DI MTs N 1 MALANG
Oleh :
1. Arie Dwi Ayu C.S (150612601205)
2. Nurul Afidatul Amalah (150612601957)
i
KATA PENGANTAR
Penulis berharap semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan
penulis, dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa laporan ini
masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang
bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis
sampaikan terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 4
BAB II METODE PENGUMPULAN DATA ...................................................... 6
2.1 Desain Pengumpulan Data ............................................................................. 6
2.2 Nama dan Tempat Kegiatan ........................................................................... 6
2.3 Pelaksanaan Kegiatan...................................................................................... 6
2.4 Jenis Data yang Dikumpulkan ........................................................................ 6
2.5 Cara Pengolahan dan Penyajian Data ............................................................. 6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 7
3.1 Gambaran Umum MTs N 1 Malang .............................................................. 7
3.2 Good Manufacturing Pratice (GMP) Institusi ................................................ 7
3.3 Bentuk Ruangan Penyelenggaraan Makanan ................................................ 17
3.4 Analisis Manajemen Sumber Daya Manusia ................................................ 17
3.5 Analisis Manajemen Anggaran ..................................................................... 18
3.6 Analisis Manajemen Energi .......................................................................... 20
3.7 Analisis Manajemen Peralatan ...................................................................... 22
3.8 Analisis Perencanaan dan Implementasi Menu............................................. 27
BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 35
4.1 Kesimpulan ................................................................................................... 35
4.2 Saran .............................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 37
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyelenggaraan makanan institusi merupakan rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, anggaran belanja,
pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan
makanan, distribusi dan pencatatan, pelaporan serta evaluasi. Tujuan
penyelenggaraan makanan institusi yaitu untuk menyediakan makanan yang
berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, dan dapat diterima oleh konsumen guna
mencapai status gizi yang optimal (Kemenkes, 2013).
Sekolah merupakan salah satu institusi yang memiliki penyelenggaraan
makanan massal. Upaya agar kebutuhan zat gizi seseorang dapat diperoleh secara
optimal adalah dengan diadakannya penyelenggaraan makanan yang dikelola
dengan menerapkan disiplin-disiplin ilmu seperti ilmu gizi, manajemen, dietetika
serta dilakukan dengan menerapkan prinsip efisiensi dan efektivitas karena tujuan
dari penyelenggaraan makanan adalah menghasilkan makanan yang berkualitas
baik dan sesuai dengan kebutuhan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran umum di MTs N 1 Malang
4
2. Untuk mengetahui dimaksud dengan Good Manufacturing Practices (GMP)
dan bagaimana penerapan GMP di MTs N 1 Malang
3. Untuk mengetahui bentuk ruangan penyelenggaraan makanan
4. Untuk mengetahui analisis manajemen sumber daya manusia
5. Untuk mengetahui analisis manajemen anggaran
6. Untuk mengetahui analisis manajemen energy
7. Untuk mengetahui analisis manajemen peralatan
8. Untuk mengetahui analisis perencanaan dan implementasi menu
5
BAB II
METODE PENGUMPULAN DATA
6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
7
Penerapan kaidah tersebut dapat dilakukan mulai dari pembelian bahan
makanan sampai penyajian makanan ke konsumen, lokasi dan bangunan serta
fasilitas yang terdapat dalam institusi.
8
penyimpanan bahan makanan basah disimpan dalam refrigenerator/
pendingin, untuk penyimpanan bahan makanan basah tidak dilakukan
pemeriksaan suhu setiap 2 hari sekali, hanya memastikan bahwa
refrigenerator masih dalam keadaan menyala/ hidup, sedangkan
penempatan bahan makanan yang disimpan juga diatur berdasarkan
jenisnya dan disusun dalam rak-rak sedemikian rupa sehingga tidak
mengakibatkan bahan makanan rusak, tempat penyimpanan bahan
makanan dipisahkan dengan makanan jadi, selain itu cara penyimpanan
bahan makanan didalam gudang tidak menempel dengan langit-langit
sesuai ketentuan yaitu:
a. Jarak bahan makanan dengan lantai 14 cm
b. Jarak bahan makanan degan dindng 4 cm
c. Jarak bahan makanan dengan langit-langit 60 cm (Rotua, 2015)
Selain penyimpanan bahan makanan terdapat juga tempat
penyimpanan peralatan yang disusun di rak-rak dan tertata dengan
rapi.
9
3.2.4 Good Manufacturing Practice (GMP) pada Lokasi, Bangunan, dan
Fasilitas
Persyaratan hygiene sanitasi, lokasi, bangunan, pengolahan dan
penyimpanan menurut KEPMENKES RI No 715 Th.2003 adalah sebagai
berikut:
a. Lokasi
Jarak jasa boga harus jauh minimal 500 m dari sumber pencemaran
seperti tempat sampah urnum, wc umum, bengkel cat dan sumber
pencemaran lainnya.
b. Bangunan dan fasilitas meliputi halaman, konstruksi, lantai, langit-langit,
pintu dan jendela ,pencahayaan, ventilasi/ penghawaan, ruangan
pengolahan makanan, fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan,
tempat cuci tangan , jamban dan peturasan, kamar mandi dan tempat
sampah
10
bebas dari peralatan minimal dua meter persegi untuk setiap orang
pekerja)
11
a) Permukaan dinding sebelah dalam rata, tidak lembab, mudah
dibersihkan dan berwarna terang.
b) Permukaan dinding yang selalu kena percikan air, dilapisi
bahan kedap air setinggi 2 (dua) meter dari lantai dengan
permukaan halus, tidak menahan debu dan berwarna terang.
c) Sudut dinding dengan lantai berbentuk lengkung (conus) agar
mudah dibersihkan dan tidak menyimpan debu/kotoran.
