Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HIPOSENTER DAN EPISENTER

OLEH :

NAMA : MUTMAINNA

NIM : R1A117017

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS ILMU TEKNOLOGI DAN KEBUMIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gempa memancarkan energi seismik berupa gelombang tubuh dan gelombang

permukaan, dimana getaran gempa yang terasa dan terekam di sebabkan oleh

magnitudo dan jarak antara pusat gempa dan stasiun. Seismogram adalah alat hasil

rekaman getaran yang menjalar di permukaan bumi. Titik sumber gempa tersebut

disebut hiposenter dan proyeksinya terhadap permukaan bumi disebut episenter.

Ada berbagai cara untuk menentukan posisi hiposenter dan episenter, diantaranya

metoda lingkaran, metode lokus, metode wadati, metode stereometri, dan metode

bola. Pada praktikum kali ini digunakan metode lingkaran. Seismograf merupakan

alat yang digunakan dalam penguykuran gelombang, hasil dari perekaman

gelombang tersebut yakni seismogram, pada suatu gempa yang terjadi pada suatu

titik, maka kita harus mengetahui potensi-potensi apa saja yang akan terjadi, maka

dari itu kita harus mengetahui titik pusat gempa bawah permukaan atau hiposenter,

serta pusat gempa yang berada diatas permukaan atau episenter, serta kedalaman

dari suatu gempa tersebut, untuk selanjutnya agar dapat ditindaklanjuti oleh instansi

terkait untuk penanganan pasca gempa tersebut.


B.TUJUAN

a. Bisa menentukan episenter dan hiposenter gempa bumi dengan metode

dasar yang sederhana.

b. Dapat menentukan episenter dan hiposenter gempa bumi dengan metode

bola.

B. RUMUSAN MASALAH

a. Apa yang dimaksud dengan hiposenter dan episenter

b. Bagaimana cara menentukan hiposenter

c. Bagaimana cara menentukan episenter

C. MANFAAT

Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa untuk mengetahui cara menentukan

hiposenter dan episenter pada suatu gempa bunyi


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HIPOSENTER DAN EPISENTER

Hiposentrum adalah pusat gempa atau dapat dikatakan sebagai titik pusat

gempa. Sedangkan episentrum adalah gempa yang terjadi di permukaan bumi.

Episentrum dapat dikatakan sebagai gelombang hasil dari rambatan dari

hiposentrum. Saat hiposentrum menghasilkan satu titik gempa, gempa itu memiliki

gelombang yang membentuk melingkar. Gelombang tersebut semakin lama akan

meleber dan menghilang. Episentrum adalah gelombang, hasil dari titik

hiposentrum. Hal ini dapat diumpamakan pada air yang tenang. Saat air tenang,

mendapatkan tekanan pada satu titik, maka timbul gelombang yang melebar dan

semakin jauh dari pusat atau titik tekanan, gelombang tersebut akan semakin

melebar, dan kemudia menghilang.

Episentrum bertugas membawa sisa gelombang dan menyebarkannya. Dapat

dikatakan, episentrum adalah medium yang bertugas meneruskan getaran ke

permukaan bumi. episentrum adalah hasil dari hiposentrum. Untuk mengukur letak

episentru, diperlukan sebuah metode. Metode tersebut adalah metose LASKA.

Metode LASKA adalah metode yang menghitung selisih datangnya gelombang

primer dan sekunder saat terjadinya gempa. Gempa bumi sendiri, dibedakan

menjadi dua, berdasarkan episentrumnya. Yaitu gelombang primer dan gelombang

sekunder
Hiposenter adalah titik awal terjadinya gempa bumi dimana focus (bagian dalam

bumi) dan Episenter adalah proyeksi dari hiposenter ke permukaan bumi. Hubungan

yang lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

S  E

D h

Keterangan:

S: stasiun

E: Episentrum

F: hiposentrum

D: jarak hiposentral

h: kedalaman gempa

: jarak episentral
B. MENENTUKAN HIPOSENTER DAN EPISENTER

Ketika kita hendak menentukan hiposenter dan episenter dapat digunakan

beberapa metode yang cukup sederhana yaitu metode lingkaran, untuk kasus dua atau

tiga stasiun dan metode bola. Kedua metode ini didasarkan asumsi bahwa gelombang

seismik merambat pada lapisan homogen isotropik sehingga dianggap kecepatan

gelombang dalam perambatannya.

A. Metode Lingkaran

Menggunakan selisih waktu tiba gelom-bang P dan gelombang S yang terekam

pada masing-masing stasiun gempa. Metode ini merupakan metode yang paling

sederhana.

