PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Agar penulis dan pembaca mengetahui kondisi sanitasi lingkungan dan
kesesuainnya dengan pedoman penyelenggaraan kesehatan lingkungan
sekolah (KEPMENKES 1429/MENKES/SK/XII/2006) di MI Sunan Kalijogo
Karangbesuki Kota Malang.
BAB II
PEMBAHASAN
Awal mula sejarah MI Sunan Kalijogo kurang lebih didirikan pada tahun
1967, dikarenakan zaman dulu sebelum peristiwa G30S/PKI 1965 wilayah
sekitar Karangbesuki adalah masyarakat abanga yang sangat kental dengan
budaya adat istiadat yang tersangkut peristiwa G30S/PKI 1965. Kemudian
beberapa diantara masyarakat yaitu para ulama’/sesepuh ingin ada suatu
lembaga/instansi yang dapat memberikan perlindungan atau suaka agar
selamat dari peristiwa G30S/PKI 1965, dikarenakan lembaga pendidikan
terutama madrasah/pesantren islam dianggap tempat yang netral dan aman
untuk berlindung. Berawal dari situlah, masyarakat sekitar Karangbesuki
berinisiatif mewaqofkan tanah merekan untuk membangun lembaga
pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ (MINU). Berdasarkan latar
belakang tersebut, pada tahun 1979-1980 MINU semakin berkembang dalam
hal administrasi kelembagaan tetapi masih belum mengikuti ujian negara
dikarenakan satusnya masih lembaga diniyah.
Sekian lama MINU semakin berkembang dan menjadi lembaga Ma’arif
Sunan Kalijogo (nama yang diambil dari salah satu Walisongo di Jawa) yang
langsung berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama’ (NU). Setelah ikut di
bawah naungan NU, masyarakat Karangbesuki semakin aman karena orang-
orang PKI takut dibantai oleh BANSER NU (Barisan Ansor Serba Guna).
Pada tahun 1982, Ma’arif Sunan Kalijogo sudah mulai mengikuti ujian
negara dari Kementrian Agama (Kemenag) dan satu-satunya lembaga Ma’arif
NU di Kota Malang yang ikut ujian negara pada waktu itu. Kemudian tahun
1990 Ma’arif Sunan Kalijogo sudah mengikuti ujian negara yang dikeluarkan
oleh Dinas Pendidikan (Diknas) dan mendapatkan ijazah resmi dari negara,
akan tetapi ujiannya masih menumpang di Diknas dan mulai awal tahun
2000an sudah bisa mengadakan ujian negara sendiri sampai sekarang.
2. Langit-langit
Langit-langit atau plafon adalah permukaan interior atas yang
berhubungan dengan bagian atas sebuah ruangan. Umumnya, langit-langit
bukan unsur struktural, melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas (Lamudi, 2014).
a. Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan
b. Langit-langit tingginya minimal 3m dari permukaan lantai
Berdasarkan penjelasan di atas, diperoleh hasil observasi dari langit-
langit ruangan di MI Sunan Kalijogo. Pada lantai pertama, setiap ruangan
memiliki langit-langit cor yang kuat, mudah dibersihkan karena dapat
dengan mudah terjangkau oleh sapu pembersih, dan berwarna terang yaitu
putih sehingga menciptakan suasana kelas yang terang serta mudah terlihat
apabila langit-langit sudah kotor agar segera dibersihkan. Pada lantai
kedua langit-langit setiap ruangan berbahan tripleks dan terdapat 1 m2
langit-langit yang dibiarkan terbuka yaitu di ruangan kelas VI-A sehingga
apabila terjadi kebocoran pada atap akan langsung ke ruangan tersebut.
Langitlangit berbahan tripleks ini harganya relatif murah, mudah
diperoleh, dan tidak sulit dalam pengerjaan atau pemasangannya. Namun,
apabila terjadi kebocoran atap dan sering terkena air atau rembesan akan
mudah rusak sehingga tidak awet. Selain itu, indikator selanjutnya
menunjukkan bahwa ketinggian minimal dari permukaan lantai yaitu 3
meter dan pada langit-langit MI Sunan Kalijogo tingginya 4,5 meter dari
permukaan lantai sehingga sudah memenuhi syarat.