(keputusan menteri kesehatan no. 1096 tahun 2011)
Dinding tempat penyelenggaraan makanan di MTs N 1
Malang kuat, dua meter dari permukaan lantai dilapisi bahan yng
tahan terhadap cairan, namun sudut dinding dengan lantai tidak
berbentuk lengkung, Kabel-kabel tertanan dalam dinding,
sedangkan pipa tempat pencucian bahan tidak tertanam dalam air.
c) Langit-langit
Langit-langit harus bertutup, dilengkapi dengan bahan
peredam suara untuk bagian tertentu dan disediakan cerobong
asap. Langit-langit dapat diberi warna agar serasi dengan warna
dinding. Jarak antara lantai dengan langit-langit harus tinggi agar
udara panas dapat bersirkulasi dengan baik (Rotua M, dan Siregar
R, 2015).
Tidak terdapat cerobong asap di tempat penyelenggaraan,
namun terdapat atap yang sengaja tidak di tutup dan langssung
bersinggungan dengan udara luar berda tepat diatas tempat
pencucian bahan makanan, selain itu ruangan dibuat sangat luas
dan jarak antara lantai dengan atap cukup tinggi sekitar 5 meter
sesuai dengan keputusan menteri kesehatan RI no. 1096 tahun
2011 tentang hygiene dan sanitasi jasaboga yaitu Tinggi langit-
langit minimal 2,4 meter di atas lantai, sehingga uap dan udara
panas dapat bersikulasi dengan baik.
d) Penerangan dan Ventilasi
Ventilasi harus dapat mengatur pergantian udara sehingga
ruangan tidak terasa panas, tidak terjadi kondensasi uap air atau
12
lemak pada lantai, dinding, atau langit-langit. (Rotua M, dan
Siregar R, 2015).
Berdasarkan keputusan menteri kesehatan RI no. 1096 tahun
2011 tentang hygiene dan sanitasi jasaboga Pintu ruang tempat
pengolahan makanan harus dibuat membuka ke arah luar dan
dapat menutup sendiri (self closing), dilengkapi peralatan anti
serangga/lalat seperti kassa, tirai, pintu rangkap dan lain-lain.
Penerangan dan ventilasi di tempat penyelenggaraan
makanan MTs N 1 Malang sudah baik. terdapat atap yang sengaja
tidak di tutup dan langssung bersinggungan dengan udara luar
berda tepat diatas tempat pencucian bahan makanan, sehingga
dapat mengeluarkan asap, bau makanan, bau uap lemak, bau air,
dan panas, namun pintu dan jendela yang terdapat pada ruang
penyelenggaraan tidak sesuai dengan keputusan menteri kesehatan
RI no. 1096 tahun 2011 tentang hygiene dan sanitasi jasaboga
pintu membuka kearah dalam serta tidak dilengkapi dengan
peralatan anti lalat/ serangga.
c. Warna Ruang Penyelenggaraan Makanan
Warna interior dapur tempat penyelenggaraan makanan di MTs N
1 Malang adalah krem dan putih gading sehingga dapat memberi sinar
terang, menangkap sinar, dan merefleksikan sinar kembali. Pilihlah
warna tersebut termasuk warna yang tidak disukai lalat.
Gambaran proporsi sinar yang direfleksikan oleh berbagai warna
cat yang digunakan, penting untuk menentukan pilihan warna yang
baik untuk ruang dapur, macam warna, dan daya tangkap sinar yang
merefleksikan kembali. (Rotua M, dan Siregar R, 2015).
d. Ruang pengolahan makanan
Luas untuk tempat pengolahan makanan harus cukup untuk bekerja
pada pekerjaannya dengan mudah dan efisien agar menghindari
kemungkinan kontaminasi makanan dan memudahkan
pembersihannya.
13
Luas lantai dapur yang bebas dari peralatan sedikitnya 2 m2 untuk
setiap orang pekerja. Ruang pengolahan makanan tidak boleh
berhubungan langsung dengan jamban, peturasan, dan kamar mandi.
Untuk kegiatan pengolahan dilengkapi sedikitnya meja kerja,
lemari/tempat penyimpanan bahan dan makanan jadi yang terlindung
dari gangguan tikus dan hewan lainnya.
Sedangkan di dapur sekolah MTs N 1 Malang didapatkan data
jumlah pekerja di dapur ada 5 orang dengan 1 kordinatornya. Ruang
pengolahan makanan di sekolah MTs N 1 Malang ini telah dilengkapi
dengan meja dapur, lemari/tempat penyimpanan bahan yang telah
sesuai dengan persyaratan serta tidak terdapat jamban, peturasan dan
kamar mandi di dekat dapur. Namun, untuk proses memasak nasi
kurang sesuai karena letaknya didekat tempat mencuci piring.
e. Fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan
Pencucian alat masak hendaknya pada tempat khusus yang
dilengkapi dengan sarana air panas. Alat-alat dapur besar dan kecil
dibersihkan dan disimpan diruang khusus, sehingga mudah bagi
pengawas untuk inventarisasi alat. (Permenkes RI no. 78 tahun 2013).
Syarat fasilitas pencucian peralatan menurut Permenkes no. 78
tahun 2013 adalah:
a. Terletak terpisah dengan ruang pencucian bahan makanan
b. Tersedia fasilitas pengering/rak dan penyimpanan sementara yang
bersih
c. Dilengkapi alat untuk mengatasi sumbatan dan vector
d. Tersedia air mengalir dalam jumlah cukup dengan tekanan +15 psi
(1,2 kg/cm3)
e. Tersedia sabun dan lap pengering yang bersih.
