BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Rtotal = R1 + R2 + .... + Rn
Itotal = i1 = i2 = in............. ...............................................................(1)
Volt = i (nr)
Sumber: academia.edu
Gambar 2.1
Rangkaian Seri
2
3
Sumber: academia.edu
Gambar 2.2
Rangkaian Paralel
Sumber: academia.edu
Gambar 2.3
Rangkaian Seri-Paralel
3
4
2.2 Misfire
Misfire merupakan suatu kondisi dimana bahan peledak yang dipasang
dan diisi ke dalam lubang bor tidak dapat meledak. Hal tersebut dapat terjadi
karena bahan peledaknya sendiri, detonator, sumbu, ataupun kawat penghatar.
Untuk menghindari misfire, maka bahan peledak dan perlengkapannya harus
ditangani dengan baik, hati-hati, dan teliti. Berikut penjelasan mengenai
penyebab terjadinya misfire dan cara mengatasinya:
2.2.1 Misfire yang menggunakan sumbu api
Misfire terjadi karena sumbu api terkelupas, sumbu api yang lembab,
pemotongan sumbu api yang salah yang dapat menyebabkan tersumbatnya api
yang akan membakar sumbu sehingga menghambat terbakarnya detonator.
Misfire karena sumbu api ini dapat dicegah dengan cara sebagai berikut:
1. Bahan peledak dan sumbu api di simpan sesuai dengan peraturan yang
berlaku
2. Bahan peledak disesuaikan dengan maksud peledakan
3. Sumbu api yang terkena cukup lama dipotong sepanjang 0,5”
4. Jangan menggunakan sumbu yang disambung
Apabila misfire telah terjadi, maka diatasi dengan cara;
a. Juru ledak harus menunggu 30 menit atau lebih, baru setelah itu
dapat mendekati lubang bor dimana misfire terjadi
b. Bila stemming dalam lubang bor (yang mengalami kerusakan)
terlalu padat, maka hal yang perlu dilakukan adalah membongkar
stemming, membuat lubang yang baru diletakan dimuka darpada lubang
bor dimana misfire terjadi.
2.2.2 Misfire yang menggunakan detonator listrik
Misfire terjadi apabila menggunakan detonator listrik disebabkan oleh :
1. Kebocoran arus, yang disebabkan oleh kondisi basah dan lembab. Untuk
mencegah kebocoran arus maka dapat dilakukan pembongkaran
sambungan-sambungan dan diisolasi, jaga sambungan-sambungan agar
tetap dalam keadaan kering, dan jauhkan terhadap benda-benda logam
2. Kabel, misfire biasa terjadi apabila ada kabel yang putus atau telanjang.
Untuk mencegahnya pilihlah kawat yang baik, yang banyak
sambungannya.
4
5
5
6
Sumber: academia.edu
Gambar 2.4
Mud Capping
2. Blok holling atau Popping, metode secondary blasting dimana bongkah
dilubangi pada bagian tengahnya kemudian dipasang detonator yang
cukup untuk membongkarnya yang ditempatkan pada dasar lubang
bongkah (Boulder) kemudian diisi pasir atau tanah
Sumber: academia.edu
Gambar 2.5
Block Holling
3. Snake holling, metode secondary blasting yang dilakukan dengan cara
mengebor bagian bawah boulder dan menaruh bahan peledak
didalamnya kemudian meledakkannya.
6
7
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN
3.1 Tugas
1. Rangkaian seri 24 detonator short delay dengan tahanan tiap detonator
1,8 ohm, 37 m kawat penyambung (connecting wire) 22 AWG tahanan
16,14 ohm / 330m dan 60m kawat utama (lead wire) terbuat tembaga
ganda dengan plastik PVC dengan tahanan 5,8 ohm per 100m. Hitung
total tahanan dan voltage !
2. Suatu rangkaian paralel 12 detonator short delay denga tahanan tiap
detonator 1,8 ohm, 30m bus wire ukuran 16 AWG dengan tahanan 4,02
ohm / 330m, 40m kawat penyambung ukuran 22AWG tahanan 16,14 ohm
/ 330m, dan 150m kawat utama ukuran 22 AWG tahanan 16,14 / 330m.
Hitung total tahanan dan voltage !
3. Suatu rangkaian parallel-seri terdiri dari 4 seri, tiap seri mempunyai 10
detonator short delay dengan tahanan tiap detonator 1,8 ohm, kawat
penyambug ukuran 22 AWG 40m tahanan 16,14 ohm / 330m, dan kawat
utama ukuran 22 AWG 150m tahanan 16,14/ 330m. Hitunglah total
tahanan dan voltage !
4. Suatu rangkaian seri – paralel terdiri dari 8 seri mempunyai 6 detonator
dengan tiap tahanan detonator 1,8 ohm ohm, 48 m bus wire ukuran 16
AWG dengan tahanan 4,03 ohm/330 m, kawat penyambung ukuran 22
AWG 145 m tahanan 16,14 ohm/330 m, dan kawat utama ukuran 22
AWG 200 m tahanan 16,14 ohm/330m. Hitunglah total tahanan dan
voltage
5. Gambarkan dikertas milimeterblok dan dengan menggunakan software
coreldraw dengan skala (disesuaikan)!
3.2 Pembahasan
1. Diketahui:
Rangkaian seri 24 detonator short delay
7
8
8
9
= 1,8 ohm / 12
= 0,15 ohm
Rbus wire
4,02 ohm = 330m
X ohm = 30 m
X = (4,02 x 30)/330
= 0,36 Ohm
Rkawat penyambung
16,14 ohm = 330m
X ohm = 40m
X = (16,14x40) / 330
= 1,96 Ohm
Rkawat utama
16,14 ohm = 330 m
X ohm = 150 m
X = (16,14x 150) / 330
= 7,311 Ohm
Rtotal = Rdetonator + Rkawat
= 0,15 + 0,36 +1,96 + 7,311
= 9,81 ohm
i = 0,5 x 12 = 6 A
V = i . Rtot
= 6 . 9,81
= 58,86 Volt
3. Diketahui :
Rangkaian paralel-seri = 4 seri
n.det = 160 setonator short delay (masing-masing 10)
R/det = 1,8 ohm
40m kawat penyambung 22 AWG, R = 16,14 ohm/ 330m
150m kawat utama 22 AWG, R = 16,14 ohm /330m
Ditanya : Rtotal dan V ?
Jawab :
Rdetonator = (R/det). n seri / n.det paralel
= 1,8 ohm x 10 / 4
9
10
= 4,5 ohm
Rkawat penyambung
16,14 ohm = 330m
X ohm = 40m
X = (16,14x40) / 330
= 1,96 Ohm
Rkawat utama
16,14 ohm = 330 m
X ohm = 150 m
X = (16,14x 150) / 330
= 7,34 Ohm
Rtotal = Rdetonator + Rkawat
= 4,5 + 1,96 + 7,34
= 13,79 ohm
i = 1,5 A x 4 = 6 A
V = i x Rtot
= 6 A x 13,79
= 82,74 Volt
4. Diketahui :
Rangkaian seri- paralel = 8 seri
n.det = 128 setonator short delay (masing-masing 16)
R/det = 1,8 ohm
145m kawat penyambung 22 AWG, R = 16,14 ohm/ 330m
200m kawat utama 22 AWG, R = 16,14 ohm /330m
Ditanya : Rtotal dan V ?
Jawab :
Rdetonator = (R/det). n seri / n.det paralel
= 1,8 ohm x 10 / 4
= 0,8 ohm
Rkawat penyambung
16,14 ohm = 330m
X ohm = 40m
X = (16,14x145) / 330
= 7,09 Ohm
10
11
Rkawat utama
16,14 ohm = 330 m
X ohm = 200 m
X = (16,14x 200) / 330
= 9,78 Ohm
Rtotal = Rdetonator + Rkawat
= 0,8 + 9,78 + 7,09
= 17,67 ohm
i = 1,5 A x 16 = 8 A
V = i x Rtot
= A x 17,67
= 141,36 Volt
11
12
12
13
13
14
14
15
BAB IV
ANALISA
15
16
BAB V
KESIMPULAN
16
17
DAFTAR PUSTAKA
17