Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan
kebijakan baru dalam Pendidikan Nasional, sekaligus merupakan penyempurnaan
hasil penelitian terhadap kurikulum 1994. Kurikulum Berbasis Kompetensi
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil yang
harus dicapai oleh siswa, penilaian kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan
sumber daya pendidikan dan kurikulum sekolah.
Kurikulum ini memiliki empat komponen, yaitu: kurikulum dan hasil belajar,
penilaian berbasis kelas (PBK), kegiatan belajar mengajar dan pengelolaan
kurikulum berbasis sekolah. Dalam makalah ini penulis akan menguraikan tentang
penilaian berbasis kelas (PBK).
Penilaian Berbasis Kelas adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh
dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama
dan setelah kegiatan pembelajaran. Data atau informasi dari penilaian di kelas ini
merupakan salah satu bukti yang digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu .
program pendidikan. PBK merupakan bagian dari evaluasi pendidikan karena
lingkup evaluasi pendidikan secara umum jauh lebih luas dibandingkan PBK.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penilaian berbasis kelas ?
2. Bagaimana tujuan penilaian berbasis kelas ?
3. Bagaimana fungsi penilaian berbasis kelas ?
4. Bagimana manfaat penilaian berbasis kelas ?
5. Bagiamana rambu – rambu penilaian berbasis kelas ?
6. Bagaimana prinsip – prinsip penilaian berbasis kelas ?
7. Bagaimana pendekatan penilaian berbasis kelas ?

1
8. Bagaimana aspek yang dinilai pada penilaian berbasis kelas ?
9. Bagimana teknik penilaian berbasis kelas ?
10. Bagaimana mekanisme dan prosedur penilaian berbasis kelas ?
11. Bagaimana keunggulan penilaian berbasis kelas ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian penilaian berbasis kelas
2. Untuk mengetahui tujuan penilaian berbasis kelas
3. Untuk mengetahui fungsi penilaian berbasis kelas
4. Untuk mengetahui manfaat penilaian berbasis kelas
5. Untuk mengetahui rambu – rambu penilaian berbasis kelas
6. Untuk mengetahui prinsip – prinsip penilaian berbasis kelas
7. Untuk mengetahui pendekatan penilaian berbasis kelas
8. Untuk mengetahui aspek yang dinilai pada penilaian berbasis kelas
9. Untuk mengetahui teknik penilaian berbasis kelas
10. Untuk mengetahui mekanisme dan prosedur penilaian berbasis kelas
11. Untuk mengetahui keunggulan penilaian berbasis kelas

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas


Penilaian adalah program untuk memberikan pendapat dan penentuan arti atau
faedah suatu pengalaman ( Hamalik Oemar, 2009). Penilaian diartikan sebagai usaha
untuk memeriksa sejauh mana anak telah mengalami kemajuan belajar atau telh
tercapainya tujuan belajar.
Penilaian dan evaluasi merupakan pengukuran ketercapaian program
pendidikan, perencanaan suatu program subtansi pendidikan termasuk kurikulum dan
pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, pengelolaan
pendidikan dan reformasi pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pengukuran
keberhasilan proses belajar mengajar adalah dengan adanya penilaian kelas.
Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta
didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu, diperlukan data sebagai
informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Data yang
diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dijaring dan dikumpulkan melalui
prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi atau hasil belajar yang
akan dinilai. Dari proses ini, diperoleh potret/profil kemampuan siswa dalam
mencapai sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam
kurikulum (Hamid, 2011).
Di bawah ini akan dikemukakan beberapa pendapat tentang Penilaian Berbasis
Kelas (PBK) atau penilaian kelas menurut para ahli yaitu sebagai berikut:
1. Penilaian Berbasis Kelas adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada
tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar (Majid A, 2007)
2. Penilaian Berbasis Kelas merupakan bagian integral dalam proses
pembelajaran yang dilakukan sebagai proses pengumpulan data, pemanfaatan

3
informasi yang menyeluruh tentang hasil belajar yang diperoleh siswa untuk
menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan kompetensi seperti yang
ditentukan dalam kurikulum dan sebagai umpan balik perbaikan proses
pembelajaran (Sanjaya, 2006)
3. Penilaian Berbasis Kelas (PBK) adalah suatu proses pengumpulan,
pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan
menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti
autentik, akurat, dan konsisten (Syah, D , 2007)

Penilaian kelas dilakukan melalui suatu proses dengan langkah-langkah


perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah
bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa, pengolahan, dan
penggunaan informasi tentang profil siswa yang dilaksanakan melalui berbagai
teknik atau cara, seperti penilaian unjuk kerja, penilaian portofolio, penilaian tertulis
atau lisan, penilaian proyek, penilaian produk, penilaian diri, dan penilaian sikap
(Hamid, 2011).
Penilaian kelas dapat terjadi maupun dilakukan setiap waktu. Pengumpulan
informasi dalam Penilaian Berbasis Kelas dapat dilakukan dalam suasana resmi
maupun tidak resmi, di dalam atau di luar kelas, menggunakan aktualitas khusus atau
tidak, misalnya untuk penilaian aspek sikap/ nilai dengan tes atau non tes atau
terintegrasi dalam seluruh kegiatan pembelajaran (di awal, tengah, dan akhir).
Penilaian kelas dapat dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian
akhir. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan
bahasan atau kompetensi tertentu. Ulangan umum, dilaksanakan secara bersama
untuk kelas-kelas paralel, dan pada umumnya dilakukan ulangan umum bersama,
baik tingkat rayon, kecamatan, kabupaten, maupun provinsi. Ulangan akhir,
dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-bahan yang diujikan meliputi
seluruh materi pembelajaran yang telah diberikan (Mulyasa 2009).

