Anda di halaman 1dari 11

.

‫ل ْتمن ْفشروتر ْأئنَننفتسئناَ ْوتمن ْسيئاَ ت‬ ‫ت ت‬ ‫تت‬ ‫ت‬ ‫ت‬ ‫تت‬


‫ت‬ ‫ئ ن ئئ‬ ‫إتلن ْانلئنمئد ْلله ْ ئننئمفدفه ْئونَئنستْئ نعيننففه ْئونَئنستْئننغففرنه ْئونَئنستْئننهدينه ْئونَئنفعوُفذ ْباَ ن ف ن‬
‫ل ْال ْئوأئنشئهفد‬‫ُ ْأئنشئهفد ْأئنن ْئل ْإتلئئه ْإت ل‬.‫ي ْلئفه‬ ‫ل ْهاَ ت‬
‫د‬ ‫ئ‬ ‫ف‬
‫ئ‬ ْ ‫ل‬ ‫ضلل ْلئه ْومن ْيضلت‬ ‫ل ْم ت‬ ‫ئ‬ ‫ئ‬‫ف‬ْ ‫ل‬ ‫ ْمن ْينهتد ت‬،َ‫أئعماَلتئنا‬
‫ه ْا‬
‫ئ‬ ‫ئ‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫ئ‬ ‫ئ‬ ‫ف‬ ‫ف‬ ‫ف‬ ‫ن ئ ئ ن ئن‬
َ‫صنحبتته ْئوئمتن ْانهتْئئدى‬ ‫تت‬ ‫د‬
‫صيل ْئوئسلينم ْئوئباَترنك ْئعئلىَ ْفمئلمد ْئوئعئلىَ ْآله ْئو ئ‬‫ُ ْئاللفهلم ْ ئ‬.‫أئلن ْفمئلمددا ْئعنبفدفه ْئوئرفسنوُلففه‬
ُ.‫تبفئدافه ْإتئل ْيئننوُتم ْالنتقئياَئمتة‬

Bapak2 ibu2 yang dimuliakan Allah

Alhamdulillah selalu kita panjatkan kepada Allah jalla jallaluh, yang telah memberikan begitu banyak
nikmat kepad kita semua. Nikmat hidup, nikmat sehat dan yang paling utama nikmat iman, yang tidak
bisa dinilai dengan apapun di dunia ini. Shalwat dan salam selalu kita lantunkan kepada Nabi
Muhammada Shalallahu alaihi wasalam, manusia terbaik, teladan semua umat. Yang mana beliau telah
mengajarkan semua tentang agama yang mulia ini sehingga kita semua terbebas dari kejahilan.

Bapak2 ibu2 yang dimuliakan Allah

Dewasa ini kehidupan di sekitar kita banyak hal2 yang tidak sesuai dengan syariat. Dapat kita baca atau
lihat di media masa, banyaknya peilaku kemaksiatan yang semakin terlihat biasa. Pergaulan anak2 muda
sekarang yang jauh dari kata islami. Perilaku mereka yang dekat dan bersinggungan dengan kemaksiatan.
Kenakalan mereka yang susah ditolerir. Sudah menjadi tanggung jawab kita bersama terutama para
orang tua untuk membentengi anak2 kita, generasi penerus, yang akan menggantikan kita di masa
mendatang, dari bisisk syetan supaya tiodak terjerumus ke lembah kemaksiatan tersebut. Sebagai
benteng mereka adalah dengan menanamkan tauhid yang benar secara kuat di hati anak2 kita.

MasyaAllah.. tugas besar bagi kami selaku orangtua untuk mengenalkan tauhid pada anak-anak.
Tauhid yang menghujam kedalam dada anak-anak. Tauhid yang menjadi landasan berpikir dan
bertindak anak-anak kelak..

Di dalam islam, jika diibaratkan pohon, ketauhidan adalah sesuatu yang tidak tampak karena
tertanam di dalam tanah. Tauhid bagaikan akar yang jika tidak menghujam dengan kuat, maka
pohonnya akan rentan. Semakin rimbun dan tinggi pohon, akan semakin berat bagi akar untuk
menopangnya.

