Anda di halaman 1dari 18

RUMAH SAKIT UMUM BUNDA NONI

Jl. Srijaya Negara, Rt. 072 Rw. 011 Kel. Bukit Lama Kec. Ilir Barat I
Palembang – Sumatera Selatan 30139
Telp. (0711) 441952, E-mail : rsu.bundanoni@yahoo.com

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep manajemen pelayanan farmasi saat ini bergerak ke arah manajemen obat
yang aman (medication safety). Hal ini diakibatkan penggunaan obat adalah salah satu
faktor penting dalam terapi tetapi malah menimbulkan kematian.
Penelitian mengenai kejadian medication error telah banyak dilakukan dan terbukti
bahwa medication error dapat terjadi di berbagai tahap dalam proses penggunaan obat
mulai dari peresepan, dispensing oleh farmasi, pemberian kepada pasien dan
penggunaan obat oleh pasien itu sendiri. Angka kejadian prescribing error bervariasi
dari 1,5% sampai 15%. Potensi prescribing error yang berbahaya bagi pasien berkisar
antara 0,4% - 19,6%. Angka kejadian dispensing error juga bervariasi yaitu 2,1% - 15,2%.
Kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien oleh perawat (administration error)
yang diteliti di 36 fasilitas kesehatan di AS menemukan terjadinya kesalahan sebesar
19% dalam penyiapan dan pemberian obat. Kesalahan yang paling banyak terjadi
adalah wrong time, ommission dan wrong dose, dan 7% dari kesalahan tersebut
potensial bermakna secara klinis.
Proses pelayanan obat mulai dari tahap seleksi sampai pemantauan efek dari obat
pada pasien yang menggunakannya harus dilakukan sesuai standar untuk mengurangi
risiko dan kejadian medication error. Untuk itu, perlu dibuat panduan agar setiap
profesi dapat melaksanakan tugasnya sesuai kompetensinya sehingga mengurangi risiko
terjadinya medication error.

B. Pedoman Akreditasi

Rumah sakit mempunyai proses untuk mengidentifikasi dan melaporkan kesalahan


obat dan KNC (near miss). Proses termasuk mendefinisikan suatu kesalahan obat dan
KNC, menggunakan format pelaporan yang distandarisasi dan mengedukasi staf tentang
proses dan pentingnya pelaporan. Definisi dan proses dikembangkan melalui proses
kerjasama yang mengikutsertakan semua yang terlibat di berbagai langkah dalam
manajemen obat. Proses pelaporan adalah bagian dari program mutu dan program
keselamatan pasien rumah sakit. Laporan-laporan diarahkan kepada seorang petugas
atau lebih yang akuntabel untuk mengambil tindakan. Program ini memusatkan pada
pencegahan kesalahan obat melalui pemahaman jenis kesalahan yang terjadi di rumah
RUMAH SAKIT UMUM BUNDA NONI
Jl. Srijaya Negara, Rt. 072 Rw. 011 Kel. Bukit Lama Kec. Ilir Barat I
Palembang – Sumatera Selatan 30139
Telp. (0711) 441952, E-mail : rsu.bundanoni@yahoo.com

sakit dan mengapa terjadi KNC. Perbaikan dalam proses pengobatan dan pelatihan staf
digunakan untuk mencegah kesalahan di kemudian hari.
Unit farmasi mengambil bagian dalam pelatihan staf yang demikian.
Elemen penilaiannya adalah :
1. Kesalahan obat dan KNC ditetapkan melalui proses kerjasama
2. Kesalahan obat dan KNC dilaporkan tepat waktu menggunakan prosedur baku
3. Mereka yang bertanggungjawab mengambil tindakan untuk pelaporan diidentifikasi
Rumah sakit menggunakan informasi pelaporan kesalahan obat dan KNC untuk
memperbaiki proses penggunaan obat

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Meningkatkan medication safety dalam setiap tahap pelayanan obat.

2. Tujuan Khusus
a. Adanya panduan untuk menjamin keselamatan pasien dalam setiap tahap
manajemen dan penggunaan obat
b. Adanya panduan untuk melaporkan medication error
c. Adanya panduan untuk mengurangi risiko terjadinya medication error
RUMAH SAKIT UMUM BUNDA NONI
Jl. Srijaya Negara, Rt. 072 Rw. 011 Kel. Bukit Lama Kec. Ilir Barat I
Palembang – Sumatera Selatan 30139
Telp. (0711) 441952, E-mail : rsu.bundanoni@yahoo.com

BAB II
RUANG LINGKUP

A. Definisi

Medication error didefinisikan sebagai setiap kejadian yang dapat menyebabkan


penggunaan obat tidak layak atau membahayakan pasien ketika obat berada dalam
kontrol petugas kesehatan, pasien atau konsumen.

