Anda di halaman 1dari 16

PAPER VALUASI DAN KOMERSIALISASI TEKNOLOGI

“Model System Development Life Cycle”


Sebagai tugas mata kuliah Valuasi dan Komersialisasi Teknologi

KELAS TIP A
Kelompok 7
Oleh :
1. Deny Eko Prasetyo (151710301007)
2. Rosi Pratiwi (151710301010)
3. Moh. Eri Prasesa I (151710301035)
4. Siti Saadatul Hasanah (151710301044)
5. Dinda Novita Sari (151710301060)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia teknologi pengembangan dalam bidang informatika telah
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dengan perkembangan ini, dalam
bidang informatika tidak hanya menghasilkan hanya dalam pengembangan
program perangkat lunak saja, melainkan pengambangan dalam bidang suatu
permodelan yang bersifat komplek. Dalam pembuatan sebuah perangkat lunak yang
haruslah memiliki teknik analisa kebutuhan dan teknik permodelan yang baik, agar
terwujudnya suatu perangkat lunak yang baik. Oleh karena itu, pengenalan
mengenai permodelan dalam suatu pembangunan suatu perangkat lunak (software).
Terdapat banyak permodelan mengenai pembangunan suatu perangkat lunak
seperti SDLC dan Agile Model.
SDLC (System Development Life Cycle) atau Siklus Hidup Pengembangan
Sistem dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses
pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan
untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada
sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk
mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: Rencana
(planning), Analisis (analysis), Desain (design), Implementasi (implementation)
dan Uji coba (testing). Dalam rekayasa perangkat lunak konsep SDLC mendasari
berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi
ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian
pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak.
Pengembangan sistem informasi perusahaan dengan menggunakan metode
System Development Life Cycle (SDLC) dapat membatu untuk mengatasi
permasalahan yang dialami pada saat ini melalui proses analisis dan perencanaan
secara keseluruhan terlebih dahulu sehingga menghasilkan hasil sistem yang baik.
Dengan demikian tujuan pengembangan perangkat lunak SDLC ialah untuk
memberikan konsep mengenai kekurangan dan kelebihan dari macam-macam
model SDLC yaitu Waterfall Model, Prototyping Model, Spiral Model, Rapid
Application Development Model dan Iterative Model.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, tujuan paper ini ialah
sebagai berikut :
1. untuk mengetahui macam-macam metode SDLC;
2. untuk mengetahui rancangan system informasi pendaftaran kursus berbasis
web dan simulasi dengan menggunakan metode SDLC.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Model System Development Life Cycle (SDLC)
Proses Pengembangan Perangkat Lunak (Software Development Process)
adalah suatu penerapan struktur pada pengembangan suatu Perangkat Lunak
(software), yang bertujuan untuk mengembangkan sistem dan memberikan
panduan untuk menyukseskan proyek pengembangan sistem melalui tahapan-
tahapan tertentu. SDLC (System Development Life Cycle) merupakan siklus hidup
pengembangan system. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka
kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu
proses pengembangan perangkat lunak. System Development Life Cycle (SDLC)
adalah pendekatan bertahap untuk melakukan analisa dan membangun rancangan
sistem dengan menggunakan siklus yang spesifik terhadap kegiatan pengguna
(Kendall & Kendall, 2006).
Pengembangan SDLC adalah proses yang digunakan oleh sistem analisis
untuk mengembangkan sistem informasi, termasuk persyaratan, validasi, pelatihan,
dan pengguna (steakholder) kepemilikan. Setiap SDLC harus menghasilkan system
berkualitas tinggi yang memenuhi atau melampaui harapan pelanggan, mencapai
penyelesaian dalam waktu dan perkiraan biaya, bekerja secara efektif dan efesien
dalam perencanaan teknologi informasi infrastruktur untuk mempertahankan biaya
yang efektif. Dalam prosesnya, terdapat beberapa paradigma model pengembangan
sistem perangkat lunak SDLC, diantaranya sebagai berikut :
