PENDAHULUAN
Adapun tujuan penulisan referat ini adalah untuk mengetahui lebih dalam
tentang obat induksi propofol anestesi melalui intravena. Hal yang dibahas akan
menitik beratkan pada mekanisme kerja obat, farmakokinetik, serta efek samping
obat terhadap sistem organ, seperti kardiovaskular, respirasi, serebral, renal,
hepatik, dll.
BAB II
PEMBAHASAN
Propofol merupakan suatu zat induksi yang paling sering digunakan dalam
tindakan anestesi umum. Lebih dari 50 negara menerima penggunaan propofol
bahkan tersedia juga dalam bentuk generik.(1)
Propofol adalah larutan yang tidak larut dalam air sehingga membutuhkan
pelarut untuk larut dalam lemak sehingga terjadi emulsifikasi. Saat ini digunakan
larutan kacang kedele sebagai pelarut lemak dan lechitin dari egg lechitinsebagai
zat pengemulsi yang dikomposisikan dengan rantai panjang trigliserida. Komposisi
seperti ini mendukung perkembangan bakteri dan meningkatkan kandungan
trigliserida plasma ketika diberikan melalui cairan infus yang lama.(2,3)
Propofol sedikit larut dalam air dengan pH sekitar 6-8,5. Propofol memiliki
nama kimia 2,6-diisopropilfenol dan struktur kimia sebagai berikut :
B. FARMAKOLOGI
Propofol terdiri dari sebuah lingkar fenol yang disubstitusi dengan dua kelompok
isopropyl. Propofol tidak larut dalam air, tapi solusi aqueous 1% (10 mg/mL) dapat
digunakan untuk intravena sebagai emulsi lemak dalam air yang mengandung
minyak kedelai, gliserol, dan lecithin telur. Riwayat alergi telur bukan merupakan
kontraindikasi pemakaian propofol karena kebanyakan alergi yang ada adalah
terhadap putih telur (albumin telur), sedangkan lecithin telur diekstraksi dari kuning
telur. Formulasi ini sering menyebabkan nyeri saat injeksi yang dapat diturunkan
dengan injeksi lidocaine sebelumnya atau dengan mencampur lidocaine dengan
propofol sebelum injeksi (2 ml 1% lidocaine dalam 18 mL propofol), namun kurang
efektif. Formula propofol dapat memicu tumbuhnya bakteri, jadi teknik yang steril
harus selalu diperhatikan dalam persiapan. Propofol harus disuntikkan dalam waktu
6 jam setelah membuka ampul. Preparat propofol yang terkontaminasi dapat
menyebabkan sepsi dan kematian. Formula propofol yang sekarang mengandung
0.005% disodium edetat atau 0.025% sodium metabisulfit untuk membantu
menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
C. FARMAKOKINETIK
Penyerapan
Propofol secara intravena digunakan untuk induksi anestesi umum dan sedasi
sedang hingga dalam.
Distribusi
Propofol memiliki onset kerja yang cepat. Tersadarnya pasien setelah satu dosis
bolus diinjeksikan dikarenakan waktu paruh distribusi yang sangat singkat (2 – 8
menit). Dosis induksi yang semakin kecil direkomendasikan pada pasien lanjut usia
karena Vd yang kecil. Umur juga menjadi faktor untuk menentukan rasio infuse
pada TIVA. Di beberapa negara menggunakan Diprifusor untuk mengatur rasio
infusi propofol..(1)
Biotransformasi
Rasio keluar yang tinggi kemungkinan berkontribusi pada cepatnya pulih sadar
setelah infuse yang berkelanjutan. Konjugasi di hepar yang menghasilkan metabolit
inaktif akan dieliminasi oleh renal. Farmakokinetik dari propofol tidak dipengaruhi
oleh obesitas, sirosis atau gagal ginjal. Penggunaan infusi propofol dalam jangka
waktu lama untuk sedasi anak-anak yang sakit berat atau pasien bedah saraf dewasa
muda berhubungan dengan kasus lipemia, metabolik asidosism dan kematian,
disebut juga sindrom infusi propofol.
Waktu paruh propofol adalah 0,5-1,5 jam tapi yang lebih penting sensitive half time
dari propofol yang digunakan melalui infus selama 8 jam adalah kurang dari 40
menit. Maksud dari sensitive half time adalah pengaruh minimal dari durasi infus
karena metabolisme propofol yang cepat ketika infus dihentikan sehingga obat
kembali dari tempat simpanan jaringan ke sirkulasi.(1,4)
D. FARMAKODINAMIK
Propofol tidak mengganggu fungsi hepar dan ginjal yang dinilai dari
enzim transamin hati dan konsentrasi kreatinin. Infus propofol yang lama
menimbulkan luka pada sel hepar akibat asidosis laktat. Infus propofol yang
lama menyebabkan urin berwarna kehijauan akibat adanya rantai phenol.
Namun perubahan warna urin ini tidak mengganggu fungsi ginjal. Namun
ekskresi asam urat meningkat pada pasien yang mendapatkan propofol yang
ditandai dengan urin yang keruh, terdapat kristal asam urat, pH dan suhu
urin yang rendah. Efek ini menandai gangguan ginjal akibat propofol.(1,4)
a. Efek antiemetik
b. Aktivitas antikonvulsan
d. Attenuation Bronkokonstriksi
E. PENGGUNAAN KLINIS
Propofol menjadi pilihan obat induksi terutama karena cepat dan efek
mengembalikan kesadaran yang komplit. Infus intravena propofol dengan atau
tanpa obat anestesi lain menjadi metode yang sering digunakan sebagai sedasi atau
penyeimbang atau anestesi total iv. Penggunaan propofol melalui infus secara terus
menerus sering digunakan di ruang ICU.
1. Induksi Anestesi
2. Sedasi Intravena
3. Pemeliharaan/Maintenance Anestesia