4
Jadi penilaian berbasis kelas adalah proses mengumpulkan informasi tentang
kinerja siswa, sebagai aktifitas yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk menilai
diri mereka sendiri yang menghasilkan informasi untuk digunakan sebagai umpan
balik, memodifikasi aktifitas belajar dan mengajar dan mengambil keputusan
terhadap pencapaian kompetensi dasar setelah mengikuti proses pembelajaran yang
dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian,
pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian
hasil belajar peserta didik, pengelolaan, dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar peserta didik.

B. Tujuan Penilaian Berbasis Kelas


Secara umum tujuan penilaian adalah untuk mengetahui apakah siswa telah
atau belum menguasai suatu kompetensi dasar tertentu yang dipersyarakatkan dalam
standar kompetensi lulusan. Tujuan penilaian berbasis kelas hendaknya diarahkan
pada empat tujuan:

a. Penelusuran (keeping track), yaitu untuk menelusuri agar proses


pembelajaran peserta didik tetap sesuai dengan rencana. Guru
mengumpulkan informasi sepanjang semester dan tahun pelajaran
melalui bentuk penilaian kelas agar memperoleh gambaran tentang
pencapaian kompetensi oleh siswa.
b. Pengecekan (checking-up), yaitu untuk mengecek adakah kelemahan-
kelemahan yang dialami anak didik dalam proses pembelajaran melalui
penilaian kelas, baik yang formal ataupun informal guru melakukan
pengecekan kemampuan (kompetensi) apa yang siswa telah kuasai dan
apa yang belum dikuasai.
c. Penilaian (finding-out), yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal
yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses
pembelajaran. Guru harus selalu menganalisis dan merefleksikan hasil

5
penilaian kelas dan mencari hal- hal yang menyebabkan proses
pembelajaran tidak berjalan secara efektif.
d. Penyimpulan (summing-up), yaitu untuk menyimpulkan apakah anak
didik telah menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam
kurikulum atau belum. Penyimpulan sangat penting dilakukan guru,
khususnya pada saat guru diminta untuk melaporkan hasil kemajuan
belajar anak kepada orang tua, ajaran baik dalam bentuk rapor siswa atau
bentuk-bentuk lainnya (Majid A, 2007).

Adapun tujuan yang utama dari Penilaian Berbasis Kelas (PBK), yaitu:
a. Memberikan penghargaan terhadap pencapaian siswa dalam belajar
Penilaian ini digunakan untuk menentukan apakah siswa dapat
mengikuti tingkat atau kelas berikutnya, penilaian jenis ini seringkali
disebut penilaian sumatif, yang memberikan gambaran menyeluruh
tentang apa yang telah dicapai siswa.
b. Memperbaiki program kegiatan belajar mengajar dan belajar siswa
Penilaian untuk tujuan ini, digunakan untuk melihat apakah siswa
sudah mengetahui, dan memahami dan terampil pada suatu pemb iasaan
pelajaran. Penilaian ini sering disebut penilaian formatif, yang
bermanfaat untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan belajar
mengajar (Depdiknas, 2002).

Jadi penilaian berbasis kelas bertujuan untuk memperoleh data dari hasil
belajar yang berua identifikasi kinerja siswa (diagnosis), yang selanjutnya digunakan
untuk membantu belajar siswa, yang berupa review, transfer, dan berfungsi sebagai
evaluasi kinerja guru dan institusi. Yang diharapkan setelah melakuan penilaian kelas
diperoleh data tentang hambatan dan kesulitan siswa dan siswa yang telah mencapai
dan menguasai kompetensi yang diharapkan, dan yang belum menguasai kompetensi
yang telah ditetapkan, sehingga dapat dilakukan bimbingan terhadap siswa tersebut.

6
C. Fungsi Penilaian Berbasis Kelas
Secara umum penilaian berbasi kelas mempunyai fungsi sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas, umpan balik dalam perbaikan
program pengajaran, alat pendorong dalam meningkatkan kemampuan peserta didik
dan sebagai alat untuk peserta didik melakukan evaluasi dan introspeksi.
Menurut Arifin (2010), fungsi Pembelajaran Berbasis Kelas adalah:
1. Membantu siswa dalam mewujudkan dirinya dengan mengubah atau
mengembangkan perilakunya ke rah yang lebih baik dan maju
2. Membantu siswa mendapatkan kepuasan atas apa yang telah
dikerjakannya
3. Membantu guru untuk menetapkan apakah metode mengajar yang
digunakannya telah memadai
4. Membantu guru membuat pertimbangan dan keputusan administrasi

Murwati (2009) menyebutkan ada beberapa fungsi penilaian kelas, yaitu:


1. Menggambarkan sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai
suatu kompetensi penilaian hasil belajar peserta didik dalam rangka
membantu memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah
berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian
maupun penjurusan (sebagai bimbingan bagi siswa SMA).
2. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa
dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu
guru menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau
pengayaan.
3. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang
sedang berlangsung guna perbaikan proses berikutnya.
Fungsi Penilaian Berbasis Kelas bisa dilihat dari sisi siswa maupun sisi guru
sebagai berikut:
a. Dalam mengaktualisasikan dirinya dengan cara mengembangkan dan
mengubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik dan lebih maju.
b. Memperoleh kepuasan atas segala upaya yang telah dikerjakannya.
Sedangkan bagi guru penilaian berbasis kelas berfungsi untuk :

7
a. Menetapkan berbagai metode dan media alat, sumber belajar dan
pendekatan pembelajaran yang relevan dengan kompetensi yang akan
dicapai pada proses pembelajaran.
b. Membantu pertimbangan dan keputusan di bidang administrasive
berkaitan dengan prosedur penilaian yang akan digunakan serta
format-format atau instrumen yang perlu dipersiapkan dalam kegiatan
penilaian (Syah D, 2007).

Jadi penilaian berbasis kelas berfungsi untuk menggambaran, mnegevaluasi,


menemukan kesulitan, menemukan kelemahan, serta sebagai control bagi guru dan
sekolah apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sesuai dengan harapan
atau belum. Dan juga berfungsi sebagai bahan pertimbangan bagi perencanaan, dan
sebagi pedoman bagi sekolah untuk memenuhi stadar yang telah ditentukan.

