Anda di halaman 1dari 17

UJIAN MID SEMESTER

LANDASAN ILMU PENDIDIKAN

1. Setelah mempelajari Landasan Ilmu Pendidikan, jelaskan apa peran pendidikan dalam
kebudayaan ? jelaskan juga perbedaan aliran progresif, konservatif dan rekonstruksionis
tentang kebudayaan ?
JAWAB :
1. Peran pendidikan dalam kebudayaanan
Peranan pendidikan di dalam kebudayaan dapat kita lihat dengan nyata di dalam
perkembangan kepribadian manusia. Tanpa kepribadian manusia tidak ada kebudayaan,
meskipun kebudayaan bukanlah sekedar jumlah dari kepribadian-kepribadian. Tingkah
laku manusia bukanlah diturunkan seperti tingkah-laku binatang tetapi yang harus
dipelajari kebali berulang-ulang dari orang dewasa dalam generasi. Dengan demikian,
kebudayaan diturunkan kepada generasi penerusnya lewat proses belajar tentang tata cara
bertingkah laku. Sehingga secara wujudnya, substansi kebudayaan itu telah mendarah daging
dalam kepribadian anggota-anggotanya. Berikut ini beberapa peranan pendidikan dlaam
kebudayan :
a. Kepribadian dalam Proses Kebudayaan
Peran pendidikan dalam konteks kebudayaan dapat dilihat dalam perkembangan
kepribadian manusia. Tanpa kepribadian manusia tidak ada kebudayaan, meskipun
kebudayaan bukanlah sekadar jumlah kepribadian-kepribadian. Di dalam perkembangan
kepribadian diperlukan kebudayaan dan seterusnya kebudayaan akan dapat berkembang
melalui kepribadian–kepribadian tersebut. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa
pendidikan bukan semata-mata transmisi kebudayaan secara pasif tetapi perlu
mengembangkan kepribadian yang kreatif. Pranata sosial yang disebut sekolah harus
kondusif untuk dapat mengembangkan kepribadian yang kreatif tersebut.
Kebudayaan sebenarnya adalah istilah sosiologis untuk tingkah-laku yang bisa
dipelajari. Dengan demikian tingkah laku manusia bukanlah diturunkan seperti tingkah-
laku binatang tetapi yang harus dipelajari kembali berulang-ulang dari orang dewasa
dalam suatu generasi. Di sini kita lihat betapa pentingnya peranan pendidikan dalam
pembentukan kepribadian manusia. Para pakar yang menaruh perhatian terhadap
pendidikan dalam kebudayaan mula-mulanya muncul dari kaum behavioris dan
psikoanalisis Para ahli psikologi behaviorisme melihat perilaku manusia sebagai suatu
reaksi dari rangsangan dari sekitarnya.
Di sinilah peran pendidikan di dalam pembentukan perilaku manusia. Begitu pula
psikolog aliran psikoanalis menganggap perilaku manusia ditentukan oleh dorongan-
dorongan yang sadar maupun tidak sadar ini ditentukan antara lain oleh kebudayaan
dimana pribadi itu hidup. John Gillin dalam Tilaar menyatukan pandangan behaviorisme
dan psikoanalis mengenai perkembangan kepribadian manusia sebagai berikut.
1) Kebudayaan memberikan kondisi yang disadari dan yang tidak disadari untuk
belajar.
2) Kebudayaan mendorong secara sadar ataupun tidak sadar akan reaksi-reaksi
perilaku tertentu. Jadi selain kebudayaan meletakkan kondisi, yang terakhir ini
kebudayaan merupakan perangsang-perangsang untuk terbentuknya perilaku-
perilaku tertentu.
3) Kebudayaan mempunyai sistem “reward and punishment” terhadap perilaku-
perilaku tertentu. Setiap kebudayaan akan mendorong suatu bentuk perilaku yang
sesuai dengan system nilai dalam kebudayaan tersebut dan sebaliknya memberikan
hukuman terhadap perilaku-perilaku yang bertentangan atau mengusik ketentraman
hidup suatu masyarakat budaya tertentu.