a) Model Waterfall
Model ini menggunakan pendekatan secara sistematis dan sekuensial yang
mulai pada tingkat requirment sampai tingkat maintenance. Model Waterfall
merupakan paradigma model pengembangan perangkat lunak paling tua, dan paling
banyak dipakai. Model ini mengusulkan sebuah pendekatan perkembangan
perangkat lunak yang sistematik dan sekunsial yang dimulai pada tingkat dan
kemajuan sistem pada seluruh tahapan analisis, desain, kode, pengujian, dan
pemeliharaan.
 Kelebihan
1 Tahapan proses pengembangannya tetap (pasti), mudah diaplikasikan, dan
prosesnya teratur.
2 Cocok digunakan untuk produk software/program yang sudah jelas
kebutuhannya di awal, sehingga minim kesalahannya.
3 Software yang dikembangkan dengan metode ini biasanya menghasilkan
kualitas yang baik.
4 Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase harus
terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya.
5 Jadwal menjadi lebih menentu
6 Kondisi requirment jelas.
 Kelemahan
1. Sifatnya kaku, karena tidak mudah tanggap dalam menanggapi segala
perubahan.
2. Proyek yang sebenarnya jarang mengikuti alur sekuensial seperti diusulkan,
sehingga perubahan yang terjadi dapat menyebabkan hasil yang sudah
didapatkan tim pengembang harus diubah kembali/iterasi sering
menyebabkan masalah baru.
3. Membutuhkan daftar kebutuhan yang lengkap diawal dan terjadinya
pembagian proyek menjadi tahap-tahap yang tidak fleksibel, karena
komitmen harus dilakukan pada tahap awal proses.
4. Proses pengembangan relative lama, dikarenakan tahap selanjutnya bisa
dilakukan jika tahap sebelumnya selesai dikerjakan.
b) Model Prototype
Model prototype merupakan model pengembangan software yang
mengijinkan pengguna/user memiliki gambaran awal tentang program yang akan
dikembangkan serta melakukan pengujian awal. Model prototype juga memberi
fasilitas bagi pengembangn dan user untuk saling terkait dan berinteraksi. Metode
prototype merupakan suatu paradigma baru dalam metode pengembangan
perangkat lunak dimana metode ini tidak hanya sekedar evolusi dalam dunia
pengembangan perangkat lunak, tetapi juga merevolusi metode pengembangan
perangkat lunak yang lama yaitu sistem sekuensial yang biasa dikenal dengan nama
SDLC atau waterfall development model.
 Kelebihan
1. Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan dan fleksibel
2.
3. Bersifat aktif, sehingga user dapat melihat, merasakan, dan mengalami proses
pengembangan, sehingga hasil pengembangan produk akan semakin mudah
disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan
4. Perbaikan kesalahan relative cepat.
5. Mempersingkat waktu pengembangan produk perangkat lunak
6. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan
pelanggan.
 Kelemahan
1. Mengurangi kreatifitas perancangan
2. Cakupan pengembangannya sistem dapat lebih luas
c) Model RAD (Rapid Application Development)
Model pengembangan yang menggunakan pendekatan orientasi komponen
terhadap pengembangan perangkat lunak. Model ini bertujuan mempersingkat
waktu yang biasanya diperlukan dalam siklus hidup pengembangan konvensional.
Rapid Aplication Development (RAD) adalah sebuah model proses
perkembanganperangkat lunak sekuensial linier yang menekankan siklus
perkembangan yang sangat pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari). Model RAD ini
merupakan sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari model sekuensial linier dimana
perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan konstruksi berbasis
komponen.
 Kelebihan
1 Lebih efektif dari Pengembangan Model waterfall/sequential linear dalam
menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan langsung dari pelanggan.
2 Cocok untuk proyek yang memerlukan waktu yang singkat.
3 Model RAD mengikuti tahap pengembangan sistem seperti pada umumnya,
tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang
ada sehingga pengembang tidak perlu membuatnya dari awal lagi sehingga
waktu pengembangan menjadi lebih singkat dan efisien.
 Kekurangan
1 Model RAD menuntut pengembangan dan pelanggan memiliki komitmen di