D. Manfaat Penilaian Berbasis Kelas

Manfaat Penilaian Berbasis Kelas antara lain sebagai berikut:


1. Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui
kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi
sehingga termotivasi untuk meningkatkan dan memperbaiki proses dan
hasil belajarnya.
2. Untuk memantau dan kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang
dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.
3. Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan,
kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.
4. Untuk masukan bagi guru guna merancang kegiatan belajar sedemikian
rupa sehingga para peserta didik dapat mencapai kompetensi dengan
kecepatan belajar yang berbeda-beda dalam suasana yang kondusif
menyenangkan.

8
5. Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah
tentang efektifitas pendidikan sehingga partisipasi orang tua dan komite
sekolah data ditingkatkan (Kunanadar, 2011).

E. Rambu – Rambu Penilaian Berbasis Kelas


Dalam melaksanakan penilaian, hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru adalah
sebagai berikut:

1. Memandang penilaian dan kegiatan belajar mengajar secara terpadu.


2. Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian
sebagai cermin diri
3. Melakukan berbagai strategi penilaian dalam program pengajaran untuk
menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik
4. Mempertimbangkan erbagai kebutuhan khusus peserta didik.
5. Mengembangkan dan menyediakan system pencatatan yang bervariasi
dalam pengamatan kegiatan belajar peserta didik.
6. Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi, yaitu dengan cara
penilaian unjuk kerja, sikap, tertulis, proyek, produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri, serta
7. Mendidik dan meningkatkan mutu poses pembelajaran seefektif mungkin
(Putra R.S, 2013).

F. Prinsip – Prinsip Penilaian Berbasis Kelas


Berikut beberapa prinsip yang harus dipenuhi dalam penilaian kelas adalah:
1. Validitas, berarti menilai yang seharusnya dinilai menggunakan alat yang
sesuai untuk mengukur kompetensi. Dalam mata pelajaran pendidikan

9
jasmani, olah raga, dan kesehatan, misalnya kompetensi mempratikan
gerak dasar jalan, maka penilaian menjadi valid apabila menggunakan
penilain unjuk kerja. Jika menggunakan test tertilis, maka penilaian tidak
valid.
2. Reliabilitas, berkaitan dengan konsistensi hasil penilaian. Penilaian yang
reliable (ajeg) memunginkan perbandingan yang reliable dan menjamin
konsistensinya, misalnya guru menilai dengan unjuk kerja. Penilaian
akan reliable jika hasil yang diperoleh itu dilakukan lagi dengan kondisi
yang relative sama. Untuk menjamn penilaian yang reliable, petunjuk
pelaksanaan unjuk kerja dan penskorannya harus jelas.
3. Menyeluruh, penilaian harus dilakukan secara menyeluruh, mencakup
seluruh dominan yang tertuang pada setiap kompetensi dasar. Penilaian
harus menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam
kompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil kompetensinya.
4. Berkesinambungan, penilaian dilakuan secara terencana, bertahap, dan
terus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik
dalam kurun waktu tertentu.
5. Objektif, penilaian harus dilaksanakan secara objektif. Untuk itu,
penilaian harus adil, terencana, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam
pemberian skor.
6. Mendidik, proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk
memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi guru, meningkatkn
kualitas belajar, serta membina peserta didik agar tumbuh dan
berkembang secara optimal (Putra R.S, 2013).
Sedangkan menurut Arifin (2010) meyatakan prinsip-prinsip penilaian berbasis
kelas apapun jenis penilaiannya harus memungkinkan adanya kesempatan yang
terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui dan pahami, serta
mendemonstrasikan kemampuannya. Implikasinya adalah:

10
1. Pelaksanaan PBK hendaknya dalam suasana yang bersahabat, tidak dalam
suasana yang mengancam.
2. Semua siswa mempunyai kesempatan dan perlakuan yang sama dalam
menerima program pembelajaran sebelumnya dan selama proses PBK.
3. Siswa memahami secara jelas apa yang dimaksud dengan PBK.
4. Kriteria untuk membuat keputusan atas hasil PBK hendaknya disepakati
dengan siswa dan orang tua.
Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur PBK dan pencatatan secara
tepat. Implikasinya adalah:
1. Prosedur PBK harus dapat diterima oleh guru, praktis dan dapat dipahami
secara jelas.
2. Catatan harian hasil belajar siswa hendaknya merupakan bagian dari kegiatan
pembelajaran dan tidak harus mengambil waktu yang berlebihan.
3. Catatan harian harus mudah dibuat, jelas, mudah dipahami dan bermanfaat
untuk perencanaan pembelajaran.
4. Informasi yang diperoleh untuk menilai semua pencapaian belajar siswa
dengan berbagai cara harus digunakan sebagaimana mestinya.
5. Penilaian pencapaian belajar siswa yang bersifat positif untuk pembelajaran
selanjutnya perlu direncanakan oleh guru dan siswa.
6. Klasifikasi dan kesulitan belajar harus ditentukan, sehingga siswa
mendapatkan bimbingan dan bantuan belajar yang sewajarnya.
7. Hasil penilaian hendaknya menunjukkan kemajuan dan keberlanjutan
pencapaian belajar siswa.
8. Penilaian semua aspek yang berkaitan dengan pembelajaran, misalnya
efektifitas KBM dan kurikulum perlu dilaksanakan.
9. Peningkatan keahlian guru sebagai konsekuensi dari diskusi pengalaman dan
membandingkan metode serta hasil penilaian perlu dipertimbangkan
10. Pelaporan penampilan siswa kepada orang tua atau wali, dan atasannya harus
dilaksanakan.