Gambar 5. Langit-langit Cor Lantai 1
6. Pintu
Pintu adalah sebuah bukaan pada dinding yang memudahkan sirkulasi
antar ruang-ruang yang dilingkupi oleh dinding tersebut (akses keluar dan
masuk ruangan). Pintu sekolah sehat terdiri dari dua daun pintu dengan
arah bukaan ke luar dan mempunyai ukuran sesuai ketentuan yang
berlaku. Antara dua kelas harus ada pintu yang berdekatan dengan pintu
keluar, untuk memungkinkan cepat keluarnya siswa yang duduk paling
belakang. Pintu di setiap ruangan MI Sunan Kalijogo yaitu ruang kelas,
ruang laboratorium, ruang perpustakaan, ruang kepala sekolah, serta ruang
UKS terbuat dari bahan kayu yang kuat dan tahan rayap. Sedangkan pintu
kamar mandi terbuat dari bahan vynil atau PVC yang tahan air, antikorosi,
tidak memiliki suara yang mengganggu pendengaran (suara keras ketika
digerakkan), dan memiliki nilai artistik yang tinggi. Pintu setiap ruangan
terdiri dari satu daun pintu dengan arah bukaan ke dalam sehingga
memakan banyak tempat di dalam ruangan. Hal ini berarti komponen
pintu belum sesuai dengan syarat pada pintu sekolah sehat. Setiap kelas
hanya memiliki satu akses keluar (pintu) yaitu tepat berada di barisan
paling depan bangku siswa sehingga tidak ada pintu di antara dua kelas
yang berdekatan dengan pintu keluar sehingga tidak dapat mempercepat
keluarnya siswa yang duduk paling belakang. Secara keseluruhan
indikator pintu sekolah sehat yang telah ditentukan, pintu di MI Sunan
Kalijogo belum cukup memenuhi syarat.
C. Ruang Bangunan
1. Ruang kelas
a. Kepadatan minimal 1,75 m2/murid.
b. Jarak papan tulis dengan meja siswa paling depan minimal 2,5 meter
dan jarak papan tulis dengan meja siswa paling belakang maksimal 9
meter.
c. Lantai di depan papan tulis ditinggikan 40 cm dari lantai sekitarnya.
d. Tersedia tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir di depan
ruang kelas. Minimal 1 tempat cuci tangan untuk 2 kelas.
e. Tingkat kebisingan tidak lebih dari 35-45 dB(A)
Hasil observasi yang dilakukan menunjukkan lebar kelas 5,4 meter dan
panjang kelas ±9 meter dengan tingkat kepadatan cukup tinggi dilihat dari
penataan kursi dan bangku sekolah. Jarak antara papan tulis dengan
bangku paling depan yaitu 2,5 meter dan dengan bangku paling belakang
yaitu 8,1 meter. Ukuran jarak ini telah sesuai dengan syarat ruang kelas
yang sehat. namun, pada ketentuan ketiga yaitu lantai depan papan tulis
ditinggikan dari lantai sekitarnya masih belum terlaksana. Lantai depan
papan tulis tingginya setara dengan lantai dimana siswa duduk. Jadi tidak
ada perbedaan ketinggian. Sehingga apabila siswa yang memiliki postur
tinggi duduk di depan dan siswa yang memiliki postur kurang tinggi
duduk di belakang akan kesulitan untuk melihat guru karena tidak ada
perbedaan ketinggian lantai. Di depan setiap ruang kelas selalu terdapat
tulisan yang menyatakan bahwa terdapat fasilitas cuci tangan. Namun
ketika kelompok kami melakukan observasi selama 2 kali yaitu saat
kegiatan pembelajaran berlangsung dan juga saat semua siswa sudah
pulang tidak ada fasilitas cuci tangan dengan air bersih yang mengalir.
Berdasarkan hasil wawancara dari petugas kebersihan sekolah, fasilitas
tersebut tidak dipasang karena pihak sekolah takut apabila air yang ada
digunakan untuk mainan para siswa dan menyebabkan adanya genangan
air di lantai depan ruang kelas. Oleh karena itu, fasilitas tersebut hanya
dipasang saat ada kegiatan tertentu (tidak setiap hari). Dari pengamatan
yang kami lakukan, kondisi ruang belajar (kelas) cukup kondusif dan tidak
memiliki tingkat kebisingan yang tinggi. Kecuali pada daerah lantai 2,
yaitu tepatnya di kelas VI-A. Karena di sekitar ruang tersebut tersebut
berdekatan dengan tangga dan atapnya berbahan seng. Sehingga akan
terdengar bising apabila hujan turun. Tetapi secara keseluruhan proses
belajar mengajar dapat berjalan dengan kondusif.
Gambar 20. Ruang Kelas
2. Ruang UKS
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah program pemerintah untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dan pembinaan
lingkungan sekolah sehat atau kemampuan hidup sehat bagi warga
sekolah. Adapun syarat UKS sekolah sehat yaitu sebagai berikut:
a. Dilengkapi dengan tempat cuci tangan dengan air bersih yang
mengalir.
b. Luas minimal 27 m2.