B. Kategori Medication Error

Akibat dari medication error dapat dikelompokkan menjadi sembilan kategori


berdasarkan dampak klinisnya. Kategori tersebut dapat dilihat pada tabel.
Tabel 1. Kategori Dampak Medication Error
Kategori Keterangan
Kategori A Kondisi lingkungan atau kejadian yang berkapasitas menyebabkan
kesalahan
Kategori B Terjadi suatu kesalahan tetapi tidak mencapai pasien
Kategori C Terjadi suatu kesalahan yang mencapai pasien tetapi tidak
menyebabkan bahaya pada pasien
Kategori D Terjadi kesalahan yang mencapai pasien dan membutuhkan
pengawasan untuk mengkonfirmasi apakah kesalahan tersebut
berakibat tidak berbahaya pada pasien dan apakah memerlukan
intervensi untuk menghilangkan bahaya
Kategori E Terjadi kesalahan yang dapat berkontribusi atau mengakibatkan
bahaya sementara pada pasien dan membutuhkan intervensi
Kategori F Terjadi suatu kesalahan yang dapat berkontribusi atau
mengakibatkan bahaya pada pasien dan menyebabkan pasien
dirawat inap atau memperpanjang rawat inap
Kategori G Terjadi suatu kesalahan yang dapat berkontribusi atau
mengakibatkan bahaya permanen pada pasien
Kategori H Terjadi suatu kesalahanyangmembutuhkan intervensi untuk
mempertahankan hidup pasien
Kategori I Terjadi suatu kesalahan yang dapat berkontribusi atau
mengakibatkan kematian pasien
C. Jenis-jenis Medication Error

Secara umum, medication error terdiri dari prescribing error, dispensing error dan
administration error. Tipe-tipe medication error dapat dilihat pada tabel 2.
RUMAH SAKIT UMUM BUNDA NONI
Jl. Srijaya Negara, Rt. 072 Rw. 011 Kel. Bukit Lama Kec. Ilir Barat I
Palembang – Sumatera Selatan 30139
Telp. (0711) 441952, E-mail : rsu.bundanoni@yahoo.com

Tabel 2. Tipe Medication Error secara umum (ASHP, NCCMERP)


Tipe Keterangan
Prescribing error Kesalahan pemilihan obat (berdasarkan indikasi, kontraindikasi,
(kesalahan alergi yang telah diketahui, terapi obat yang sedang berlangsung
peresepan) dan faktor lainnya), dosis, bentuk sediaan obat, kuantitas, rute,
konsentrasi, kecepatan pemberian atau instruksi untuk
penggunaan obat, penulisan resep yang tidak jelas, dan lain-lain
yang menyebabkan terjadinya kesalahan pemberian obat
kepada pasien.
Omission error Kegagalan memberikan dosis obat kepada pasien sampai pada
jadwal berikutnya
Wrong time error Memberikan obat di luar waktu dari interval waktu yang telah
ditentukan
Unauthorized Memberikan obat yang tidak diinstruksikan oleh dokter
drug error
Wrong patient Memberikan obat kepada pasien yang salah
Improper dose Memberikan dosis obat lebih besar atau lebih kecil daripada
error dosis yang diinstruksikan oleh dokter atau memberikan dosis
duplikasi.
Wrong dosage- Memberikan obat kepada pasien dengan bentuk sediaan obat
form error yang berbeda dengan yang diinstruksikan oleh dokter.
Wrong drug- Mempersiapkan obat dengan cara yang salah sebelum diberikan
preparation error ke pasien
Wrong Prosedur atau teknik yang tidak layak atau tidak benar saat
administration- memberikan obat
technique error
Deteriorated Memberikan obat yang telah kadarluarsa atau yang telah
drug error mengalami penurunan integritas fisik atau kimia
Monitoring error Kegagalan untuk memantau kelayakan dan deteksi problem dari
regimen yang diresepkan atau kegagalan untuk menggunakan
data klinis atau laboratorium untuk asesmen respon pasien
terhadap terapi obat yang diresepkan.
Compliance error Sikap pasien yang tidak layak berkaitan dengan ketaatan
penggunaan obat yang diresepkan

1. Prescribing Error (Kesalahan Resep)


Berdasarkan konsensus di United Kingdom, suatu prescribing error (kesalahan
peresepan) yang bermakna secara klinis terjadi bila akibat dari keputusan peresepan
RUMAH SAKIT UMUM BUNDA NONI
Jl. Srijaya Negara, Rt. 072 Rw. 011 Kel. Bukit Lama Kec. Ilir Barat I
Palembang – Sumatera Selatan 30139
Telp. (0711) 441952, E-mail : rsu.bundanoni@yahoo.com

atau pada proses penulisan resep terjadi suatu hal yang signifikan dan tidak
dimaksudkan berupa
a) Pengurangan kemungkinan pengobatan berjalan sesuai waktu dan efektif
b) Meningkatkan resiko bahaya bila dibandingkan dengan praktik umum yang
diterima.
Jenis-jenis prescribing error adalah pemilihan obat yang tidak benar
(berdasarkan indikasi, kontraindikasi, alergi yang telah diketahui, terapi obat yang
telah berjalan dan faktor lainnya), dosis, bentuk sediaan obat, kuantitas, rute,
konsentrasi, kecepatan pemberian atau kesalahan instruksi dari dokter, peresepan
yang sulit dibaca yang membawa kepada kesalahan yang mencapai tahap obat
diterima pasien. Beberapa situasi yang termasuk dalam prescribing error dapat
dilihat pada tabel 3.