4) Kebudayaan cenderung mengulang bentuk-bentuk kelakuan tertentu melalui proses
belajar.
Apabila analisis Gillin di atas kita cermati, tampak betapa peranan kebudayaan
dalam pembentukan kepribadian manusia, maka pengaruh antropologi terhadap konsep
pembentukan kepribadian juga akan tampak dengan jelas. Terutama bagi para pakar
aliran behaviorisme, melihat adanya suatu rangsangan kebudayaan terhadap
pengembangan kepribadian manusia. Pada dasarnya pengaruh kebudayaan terhadap
pembentukan kepribadian tersebut sebagaimana dikutip Tilaar dapat dilukiskan sebagai
berikut :
1) Kepribadian adalah suatu proses. Seperti yang telah kita lihat kebudayaan juga
merupakan suatu proses. Hal ini berarti antara pribadi dan kebudayaan terdapat
suatu dinamika. Tentunya dinamika tersebut bukanlah suatu dinamika yang
otomatis tetapi yang muncul dari aktor dan manipulator dari interaksi tersebut ialah
manusia.
2) Kepribadian mempunyai keterarahan dalam perkembangan untuk mencapai suatu
misi tertentu. Keterarahan perkembangan tersebut tentunya tidak terjadi di dalam
ruang kosong tetapi dalam suatu masyarakat manusia yang berbudaya.
3) Dalam perkembangan kepribadian salah satu faktor penting ialah imajinasi.
Imajinasi seseorang akan dapat diperolehnya secara langsung dari lingkungan
kebudayaannya. Manusia tanpa imajinasi tidak mungkin mengembangkan
kepribadiannya. Hal ini berarti apabila seseorang hidup terasing seorang diri dari
nol di dalam perkembangan kepribadiannya. Bayangkan bagaimana kehidupan
kebudayaan manusia apabila setiap kali harus dimulai dari nol.
4) Kepribadian mengadopsi secara harmonis tujuan hidup dalam masyarakat agar ia
dapat hidup dan berkembang. Tentunya manusia itu dapat saja menentang tujuan
hidup yang ada di dalam masyarakatnya, namun demikian itu berarti seseorang
akan melawan arus di dalam perkembangan hidupnya. Yang paling efisien adalah
dia secara harmonis mencari keseimbangan antara tujuan hidupnya dengan tujuan
hidup dalam masyarakatnya.
5) Di dalam pencapaian tujuan oleh pribadi yang sedang berkembang itu dapat
dibedakan antara tujuan dalam waktu yang dekat maupun tujuan dalam waktu yang
panjang. Baik waktu yang dekat maupun tujuan dalam jangka waktu yang panjang,
sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai hidup di dalam suatu masyarakat.
6) Berkaitan dengan keberadaan tujuan di dalam pengembangan kepribadian manusia,
dapatlah disimpulkan bahwa proses belajar adalah proses yang ditujukan untuk
mencapai tujuan. Learning is agoal teaching behavior.
7) Dalam psikoanalisis juga dikemukakan mengenai peranan super-ego dalam
perkembangan kepribadian. Super-ego tersebut tidak lain adalah dunia masa depan
yang ideal. Dan seperti yang telah diuraikan, dunia masa depan yang ideal
merupakan kemampuan imajinasi yang dikondisikan serta diarahkan oleh nilai-
nilai budaya yang hidup di dalam suatu masyarakat.
8) Kepribadian juga ditentukan oleh bawah sadar manusia. Bersama-sama dengan
ego, beserta ide, keduanya merupakan energi yang ada di dalam diri pribadi
seseorang. Energi tersebut perlu dicarikan keseimbangan dengan kondisi yang ada
serta dorongan super-ego diarahkan oleh nilai-nilai budaya. Dengan kata lain di
dalam pengembangan ide, ego, dan super-ego dari kepribadian seseorang berarti
mencari keseimbangan antara energi di dalam diri pribadi dengan pola-pola
kebudayaan yang ada.