dalam aktivitas rapid-fire yang diperlukan untuk melengkapi sebuah sistem,
di dalam kerangka waktu yang sangat diperpendek. Jika komitmen tersebut
tidak ada, proyek RAD akan gagal.
2 Tidak semua aplikasi sesuai untuk RAD, bila system tidak dapat dimodulkan
dengan teratur, pembangunan komponen penting pada RAD akan menjadi
sangat bermasalah.
3 RAD tidak cocok digunakan untuk sistem yang mempunyai resiko teknik
yang tinggi.
4 Membutuhkan Tenaga kerja yang banyak untuk menyelesaikan sebuah
proyek dalam skala besar.
5 Jika ada perubahan di tengah-tengah pengerjaan maka harus membuat
kontrak baru antara pengembang dan pelanggan.
d) Model Spirall
Model Spirall merupakan model pengembangan perangkat lunak yang
evolusioner yang memadukan sifat iteratif model protype dan aspek sisematis dari
mode sekuensial. Version Release meningkat setiap iterasi terjadi. Model ini
mengadaptasi dua model perangkat lunak yang ada yaitu model prototyping dengan
pengulangannya dan model waterfall dengan pengendalian dan
sistematikanya. Model ini dikenal dengan sebutan Spiral Boehm. Pengembang
dalam model ini memadupadankan beberapa model umum tersebut untuk
menghasilkan produk khusus atau untuk menjawab persoalan-persoalan tertentu
selama proses pengerjaan proyek.
 Kelebihan
1. Cocok untuk proyek skala besar
2. Manajemen kesalahan baik
3. Menggunakan prototype sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada
setiap keadaan didalam evolusi produk.
 Kelemahan
1. Waktu pengembangan cukup lama
2. Dibutuhkan ahli dalam penanganan resiko
3. Kesulitan dalam meyakinkan konsumen.
e) Iterative Model
Iterative dan Incremental development adalah kombinasi dari kedua desain
iterative dan incremental, untuk sebuah development. Selama development lebih
dari satu iterasi dari sebuah software development life cycle. Kunci dari
keberhasilan dari Iterative model SDLC (Software Development Life Cycle) adalah
validasi kebutuhan yang ketat dan melakukan testing yang detail di setiap version
dari sebuah software. Sebuah update version software pastinya harus memberikan
fitur-fitur baru yang membuat software tersebut menjadi semakin baik, untuk dari
itu versi software terbaru harus dilakukan testing yang berulang-ulang agar fungsi
lama nya tetap berjalan dengan baik.
 Kelebihan
1. Beberapa fungsi dapat di kembangkan dengan cepat di awal pembuatan versi
baru.
2. Hasil yang di peroleh secara berkala
3. Kemajuan sebuah sistem dapat di ukur
4. Development software mudah di rencanakan
5. Biaya yang dikeluarkan kecil apabila ingin merubah requirement
6. Testing dan debugging selama proses iterasi lebih mudah.
7. Analisis resiko yang lebih baik
8. Mendukung perubahan requirement
9. Waktu operasional yang lebih singkat
10. Cocok untuk project besar
 Kekurangan
1. Membutuhkan resource yang cukup banyak
2. Meski biaya perubahan rendah, tetapi sangat tidak cocok untuk mengubah
persayaratan
3. Memerlukan Perhatian manajemen
4. Permasalahan sistem arsitektur dan desain mungkin akan timbul, karena tidak
semua persyaratan di tentukan di awal pengambangan sistem.
5. tidak cocok untuk project kecil
6. Kompleksitas manajemen
7. Membutuhkan tenaga ahli untuk analisis resiko yang timbul
2.2 Studi Kasus Rancangan Sistem Informasi Pendaftaran Kursus Berbasis
Web dan Simulasi menggunakan SDLC
System Development life Cycle, selanjutnya disingkat dengan SDLC,
merupakan siklus pengembangan system. Pengembangan sistem Teknik
(engineering system development). SDLC berfungsi untuk menggambarkan
tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis
bersar terbagi dalam lima kegiatan utama yaitu analisis, desain, implementasi,
pengujian, dan pemeliharaan. Setiap kegiatan dalam SDLC dapat dijelaskan melalui
tujuan (purpose) dan hasil kegiatannya (deliverable). Langkah-langkah pembuatan
simulasi sistem informasi pendaftaran kursus berbasis web dengan metode SDLC
adalah sebagai berikut :
1. Tahap Analisis
Pada tahap analisis ini membahas tentang prosedur atau tahapan-tahapan
proses pendaftaran bimbingan belajar. Berikut adalah prosedur pendaftaran peserta
yang akan digunakan dalam perancangan flowmap