14
yang bersih, Setelah peralatan dibersihkan kemudian peralatan ditata
ditempat penyimpanan peralatan.
Tempat pencucian terletak pada sisi selatan dapur, sesuai dengan
pengamatan hasil observasi tempat pencucian terlihat dengan kondisi
bersih dan lantai tidak licin, sisi dinding dilapisi dengan bahan tahan
air sehingga dinding tidak bisa menyerap air, tidak ada sumbatan
disaluran air, selain itu juga terdapat sabun dan lap pengering yang
bersih.
Pencucian peralatan masak di sekolah MTs N 1 Malang ini
dilakukan di dalam dapur dan sudah sesuai dengan peraturan
Permenkes No 1096/Menkes/PER/VI/2011, karena tempat pencucian
peralatan masak dengan tempat pencucian bahan makanan sudah
dipisah dan peralatan yang telah dibersihkan sudah disimpan ditempat
yang telah ditentukan. Namun, yang kurang sesuai pada saat mencuci
bahan makanan mentah itu hanya menggunakan air biasa.
f. Air dan tempat cuci tangan
Berdasarkan hasil pengamatan observasi, air yang tersedia didapur/
tempat pengolahan makanan cukup untuk memenuhi kebutuhan,
sedangkan tempat untuk mencuci tangan digabungkan dengan tempat
pencucian peralatan dan bahan makanan yaitu terdapat 5 keran yang
dapat digunakan, hal ini sesuai dengan keputusan menteri kesehatan RI
no. 1096 tathun 2011 tentang hygiene dan sanitasi jasaboga yaitu
1. Tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dari tempat cuci
peralatan maupun bahan makanan dilengkapi dengan air mengalir
dan sabun, saluran pembuangan tertutup, bak penampungan air dan
alat pengering.
2. Tempat cuci tangan diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau
dan dekat dengan tempat bekerja.
3. Jumlah tempat cuci tangan disesuaikan dengan jumlah karyawan
dengan perbandingan sebagai berikut:
Jumlah karyawan 1-10 orang : 1 buah tempat cuci tangan
11-20 orang : 2 buah tempat cuci tangan
15
Setiap ada penambahan karyawan sampai dengan 10 orang, harus
ada penambahan 1 buah tempat cuci tangan.
Persyaratan untuk air bersih:
16
dengan kondisi baik, dan tidak ditemukan sampah yang menumpuk
dan berceceran.
3.3 Bentuk Ruang Penyeleggaraan Makanan
Bentuk dapur penyelenggaraan makanan di MTs N 1 Malang adalah dapur
bentuk "U" yaitu bentuk dapur dengan struktur kitchen set berbentuk huruf "U"
atau berbentuk tiga dinding dengan tiga bagian yang saling berhubungan. Bentuk
dapur ini membutuhkan ruang yang cukup luas untuk menampung kitchen set
yang cukup lengkap. Luas ruang/ dapur penyelenggaraan MTs N 1 Malang cukup
luas yaitu krang lebih 7 x 5 m. dengan alur kerja sebagai berikut:
Zona
2 Persiapan
(tempat
Zona memotong,
Pengolaha membuat
n adonan, dll)
(tempat 3
memasak) 1
kering
Zona Penyimpanan
Bahan makanan
Basah
Gambar 1. Alur kerja dapur “U” tempat penyelenggaraan makanan MTSN 1 Malang
Kelebihan dapur yang berbentuk "kantong" dengan tiga sisi adalah kita
dapat membuat pengaturan/pembagian area kerja lebih leluasa. Jadi kombinasi
dapur basah dan dapur kering dapat diterapkan. (Rotua M, dan Siregar R, 2015).
17
kemerosotan lainnya seperti penurunan kualitas produksi dan lain-lain
(Agharisty, Erma., dkk. 2013).
Jumlah tenaga pengolah atau tenaga pemasak di MTSN 1 Malang ada
5 orang dengan satu sebagai ketua yang melayani makan siang dari sekitar
sembilan ratus siswa. Tidak ada persyaratan khusus bagi tenaga pengolah di
penyelenggaraan makanan MTSN 1 Malang, hanya siapa saja yang mau
bekerja sebagai tenaga pengolah/ pemasak, penyelenggaraan makan di
MTSN 1 Malang juga bekerjasama dengan puskesmas arjuna untuk
melakukan pelatihan.
18
7. Hasil perhitungan anggaran dilaporkan kepada pengambil keputusan
(sesuai dengan struktur organisasi masing-masing) untuk meminta
perbaikan.
8. Perencanaan anggaran diusulkan secara resmi melalui jalur administrasi.
Lembaga sekolah MTs N 1 Malang merupakan lembaga pendidikan yang
berorientasi pada agama, namun tidak mengesampingkan pengetahuan umum.
Sekolah MTs N 1 Malang merupakan lembaga yang menyelenggarakan makanan
siswa dengan jumlah yang banyak dan menggunakan sistem penyelenggaraan
makanannya bersifat khusus karena yang dilayani adalah kelompok khusus dan
non-komersial yang artinya tidak untuk memperoleh keuntungan.
19
Labour cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk biaya pegawai atau gaji
pegawai. Berdasarkan hasil wawancara, biaya untuk gaji pegawai/pengelola
makanan di MTs N 1 Malang diperoleh dari dana sekolah.