b. Penerusan Kebudayaan
Satu proses yang dikenal luas tentang kebudayaan adalah transmisi kebudayaan.
Proses tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan itu ditransmisikan dari satu generasi
kepada generasi berikutnya. Bahkan banyak ahli pendidikan yang merumuskan proses
pendidikan tidak lebih dari proses transmisi kebudayaan. Mengenai masalah ini marilah
kita cermati lebih jauh oleh karena seperti yang telah dijelaskan, kepribadian bukanlah
semata-mata hasil tempaan dari kebudayaan. Manusia atau pribadi adalah aktor dan
sekaligus manipulator kebudayaannya. Dengan demikian, kebudayaan bukanlah sesuatu
entity yang statis tetapi sesuatu yang terus-menerus berubah. Untuk membuktikan hal
tersebut marilah kita lihat variabel-variabel transmisi kebudayaan yang dikemukakan oleh
Fortes dalam Koentjoroningrat (1991).8 Di dalam transmisi tersebut kita lihat tiga unsur
utama yaitu, (1) unsur-unsur yang ditransmisi, (2) proses transmisi, dan (3) cara transmisi.
Unsur-unsur kebudayaan manakah yang ditransmisi? Pertama-tama tentunya unsur-unsur
tesebut ialah nilai-nilai budaya, adat-istiadat masyarakat, pandangan mengenai hidup serta
berbagai konsep hidup lainnya yang ada di dalam masyarakat. Selanjutnya berbagai
kebiasaan sosial yang digunakan dalam interaksi atau pergaulan para anggota di dalam
masyarakat tersebut.
Transmisi unsur-unsur tidak dapat berjalan dengan sendirinya. Seperti telah
dikemukakan manusia adalah aktor dan manipulator dalam kebudayaannya. Oleh sebab
itu, unsur-unsur tersebut harus diidentifikasi. Proses identifikasi itu berjalan sepanjang
hayat sesuai dengan tingkat kemampuan manusia itu sendiri. Nilai-nilai yang dimiliki
oleh seseorang harus mendapatkan pengakuan lingkungan sekitarnya. Artinya perilaku-
perilaku tersebut harus mendapatkan pengakuan sosial yang berarti bahwa perilaku-
perilaku yang dimiliki tersebut adalah yang sesuai atau yang seimbang dengan nilai-nilai
yang ada di dalam lingkungannya.
Rangkaian transmisi berangkat dari imitasi, identifikasi, dan sosialisasi, berkaitan
dengan bagaimana cara. Pada saatnya proses transmisi kebudayaan di dalam masyarakat
modern akan menghadapi tantangan-tantangan yang berat. Di sinilah letak peranan
pendidikan untuk mengembangkan kepribadian yang kreatif dan dapat memilih nilai-nilai
dari berbagai lingkungan. Dalam hal ini kita berbicara mengenai keberadaan kebudayaan
dunia yang meminta suatu proses pendidikan yang lain yaitu kepribadian yang kokoh
yang tetap berakar kepada budaya lokal. Hanya dengan kesadaran terhadap nilai-nilai
budaya lokal akan dapat memberikan sumbangan bagi terwujudnya nilai-nilai global.