Tabel3. Situasi-situasi yang Diperhitungkan Sebagai Prescribing Error


1. Kesalahan dalam membuat keputusan
Ketidaklayakan peresepan berkaitan dengan kondisi pasien
Peresepan obat untuk pasien dengan kondisi klinik yang menyertai di mana
obat tersebut kontraindikasi
Peresepan obat untuk pasien dengan alergi yang signifikan secara klinis dan
telah terdokumentasi
Tidak memperhitungkan interaksi obat yang berpotensial signifikan
Peresepan obat dengan dosis yangmenurut BNF atau rekomendasi data
sheet, tidak layak untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal
Peresepan obat dengan dosis lebih rendah daripada yang direkomendasi
untuk kondisi klinis pasien
Peresepan obat dengan indeks terapeutik sempit, dengan dosis diprediksi
dapat mencapai kadar serum secara signifikan di atas rentang terapeutik
yang diinginkan
Menulis resep untuk obat dengan indeks terapeutik sempit, dengan dosis
diprediksi untuk mencapai kadar serum secara signifikan di bawah rentang
terapeutik yang diinginkan
Tidak mengubah dosis mengikuti hasil pemeriksaan kadar serum steady
state yang secara signifikan di luar rentang terapeutik
Meneruskan obat dalam keadaan terjadi adverse drug reaction secara klinis
signifikan
Peresepan 2 obat untuk indikasi yang sama ketika hanya 1 obat yang
diperlukan
Meresepkan obat yang tidak ada indikasinya pada pasien
Masalah farmasetika
Meresepkan obat untuk diberikan secara infus intravena dalam pelarut yang
RUMAH SAKIT UMUM BUNDA NONI
Jl. Srijaya Negara, Rt. 072 Rw. 011 Kel. Bukit Lama Kec. Ilir Barat I
Palembang – Sumatera Selatan 30139
Telp. (0711) 441952, E-mail : rsu.bundanoni@yahoo.com

inkompatibel dengan obat yang diresepkan


Meresepkan obat untuk diinfuskan melalui intravena perifer, dalam
konsentrasi lebih besar dari yang direkomendasikan untuk pemberian
perifer
2. Kesalahan dalam penulisan peresepan
Gagal untuk mengkomunikasikan informasi yang penting
Meresepkan obat, dosis atau rute bukan yang sebenarnya dimaksudkan
Menulis dengan tidak jelas / tidak terbaca
Menulis nama obat menggunakan singkatan atau nomenklatur yang tidak
terstandarisasi
Menulis instruksi obat yang ambigu
Meresepkan suatu tablet di mana tersedia lebih dari satu kekuatan obat
tersebut
Tidak menuliskan rute pemberian untuk obat yang dapat diberikan dengan
lebih dari satu rute
Meresepkan obat untuk diberikan melalui infus intravena intermitten, tanpa
menspesifikasi durasi penginfusan
Tidak mencantumkan tanda tangan penulis resep
Kesalahan transkripsi
Saat datang ke rumah sakit, secara tidak sengaja tidak meresepkan obat
yang digunakan pasien sebelum ke rumah sakit
Meneruskan kesalahan peresepan dari dokter praktek umum ketika menulis
obat pasien saat datang ke rumah sakit
Menyalin instruksi obat dengan tidak benar ketika menulis ulang di daftar
obat pasien.
Menulis mg ketika mcg yang dimaksudkan
Menulis resep untuk dibawa pulang yang tanpa disengaja berbeda dengan
obat yang diresepkan di daftar obat pasien rawat inap

2. Dispensing Error

Jenis - jenis kesalahan dalam dispensing obat secara spesifik bergantung pada
metode dispensing yang digunakan rumah sakit tersebut. Masing-masing metode
distribusi obat floor stock, semi floor stock, unit dose, menggunakan mesin otomatis,
metode distribusi injeksi yang telah disiapkan oleh farmasi, dsb mempunyai
konsekuensi masing-masing dari sisi jenis kesalahan dispensing yang dapat terjadi.
Secara umum, kesalahan dalam dispensing obat meliputi:
a. Kesalahan seleksi obat :
- Salah obat
- Salah dosis : salah kekuatan/konsentrasi obat, salah aturan pakai
- Salah bentuk sediaan
- Salah jumlah
RUMAH SAKIT UMUM BUNDA NONI
Jl. Srijaya Negara, Rt. 072 Rw. 011 Kel. Bukit Lama Kec. Ilir Barat I
Palembang – Sumatera Selatan 30139
Telp. (0711) 441952, E-mail : rsu.bundanoni@yahoo.com

