NIM : 31101500478
LI LBM 2 BLOK 21
a. PERENCANAAN
Perencanaan meliputi kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi dan
misi puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi digunakan
sebagia acuan dalam melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas . Selain itu, kebijakan sistem
puskesmas perlu ditinjau setiap akan melakukan perencanaan program, kebijakan tersebut
meliputi kebijakan mandiri dari Puskesmas serta adanay fungsi dan upaya puskesmas yang
berlandaskan pada UUD 1945 pasal 28, UU No.22 tahun 1999 dan UU No.25 tahun 1999, PP
No.25 tahun 2000 serta PP No.48 tahun 2000dimana tujuan dari kebijakan tersebut adalah untuk
mewujudkan puskesmas yang kuat dari segi kemitraan, unit kesehatan amndiri, akontabilitas dan
teknologi tepat guna.
Budgeting dalam perencanaan menejemn keuangan dikelola sendiri oleh puskesmas sesuai
tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan, adapun sumber biaya didapatkan dari
pemerintah daerah, retribusi puskesmas, swasta atau lembaga sosial masyarakat dan pemerintah
adapun pembiayaan tersebut ditujukan untuk jemis pembiayaan layanan kesehatan yang
mempunyai ciri – ciri barang atau jasa public seperti penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, P2M
dan pelayanan kesehatan yang mempunyai ciri – ciri barang atau jasa swasta seperti pengobatan
individu.
b. ORGANIZING
Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan menetapkan struktur organisasi
puskesmas dengan pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I,
adapun pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit tata usaha, unit fungsional agar tidak
terajdi tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan berpengaruh terhadap
kualitas program yang ditangani.
Struktur organisasi dan tata kerja :
Struktur organisasi puskesmas
1. Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas
2. Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha
3. Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.
Tugas pokok :
1. Kepala Puskesmas: Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan
puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan structural, dan jabatan fungsional.
2. Kepala urusan tata usaha: Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan dan surat
menyurat serta pencatatan dan pelaporan.
3. Unit I: Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan
perbaikan gizi.
4. Unit II: Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular khususnya
imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.
5. Unit III: Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan manula.
6. Unit IV: Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan
olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya.
7. Unit V: Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat dan
penyuluhankesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan dana sehat.
8. Unit VI: Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap
9. Unit VII: Melaksanakan kegiatan kefarmasian.
c. ACTUATING
a. Sistem ketenagaan
Juster (1984) menyatakan bahwa pendidikan merupakan faktor yang penting dalam
seorang pekerja. Melalui pendidikan akan menghasilkan perubahan keseluruhan cara
hidup seseorang.
Pearlin dan Kohn (1966) menyatakan bahwa seseorang yang memiliki tingkat pendidikan
yang tinggi mempunyai keinginan untuk mengembangkan dirinya sedangkan mereka
yang berasal dari tingkat pendidikan rendah cenderung untuk emmpertahnkan kondisi
yang telah ada.
Sistem ketenagaan yang ada di puskesmas dilaksanakan sesuai program yang
dikembangkan serta kemampuan dana dengan diketahui oleh DKK, kuantitas tenaga
didasarkan pada kebutuhan priorotas layanan kesehatan dan pendayagunaan tenaga
kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan layanan kesehatan dan profesionalisme
pekerjaan.
Sesuai PP RI No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan yang seharusnya ada adalah
tenaga medis, kesehatan masyarakat (penyuluh kesehatan, sanitarian), tenaga gizi, tenaga
keperawatan, farmasi, dan teknisi medis (analis dan perawat gigi).
b. Pengembangan Staff
Tujuan : kegiatan pengembangan staff ditujukan untuk meningkatkan produktifitas
organisasi. Jenis – jenis pengembangan staff :
1. Pelatihan induksi: Merupakan indoktrinasi standart dan singkat bagi filosofi unit
kerja, tujuan, program, kebijaksanaan dan peraturan yang diberikan kepada masing –
masing pekerja selam atiga hari pertama kerja untuk memastikan identifikasi dengan
filosofi unit kerja,tujuan dan norma – norma.
2. Orientasi: Merupakan pelatihan perseorangan yang dipakai untuk mengakrabkan
pegawai baru dengan tanggungjawab pekerjaan, tempat kerja, pelangan dan rekan
kerja.