3.5.3 Overhead Cost Institusi
Biaya overhead meliputi biaya barang dan biaya pemeliharaan. Biaya
barang yaitu seluruh biaya barang yang telah dikeluarkan untuk operasional
penyelenggaraan makanan misalnya peralatan masak, alat makan dan alat rumah
tangga lainnya. Sedangkan biaya pemeliharaan meliputi biaya yang dikeluarkan
untuk pemeliharaan meliputi biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan gedung,
peralatan dan lain-lain yang digunakan untuk operasional penyelenggaraan
makanan.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan pengawas
penyelenggaraan makanan di sekolah tersebut menyatakan bahwa perhitungan
biaya barang dan pemeliharaan diperoleh dari dana sekolah.
20
biaya air, sehingga penggunaan energi dapat digunakan sebagai indikator dari
keberhasilan atau kegagalan dari program manajemen energi.
Adapun biaya yang dikeluarkan untuk energi yang mendukung lancarnya
proses produksi makanan di MTs N 1 Malang antara lain biaya penggunaan
listrik, air PDAM, dan gas elpiji.
1. Biaya Bahan Bakar
Gas elpiji dalam seminggu= 3 tabung x Rp 120.000,00 = Rp. 360.000,00
Total 1 bulan = 4 minggu x 360.000 = Rp 1.440.000
2. Biaya Listrik
a. Kulkas 110 watt lama pemakaian 24 jam
= 110 x 24 x 3600 = 9.504.000 = 2,64 Kwh
3.600.000
Total Penggunaan Listrik = 2,64 Kwh
Biaya 1 Kwh = Rp 495,00
Total Biaya penggunaan Listrik per hari = 2,64 x Rp 495,00
= Rp 1.306,8
Total Biaya Listrik dalam 1 bulan = 30 x Rp 1.306,8
= Rp 39.204
3. Biaya air PDAM untuk dapur dalam 1 bulan kira-kira sebesar Rp 60.000,00
Dari data di atas dapat dihitung biaya penggunaan energi dalam satu bulan
adalah sebagai berikut :
Total Biaya = Rp 1.440.000 + Rp 39.204 + Rp 60.000
= Rp 1.539.204
21
3. Menjalankan pemeriksaan rekening energi tahun lalu untuk menghitung
energi yang berlebih pada operasi saat ini
4. Menetapkan tujuan penghematan energi untuk mengurangi energi yang
tidak terlalu penting pada tahun yang lalu
5. Berunding dengan perwakilan dari perusahaan peralatan untuk menentukan
jenis peralatan yang membutuhkan pengawasan ketat dan menaksir
keefektifan dari program penghematan energi
6. Merumuskan strategi penghematan energi yang dapat diperoleh dari data
hasil survey, rekomendasi perwakilan perusahaan servis, dan peninjauan
ulang dari literatur serta pedoman penghematan energi
7. Mengadakan program pelatihan bagi pekerja.
22
Alat yang digunakan di dapur harus dipilih yang efisien berkualitas
dan sesuai kelayakan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan peralatan:
a. Menu yang disajikan
b. Tenaga kerja
c. Tempat pelaksanaan
d. Biaya peralatan
e. Ukuran ruangan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan menentukan model dan bentuk
peralatan yang spesifikasi adalah:
a. Kemudahan mengoperasian atau menjalankan
b. Desain saniter
c. Ukuran modular untuk kesesuaian standar
d. Kenyamanan instalasi
e. Harga pengoperasian
f. Kemudahan memelihara dan memperbaiki
Peralatan yang digunakan dalam suatu penyelenggaraan makanan meliputi:
1. Penerimaan
2. Penyimpanan
3. Persiapan
4. Pengolahan
5. Distribusi dan penyajian
6. Pencucian
7. Fasilitas lain
8. Sanitasi dan pemeliharaan
9. Pengelolaan sampah
Seluruh peralatan yang ada di sekolah MTs N 1 Malang ini sudah
milik sendiri. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di MTs N 1
Malang, seluruh peralatan makan untuk siswa-siswi seperti piring, sendok,
kotak makan itu sudah disediakan oleh pihak sekolah. Jadi seluruh siswa-
siswi tidak perlu membawa peralatan makan sendiri. Peralatan memasak
seperti wajan, panci, dll di MTs N 1 Malang terbilang cukup engkap dan
sudah memenuhi persyaratan. Jadi, peralatan yang digunakan untuk
23
memasak sudah sesuai dengan jumlah tenaga pengolahnya yang ada di
dapur, baik untuk peralatan persiapan sampai penyajian, selain itu juga
sudah sesuai dan mencukupi dengan jenis-jenis menu yang diolah.
Ukuran alat sudah sesuai dengan kebutuhan pelayanan makanan untuk
siswa-siswi ± 900 siswa sehingga pengolah tidak perlu memasak berulang-
ulang dikarenakan kapasitas alat telah memenuhi untuk menyajikan porsi
makanan yang dibutuhkan.
Jenis alat mulai dari proses penerimaan bahan makanan sampai
dengan proses distribusi dan penyajian sudah mencukupi. Hal ini terlihat
dari kelengkapan alat di setiap proses penyelenggaraan makanan. Namun
sayangnya, di MTs N 1 Malang belum menggunakan alat-alat yang dapat
membantu pekerjaan mereka menjadi cepat seperti pemarut kelapa.
3.7.2 Analisis Kesesuaian Peralatan dengan Kebutuhan
Seperti yang telah dijelaskan di atas, peralatan yang ada mulai dari
peralatan penerimaan dan penyajian, distribusi sudah sesuai dengan
kebutuhan. Tetapi ada satu alat yang belum ada yang berhubungan dengan
sanitasi yaitu adanya insect killer, yaitu alat untuk menangkap serangga. Hal
ini dirasakan perlu karena selama pengamatan di tempat pengolahan
makanan, banyak lalat yang beterbangan di ruang produksi sehingga dapat
mengganggu proses produksi dan hygiene sanitasi kurang terjamin.