Berdasarkan pemaparan syarat di atas dapat dilihat dari hasil observasi
bahwa di depan UKS MI Sunan Kalijogo terdapat tulisan fasilitas cuci
tangan. Namun pada pelaksanaanya tidak ada fasilitas tersebut baik ketika
proses pembelajaran berlangsung maupun telah selesai. Adapun fasilitas
yang tersedia di dalam UKS yaitu satu buah tempat tidur, satu buah
selimut, satu buah meja, dua buah kursi, dua buah timbangan, dan satu
buah almari untuk menyimpan obat dan administrasi UKS. UKS sekolah
ini terbilang sempit karena hanya memiliki luas 5,72 m2. Pada syarat
sekolah sehat terdapat minimal luas UKS yang memiliki jarak terlampaui
jauh dengan ukuran luas UKS di MI Sunan Kalijogo. Sehingga UKS ini
belum termasuk standar pada UKS sekolah sehat.
Gambar 22. Ruang UKS
3. Ruang laboratorium
Laboratorium adalah ruang atau bangunan yang dilengkapi dengan
peralatan untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek
pembelajaran, atau pembuatan obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Pada
MI Sunan Kalijogo, terdapat dua laboratorium yaitu laboratorium sains
dan laboratorium komputer yang tempatnya jadi satu dengan
perpustakaan. Adapun syarat dan ketentuan laboratorium sekolah sehat
yaitu:
a. Tersedia tempat cuci tangan alat laboratorium dengan air bersih yang
mengalir.
b. Laboratorium kimia harus dilengkapi dengan lemari asam dan
pancuran air dengan kualitas dan kuantitas air yang cukup.
c. Kepadatan ruang laboratorium minimal 4 m2/murid.
Terdapat banyak kursi yang ditumpuk berserakan menghalangi pintu
masuk laboratorium sains, sehingga kelompok kami tidak dapat
menjangkau dan mengamati bagaimana keadaan di dalam ruangan
laboratorium tersebut. Namun, pada laboratorium komputer ruangannya
jadi satu dengan perpustakaan yaitu jalur masuknya berasal dari pintu yang
sama dan di dalam ruangan dipisah menggunakan triplek untuk
membedakan ruang perpustakaan dengan ruang laboratorium komputer. Di
dalam maupun di luar laboratorium sains dan komputer tidak terdapat
akses cuci tangan.
Gambar 23. Laboratorium Sains
4. Kantin
Kantin sekolah adalah tempat atau ruangan yang dapat digunakan siswa
untuk makan, baik makanan yang dibawa sendiri maupun membeli
mkanan ringan dan makanan berat di kantin tersebut. Kantin sekolah sehat
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tersedia tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air yang
mengalir.
b. Tersedia tempat cuci tangan bagi pengunjung kantin sekolah.
c. Tersedia tempat penyimpanan bahan makanan.
d. Tersedia tempat penyimpanan makanan siap saji yang tertutup.
e. Tersedia tempat unruk menyimpan peralatan makan dan minum.
f. Lokasi kantin minimal berjarak 20m dengan tempat pengumpulan
sampah sementara.
Kantin yang terdapat di MI Sunan Kalijogo terletak tepat di samping
tangga menuju lantai dua. Sesuai syarat yang pertama, pada kantin sekolah
ini tidak tersedia tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air
mengalir. Selain itu, tidak tersedia pula tempat mencuci tangan bagi
pengunjung kantin atau pembeli. Di dalam kantin hanya terdapat dua buah
meja kecil dan kursi serta satu buah sapu. Tidak ada tempat penyimpanan
bahan makanan, makanan siap saji, maupun peralatan makan dan minum.
Jadi kantin di sekolah ini hanya menjual makanan ringan. Adapun
makanan yang berbungkus plastik seperti kerupuk dan ciki ditinggal
begitu saja di atas meja ketika kantin tutup. Pembuangan sampah di kantin
berada pada sisi kanan dan kiri bangunan. Sampah bekas makanan
dibuang ke tempat sampah yang tidak tertutup. Berdasarkan syarat yang
telah ditentukan, kantin MI Sunan kalijogo masih belum termasuk kantin
sekolah sehat.