- Salah kekuatan/konsentrasi
b. Salah teknik persiapan :
- Meracik
- Mempersiapkan iv admixture
- Rekonstitusi
- Terkontaminasi partikel, bakteri, dll saat persiapan obat injeksi
c. Salah memberikan obat yang rusak dan kadaluarsa.
d. Lain- lain :
- Keterlambatan dispensing
- Salah etiket/label : salah nama pasien, kamar, register, aturan pakai, dll
- Kesalahan saat proses transportasi
- Kesalahan penyerahan
3. Administration Error
Administration error adalah kesalahan saat memberikan obat kepada pasien
yang dilakukan oleh petugas kesehatan. Jenis-jenis kesalahan pada tahap pemberian
obat dapat dilihat pada tabel.
Tabel 4. Jenis-jenis Administration Error
Tipe Deskripsi
Ommission Gagal memberikan dosis obat kepada pasien sampai jadwal
error berikutnya
Wrong pasien Memberikan obat pada pasien yang salah
Wrong time Pemberian obat diluar dari interval waktu yang telah
error ditentukan

Anauthorized Pemberian obat kepada pasien tanpa instruksi resmi dari


error dokter
Improper dose Memberikan obat kepada pasien dengan dosis lebih besar
error atau kecil daripada yang diinstruksikan dokter penulis resep,
bisa karena salah kekuatan/konsentrasi obat atau aturan
pakai yang salah
Wrong dosage Pemberian obat kepada pasien dengan bentuk sediaan tidak
form error sesuai dengan instruksi penulis resep
Wrong drug Penyiapan obat dengan cara yang salah sebelum obat
preparation diberikan
error
Wrong Prosedur yang tidak layak atau teknik yang tidak benar
administration- dalam memberikan obat ke pasien termasuk:
technique - salah kecepatan infus
RUMAH SAKIT UMUM BUNDA NONI
Jl. Srijaya Negara, Rt. 072 Rw. 011 Kel. Bukit Lama Kec. Ilir Barat I
Palembang – Sumatera Selatan 30139
Telp. (0711) 441952, E-mail : rsu.bundanoni@yahoo.com

errorg - salah kecepatan injeksi


- salah metode pemberian obat NGT, dll
- salah rute
Deteriorated Memberikan obat yang telah kadaluarsa atau secara kimia
drug error atau fisika integritasnya telah berkurang

4. Compliance Error
Compliance error adalah kesalahan penggunaan obat berkaitan dengan ketaatan
pasien.
5. Monitoring Error
Kegagalan untuk memantau kelayakan dan deteksi problem dari regimen yang
diresepkan atau kegagalan untuk menggunakan data klinis, data interaksi atau
laboratorium untuk asesmen respon pasien terhadap terapi obat yang diresepkan.
BAB III
TATA LAKSANA

A. IKP Medication Error

Bila terjadi IKPmedication error maka pelaporannya mengikuti alur pelaporan IKP
yang telah ditetapkan oleh rumah sakit dan kemudian melakukan investigasi untuk
menentukan proses yang mengalami kegagalan dengan menggunakan form yang
terlampir

B. Prinsip Medication Safety

1. Peran Apoteker Dalam Mewujudkan Keselamatan Pasien


Penggunaan obat rasional merupakan hal utama dari pelayanan kefarmasian.
Dalam mewujudkan pengobatan rasional, keselamatan pasien menjadi masalah yang
perlu diperhatikan. Dari data-data yang termuat dalam bab terdahulu disebutkan,
sejumlah pasien mengalami cedera atau mengalami insiden pada saat memperoleh
layanan kesehatan khususnya terkait penggunaan obat yang dikenal dengan
medication error. Di rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya, kejadian
medication error dapat dicegah jika melibatkan pelayanan farmasi klinik dari apoteker
yang sudah terlatih. Saat ini di negara-negara maju, sudah ada apoteker dengan
spesialisasi khusus menangani medication safety. Peran Apoteker Keselamatan
Pengobatan (Medication Safety Pharmacist) meliputi :
RUMAH SAKIT UMUM BUNDA NONI
Jl. Srijaya Negara, Rt. 072 Rw. 011 Kel. Bukit Lama Kec. Ilir Barat I
Palembang – Sumatera Selatan 30139
Telp. (0711) 441952, E-mail : rsu.bundanoni@yahoo.com

1.1 Mengelola laporan medication error


1.1.1. Membuat kajian terhadap laporan insiden yang masuk
1.1.2. Mencari akar permasalahan dari error yang terjadi
1.2 Mengidentifikasi pelaksanaan praktek profesi terbaik untuk menjamin medication
safety
1.1.1. Menganalisis pelaksanaan praktek yang menyebabkan medication error
1.1.2. Mengambil langkah proaktif untuk pencegahan
1.1.3. Memfasilitasi perubahan proses dan sistem untuk menurunkan insiden
yang sering terjadi atau berulangnya insiden sejenis
1.3 Mendidik staf dan klinisi terkait lainnya untuk menggalakkan praktek pengobatan
yang aman
1.1.1. Mengembangkan program pendidikan untuk meningkatkan medication
safety dan kepatuhan terhadap aturan/SOP yang ada
1.4 Berpartisipasi dalam Komite/tim yang berhubungan dengan medication safety
1.1.1. Komite Keselamatan Pasien RS
1.1.2. Komite terkait lainnya
1.5 Terlibat di dalam pengembangan dan pengkajian kebijakan penggunaan obat
1.6 Memonitor kepatuhan terhadap standar pelaksanaan Keselamatan Pasien yang
ada