3.7.3 Analisis Kelayakan Peralatan yang Ada
Untuk lebih efektif cara kerja di MTs N 1 Malang diperlukan
peralatan sebagai berikut: alat-alat dalam keadaan baik, kualitas terjamin,
aman, ekonomis, dan efektif. Di MTs N 1 Malang tenaga pengolahnya
selalu memperhatikan kebersihan dan selalu merawat peralatan yang ada
seperti wajan, setelah wajan dipakai bagian belakang wajan selalu
dibersihkan oleh tenaga pengolah, sehingga wajan tidak terliha rusuh. Jadi
tenaga pengolah itu memperhatikan kebersihan dan mengutamakan hyiegen
peralatan walaupun dari hasil pengamatan yang dilakukan kondisi dapur
sangat berantakan.
Beberapa alat yang sekiranya perlu diadakan di tempat produksi yaitu:
a. Kotak P3K
24
b. Insect killer
3.7.4 Analisis Hygiene Sanitasi Prosedur Pencucian Alat
Pencucian alat masak hendaknya pada tempat khusus yang dilengkapi
dengan sarana air panas.
Tempat pencucian peralatan tersebut hendaknya:
a. Terletak terpisah dengan ruang pencucian bahan makanan.
b. Menyediakan fasilitas pengering/ rak dan penyimpanan sementara yang
bersih.
c. Dilengkapi alat untuk mengatasi sumbatan dan vektor.
d. Dilengkapi air mengalir dalam jumlah cukup dengan tekanan +15 psi
(1,2 kg/cm3).
e. Disediakan sabun dan lap pengering yang bersih.
Sedangkan tempat pencucian alat makan disyaratkan sebagai berikut:
a. Terletak terpisah dengan ruang pencucian bahan makanan dan peralatan.
b. Tersedia air mengalir dalam jumlah cukup dengan tekanan +15 psi (1,2
kg/cm3).
c. Tersedia air panas dan alat pembersih seperti sabun, deterjen, dan sikat.
Peralatan dapur harus segera dibersihkan dan disanitasi/didesinfeksi untuk
mencegah kontaminasi silang pada makanan, baik pada tahap persiapan,
pengolahan, penyimpanan sementara, maupun penyajian. Diketahui bahwa
peralatan dapur seperti alat pemotong, papan pemotong (telenan), dan alat saji
merupakan sumber kontaminan potensial bagi makanan.
Pembersihan mekanis tetap diperlukan penanganan manual, yaitu pada tahap
pembuangan sisa makanan. Adapun prosedur pembersihannya adalah sebagai
berikut:
1. Pembuangan Sisa Makanan dan Pembilasan Awal
Sisa makanan dibuang kemudian peralatan dibilas atau disemprot
dengan air mengalir. Tujuan tahap ini adalah menjaga agar air dalam
bak bak pencuci efisien penggunaannya
2. Pencucian
Pencucian dilakukan dalam bak pertama yang bersih larutan deterjen
hangat. Suhu yang digunakan berkisar antara 43 – 49ºC (Gislen, 1983).
Pada tahap ini diperlukan alat bantu sikat atau spon untuk
25
membersihkan, semua kotoran sisa makanan atau lemak. Hal yang
penting untuk diperhatikan pada tahap ini adalah dosis penggunaan
deterjen, untuk mencegah pemborosan dan terdapatnya residu deterjen
pada peralatan akibat penggunaan deterjen yang berlebihan.
3. Pembilasan
Pembilasan dilakukan dalam bak kedua dengan menggunakan air
hangat. Pembilasan dimaksudkan untuk menghilangkan sisa deterjen
dan kotoran. Air bilasan harus sering diganti. Akan lebih baik jika
digunakan air mengalir.
4. Sanitasi atau Desinfeksi
Sanitasi atau desinfeksi peralatan setelah pembilasan dapat dilakukan
dengan beberapa metode. Metode pertama adalah meletakkan alat pada
suatu keranjang, kemudian merendamnya dalam bak ketiga yang berisi
air panas bersuhu 77ºC, selama paling sedikit 30 detik.
5. Penirisan dan Pengeringan
Peralatan kemudian ditiriskan dan dikeringkan. Tidak diperkenankan
mengeringkan peralatan, terutama alat saji dengan menggunakan lap
atau serbet, karena kemungkinan justru akan menyebabkan kontaminasi
ulang. Peralatan yang sudah disanitasi juga tidak boleh dipegang
sebelum siap digunakan.
Proses pencucian alat yang dilakukan di MTs N 1 Malang ini dapat
dikatakan masih konvensional dikarenakan proses pencucian masih
menggunakan tangan. Di sekolah tersebut penggunaan air untuk mencuci
peralatan hanya menggunakan air biasa yang mengalir tidak pernah
menggunakan air panas. Selain itu pada proses sanitasi atau desinfeksi juga
tidak dilakukan sehingga setelah dibilas peralatan lalu dikeringkan.
3.7.5 Menganalisis Hygiene Sanitasi Tempat Penyimpanan Alat
Alat-alat dapur besar dan kecil dibersihkan dan disimpan di ruang
khusus, sehingga mudah bagi pengawas untuk memantau pemakaian alat.
1. Penyimpanan peralatan harus memenuhi ketentuan :
a. Semua peralatan yang kontak dengan makanan harus disimpan
dalam keadaan kering dan bersih
26
b. Cangkir, mangkuk, gelas dan sejenisnya harus dalam posisi terbalik
saat disimpan
c. Rak-rak penyimpanan peralatan dibuat dari bahan anti karat, rat dan
tidak mudah aus/rusak
d. Laci-laci penyimpanan peralatan dibuat dari bahan anti karat, rat dan
tidak mudah aus/rusak
Untuk penyimpanan peralatan di MTs N 1 Malang ini hanya
dikhususkan untuk alat-alat kecil seperti pisau, piring, kotak makan, sendok,
mangkuk, baskom dan gelas. Hal ini dikarenakan tempat penyimpanan alat
yang dimiliki sekolah MTs N 1 Malang hanya berupa lemari dan rak-rak.
Sedangkan untuk alat-alat yang sering digunakan seperti panci besar, wajan,
dan dandang diletakkan di atas kompor. Sedangkan untuk kebersihan tempat
penyimpanan alat telah cukup baik sebab seluruh peralatan telah disusun
sesuai jenisnya di rak-rak dan tertata rapi sehingga sudah sesuai dengan
syarat-syarat yang disebutkan diatas.
27
a. Menu Bebas, yaitu menu yang disusun sesuai dengan keinginan
pemesan, jenis dan jumlah masakan yang akan disajikan dapat beragam
tergantung permintaan pelanggan.
b. Menu Pilihan, yaitu menu yang menyajikan pilihan jenis masakan
sehingga konsumen dapat memilih makanan sesuai dengan selera.
c. Menu Standart atau Master Menu, yaitu susunan menu yang digunakan
untuk penyelenggaraan makanan dalam jangka waktu cukup panjang
antara 7 – 10 hari. Jenis menu ini biasanya digunakan dalam
penyelenggaraan makanan di rumah sakit dan institusi sosial lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara Lembaga Pendidikan MTs N 1 Malang ini
diketahui bahwa menu yang digunakan disesuaikan dengan arahan pengawas
penyelenggar makanan atau pihak sekolah. Sehingga, pengelola di dapur memasak
sesuai dengan pilihan pihak sekolah. Hal ini dikarenakan di sekolah tersebut tidak
ada penatalaksanaan menu atau siklus menu 10 hari. Berdasarkan hasil wawancara
pemilihan menu tersebut di penyelenggaraan makanan di MTs N 1 Malang menu
yang disiapkan setiap hari merupakan menu harian rumahan yang merupakan ide
spontan setiap hari, jadi tidak ada siklus menu yang direncanakan sebelumnya.
3.8.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Menu
Menurut Nursiah dkk (1990) banyak faktor yang harus diperhatikan
dalam menyusun menu yang baik, diantaranya :
a. Kecukupan Gizi
Dalam membuat perencanaan menu, kebutuhan gizi konsumen adalah
hal yang paling penting yang harus diperhatikan. Berdasarkan hasil
observasi diperoleh data kebutuhan energi untuk siswa MTs N 1 Malang
dengan kisaran usia 13-15 tahun adalah sekitar 2400 kkalori berdasarkan
Angka Kecukupan Gizi (AKG).
b. Kebiasaan Makan dan Kesukaan
Menu yang direncanakan sesuai dengan kebiasaan makan individu atau
golongan. Kebiasaan makan seseorang ditentukan oleh :
1. faktor kejiwaan
2. faktor sosial-budaya
3. agama dan kepercayaan
4. latar belakang pendidikan, pengalaman
28
5. lingkungan hidup sehari-hari
6. tempat asal dan demografi
Seperti yang telah diketahui bahwa perencanaan menu ini dilakukan
berdasarkan arahan dari pihak sekolah, sehingga tidak ada patokan untuk menu
makanan. Jadi perencanaan menu antar lembaga pendidikan berbeda sesuai dengan
kebijakan yang dilakukan oleh sekolah tersebut.
c. Macam dan Jumlah Klien yang Dilayani
Bila kosumen yang akan dilayani homogen, prosedur pembuatan
menu akan lebih sederhana. Tetapi semakin banyak macam dan jumlah
orang yang dilayani, semakin banyak variasi masakan yang dipilih
konsumen.
Di MTs N 1 Malang ini dapat dikatakan bahwa siswa-siswi nya
makan sesuai dengan yang telah dihidangkan. Sedangkan jumlah
konsumen yang dilayani berkisar antara 900 orang. Karena jumlah
konsumen yang dilayani cukup banyak maka menu yang disusun
sebaiknya yang mudah dalam proses pengolahannya dan tidak
membutuhkan waktu yang lama.
Berdasarkan hasil observasi, menu yang disajikan disini termasuk
menu yang mudah pengolahannya dan tidak memerlukan waktu yang
lama, karena menu yang disajikan adalah menu makanan harian yang
biasa disajikan oleh ibu rumah tangga.
d. Macam dan Peraturan Institusi
Perencanaan menu juga harus sejalan dengan macam dan peraturan
institusi yang telah ditetapkan. Selain penentuan dalam hal penggunaan
anggaran belanja bahan makanan, institusi juga menentukan personil
dan prosedur pembelian bahan makanan.
Penyelenggaraan makanan di MTSN 1 Malang ini termasuk dalam
kategori penyelenggaraan makanan khusus, yaitu khusus untuk
menyediakan makanan bagi siswa-siswi MTs N 1 Malang. Jadi, pihak
sekolah itu sudah menentukan patokan untuk anggaran belanja dan
standart porsinya. Walaupun di MTs N 1 Malang tersebut tidak ada
tenaga ahli nya namun pihak sekolah dan tenaga pengolah tetap
memperhatikan kebutuhan dan kecukupan gizi untuk siswa-siswi
29
sekolah tersebut. Namun sekolah ini menyesuaikan beberapa ketentuan
tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi yang berlaku. Misalnya
dengan memodifikasi resep dan bahan sesuai dengan kebiasaan dan
ketersediaan bahan yang ada, yang terpenting setiap hari harus ada lauk
hewani seperti ikan atau daging.
e. Dana yang Tersedia
Menu yang tersedia harus sesuai dengan dana yang ditetapkan.
