harus bertujuan untuk mengurangi gejala sakit, mengurangi lesi mukosa oral, pengurangan resiko kanker oral, dan pemeliharaan kebersihan mulut yang baik. Pada pasien dengan rasa sakit yang berulang, tujuan lain dari pengobatan adalah untuk memperpanjang interval bebas gejala dari mereka.
Tidak ada modalitas pengobatan yang telah terbukti mengobati untuk OLP; pada agen-agen alternatif yang digunakan dalam penanganan OLP menunjukkan ketidakmampuan salah satu agen untuk memberikan bantuan kepada pasien. Artikel ini mengulas modalitas pengobatan yang berbeda termasuk terapi obat, operasi, psoralen dengan sinar ultraviolet A (PUVA), laser dan alternatif alami yang digunakan sebagai pengontrol dari OLP.
Tinjauan Literatur Dari Modalitas Pengobatan
Kortikosteroid
Kortikosteroid sampai saat ini tetap menjadi pilihan pertama dalam pengobatan untuk OLP karena aktivitasnya dalam meredam aktivitas imun yang memediasi sel dengan memodulasi fun
Jul
12
Jurnal Reading (Ilmu Penyakit Mulut) Modalitas Pengobatan dari Oral Lichen Planus
Abstrak
Oral lichen planus (OLP) disebabkan pengaruh imunologi, kronis, inflamasi, merupakan penyakit mukokutan yang disebabkan etiologi yang tidak diketahui. Hal ini merupakan penyakit umum terjadi yang mempengaruhi lapisan sel epitel squamosa. Hal ini menjadi penting karena OLP berpotensi menjadi ganas dan sumber dari morbiditas. Penanganan oral lichen planus harus dilihat dari tingkat tranformasi dan juga gejala pada pasien. Perawatan dan penanganan seperti ini menjadi tantangan bahkan pada klinikal yang sudah berpengalaman sekalipun. Pada saat ini tidak ada perawatan untuk OLP. Perawatan bertujuan terutama untuk mengurangi panjang dan keparahan dari wabah gejala. Analisis tinjauan variasi pilihan pada literatur dan diskusi penanganan praktisi dari perspektif di India.
Kata kunci : Lichen planus, mulut; penanganan.
Pendahuluan
Lichen planus (LP) adalah gangguan dermatologis yang melibatkan berbagai permukaan mukosa baik secara bediri sendiri, yang disertai dengan keterlibatan kulit (kutaneus), atau mengikuti penyakit lain. Kondisi ini lebih sering mempengaruhi mukosa oral daripada bagian mukosa lainnya. LP adalah salah satu kondisi mukosa yang kemungkinan lebih umum dihadapi seorang dokter dalam praktek klinisnya. Penyakit ini pertama kali dijelaskan oleh Wilson pada tahun 18691. Secara global, OLP mempengaruhi sekitar 1-2% dari populasi dan prevalensi di India yang berkisar 0,1-1,5%. OLP dapat berkembang pada permukaan mukosa apapun termasuk laring dan esofagus tetapi lesi memiliki kecenderungan untuk berkembang pada mukosa bukal posterior. Etiologi spesifik dari oral lichen planus tidak diketahui. Hal ini diyakini sebagai hasil dari respon imun yang dimediasi sel abnormal dengan infiltrasi populasi sel yang terdiri dari limfosit T4 dan T8 dalam sel epitel basal. Mereka dianggap asing karena perubahan antigenisitas dari permukaan sel tersebut.
Tidak diketahui apakah lichen planus merupakan proses penyakit tunggal atau beberapa kesatuan yang terkait erat dengan persentasi klinis yang serupa. OLP dapat memiliki banyak presentasi klinis, mulai dari, dengan beberapa lesi yang tidak memerlukan pengobatan dan membutuhkan manajemen lainnya selama beberapa dekade. Andreason pada tahun 1968 membagi OLP menjadi 6 bentuk klinis: retikuler, papular, plaque like, atropi, erosif dan bullous 2. Bentuk erosif dan atrofi menyebabkan ketidaknyamanan dan gejala nyeri. OLP juga penting khususnya karena potensial keganasannya 3. Sifat precancer dari oral lichen planus masih belum dapat dipastikan, namun pasien harus dievaluasi dan diamati dengan hati-hati . Saat ini, kondisi ini dikategorikan sebagai "kemungkinan kondisi precancer". Setelah mempelajari status oral lichen planus selama beberapa tahun, ditemukan bahwa terjadinya karsinoma sel skuamosa di kebanyakan kelompok berkisar 0,4-2,0% per lima tahun periode pengamatan 4. Hal ini ditandai dengan rasa sakit dan remisi, maka penanganannya harus bertujuan untuk mengurangi gejala sakit, mengurangi lesi mukosa oral, pengurangan resiko kanker oral, dan pemeliharaan kebersihan mulut yang baik. Pada pasien dengan rasa sakit yang berulang, tujuan lain dari pengobatan adalah untuk memperpanjang interval bebas gejala dari mereka.