Peran apoteker dalam mewujudkan keselamatan pasien meliputi dua aspek yaitu
aspek manajemen dan aspek klinik. Aspek manajemen meliputi pemilihan perbekalan
farmasi, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi, alur pelayanan, sistem
pengendalian (misalnya memanfaatkan IT). Sedangkan, aspek klinik meliputi skrining
permintaan obat (resep atau bebas), penyiapan obat dan obat khusus, penyerahan
dan pemberian informasi obat, konseling, monitoring dan evaluasi. Kegiatan farmasi
klinik sangat diperlukan terutama pada pasien yang menerima pengobatan dengan
risiko tinggi. Keterlibatan apoteker dalam tim pelayanan kesehatan perlu didukung
mengingat keberadaannya melalui kegiatan farmasi klinik terbukti memiliki konstribusi
besar dalam menurunkan insiden/kesalahan.
Apoteker harus berperan di semua tahapan proses yang meliputi :
a. Pemilihan
Pada tahap pemilihan perbekalan farmasi, risiko insiden/error dapat diturunkan
dengan pengendalian jumlah item obat dan penggunaan obat-obat sesuai
formularium.
b. Pengadaan
RUMAH SAKIT UMUM BUNDA NONI
Jl. Srijaya Negara, Rt. 072 Rw. 011 Kel. Bukit Lama Kec. Ilir Barat I
Palembang – Sumatera Selatan 30139
Telp. (0711) 441952, E-mail : rsu.bundanoni@yahoo.com

Pengadaan harus menjamin ketersediaan obat yang aman efektif dan sesuai
peraturan yang berlaku (legalitas) dan diperoleh dari distributor resmi. Melakukan
evaluasi terhadap distributor mengenai transportasi yang aman, ketepatan waktu,
dan ketersediaan obat.
c. Penyimpanan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan untuk menurunkan kesalahan
pengambilan obat dan menjamin mutu obat:
- Simpan obat dengan nama, tampilan dan ucapan mirip (look-alike,sound-alike
medication names) secara terpisah.
- Obat-obat dengan peringatan khusus (high alert drugs) yang dapat
menimbulkan cedera jika terjadi kesalahan pengambilan, simpan di tempat
khusus. Misalnya:
 menyimpan cairan elektrolit pekat seperti KCl inj, heparin, warfarin, insulin,
narkotik opiat, neuromuscular blocking agents, thrombolitik, dan agonis
adrenergik.
 kelompok obat antidiabet jangan disimpan tercampur dengan obat lain
secara alfabetis, tetapi tempatkan secara terpisah
- Simpan obat sesuai dengan persyaratan penyimpanan.
 Menyimpan obat menurut abjad dan bentuk sediaan
 Disesuaikan dengan suhu, kelembaban, dan pengaruh cahaya
- Obat narkotika, psikotropika, prekursor disimpan dalam lemari khusus terkunci
- Melakukan pemeriksaan berkala untuk penyimpanan obat yang benar dan
kadaluarsa
d. Skrining Resep
Apoteker dapat berperan nyata dalam pencegahan terjadinya medication error
melalui kolaborasi dengan dokter dan pasien.
- Identifikasi pasien minimal dengan dua identitas, misalnya nama dan nomor
rekam medik/ nomor resep,
- Apoteker tidak boleh membuat asumsi pada saat melakukan interpretasi resep
dokter. Untukmengklarifikasi ketidaktepatan atau ketidakjelasan resep,
singkatan, hubungi dokter penulis resep.
- Dapatkan informasi mengenai pasien sebagai petunjuk penting dalam
pengambilan keputusan pemberian obat, seperti:
 Data demografi (umur, berat badan, jenis kelamin) dan data klinis (alergi,
diagnosis dan hamil/menyusui). Contohnya, Apoteker perlu mengetahui
RUMAH SAKIT UMUM BUNDA NONI
Jl. Srijaya Negara, Rt. 072 Rw. 011 Kel. Bukit Lama Kec. Ilir Barat I
Palembang – Sumatera Selatan 30139
Telp. (0711) 441952, E-mail : rsu.bundanoni@yahoo.com

tinggi dan berat badan pasien yang menerima obat-obat dengan indeks
terapi sempit untuk keperluan perhitungan dosis.
 Hasil pemeriksaan pasien (fungsi organ, hasil laboratorium, tanda-tanda
vital dan parameter lainnya). Contohnya, Apoteker harus mengetahui data
laboratorium yang penting, terutama untuk obat-obat yang memerlukan
penyesuaian dosis dosis (seperti pada penurunan fungsi ginjal).
- Apoteker harus membuat riwayat/catatan pengobatan pasien.
- Strategi lain untuk mencegah kesalahan obat dapat dilakukan dengan
penggunaan otomatisasi (automatic stop order), sistem komputerisasi (e-
prescribing) dan pencatatan pengobatan pasien seperti sudah disebutkan diatas.
- Permintaan obat secara lisan hanya dapat dilayani dalam keadaan emergensi
dan itupun harus dilakukan konfirmasi ulang untuk memastikan obat yang
diminta benar, dengan mengaja nama obat serta memastikan dosisnya.
Informasi obat yang penting harus diberikan kepada petugas yang
meminta/menerima obat tersebut. Petugas yang menerima permintaan harus
menulis dengan jelas instruksi lisan setelah mendapat konfirmasi.