c. Pendidikan Sebagai Proses Pembudayaan


Seperti yang telah kita bicarakan mengenai transmisi kebudayaan, nilai-nilai
kebudayaan bukanlah hanya sekadar dipindahkan dari satu bejana ke bejana berikut yaitu
kepada generasi mudanya, tetapi dalam proses interaksi antara pribadi dengan
kebudayaan betapa pribadi merupakan agen yang kreatif dan bukan pasif. Di dalam
proses pembudayaan terdapat pengertian seperti inovasi dan penemuan, difusi
kebudayaan, akulturasi, asimilasi, inovasi, fokus, krisis, dan prediksi masa depan serta
banyak lagi terminologi lainnya. Beberapa proses tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Penemuan atau Invensi
Dua konsep tersebut merupakan proses terpenting dalam pertumbuhan dan
kebudayaan. Hal itu mengingat tanpa penemuan-penemuan yang baru dan tanpa invensi
suatu budaya akan mati. Biasanya pengertian kedua terminologi ini dibedakan. Suatu
penemuan berarti menemukan sesuatu yang sebelumnya belum dikenal tetapi telah
tersedia di alam sekitar atau di alam semesta ini. Misalnya di dalam sejarah
perkembangan umat manusia terjadi penemuan-penemuan dunia baru sehingga
pemukiman manusia menjadi lebih luas dan berarti pula semakin luasnya penyebaran
kebudayaan. Selain itu, di dalam penemuan dunia baru akan terjadi difusi atau proses
lainnya mengenai pertemuan kebudayaan-kebudayaan tersebut. Istilah invensi lebih
terkenal di dalam bidang ilmu pengetahuan.
Dengan invensi maka umat manusia dapat menemukan hal-hal yang dapat
mengubah kebudayaan. Dengan penemuan-penemuan melalui ilmu pengetahuan maka
lahirlah kebudayaan industri yang telah menyebabkan suatu revolusi kebudayaan
terutama di negara-negara barat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu
pesat telah membuka horizon baru di dalam kehidupan umat manusia. Ilmu pengetahuan
berkembang begitu cepat secara eksponensial sehingga apa yang ditemukan hari ini
mungkin besok telah usang.
Memanusia berarti membudaya. Dapat kita bayangkan bagaimana jadinya proses
memanusia dalam kebudayaan global. Hal ini berarti manusia akan kehilangan
identitasnya dan kepribadiannya akan berbentuk kepribadian kodian.
Sudah tentu penemuan-penemuan baru dan invensi-invensi melalui ilmu
pengetahuan akan semakin intens kerana interaksi dengan bermacam-macam budaya
akan bermacam-macam manusia yang dimiliki oleh seluruh umat manusia. Dengan
demikian, penemuan-penemuan dan invensi baru tidak lagi merupakan monopoli dari
suatu bangsa atau suatu kebudayaan tetapi lebih menjadi milik dunia. Kebudayan dunia
yang akan muncul pada milenium ketiga dengan demikian perlu diarahkan dengan nilai-
nilai moral yang telah terpelihara di dalam kebudayaan umat manusia karena kalau tidak
dapat saja manusia itu menuju kepada kehancurannya sendiri dengan alat-alat pemusnah
massal yang diciptakannya.
2) Difusi
Difusi kebudayaan berarti pembauran dan atau penyebaran budaya-budaya
tertentu antara masyarakat yang lebih maju kepada masyarakat yang lebih tradisional.
Pada dasarnya setiap masyarakat setiap jaman selalu mengalami difusi. Hanya saja
proses difusi pada jaman yang lalu lebih bersifat perlahan-lahan. Namun hal itu berbeda
dengan sekarang dimana abad komunikasi mampu menyajikan beragam informasi yang
serba cepat dan intens, maka difusi kebudayaan akan berjalan dengan sangat cepat.
Bagaimanapun juga didalam masyarakat sederhana sekalipun proses difusi
kebudayaan dari barat tetap menyebar. Misalnya apa yang terjadi di negara kita,
bagaimana pengaruh Kebangkitan Nasional terhadap kehidupan suku-suku bangsa kita.
Sumpah Pemuda pada tahun 1928 telah melahirkan bahasa Indonesia sebagai bahasa
kesatuan dan/atau bahasa nasional yang notabene berasal dari bahasa Melayu, dari puak
Melayu yang hidup di pesisir Sumatera. Pengaruh bahasa Indonesia terhadap
kebudayaan di Nusantara sangat besar sampai-sampai banyak anak-anak sekarang
terutama di kota-kota besar yang tidak lagi mengenal bahasa lokalnya atau bahasa ibu.11
Kita memerlukan suatu kebijakan pendidikan untuk memelihara bahasa ibu dari anak-
anak kita.
3) Inovasi
Inovasi mengandalkan adanya pribadi yang kreatif. Dalam setiap kebudayaan
terdapat pribadi-pribadi yang inovatif. Dalam masyarakat yang sederhana yang relatif
masih tertutup dari pengaruh kebudayaan luar, inovasi berjalan dengan lambat. Dalam
masyarakat yang terbuka kemungkinan untuk inovasi menjadi terbuka karena didorong
oleh kondisi budaya yang memungkinkan. Oleh sebab itu, di dalam masyarakat modern
pribadi yang inovatif merupakan syarat mutlak bagi perkembangan kebudayaan. Inovasi
merupakan dasar dari lahirnya suatu masyarakat dan budaya modern di dalam dunia
yang terbuka dewasa ini.
Inovasi kebudayaan di dalam bidang teknologi dewasa ini begitu cepat dan
begitu tersebar luas sehingga merupakan motor dari lahirnya suatu masyarakat dunia
yang bersatu. Di dalam kebudayaan modern pada abad teknologi dan informasi dalam
millennium ketiga, kemampuan untuk inovasi merupakan cirri dari manusia yang dapat
survive dan dapat bersaing. Persaingan di dalam dunia modern telah merupakan suatu
tuntutan oleh karena kita tidak mengenal lagi batas-batas negara. Perdagangan bebas,
dunia yang terbuka tanpa-batas, teknologi komunikasi yang menyatukan, kehidupan
cyber yang menisbikan waktu dan ruang, menuntut manusia-manusia inovatif. Dengan
sendirinya wajah kebudayaan dunia masa depan akan lain sifatnya.
Betapa besar peranan inovasi di dalam dunia modern, menuntut peran dan fungsi
pendidikan yang luar biasa untuk melahirkan manusia-manusia yang inovatif. Dengan
kata lain, pendidikan yang tidak inovatif, yang mematikan kreativitas generasi muda,
berarti tidak memungkinkan suatu bangsa untuk bersaing dan hidup di dalam
masyarakat modern yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan akan menempati
peranan sentral di dalam lahirnya suatu kebudayaan dunia yang baru.
4) Visi Masa Depan
Suatu hal yang baru dalam proses pembudayaan dewasa ini ialah peranan visi
masa depan. Terutama dalam dunia global tanpa-batas dewasa ini diperlukan suatu visi
ke arah mana masyarakat dan bangsa kita akan menuju. Tanpa visi yang jelas yaitu visi
yang berdasarkan nilai-nilai yang hidup di dalam kebudayaan bangsa (Indonesia), akan
sulit untuk menentukan arah perkembangan masyarakat dan bangsa kita ke masa depan,
atau pilihan lain ialah tinggal mengadopsi saja apa yang disebut budaya global.
Mengadopsi budaya global tanpa dasar kehilangan identitasnya. Di sinilah letak peranan
pendidikan nasional untuk meletakkan dasar-dasar yang kuat dari nilai-nilai budaya
yang hidup di dalam masyarakat Indonesia yang akan dijadikan pondasi untuk
membentuk budaya masa depan yang lebih jelas dan terarah.