Menurut Sanjaya (2008), menjelaskan bahwa dalam melaksanakan penilaian


berbasis kelas, guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip dasar yang harus digunakan,
terutama dalam rangka pencapaian kompetensi, sebagai berikut:

11
1. Motivasi, artinya tujuan akhir penilaian berbasis kelas bukan terletak pada
pencapaian angka yang tinggi, melainkan terletak pada cara bagaimana
memotivasi peserta didik sehingga diperoleh hasil yang maksimum. Hasil
penilaian harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan bagi
siswa yang berhasil atau sebagai pemicu semangat belajar bagi yang kurang
berhasil.
2. Valid, artinya penilaian harus memberikan informasi yang akurat tentang hasil
belajar siswa, misalnya apabila pembelajaran menggunakan pendekatan
eksperimen maka kegiatan melakukan eksperimen harus menjadi salah satu
obyek yang dinilai. Oleh sebab itu penilaian tidak menyimpang dari
kompetensi yang akan dicapai.
3. Adil, artinya penilaian harus adil terhadap semua siswa dengan tidak
membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, bahasa, dan jender.
Penilaian berbasis kelas menempatkan posisi siswa dalam kesejajaran, dengan
demikian setiap siswa akan memperoleh perlakan yang sama.
4. Terbuka, artinya kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus
jelas dan terbuka bagi semua pihak (siswa, guru, sekolah, orang tua, dan pihak
lain yang terkait).
5. Berkesinambungan, artinya penilaian dilakukan secara berencana, bertahap
dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan
belajar siswa sebagai hasil kegiatan belajarnya.
6. Bermakna, artinya penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti,
berguna dan bisa ditindaklanjuti oleh semua pihak, terutama guru, peserta
didik, dan orangtua.
7. Menyeluruh, artinya penilaian dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan
prosedur termasuk mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa.
Penilaian terhadap hasil belajar siswa meliputi pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotor), sikap dan nilai (afektif) yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak.
8. Edukatif, artinya tidak semata-mata diarahkan untuk memperoleh gambaran
kemampuan siswa dalam pencapaian kompetensi melalui angka yang

12
diperoleh akan tetapi hasil penilaian harus memberikan umpan balik untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun siswa,
sehingga hasil belajar akan lebih optimal

G. Pendekatan Penilaian Berbasis Kelas


Menurut Arifin (2010) dalam PBK terdapat dua pendekatan yang dapat
digunakan. Yaitu:
1. Penilaian acuan patokan (criterion-referenced assessment)
Penilaian acuan patokan (PAP) adalah suatu pendekatan penilaian yang
menentukan berhasil-tidaknya siswa berdasarkan pada suatu patokan/ kriteria
atau kompetensi tertentu. Artinya kedudukan siswa dibandingkan dengan KD
yang ditentukan. PAP sangat bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas
hasil belajar, sebab siswa diusahakan untuk mencapai standar yang telah
ditentukan dan hasil belajar siswa dapat diketahui tingkat pencapaiannya.
Contohnya adalah pada suatu sekolah standarnya adalah 75%. Artinya
jika siswa tidak mencapai 75% maka siswa tersebut harus diberikan pengajaran
ulang atau diberikan tugas tambahan dalam bentuk tugas tertulis, seperti
makalah, rangkuman, mengarang dan sebagainya tergantung kepada kekurangan
siswa.
2. Penilaian acuan norma (norm-referenced assessment)
Penilaian acuan norma (PAN) adalah suatu pendekatan penilaian yang
menentukan berhasil-tidaknya siswa berdasarkan norma kelompok. Artinya
keberhasilan atau kedudukan siswa dibandingkan dengan kolompoknya.
Misalnya skor mentah tertinggi dari sebuah tes adalah 40, maka siswa
yang memperoleh skor mentah 40 kemungkinan memperoleh nilai tertinggi.
Sekalipun skor mentah ini jika dibandingkan dengan standar minimal jauh
berbeda. Oleh sebab itu pendekatan PAN sulit untuk meningkatkan kualitas hasil
belajar.

H. Aspek Yang Dinilai Pada Penilaian Berbasis Kelas

13
Secara umum yang dinilai itu meliputi: hasil belajar kognitif, hasil belajar
afektif, dan hasil belajar psikomotorik.
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan berpikir, mengetahui dan pemecahan
masalah. Tujuan kognitif atau Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan
mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah
termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang
proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai jenjang yang tertinggi yang
meliputi 6 tingkatan.

Berikut ini adalah penjelasan dan pilihan kata kerja kunci dari ranah
kognitif yang telah direvisi (Utari, R., Madya, W., & Pusdiklat, K. N. P. K, 2011) :

REVISI RANAH KOGNITIF – PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)


NO Kategori Penjelasan Kata kerja kunci
1 Mengingat Kemampuan menyebutkan Mendefinisikan, menyusun
kembali informasi / daftar, menjelaskan,
pengetahuan yang mengingat, mengenali,
tersimpan menemukan kembali,
dalam ingatan. Contoh: menyatakan, mengulang,
menyebutkan arti mengurutkan, menamai,
taksonomi menempatkan, menyebutkan
2 Memahami Kemampuan memahami Menerangkan, menjelaskan,
instruksi dan menegaskan menterjemahkan,
pengertian/makna ide atau menguraikan, mengartikan,
konsep yang telah menyatakan kembali,
diajarkan baik dalam menafsirkan,
bentuk lisan, tertulis, menginterpretasikan,
maupun grafik/diagram. mendiskusikan,
Contoh : Merangkum menyeleksi, mendeteksi,
materi yang telah diajarkan melaporkan, menduga,
dengan kata-kata sendiri mengelompokkan, memberi
contoh, merangkum
menganalogikan,
mengubah, memperkirakan.
3 Menerapkan Kemampuan melakukan Memilih, menerapkan,
sesuatu dan melaksanakan, mengubah,