Tauhid ibarat pondasi dimana diatasnya akan dibangun ibadah-ibadah, tiang-tiang agama, yang akan
membentuk akhlak dan karakter.Jika ibadah dibangun di atas tauhid yang rapuh, jangan-jangan
karakter atau akhlak baik yang tampak itu hanya kamuflase.. naudzubillah min dzalik.Maka itu,
penanaman tauhid harus sejak dini. Pembiasaan ibadah juga harus sejak dini.
Dalam masalah pendidikan, Islam meletakkan pendidikan akidah di atas segala-galanya. Dan, itulah yang
Allah tekankan dengan menggambarkan betapa getolnya Nabi Ya’kub dalam masalah ini. Sampai ketika
anak-anaknya pun dewasa, pertanyaan beliau adalah masalah akidah.

ِ‫ت إإمذ أقاَأل لإأبإنُيإه أماَ أتمعتبتدوُأن إمن أبمعإدي‬


‫ب اَملأمموُ ت‬ ‫شأهأداَء إإمذ أح أ‬
‫ضأر أيمعتقوُ أ‬ ‫أأمم تكنُتتمم ت‬
“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-
anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” (QS. Al-Baqarah [2]: 133).
Dalam tafsirnya, Ibn Katsir menjelaskan bahwa kewajiban orangtua adalah memberi wasiat kepada anak-
anaknya untuk senantiasa beribadah kepada Allah semata.
Hal ini memberikan petunjuk penting bahwa kewajiban utama orangtua terhadap anak-anaknya adalah
tertanamnya akidah dalam sanubarinya, sehingga tidak ada yang disembah melainkan Allah Ta’ala
semata.
Lantas, bagaimana cara kita menanamkan pendidikan akidah pada anak di zaman seperti sekarang ini?

menurut Imam al Ghazali, cara menanamkan tauhid adalah melalui tahapan berikut ini:
Al Hifdz (Menghafalkan), kemudian
Al Fahm (Memahami), kemudian
Al I’tiqod (Ikatan), kemudian
Al Iqon (Keyakinan), kemudian
At Tashdiq (Membenarkan)

Kemudian kita bertanya2 apa yang harus dihapal, dan bagaimana caranya.

Maka Langkah pertama adalah dengan menghafal biasanya dengan cara mentalqin. yaitu
membacakan berulang-ulang hingga anak hafal dan bisa mengucapkannya.
langkah pertama ini bisa dilakukan sejak dini yaitu sejak anak bisa berbicara. bila sudah hafal, lalu
masuk ke pemahaman. semua berurutan, bukan berbarengan.
Apa yang harus dihafal? Jangan khawatir… sudah ada yang ulama yang merumuskannya... Tentang
metode tanya-jawab mengajarkan tauhid sejak dini di buku Ta’limush Shibyan at Tauhid –
Muhammad bin Abdul Wahhab

Berikut ini adalah risalah bermanfaat dalam bentuk tanya-jawab tentang hal yang perlu diajarkan
orang tua kepada anak-anaknya agar mereka menjadi insan yang kamil (sempurna) di atas fitrah
Islam, menjadi seorang yang baik tauhid dan akidahnya. Risalah ini kami terjemahkan secara ringkas
dari tulisan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah yang berjudul “ Ta’limush Shibyan
At Tauhid.”

1. Siapa Rabbmu(Tuhanmu)?

Jawab: Katakanlah Tuhanku Allah.


2. Lalu apa makna Rabb?

Jawab: Yang menguasai, Yang berhak disembah dan Yang memberikan pertolongan. Dialah Allah;
Tuhan Yang berhak disembah oleh semua makhluk-Nya.

3. Apabila kamu ditanya, “Melalui apa kamu mengenal Tuhanmu, apa jawabanmu?”

Jawab: Aku mengenalnya melalui ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan)-Nya dan makhluk-Nya, di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah malam dan siang, matahari dan bulan. Sedangkan di antara
makhluk-Nya adalah langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, dalilnya adalah firman
Allah Subhaanahu wa Ta’aala, “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada
siang yang mengikutinya dengan cepat, dan matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada
perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Tuhan
semesta alam. (Terj. QS. Al A’raaf: 54)