Admin akan meempublikasikan


jadwal kursus

Calon peserta akan melihat jadwal di website


kemudian memilih jenjang pendidikan

Calon peserta harus sudah memiliki akun. Jika belum,


maka harus registrasi terlebih dahulu

Peserta melakukan transfer dana sesuai dengan harga yang tertera di


website yang nantinya akan diverifikasi oleh Admin
2 Tahap Desain
Berdasarkan tahap analisis pada proses dan dokumen, maka akan didapatkan
entitas yaitu, entitas user, entitas jadwal_pendidikan, dan entitas
daftar_pendidikan. Pada gambar 1 ditunjukkan perancanagan ERD dengan
uraian sebagai berikut :
a. Relasi tabel user dan tabel transaksi adalah M-M, dengan tabel transaksi
mengambil primary key dari tabel user.
b. Relasi tabel jadwal_pelatihan dan tabel transaksi adalah M-M. tabel
transaksi mengambil primary key dari tabel jadwal_pelatihan.
c. Relasi tabel daftar_pelatihan dan tabel jadwal_pendidikan adalah 1-M,
sehingga primary key dari tabel daftar_pendidikan ditari ke tabel
jadwal_pelatihan dan dijadikan foreign key pada tabel jadwal_pelatihan.

Pada Gambar 2 ditunjukkan activity diagram daftar kursus. Langkah pertama,


actor akan mengakses web dan selanjutnya memilih menu daftar kursus, dimana
actor akan mengisi form guna melakukan pendaftaran ini.
User System

System menampilkan
User menu jadwal halaman jadwal
pelatihan dan training pelatihan dan training

User memilih klik DAFTAR


pada jadwal pelatihan dan Sistem
training yang tersedia menyimpan
perubahan ke
database

Gambar 2. Activity diagram daftar kursus


Jika actor telah login, maka data pendaftaran akan disimpan pada database,
selanjutnya adalah proses registrasi activity diagram sesuai dengan Gambar 2.
Proses ini diperuntukkan bagi actor yang belum memiliki id dan password guna
login ke sistem.
3 Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap penerapan pada software yang siap
dilakukan percobaan kedalam sistem pengguna atau siap diterapkan. Tahap
implementasi pada perancangan simulasi sistem pendaftaran kursus dapat
dilakukan dengan mengatur pada struktur folder, model, view, dan controller.
Struktur folder yang telah diatur menggunakan Framework CodeIgniter, folder
tersebut sebelumnya sudah diatur oleh framework dengan mengguankan konsep
Model, View, Contoller (MVC). Penggunaan framework dapat mempermudah dan
memeprcepat apliaksi web, relative memudahkan dalam proses maintenance,
menyediakan fasilitas yang sduah umum dipakai sehingga tidak perlu memulai dari
awal, dan lebih bebas dalam pengembangan. Sedangkan CodeIgniter adaalh sebuah
aplikaso web application network yang bersifat open source yang diguankan untuk
membangun aplikasi php dinamis. Dengan penggunaan Framework CodeIgniter
tersebut akan memeprcepat pengembangan dalam membuat apliaksi web, memiliki
dokumntasi lengkap dengan contoh implementasi kodenya. Kemudian view
merupakan bagian yang dilihat lagnsung oleh user, pada bagian view dilakuakan
dengan cara desain layout yang dibuat menggunakan html, css dan javascript.
Controller berfungsi untuk retrieve data dari model yang kemudia akan diteruskan
ke view yang akan ditampilkan ke user. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gmbar 3.

Gambar 3. Struktur Folder

4 Tahap Pengujian
Tahap pengujian pada sistem merupakan waktu yang tepat untuk mencoba
apakah sistem yang sudah berhasil dikembangkan dapat bekerja secara optimal dan
sempurna. Apabila sistem yang dikembangakn dapat bekerja dengan baik, maka
sistem tersebut siap diguankan. Pada tahap pengujain terdiri atas pengaplikasian
sistem simulasi pada pengguna (user). Terdapat beebrapa kegiatan yang dilakuakn
yaitu dengan melatih pengguna untuk berinteraksi serta menyelesaikan tugas
kerjanya dengan mengguankan sistem, membuat dokumentasi mengenai sistem
yang telah selesai dibuat, dan dapat berupa manual book, serta instalasi sistem di
terminal-terminal PC yang dibutuhkan.
Hubungan yang terjadi antar class adalah hubungan hierarki atau pewarisan,
class tersebut diturunkan dari class lain dan da mewarisi semua atribut dan metode
class asalnya serta menambahkan fungsionalitas baru, sehingga disebut dengan
anal dari class yang diwarisi. Class diagram di atas menjelaskan bahwa class
Akademik tidak akana da, jika tidak ada class Uang kuliah. Sedangkan class
Laporan aka nada, jika ada class Akademik. Hal tersebut dapat dilihat pada
Gambar 4 dan Gambar 5.

Sistem Informasi Uang Kursus

Npm :
Nama :
Keterangan :

Semester SKS Ambil SKS Bayar Status

Cetak Uang Kursus Menu Y


Y
- - - Y

Gambar 4. Tampilan Halaman Submit Uang Kursus


Gambar 5. Form Pendaftaran
5 Tahap Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan merupakan tahap terakir pada tahap SDLC pada
pembuatan perancangan simulasi sistem pendaftaran kursus. Terdapata beberapa
kegiatan yang dilakuakan pada tahap ini, yaitu dengan melakukan pemeliharaan
sistem dengan pemeriksaan secara berkala atau periodeik, mengembangakn sitem
dengan penambahan fitur-fitur baru yang dapat meningkatkan kinerja user yang
dapat mendukung kinerja bisnis, dan dapat memeberikan pelayanan kepada users,
seperti dalam bentuk call center ataupun IT support.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan dapat datarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Siklus hidup pengembangan system atau SDLC (System Development Life
Cycle) merupakan tahapan aktivitas yang harus dikerjakan oleh
pengembang sistem untuk menghasilkan sebuah sistem yang dapat
dioperasikan pada organisasi pemakai sistem.
2. Dalam prosesnya, terdapat beberapa paradigma model pengembangan
sistem perangkat lunak SDLC, diantaranya sebagai berikut :
a. Model Waterfall, model waterfall merupakan paradigma model
pengembangan perangkat lunak paling tua, dan paling banyak dipakai.
Model ini menggunakan pendekatan secara sistematis dan sekuensial
yang mulai pada tingkat requirment sampai tingkat maintenance.
b. Model prototype, merupakan model pengembangan software yang
mengijinkan pengguna/user memiliki gambaran awal tentang program
yang akan dikembangkan serta melakukan pengujian awal.
c. Model RAD, Model pengembangan yang menggunakan pendekatan
orientasi komponen terhadap pengembangan perangkat lunak.
d. Model Spirall, merupakan model pengembangan perangkat lunak yang
evolusioner yang memadukan sifat iteratif model protype dan aspek
sisematis dari mode sekuensial.
e. Iterative dan Incremental development adalah kombinasi dari kedua
desain iterative dan incremental, untuk sebuah development.
3. Perancangan Sistem Informasi Pendaftaran Kursus Berbasis Web dan
Simulasi menggunakan SDLC memiliki beberapa tahap dalam
pengoperasiannya yaitu dimulai dengan tahap analisis yaitu tahap tentang
prosedur atau tahapan-tahapan proses pendaftaran peserta bimbingan
kursus. Setelah tahap analisis pada proses dan dokumen, maka akan
didapatkan entitas yaitu, entitas user, entitas jadwal_pendidikan, dan entitas
daftar_pendidikan. Selanjutnya tahap implementasi yaitu tahap penerapan
pada software yang siap dilakukan percobaan kedalam sistem pengguna.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan yaitu Sebelum kita melakukan
maupun membangun sebuah perangkat lunak. Ada baiknya kita mengetahui dulu
pengembangan system informasi (SDLC) dalam menunjang pembuatan perangkat
lunak tersebut. Hal ini dilakukan agar kita dapat menghasilkan suatu perangkat
lunak yang baik dan bermanfaat bagi penggunanya.

Anda mungkin juga menyukai