Makanan yang baik dan bergizi bukan berarti makanan yang mahal.
Oleh sebab itu menu yang disusun hendaknya beraneka ragam dengan
harga yang terjangkau.
f. Peralatan dan Perlengkapan yang Tersedia
Menu yang direncanakan harus dapat diterapkan dengan baik
dengan menggunakan alat-alat dan perlengkapan dapur yang tersedia.
Bila alat dan perlengkapan yang tersedia terbatas, menu yang
direncanakan juga harus menu yang sederhana. Dan bila alat dan
perlengkapan yang tersedia baik dan modern, tentunya menu yang
direncanakan dapat lebih luwes dan bervariasi.
Menu yang disajikan di MTs N 1 Malang ini sudah disesuaiakn
dengan peralatan. Pasalnya menu yang disajikan adalah menu yang
simple dan merupakan menu rumahan.
g. Macam dan Jumlah Pegawai
Macam, jumlah, dan ketrampilan pegawai perlu diperhitungkan
dalam membuat perencanaan menu agar berhasil guna dan berdaya
guna. Untuk setiap institusi makanan banyak dianjurkan untuk memiliki
tenaga pelaksana dalam jumlah yang memadai yaitu 1 tenaga pelaksana
untuk 8-10 orang konsumen. Macam tenaga yang dibutuhkan adalah
tenaga ahli, tenaga terampil, dan tenaga penunjang.
Namun hal ini tidak bisa diterapkan pada MTs N 1 Malang ini. Hal
ini disebabkan karena untuk menentukan kriteria tenaga pengolah di
sana tidak ada. Tidak mudah untuk mencari tenaga pengolah makanan
yang sesuai spesifikasi yang ditentukan oleh institusi. Meskipun jumlah
tenaga yang ada masih kurang, dalam pelaksanaannya tidak pernah ada
30
masalah. Para petugas mampu menyediakan makanan dengan jumlah
siswa dan waktu yang tepat.
h. Macam Pelayanan yang Diberikan
Macam pelayanan yang diberikan berbeda-beda. Perbedaan ini
tergantung pada kemampuan dan ketetapan institusi penyelenggara
didasarkan atas efisiensi dan efektifitas managemen pelayanan gizi
institusi. Maka pelayanan yang ditetapkan akan mempengaruhi susunan
peralatan besar serta tata alur penyajian makanan. Dengan demikian
perlu diperhitungkan jadwal penyajian. Di institusi ada beberapa macam
penyajian seperti cafetaria, kantin, prasmanan, warung kecil, dan dengan
mesin otomatis.
Pada institusi ini menerapkan sistem pelayanan langsung dimana
makanan yang sudah dikemas dalam kotak makan langsung dikirim ke
masing-masing kelas. Jenis pelayanan ini sesuai dengan menu yang
diterapkan karena menggunakan menu standart dan pengolahannya pun
sederhana.
i. Trend menu
Menghidangkan makanan atau hidangan yang sedang popular saat
ini. Menu yang disajikan di MTs N 1 Malang tidak mengikuti trend yang
ada melainkan berdasarkan menu yang pada umumnya dimasak oleh ibu
rumah tangga dan biasa disebut makanan rumahan. Hal ini dilakukan
dengan pertimbangan dana yang tersedia dan tidak adanya tujuan untuk
mendapatkan keuntungan.
3.8.3 Usulan Menu Makanan dengan Siklus 10 kali
Berikut merupakan rekomendasi menu dengan siklus 10 kali karena di
MTs N 1 Malang tidak ada rencana siklus menu 10 hari, sehingga kami
membuat rekomndasi sebagai berikut:
menu 1:
Nama Jumlah kalori protein lemak karbohidrat
menu (gr)
Nasi 100 130 2,4 0,2 28,6
31
kangkung
dan
kecambah
Perkedel 20 28,6 1,5 1,5 2,8
jagung
Sambal 20 20 0,8 0,8 1,7
tempe/orek
tempe
menu 2:
Nasi
Soup sosis
Cumi goreng tepung
Pudding buah
Air minum
menu 3:
Nasi
Tumis jamur wortel
Bola-bola tahu
Tempe bumbu bali
pepaya
Air minum
menu 4:
Nasi
Sayur asem kubis kecambah jagung
Ikan tuna asam manis
bakwan jagung
semangka
air minum
menu 5:
nasi
32
jamur krispi
soup
kerupuk udang
pisang
air minum
menu 6:
nasi
tumis tahu kecambah wortel buncis
ayam asam manis
melon
air minum
menu 7:
nasi
semur telor
tumis bunga kol, buncis, wortel
pepaya
air minum
menu 8:
nasi
soto ayam
telur rebus ½ iris
kerupuk udang
pudding buah
air minum
menu 9:
nasi
cah brokoli ayam
tempe goreng
melon
Air minum
menu 10:
33
Nasi
Capjay
Telur balado
Kerupuk
Buah melon
Air minum
34
BAB IV
4.1 Kesimpulan
MTs N 1 Malang terletak di Jl. Bandung No.7, Kelurahan Penanggungan,
Kecamatan Klojen, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Penyelenggaraan
makanan di MTs N 1 Malang merupakan institusi yang memiliki
penyelenggaraan makanan yang berorientasi pelayanan atau bersifat non-
komersial. Setiap siswa membayar Rp 100.000 per bulan untuk 16 kali makan
yaitu pada hari senin, selasa, rabu, dan kamis setiap minggu.