Perbedaan aliran progresif, konservatif dan rekonstruksionis tentang kebudayaan


Aliran Progresif Aliran Konservatif Aliran Rekontruksionis
 Pendidikan dalam  Sekolah tidak dapat  Suatu aliran yang
kebudayaan liberal memaksakan gerak berusaha merombak tata
 Menjadi pelopor perubahan sosial tanpa susunan lama dan
pembaharuan ide – ide mengkorup fungsi membangun tata susunan
lama menuju asas – asas pendidikan yang hidup kebudayaan yang
baru menyongsong sebenarnya, yaitu melatih bercorak modern.
kebudayaan dan zaman intelektual.  Paham ini menjelaskan
baru  Sekolah bukanlah bahwa para pendidik
 Peralihan menuju lembaga perubahan yang sendiri musti membangun
kebudayaan baru tepat tetapi sebuah kembali masyarakat
 Pendidikan progresif, pranata belajar. dengan mengajarkan
menawarkan sesuatu via  Individu-individulah yang kepada generasi muda
media antara dua merubah masyarakat, sebuah program
pandangan yang bukan sebaliknya. Cara perubahan sosial secara
mengatakan bahwa yang tepat untuk serentak, baik detail
perubahan pendidikan memperbaiki masyarakat maupun secara
seluruhnya tergantung adalah dengan keseluruhan.
pada perubahan memperbaiki individu-  Pengikut aliran
kebudayaan dan individu yang ada di mengklaim bahwa aliran
pendidikan dapat merubah dalamnya. ini untuk mengatasi
dirinya sendiri dan  Sekolah bertanggung kegagalan aliran
masyarakat tanpa perlu jawab menanamkan progresif, yaitu
bekerja sama dengan dalam diri siswa apa kekurangan tujuan-
kekuatan-kekuatan sosial. yang secara permanen tujuan, suatu penekanan
 Pendidikan dapat berguna dalam warisan yang tidak tepat pada
mengembangkan budaya dan bagi individualisme, dan
mentalitas yang penyesuaian mereka peremehan rintangan-
sanggup menghadapi terhadap masyarakat yang rintangan budaya
perubahan bila terjadi ada pada waktu itu. terhadap perubahan
yaitu pendidikan dapat sosial.
mengajari anak-anak
untuk bereaksi terhadap
perubahan secara
inteligen.
 Menginginkan sekolah
menanamkan kecerdasan
individual. Kecerdasan ini
diperlukan untuk
bekerjasama.
 Masyarakat yang baru
mesti menghormati nilai-
nilai dasar kebudayaan
Barat dengan kekuatan-
kekuaan pendorong dunia
modern.
 Membuat sekolah menjadi
agen perubahan juga akan
menjadikan sekolah
diperebutkan oleh
kelompok-kelompok
kepentingan yang saling
bersaing sehingga
memungkinkan terjadinya
semacam lobby politik.

2. Bagaimana pandangan sdr tentang peran pendidikan dalam pembentukan kepribadian ?


mana yang lebih berpengaruh pendidikan atau kebudayaan dalam membentuk kepribadian
tersebut ?
JAWAB :
Pendidikan berperan dalam pembentukan kepribadian, tetapi pendidikan tidak
dapat merubah tipe kepribadian kecuali jika aspek-aspek budaya yang lain juga berubah.
Misalnya, Kluckhohn menuduh kaum progresif mencoba merubah kepribadian Amerika
tanpa merubah kebudayaan yang lebih luas. Sehingga siswa-siswa akan membuang sekolah
atau pandangan progresif segera setalah ia meninggalkan sekolah atau pergerakkan
perjuangan menentang kebudayaan secara keseluruhan. Persaingan, misalnya mungkin
kelihatan salah pada situasi tertentu, namun pendidik tidak dapat mengharapkan kepribadian
nonkompetitif yang akan hidup, karena persaingan sudah demikian berakar dalam
kebudayaan Amerika.
Pendidikan juga menentukan kedudukan sosial seorang guru dalam masyarakat.
Kedudukan sosial seorang guru tersebut akan berbeda-beda sesuai dengan penghargaan
masyarakat terhadap pengetahuan.Kebanyakan pendidik mempercayai bahwa sekolah
sesudah rumah tangga merupakan alat utama yang mempengaruhi jalannya kebudayaan
melalui pengubahan tipe-tipe kepribadian. Pendukung pendidikan progresif percaya bahwa
pengembangan suatu kepribadian disesuaikan dengan kebudayaan yang berubah dengan
cepat. Sedangkan pendidik konservatif mempertahankan bahwa perubahan yang cepat dan
luas memerlukan kepribadian yang lebih stabil dari sebelumnya.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003). Dengan demikian, peran pendidikan menurut pandangan
saya, antara lain:
a. Mengembangkan potensi diri peserta didik
Melalui pendidikan dapat memfasilitasi anak dalam mengembangkan potensi
diri yang dimilikinya untuk dapat hidup di masyarakat nantinya.
b. Membangun kekuatan spiritual keagamaan dan pengendalian diri
Melalui pendidikan diajarkan bagaimana bertindak sesuai dengan ajaran agama
masing-masing sehingga bisa mengendalikan diri dari hal-hal yang dilarang oleh
agama.
c. Membentuk kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia
Melalui pendidikan diharapkan dapat melahirkan generasi yang mempunyai
kepribadian dan akhlak yang terus berubah kearah yang lebih baik kedepannya
seiring bertambahnya kecerdasan seseorang.