Gambar 24. Kantin Sekolah
E. Pencahayaan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan Sekolah, persyaratan pencahayaan di sekolah adalah
pencahayaan di setiap ruang tidak silau. Pencahayaan di ruang kelas masih
kurang terang karena pada sisi ruang terdapat bangunan lagi. Jadi akses
cahaya matahari untuk masuk ke dalam kelas kecil. Selain itu pada ruang atau
jalan menuju kamar mandi juga pencahayaannya kurang sehingga
menimbulkan kelembaban pada dinding. Ruang lain seperti laboratorium dan
perpustakaan juga masih kurang pencahayaannya. Namun pada ruang UKS
pencahayaannya akan silau apabila gorden jendela tidak ditutup, karena
ruangan UKS kecil dan jendelanya cukup besar sehingga cahaya yang masuk
juga besar.
F. Ventilasi
Ventilasi adalah pergerakan udara masuk ke dan keluar dari ruang
tertutup. Ventilasi berfungsi untuk menjaga agar aliran udara di dalam ruangan
tetap segar, menjaga agar ruangan tetap dalam kondisi kelembaban optimum,
dan membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri patogen yang bisa
menyebabkan penyakit. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah, persyaratan ventilasi ruang
di sekolah adalah sebagai berikut:
1. Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara segar di dalam ruang
sekolah dengan baik.
2. Bila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin adanya penggantian udara
dengan baik, ruang sekolah harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis.
Ventilasi alamiah adalah suatu bentuk pertukaran udara secara alamiah tanpa
bantuan alat-alat mekanik seperti kipas. Ventilasi alami masih dapat
dimungkinkan membersihkan udara selama pada saat ventilasi terbuka terjadi
pergantian dengan udara yang segar dan bercampur dengan udara yang kotor
yang ada dalam ruangan. Ventilasi yang ada di MI Sunan Kalijogo
merupakan ventilasi alamiah dengan lubang berbentuk persegi panjang di atas
jendela. Dan setiap ruangan memiliki ukuran ventilasi yang berbeda-beda
disesuaikan dengan besar ruangan.
Gambar 26. Ventilasi
G. Kebisingan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan Sekolah, persyaratan kebisingan lingkungan adalah
tidak boleh lebih dari 45 dB(A). Suasana pembelajaran di MI Sunan Kalijogo
dapat dikatakan kondusif. Karena jarak antara jalan dengan ruang
pembelajaran ≥20 meter. MI Sunan Kalijogo memiliki halaman yang luas.
Sehingga ketika pembelajaran berlangsung tidak ada kebisingan yang
ditimbulkan oleh kendaraan bermotor. Namun kebisingan dapat disebabkan
oleh suara air hujan yang turun ketika mengenai atap yang berbahan seng.
2. Toilet
Toilet merupakan fasilitas sanitasi sekolah yang digunakan untuk buang
air kecil, buang air besar, mencuci tangan, dan membersihkan anggota
tubuh. Terdapat beberapa alat yang harus ada di dalam toilet yaitu bak air,
air bersih, gayung, dan perlengkapan lain untu keperluan di atas. Adapun
syarat toilet sekolah sehat yaitu:
a. Letak toilet harus terpisah dari ruang kelas, ruang UKS, ruang guru,
perpustakaan, ruang bimbingan dan konseling.
b. Tersedia toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan.
c. Proporsi jumlah wc/urinoir adalah 1 wc/urinoir untuk 40 siswa dan 1
wc untuk 25 siswi.
d. Toilet harus dalam keadaan bersih.
e. Lantai toilet tidak ada genangan air.
f. Tersedia lubang penghawaan yang langsung berhubungan dengan
udara luar.
g. Bak penampung air tidak menjadi tempat perindukan nyamuk.
MI Sunan Kalijogo memiliki siswa sebanyak 250 anak dengan 100 siswa
laki-laki dan 150 siswa perempuan, tenaga pendidik 16 orang, staf tata
usaha 1 orang, tenaga keamanan 1 orang, dan petugas kebersihan 1 orang.
Adapun ketersediaan fasilitas toilet di sekolah yaitu 1 toilet untuk guru
putra, 1 toilet untuk guru putri, 3 toilet untuk siswa putri, dan 2 toilet
untuk siswa putra. Berdasarkan syarat pertama mengenai tata letak, toilet
ini berada di belakang ruang kelas dan sudah terpisah dari ruang kelas,
ruang UKS, ruang guru, dan perpustakaan. Kemudian telah dibedakan juga
antara toilet siswa perempuan dan siswa laki-laki maupun guru perempuan
dan guru laki-laki. Adapun proporsi mengenai jumlah wc/urinoir untuk
250 siswa dengan hanya tersedia 2 siswa laki-laki dan 3 siswa putri masih
kurang. Setidaknya minimal terdapat 3 wc/urinoir untuk siswa laki-laki
dan 4 wc untuk siswa perempuan. Tidak semua toilet sekolah dalam
keadaan bersih baik dari segi lantai maupun wcnya. Ada beberapa toilet
yang keadaannya kotor dan baunya menyengat. Namun meskipun kotor,
tidak terdapat genangan air di lantai karena memiliki kemiringan cukup
untuk mengalirkan siraman air ke saluran pembuangan air limbah.