Tidak ada modalitas pengobatan yang telah terbukti mengobati untuk OLP; pada agen-agen alternatif yang digunakan dalam penanganan OLP menunjukkan ketidakmampuan salah satu agen untuk memberikan bantuan kepada pasien. Artikel ini mengulas modalitas pengobatan yang berbeda termasuk terapi obat, operasi, psoralen dengan sinar ultraviolet A (PUVA), laser dan alternatif alami yang digunakan sebagai pengontrol dari OLP.
Tinjauan Literatur Dari Modalitas Pengobatan
Kortikosteroid
Kortikosteroid sampai saat ini tetap menjadi pilihan pertama dalam pengobatan untuk OLP karena aktivitasnya dalam meredam aktivitas imun yang memediasi sel dengan memodulasi fun
nya seperti keyboard, layar monitor dan printer dan dari ruangan tempat kerjanya seperti pencahayaan, tempat duduk, meja komputer 70-75% para pemakai komputer mengalami kelelahan mata (American Optometric Association)
77 % para pemakai layar monitor mengalami keluhan
pada mata, mulai dari rasa pegal dan nyeri pada mata, mata merah, mata berair, sampai pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata (Wisnu Arya Wardhana,1997) Computer Vision Syndrome (CVS)
kumpulan gejala pada mata yang diakibatkan
terlalu lama bekerja didepan komputer, sehingga mata menjadi terasa kering, berair, lelah, terasa panas atau pusing. Gangguan penglihatan
Kondisi dan cara kerja komputer yang tidak baik
Pemakaian komputer yang buruk
Berkurangnya intensitas mengedipkan mata
Air mata akan berkurang dan cepat menguap Mata lelah (astenopia) Mata kering atau iritasi Pandangan kabur (jauh atau dekat) Fokus berkurang Sakit leher dan atau tengkuk Pandangan ganda (double vision) Color distortion Nyeri kepala 1. Anamnesis Anamnesis pribadi Anamnesis pekerjaan 2. Pemeriksaan Penghitungan jumlah kedipan permenit ketika menggunakan komputer. pemeriksaan tetes air mata, anatara lain: 1. Pemeriksaan Tear meniskus 2. Uji Schirmer 3. Tear Film Breakup Time (TBUT) 4. Uji Rose Bengal 5. Pemeriksaan Lisozim air mata 6. Uji Ferning (Ocular Ferning Test) 7. Impresi Sitologi konjungtiva 8. Pemeriksaan osmolaritas air mata k r iter ia Sh eedy un tu k Com pu ter V ision Syn dr om e: Variabel Gejala Penyebab Pandangan Sedikit kabur Refraktif eror Rabun jauh setelah bekerja Disfungsi akomodasi lama pada jarak dekat Binocular anomaly Diplopia Permukaan ocular Kering, rasa terbakar, iritasi Jarang berkedip, anomali mata, berair, merah air mata menjadi kekeringan kornea Astenopia Sakit kepala, kelelahan Refraktif eror mata, kelelahan secara Disfungsi akomodasi umum. Binocular anomaly Ergonomic kerja yang kurang Fotopobia Pencahayaan ruangan Bayangan Computer - glasses
Lakukan penyesuaian layar monitor
Lubricating drops (tetes mata)
Relax akomodasi
Menggunakan cahaya ringan
Letakkan layar monitor sedemikian rupa sehingga tidak ada pantulan cahaya dari sumber cahaya lain seperti lampu ruang kerja dan jendela yang dapat menyebabkan kesilauan pada mata.
Letakkan layar komputer lebih rendah dari
garis horizontal mata dengan membentuk sudut kurang lebih 30 derjat.
Buatlah cahaya latar layar
komputer dengan warna yang dingin
Melakukan istirahat
Agar mata tidak kering, sering-seringlah berkedip dan
sesekali pindahkan arah pandangan mata ke luar ruangan 1. Pencahayaan ( lighting) 2. Karakteristik dari tampilan gambar/display Tampilan komputer termasuk gambar dan teks lebih sulit dibaca dibandingkan tampilan teks pada hasil print Menggunakan layar dengan kecepatan refresh rate yang lebih besar Menggunakan anti-silau pada monitor Menggunakan monitor dengan resolusi tinggi setidaknya 90 dpi (dots per inch) Menggunakan layar dengan latar yang terang dan karakter yang gelap. Membersihkan layar monitor 3. Desain tempat kerja Adapun posisi monitor yang ideal antara lain: berada di depan berada pada jarak sekitar 50-70 cm bagian atas layar monitor berada di bawah mata yaitu 4-9 cm di bawah mata atau dengan sudut 10-30 Aspek keselamatan kerja dengan komputer perlu diperhatikan walaupun bekerja dengan komputer sepintas tidak tampak kemungkinan adanya gangguan yang dapat menimbulkan dampak penyakit akibat kerja