e. Dispensing
- Penyiapan yang aman
 Menjamin proses peracikan yang aman
 Menyediakan lingkungan yang mendukung penyiapan yang aman
 Menyediakan informasi obat mengenai cara penyiapan yang aman
 Edukasi kepada petugas mengenai penyiapan yang aman
 Peracikan obat dilakukan dengan tepat sesuai dengan SOP.
- Pemberian etiket yang tepat. Etiket harus dibaca minimum tiga kali yaitu pada
saat pengambilan obat dari rak, pada saat mengambil obat dari wadah, pada
saat mengembalikan obat ke rak.
- Dispensing yang aman
 Menjamin obat yang didistribusi dari farmasi adalah obat yang benar
dengan menyediakan serangkaian proses pemeriksaan dan dilakukan
pemeriksaan ulang oleh orang berbeda.
 Pemeriksaan meliputi kelengkapan permintaan, ketepatan etiket, aturan
pakai, pemeriksaan kesesuaian resep terhadap obat, kesesuaian resep
terhadap isi etiket. Mengedukasi petugas agar dapat memberikan informasi
obat kepada petugas bangsal
RUMAH SAKIT UMUM BUNDA NONI
Jl. Srijaya Negara, Rt. 072 Rw. 011 Kel. Bukit Lama Kec. Ilir Barat I
Palembang – Sumatera Selatan 30139
Telp. (0711) 441952, E-mail : rsu.bundanoni@yahoo.com

f. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)


Edukasi dan konseling kepada pasien harus diberikan mengenai hal-hal yang
penting tentang obat dan pengobatannya. Hal-hal yang harus diinformasikan dan
didiskusikan pada pasien adalah :
- Pemahaman yang jelas mengenai indikasi penggunaan dan bagaimana
menggunakan obat dengan benar, harapan setelah menggunakan obat, lama
pengobatan, kapan harus kembali ke dokter
- Peringatan yang berkaitan dengan proses pengobatan
- Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang potensial, interaksi obat dengan obat lain
dan makanan harus dijelaskan kepada pasien
- Reaksi obat yang tidak diinginkan (Adverse Drug Reaction – ADR) yang
mengakibatkan cedera pasien, pasien harus mendapat edukasi mengenai
bagaimana cara mengatasi kemungkinan terjadinya ADR tersebut
- Penyimpanan dan penanganan obat di rumah termasuk mengenali obat yang
sudah rusak atau kadaluarsa.
- Ketika melakukan konseling kepada pasien, apoteker mempunyai kesempatan
untuk menemukan potensi kesalahan yang mungkin terlewatkan pada proses
sebelumnya.

g. Penggunaan Obat
Apoteker harus berperan dalam proses penggunaan obat oleh pasien rawat inap
di rumah sakit dan sarana pelayanaan kesehatan lainnya, bekerja sama dengan
petugas kesehatan lain. Hal yang perlu diperhatikan adalah
- Tepat pasien
- Tepat indikasi
- Tepat waktu pemberian
- Tepat obat
- Tepat dosis
- Tepat label obat (aturan pakai)
- Tepat rute pemberian

h. Monitoring dan Evaluasi


Apoteker harus melakukan monitoring dan evaluasi untuk mengetahui efek
terapi, mewaspadai efek samping obat, memastikan kepatuhan pasien. Hasil
monitoring dan evaluasi didokumentasikan dan ditindaklanjuti dengan melakukan
RUMAH SAKIT UMUM BUNDA NONI
Jl. Srijaya Negara, Rt. 072 Rw. 011 Kel. Bukit Lama Kec. Ilir Barat I
Palembang – Sumatera Selatan 30139
Telp. (0711) 441952, E-mail : rsu.bundanoni@yahoo.com