3. Kelanjutan pendidikan: Hal ini termasuk kegiatan pembelajaran yang
direncanakandibalik program pendidikan dasar keperawatan dan dirancang untuk
memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap bagi peningkatan praktek
keperawatan.
c. Konsep – konsep pengembangan staff
1. Daya saing: Ketidaksesuaian yang dapt diukur antara daya saing dan pekerjaaan
seseorang sebenarnya dengan tingkat daya saing ayng diinginkan.
2. Minat: Faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menerima atau menolak objek,
orang, untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan.
3. Kebutuhan pendidikan: Merupakan keadaan memiliki kualitas atau kemampuan yang
dianggap perlu bagi peran tertentu.
4. Pembelajaran teknis: Perubahan dalam perilaku yang disadari dan disengaja terutama
kognitif dan psikomotor yang terjadi sebagai respon terhadap stimulus yang
diberikan oleh pengajar.
d. Tahapan pengembangan staff
1. Awal usia 20 – 25 tahun : membuat arah pekerjaan
2. Usia 20 – 30 tahun : menjawab pekerjaan dan tekanan pribadi dengan mempertanyakan
komitmen pada pekerjaan dan hubungan keluarga.
3. Akhir usia 30 tahun : mengaitkan dirinya dengan pembimbing yang memungkinkan
mengunggulinya.
4. Usia 40 tahun : memisahkan diri dari pembimbing
5. Usia 50 tahun : pengembangann dan perbaikan pengetahuan dan keterampilan.
e. Mengorganisir sumber daya pengembangan staf
Keberhasilan usaha pengembangan staf tergantung pada penataan sumber daya yang
sesuai. Sumber – sumber pendidikan lanjutan untuk pegawai keperwatan dapat brupa
pengajar, sumber daya dari konsorsia kesehatan, afiliasi dengan perguruan tinggi,
organisasi keperawatan professional dan tugas belajar.
f. Motivasi staf
Menurut Stoner dan Freeman (1995), Ngalim Purwanto (2000), Shortel & Kaluzni (1994)
motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang membrikan kontribusi pada tingkat
komitmen seseorang. Hal in termasuk faktor – faktor yang menyebabkan, menyalurkan
dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu.
Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi, motivasi yang
tepat dapat memajukan dan mengembangkan oraganisasi. Unsur manusia dalam
organisasi terdiri dari 2 kelompok orang yaitu orang yang memimpin (manajer) dan orang
yang dipimpin (pegawai / pekerja). Manajer bertanggungjawab untuk memotivasi orang
yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisasi.
Motivasi dalam organisasi kerja ditinjau dari segi perannya terdapat 2 macam yaitu
motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif adalah motivasi yang
menimbulkan harapan yang sifatnay menguntungkan atau menggembirakan bagi pegawai
misalnya gaji, fasilitas, karier, jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan keselamatan
dan lain – lain. Sedangkan motivasi negatif adalah motivasi yang menimbulkan rasa
takutmisalnya ancaman, tekanan, intimidasi dan semacamnya. Dengan motivasi negatif
orang lain dapat digerakkan oleh pihak yang memotivasi untuk tujuan tertentu, namun hal
ini tidak dapat dipertahankan dalam waktu yang lama.
Stanford (1970), mengatakan bahwa ada 3 unsur penting dalam motivasi yaitu antara kebutuhan,
dorongan dan tujuan. Kebutuhan muncul karena ada sesuatu yang kurang dirasakan oleh seseorang,
baik fisiologis maupun psikologis. Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan
sedangkan tujuan adalah akhir dari suatu siklus motivasi.
g. Komunikasi dalam manajemen
1) Proses komunikasi
Tappen (1995) mendefinisikan komuniksi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan
dan pendapat dan memberikan nasehat dimana terjadi antara dua orang atau lebih
bekerjasama. Komunikassi juga merupakan suatuseni untuk dapat menyusun dan
menghantarkan suatu pesan dengan cara yang muadah sehinga orang lain dapat
mnegrti dan menerima.
2) Komunikasi dalam keperawatan
Unsur yang ada dalam setiap komunikasi adalah pengirim pesan (sender), pesan
(massage), penerima pesan (receiver). Pesan dapat berupa verbal, tertulis maupun
non verbal. Lingkungan internal maupun eksternal juga dilibatkan, yang termasuk
lingkungan internal adalah nilai – nilai, kepercayaan, temperamen dan tingkat stress
sedangkan faktor eksternal meliputi keadaan cuaca, suhu, waktu.
3) Prinsip komunikasi manajer keperawatan
Tahapan komunikasi :
a. Manajer harus mengerti struktur organisasiagar dapat memahami sasaran dai
pengambilan keputusan
b. Komunikasi merupakanbagian proses yang tak terpisahkan dalam kebijakan
organisasi. Manajer harus mempertimbangkan isi komunikasi termasuk dampaknya
terhadap orang yg dipimpinnya.
c. Komunikasi harus jelas, sederhana dan tepat.
d. Manajer harus meminta umpan balik agar dapat mengetahui keefektifan dan
keakuratan komunikasi.
e. Komponen penting lainnya bagi seorang manajer adalah menajdi pendengar yang
baik.
d. CONTROLLING
Controlling dalam manajemen puskesmas merupakan indikator keberhasilan puskesmas yang
meliputi 2 faktor yaitu menjadi indikator pencapaian sehat meliputi lingkungan, perilaku
masyarakat, layanan kesehatan dan status kesehatan mrliputi KEP balita, insiden penyakit yang
berbasis lingkungan dan kesehatna ibu dan anak. Selain itu juga merupakan indicator penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga, pelayanan
kesehatan tingkat I meluputi :
a. Evaluasi
Salah satu ukuran pengawasan yang digunakan oleh manajer guna mencapai ahsil organisasi
adalah system penilaian kerja karyawan. Melalui evaluasi regular dari setiap pelaksanaan
kerja pegawai manajer dapat mencapai beberapa tujuan.
Prinsip – prinsip evaluasi :
1. Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja, orientasi tingkah
laku untuk posisi yang ditempati.
2. Sample tingkah laku perawat yang cukup representative
3. Perawat sebaiknya diberi salinan deskripsi kerja, standar pelaksanaan kerjadan bentuk
evaluasi untuk peninjauan ulang.
4. Terdapat strategi pelaksanaan kerja yang memuaskan dan strategi perbaikan yang
diperlukan.
5. Manajer menjelaskan area mana yang dijadiakn prioritas
6. Pertemuan evaluasi antara perawat dan menajer sebaiknya dilakukan dalam waktu yang
tepat.
7. Laporan evaluasi maupun pertemuan tersusun secara rapih sehingga membantu dalam
pelaksanaan kerja.
Alat evalausi :
1. laporan tanggapan bebas
2. Pengurutan ayng sederhana
3. Checklist pelaksanaan kerja
4. Penilian grafik (Henderson, 1984)
b. Kontrol kualitas
Merupakan suatu upaya organisasi dalam menyediakan pelayanan yang memenuhi standar
professional dan dapat diterima oleh klien.
- Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
setiap pemakaian jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata – rata
penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan standar atau kode etik profesi yang
telah ditetapkan (Azwar, 1996)
- Kriteria mutu pelayanan kesehatan
1. Struktur
Kriteria rumah sakit, unit keperawatan (LOD, visi dan misi, konsep asuhan keperawatan)
2. Proses
Fungsi, proses interpersonal, metode pengorganisasian, perspektif keperawatan proesional,
praktek keperawatan professional.
3. Tujuan
Tingkat kesehatan atau kesejahteraan, kemampuan fungsional, kepuasan pasien,
sumberpenggunaan/ pengeluaran efektif dan efisien, kejadian dan proses yang tidak
menyenangkan.
- Syarat pelayanan berkualitas
Efficacy
a) Efficacy (kamanjuran)
b) Appropriatennes (kepantasan)
c) Accebility (mudah dicapai)
d) Accepbility (diterima)
e) Effectiveness (keberhasilan)
f) Efficiency (ketepatan)
g) Continuity (terus - menerus)
- Pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu
a) Menetapkan masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
b) Menetapkan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
c) Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
d) Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatanan.
e) Menyusun sasaran tudak lanjut untuk lebih memantapkan serta meningkatkan mutu
pelayanan.
Sumber : Pedoman Kerja Puskesmas Jelid 1
Kebutuhan
Masyarakat
Kesmas