Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM KERJA INSTALASI FARMASI

RUMAH SAKIT Dr. J.H. AWALOEI

RUMAH SAKIT Dr. J.H. AWALOEI

TAHUN 2020
BAB I.

PENDAHULUAN

Program Kerja merupakan dokumen perencanaan kerja yang dipakai sebagai kontrol
kedepan (forward control) dari setiap organisasi agar dalam perjalanan waktu kehidupan
organisasi yang senantiasa memiliki proses dan tujuan yang terukur.

Program Rumah Sakit Dr J.H. Awaloei terdiri dari tingkatan sebagai berikut:

1. Rencana Strategi 2020 – 2030


2. Rencana Tahunan atau Bisnis 2020
3. Rencana Unit Pelayanan atau Instalasi 2020

Program Kerja Unit Pelayanan di Rumah Sakit Dr J.H. Awaloei disusun berdasarkan
pendekatan top and bottom planning yang disusun secara sistimatik berdasarkan tahun kerja
Januari – Desember 2020. Hal ini dimaksudkan agar terjadi sinkronisasi dari rencana eksternal
dari organisasi dan penguatan dukungan dari setiap unit pelayanan atau instalasi. Program kerja
Rumah Sakit Dr J.H. Awaloei tahun 2020 adalah kelanjutan dari proses opening yang baru saja
dilakukan pada pertengahan tahun 2020. Oleh sebab itu maka waktu pelaksanaan tahun 2020
dilaksanakan mulai bulan Juni 2020 sampai Desember 2020.

Adapun secara tahapan umum dalam rencana strategi Rumah Sakit Dr J.H. Awaloei
adalah sebagi berikut:

1. Tahun 2020 - 2021 adalah tahun konsolidasi dengan target utama terakreditasi dan
membangun kerjasama dengan pihak payer atau instansi seperti BPJS Kesehatan,
in Health dan asuransi lainnya
2. Tahun 2021 – 2022 adalah tahun penguatan unit pelayanan lama dan menyiapkan
unit pelayanan baru yang ditetapkan
3. Tahun 2022 – 2023 adalah tahun persiapan pengembangan kompetensi khusus
unggulan untuk pelayanan ginjal terpadu sesuai renstra.
BAB II

LATAR BELAKANG

Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan
sediaan farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu dan terjangkau
bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik.

Apoteker khususnya yang bekerja di Rumah Sakit dituntut untuk merealisasikan


perluasan paradigma Pelayanan Kefarmasian dari orientasi produk menjadi orientasi pasien.
Untuk itu kompetensi Apoteker perlu ditingkatkan secara terus menerus agar perubahan
paradigma tersebut dapat diimplementasikan. Apoteker harus dapat memenuhi hak pasien agar
terhindar dari hal-hal yang tidak di inginkan termasuk tuntutan hukum. Dengan demikian, para
Apoteker Indonesia dapat berkompetisi dan menjadi tuan rumah dinegara sendiri.

Perkembangan diatas dapat memberikan Pelayanan Kefarmasian secara komprehensif


dan simultan baik yang bersifat manajerial maupun farmasi klinik. Strategi optimalisasi harus
ditegakkan dengan cara memanfaatkan Sistem Informasi Rumah Sakit secara maksimal pada
fungsi manajemen kefarmasian, sehingga diharapkan dengan model ini akan terjadi efisiensi
tenaga dan waktu. efisiensi yang diperoleh kemudian dimanfaatkan untuk melaksanakan fungsi
pelayanan farmasi klinik secara intensif.

Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk


mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan
dengan kesehatan. Dengan demikian dibutuhkan suatu manajemen obat dengan komponen
pengaturan pengobatan simptomtatik, preventif, kuratif, dan paliatif terhadap penyakit dengan
berbagai kondisi, dengan sistem dan proses dan upaya multidisplin serta terkoordinir untuk
menerapkan proses yang efektif serta implementasi kegiatan terhadap seleksi, pengadaan,
penyimpanan, pemesanan, peresepan, pencatatan, pendistribusian, persiapan, penyaluran,
pemberian, pendokumentasian, dan pemantauan terapi obat.

Untuk membantu pelaksanaan kegiatan pelayanan farmasi di rumah sakit yang efisien
dan efektif, maka diperlukan pedoman pelayanan Instalasi Farmasi.
BAB III

TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

1. Sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan farmasi di rumah sakit.


2. Meningkatkan mutu pelayanan farmasi di rumah sakit.
3. Menerapkan konsep pelayanan kefarmasian.
4. Memperluas fungsi dan peran apoteker farmasi rumah sakit.
5. Melindungi masyarakat/ pasien dari pelayanan yang tidak profesional dan penggunaan
obat yang tidak rasional.
BAB IV

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan utama Instalasi disesuaikan dengan program kerja rumah sakit yang
mencakup pokok-pokok kegiatan sebagai berikut:

A. Penguatan Organisasi
B. Penguatan Sumber daya Manusia
C. Pengukuran Kompetensi dan Kinerja
D. Pengukuran Mutu Pelayanan Unit

A. Penguatan Organisasi

Pokok kegiatan dalam rangka penguatan organisasi mencakup hal-hal:

a. Organisasi mengembangkan dokumen regulasi standar bagaimana


diselenggarakannya unit atau instalasi
b. Dokumen yang dimaksud bahwa Instalasi memiliki regulasi kebijakan, pedoman,
panduan, SPO, dan dokumen lain yang dibutuhkan