Pengaruh kebudayaan lebih besar dalam pembentukan kepribadian, karena budaya


langsung dapat mempengaruhi prilaku dan kepribadian yang disebabkan adanya kelahiran
dan kematian. Budaya langsung mempengaruhi prilaku dan kepribadian individu karena
individu tinggal dalam lingkungan masyarakat yang memiliki budaya itu. Faktor
kebudayaan memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter di
mana seseorang tumbuh dan dibesarkan dengan norma dalam keluarga, teman, kelompok
sosial dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor kebudayaan ini
memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya
membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang
secara intens berakar di suatu kultur.

3. a. Jelaskan perbrdaaan karakteristik program pendidikan formal dan non formal


1) Tujuan
2) Waktu
3) Isi program
4) Proses pembelajaran
5) Komponen lingkungan, sarana dan prasarana dsb
6) Output
b. Apa keunggulan dan kelemahan sekolah non formal ?
JAWAB :

a. Perbedaan Karakteristik program Pendidikan formal dan non formal :


Karakteristik Pendidikan Formal Pendidikan Non Formal
Tujuan  Tujuan pendidikan formal  Untuk memenuhi
Pendidikan formal atau kebutuhan belajar tertentu
sekolah mempunyai tujuan yang fungsional bagi
pendidikan sesuai dengan kehidupan kini dan masa
jenjang bentuk dan jenisnya. depan.
 Tujuan sekolah dapat  Untuk langsung menerapkan
ditemukan pada kurikulum hasil belajar dalam
sekolah yang bersangkutan. kehidupan di lingkungan
 Tujuan sekolah umumnya pekerjaan atau masyarakat.
adalah memberikan bekal  Untuk memberikan ganjaran
kemampuan kepada peserta berupa keterampilan, barang
didik dalam mengembangkan atau jasa yang
kehidupannya diproduksi, dan pendapatan
Waktu  Peserta didik menempuh  Relative singkat
pendidikan Formal ini berbatas dan bergantung pada
waktu, untuk sekolah Dasar 6 kebutuhan belajar peserta
Tahun, Menengah 6 Tahun didik.
(SMP + SMA/SMK)  Menggunakan waktu tidak
sedangkan sekolah tinggi penuh dan tidak secara
biasanya tergantung jurusan terus- menerus.
dan jenjang yang ditempuh  Waktu biasanya ditetapkan
dan biasanya lebih fleksibel. dengan berbagai cara sesuai
Misalkan untuk mengambil dengan kesempatan peserta
jenjang Strata 1 (S1) rata-rata didik, serta memungkinkan
sekitar 4 tahun, untuk untuk melakukan
Diploma 3 (D3) 3 tahun dan kegiatan belajar sambil
seterusnya. bekerja dan berusaha

Isi Program  Kurikulum disusun di pusat  Kurikulum berpusat


(sentralisasi) pada kepentingan peserta
 Lebih menekankan didik. Kurikulum bermacam
kemampuan teoretis ragam atas dasar perbedaan
akademis. kebutuhan belajar peserta
 Kurikulum lebih bersifat didik.
baku (sulit berubah) kurang  Menekankan pada
dinamis tidak adaftif dengan kebutuhan masa sekarang
perkembangan. dan masa depan terutama
 Perjenjangan bersifat baku. untuk memenuhi kebutuhan
 Persyaratan keikutsertaan terasa peserta didik guna
program bersifat baku dan bagi kehidupan peserta didik
berlaku menyeluruh (secara dan lingkungannya.
nasional).  Mengutamakan
 Program dikembangkan aplikasi dengan penekanan
untukmenyiapkan peserta kurikulum yang lebih
untuk melanjutkan ke jenjang mengarah kepada
yang lebih tinggi. keterampilan yang bernila
 Program disusun sepenuhnya guna bagi kehidupan peserta
oleh pemerintah, masyarakat didik dan lingkungannya.
bersifat pasif / pengguna  Persyaratan masuk
 Pembelajaran dilakukan ditetapkan bersama peserta
secara klasikal diidik . Persyaratan untuk
 Waktu belajar sudah pasti mengikuti program adalah
 Penyelesaian program lam kebutuhan, minat, dan
 Penekanan pada penguasaan kesempatan peserta didik.
pengetahuan akademis.  Program diarahkkan untuk
 Mengabaikan nara sumber memenuhi kebutuhan dan
/potensi sekitar. untukmengembangkan
 Sistem evaluasi baku potensi peserta didik.
Proses Pembelajaran  Pendidikan formal merupakan  Dipusatkan di
pendidikan yang lingkungan masyarakat dan
diselenggarakan di sekolah- lembaga.
sekolah pada umumnya.  Kegiatan belajar dan
 Jalur pendidikan ini pembelajaran di berbagai
mempunyai jenjang lingkungan (mnasyarakat,
pendidikan yang jelas, mulai tempat bekerja), atau di
dari pendidikan dasar (Sekolah satuan pendidikan luar
Dasar), pendidikan menengah sekolah lainnya.
(SMP maupun SMA/SMK  Berkaitan denga kehidupan
(dan yang sederajat)), sampai peserta didik dan
pendidikan tinggi (Perguruan masyarakat . pada saat
Tinggi/ Sekolah Tinggi atau mengikuti program
Universitas). pendidikan, peserta didik
berada dalam dunia
kehidupan dan
pekerjaannya.
 Lingkungan dihubungkan
secara fungsional dengan
kegiatan belajar.
 Struktur
program pembelajaran lebih
fleksibel dan beraneka
ragam dalam jenis dan
urutannya, sehingga
pengembangan program
dapat dilaksanakan pada
waktu program sedang
berjalan.
 Berpusat pada peserta didik
dengan menggunakan
sumber belajar dari berbagai
keahlian. Peserta didik juga
biasa menjadi sumber
belajar dengan lebih
menekankan pada kegiatan
membelajarkan.
 Penghematan sumber-
sumber dengan
memanfaatkan tenaga danb
sarana yang tersedia di
masyarakat dan di
lingkungan kerja.
Komponen  Sarana / learning kit yang  Sarana belajar
Lingkungan, Sarana dibutuhkan sudah baku bahan berbentuk variatif (modul,
dan Prasarana belajar homogen leaflet, booklet, poster, dsb)
(berdasarkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan
nasional). belaja.r
 Jenis bahan belajar kurang  Materi bahan
variatif (bentuk buku atau belajar dikembangkan
modul). sesuai program yang
 Bahan belajar disusun oleh dikembangkan.
para ahli.  Sarana belajar/learning kit
 Sering berubah-ubah. sangat variatif.
 Kurang mengakomodasi  Bahan belajar dapat disusun
pengalaman siswa / peserta oleh siapa saja
didik (termasuk warga belajar itu
sendiri).
 Memanfaatkan sarana
belajar yang ada.
 Pengalaman warga belajar
dimanfaatkan untuk bahan
belajar
Output  Berpotensi untuk  Hasil belajar dapat
melanjutkan ke jenjang dijadikan bekal
pendidikan lebih tinggi. untuk bermatapencaharian
 Hasil belajar untuk jenjang  Hasil belajar berdampak
karir di masa dating. terhadap peningkatan
 Hasil belajar tidak dapat pendapatan masyarakat.
langsung diterapkan dalam  Dapat diterapkan sehari-hari
dunia nyata.  Tak mengutamakan ijazah
 Ijazah merupakan hasil akhir