Menurut Permenkes RI No 78 TAHUN 2013 Good Manufacturing
Practice (GMP) merupakan kaidah atau cara pengolahan makanan yang baik
dan benar untuk menghasilkan makanan/ produk akhir yang aman, bermutu
dan sesuai selera konsumen. Untuk persyaratan hygiene sanitasi, lokasi,
bangunan, pengolahan dan penyimpanan harus disesuaikan menurut
KEPMENKES RI No 715 Th.2003.
Bentuk dapur penyelenggaraan makanan di MTs N 1 Malang adalah dapur
bentuk "U" yaitu bentuk dapur dengan struktur kitchen set berbentuk huruf
"U" atau berbentuk tiga dinding dengan tiga bagian yang saling berhubungan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengawas penyelenggaraan makanan
dapur diketahui bahwa biaya makan untuk siswa-siswi MTs N 1 Malang
disama-ratakan, biaya makan per hari untuk siswa-siswi dalam sekali makan
diakumulasikan sebesar Rp 6.250,00. Penetapan anggaran biaya makan
tersebut sudah mencakup nasi dan lauk pauknya.
Berdasarkan hasil wawancara, biaya untuk gaji pegawai/pengelola
makanan di MTs N 1 Malang diperoleh dari dana sekolah dan untuk
perhitungan biaya barang dan pemeliharaan diperoleh dari dana sekolah.
Untuk peralatan memasak seperti wajan, panci, dll di MTs N 1 Malang
terbilang cukup lengkap dan sudah memenuhi persyaratan dan untuk proses
pencucian alat yang dilakukan di MTs N 1 Malang ini dapat dikatakan masih
konvensional dikarenakan proses pencucian masih menggunakan tangan.
Berdasarkan hasil wawancara Lembaga Pendidikan MTs N 1 Malang ini
diketahui bahwa menu yang digunakan disesuaikan dengan arahan pengawas
35
penyelenggara makanan atau pihak sekolah. Hal ini dikarenakan di sekolah
tersebut tidak ada penatalaksanaan menu atau siklus menu 10 hari, jadi menu
yang disiapkan setiap hari merupakan menu harian rumahan yang merupakan
ide spontan setiap hari, jadi tidak ada siklus menu yang direncanakan
sebelumnya.
4.2 Saran
Dengan adanya kebijakan penyelenggaraan makanan institusi atau masal,
diharapkan penyelenggaraan makanan sesuai dengan ketentuan yang ada dari
sanitasi, penyediaan bahan, pengolahan dan GMP dapat berjalan sesuai dengan
standart yang ditentukan melalui kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh
Mentri Kesehatan Republik Indonesia.
36
DAFTAR PUSTAKA
Agharisty, Erma., dkk. 2013. Analisis Biaya dan Analisis Zat Gizi pada
Penyelenggaraan Makanan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Batua Kota
Makasar Sulawesi Selatan tahun 2013. [online] diakses tanggal 12
Desember 2017 dari
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/6046/Erma%20
Agharisty%20K21109011%20%28jurnal%29.pdf?sequence=1
Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
715/Menkes/Sk/V/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga.
(Online).
http://jdih.pom.go.id/showpdf.php?u=n3aa5JtiDyxKXCJOFx1Wa8KfVY
y85aITpQHlQo2LcDY%3D .diakses pada tanggal 15 September 2017.
Kustipia, Repa. 2015. Analisis Sistem Penyelenggaraan Makanan dan Daya Terima
Menu (Persepsi) yang Disajikan Di Lapas Kelas II B Tasikmalaya. [online]
diakses tanggal 12 Desember 2017 dari
http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-7167-JURNAL.pdf
Rotua, Manuntun., Siregar Rohanta. 2015. Manajemen Sistem Penyelenggaraan
Makanan Institusi Dasar. Jakarta. EGC.
Permenkes RI no. 78 tahun 2013. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
(Online).
https://www.google.co.id/url?q=https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfile
s/batang/PMK%2520No.%252078%2520ttg%2520PGRS.pdf&sa=U&ve
d=0ahUKEwiPmtfw_aDWAhVCPI8KHaOEA8kQFggfMAA&usg=AFQ
jCNFOy8Q6NBR4pti1kd-HetfpL7IczA. Diakses pada tanggal 12
Desember 2017.
Purwaningtiyas,S. 2013. Gambaran Penyelenggaraan Makan di Pondok
Pesantren Al-Qodiri Kabupaten Jember. [online] diakses tanggal 12
Desember 2017 dari
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/1809/Sulistiyo%
20Purwaningtiyas%20-%20072110101004.pdf?sequence=1
Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1096/MENKES/PER/VI/2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga.
[online] diakses tanggal 12 Desember 2017 dari
http://kesmas.kemkes.go.id/perpu/konten/permenkes/pmk-nomor-1096-
tahun-2011-tentang-higiene-sanitasi-jasaboga
Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
78 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. (Online).
https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/.../PMK%20No.%2078%20ttg
%20PGRS.pdf. Diakses pada tanggal 12 Desember 2017.
37
Lampiran 1.
Zona
Zona 2 Persiapan
(tempat
Pengolahan memotong,
WC (tempat 3 membuat
memasak)
3 3 adonan dll)
1
kering
Zona Penyimpanan
pintu Bahan makanan
Basah
Ruang pintu
makan
Bersama Tempat
Penerimaan
bahan
2
2 makanan dan
penyimpanan
alat
pintu
T. sampah
Pemasok sementara
1
mengantar 1
bahan Taman dan halaman
makanan
4 T. Sampah
4 lanjutan
4
kelas
Ruang
pengawas
Penyelenggar
aan makanan
39