B. Sumber Daya Manusia (SDM)

Pokok kegiatan dalam bidang sumber daya manusia adalah berupa:

a. Pemenuhan Jumlah staf Farmasi dan Umum


Jumlah dan kualifikasi sesuai dengan Pedoman Pengorganisasian

b. Diklat
1) Orientasi Karyawan baru
Tujuan Orientasi sering dikaitkan dengan keinginan seorang/sekelompok orang
dengan profesi pekerjaannya atau dalam rangka meningkatkan proses keilmuan yang
ditekuninya. Kegiatan orientasi di instalasi farmasi dilakukan saat ada penerimaan
pegawai baru atau pada saat ada praktek kerja mahasiswa .
Adapun kegiatan yg dilaksanakan seperti pengenalan struktur organisasi serta
fungsinya masing-masing, pengenalan ruangan kerja, pengenalan dan fungsi alat,
kegiatan administrasi, kegiatan identifikasi pasien, dan pembagian waktu kerja/shift
dinas jaga. Untuk orientasi terhadap mahasiswa, kegiatan ini di lakukan oleh Klinikal
Instruktur yang sudah ada di instalasi farmasi.
2) Seminar:

Bertujuan untuk meningkatkan pemahaman ilmu Farmasi sesuai dengan


kebutuhan terutama untuk memenuhi kualifikasi profesi dan satuan kredit yang
diperlukan untuk pemenuhan syarat mendapatkan Surat Tanda terdaftar (STR) Apoteker

3) Diklat eksternal dan internal


- Diklat eksternal adalah program yang dikaitkan dengan pemenuhan syarat
bidang Farmasi
- Diklat Internal adalah diklat yang dibutuhkan dalam rangka jenjang karier staf
serta program rumah sakit seperti diklat keselamatan pasien, PPI
dan Mutu

C. Pengukuran Kompetensi dan Kinerja

1) Evaluasi kompetensi adalah program bidang SDM yang mengukur secara


terstruktur kompetensi yang harus di kuasai oleh setiap staf rumah sakit. Program
ini disusun oleh Bidang HRD untuk dilaksanakan di Instalasi dan Unit.
2) Evaluasi Kinerja adalah program bidang SDM yang dilaksanakan di unit atau
instalasi dengan panduan yang telah ditetapkan sesuai keputusan direktur RS JH
Awaloei.

D. Fasilitas / Peralatan Farmasi

1. Ruang Kantor / administrasi

a. Ruang pimpinan

b. Ruang staf

c. Ruang kerja/administrasi

d. Ruang pertemuan

2. Ruang Penyimpanan

Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi, sanitasi, temperatur


sinar/cahaya, kelembaban, fentilasi, pemisahan untuk menjamin mutu
produk dan keamanan petugas yang terdiri dari :

Kondisi Umum untuk Ruang Penyimpanan :

a. Obat jadi
b. Bahan baku obat

c. Alat kesehatan dan lain-lain

Kondisi Khusus untuk Ruang Penyimpanan :

a. Obat termolabil

b. Alat kesehatan dengan suhu rendah

c. Obat mudah terbakar

d. Obat/bahan obat berbahaya

e. Barang karantina

3. Ruang Distribusi/Pelayanan

Ruang distribusi yang cukup untuk seluruh kegiatan farmasi rumah sakit:

a. Ruang distribusi untuk pelayanan rawat jalan (Apotik) Ada ruang


khusus/terpisah untuk penerimaan resep dan persiapan obat

b. Ruang distribusi untuk pelayanan rawat inap

c. Ruang distribusi untuk melayani kebutuhan ruangan

 Ada ruang khusus/terpisah dari ruang penerimaan barang dan


penyimpanan barang
 Dilengkapi kereta dorong trolley
4. Ruang Konsultasi

Sebaiknya ada ruang khusus untuk apoteker memberikan konsultasi pada pasien
dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien

a. Ruang konsultasi untuk pelayanan rawat jalan (Apotik)

b. Ruang konsultasi untuk pelayanan rawat inap

5. Ruang Informasi Obat

Sebaiknya tersedia ruangan sumber informasi dan teknologi komunikasi dan


penanganan informasi yang memadai untuk mempermudah pelayanan
informasi obat. Luas ruangan yang dibutuhkan untuk pelayanan
informasi obat bagi RS yang mempunyai 100 – 200 tempat
tidur : 20 meter2
6. Ruang Arsip Dokumen

Harus ada ruangan khusus yang memadai dan aman untuk memelihara dan menyimpan
dokumen dalam rangka menjamin agar penyimpanan sesuai hukum, aturan, persyaratan,
dan tehnik manajemen yang baik

BAB VI-VII

SASARAN & SCHEDUL KEGIATAN

Bulan tahun 2020


No Pokok Kegiatan Rincian Kegiatan Sasaran Ju Jul Ag Se Ok No Des
n t p t v

A Penguatan Unit memiliki 100 %


Organisasi mengembangkan regulasi
yang diperlukan

B Penguatan Pemenuhan Jumlah Staf 100 %


Sumber daya Farmasi
Manusia

Orientasi Staf baru 100 %

Diklat eksternal 100 %


Diklat Internal 100 %

Seminar 100 %

Pengukuran kompetensi 100 %

Pengukuran Kinerja 100 %

C. Fasilitas / Penambahan Alat Farmasi 100 %


Peralatan
Farmasi

Pemeliharaan Alkes 100 %

Perbaikan Alat 100 %

100 %

D Pengukuran Pengukuran Mutu wajib 100 %


Mutu Pelayanan nasional
Unit

Pelaksanaan Pengukuran 100 %


Mutu Prioritas

Pengukuran Mutu Unit 100 %

Pengukuran Mutu 100 %


Kerjasama

Anda mungkin juga menyukai