b. Keunggulan dan kekurangan pendidikan Non Formal adalah


1. Keunggulan
a. Mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional.
b. Pengembangan sikap dan kepribadian professional.
c. Pendidikannya selalu dan dapat menyesuaikan perkembangan lingkungan.
d. Bersifat fleksibel, peserta didik bisa mengatur ataupun mengganti jam mata pelajaran
ketika kita tidak bisa dating.

2. Kelemahan
a. kurangnya koordinasi disebabkan oleh keragaman dan luasnya program yang
diselenggarakan oleh berbagai pihak.
b. Tenaga pendidik atau sumber belajar yang profesional masih kurang.
c. Motivasi belajar peserta didik relatif rendah.

4. Jelaskan perbedaan cara antara ilmu sosial dengan antropologi dalam mengkaji subyek
materi dan metodologi. Tinjaulah dari segi kebaikan dan kelemahannya !
JAWAB :
1. Antropologi
Antropologi adalah suatu studi yang mempelajari tentang kehidupan manusia baik
dari segi fisik, sosial dan budayanya. Sebagai salah satu cabang ilmu antropologi juga
sebuah studi yang mempelajari tentang budaya yang ada pada kalangan masyarakat
dalam suatu etnis tertentu.
2. Sosiologi
Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku
masyarakat, dan perkembangan masyarakat.

Perbedaan antara studi Antropologi dan Studi Sosiologi


Antropologi Sosiologi
Obyek kajian terhadap budaya yang ada Obyek kajian studi lebih dipusatkan pada
pada manusia Masyarakat
Metode penelitian menggunakan Deskriptif, Metode penelitian lebih dipusatkan pada
Kualitatif, Holistik, dan Komparatif Kuantitatif daripada kualitatif karena
a. Deskriptif: memberi sosiologi mempelajari kehidupan
pelukisan/gambaran tentang masyarakat dan harus mengunakan data
kehidupan manusia dari berbagai statistik untuk mendapatkan data yang
tempat dan waktu. otentik dan valid.
b. Kualitatif: yang dapat menggunakan a. Kualitatif: Mengutamakan
teknik pengumpulan data dengan data/informasi yang sulit diukur
cara Observasi dan Wawancara. dengan angka atau ukuran yang
c. Holistik: mengkaji kehidupan bersifat eksak. Misalnya data yang
manusia dari sudut tinjauan yang berkenaan dengan wacana , makna
jamak dan memetakannya ke dalam dan konstruksi sosial yang perlu
suatu gambaran yang total dan pemahaman. Bahasa: Kasus Dan
menyeluruh. Konteks.
d. Komparatif: membandingkan b. Kuantitatif:menggunakan data/
kesamaan dan perbedaan ciri-ciri informasi berupa angka-angka,
fisik dan budaya manusia. ada dua sehingga gejala yang diteliti dapat
cara yakni secara diakronik diukur dengan menggunakan skala,
(memperbandingkan lintas waktu) indeks, tabel-tabel dan formula yang
dan sinkronik (memperbandingkan menggunakan ilmu pasti atau
lintas tempat) matematika. Bahasa: Hipotesis,
Variabel Dan Pengukuran.
Antropologi mempelajari tentang budaya Ranah keilmuan banyak mempelajari segala
yang ada pada kalangan masyarakat hal tentang masyarakat hingga solusi-solusi
dalam suatu etnis tertentu. Tentunya yang menciptakan integrasi masyarakat.
antropologi lebih juga menitikberatkan
pada personal dan penduduk yang
merupakan masyarakat tunggal.

5. a. Kebudayaan dapat dinilai sebagai kegiatan, teknologi, organisasi social, ideology serta
integral. Jelaskan apa maksudnya ?
b. Semakin kuat suatu kebudayaan, semakin kuat tantangannya terhadap perubahan.
Sebaliknya semakin kurang terintegrasi sebuah kebudayaan, semakin mudah sebuah
kebudayaan tersebut menyerap inovasi tanpa mengancam kebudayaan tersebut.
Jelaskan apa maksud pernyataan di atas dengan memberikan contoh !
JAWAB :
a. Maksud dari pernyataan kebudaayan dapat dinilai sebagai kegiatan, teknologi, organisasi
social, ideologi serta integrasi adalah merupakam bagian dari isi kebudayaan
berhubungan dengan sejumlah cara dalam gejala kebudayaan. Kebudayaan dapat dinilai
sebagai kegiatan diartikan kegiatan yang dipelajari dan dialami seperti menjalankan
mobil, pergi menonton bioskop, dll. Kebudayaan dinilai sebagai teknologi artinya alat-
alat yang digunakan oleh sebuah kebudayaan untuk memanipulasi dunia kebendaan.
Kebudayaan dinilai sebagai organisasi soasial diartikan kegiatan-kegiatan institusi-
instituso yang terlibat dalam perilaku antara anggota-anggota satu sama lain.
Kebudayaan dinilai sebagai ideologi diartikan sebgai pengetahuan kebudayaan, nilai-
nilai dan kepercayaan-kepercayaan. Dan penyatuan yang dicapai oleh suatu kebudayaan
sampailah pada integrasi karena setiap kebudayan berisi berbagai perilaku berbeda.
Misalnya kebudayaan Amerika berisi pola menggosok gigi, menonton TV, main basket,
memilih presiden.

b. Maksud dari pernyataan diatas adalah tidak ada satu kebudayaan yang pernah secara total
terintegrasi. Kebanyakan bidang kebudayaan memiliki semacam otonomi, tetapi
beberapa banyak otonomi tersebut, secara tepatnya, itu berbeda secara berarti antara
suatu kebudayaan dalam kebudayaan yang sama.Umpamnya, bahkan dalam kebudayaan
paling fleksibel pun tata Bahasa bersifat tetap sementara kosa kata terus berubah. Karena
integrase tidak pernah sempurna dank arena kebudayaan tidak secara rasional
direncanakan tapi lebih merupakan hasil proses sejarah yang panjang dan kompleks,
maka setiap kebudayaan berisi inkonsistensi dan infefiensi. Jika suatu kebudayaan
perubahan tetap dipaksanakan, maka kebudayaan mungkin akan rusak atau bahkan bias
hancur.
Contohnya adalah sebuah suku di Australia Utara dimana laki-laki menggunakan kapak
batu untuk membunuh binatang dan memotong kayu bakar. Kapak merupakan milih
berharga dan merupakan symbol dari kejantana mereka. Kelompok Misionari
memperkenalkan kapak besi dan memberikannya kepada wanita dan laki-laki. Tidak
dimaksudkan sama sekali bahwa hal tersebut untuk merusak pola hubungan- hubungan
yang berdasarkan jenis kelamin dan umur. Menghancurkan alsan-alasan yang menjadi
dasar kepatuhan anak dan remaja kepada laki-laki dewasa dan mengurangi dasar
poenghormatan terhadap laki-laki dewasa. Sekarang wanita juga bias memotong kayu.
Suku tersebut hamper-hampir dihancurkan oleh sebuah perbuatan baik. Contoh lainnya
adalah kebudayaan Amerika menggunakan ukuran berat dan ukuran non decimal dan
berbeda ucapan. Penggunaan keduanya itu tidak cock dengan paham efiensi yang negara
kita anut.
UJIAN TENGAH SEMESTER
LANDASAN PENDIDIKAN

Dosen Pembimbing : Prof.Dr. Ellizar, M.Pd

PESA DESGAMALIA
17177027

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI


PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018

Anda mungkin juga menyukai