14
mengaplikasikan konsep menggunakan,
dalam situasi tetentu. mendemonstrasikan,
Contoh: Melakukan proses memodifikasi,
pembayaran gaji sesuai menginterpretasikan,
dengan sistem menunjukkan, membuktikan,
berlaku. menggambarkan,
mengoperasikan,
menjalankan
memprogramkan,
mempraktekkan, memulai.
4 Menganalisis Kemampuan memisahkan Mengkaji ulang,
konsep kedalam beberapa membedakan,
komponen dan membandingkan,
mnghubungkan satu sama mengkontraskan,
lain untuk memisahkan,
memperoleh pemahaman menghubungkan, menunjukan
atas konsep tersebut secara hubungan antara variabel,
utuh. Contoh: memecah menjadi beberapa
Menganalisis penyebab bagian, menyisihkan,
meningkatnya Harga menduga,
pokok penjualan dalam mempertimbangkan
laporan keuangan dengan mempertentangkan, menata
memisahkan komponen- ulang, mencirikan, mengubah
komponennya. struktur, melakukan
pengetesan,
mengintegrasikan,
mengorganisir,
mengkerangkakan.
5 Mengevaluasi Kemampuan menetapkan Mengkaji ulang,
atau menilai derajat sesuatu berdasarkan mempertahankan,
norma, kriteria atau menyeleksi,
patokan tertentu Contoh: mempertahankan,
Membandingkan hasil mengevaluasi, mendukung,
ujian siswa dengan kunci menilai, menjustifikasi,
jawaban mengecek, mengkritik,
memprediksi, membenarkan,
menyalahkan.
6 Mencipta Kemampuan memadukan Merakit, merancang,
unsur-unsurmenjadi menemukan, menciptakan,
sesuatu bentuk baru yang memperoleh,
utuh dan koheren, atau mengembangkan,
membuat sesuatu yang memformulasikan,

15
orisinil. Contoh:Membuat membangun, membentuk,
kurikulum dengan melengkapi, membuat,
mengintegrasikan pendapat menyempurnakan, melakukan
dan materi dari beberapa inovasi, mendisain,
sumber menghasilkan karya.

2. Ranah Afektif
Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi,
misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat,minat, motivasi, dan sikap. Lima
kategori ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang sederhana hingga yang paling
kompleks. Adapun urutan ranah afektif perilaku yang sederhana sampai perilaku
kompleks adalah

a. Penerimaan (Receiving atau Attending)


Kategori ini merupakan tingkat afektif yang terendah yang meliputi
penerimaan masalah, situasi, gejala, nilai dan keyakinan secara pasif.Penerimaan
adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsanagn atau stimulasi dari luar
yang datang pada diri peserta didik. Hal ini dapat dicontohkan dengan sikap
peserta didik ketika mendengarkan penjelasan pendidik dengan seksama
dimana mereka bersedia menerima nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka
danmereka memiliki kemauan untuk menggabungkan diri atau mengidentifikasi
diri dengan nilai itu.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
memilih, mempertanyakan, mengikuti, memberi, menganut, mematuhi, dan
meminati.
b. Menanggapi (Responding)
Kategori ini berkenaan dengan jawaban dan kesenangan menanggapi atau
merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat.
Atau dapat pula dikatakan bahwa menanggapi adalah suatu sikap yang
menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk mengikutsertakan dirinya dalam

16
fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.
Hal ini dapat dicontohkan dengan menyerahkan laporan tugas tepat pada
waktunya.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
menjawab, membantu, mengajukan, mengompromi, menyenangi, menyambut,
mendukung, menyetujui, menampilkan, melaporkan, memilih, mengatakan,
memilah, dan menolak.
c. Penilaian (Valuing)
Kategori ini berkenaan dengan memberikan nilai, penghargaan dan
kepercayaan terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu. Peserta didik tidak hanya
mau menerima nilai yang diajarkan akan tetapi berkemampuan pula untuk
menilai fenomena itu baik atau buruk. Hal ini dapat dicontohkan dengan
bersikap jujur dalam kegiatan belajar mengajar serta bertanggungjawab terhadap
segala hal selama proses pembelajaran.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
mengasumsikan, meyakini, melengkapi, meyakinkan, memperjelas, memprakarsai,
mengundang, menggabungkan, mengusulkan, menekankan, dan menyumbang.
d. Organisasi (organization)
Kategori ini meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta
pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki. Hal ini dapat dicontohkan
dengan kemampuan menimbang akibat positif dan negatif dari suatu kemajuan sains
terhadap kehidupan manusia.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah
menganut, mengubah, menata, mengklasifikasikan, mengombinasi,
mempertahankan, membangun, membentuk pendapat, memadukan, mengelola,
menegosiasikan, dan merembuk.
e. Karakteristik (Characterization)

17
Kategori ini berkenaan dengan keterpaduan semua sistem nilai yang telah
dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Proses internalisais nilai menempati urutan tertinggi dalam hierarki nilai. Hal
ini dicontohkan dengan bersedianya mengubah pendapat jika ada bukti yang
tidak mendukung pendapatnya.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah
mengubah perilaku, berakhlak mulia, mempengaruhi, mendengarkan,
mengkualifikasi, melayani, menunjukkan, membuktikan dan memecahkan.

3. Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan
motorik dan kemampuan fisik. Ketrampilan ini dapat diasah jika sering
melakukannya. Perkembangan tersebut dpat diukur sudut kecepatan, ketepatan,
jarak, cara/teknik pelaksanaan. Ada tujuh kategori dalam ranah psikomotorik mulai
dari tingkat yang sederhana hingga tingkat yang rumit. Adapun tingkatannya adalah

1. Persepsi
Kemampuan menggunakan saraf sensori dalam menginterpretasikan nya dalam
memperkirakan sesuatu. Contoh: menurunkan suhu AC saat merasa suhu ruangan
panas.
Kata kerja operasional pada kategori ini adalah Mendeteksi, mempersiapkan
diri, memilih, menghubungkan, menggambarkan, mengidentifikasi, mengisolasi,
membedakan, menyeleksi.
2. Kesiapan

18
Kemampuan untuk mempersiapkan diri, baik mental, fisik, dan emosi, dalam
menghadapi sesuatu. Contoh: melakukan pekerjaan sesuai urutan, menerima
kelebihan dan kekurangan seseorang.
Kata kerja operasional pada kategori ini adalah Memulai, mengawali,
memprakarsai, membantu, memperlihatkan mempersiapkan diri, menunjukkan,
mendemonstrasikaan.
3. Reaksi yang diarahkan
Kemampuan untuk memulai ketrampilan yang kompleks dengan bantuan
atau bimbingan dengan meniru dan uji coba .Contoh: Mengikuti arahan dari
instruktur.
Kata kerja operasional pada kategori ini adalah Meniru, mentrasir, mengikuti,
mencoba, mempraktekkan, mengerjakan, membuat, memperlihatkan, memasang,
bereaksi, menanggapi.
4. Reaksi Natural (Mekanisme)
Kemampuan untuk melakukan kegiatan pada tingkat ketrampilan ahap yang
lebih sulit. Melalui tahap ini diharapkan siswa akan terbiasa melakukan tugas
rutinnya. Contoh: menggunakan computer.
Kata kerja operasional pada kategori ini adalah Mengoperasikan,
membangun, memasang, membongkar, memperbaiki, melaksanakan, sesuai
standar, mengerjakan, menggunakan, merakit, mengendalikan, mempercepat,
memperlancar, mempertajam, menangani.

5. Reaksi yang kompleks


Kemampuan untuk melakukan kemahirannya dalam melakukan sesuatu,
dimana hal ini terlihat dari kecepatan, ketepatan, efsiensi dan efektivitasnya.
Semua tindakan dilakukan secara spontan, lancar, cepat, tanpa ragu. Contoh:
Keahlian bermain piano.
Kata kerja operasional pada kategori ini adalah Mengoperasikan,
membangun, memasang, membongkar, memperbaiki, melaksanakan sesuai

19
standar, mengerjakan, menggunakan, merakit, mengendalikan, mempercepat,
memperlancar, mencampur, mempertajam, menangani, mngorganisir, membuat,
draft/sketsa, mengukur.
6. Adaptasi
Kemampuan mengembangkan keahlian, dan memodifikasi pola sesuai dengan
yang di butuhkan, Contoh: Melakukan perubahan secara cepat dan tepat terhadap
kejadian tak terduga tanpa merusak pola yang ada.
Kata kerja pada kategori ini adalah Mengubah, mengadaptasikan,
memvariasikan, merevisi, mengatur kembali, merancang kembali, memodifikasi.
7. Kreativitas
Kemampuan untuk menciptakan pola baru yang sesuai dengan
kondisi/situasi tertentu dan juga kemampuan mengatasi masalah dengan
mengeksplorasi kreativitas diri.
Contoh: membuat formula baru, inovasi, produk baru. Kata kerja operasional
pada kategori ini adalah Merancang, membangun, menciptakan, mendisain,
memprakarsai, mengkombinasikan, membuat, menjadi pioneer

I. Teknik Penilian Berbasis Kelas


Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang
kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar
maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya
adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar
kompetensi dan kompetensi dasaryang harus dicapai. Penilain kompeteni dasar
dilakuan berdasarkan indikator-indikator pencapaian kompetensi yang memuat
satu ranah atau lebih. Dengan indicator-indikator ini, dapat ditentukan penilaian
yang sesuai. Untuk itu, adabeberapa teknik yang data digunakan, yaitu :

1. Penilaian Tertulis

20
Penilaian Tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes tertulis merupakan tes
yang soal dan jawaan yng diberikan kepada peserta didiknya dalam
berbentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu
merespons dalam bentuk mnulis jawaban, tetapi dapat juga dalam bentuk
yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar, dan sebagainya.
Tes tertulis biasanya sangat cocok untuk hampir semua kompetensi yang
terdapat dalam kurikulum.

2. Penilaian unjuk kerja (Perbuatan)


Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Penilaian Unjuk Kerja
atau Perbuatan adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang secara efektif
dapat digunakan untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang
bentuk-bentuk perilaku yang diharapkan muncul dalam diri siswa
(ketrampilan). Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai
konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk
menilai kemampuan berbicara, misalnya dilakukan pengamatan atau
observasi berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil,
berpidato, bercerita, bermain peran dan melakukan wawancara. Dengan
demikian, gambaran kemampuan siswa akan lebih utuh. Untuk menilai unjuk
kerja siswa maka dapat menggunakan instrument berupa daftar cek (check
list) dan skala bertingkat (rating scale).

Tabel 1. Contoh daftar cek untuk penilaian unjuk kerja.


No Aspek yang dinilai Baik Tidak baik
1 Persiapan alat dan bahan
2 Pelaksanaan kegiatan
…………..
Skor yang dicapai
Skor maksimum
Keterangan:
Baik akan mendapatkan skor 1
Tidak baik akan mendapatkan skor 0

21
Tabel 2. Contoh skala bertingkat untuk penilaian unjuk kerja.
Nilai
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4
1 Persiapan alat dan bahan
2 Pelaksanaan kegiatan
…………
Jumlah
Skor maksimum
Keterangan:
1 = tidak kompeten 3 = kompeten
2 = cukup kompeten 4 = sangat kompeten
Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut:
Jika siswa memperoleh skor 18-20 dapat ditetapkan sangat kompeten.
Jika siswa memperoleh skor 13-17 dapat ditetapkan kompeten.
Jika siswa memperoleh skor 8-12 dapat ditetapkan cukup kompeten.
Jika siswa memperoleh skor 0-7 dapat ditetapkan tidak kompeten.