4. Apabila kamu ditanya, “Untuk apa Allah menciptakanmu?”

Jawab: Katakanlah, “Untuk beribadah hanya kepada-Nya dan -tidak ada sekutu bagiNya-, serta agar
kita menaati-Nya dengan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya sebagaimana
firman Allah Ta’ala, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku. (Terj. QS. Adz Dzaariyaat: 56)
Juga firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah (syirk), maka pasti
Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka. (Terj. QS. Al Maa’idah: 72)
Syirk (mempersekutukan Allah) adalah mengadakan tandingan bagi Allah, ia berdoa kepada
tandingan itu, juga berharap, takut, bertawakkal, memohon kepadanya tidak kepada Allah, serta
mengarahkan ibadah lainnya kepada tandingan itu.
Ibadah adalah sebuah istilah untuk segala ucapan dan amalan yang tampak (anggota badan dan
ucapan lisan) maupun yang tidak tampak (amalan hati) yang dicintai Allah dan diridhai-Nya. Di
antara ibadah itu adalah doa, Allah Ta’ala berfirman, “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah
kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu berdoa (menyembah) siapa saja di dalamnya selain Allah.
(Terj. QS. Al Jinn: 18)
Sedangkan dalil bahwa berdoa kepada selain Allah adalah kekufuran, adalah firman Allah Ta’ala,
“Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain selain Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun
baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya pada Tuhannya. Sesungguhnya orang-
orang yang kafir itu tidak akan beruntung. (Terj. QS. Al Mu’minun: 117)
Hal itu, karena doa termasuk ibadah yang sangat utama, sebagaimana firman Tuhanmu, “ Dan
Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam
keadaan hina dina”. (Terj. QS. Ghaafir: 60)
Dalam kitab Sunan dari Anas secara marfu’ disebutkan,
‫أاَلدد أعاَتء تم دخ ماَلإع أباَأد إة‬
“Doa itu inti ibadah.”[i]
Kewajiban pertama yang Allah perintahkan kepada hamba-Nya adalah mengingkari thagut serta
beriman kepada Allah. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah
mengutus rasul pada setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah Thaghut
itu”. (An Nahl: 36)
Thagut adalah segala sesembahan selain Allah, termasuk setan, dukun, ahli nujum (tukang ramal),
orang yang berhukum dengan hukum selain Allah dan semua yang diikuti serta ditaati padahal tidak
di atas yang benar. Al ‘Allaamah Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Thagut adalah segala yang
dilebih-lebihkan oleh seseorang dengan disembah, diikuti maupun ditaati.”

5. Apabila kamu ditanya, “Apa agamamu?”

Jawab: Katakanlah, “Agamaku Islam, makna Islam adalah menyerahkan dirinya kepada Allah dengan
bertauhid (hanya menyembah Allah), tunduk kepada-Nya dengan menaati, cinta kepada kaum
muslimin dan memusuhi orang-orang musyrik. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya agama yang
diridhai Allah hanyalah Islam.” (Terj. QS. Ali Imran: 19)
juga berfirman, “Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Terj. QS. Ali Imran: 85)
Dan telah shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa Beliau bersabda,
‫ت إإإن اَمس أت أط مع أ‬
‫ت إإأل مي إه‬ ‫ أوُ أت تح لج ماَلأب مي أ‬،‫ضاَأن‬ ‫ أوُأت ت‬،‫ وُتت مؤ إت أي اَللز أكاَأة‬،‫ص لأ أة‬
‫ص موُ أم أر أم أ‬ ‫أأمن أت مش أه أد أمن أل إإأل أه إإلل اتت أوُ أألن تم أح لمداَا أر تس موُ تل إ‬
‫ وُتت إق مي أم اَل ل‬، ‫ا‬
‫أس إب مي لا‬
“(Islam itu) kamu bersaksi (meyakini dan mengakui) bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah
kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, kamu mendirikan shalat, menunaikan
zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan berhajji ke Baitullah jika kamu mampu ke sana.”
Adapun makna “Laailaahaillallah” adalah “Laa ma’buuda bihaqqin illallah” (tidak ada yang berhak
disembah dengan sebenarnya selain Allah), sebagaimana firman Allah Ta’ala, “ Dan ingatlah ketika
Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang
kamu sembah–selain kepada Tuhan Yang menciptikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi
hidayah kepadaku”. (Terj. QS. Az Zukhruf: 26-27)
Sedangkan dalil perintah shalat dan zakat adalah firman Allah Ta’ala, “Padahal mereka tidak disuruh
kecuali agar menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam agama yang lurus,
dan agar mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; yang demikian itulah agama yang lurus.
(Terj. QS. Al Bayyinah: 5)
Dalam ayat ini, Allah memulai pertama kali dengan Tauhid (beribadah hanya kepada Allah) dan
berlepas diri dari syirk (peribadatan kepada selain Allah). Perintah paling besar adalah tauhid, dan
larangan yang paling besar adalah syirk, lalu Allah memerintahkan mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, ini adalah asas utama agama Islam, sedangkan syari’at-syari’at setelahnya
mengikutinya.