Susunan toilet di sekolah ini yaitu berjajar 3 toilet. Pada toilet yang berada
di sisi kanan dan kiri terdapat lubang penghawaan yang langsung
berhubungan dengan udara luar. Namun pada toilet yang berada di tengah
tidak terdapat lubang penghawaan yang berhubungan langsung dengan
udara luar. Hal ini tidak sesuai dengan syarat toilet sekolah sehat pada
poin ke-6. Bak penampung air pada toilet berasal dari timba atau baskom
plastik yang airnya selalu diganti atau dikosongkan setelah pemakaian.
Jadi tidak menjadi tempat perindukan nyamuk karena tidak ada genangan
air di dalam bak penampungan. Secara keseluruhan terdapat beberapa
aspek yang telah terpenuhi dalam menciptakan toilet sekolah sehat, namun
juga masih ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki fasilitasnya agar
sesuai dengan standar toilet sekolah sehat.
J. Halaman
Menurut KBBI Halaman adalah sebuah pekarangan yang ada di sekitar
tempat tinggal kita, sedangkan halaman sekolah adalah sebuah pekarangan yang
ada di dalam sekolah. Menurut Kepmenkes Nomor 1429/MENKES/SK/XII/2006
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah, halaman
sekolah yang baik harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:
1. Lahan sekolah harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi
dengan pagar yang kuat dan aman.
2. Halaman sekolah harus selalu dalam keadaan bersih, tidak becek
dan tidak menjadi tempat bersarang dan berkembang biaknya
serangga, binatang pengerat dan binatang penggangu lainnya.
3. Tersedia akses tempat parkir kendaraan.
4. Ada tempat untuk upacara.
5. Tersedia lahan untuk apotek hidup.
6. Tersedia saluran penuntasan air hujan yang diresapkan ke dalam
tanah atau dialirkan ke saluran umum
Gambar Taman yang berada di depan ruang guru atau kelas di MI Sunan Kalijaga
K. Bebas Jentik Nyamuk
Nyamuk merupakan anggota ordo Diptera yang sering berinteraksi
dengan manusia. Nyamuk memiliki jam aktif menggigit yang berbeda
sehingga dapat dikelompokkan menjadi diurnal, nokturnal dan
crepuscular. Nyamuk diurnal merupakan nyamuk yang aktif selama pagi
hingga sore hari sedangkan nokturnal merupakan aktif ketika malam hari.
Nyamuk crepuscular merupakan nyamuk yang aktif sepanjang hari.
(Guimaraes dkk., 2000).
Seperti kita ketahui DBD sebuah penyakit disebabkan adanya
virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti untuk ditularkan.
DBD bukanlah merupakan penyakit baru, namun tujuh tahun silam
penyakit inipun telah menjangkiti 27 provinsi di Indonesia dan
menyebabkan 16.000 orang menderita, serta 429 jiwa meninggal dunia,
hal ini terjadi sepanjang bulan Januari sampai April 1998 (Tempo, 2004).
WHO bahkan memperkirakan 50 juta warga dunia, terutama bocah-bocah
kecil dengan daya tahan tubuh ringkih, terinfeksi demam berdarah setiap
tahun Alangkah baiknya jika sekolah yang menjadi tempat belajar anak
terbebas dari jentik dan nyamuk Aedes aegypti. Menurut Kepmenkes
Nomor 1429/MENKES/SK/XII/2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan Sekolah, terdapat tiga indikator yang harus
dipenuhi terkait sekolah yang bebas jentik nyamuk, yaitu :
1. Lingkungan sekolah harus bebas jentik nyamuk.
2. Kepadatan jentik nyamuk Aedes Aegypti yang diamati melalui
indeks container di dalam lingkungan sekolah harus nol.
3. Di setiap ruangan pada siang hari, harus terlihat terang untuk
menghindari ruangan sebagai tempat peristirahatan nyamuk.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Seiring berjalannya waktu, maka penulis memberikan beberapa saran
untuk konsep sanitasi di MI Sunan Kalijaga yaitu melakukan peningkatan
terhadap beberapa indikator yang kurang memenuhi atau bahkan tidak
memenuhi syarat. Seperti menyediakan alat penangkal petir, menyediakan
lahan parkir, menyediakan akses cuci tangan dengan kran, dan memperbaiki
beberapa fasilitas sanitasi sekolah.