perbaikan dan mencegah pengulangan kesalahan. Seluruh personal yang ada di


tempat pelayanan kefarmasian harus terlibat didalam program keselamatan pasien
khususnya medication safety dan harus secara terus menerus mengidentifikasi
masalah dan mengimplementasikan strategi untuk meningkatkan keselamatan
pasien.
Apoteker juga dapat berpartisipasi dalam proses-proses:
- Peresepan yang aman
 Membuat aturan penulisan resep yang lengkap dan jelas
 Melakukan penilaian kualitas peresepan berdasarkan indikator peresepan
 Menyebarkan informasi mengenai masalah keamanan dan efektivitas suatu
obat
 Melakukan pembahasan kasus medication error berkaitan dengan
prescription error
- Pemberian obat yang aman
 Persiapan obat di bangsal :
a) Memberi masukan untuk proses persiapan yang akurat dan dengan
teknik yang tepat di bangsal
b) Memberi masukan untuk proses persiapan yang aseptis di bangsal
c) Mengedukasi petugas untuk penyiapan obat di bangsal
d) Menyediakan informasi obat yang mudah diakses mengenai persiapan
obat
 Pemberian obat :
a) Mengedukasi kepada petugas mengenai pemberian obat dengan
prinsip 6 B, proses verifikasi dan double cek
b) Mengedukasi untuk pemberian obat dengan cara yang benar
c) Menjamin pemberian obat high alert medicine dengan aman misalnya
dengan membuat standar konsentrasi dan pelarutan, protokol
pemberian, SPO double check
d) Menjamin pelaksanaan medication reconciliation untuk obat pulang
dengan aman

2. Faktor Kontribusi Medication Error


Faktor-faktor lain yang berkonstribusi pada medication error antara lain
a. Komunikasi (mis-komunikasi, kegagalan dalam berkomunikasi)
RUMAH SAKIT UMUM BUNDA NONI
Jl. Srijaya Negara, Rt. 072 Rw. 011 Kel. Bukit Lama Kec. Ilir Barat I
Palembang – Sumatera Selatan 30139
Telp. (0711) 441952, E-mail : rsu.bundanoni@yahoo.com

Kegagalan dalam berkomunikasi merupakan sumber utama terjadinya kesalahan.


Institusi pelayanan kesehatan harus menghilangkan hambatan komunikasi antar
petugas kesehatan dan membuat SOP bagaimana resep/permintaan obat dan
informasi obat lainnya dikomunikasikan. Komunikasi baik antar apoteker maupun
dengan petugas kesehatan lainnya perlu dilakukan dengan jelas untuk
menghindari penafsiran ganda atau ketidaklengkapan informasi. Perlu dibuat
daftar singkatan dan penulisan dosis yang berisiko menimbulkan kesalahan untuk
diwaspadai.
b. Kondisi lingkungan
Untuk menghindari kesalahan yang berkaitan dengan kondisi lingkungan, area
dispensing harus didesain dengan tepat dan sesuai dengan alur kerja, untuk
menurunkan kelelahan dengan pencahayaan yang cukup dan temperatur yang
nyaman. Selain itu, area kerja harus bersih dan teratur untuk mencegah terjadinya
kesalahan. Obat untuk setiap pasien perlu disiapkan dalam nampan terpisah.
c. Gangguan/interupsi pada saat bekerja
Gangguan/interupsi harus seminimum mungkin dengan mengurangi interupsi
baik langsung maupun melalui telepon.
d. Beban kerja
Rasio antara beban kerja dan SDM yang cukup penting untuk mengurangi stres
dan beban kerja berlebihan sehingga dapat menurunkan kesalahan.
e. Meskipun edukasi staf merupakan cara yang tidak cukup kuat dalam menurunkan
insiden/kesalahan, tetapi mereka dapat memainkan peran penting ketika
dilibatkan dalam sistem menurunkan insiden/kesalahan.

3. 7 Langkah Keselamatan Pasien dalan Medication Safety


Apoteker di rumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan lainnya dapat
menerapkan Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Pada Pelayanan Kefarmasian
yang mengacu pada buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient
Safety) (diterbitkan oleh Depkes tahun 2006) :
a. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
- Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil
- Adanya kebijakan Instalasi Farmasi RS/Sarana Pelayanan Kesehatan lainnya
tentang Keselamatan Pasien yang meliputi kejadian yang tidak diharapkan (KTD),
kejadian nyaris cedera (KNC), Kejadian Sentinel dan langkah-langkah yang harus
dilakukan oleh apoteker dan tenaga farmasi, pasien dan keluarga jika terjadi
insiden.
RUMAH SAKIT UMUM BUNDA NONI
Jl. Srijaya Negara, Rt. 072 Rw. 011 Kel. Bukit Lama Kec. Ilir Barat I
Palembang – Sumatera Selatan 30139
Telp. (0711) 441952, E-mail : rsu.bundanoni@yahoo.com

- Buat, sosialisasikan penerapan SPO sebagai tindak lanjut setiap kebijakan


- Buat buku catatan tentang KTD, KNC dan Kejadian Sentinel kemudian laporkan ke
atasan langsung
b. Pimpin dan Dukung Staf Anda
- Bangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien di
tempat pelayanan (instalasi farmasi/apotek)
- Adanya suatu tim di Instalasi Farmasi/Apotek yang bertanggung jawab terhadap
keselamatan pasien (sesuai dengan kondisi)
- Tunjuk staf Instalasi Farmasi/Apotek yang bisa menjadi penggerak dan mampu
mensosialisasikan program (leader)
- Adakan pelatihan untuk staf dan pastikan pelatihan ini diikuti oleh seluruh staf
dan tempatkan staf sesuai kompetensi
- Staf farmasi harus mendapat edukasi tentang kebijakan dan SPO yang berkaitan
dengan proses dispensing yang akurat, mengenai nama dan bentuk obat-obat
yang membingungkan, obat-obat formularium/non formularium, obat-obat yang
ditanggung asuransi/non-asuransi, obat-obat baru dan obat-obat yang
memerlukan perhatian khusus. Disamping itu, petugas farmasi harus
mewaspadai dan mencegah medication error yang dapat terjadi.
- Tumbuhkan budaya tidak menyalahkan (no blaming culture) agar staf berani
melaporkan setiap insiden yang terjadi.