Dalil tentang kewajiban puasa adalah firman Allah Ta’ala, “Wahai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum…dst. (Terj. QS.
Al Baqarah: 183)
Sedangkan dalil tentang wajibnya Hajji adalah firman Allah Ta’ala, “Mengerjakan haji adalah
kewajiban manusia terhadap Allah.” (Terj. QS. Ali Imran: 97)
Dasar-dasar keimanan itu ada enam:
Yaitu kamu beriman kepada Allah, Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan
beriman kepada qadar Allah yang baik dan yang buruk.
Dalilnya adalah hadits Umar bin Al Khaththab.

6. Apabila kamu ditanya, “Siapa nabimu?”

Jawab: Katakanlah, “Nabi kami adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim
bin Abdi Manaaf. Allah Ta’ala memilih Beliau dari kabilah (suku) Quraisy, mereka adalah anak-anak
Nabi Isma’il pilihan.
Allah mengutus Beliau kepada manusia berkulit merah maupun hitam (semuanya), kepada Beliau
diturunkan Al Qur’an dan Al Hikmah (As Sunnah), Beliau mengajak manusia agar beribadah
(menyembah) hanya kepada Allah dan meninggalkan sesembahan selain Allah seperti patung, batu,
pohon, nabi, orang saleh, malaikat dan lainnya.
Beliau mengajak manusia untuk meninggalkan syirk (menyembah kepada selain Allah), sampai-
sampai Beliau berperang dengan mereka agar mereka meninggalkannya dan agar mereka hanya
menyembah Allah saja, sebagaimana firman Allah Ta’ala,Katakanlah “Sesungguhnya aku hanya
diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. Hanya
kepada-Nya aku berdoa dan hanya kepada-Nya aku kembali”. (Ar Ra’d: 36)
Juga firman Allah Ta’ala, “Katakanlah: “Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah,
wahai orang-orang yang tidak berpengetahuan?”– Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu
(Muhammad) dan kepada yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan Allah, niscaya akan
hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang rugi.– Karena itu, maka
hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”.
(Terj. QS. Az Zumar: 64-66)
Termasuk dasar-dasar keimanan yang melepaskan seseorang dari kekafiran adalah beriman kepada
hari kebangkitan, akan dibukanya catatan amal, adanya pembalasan amal manusia, hisab
(pemeriksaan amal), surga dan neraka, semua itu adalah benar. Allah Ta’ala berfirman, “ Dan jika
yang kamu heran, maka yang patut mengherankan adalah ucapan mereka, “Apabila kami telah
menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan menjadi makhluk yang baru?” Orang-orang itulah
yang kafir kepada Tuhannya; dan orang-orang itulah yang nanti belenggu di lehernya; mereka
itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Terj. QS. Ar Ra’d: 5)
Dalam ayat tersebut terdapat dalil bahwa orang yang mengingkari kebangkitan adalah kafir dengan
kekafiran yang mengharuskan kekal di neraka -Semoga Allah melindungi kita dari kekufuran dan
perbuatan-perbuatan kufur-.
Ayat-ayat yang telah disebutkan isinya menjelaskan tentang hal yang dibawa Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam yaitu memurnikan ibadah hanya kepada Allah dan melarang menyembah selain Allah,
inilah pokok agamanya, di mana Beliau mengajak manusia kepadanya dan berjihad di atasnya,
sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dan perangilah mereka, agar jangan ada fitnah (syirk) dan agar
agama itu semata-mata untuk Allah. (Terj. QS. Al Anfaal: 39)
Allah mengutus Beliau ketika berumur 40 tahun, mengajak manusia berbuat ikhlas dan menjauhi
sesembahan selain Allah dalam jangka waktu kira-kira 10 tahun, lalu dinaikkan ke langit (Isra’-mi’raj)
dan diwajibkan kepadanya shalat lima waktu secara langsung tanpa perantara antara Beliau dengan
Allah Ta’ala ketika itu, kemudian Allah menyuruhnya hijrah, lalu Beliau hijrah ke Madinah dan
diperintahkan kepada Beliau berjihad, Beliau berjihad memperjuangkan agama Allah dengan
sebenar-benarnya selama kira-kira 10 tahun sampai akhirnya orang-orang masuk ke dalam agama
Allah (Islam) dengan berbondong-bondong.
ketika usia Beliau 63 tahun, dan Al Hamdulillah agama Beliau sempurna. Beliau juga telah
menyampaikan semua risalahnya dari Allah, maka Allah mewafatkannya –semoga shalawat dan
salam dilimpahkan kepadanya-.
Rasul pertama adalah Nuh ‘alaihis salam (adapun Adam, maka ia adalah nabi), yang terakhir adalah
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala, “ Sesungguhnya
Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh
dan nabi-nabi setelahnya. (Terj. QS. An NIsaa’: 163)
Allah Ta’ala juga berfirman, “Dan Muhammad itu tidak lain adalah seorang rasul.” (Terj. QS. Ali
Imran: 144)
Rasul yang paling utama adalah Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, manusia yang
paling mulia setelah para nabi shallallahu ‘alaihim wa sallam adalah Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu,
Umar radhiyallahu ‘anhu, Utsman radhiyallahu ‘anhu dan Ali radhiyallahu ‘anhu…semoga Allah
meridhai mereka semua.
Sebaik-baik generasi adalah generasi Beliau, kemudian setelah dan setelahnya lagi.
Dan Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam nanti akan turun dari langit untuk membunuh Dajjal.

Kemudian selanjutnya, memperlihatkan mereka tanda-tanda kebesaran Allah untuk mengaplikasikan isi
yang disebutkan di dalam kitab kecil ini.
Misalnya tentang matahari, bulan, bintang, malam, siang. Tanyakan kepada mereka:
Siapa yang mengatur (mengendalikan) matahari? Allah.
Siapa yang mengatur bulan? Allah.
Siapa yang mengendalikan malam? Allah.
Siapa yang mengatur siang? Allah.
Semua alam semesta ini yang mengatur adalah Allah Azza wa Jalla. Ajarkan pada mereka sampai pohon
fitrah (pada manusia) mendapat asupan air. Karena setiap manusia itu sendiri berada diatas fitrahnya
yaitu mentauhidkan Allah Azza wa Jalla.
Sebagaimana hadits Nabi shallallahu’alaihi wasallam,
‫ فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه‬،‫كل مولود يولد على الفطرة‬
“Setiap anak dilahirkan diatas fitrah (mentauhidkan Allah) kemudian kedua orangtuanyalah yang
menjadikannya Yahudi, Nashrani atau Majusi.”
Demikian juga mengajarkan wudhu kepada mereka. Bagaimana cara berwudhu dengan mencontohkan.
Hendaknya sang ayah mengatakan, ‘Begini cara berwudhu lalu mempraktekkan didepan mereka.
Demikian juga cara mengajarkan shalat.
Dengan memohon pertolongan AllahTa’alaserta meminta kepada Allah agar memberi hidayah kepada
mereka. Dan menghindari setiap perkataan yang menyeslisihi perbuatan dan menjauhi perbuatan
haram didepan mereka. Jangan membiasakan mereka berdusta, ingkar janji dan akhlak tercela lainnya.
Meskipun sang ayah diuji dengan perbuatan buruk tersebut. Semisal jika seorang ayah diuji menjadi
pecandu rokok maka jangan sekali-kali menghisapnya didepan anak-anak. Karena mereka akan terbiasa
dengan rokok dan mengentengkan hukum rokok.
Perlu diketahui setiap kepala rumah tangga akan dimintai pertanggungjawaban atas anggota
keluarganya. Berdasarkan firman AllahTa’ala,
‫ييا أييَييها اللذذيين آيمننوا نقوا يأنفنيسنكمم يوأيمهذليِنكمم ينارا‬
“Wahai orang-orang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka.” (QS. At Tahrim: 6)
Penjagaan kita terhadap mereka dari api neraka tidaklah tercapai kecuali jika kita membiasakan mereka
dengan melakukan amal shalih dan menjauhi perbuatan buruk.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menegaskan akan hal ini dalam sabda beliau,
‫الرجل راع في أهله ومسؤول عن رعيِته‬
“Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan akan dimitai pertanggungjawaban atas
mereka.”
Perlu ayah ketahui, bahwa perbaikan mereka adalah sumber kemashalatan di dunia dan akhirat. Karena
manuisa yang paling dekat dengan para ayah dan para ibu adalah anak-anak mereka yang shalih baik
laki-laki ataupun perempuan.
‫ أو ولد صالح يدعو له‬،‫ أو علم ينتفع به‬،‫ صدقة جارية‬:‫إذا مات النسان انقطع عمله إل من ثلثا‬
Jika manusia mati terputuslah amalnya kecuali tiga: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak
shalih yang mendoakannya.”

