Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN

Intensitas kerusakan mengenai kebusukan pada tanaman kakao didesa Buria dan
Mornaten masih dalam kategori sedang yaitu mencapai 26,5% dan 25,2%. Pemeliharaan pada
areal pertanaman kakao masih jarang dilakukan dengan baik dan optimal sehingga kondisi areal
pertanaman kakao yang berada pada lereng terjal dengan kemiringan 60 dan berada dibawah
tanaman kelapa, pisang, apukat, cengkeh dan durian dalam keadaan yang kotor. Sehingga
keadaan ini menyebabkan jamur penyebab penyakit dapat menjadi sumber penyakit bagi
tanaman kakao yang masih dalam keadaan sehat. Kelembapan yang sangat tinggi juga dapat
menjadi faktor bertumbuhnya penyakit pada tanaman kakao, hal ini dikarenakan tidak adanya
cahaya yang bisa masuk kedalam areal pertanaman kakao yang ternaungi rapat. Sedangkan
intensitas kerusakan tanaman kakao yang ada didesa Uweth termasuk kedalam kategori serangan
ringan yaitu hanya mencapai 13,8%. Hal ini dikarenakan desa ini merupakan desa binaan
BBP2TP Ambon dengan menggunakan agen hayati Tricoderma sp. dan sudah mengetahui proses
budidaya tanaman kakao yang cukup baik yaitu dengan mengadakan panen sering, sanitasi
kebun dan kegiatan lainnya yang dapat menekan perkembangan penyakit busuk buah kakao.
Kanker batang kakao (P. palmivora) pada kerusakan kebusukan tanaman kakao akibat
penyakit kanker batang di desa Mornaten tergolong sedang (32,42%). Sedangkan pada desa
Buria dan Uweth, IK hanya mencapai 9,53% dan 3,20 % dengan kategori serangan ringan.
Menurunya serangan kanker batang kakao akibat berkurangnya sumber inokulum yang dapat
menyebabkan kanker batang pada kakao. P. palmivora dapat berkembang melalui tangkai dan
menyerang bantalan bunga, dan dapat berkembang terus sehingga menyebabkan terjadinya,
penyakit kanker batang, dari sini kelak dapat kembali menyerang buah.
Penyakit Hawar Benang (Marasmius sp.) pada kerusakan tanaman kakao akibat penyakit
hawar benang tertinggi terdapat pada Desa Mornaten sebesar 43,89% (kategori sedang) dan
terendah terdapat pada Desa Uweth 0,67% (kategori ringan), disusul Desa Buria 2,45% (kategori
ringan). Jamur ini bersifat epifit menyerang tanaman tua pada bagian daun, batang muda, batang
tua bahkan sampai ke akar tanaman. Kejadian penyakit biasanya lebih banyak pada kebun-kebun
kakao yang kurang terawat (Semangun, 1996; Sugianto, 2011 dalam Juwariah, 2011). Hal ini
memberi kemungkinan bahwa penyebaran penyakit dapat terjadi melalui ranting terinfeksi yang

gugur dan penyebaran spora dari tubuh buah dan jamur ini banyak ditemukan pada areal
pertanaman kakao yang kurang dirawat sehingga areanya kotor.

Anda mungkin juga menyukai