3. Penilaian Proyek
Penilaian proyek adalah penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan
dalam waktu tertentu. Proyek juga akan memberi informasi tentang pemahaman
dan pengetahuan peserta didik pada proses pembelajaran tertentu, kemampuan
peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan peserta didik
untuk mengkomunikasikan informasi.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan,
sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan
yang perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data,
dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat
disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan
alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.

4. Penilaian Produk

22
Penialian hasil kerja (produk) peserta didik adalah penilaian terhadap
penguasaan keterampilan peserta didik dalam membuat suatu produk dan
penilaian kualitas hasil kerja tertentu. Dalam penilaian produk terdapat dua
konsep penilaian berbasis kelas, yaitu penilaian peserta didik tentang :
a. Pemilihan, cara menggunakan alat, dan prosedur kerja.
b. Kualitas teknis maupun setetik suatu karya/produk.
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat
produk-produk teknologi dan seni, seperti : makanan, pakaian, hasil karya seni
(patung, lukisan, gambar) barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik dan
logam.

5. Penilaian Sikap
Penilaian Sikap dapat dilakukan berkaitan dengan objek sikap, seperti
sikap terhadap mata pelajaran, sikap terhadap guru, sikap terhadap proses
pembelajaran, sikap terhadap materi pelajaran, sikap berhubungan dengan nila-
nilai yang ingin ditanaman dalam diri peserta didik melalui matri tertentu. Untuk
pengukuran sikap dapat dilakukan dengan berbagai cara, Antara lain obeservasi
perilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi, dan skala sikap.

Tabel 3. Contoh rubrik penilaian.


Perilaku
No Nama Nilai Ket
Semangat Antusias Perhatian Kerja sama
1 …….
2 …….
3 …….
4 …….
Catatan:
Kolom perilaku diisi dengan kriteria sebagai berikut:
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = sedang
4 = baik
5 = sangat baik
Nilai merupakan jumlah keseluruhan angka yang terdapat dalam kolom
perilaku pada masing-masing siswa. Kriterianya adalah sebagai berikut:
18-20 = amat baik

23
14-17 = baik
10-13 = sedang
6-9 = kurang
0.5 = sangat kurang

6. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berbasis kelas terhadap
sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi
yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, digunakan
oleh guru dan peserta didik untuk memantau perkembangan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran tertentu.
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara
individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu priode, hasil
karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan siswa. portofolio dapat
memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa melalui karyanya, antara
lain: karangan, puisi, surat, catatan perkembangan pekerjaan, hasil diskusi, hasil
membaca buku/ literatur, hasil penelitian, hasil wawancara, dsb.
Menurut Puskur Balitbang Depdiknas mengemukakan seperangkat alat
penilaian dan jenis tagihan yang dapat digunakan dalam Penilaian Berbasis Kelas,
antara lain sebagai berikut :
Tabel 4. Alat penilaian dan jenis tagihan yang dapat digunakan dalam Penilaian
Berbasis Kelas.
Teknik Penilaian Jenis Bentuk Instrumen Instrumen
Tagihan Penilaian Penilaian
Tes (tertulis, lisan, Kuis Pertanyaan lisan/tertulis, Soal atau
perbuatan/praktik/ soal isian, soal dengan perintah
unjuk kerja) jawaban singkat, soal
objektif (benar-salah,
menjodohkan, pilihan
ganda), instrumen untuk
unjuk kerja singkat.

24
Ulangan /tes Pertanyaan lisan/tertulis, Soal atau
harian soal isian, soal perintah
dengan jawaban singkat,
soal objektif
(benar-salah,
menjodohkan, pilihan
ganda),
soal uraian, instrumen
unjuk kerja
Ulangan/tes Pertanyaan lisan/tertulis, Soal/perintah
blok soal isian, soal
dengan jawaban singkat,
soal objektif
(benar-salah,
menjodohkan, pilihan
ganda),
soal uraian, instrumen
unjuk kerja
Non tes Pengamatan Panduan/lembar Pernyataan skala
(observasi) pengamatan dengan cek list
Angket Kuisioner Pertanyaan atau
pernyataan
dengan
atau tanpa
pilihan
jawaban
Wawancara Panduan/lembar Pertanyaan
wawancara
Tugas Instrumen tugas, soal Uraian tugas
harian uraian dengan
kriteria penilaian
tertentu
Tugas Instrumen tugas Uraian tugas
proyek dengan
kriteria penilaian
tertentu
Tugas Instrumen tugas Uraian tugas
portfolio dengan
kriteria penilaian
tertentu

25
7. Penilaian Diri
Suatu teknik penilaian dimana subejk yang ingin dinilai diminta
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses, dan tingat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.
Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian yang
berkaitan dengan kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotik (Kunandar,
2011).

J. Mekanisme dan Prosedur Penilaian Berbasis Kelas


Mekanisme dan prosedur penilaian berbasis kelas menurut BNSP (2007) adalah
sebagai berikut:
1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.
2. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan
silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan
pembelajaran ( RPP).
3. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas
oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan
4. Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN
dan aspek kognitif atau aspek psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui
ujian sekolah/madrasah untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar
dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan
5. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran
estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan
kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil
penilaian oleh pendidik.

26
6. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidikan
berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik dengan mempertimbangkan hasil
ujian sekolah/ madrasah
7. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah : (a)
menyusun kisi-kisi ujian, (b) mengembangkan instrumen, (c) melaksanakan
ujian, (d) mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian
sekolah/ madrasah (e) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.
8. Penialaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata
pelajaran aagma dan akhlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dilakukan oleh guru
agama dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan
sumber lainyang relevan.
9. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggung
jawab sebagai warganegara yang baik sesuai dengan norma dan nilai-nilai
yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian
dari penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
oleh guru pendidikan kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari
pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.
10. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata
pelajaran yang relevan.
11. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat
keterangan yang ditandatangani oleh pembina kegiatan dan kepala sekolah/
madrasah
12. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan
harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus megikuti
pembelajaran remedi.