Ketika anak sudah hafal, cobalah memahami secara perlahan.. kalau belum hafal, jangan lanjut ke
pemahaman
Kalau bisasih orangtua ikut menghafal bareng anak. Jadi belajar bersama membentuk ketauhidan
yang benar sekeluarga.. indah bener, mashaAllah
Meyakini tawhid dan mengerjakan ibadah secara tawakal, dapat menguatkan satu sama lain
Pemahaman akan hafalan anak yang tadi akan bersemi sejalan dengan anak melakukan ibadah
secara rutin, adanya dialog iman dengan anak, mendengarkan kisah orang-orang soleh, menggali
hadist dan tafsir quran
Al i’tiqod atau ikatan yang benar. Memahami maka aqidah baik dan mana aqidah buruk agar dapat
menjauhinya
Iqon keyakinan kepada Allah akan semakin terbentuk, yang berujung pada perilaku tashdiq atau
membenarkan
‫صنر ْإتنخئوُانَنئئاَ ْالنفمسلتتميِ ْئو‬‫ف ف‬ ‫ن‬‫نَ‬ ‫م ْا‬‫ل‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ميِ ْال‬ ‫اللهلم ْأئتعلز ْا نتلسئلم ْو ْالنمسلت ت‬
‫ن ئئ ف‬ ‫ف‬
‫ت ْإتيئاَنَنئفهنم ْئو ْأئنَنتزتل ْاللستكينئئة ْئعئلىَ‬ ‫تت ت‬ ‫تت‬
‫الئجاَهديئن ْتف ْفلنسطيِ ْاللفهلم ْثنئبي ن‬
‫ت‬‫ت‬ ‫ف‬
‫صففوُفئنفهنم‬ ‫قفنفلوُبم ْئو ْئويحند ْ ف‬
‫يِ ْاللفهلم ْئديمتر ْانليئنفهوُد ْئو ْإتنسئرآتئل‬ ‫ك ْالنئكئفرئة ْو ْالنشتركت‬‫ت‬ ‫اللهلم ْأئهلت‬
‫ئ ئ ف ئ‬ ‫ف ن‬
‫صنر ْالئجاَتهتديئن ْئعئلىَ ْأئنعئدائتئناَ‬ ‫ف‬ ‫ت ْئشنلئفهم ْئو ْفئنيرنق ْئجنئعفهنم ْاللفهلم ْانَن‬ ‫ئو ْئشتْي ن‬
‫لىَ ْالله ْعئلىَ ْالنلتب ْفملمدد‬ ‫ف‬ ‫ك ْيآَ ْأئرحم ْاللرتت‬ ‫أئنعئداء ْاليدين ْبترنحتْت‬
‫ي ئ‬ ‫فئ‬ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫و‬ ‫يِ ْ‬ ‫ح‬ ‫ئ‬
‫ئئ‬ ‫ئ‬ ‫ئ ئ ئ نئئ‬ ‫ئ‬

Anda mungkin juga menyukai