c. Integrasikan Aktivitas Pengelolaan Risiko


- Kembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko serta lakukan identifikasi dan
asesmen hal yang potensial bermasalah
- Buat kajian setiap adanya laporan KTD, KNC dan Kejadian Sentinel
- Buat solusi dari insiden tersebut supaya tidak berulang dengan mengevaluasi
SOP yang sudah ada atau mengembangkan SOP bila diperlukan
d. Kembangkan Sistem Pelaporan
- Pastikan semua staf Instalasi Farmasi/Apotek dengan mudah dapat melaporkan
insiden kepada atasan langsung tanpa rasa takut
- Beri penghargaan pada staf yang melaporkan
e. Libatkan dan Komunikasi Dengan Pasien
- Kembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien
- Pastikan setiap penyerahan obat diikuti dengan pemberian Informasi yang jelas
dan tepat
RUMAH SAKIT UMUM BUNDA NONI
Jl. Srijaya Negara, Rt. 072 Rw. 011 Kel. Bukit Lama Kec. Ilir Barat I
Palembang – Sumatera Selatan 30139
Telp. (0711) 441952, E-mail : rsu.bundanoni@yahoo.com

- Dorong pasien untuk berani bertanya dan mendiskusikan dengan apoteker


tentang obat yang diterima
- Lakukan komunikasi kepada pasien dan keluarga bila ada insiden serta berikan
solusi tentang insiden yang dilaporkan
f. Belajar dan Berbagi Pengalaman Tentang Keselamatan Pasien
- Dorong staf untuk melakukan analisis penyebab masalah
- Lakukan kajian insiden dan sampaikan kepada staf lainnya untuk menghindari
berulangnya insiden
g. Cegah KTD, KNC dan Kejadian Sentinel dengan cara :
- Gunakan informasi dengan benar dan jelas yang diperoleh dari sistem pelaporan,
asesmen risiko, kajian insiden dan audit serta analisis untuk menentukan solusi
- Buat solusi yang mencakup penjabaran ulang sistem (re-design system),
penyesuaian SOP yang menjamin keselamatan pasien
- Sosialisasikan solusi kepada seluruh staf Instalasi Farmasi/Apotek
RUMAH SAKIT UMUM BUNDA NONI
Jl. Srijaya Negara, Rt. 072 Rw. 011 Kel. Bukit Lama Kec. Ilir Barat I
Palembang – Sumatera Selatan 30139
Telp. (0711) 441952, E-mail : rsu.bundanoni@yahoo.com

BAB IV
DOKUMENTASI

A. Kebijakan Rumah Sakit Tentang Medication Safety


1. Medication Error/kesalahan obat adalah setiap kejadian yang sebenarnya dapat
dicegah yang dapat menyebabkan atau membawa kepada penggunaan obat yang
tidak layak atau membahayakan pasien, ketika obat berada dalam kontrol petugas
kesehatan, pasien atau konsumen.
2. Setiap kesalahan obat yang ditemukan wajib dilaporkan oleh petugas yang
menemukan atau terlibat langsung dengan kejadian tersebut atau kepala unit/kepala
ruang.
3. Laporan dibuat secara tertulis dengan menggunakan alur dan format Laporan Insiden
Keselamatan Pasien yang sudah ditetapkan oleh Panitia Keselamatan Pasien.
4. Kerangka waktu pelaporan, risk grading, tindak lanjut dan pencegahan medication
error mengikuti aturan pelaporan insiden keselamatan pasien yang ditetapkan oleh
Panitia Keselamatan Pasien.
5. Tipe kesalahan obat (medication error) yang harus dilaporkan adalah Kejadian Nyaris
Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) /
Adverse Eventdan Sentinel Event.
6. Indeks medication error untuk kategorisasi error (berdasarkan dampak) no error,
error no harm, error harm.
7. Tipe kesalahan obat (medication error) berdasarkan alur proses pengobatan
adalahunauthorized drug, improper dose/quantity, wrong dose preparation method,
wrong dosage form, wrong patient, omission error, extra dose, prescribing error,
extra dose, prescribing error, wrong administration technique, wrong time.

B. SPO Pelaporan Medication Error

SPO pelaporan medication error mengikuti pelaporan IKP yang berlaku di Rumah Sakit
Panti Secanti Gisting.
RUMAH SAKIT UMUM BUNDA NONI
Jl. Srijaya Negara, Rt. 072 Rw. 011 Kel. Bukit Lama Kec. Ilir Barat I
Palembang – Sumatera Selatan 30139
Telp. (0711) 441952, E-mail : rsu.bundanoni@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai