Anda di halaman 1dari 89

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat NOVEMBER 2018

Dan Kedokteran Komunitas


Fakultas Kedokteran
Universitas Halu Oleo
LAPORAN ANALISIS MANAJEMEN 7 UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
PENGEMBANGAN PUSKESMAS POASIA PERIODE JANUARI -
SEPTEMBER 2018

Oleh:

Siti Aisyah Karimuna, S.Ked

K1A1 14 042

Pembimbing :

dr. I. Putu Sudayasa, M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa:

Nama : Siti Aisyah Karimuna, S.Ked

NIM : K1A1 14 042

Judul Laporan : Laporan Analisis Manajemen 7 Upaya Kesehatan


Masyarakat Pengembangan Puskesmas Poasia
Periode Januari - September 2018

Telah menyelesaikan tugas laporan Analisis Manajemen Upaya


Kesehatan Masyarakat Pengembangan Puskesmas Poasia Periode Januari -
September 2018 dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu
Kedokteran Keluarga dan Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Halu
Oleo.

Kendari, November 2018

Mengetahui,

Pembimbing Puskesmas Poasia

dr. I Putu Sudayasa, M.Kes


NIP.19690730 200212 1 003

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu


wata’ala atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Analisis Manajemen Upaya Pelayanan Kesehatan
Pengembangan Puskesmas Poasia. Penulis tidak lupa untuk senantiasa
mengirimkan shalawat dan taslim kepada baginda nabi Muhammad salallahu
‘alaihi wasallam yang telah menghantarkan kenikmatan islam di lingkungan
penulis. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Kepala Puskesmas Poasia
dr. Jeni Arni Harli, M.kes yang telah membimbing, mengarahkan dan
mendukung kami dalam mengikuti kegiatan puskesmas selama masa
kepaniteraan berlangsung. Penulis juga mengucapkan kepada semua pihak di
lingkungan Puskesmas Poasia yang tidak disebutkan satu-persatu namanya,
sehingga penulis dan teman sejawat dapat dengan lancar menjalani proses
kepaniteraan selama di Puskesmas Poasia.
Penulis menyadari bahwa proses pembuatan laporan ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran dari semua pihak
yang sifatnya membangun demi penyempurnaan penulisan berikutnya sangat
penulis harapkan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. I Putu
Sudayasa, M.Kes atas bimbingan dan arahannya sehingga berbagai masalah
dan kendala dalam proses penyusunan laporan ini dapat teratasi dan
terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap semoga Laporan Manajemen Upaya Pelayanan
Kesehatan Pengembangan Puskesmas Poasia ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan para pembaca pada umunya serta dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas segala bantuan dan perhatian baik
berupa tenaga, pikiran dan materi pada semua pihak yang terlibat dalam
menyelesaikan laporan ini penulis ucapkan terima kasih.
Kendari, November 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GRAFIK......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ .1
B. Rumusan masalah ...................................................................... 3
C. Tujuan Laporan ........................................................................... 3
D. Metode Penulisan ........................................................................ 3
E. Manfaat ....................................................................................... 4
BAB II ANALISIS SITUASI
A. Sosio-Demografis ......................................................................... 5
B. Sosio-Geografis............................................................................ 7
C. Struktur Organisasi....................................................................... 9
D. Sumber Daya Kesehatan ............................................................. 10
E. Derajat Kesehatan Masyarakat ................................................... 17
F. Realisasi Pembiayaan Masyarakat .............................................. 17
G. Cakupan Upaya Kesehatan ......................................................... 19
BAB III IDENTIFIKASI UPAYA PELAYANAN KESEHATAN
A. Identifikasi Masalah ..................................................................... 52
B. Analisis Masalah dan Solusi ........................................................ 58
C. Rencana Kegiatan (POA) ............................................................ 64
BAB IV. PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................... 67
B. Saran ........................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 7
LAMPIRAN ................................................................................................... 71

iv
DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 1 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) 12


Berdasarkan Kelurahan Di Wilayah Kerja Puskesmas
Poasia Tahun 2017

Tabel 2 Jumlah dan Keadaan Ruangan Puskesmas Poasia 13


Tahun 2017

Tabel 3 Jumlah Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Poasia 16


Tahun 2017

Tabel 4 Jumlah Kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) 17


Puskesmas Poasia Tahun 2017

Tabel 5 Cakupan 18 Indikator Kinerja Program Gizi Bulan 27


Januari - September 2018

Tabel 6 Lingkungan Perumahan di Wilayah Kerja Puskesmas 32


Poasia periode Januari-September 2018

Tabel 7 Jamban Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia 32


periode Januari-September 2018

Tabel 8 Sarana Pembuangan Air Limbah di Wilayah Kerja 33


Puskesmas Poasia periode Januari-September 2018

Tabel 9 Tempat Pembuangan Sampah di Wilayah Kerja 33


Puskesmas Poasia periode Januari-September 2018

Tabel 10 Sarana Air Bersih di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia 34


periode Januari-September 2018

Tabel 11 Rekapan hasil survey jentik di Wilayah Kerja 34


Puskesmas Poasia periode Januari-September 2018

Tabel 12 Dua Puluh Besar Pemakaian Obat Di Puskesmas 38


Poasia Tahun 2017

Tabel 13 Cakupan Perawatan Kesehatan Masyarakat 40


(PERKESMAS) periode Januari – September 2018

Tabel 14 Cakupan Upaya Kesehatan Jiwa di Puskesmas Poasia 41


periode Januari – September 2018

v
Tabel 15 Cakupan Upaya Kesehatan Mata di Puskesmas Poasia 42
Periode Januari- September 2018

Tabel 16 Cakupan Upaya Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas 44


Poasia Periode Januari-September 2018

Tabel 17 Cakupan Upaya Kesehatan Kerja di Puskesmas Poasia 44


Periode Januari – September 2018

Tabel 18 Cakupan Pendataan Kelompok Olahraga periode 45


januari – September 2018

Tabel 19 Cakupan Pembinaan Kelompok Olahraga periode 49


januari – September 2018

Tabel 20 Cakupan Pelayanan Upaya Kesehatan Olahraga 50


periode Januari – September 2018

Tabel 21 Identifikasi Penyebab Kesehatan Jiwa 50

Tabel 22 Paired Comparison 51

Tabel 23 Tabel Kumulatif Dari Hasil Paired Comparison Untuk 60


Penyelesaian Masalah

Tabel 24 Kriteria mutlak dapat atau tidaknya dilakukan 62

Tabel 25 Plain Of Action (POA) masalah Kesehatan Jiwa di 57


Puskesmas Poasia periode Januari-September 2018

vi
DAFTAR GRAFIK

No Grafik Judul Halaman

Grafik 1 Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Poasia 5


Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2017

Grafik 2 Distribusi Penduduk Kecamatan Poasia Menurut Jenis 6


Kelamin dan Umur Tahun 2017

Grafik 3 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan 6


Penduduk Berdasarkan Kelurahan Tahun 2017

Grafik 4 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut 10


Kepemilikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia
Tahun 2017

Grafik 5 Sarana Pelayanan Kesehatan Dengan Kemampuan 11


Labkes dan memiliki 4 Spesialis Dasar Di Wilayah Kerja
Puskesmas Poasia Tahun 2017

Grafik 6 Jumlah Posyandu Menurut Strata di Wilayah Kerja 11


Puskesmas Poasia Tahun 2017

Grafik 7 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Puskesmas Poasia 14


Tahun 2017

Grafik 8 Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi Di Puskesmas 14


Poasia Tahun 2017

Grafik 9 Jumlah Tenaga Teknis Medis Di Puskesmas Poasia 15


Tahun 2017

Grafik 10 Cakupan Capaian K1 Program KIA-KB Januari – 19


September 2018

Grafik 11 Cakupan Capaian K4 Program KIA-KB Januari - 19


September 2018

Grafik 12 Cakupan Penanganan Komplikasi Maternal Obstetri 20


Bulan Januari – September 2018

Grafik 13 Cakupan Persalinan dibantu Tenaga Kesehatan Bulan 20


Januari – September 2018

Grafik 14 Cakupan KF3 Bulan Januari – Juni 2018 21

vii
Grafik 15 Cakupan Pelayanan KB Bulan Januari – September 21
2018

Grafik 16 Cakupan KN1 Bulan Januari – September 2018 22

Grafik 17 Cakupan KN3 Bulan Januari – September 2018 22

Grafik 18 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Bulan Januari – 23


September 2018

Grafik 19 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak dan Balita Bulan 23


Januari – September 2018

Grafik 20 Cakupan PKN Bulan Januari – September 2018 24

Grafik 21 Cakupan Deteksi Risiko Tinggi Ibu Hamil oleh 24


Masyarakat Bulan Januari – September 2018

Grafik 22 Presentase hasil survei dan pembinaan PHBS RT 28


Januari-September 2018

Grafik 23 Presentase hasil survei dan pembinaan PHBS institusi 29


PDDKN Januari - September 2018

Grafik 24 Presentase hasil survei dan pembinaan PHBS tempat 29


umum dan tempat kerja Januari - September 2018

Grafik 25 Presentase hasil penyuluhan Januari-September 2018 29

Grafik 26 Cakupan Penyakit Diare Januari-September 2018 34

Grafik 27 Cakupan Penyakit DBD Bulan Januari-September 2018 35

Grafik 28 Cakupan Penyakit Campak Bulan Januari-September 35


2018

Grafik 29 Cakupan Penyakit TB Bulan Januari – September 2018 35

Grafik 30 Cakupan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) Bulan 38


Januari – September 2018

Grafik 31 Cakupan Penyakit TB MDR Bulan Januari – September 38


2018

Grafik 32 Cakupan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) Bulan 38


Januari – September, 2018.

viii
Grafik 33 Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Program UKS 70
Januari – September 2018

Grafik 34 Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Program 70


Perkesmas Januari – September 2018

Grafik 35 Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Program Jiwa 71


Januari – September 2018

Grafik 36 Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Program Mata 71


Januari – September 2018

Grafik 37 Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Program Usia 72


Lanjut Periode Januari – September 2018

Grafik 38 Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Program Upaya 72


Kesehatan Kerja Periode Januari – September 2018

Grafik 39 Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Program Upaya 73


Kesehatan Olahraga Periode Januari – September
2018

ix
DAFTAR GAMBAR

Nomor
Judul Halaman
Gambar

Gambar 1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Tahun 2018 7

Gambar 2 Struktur Organisasi Puskesmas Poasia 9

Gambar 3 Struktur Organisasi 53

Gambar 4 Fish Bone 62

Gambar 5 Pelatihan UKS

Gambar 6 Pemeriksaan Kesehatan meliputi Pemeriksaan Mata,


Hdung, Telinga, Mulut dan Gigi, Buta Warna, Test
Snellen Chart, Pengukuran BB dan TB, dan
Pemeriksaan Kuku

Gambar 7 Kegiatan Home Care dirumah pasien Hipertensi dan


Pasien DM

Gambar 8 Kegiatan Kerja Bakti yang rutin diadakan setiap hari


Jum’at.

Gambar 9 Kegiatan Senam Pagi yang diadakan setiap Hari Sabtu

Gambar 10 Kegiatan Mini Lokakarya Tribulan

Gambar 11 Kegiatan Posyandu

Gambar 12 Kegiatan Penyuluhan mengenai TB paru, Hipertensi


dan DM.

Gambar 13 Penyuluhan dan Pembagian Obat Cacing di SDN 03


Poasia.

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagiamana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Upaya kesehatan yang
terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat diselenggarakan untuk mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya bagi masyarakat dalam
bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang diselenggarakan secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan1.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya. Penyelenggaraan Puskesmas di era desentralisasi
dapat digolongkan menjadi program kesehatan esensial dan program
kesehatan pengembangan1.
Tingkat pendidikan yang rendah dengan status kesehatan
masyarakat yang masih memprihatinkan akan berpengaruh pada tingkat
produktifitas masyarakat yang tercermin pada angka kemiskinan yang
masih tinggi. Fungsi UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) dan UKP
(Upaya Kesehatan Perorangan) harus seimbang, agar upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai. Upaya Kesehatan
Perorangan saja dengan program JKN yang diikuti oleh seluruh rakyat
pun belum cukup untuk mengangkat derajat kesehatan masyarakat. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka perlu perencanaan terpadu dengan
menggunakan indikator indeks pembangunan manusia, yaitu

1
2

mengutamakan pembangunan pendidikan, kesehatan dan ekonomi tanpa


mengabaikan pembangunan pada sektor lainnya4.
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat
di Kelurahan/Kecamatan diharapkan dapat melakukan upaya reformasi
pelayanan dan berperan secara nyata sebagai:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga.
3. Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama.1
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.Penyelenggaraan Puskesmas di era desentralisasi dapat
digolongkan menjadi program kesehatan esensial dan program kesehatan
pengembangan1.
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya
kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan. Upaya kesehatan esensial harus diselenggarakan oleh
setiap puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan
minimal kabupaten/kota bidang kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat
esensial meliputi pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana,
pelayanan gizi, pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit1.
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya
kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang
sifatnya inofatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi
pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan
wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing
Puskesmas (Permenkes RI No.75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat). Beberapa program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Pengembangan yang dilakukan dalam Puskesmas, antara lain Upaya
3

Kesehatan Sekolah (UKS), Kesehatan Jiwa, Kesehatan Gigi Masyarakat,


Kesehatan Tradisional dan Komplementer, Kesehatan Olah raga,
Kesehatan Kerja, Kesehatan Indera, Kesehatan Lanjut Usia, dan/atau
Pelayanan kesehatan lainnya sesuai kebutuhan Puskesmas2.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengidentifikasi masalah Upaya Kesehatan
Pengembangan di Puskesmas Poasia Periode Januari –
September Tahun 2018?
2. Bagaimana menganalisis masalah dan solusi Upaya Kesehatan
Pengembangan di Poasia Periode Januari – September Tahun
2018?
3. Bagaimana menyusun rencana kegiatan Upaya Pengebangan di
Puskesmas Poasia Periode Januari – September Tahun 2018?
C. Tujuan Laporan
1. Tujuan Umum
Menyusun rencana usulan kegiatan Puskesmas secara
sistematik berdasarkan permasalahan yang ada di Puskesmas
Poasia.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui analisis masalah, prioritas penyebab, dan
alternatif pemecahan masalah yang ada.
b. Untuk menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas
dalam upaya mengatasi masalah atau sebagian masalah
kesehatan masyarakat
D. Metode Penulisan
Metode dalam pengumpulan data dalam Laporan Analisis Upaya
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Wajib Puskesmas Poasia ini yaitu
dengan metode observasi, wawancara, dan pengolahan data sekunder
upaya kesehatan masyarakat Puskesmas Poasia periode Januari -
September 2018.
4

E. Manfaat
1. Manfaat Praktis
a. Memberi gambaran mengenai pelaksanaan upaya pelayanan
program kesehatan, kesehatan lingkungan dan upaya
pengobatan dasar puskesmas poasia periode Januari - Agustus
2018
b. Sebagai bahan masukan bagi Kepala Puskesmas dan
pelaksana program upaya pelayanan kesehatan masyarakat
wajib Puskesmas mengenai prioritas masalah yang ditemukan
melalui analisis program sehingga menjadi bahan
pertimbangan arah kebijakan dan kegiatan.
2. Manfaat Teknis
Hasil analisis ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang
kesehatan khususnya mengenai manajemen Puskesmas dan
menjadi bahan rujukan bagi penulis selanjutnya.
3. Manfaat bagi Penulis
Menerapkan dan memperkaya ilmu pengetahuan yang
diperoleh dari perkuliahan, terutama yang berhubungan dengan
manajemen Puskesmas.
5

BAB II
ANALISA SITUASI
A. SOSIO-DEMOGRAFIS
Penduduk adalah orang atau sejumlah orang yang menempati suatu
wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Data tentang kependudukan
sangat penting artinya di dalam menghitung sebaran jumlah penduduk,
usia penduduk, pekerjaan, pendapatan dan pendidikan. Data ini bisa
diperoleh dari laporan penduduk, sensus penduduk dan survei penduduk.
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Poasia pada tahun 2017
sebanyak 32.528 jiwa yang tersebar di 4 wilayah kelurahan.
Grafik 1. Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Poasia
Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2017
14000

12000

10000

8000

6000

4000

2000

0
Anduonohu Rahandouna Anggoeya Matabubu
Pria 7123 5904 2886 746
Wanita 5825 6608 2705 731
Total 12948 12512 5591 1477

Sumber: Data Sekunder Kecamatan Tahun 2017


Grafik 1 menujukkan bahwa jumlah pria terbanyak terdapat di
Kelurahan Rahandouna sebanyak 7.123 orang (42,8%) dan yang terkecil
terdapat di Kelurahan Matabubu sebanyak 746 orang (4,48%). Adapun
jumlah wanita terbanyak terdapat di Kelurahan Rahandouna sebanyak
5.825 orang (36,7%) dan yang terkecil terdapat di Kelurahan Matabubu
sebanyak 731 orang (4,61%).
6

Grafik 2. Distribusi Penduduk Kecamatan Poasia Menurut Jenis Kelamin dan


Umur Tahun 2017

75+

65 -… Jumlah Penduduk Jumlah


55 -…

45 -…

35 -… Jumlah Penduduk
Perempuan
25 -…

15 -…

05-… Jumlah Penduduk Laki-laki

2
0 1000 2000 3000 4000

Sumber: Data Sekunder Kecamatan Tahun 2017


Berdasarkan grafik 2 menunjukan bahwa jumlah kelompok umur
yang terbanyak terdapat pada kelompok umur 0-4 tahun sebanyak 3.622
jiwa dan kelompok umur yang terkecil yaitu pada kelompok umur <75
tahun sebanyak 392 jiwa.

Grafik 3. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk


Berdasarkan Kelurahan Tahun 2017

14000 12948 12512


JUMLAH
12000
PENDUDUK
10000
8000
5591
6000 JUMLAH
4000 2356 2335 RUMAH
1320 1477 TANGGA
2000 372
0
1.200 Ha 1.275 Ha 1.400 Ha 300 Ha
ANDUONOHURAHANDOUNA ANGGOEYA MATABUBU

Sumber: Data Sekunder Kecamatan Tahun 2017


7

Berdasarkan grafik 3 menunjukkan bahwa penduduk yang terbanyak


terdapat pada Kelurahan Anduonohu sebanyak 12.948 jiwa dengan luas
wilayah 1.200 Ha dan jumlah rumah tangga sebanyak 2356kepala
keluarga, dan penduduk yang terkecil terdapat pada Kelurahan Matabubu
sebanyak 372 jiwa dengan kepadatan penduduk 300 Ha.
B. SOSIO-GEOGRAFIS
Puskesmas Poasia terletak di Kecamatan Poasia Kota kendari,
sekitar 9 KM dari Ibukota Propinsi. Sebagian besar wilayah kerja
merupakan dataran rendah dan sebagian merupakan perbukitan sehingga
sangat ideal untuk pemukiman. Dibagian utara berbatasan dengan Teluk
Kendari yang sebagian besar berupa hamparan empang. Pada bagian
barat yang mencakup 2 kelurahan (Kelurahan Anduonohu dan Kelurahan
Rahandouna) merupakan daerah dataran yang ideal untuk pemukiman
sehingga sebagian besar penduduk bermukin di kedua kelurahan ini.
Pada bagian timur merupakan daerah perbukitan.

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Tahun 2018


Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Poasia yaitu:
8

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari


b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Abeli
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kambu.
Luas wilayah kerja Puskesmas Poasia sekitar 4.175Ha atau 44.75.
KM2 atau 15,12 % dari luas daratan Kota Kendari terdiri dari 4 Kelurahan
definitif, yaitu Anduonohu luas 1.200 Ha, Rahandouna luas 1.275 Ha,
Anggoeya luas 1.400 Ha dan Matabubu luas 300 Ha. Dengan 82 RW/RK
dengan jumlah penduduk pada tahun 2017 sebanyak 32.528 jiwa serta
tingkat kepadatan penduduk 49 orang/m 2 atau 490 orang/Km2, dengan
tingkat kepadatan hunian rumah rata-rata 5 orang/rumah.

Gambar 2. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Tahun 2018


9

C. STRUKTUR ORGANISASI

dr. Jeni Arni Harli

Gambar 3. Struktur Organisasi di Pusekmas Poasia


10

D. SUMBER DAYA KESEHATAN


Sarana kesehatan yang terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Grafik 5. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Tahun 2017
18
18
16 KEPEMILIKAN/PENGELOLA
14 12 KEMENKES
12
10 KEPEMILIKAN/PENGELOLA
8 PEMPROV
6 3 3
4 2 KEPEMILIKAN/PENGELOLA
1 1
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 PEM.KAB/KOTA
0
Praktek Dokter…
Puskesmas Non…

Praktek Pengobatan…
Rumah Sakit Khusus…

Poskesdes
Posyandu
Rumah Sakit Bersalin

Rumah Bersalin

Apotek
Balai Pengobatan/Klinik
Rumah Sakit Umum

Puskesmas Keliling
Puskesmas Pembantu

Toko Obat
Rumah Sakit Jiwa

Puskesmas Perawatan

KEPEMILIKAN/PENGELOLA
TNI/POLRI
KEPEMILIKAN/PENGELOLA
BUMN
KEPEMILIKAN/PENGELOLA
SWASTA

Sumber Data: Data Sekunder Puskemas Poasia 2017


Berdasarkan grafik 5 menunjukkan bahwa jumlah sarana
kesehatan yang terbanyak di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia
terdapat pada Posyandu sebanyak 18 unit (39,13) dan yang terkecil
terdapat sarana kesehatan puskesmas perawatan dan non
perawatan sebanyak masing-masing 1 unit.
Berdasarkan grafik 6 menunjukkan bahwa sarana kesehatan
dengan kemampuan LABKES di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia
sebanyak 2 unit yang terdiri dari 1 (satu) Rumah Sakit Umum dan 1
(satu) Puskesmas dan hanya Rumah Sakit Umum yang memiliki 4
(empat) Spesialis Dasar.
Berdasarkan grafik 7 menunjukkan bahwa jumlah Posyandu
yang aktif di Wilayah Kerja Pusksemas Poasia sebanyak 20
Posyandu yang terbagi 4 Kelurahan, Kelurahan Anduonohu
sebanyak 7 posyandu (45,5%), Kelurahan Rahandouna sebanyak 7
11

Posyandu (45,5%), Kelurahan Anggoeya sebanyak 5 Posyandu


(22,7%) dan Kelurahan Matabubu sebanyak (13,6%).
Grafik 6. Sarana Pelayanan Kesehatan Dengan Kemampuan Labkes
dan memiliki 4 Spesialis Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas
Poasia Tahun 2017
1 1 1 1 1
1
Jumlah
0.9
0.8
0.7
0.6
Laboratorium Kesehatan
0.5
Jumlah
0.4
0.3
0.2
4 (empat) Spesialis
0.1 0 0 0 0 0 0 0 Dasar Jumlah
0
Rumah Rumah Rumah Puskesmas
Sakit Sakit Jiwa Sakit
Umum Khusus

Sumber Data: Data Sekunder Puskemas Poasia 2017

Grafik 7. Jumlah Posyandu Menurut Strata di Wilayah Kerja Puskesmas


Poasia Tahun 2017

Chart Title
Anduonohu Rahandouna Anggoeya Matabubu
7 7 7 7
5 5 5
4
3 3 3 3
2 2 2
1
0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


Pratama Madya Purnama Mandiri Jumlah
Posyandu Posyandu
AktIf

Sumber Data: Data Sekunder Puskemas Poasia 2017


12

Tabel 1. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Berdasarkan


Kelurahan Di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Tahun 2017
JUMLAH
UPAYA KESEHATAN
NO KELURAHAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT
PUSTU
(UKBM)
POSKESDES POLINDES POSBINDU
1 Anduonohu 0 1 1 1
2 Rahandouna 1 0 1 1
3 Anggoeya 0 0 0 1
4 Matabubu 0 1 1 1
Jumlah 1 2 3 4
Sumber Data: Data Sekunder Puskemas Poasia 2017
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa hampir semua
kelurahan memiliki Upaya Kesehatan Bersumberdaya Kesehatan
(UKBM) seperti Pustu, Poskesdes, Polindes dan Posbindu.
1. Kondisi Fisik Gedung Puskesmas Poasia
Jumlah seluruh ruangan Puskesmas sebanyak 34 ruangan
dengan luas sangat bervariasi, dari seluruh ruangan tersebut
difungsikan sebagai Ruang Kartu, Ruang Kepala Puskesmas, Ruang
Tata Usaha, Poliklinik KIA dan KB, Ruang Apotik, Ruang Anak (Poli
MTBS), Poliklinik Gigi dan Mulut, Poliklinik Umum, Ruang
Imunisasi/P2M/PKM, Gudang Obat dan 1 Kamar Mandi/WC.
Fungsi, ukuran dan keadaan ruangan Puskesmas dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
13

Tabel 2. Jumlah dan Keadaan Ruangan Puskesmas Poasia Tahun 2017


Ukuran
No Ruangan yang Ada Kondisi Kelengkapan
(M2)
1 Kamar kartu 6 m2 Baik Lengkap
2 Ruang Resepsionis
3 Ruangan Ka. Puskesmas 15 m2 Baik Lengkap
4 Ruangan Tata Usaha 15 m2 Baik Lengkap
5 Ruangan KIA/KB 15 m2 Baik Lengkap
6 Ruangan Poli Gigi dan Mulut 9 m2 Baik Lengkap
Sarana
7 Ruangan Poli Umum 15 m2 Baik
Lengkap
8 Klinik MTBS
Ruangan imunisasi/
9 9 m2 Baik Lengkap
TB/Kusta/Laboratorium
10 Gudang Obat 7 m2 Baik Lengkap
11 Ruang apotik 7 m2 Baik Lengkap
12 Ruang Program / Klinik Gizi 7 m2 Baik Lengkap
Ruang Program Kesling / Klinik
13 15 m2 Baik Lengkap
Sanitasi
14 Ruang Registrasi 7 m2 Baik Lengkap
15 Ruang Immunisasi 9 m2 Baik Lengkap
16 Klinik KTPA 9 m2 Baik Tidak Lengkap
17 Pojok ASI 6 m2 Baik Tidak Lengkap
18 Klinik IMS / Ruang IVA 7 m2 Baik Lengkap
19 Ruang Bermain dan Belajar 9 m2 Baik Tidak Lengkap
20 Laboratorium 15 m2 Baik Tidak Lengkap
21 Gudang Obat 9 m2 Baik Tidak Lengkap
Ruang Perawatan (Bangsal dan
22 15 m2 Baik Tidak Lengkap
Kelas)
23 Musholla 7 m2 Baik Tidak Lengkap
14

Ukuran
No Ruangan yang Ada Kondisi Kelengkapan
(M2)
24 Ruang Gudang 7 m2 Baik Tidak Lengkap
25 Ruang Kapus 9 m2 Baik Lengkap
26 Ruang KTU / Kepegawaian 9 m2 Baik Lengkap
27 Ruang Bendahara BOK dan BPJS 9 m2 Baik Tidak Lengkap
28 Ruang Bendahara Barang 9 m2 Baik Lengkap
Ruang Program Promkes dan
29 9 m2 Baik Lengkap
Survailan
30 Ruang Ruang Data 9 m2 Baik Tidak Lengkap
31 Ruang pantry 7 m2 Baik Lengkap
32 Ruang Instalasi Gizi 9 m2 Baik Lengkap
33 Ruang PONED 15 m2 Baik Tidak Lengkap
34 Ruang Pasca Persalinan 15 m2 Baik Tidak Lengkap
Sumber Data: Data Sekunder Puskemas Poasia 2017
2. Ketenagaan
Distribusi tenaga kesehatan di Puskesmas Poasia dapat dilihat
pada grafik 8 berikut ini:
Grafik 8. Jumlah Tenaga Keperawatan Di Puskesmas Poasia Tahun
2017

Chart Title
25
20
15
10
5
0
L P L+P L P L+P L P
DI DIII JML Sarjana Perawat JML
Bidan Bidan
Bidan Perawat

UGD Keperawatan Poli Umum


Imunisasi MTBS Kebidanan/Persalinan
KIA KTPA Akupressure

Sumber Data: Data Sekunder Puskemas Poasia 2017


15

Berdasarkan grafik 8 menunjukkan bahwa jumlah tenaga


Keperawatan yang terbanyak terdapat pada tenaga sarjana
keperawatan sebanyak 48 orang (72,72%) dan tenaga yang terkecil
terdapat pada tenaga DIII kebidanan sebanyak 6 orang (9,09%).

Grafik 9. Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi Di Puskesmas Poasia


Tahun 2017
5
5
Gizi
4
3
3
2 2 2
2
1 1 1 Apote
1 k
0 0 0 0
0
L P L P L P L P L P L P
Apotek D-III Jumlah DIV DI dan D- Jumlah
dan Farmasi Sarjana III Sarjana
Sarjana dan Gizi Gizi
Asisten
Apoteker
Tenaga Kefarmasian Tenaga Gizi
Sumber Data: Data Sekunder Puskemas Poasia 2017
Berdasarkan grafik 9 menunjukkan bahwa jumlah terbanyak
untuk tenaga kefarmasian terdapat pada tenaga gizi sebanyak 5
orang dan yang terkecil terdapat pada tenaga apoteker sebanyak 1
orang.
Berdasarkan grafik 10 menunjukkan bahwa jumlah tenaga
keteknisian medis terdapat pada tenaga Laboratorium sebanyak 1
orang.
Adapun Jumlah tenaga pegawai Puskesmas (PNS) Poasia
sebanyak 96 orang seperti yang tercantum pada tabel 3.
16

Grafik 10. Jumlah Tenaga Teknis Medis Di Puskesmas Poasia Tahun


2017

Laboratorium
1 1
1
0.8
0.6 Laboratoriu…
0.4
0.2 0 0 0 0 0 0 0 0
0
L P L P L P L P L P
Analis LAB TEM & P. Anastesi Jumlah
P.Rontg
Tenaga Teknisi Medis Fisioterapis

Sumber Data: Data Sekunder Puskemas Poasia 2017


Tabel 3. Jumlah Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Poasia Tahun 2017
Tenaga Jumlah Presentase (%) Rasio Penduduk

Dokter Umum 5 0,02 1: 3,887

Dokter gigi 3 0,01 1: 1,943

S1 Keperawatan 4 0,04 1: 2.326

Kesehatan masyarakat 13 0,01 1: 1,943

Perawat 43 0,04 1: 7,773

Perawat Gigi 1 0,02 1: 3,887

Bidan 20 0,10 1: 19,433

Tenaga Gizi 7 0,04 1: 7,773

Sanitarian 5 0,03 1: 5,830

SMA 2 0,01 1: 1,943

SPPM 1 0,01 1: 1,943

Apoteker 4 0,02 1: 3,887

Laboran 2 0,05 1: 9,717

Asisten Apoteker 3 0,01 1: 1,943

Sumber Data: Data Sekunder Puskemas Poasia 2017


17

Dalam meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan


kesehatan juga ditunjang oleh adanya tenaga sukarela/honor, terdiri
dari tenaga perawat, bidan dan petugas Cleaning Cervices.

E. DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT


A. Survailans Penyakit Tidak Menular
Adapun survailans penyakit tidak menular di Puskesmas Poasia
tahun 2017 adalah :
Tabel 4. Jumlah Kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) Puskesmas
Poasia Tahun 2017

Jumlah Penderita
No Nama Penyakit
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Hipertensi 170 284 454
2 Penyakit Jantung Koroner 3 2 5
3 Gagal Jantung 1 3 4
4 Diabetes Melitus 86 98 184
5 Obesitas 0 2 2
6 Penyakit Tyroid 2 9 11
7 Stroke 16 14 30
8 Asma Bronchial 70 87 157
9 PPOK 27 27 54
10 Osteoporosis 2 5 7
11 Gagal Ginjal Kronis 0 2 2
12 Tumor Payudara 1 29 30
13 Cedera Akibat KLL 82 76 158
14 Cedera Akibat KDRT 0 3 3
15 Cedera Akibat Lain 3 2 5
Jumlah 463 643 1106
Sumber Data: Data Sekunder Tahun 2017
F. REALISASI PEMBIAYAAN KESEHATAN3
Definisi pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang harus
disediakan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menyediakan dan
memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan perseorangan,
keluarga, kelompok maupun masyarakat. Di negara berkembang seperti
Indonesia biaya pelayanan kesehatan masih belum bisa lepas dari campur
tangan pemerintah baik dalam penyelenggaraan maupun pemanfaatannya.
18

Sumber pembiayaan upaya pelayanan kesehatan antara lain sebagai


berikut.
a. Sepenuhnya bersumber dari pemerintah
b. Sebagian ditanggung masyarakat
c. Sepenuhnya ditanggung oleh pihak ketiga baik itu swasta maupun
bantuan luar negeri.
Pada era desentralisasi, fungsi pembiayaan usaha pelayanan
kesehatan yang dilakukan pemerintah memiliki pembagian yang terperinci
antara pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Puskesmas memiliki
sumber pembiayaan antara lain sebagai berikut.
a. Pemerintah pusat, provinsi, kabupaten maupun kota
b. Pendapatan Puskesmas melalui retribusi yang besarnya ditentukan
pemerintah kabupaten atau kota setempat
c. Sumber lain dari BPJS Kesehatan.
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan pemerintah
datang dari APBD.Selain itu Puskesmas juga menerima pendanaan dari
alokasi APBD provinsi dan APBN (Biaya Operasional Kesehatan/BOK).
Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua macam,
yakni dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan
gedung, pengadaan peralatan serta pengadaan obat, dan dana anggaran
rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan,
pembelian barang habis pakai serta biaya operasional.
Anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
untuk diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan (DUK) ke Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk seterusnya dibahas bersama DPRD
Kabupaten/Kota. Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan
kebutuhan untuk kedua anggaran tersebut melalui Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.Anggaran yang telah disetujui tercantum dalam dokumen
keuangan diturunkan secara bertahap ke Puskesmas melalui Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.Untuk beberapa mata anggaran tertentu,
misalkan pengadaan obat dan pembangunan gedung serta pengadaan
19

alat, anggaran tersebut dikelola langsung oleh Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota atau oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.
Penanggungjawab penggunaan anggaran yang diterima Puskesmas
adalah Kepala Puskesmas sedangkan administrasi keuangan dilakukan
oleh pemegang keuangan Puskesmas yakni staf yang ditetapkan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atas usulan Kepala Puskesmas.
Penggunaan dana sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui
dengan memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
G. CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN
1. Program KIA-KB
Program berdasarkan KIA-KB di Puskesmas Poasia dilaksanakan
oleh tim puskesmas yang terdiri dari Koordinator dan petugas
penanggung jawab kelurahan. Tiap kelurahan dipegang oleh satu orang
petugas yang kompeten dibidangnya.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan pemeriksaan ibu hamil, pemeriksaan ibu nifas, bayi,
balita dan pelayanan KB di posyandu.
2. Kunjungan rumah dalam rangka sweeping ibu hamil di kelurahan
untuk mendukung capaian K1 dan K4.
3. Kunjungan rumah dalam rangka pemantauan bumil risti
4. Melakukan kunjungan rumah dalam rangka pemantauan bayi baru
lahir dan ibu nifas/risti untuk mencapai KN1, KN2, KF1, KF2 dan
KF3.
5. Melakukan Kelas ibu hamil.
6. Melakukan pemasangan stiker P4K
7. Melakukan pendampingan terhadap ibu hamil trimester 3 untuk
meningkatkan persalinan nakes di fasyankes.
8. Melakukan kunjungan rumak dalam rangka KB drop out
20

Grafik 11. Cakupan Capaian K1 Program KIA-KB Januari – September


2018

Sumber: Data Sekunder, 2018

Grafik 12. Cakupan Capaian K4 Program KIA-KB Januari - September 2018

Sumber: Data Sekunder, 2018


21

Grafik 13. Cakupan Penanganan Komplikasi Maternal Obstetri Bulan


Januari – September 2018

Sumber: Data Sekunder, 2018

Grafik 14. Cakupan Persalinan dibantu Tenaga Kesehatan Bulan Januari


– September 2018

Sumber: Data Sekunder, 2018


22

Grafik 15. Cakupan KF3 Bulan Januari – Juni 2018

Sumber: Data Sekunder, 2018

Grafik 16. Cakupan Pelayanan KB Bulan Januari – September 2018

Sumber: Data Sekunder, 2018


23

Grafik 17. Cakupan KN1 Bulan Januari – September 2018

Sumber: Data Sekunder, 2018

Grafik 18. Cakupan KN3 Bulan Januari – September 2018

Sumber: Data Sekunder, 2018


24

Grafik 19. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Bulan Januari –


September 2018

Sumber: Data Sekunder, 2018

Grafik 20. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak dan Balita Bulan Januari
– September 2018

Sumber: Data Sekunder, 2018


25

Grafik 21. Cakupan PKN Bulan Januari – September 2018

Sumber: Data Sekunder, 2018

Grafik 22. Cakupan Deteksi Risiko Tinggi Ibu Hamil oleh Masyarakat
Bulan Januari – September 2018

Sumber: Data Sekunder, 2018


26

2. Program Perbaikan Gizi Masyarakat


Program berdasarkan perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas
Poasia dilaksanakan oleh tim puskesmas yang terdiri dari Koordinator dan
petugas penanggung jawab kelurahan. Tiap kelurahan dipegang oleh
satu orang petugas gizi kompeten dibidangnya.
Visi dari program Berdasarkan perbaikan gizi di puskesmas Poasia
adalah “Kecamatan Poasia Bebas Dari Gizi Buruk Dan Gizi Kurang
Pada Tahun 2020” Adapun misinya yaitu melakukan berbagai upaya
Berdasarkan perbaikan gizi masyarakat khususnya untuk Bayi dan Balita
serta Ibu hamil dan menyusui.
Adapun kegiatan kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
1. Penjaringan Kasus Gizi Kurang dan Gizi Buruk
a. Penimbangan dan Pemantauan Berdasarkan tumbuhan Balita
di Posyandu
b. Kunjungan rumah untuk sweeping balita
2. Pemberian Makanan Tambahan serta PMT lokal dan PMT
Pemulihan
3. Penanggulangan Kep, Anemia Gizi Fe, Gaki dan non Gaki
a. Pemberian Vitamin A
b. Sweeping Vitamin A
c. Sweeping tablet Fe Bumil
d. Pemantauan Penggunaan Garam beriodium Rumah tangga
e. Pendampingan kasus gizi kurang dan gizi buruk
f. Pendampingan bumil KEK
4. Pemberdayaan Masyarakat Untuk Pencapaian Keluarga SADAR
GIZI
a. Penyuluhan tentang Gizi seimbang
b. Penyuluhan ASI Exclusif
c. Lomba Balita Sehat
d. Pembinaan Taman Gizi Masyarakat
27

Dari berbagai proses kegiatan yang dilakukan dihasilkan sejumlah


out put yang merupakan indikator-indikator dalam upaya perbaikan gizi
masyarakat.

Tabel 5. Cakupan 18 Indikator Kinerja Program Gizi Bulan Jan S/D Sept
2018

NO INDIKATOR KINERJA TARGET (%) PENCAPAIAN


1. Persentase balita kasus gizi 100 Tidak ada kasus
buruk mendapat perawatan.
2. Persentase balita yang 85 3181/3368 X
ditimbang berat badannya. 100% = 94,5 %
3. Persentase bayi usia kurang 47 184/360X 100% =
dari 6 bulan mendapat ASI 51,1 %
Ekslusif.
4. Persentase rumah tangga - 1700/1700 X
menkonsumsi garam beriodium. 100% = 100 %
5. Persentase balita 6-59 bulan 85 2810/2966 X
mendapat Vitamin A. 100% = 93,7 %.
6. Persentase ibu hamil yang Target s/d Sept : 588/779 X 100% =
mendapat tablet tambah darah 74,9% 75,4 %.
(TTD) minimal 90 tablet.
7. Persentase ibu hamil KEK yang 80 23/23 X 100% =
mendapat makanan tambahan. 100 %.
8. Persentase balita kurus 85 2/2 X 100% = 100
mendapat makanan tambahan. %.
9. Persentase ramaja putri 25 778/778 X 100% =
mendapat TTD 100 %.
10. Persentase ibu nifas mendapat Target s/d Juli : 580/743 X100%
kapsul Vitamin A. 71,3% = 78,1 %.
11. Persentase bayi yang baru lahir Target s/d Sept : 580/747 X 100%
mendapat IMD. 35,2% = 77,6 %.
12. Persentase bayi dengan berat - 3/580 X 100% =
badan lahir rendah (BBLR). 0,5%
13. Persentase balita yang - 3273/3368 X
mempunyai buku KIA/KMS 100%
(K/S). = 97,2 %.
14. Persentase balita ditimbang - 3070/3181 X
yang naik berat badannya 100%
(N/D). = 96,5 %.
15. Persentase balita ditimbang - 27/3181 X 100%
yang tidak naik berat badannya = 0,9 %.
(T).
16. Persentase balita ditimbang - -
yang tidak naik barat badannya
dua kali berturut-turut (2T).
17. Persentase balita di Bawah - 4/3181 X 100%
Garis Merah (BGM). = 0,1 %.
18. Persentase ibu hamil anemia. - -
28

3. Promosi Kesehatan
Kegiatan :
Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
 Pembuatan Spanduk DBD dan Spanduk Immunisasi
 Pembuatan Leaflet (Bahan KIE)
 Penyebaran Leaflet ke masyarakat
Penyuluhan masyarakat tentang pola hidup sehat
 Survay, Pemetaan, dan Pembinaan PHBS Rumah Tangga
 Survay, Pemetaan, dan Pembinaan PHBS Institusi Pemerintah
 Penyulihan kelompok didalam dan diluar gedung
 Penyuluhan Keliling
 Prolanis
Upaya Peningkatan Pola Hidup Sehat di Institusi Pendidikan
 Pembinaan UKS / UKGS
 Penyuluhan NAPZA, HIV, dan IMS
 Pelatihan Dokter kecil
 Lomba Sekolah Sehat (NR)
 Lomba Cerdas Cermat Kesehatan Antar sekolah
 Kontes senyum Indah Gigi Sehat
 Lomba Penyuluhan Kesehatan berbasis religi
 Pesantren Kilat Ramadhan Sehat
Upaya Peningkatan Kapasitas UKBM
 Pembinaan Posyandu
 Refreshing kader pesyandu
 Pembinaan POSKESTREN
 Pembinaan desa siaga
 Pembinaan Poskesdes
Peningkatan Desa Siaga
 Peningkatan Desa Siaga
 Pembinaan Forum Masyarakat Desa
29

Penyuluhan Kesehatan masyarakat (PKM)


Penyuluhan kesehatan secara rutin dilakukan baik di dalam gedung
maupun di luar gedung puskesmas. Tujuannya adalah untuk memberi
informasi sebanyak banyaknya kepada masyarakat terkait masalah
kesehatan dengan faktor-faktor determinannya. Kegiatan ini bisa berupa
penyuluhan Berdasarkan perorangan, kelompok maupun massal. Selain
itu penyuluhan keliling dan pembagian leaflet juga sering dilakukan.
Penyuluhan yang dilakukan di dalam gedung selalin berupa
penyuluhan Berdasarkan perorangan kepada setiap pasien atau
pengunjung puskesmas, juga penyuluhan kelompok kepada pasien yang
sedang menunggu antrian pelayanan di ruang tunggu. Sedangkan
penyuluhan di luar gedung umumnya dilakukan di setiap Posyandu, di
sekolah, Panti Asuhan, Di Kantor Lurah, dan lain-lain.
Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan menggunakan metode
penyuluhan partisipatif dan didukung dengan alat Bantu penyuluhan
berdasarkan lembar balik, poster, dan lain-lain.
Grafik 23. Presentase hasil survei dan pembinaan PHBS RT Januari
s/d september 2018

14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0

JMLH RT DISURVEI SEHAT TDK SEHAT

Sumber : Data Sekunder, 2018


30

Grafik 24. Presentase hasil survei dan pembinaan PHBS institusi


PDDKN Januari s/d September 2018

25
20
15
10
5 JML SEKOLAH
0 BERPHBS
TDK

Sumber : Data Sekunder, 2018


Grafik 25. Presentase hasil survei dan pembinaan PHBS tempat
umum dan tempat kerja Jan s/d Sept 2018

80
60 JUMLAH
40
DIPERIKSA
20
BERPHBS
0
TDK

Sumber : Data Sekunder, 2018


31

Grafik 26. Presentase hasil penyuluhan Januari-September 2018

35000
30000
Axis Title
25000
20000
15000
10000
5000
0
PENY.IN PENY.KE PENY.KE
DIFVIDU LOMP LILING
SASARAN 30460 17 5
TARGET 85 85 85
PRESENTASE 87% 100% 100%
Sumber : Data Sekunder, 2018
4. Kesehatan Lingkungan
1. Kegiatan Peningkatan Kesehatan Lingkungan
Penyehatan Berdasarkan Perumahan dan Pemukiman
a. Pengawasan Lingkungan Berdasarkan Perumahan
b. Pengawasan Sarana Jamban Keluarga (JAGA)
c. Penagwasan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
d. Pengawasan Tempat Pembuangan Sampah (TPS)
2. Peningkatan Kualitas Air
a. Survailance Sarana Air Bersih (Hasil Inspeksi Sanitasi
SAB)
b. Pengawasan Kualitas Air (Hasil Pemeriksaan
Laboratorium)
c. Berdasarkan perbaikan Kualitas Air (Kapurisasi)
d. Penyuluhan Air Bersih
e. Klinik Sanitasi
3. Pengendalian Vektor
1. Survai Jentik dan Abatisasi Selektif
2. Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk
32

Kegiatan Upaya Kesehatan Lingkungan (UKL)


1. Pengawasan TTU dan TPM
2. Pembinaan Institusi
Program Pengembangan Lingkungan Sehat / Kesling
a) Pengendalian Vektor
 Survay Jentik dan Abetisasi Selektif
 Pembinaan Kader Jumantik dan Kader Kesling
b) Penyehatan Pemukiman dan Berdasarkan Perumahan
 Inspeksi dan Pengawasan/ Pembinaan Sanitasi Dasar RT
 Sosialisasi Pengolahan Sampah dengan Sistem 3 R (Reduce,
Reuse, dan Recycle)
c) Penyehatan Air
 Pembinaan dan Pengawasan Sarana Air Bersih
 Pengambilan dan Pengiriman sampel air Sumur Gali
 Pembuatan Miniatur Alat Penyaring Air
d) Pembinaan Institusi
 Pembinaan Sanitasi Dasar Institusi Pendidikan
 Pembinaan Sanitasi Dasar Institusi Pemerintahan
e) Penyehatan TTU, TPM, dan Depot Air Minum
 Pengawasan dan Pembinaan TTU
 Pengawasan dan Pembinaan TPM
Tabel 6. Lingkungan Perumahan
33

Sumber : Data Sekunder, 2018


Tabel 7. Jamban Keluarga

Sumber : Data Sekunder, 2018

Tabel 8. Sarana Pembuangan Air Limbah

Sumber : Data Sekunder, 2018


34

Tabel 9. Tempat Pembuangan Sampah

Sumber : Data Sekunder, 2018

Tabel 10. Sarana Air Bersih

Sumber : Data Sekunder, 2018


35

Tabel 11. Rekapan hasil survey jentik PKM poasia

Sumber : Data Sekunder, 2018


5. Program Pengendalian Penyakit Menular
Kegiatan program pengendalian penyakit menular, adalah sebagai
berikut
a. Pelacakan berbagai kasus penyakit menular
b. Penyuluhan tentang berbagai penyakit menular
c. Penyuluhan keliling dalam rangka kewaspadaan dini DBD
d. Penjaringan kasus IMS dan HIV
e. Penemuan Kasus Baru TB BTA + Seluruh Kasus TB, Kasus
Pada TB Anak
f. Penemuan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)
g. Pemeriksaan Kontak penderita baru TB dan Kusta
h. Pelacakan TB dan Kusta Mangkir
i. Penangan reaksi kusta
j. School survay
k. Fixasi dan Pemeriksaan BTA
36

Grafik 27. Cakupan Penyakit Diare Bulan Januari-September 2018.

40

30

20
12
8
10 5 4 5 5
2 2 2
0

JULI
MEI

SEPTEMBER
AGUSTUS
FEB

MARET

APRIL
JAN

JUNI
BULAN

ANDUONOHU RAHANDOUNA WUNDUMBATU ANGGOEYA MATABUBU

Sumber : Data Sekunder, 2018

Grafik 28. Cakupan Penyakit DBD Bulan Januari-September 2018


40
37
35
30
25
20
15
10
8
5 6 6 6
4 3
1 2 1
0

Sumber : Data Sekunder, 2018


37

Grafik 29. Cakupan Penyakit Campak Bulan Januari-September 2018


18 16
16
14
12
10
8
6 5 4 4
4 2 1
2
0

Sumber : Data Sekunder, 2018


Grafik 30. Cakupan Penyakit TB Bulan Januari – September, 2018

35 31
30
25
20
15 13
10 7 8
5 2 1
0

Sumber Data : Data Sekunder, 2018


38

Grafik 31. Cakupan Penyakit TB MDR Bulan Januari – September


2018
7
6
5
4
3 6
2
1 3
2
0 1
0 0

Sumber Data : Data Sekunder. 2018.


Grafik 32. Cakupan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) Bulan
Januari – September, 2018.
3.5
3 3 3
3
2.5
2 2 2
2
1.5
1
1
0.5
0 0
0

Sumber Data : Data Sekunder, 2018.


6. Program Pengobatan
Pelayanan kesehatan kuratif dilaksanakan melalui kegiatan:
 Dalam gedung puskesmas, meliputi: pelayanan
1) Poliklinik rawat jalan (Poli umum, Poli Gigi, Poli KIA,
UGD, Pelayanan terpadu Balita serta kegiatan
penunjang Laboratorium pengembangan)
2) Pelayanan rawat inap umum dan Berdasarkan
persalinan
 Luar gedung puskesmas, meliputi:
1) Pelayanan Pustu dan Polindes
2) Pengobatan di Panti Asuhan
39

3) Puskesmas Keliling (Puskel)


4) Pelayanan Kesehatan bagi Korban Bencana Alam
Secara umum data kunjungan setiap tahun memperlihatkan
peningkatan jumlah kunjungan yang signifikan, hal tersebut dapat dilihat
pada data berikut ini:
Tabel 12. 20 (Dua Puluh) Besar Pemakaian Obat Di Puskesmas Poasia
Tahun 2017
NO NAMA OBAT SATUAN PEMAKAIAN

1 Paracetamol Tab 500 Mg Mg 95396

2 Asam Ascorbicum (Vit C 50 Mg) Mg 74913

3 Amoxicillin 500 mg Mg 71766

4 Chlorpheniramine Maleat (CTM) Mg 67113

5 Vitamin B Compleks Mg 65800

6 Dexamethasone 0,5 mg Mg 46695

7 Gliserin Guaiakolat (GG) Mg 45681

8 Antasida Doen Tab Kombinasi Mg 45140

9 Tablet Tambah Darah (SF) Mg 30560

10 Thiamine HCL (Vit B1) Mg 22784

11 Asam Mefenamat 500 mg Mg 21800

12 Pyridoxin HCL 10 Mg (B6) Mg 20610

13 Calsium Laktat Mg 19414

14 Ranitidin Tab 150 mg Mg 14597

15 Ambroxol Tab Mg 12833

16 Natrium Diclifenak 50 mg Mg 9795

17 Cefadroxil 500 mg Mg 9700

18 Ibuprofen 400 mg Mg 9000

19 Papaverin Tab Mg 8484

20 Prednison Tab 5 mg Mg 7670

Sumber Data: Data Sekunder PKM Poasia 20


40

7. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN


1. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
UKS (Unit Kesehatan Sekolah) adalah upaya terpadu lintas
program dan lintas sektoral untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan selanjutnya terbentuk perilaku hidup sehat dan bersih baik
bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga masyarakat.
Tujuan umum melaksanakan UKS adalah meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik serta menciptakan lingkungan
yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan optimal dalam pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya.
Wilayah Kerja Puskesmas Poasia terdapat 43 sekolah dari 4
kelurahan. Mulai dari TK, SD/MI, SMP/MTS dan SMA/SMK. Dari
Januari – September 2018, pelatihan UKS mencapai 23 sekolah.
a. Kegiatan yang dilaksanakan
1) Penyuluhan kepada siswa-siswi di sekolah wilayah kerja
Puskesmas Poasia, yakni siswa siswi teladan untuk menjadi
dokter cilik dengan mengajarkan dan melatih siswa dalam
penanganan syncope, epistaksis, dan perawatan luka.
2) Melakukan kunjungan sekolah
3) Melakukan pemeriksaan fasilitas UKS
4) Melakukan rekomendasi fasilitas UKS
5) Melakukan rekomendasi jadwal piket harian UKS

2. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)


Perawatan kesehatan masyarakat adalah bagiandari usaha
kesehatan pokok yang menjadi beban tugas puskesmas, yang
melaksanakan perawatan penderita, keluarga dan masyarakat
sekitar, untuk menyembuhkan dan meningkatkan kesehatan
penderita, keluarga dan masyarakat sekitar melalui peningkatan
kapasitas masing-masing sehingga dapat mengatasi pelbagai
masalah kesehatan yang dihadapi.
41

Kegiatan yang dilakukan adalah:


a. Melakukan pembinaan keluarga
b. Melakukan pembinaan kelompok
c. Melakukan pelaporan perawatan kesehatan masyarakat
Tabel 13. Cakupan Perawatan Kesehatan Masyarakat
(PERKESMAS) periode Januari – September 2018
Variabel Sasaran Target Cakupan
1. Rawat Jalan 0 0 12. 793
2. Rawat Inap 0 0 538
Pembinaan Keluarga
1. Pembinaan 477 396 161
Keluarga
2. Jumlah kasus 0 0 0
gizi
3. Jumlah Kasus 0 0 78
Penyakit
Menular
4. Jumlah kasus 0 0 63
usia lanjut
5. Jumlah Kasus 0 0 54
Penyakit tidak
Menular
Kelompok Binaan
6. Kunjungan Ke 71 0 56
kelopok Binaan
7. Jumlah 0 0 53
Kelompok Usia
Lanjut
Sumber Data: Data Sekunder Puskesmas Poasia tahun 2018
3. Upaya Kesehatan Jiwa
Tujuan program adalah untuk mengatasi masalah kesehatan jiwa
sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan baik mencegah agar tidak
terjadi maupun mencegah agar tidak berkembang menjadi lebih buruk.
a. Kegiatan yang dilaksanakan :
1) Penyuluhan pada masyarakat umum melalui posyandu,
perorangan dan keluarga pasien, pertemuan lintas sectoral
2) Penemuan pasien
42

3) Pengobatan dan rujukan pasien


4) Kunjungan rumah
5) Pencatatan dan pelaporan
b. Kegiatan Yang Dilakukan:
1) Kegiatan Dalam Gedung
Kegiatan dalam gedung dalam upaya kesehatan jiwa
antara lain penyuluhan, penemuan,pengobatan dan rujukan
pasien.Kasus dalam periode Januari – September 2018 jumlah
kasus jiwa yang ditangani :298 orang.
2) Kegiatan Luar Gedung
Melakukan penyuluhan saat posyandu, puskesmas
keliling dan pertemuan lintas sektoral. Mendata dan kunjungan
rumah pada kasus kelainan jiwa atau yang di pasung dan
merujuk ke RS Umum Bahteramas dan RS Jiwa dr. Soeparto
Hardjohusodo.

Tabel 14. Cakupan Upaya Kesehatan Jiwa periode Januari – September 2018
di Puskesmas Poasia

No Jenis Jumlah Golongan Kasus / Golongan Umur ( Tahun )


Penyakit 0-6 7-14 15- 19- 45- 60- >70 JML
Thn Thn 18 44 59 69 Thn
Thn Thn Thn Thn
1. Gangguan 0 1 15 37 9 9 0 62
Mental
Organik
2. Gangguan 0 0 3 15 6 0 0 24
Penggunaan
NAFZA
3. Skizofrenia 0 0 5 3 3 0 0 11
dan
Gangguan
Psikotik
Kronik Lain
4. Gangguan 0 3 11 10 7 1 0 32
Psikotik Akut
5. Gangguan 0 0 0 0 0 0 0 0
Bipolar
6. Gangguan 0 3 18 28 39 4 0 92
Depresif
43

No Jenis Jumlah Golongan Kasus / Golongan Umur (


Penyakit Tahun )
0-6 7-14 15- 19- 45- 60- >70 JML
Thn Thn 18 44 59 69 Thn
Thn Thn Thn Thn
8. Gangguan 0 0 0 0 0 0 0 0
Tidur
9. Gangguan 0 0 14 28 35 9 0 77
Anxietas
10. Retardasi 0 0 0 0 0 0 0 0
Mental
11. Gangguan 0 0 0 0 0 0 0 0
Kesehatan
Jiwa Anak
dan Remaja
Sumber Data: Data Sekunder, 2018

4. Upaya Kesehatan Mata


Tujuan :
a. Meningkatkan kesehatan mata, mencegah kesehatan dasar
yang terpadu dengan kegiatan pokok lainnya
b. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bentuk
penyuluhan kesehatan serta menciptakan kemandirian
masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan mata mereka
c. Pengembangan kesehatan mata masyarakat
Kegiatan :

a. Mengupayakan kesehatan mata dengan anamnesa,


pemeriksaan visus dan mata luar, tes buta warna, tes tekanan
bola mata, tes saluran air mata, tes lapang pandang,
funduskopi dan pemeriksaan laboratorium
44

Tabel 15. Cakupan Upaya Kesehatan Mata di Puskesmas Poasia Periode


Januari- September 2018
No Penyakit 1 1-4 5-9 10- 15- 20- 45- >60 tota
bln- tahu tahu 14 19 44 54 tahu l
1 n n tahu tahu tahu tahu n
thn n n n n

1 Kel 0 0 0 0 44 67 57 46 214
Refraksi

2 Katarak 0 0 0 0 0 23 28 21 72

3 Kelainan 0 0 0 0 0 1 1 0 2
Kornea

4 Penyakit 0 0 0 2 0 12 16 14 44
lain

5 Konjungtivi 0 1 0 1 18 39 43 20 122
tis

6 Odem 0 0 0 0 0 5 10 7 22
pada mata

7 Katarak 0 0 0 1 0 10 16 15 42
Senil

8 Hordeolum 0 0 0 1 0 8 15 1 25

9 Pterigium 0 0 0 1 2 21 24 2 50

10 Glukoma 0 0 0 0 0 1 5 2 8

Sumber Data : Data Sekunder, 2018


5. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Tujuan umum:
Meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut untuk mencapai
masa tua yang bahagia & berdaya guna dalam kehidupan keluarga
& masyarakat dalam mencapai mutu kehidupan usia lanjut yang
optimal.
Tujuan khusus:
a. Meningkatkan kemampuan & partisipasi masyarakat dalam
menghayati & mengatasi masalah kesehatan usia lanjut
secara optimal
45

b. Meningkatkan kesadaran usia lanjut untuk membina sendiri


kesehatannya
c. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut
d. Meningkatkan jenis & mutu pelayanan kesehatan usia lanjut
Sasaran Upaya Kesehatan Usia Lanjut
a. Keluarga dimana usia lanjut berada
b. Organisasi sosial yang berkaitan dengan pembinaan usia
lanjut
c. Institusi pelayanan kesehatan & non kesehatan yang berkaitan
dengan pelayanan dasar & pelayanan rujukan
d. Masyarakat luas
Kegiatan :
a. Pelayanan kesehatan usia lanjut :
1) Peningkatan : melalui penyuluhan tentang
kesehatan & pemeliharaan kebersihan diri, menu
makanan dengan gizi seimbang &
kesegaranjasmani
2) Upaya pencegahan : melalui pemeriksaan berkala,
senam, penyuluhan tentang alat bantu
3) Upaya pengobatan :
a) Pelayanan kesehatan dasar
b) Pelayanan kesehatan spesialistik melalui
rujukan
4) upaya pemulihan : fisioterapi, mengembalikan
percaya diri, peningkatan peran serta masyarakat
b. Pencatatan & pelaporan
46

Tabel 16. Cakupan Upaya Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas Poasia


Periode Januari-September 2018
Usia Jumlah

45-59 60-69 >70


No Nama Penyakit
Thn Thn Thn
1. Hipertensi 210 213 88 511
2. Infeksi Akut Pencernaan Atas 102 156 52 310
3. Gastritis 98 87 122 307
4. Radang Sendi 68 102 105 275
5. Diabetes Melitus 28 29 145 202
6. Penyakit pada Gigi 58 59 37 154
7. Pemyakit Saluran Pernapasan 32 64 54 150
Atas
8. Penyakit Kulit 48 34 24 106
9. Penyakit Syaraf 21 11 25 57
10. Diare 8 3 8 21
Sumbe data : Data Sekunder, 2018

6. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)


Upaya kesehatan kerja dipuskesmas ditujukan untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerja.
Upaya kesehatan kerja yang dimaksud meliputi pekerja disektor
formal dan informal dan berlaku bagi setiap orang selain pekerja
yang berada di wilayah kerja puskesas juga masyarakat pekerja di
puskesmas, balai pengobatan/poliklinik, laboraturium kesehatan, Pos
Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK), Jaringan dokter perusahaan
bidang kesehatan kerja, masyarakat pekerja diberbagai sektor
pembangunan, dunia usaha dan lembaga swadaya masyarakat.
47

Tabel 17. Cakupan Upaya Kesehata Kerja Periode Januari – September 2018
di Puskesmas Poasia
No. Pekerja Kasus Kasus Kasus Kasus Kecelakaan
Yang Peny. Diduga PAK pada pekerja
dlayani Umum Penyakit

1. 195 143 41 11 1

Sumber Data : Data Sekunder, 2018

7. Upaya Kesehatan Olahraga


Upaya kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang
memanfaatkan aktivitas fisik dan atau olahraga untuk meningkatkan
derajat kesehatan. Aktivitas fisik dan atau olah raga merupakan
sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari karena
dapat meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam melakukan
tugasnya.
Tujuan penyelenggaraan upaya kesehatan ini adalah untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para petugas
kesehatan tentang kesehatan olahraga di tingkat pelayanan
kesehatan dasar (Puskesmas),sehingga dapat memberikan
pelayanan kepada masyarakat agar masyarakat terhindar dari
berbagai penyakit tidak menular dan dapat meningkatkan derajat
kesehatan, kebugaran serta produktifitas kerja.
Berbagai implementasi program upaya kesehatan ini dapat
bergantung sesuai kebutuhan suatu puskesmas sesuai wilayah
kerjanya, contoh nya
1. Olahraga Preventif
Dalam kegiatan ini berperan upaya penyuluhan mengenai
perilaku hidup sehat, pengetahuan tentang proseskebugaran,
upaya meningkatkan kesegaran jasmani serta upaya lain serta
produktivitas tubuh. Sasaran kegiatan ini tidak dilihat dari usia,
namun dilihat dari status kesehataanya. Contoh yang diutamakan
adalah kelompok faktor resiko. Kegiatan-kegiatan tersebut
48

dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.


Contohnya: pemeriksaan kadar kolesterol, denyut nadi, tekanan
darah, konseling fitnes, olahraga bersama, dll
2. Olahraga pada Anak
Merupakan suatu intervensi untuk menangani berbagai
penyakit pada anak akibatkurang gerak untuk memaksimalkan
masa pertumbuhannya. Usia anak-anak dan usia sekolah untuk
menunjang kebutuhan pada usia pertumbuhan. Kegiatan-kegiatan
tersebut dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat,
contohnya: bermain dan berolahraga aktif, bimbingan olahraga,
penyuluhan pertumbuhan badan.
3. Olahraga pada Wanita
Merupakan suatu langkah untuk menangani kerentanan
wanita. Guna meningkatkan derajat kesehatan wanita dari
berbagai penyakit yang bergantung pada fungsi anatomis dan
fisiologis wanita. Wanita dapat dilihat berdasarkan
pengelompokan umur, atau status reproduksinya misalnya wanita
usia subur atau ibu hamil. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan
sesuai dengan situasi dan kondisi setempat, contohnya: senam
ibu hamil, senam refleksi untuk ibu-ibu, senam relaksasi untuk
pekerja wanita, dll
4. Olahraga pada Lanjut Usia
Kegiatan olahraga dilakukan untuk meningkatkan
kebugaran jasmani bagi usia lanjut yang memerlukan perhatian
khusus.Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan
situasi dan kondisi setempat, contohnya konseling usila,
pemeriksaan rutin usila, senam kebugaran, jalan santai, dan
lainnya.
Tiap program pelaksanaan ini disesuaikan oleh kebutuhan
masyrakatdan kemampuan masing-masing puskesmas.
49

Tabel 18. Cakupan Pendataan Kelompok Olahraga periode januari –


September 2018
1. Pendataan Kelompok Olahraga

Kelom Kelo Kelompo Kelompo Kelomp Kelomp


pok/ mpok k k ok ok
Sekol
No NAMA ah
KELURAHA
kelas melal jemaah pekerja lanjut olahrag
N
ibu ui haji usia a
hamil UKS lainnya

1 Rahandaun 1 2 1
a

2 Wundumbat 1 7 2 1 2
u

3 Anduonohu 2 4 2 1 1

4 Anggoeya 2 5 2

5 Matabubu 1 2 1

Total 7 20 2 3 1 7

Sumber data : Data Sekunder. 2018


Tabel 19. Cakupan Pembinaan Kelompok Olahraga periode januari –
September 2018
No NAMA 2. Pembinaan Kelompok Olahraga
KELURAHAN
a. Pemeriksaan b. Penyuluhan
Kesehatan Kesehatan

1 Rahandauna 4 3

2 Wundumbatu 12 11

3 Anduonohu 4 2

4 Anggoeya 8 8

5 Matabubu 8 8

Total 36 32

Sumber Data : Data Sekunder, 2018


50

Tabel 20. Cakupan Pelayanan Upaya Kesehatan Olahraga periode


Januari – September 2018

3. Pelayanan Kesehatan Olahraga


a. Konsultasi/ b. c. d.
Penguk Penangan Pelayanan
uran an cedera Kesehatan
KELURAHA pada Even
NO. N OR
Konsel-ing Kebugar Olahraga
kes OR -an Akut
Jasmani
1. Rahandauna
2. Wundumbatu 189 511
3. Anduonohu
4. Anggoeya 147
5. Matabubu 138
TOTAL 511
Sumber Data : Data Sekunder, 2018
51

BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH
A. IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah dalam laporan ini melalui beberapa tahap, yaitu
menentukan prioritas masalah dengan empat kriteria, yaitu menilai besar
(Kuantitas) masalah, menentukan Kegawatan Masalah, meninjau
Kemudahan Penanggulangan dan menetapkan Ketentuan PEARL
Factor. Adapun masalah yang akan diidentifikasi adalah masalah Upaya
Kesehatan Pengembangan di Puskesmas Poasia meliputi: Upaya
Kesehatan Sekolah (UKS), Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
(Perkesmas), Upaya Kesehatan Jiwa, Upaya Kesehatan Mata, Upaya
Kesehatan Usia Lanjut, Upaya Kesehatan Kerja (UKK) dan Upaya
Kesehatan Olahraga.
Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan di Puskesmas Poasia
terdapat 46 indikator.
1. Analisis SWOT Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
a. Kekuatan (Strength)
1) Puskesmas terletak di lokasi yang strategis dan cukup mudah
dijangkau.
2) Puskesmas mempunyai prosedur tetap dalam pelatihan UKS.
3) Pelatihan UKS dilakukan langsung oleh dokter umum.
b. Kelemahan (Weakness)
1) Dokter membutuhkan waktu saat pelatihan
2) Keterbatasan tim dalam melatih sekolah-sekolah, puskesmas
poasia hanya menyiapkan 1 tim.
3) Fasilitas masih minim.
c. Peluang (Opportunity)
1) Adanya instansi rumah sakit, lembaga pendidikan khususunya
sekolah kedokteran dan kesehatan yang berperan serta dalam
pelatihan UKS
2) Adanya pendataan di setiap pelatihan.
d. Tantangan (Threat)
52

1) Luasnya wilayah kerja puskesmas Poasia menjadikan


banyaknya jumlah sekolah yang termasuk dalam pelatihan
UKS,
2) Kurangnya tim pelatihan
2. Analisis SWOT Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
(Perkesmas)
a. Kekuatan (Strength)
1) Puskesmas terletak di lokasi yang strategis dan cukup mudah
dijangkau.
2) Puskesmas mempunyai prosedur tetap dalam upaya kesehatan
perkesmas.
3) Masyarakat yang tinggal di sekitar puskesmas cukup aktif
dalam mengikuti program-program kesehatan perkesmas..
b. Kelemahan (Weakness)
1) Dokter/perawat membutuhkan waktu saat penyuluhan
2) Fasilitas masih minim.
c. Peluang (Opportunity)
1) Adanya instansi rumah sakit, lembaga pendidikan khususunya
sekolah kedokteran dan kesehatan yang berperan serta.
2) Adanya pendataan di setiap pelatihan.
d. Tantangan (Threat)
1) Luasnya wilayah kerja puskesmas Poasia
2) Kurang SDM dalam bidang ini
3. Analisis SWOT Upaya Kesehatan Jiwa,
a. Kekuatan (Strength)
1) Puskesmas terletak di lokasi yang strategis dan cukup mudah
dijangkau.
2) Puskesmas mempunyai prosedur tetap pelayanan jiwa.
3) Adanya kesiapan tenaga kesehatan untuk menanggapi dan
merujuk segera penderita gangguan jiwa
b. Kelemahan (Weakness)
1) Dokter membutuhkan waktu saat anamnesis.
53

2) Dokter jarang memberikan materi pada saat penyuluhan.


3) Keterbatasan obat-obatan untuk gangguan jiwa di puskesmas.
4) Masih terdapat stigma di petugas puskesmas dan masyarakat.
5) Terdapat beberapa keluarga yang menelantarkan anggota
keluarganya akibat penyakit kejiwaan.
6) Fasilitas masih minim.
7) Kurangnya cakupan pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas.
c. Peluang (Opportunity)
1) Adanya instansi rumah sakit yang berperan serta dalam
penanggulangan gangguan jiwa.
2) Adanya pendataan gangguan jiwa di setiap rumah melalui
program Indonesia sehat.
d. Tantangan (Threat)
1) Kasus gangguan jiwa cenderung terus bertambah.
2) Semakin meningkatnya harapan pelayanan yang professional.
3) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gangguan jiwa.
4. Analisis SWOT Upaya Kesehatan Mata,
a. Kekuatan (Strength)
1) Tersedianya tenaga kesehatan terlatih (dokter umum dan
perawat, ahli gizi) dalam upaya kesehatan mata/pencegahan
kebutaan dan penanggulangan kebutaan katarak paripurna.
2) Kesehatan indera menjadi salah satu program pengembangan
Puskesmas Poasia.
3) Adanya kesiapan tenaga kesehatan untuk menanggapi dan
merujuk segera penderita gangguan penglihatan.
b. Kelemahan (Weakness)
1) Kurangnya kepedulian masyarakat dalam penanggulangan
gangguan penglihatan dan kebutaan.
2) Belum tertatanya sistem pelayanan kesehatan mata di
Puskesmas Poasia.
54

3) Belum memadainya kompetensi tenaga kesehatan di tingkat


pelayanan primer (berdasarkan laporan bulanan, belum
dilakukan pemeriksaan kesehatan mata di luar gedung).
4) Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang untuk kegiatan
pemeriksaan kesehatan indera di dalam maupun diluar gedung.
c. Peluang (Opportunity)
1) Adanya instansi rumah sakit yang berperan serta dalam
penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan.
2) Berlangsungnya program penanggulangan kurang vitamin A
pada balita dengan pemberian vitamin A secara serempak 2
(dua) kali per tahun.
d. Tantangan (Threat)
1) Kasus gangguan penglihatan cenderung terus bertambah.
2) Penanggulangan gangguan penglihatan belum menjadi
program unggulan Puskesmas.
3) Kemampuan ekonomi masyarakat yang masih rendah,
menyebabkan upaya untuk berobat, membeli obat, atau
membeli alat bantu penglihatan belum menjadi prioritas.
5. Analisis SWOT Upaya Kesehatan Usia Lanjut
a. Kekuatan (Strength)
1) Adanya komitmen global berdasarkan deklarasi Internasional
Madrid 2002 (Madrid International Plan of Action on Ageing
2002).
2) Adanya komitmen nasional dalam memperhatikan
kesejahteraan lanjut usia termasuk status kesehatan lanjut usia.
3) Adanya payung hukum dalam penyelenggaraan kesehatan
lanjut usia di puskesmas dan rumah sakit.
4) Tersedianya sarana pelayanan kesehatan mulai dari
puskesmas, rumah sakit kabupaten/kota dan rumah sakit
provinsi di seluruh Indonesia.
5) Adanya kebijakan dari beberapa pemerintah daerah yang
memperhatikan masalah kesejahteraan lanjut usia.
55

b. Kelemahan (Weakness)
1) Belum semua puskesmas dan rumah sakit memiliki tenaga
terlatih pelayanan kesehatan santun lanjut usia.
2) Belum semua puskesmas dan rumah sakit memiliki sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan santun lanjut usia.
3) Belum semua puskesmas dan rumah sakit melaksanakan
pelayanan berdasarkan konsep pelayanan kesehatan santun
lanjut usia.
5) Kurangnya pengetahuan dan perhatian masyarakat terutama
generasi muda terhadap permasalahan kesehatan lanjut usia.
6) Belum semua kabupaten/kota melaksanakan pemberdayaan
lansia bagi peningkatan kesehatan dan kesejahteraan keluarga
dan masyarakat.
7) Belum optimalnya koordinasi lintas program dalam melakukan
pembinaan kesehatan lanjut usia.
c. Peluang (Opportunity)
1) Adanya kewajiban perusahan untuk menyediakan dana
Coorporate Social Responsibility sehingga dapat dimanfaatkan
untuk mendukung kegiatan masyarakat termasuk kesehatan
lanjut usia.
2) Adanya Komisi Nasional Lanjut Usia yang dibentuk
berdasarkan Keputusan Presiden yang anggotanya berasal dari
lintas sektor dan tokoh masyarakat.
3) Adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman
Pembentukan Komisi Daerah Lanjut Usia dan Pemberdayaan
Masyarakat dalam penanganan lanjut usia di daerah.
4) Adanya indikator pelayanan kesehatan lansia di dalam standar
pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota.
5) Banyaknya organisasi profesi, LSM dan organisasi masyarakat
yang terkait dengan lanjut usia.
6) Sebagian lanjut usia masih dalam kondisi sehat dan potensial
untuk meningkatkan kesehatan diri dan keluarganya.
56

7) Adanya program kesehatan terkait lanjut usia diberbagai unit


kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan.
8) Adanya program terkait lanjut usia pada lintas sektor terkait.
d. Tantangan (Threat)
1) Masih kurangnya komitmen sebagian besar pemerintah daerah
dalam memperhatikan kesejahteraan lanjut usia.
2) Kebutuhan pelayanan kesehatan untuk penyakit degeneratif
memerlukan biaya tinggi.
3) Adanya permasalahan kesehatan pada ibu hamil, bayi, anak
dan dewasa, yang semuanya berdampak pada masa lanjut
usia.
6. Analisis SWOT Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
a. Kekuatan (Strength)
1) Puskesmas terletak di lokasi yang strategis dan cukup mudah
dijangkau.
b. Kelemahan (Weakness)
1) Dokter jarang memberikan materi pada saat penyuluhan.
2) Fasilitas masih minim.
3) Belum adanya pelatihan ( training ) kepada petugas – petugas
kesehatan yang ada sehingga program ini belum diterapkan
secara maksimal.
c. Peluang (Opportunity)
1) Adanya lulusan diploma ataupun S1 yang berkaitan dengan
kesehatan kerja
d. Tantangan (Threat)
1) Kurangnya kesadaran puskesmas dalam pelayanan yang
maksimal terhadap penerapan program ini.
7. Analisis SWOT Upaya Kesehatan Olahraga.
a. Kekuatan (Strength)
1) Puskesmas terletak di lokasi yang strategis dan cukup mudah
dijangkau.
57

2) Puskesmas mempunyai prosedur tetap pada upaya kesehatan


olahraga
3) Adanya kesiapan tenaga kesehatan untuk menyelenggarakan
program ini ke semua tingkat komunitas.
b. Kelemahan (Weakness)
1) Kurangnya SDM dalam menjalankan program ini
2) Dokter jarang memberikan materi pada saat penyuluhan.
3) Fasilitas masih minim.
c. Peluang (Opportunity)
1) Adanya instansi yang berperan serta dalam pemantapan
program upaya kesehatan olahraga
2) Adanya lulusan diploma dan S1 untuk pelatihan kesehatan
olahraga
d. Tantangan (Threat)
1) Luasnya wilayah kerja puskesmas poasia, sehingga
membutuhkan SDM yang lebih dalam menyukseskan program
ini.
B. ANALISA MASALAH DAN SOLUSI
Identifikasi penyebab masalah Kesehatan Jiwa dengan analisis
pendekatan sistem.

Tabel 21. Identifikasi Penyebab Kesehatan Jiwa

Komponen Kemungkinan Penyebab Masalah


MAN 1. Kurangnya sumber daya tenaga
kesehatan dan sarana pelaksana
program
2. Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan
jiwa sehingga tingginya stigma di
kalangan masyarakat dan tenaga
INPUT kesehatan
MONEY Tidak ada masalah
58

MATERIAL 1. Kurang optimalnya media


informasi tentang gangguan jiwa
berupa poster, banner atau
penyuluhan secara verbal.
2. Keterbatasan obat-obatan untuk
gangguan jiwa di puskesmas
sehingga memerlukan rujukan.
METODE 1. Kurang optimalnya survey untuk
mencari masyarakat dengan risiko
gangguan jiwa
2. Kurang optimalnya sosialisasi
kepada masyarakat tentang gejala
dini gangguan jiwa
3. Kurangnya koordinasi lintas
program terhadap pencarian
kasus gangguan jiwa di
masyarakat.
4. Kurangnya edukasi kepada
masyarakat jika terdapat kasus
gangguan jiwa pada anggota
keluarganya.
5. Kurangnya kerja sama dengan
rumah sakit jiwa tentang
penanganan lanjut pasien
gangguan jiwa

MARKETING Kurangnya penyuluhan ataupun


dalam bentuk poster publik yang
menarik dan mudah dipahami oleh
masyarakat tentang apa dan
bagaimana itu gangguan jiwa
LINGKUNGAN Masih terdapat stigma di masyarakat
59

terhadap pasien gangguan jiwa

P1 Tidak ada masalah


PROSES P2 Tidak ada masalah
P3 Tidak ada masalah

1. Analisa Penyebab Masalah


A. Kurang optimalnya sosialisasi kepada masyarakat tentang gejala
dini gangguan jiwa.
B. Kurangnya sumber daya pelaksana program.
C. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa.
D. Kurang optimalnya media informasi tentang gangguan jiwa berupa
poster ataupun banner.
E. Keterbatasan obat-obatan untuk gangguan jiwa di puskesmas.
F. Kurang optimalnya survey untuk mencari masyarakat dengan risiko
gangguan jiwa.
G. Masih terdapat stigma di masyarakat terhadap pasien gangguan
jiwa.
H. Kurangnya penyuluhan ataupun dalam bentuk poster publik yang
menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat tentang apa itu
gangguan jiwa.
I. Kurangnya koordinasi lintas program dan rumah sakit rujukan
terhadap pencarian kasus gangguan jiwa dan penanganan lanjutan
di masyarakat.
60

2. Tabel Paired Comparison


Tabel 22. Paired Comparison

A B C D E F G H I Total

A A C D A F A H A 4

B C D B B G H B 3

C D C F C H C 3

D D D D D D 5

E F G H I 0

F G H F 1

G H I 0

H H 1

I 0

Total 0 0 2 3 0 3 3 6 2
vertikal
Total 4 3 3 5 0 1 0 1 0
horizontal
Total 4 3 5 8 0 4 3 7 2 36

3. Tabel Kumulatif Dari Hasil Paired Comparison Untuk Penyelesaian


Masalah
Tabel 23. Tabel Kumulatif Dari Hasil Paired Comparison Untuk
Penyelesaian Masalah

D 8 8/36 X 100% 22,22% 22.22%


H 7 7/36 X 100% 19,44% 41.66%
61

C 5 2/36 X 100% 13,88% 55.54%

F 4 4/36 X 100% 11,12% 66.66%

A 4 4/36 X 100% 11,12% 77.78%

B 3 3/36 X 100% 8,33% 86.11%

G 3 3/36 X 100% 8,33% 94.44%

I 2 2/36 X 100% 5,56% 100%

E 0 0/36 X 100% 0% 0%

JUMLAH 36 100%

4. Penyebab Masalah yang Perlu Diselesaikan Berdasarkan Nilai


Kumulatif
Berdasarkan nilai kumulatif, untuk menyelesaikan suatu masalah
berupa rendahnya cakupan kesehatan jiwa, dengan menyelesaikan 6
penyebab yang belum mencapai 80%, diantaranya adalah :

1. Kurang optimalnya sosialisasi kepada masyarakat tentang gejala


dini gangguan jiwa.
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa.
3. Kurang optimalnya media informasi tentang gangguan jiwa berupa
poster ataupun banner.
4. Kurang optimalnya survey untuk mencari masyarakat dengan risiko
gangguan jiwa.
5. Kurangnya penyuluhan ataupun dalam bentuk poster publik yang
menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat tentang apa itu
gangguan jiwa.
Setelah ditentukan masalah yang menjadi prioritas, selanjutnya
dicari akar penyebab dari masalah tersebut. Metode yang dapat
dipergunakan dalam mencari akar penyebab masalah dalam laporan ini
adalah diagram sebab akibat dari Ishikawa (diagram tulang ikan/ fish
bone) dan metode pendekatan sistem (input, proses, lingkungan, dan
62

output). Pendekatan input meliputi 5M (Man, Money, Methode, Material,


Machine).

Dana
Manusia
stigma yang
menekan masih ada
empati yang
kurangnya
kepada mengangga
pengetahua Penyul
pasien p biaya
n mengenai uhan
gangguan perawatan
faktor risiko denga
dan gejala kejiwaan
n
akut
kurangnya
penyuluhan jarak yang media
transportasi aktif dan tidak inform
petugas sosialisasi terlokalisit atif,
dalam mengenai dari
gangguan survey
penjaringan petugas
kejiwaan dan
Metode Lingkungan
Sarana

Gambar 4. Fish Bone

5. Rencana Kegiatan
1. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi dengan menggunakan
poster dan banner yang menarik dan mudah di pahami oleh
masyarakat.
2. Kunjungan langsung ke masyarakat untuk survey mencari
masyarakat dengan risiko gangguan jiwa.
3. Pelatihan sumber daya pelaksana program untuk menambah
jumlah dan kualitas tenaga.
a. Kriteria Mutlak Dari Rencana Kegiatan
Berdasarkan alternatif pemecahan masalah di atas, maka
dibuat kriteria mutlak yaitu:
Tabel 24. Kriteria mutlak dapat atau tidaknya dilakukan
Kegiatan Input Output Ket
Man Money Material Meth Mark
A 1 1 1 1 1 1 Dapat dilakukan
B 1 1 1 1 1 1 Dapat dilakukan
C 1 1 1 1 1 1 Dapat dilakukan
63

6. Program yang Akan Dilaksanakan


Berdasarkan kriteria mutlak dan kriteria keinginan, maka 3 rencana
kegiatan di atas yang dapat dijadikan rencana kegiatan / Plan of Action
(POA), yaitu :

1. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi dengan menggunakan poster


dan banner yang menarik dan mudah di pahami oleh masyarakat.
2. Kunjungan langsung ke masyarakat untuk survey mencari masyarakat
dengan risiko gangguan jiwa.
3. Pelatihan sumber daya pelaksana program untuk menambah jumlah
dan kualitas tenaga

.
64

C. PLAN OF ACTION

Tabel 25. Plain Of Action (POA) masalah Kesehatan Jiwa di Puskesmas Poasia periode Januari-September 2018

No. Rencana Kegiatan Tujuan Sasaran Target Waktu Tempat Personil Biaya

1. Melakukan 1. Untuk Masyarakat di 100% dari Setiap bulan Kantor 5 orang Biaya konsumsi=
penyuluhan dan meningkatkan wilayah kerja total kelurahan petugas
sosialisasi dengan pengetahuan Puskesmas masyarakat Wilayah kerja kesehatan 12 x 5 x Rp. 25.000,-
menggunakan poster masyarakat Poasia (jumlah Puskesmas /orangx 2 orang=
dan banner yang tentang penduduk : Poasia Rp.7.500.000
menarik dan mudah gangguan 32.328 jiwa)
di pahami oleh jiwa. Biaya akomodasi=
masyarakat dan 2. Untuk
mengadakan reward meningkatkan 12 x 5 x Rp. 50.000,-
bagi masyarakat yang semangat /orang x 5
berhasil memahami masyarakat orang=Rp.15.000.000
hasil penyuluhan. dalam
pemahaman
hasil
penyuluhan
dengan
pemberian
reward.
3. Untuk
meningkatkan
rasa empati
masyarakat
terhadap
pasien dengan
gangguan jiwa
65

No. Rencana Kegiatan Tujuan Sasaran Target Waktu Tempat Personil Biaya

2. Kunjungan langsung 1. Untuk Masyarakat di 100% dari Setiap bulan Rumah warga 5 Petugas Biaya konsumsi=12 x
ke masyarakat untuk melengkapi wilayah kerja total Wilayah kerja puskes-mas 5 orang x 50.000 =
survey mencari informasi Puskesmas masyarakat Puskesmas Rp.3,000.000
masyarakat dengan mengenai Poasia (jumlah Poasia
risiko gangguan jiwa. masyarakat penduduk : Biaya transportasi =
yang memiliki 23.211 jiwa) 12 x 5 x Rp 25.000=
risiko Rp 1.500.000
gangguan jiwa
di wilayah
kerja
Puskesmas
Poasia.
2. Untuk
melengkapi
data mengenai
kuantitas
masyarakat
dengan risiko
gangguan
jiwa.
3. Deteksi dini
adanya
gangguan jiwa
di wilayah
kerja
puskesmas
poasia
66

No. Rencana Kegiatan Tujuan Sasaran Target Waktu Tempat Personil Biaya

3. Pelatihan sumber Untuk Petugas 100 % Setiap 6 Aula 5 orang Biaya konsumsi = 2 x
daya pelaksana meningkatan puskesmas bulan puskesmas 5 x Rp. 50.000= Rp
program untuk kualitas dan Poasia 500.000
menambah jumlah kuantitas bagi
dan kualitas tenaga pelaksana Biaya transportasi
program dokter pemateri :

2 X 1 X 200.000= Rp.
400.000
67

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil wawancara dan pengolahan data sekunder yang
ada di profil Puskesmas Poasia Periode Januari-Oktober 2018. Analisa
dilakukan pada semua program pengembangan Puskesmas Poasia dengan
menggunakan analisi SWOT. Dengan menggunakan analisis SWOT
(Strength, Weakness, Oppurtinties, Threats) akan terindentifikasi faktor
kekuatan dan kelemahan relatif terhadap pencapaian tujuan. Dengan
demikian dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:

1. Prioritas masalah pada 7 Program Upaya Pengembangan Puskesmas


Poasia Periode Januari-oktober 2018 adalah kesehatan jiwa.
2. Prioritas penyebab masalah pada adalah sebagai berikut:
a. Kurang optimalnya sosialisasi kepada masyarakat tentang gejala
dini gangguan jiwa.
b. Kurangnya sumber daya pelaksana program.
c. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa.
d. Kurang optimalnya media informasi tentang gangguan jiwa berupa
poster ataupun banner.
e. Keterbatasan obat-obatan untuk gangguan jiwa di puskesmas.
f. Kurang optimalnya survey untuk mencari masyarakat dengan risiko
gangguan jiwa.
g. Masih terdapat stigma di masyarakat terhadap pasien gangguan
jiwa.
h. Kurangnya penyuluhan ataupun dalam bentuk poster publik yang
menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat tentang apa itu
gangguan jiwa.
i. Kurangnya koordinasi lintas program dan rumah sakit rujukan
terhadap pencarian kasus gangguan jiwa dan penanganan lanjutan
di masyarakat.
68

3. Adapun alternatif pemecahan masalah kesehatan jiwa adalah sebagai


berikut:
a. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi dengan menggunakan poster
dan banner yang menarik dan mudah di pahami oleh masyarakat.
b. Kunjungan langsung ke masyarakat untuk survey mencari
masyarakat dengan risiko gangguan jiwa.
c. Pelatihan sumber daya pelaksana program untuk menambah jumlah
dan kualitas tenaga.
B. Saran
Berdasarkan masalah kesehatan yang terdapat di Puskesmas Poasia
maka sebaiknya meningkatkan Peran Lintas Program dan Sektor dalam
menunjang kegiatan Puskesmas serta meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan petugas melalui pelatihan berkala sehingga plan of action
dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
69

DAFTAR PUSTAKA

1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
2. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Manajemen Kesehatan.
3. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan.
2016. Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Pelayanan Kesehatan
Tradisional Tahun 2015-2019.
4. Kementerian Kesehatan RI. 2015. Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2015-2019.
5. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2014 Tentang
Penanggulangan Penyakit Menular.
6. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2016 Tentang
Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia Tahun 2016-2019.
7. Menkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokas
iKhusus BidangKesehatan, Serta Sarana Dan Prasarana Penunjang
Subbidang Sarpras Kesehatan Tahun Anggaran.
8. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia
9. Puskesmas Poasia. 2017. Profil Puskesmas Poasia Periode 2017.
10. Puskesmas Poasia. 2018. Profil Puskesmas Poasia Periode 2018
70

LAMPIRAN

Grafik 33. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Program UKS


Januari – September 2018
Grafik Capaian UKS
10
9
9
8
7
6
6
5
Capaian
4
3 3
3
2
1
1
0
Anduonohu Rahandouna Matabubu Anggoeya Wundumbatu

Grafik 34. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Program Perkesmas


Periode Januari – September 2018
4500

4000 3890

3456
3500

3000
2565
2500

2000 1787 Series 1


1560
1500

1000

500

0
Anduonohu Wundumbatu Anggoeya Rahandouna Matabubu
71

Grafik 35 Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Program Jiwa


Periode Januari – September 2018

Cakupan
100 95
90
80
70 67
64
60 52
50
Cakupan
40
30
20
20
10
0
Anduonohu Rahandouna Matabubu Anggoeya Wundubatu

Grafik 36 Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Program Mata


Periode Januari – September 2018

Cakupan
100
90 87

80
70 65
58
60
48
50
40 Cakupan
40
30
20
10
0
Anduonohu Rahandouna Matabubu Anggoeya Wundubatu
72

Grafik 37 Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Program Usia Lanjut


Periode Januari – September 2018

Cakupan
900 852

800

700

600

500
412
400 Cakupan

300 228
200 158

100 40
0
Anduonohu Rahandouna Matabubu Anggoeya Wundubatu

Grafik 38 Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Program Upaya


Kesehatan Kerja Periode Januari – September 2018

Cakupan
120

98
100 94

80 75
68

60 56
Cakupan

40

20

0
Anduonohu Rahandouna Matabubu Anggoeya Wundubatu
73

Grafik 39 Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Program Kesehatan


Olahraga Periode Januari – September 2018

Cakupan
450
412
400

350

300

250
205 198
200 185 Cakupan

150
92
100

50

0
Anduonohu Rahandouna Matabubu Anggoeya Wundubatu
74

Dokumentasi Kegiatan

Gambar 5. Pelatihan UKS. 10/09/2018, 12/09/2018, 13/09/2018, 15/09/2018,


16/09/2018,

Gambar 6. Pemeriksaan Kesehatan meliputi Pemeriksaan Mata, Hdung,


Telinga, Mulut dan Gigi, Buta Warna, Test Snellen Chart, Pengukuran BB dan
TB, dan Pemeriksaan Kuku. 10/09/2018, 12/09/2018, 13/09/2018, 15/09/2018,
16/09/2018.

Gambar 7. Kegiatan Home Care dirumah pasien Hipertensi dan Pasien DM.
Tanggal 14/09/2018
75

Gambar 8. Kegiatan Kerja Bakti yang rutin diadakan setiap hari Jum’at.
14/09/2018 ,21/09/2018, 28/09/2018, 5/10/2018

Gambar 9. Kegiatan Senam Pagi yan diadakan setiap Hari Sabtu. 6/10/2018
76

Gambar 10. Kegiatan Mini Lokakarya Tribulan. 10/10/2018

Gambar 11. Kegiatan Posyandu. 24/09/2018 dan 06/10/2018


77

Gambar 12. Kegiatan Penyuluhan mengenai TB paru, Hipertensi dan


DM.19/09/2018 dan 06/09/2018

Gambar 13. Penyuluhan dan Pembagian Obat Cacing di SDN 03 Poasia.


08/10/2018
78

Gambar 14. Imunisasi MR di MI Mujahidin. 01/10/2018

Gambar 15. Kegiatan Posbindu di kelurahan Matabubu. Pemeriksaan berkala


ibu hamil. 11/10/2018
79

Gambar 16. Penyuluhan pada Kelas Ibu hamil di Kelurahan Matabubu.


11/10/2018

Gambar 17. Kegiatan Puskesmas Keliling di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia.


12/09/2018, 13/09/2018, 14/09/2018, 17/09/2018, 22/09/2018, 05/10/2018,
12/10/2018

Anda mungkin juga menyukai