27
13. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam
bentuk satu pencapaian kemajuan belajar.
14. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN dengan langkah-
langkah yang diatur dalam Prosedur Operasional Sekolah (POS) UN.
15. UN diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
ekerjasama dengan instansi terkait.
16. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu
syarat kelulusan peseerta didik dari satuan pendidikan dan salah satu
pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya.
17. Hasil analisis data UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
untuk pemetaan mutu program atau satuan pendidikan serta pembinaan dan
pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan

K. Keunggulan Penilaian Berbasis Kelas


Keunggulan penilaian berbasis kelas (Balitbang Depdiknas, 2006), seperti
berikut:
a. Dalam assesment berbasis kelas, pengumpulan data sebagai informasi
kemajuan belajar baik formal maupun informal harus selalu dilaksanakan
dalam suasana yang menyenangkan, hal ini memungkinkan adanya
kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang dipahami
dan mampu dikerjakannya.
b. Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik tidak untuk dibandingkan
dengan hasil belajar siswa lain ataupun prestasi kelompok, tetapi dengan
prestasi atau kemampuan yang dimiliki sebelumnya, atau dengan kompetensi
yang dipersyaratkan, sehingga dengan demikian siswa tidak terdiskriminasi
dalam klasifikasi lulus atau tidak lulus, pintar atau bodoh, bisa masuk ranking

28
berapa, dan sebagainya, tetapi lebih diarahkan pada fungsi motivasi, dan
bantuan agar siswa dapat mencapai kompetensi yang dipersyaratkan.
c. Pengumpulan informasi dalam assesment berbasis kelas ini harus dilakukan
dengan menggunakan variasi cara, dilakukan secara berkesinambungan
sehingga gambaran kemampuan siswa dapat lebih lengkap terdeteksi, dan
terpotret secara akurat.
d. Dalam pelaksanaannya siswa tidak sekedar dilatih memilih jawaban yang
tersedia, tetapi lebih dituntut untuk dapat mengeksplorasi dan memotivasi diri
untuk mengerahkan potensinya dalam menanggapi dan memecahkan masalah
yang dihadapi dengan caranya sendiri dan sesuai dengan pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki.
e. Proses pengumpulan informasi untuk dapat menentukan ada tidaknya
kemajuan belajar yang dicapai siswa dan perlu tidaknya siswa diberikan
bantuan secara terencana, bertahap, dan berkesinambungan, sehingga dengan
demikian siswa diberi kesempatan memperbaiki prestasi belajarnya, dengan
pemberian bantuan dan bimbingan yang sesuai.
f. Penilaian tidak hanya dilaksanakan setelah proses belajar-mengajar (PBM)
tetapi dapat dilaksanakan ketika PBM sedang berlangsung (penilaian proses).
Hasil kerja atau karya siswa yang berbentuk 2 dimensi yang dapat
dikumpulkan dalam portofolio dan yang berbentuk 3 dimensi (produk)
terutama dihasilkan melalui PBM. Karya tersebut dapat juga bersumber atau
berasal dari berbagai kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan sekolah, kegiatan
OSIS, kegiatan lomba antar sekolah, bahkan kegiatan hobi pribadi. Dengan
demikian, penilaian berbasis kelas mengurangi dikhotomi antara PBM dan
kegiatan penilaian serta antara kegiatan intrakurikuler dan kegiatan
kokurikuler dan ekstrakurikuler.
g. Kriteria penilaian karya siswa dapat dibahas, dikompromikan antara guru
dengan para siswa sebelum karya itu mulai dikerjakan; dengan demikian
siswa mengetahui kriteria yang akan digunakan dalam penilaian, agar

29
berusaha mencapai harapan (expectations atau standar yang dituntut) guru,
dan mendorong siswa untuk mengarahkan karya-karya nya sesuai dengan
kriteria yang telah disepakati.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan salah satu komponen dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi.Penilaian Berbasis Kelas dilakukan untuk
memberikan keseimbangan pada ketiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
dengan menggunakan berbagai bentuk dan model penilaian secara resmi maupun
tidak resmi dengan berkesinambungan.PBK ini diharapkan bermanfaat untuk
memperoleh keutuhan gambaran prestasi dan kemajuan belajar siswa. Jenis-jenis
penilaian berbasis kelas, yaitu:penilaian melalui portofolio (portofolio), penilaian
melalui unjuk kerja, penilaian melalui penugasan (project), penilaian melalui hasil
kerja, penilaian melalui tes tertulis (paper and pen test), dan penilaian afektif siswa.

30
B. Saran
Makalah ini masih terdapat kekurangan, salah satunya yaitu sedikitnya
penjelasan tentang operasional penilaian berbasis kelas. Untuk penulis makalah
selanjutnya agar dapat menuliskan banyak contoh operasional sehingga makalah bisa
dimengerti dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2010. Makalah: Strategi Pengembangan Penilaian Berbasis Kelas


(Classroom-Based Assessment). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Depdiknas, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Balitbank dan Pusat
Kurikulum, 2002.
Hamalik Oemar. 2009. Psikologi Belajar Dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Hamid SholehMohd. 2011. Standar Mutu Penilaian dalam Kelas. Yogyakarta: Diva
Press.
Kunandar. 2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) DAN Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

31
Majid, A. 2007. Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Mulyasa, E. 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Murwati, Sri. 2009. Panduan Pengembangan Program Penilaian Kelas (Online),
(http://sri74.wordpress.com). Diakses 12 April 2018.
Putra, R.S. 2013. Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Yogyakarta: Diva Press
Sanjaya, W. 2008. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kelas,
Jakarta: Kencana.
Syah, D. 2007. Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Utari, R., Madya, W., & Pusdiklat, K. N. P. K. (2011). Taksonomi Bloom. Jurnal:
Pusdiklat KNPK.

32

Anda mungkin juga menyukai