- Penentuan Hiposenter

1. Metode Lokus (DL)

Data-data yang diperlukan:

VP : Kecepatan rambat gelombang P

VS : Kecepatan rambat gelombang S

tP : Waktu tiba gelombang P

tS : Waktu tiba gelombang S

𝐷 = 𝑉𝑃 . 𝑡𝑃 → 𝑡𝑃 = 𝐷⁄𝑉
𝑃

𝐷 = 𝑉𝑆 . 𝑡𝑆 → 𝑡𝑆 = 𝐷⁄𝑉
𝑆

Karena tS > tP, maka:

𝐷(𝑉𝑃 − 𝑉𝑆 )
𝑡𝑆 − 𝑡𝑃 =
𝑉𝑃 𝑉𝑆
𝑉𝑃 𝑉𝑆
𝐷𝐿 = 𝐷 = (𝑡 − 𝑡𝑃 ) = 𝐾(𝑡𝑆 − 𝑡𝑃 )
(𝑉𝑃 − 𝑉𝑆 ) 𝑆

K adalah konstanta Omori.

Penentuan Konstanta Omori:

𝑎𝑖,1 𝐾 2 + 𝑎𝑖,2 𝑋 + 𝑎𝑖,3 𝑌 = 𝑅𝑖

Dimana:

𝑆𝑃 = 𝑡𝑆 − 𝑡𝑃

𝑎𝑖,1 = 𝑆𝑃𝑖 2 − (𝑆𝑃𝑖+1 )2

𝑎𝑖,2 = 2(𝑋𝑖 − 𝑋𝑖+1 )

𝑎𝑙,3 = (𝑋𝑖 2 + 𝑌𝑖 2 ) − ( 𝑋𝑖+1 2 + 𝑌𝑖+1 2 )

(X,Y) = koordinat focus gempa

(Xi,Yi) = koordinat stasiun ke-i

K = konstanta Omori

2. Metode Wadati (DW)

Data yang diperlukan adalah tP, tS – tP. Diagram didapatkan dengan menge-

plotkan K(tS – tP) sebagai absis dan tP sebagai ordinat. Data dari n stasiun akan

memberikan garis optimasi l yang dicari dengan metode least square.

1
𝑡𝑃 = 𝐾(𝑡𝑆 − 𝑡𝑃 ) + 𝑡0
𝑉𝑃

atau

𝑙
𝑡0 = 𝑡𝑃 − (𝑡𝑆 − 𝑡𝑃 )
(𝑉𝑃 ⁄𝑉𝑆 ) − 𝑙
Perpotongan antara garis l dengan sumbu ordinat akan memberikan origin time

(t0). Origin time adalah waktu terjadinya gempa di focus. Slope garis tersebut

adalah 1/VP.

Sehingga DW dapat dicari dengan rumus:

𝐷𝑊 = (𝑡𝑃 − 𝑡0 )𝑉𝑃

- Penentuan Episenter

1. Metode Lingkaran (kasus dua stasiun)

S1 S2
D1 E D2

Kasus dua stasiun

2. Metode Lingkaran (kasus tiga stasiun)


D1
S1

S2
S3 D2
D3

Kasus tiga stasiun

- Penentuan Kedalaman

1. Metoda Ques Vain

ℎ2 = 𝐷2 − 𝛥2

Substitusikan persamaan diperoleh:


1⁄
𝑉𝑆 (𝑡𝑆 − 𝑡𝑃 ) 2
ℎ = [( − 𝛥2 )]
1(𝑉𝑆 ⁄𝑉𝑃 )

atau dengan memakai hubungan:

𝛥 = 𝐷 cos 𝛼

𝛥
cos 𝛼 =
𝐷


tan 𝛼 =
𝐷

ℎ = 𝛥 tan 𝛼

α adalah arah sudut datang gempa.

2. Metode Stereometri
A
A’

S1
S3
O

h E
B
S2
B’

Metode Stereometri

B. Metode Bola

Pada metode lingkaran ruang hiposenter merupakan irisan tiga bola yang

berpusat pada stasiun, sedangkan posisis episenter merupakan proyeksi hiposenter ke

per-mukaan bumi, metode bola memperbaiki metode lingkaran. Untuk menentukan

jari-jari bola sebagai jarak hiposenter, metode bola memerlukan data waktu tiba

gelombang P dan gelombang S. Jarak hi-posenter dapat dicari dengan hubungan:

𝑟 = 𝑉𝑃 𝑡𝑃 = 𝑉𝑆 𝑡𝑆

Apabila posisi stasiun-stasiun pengamat adalah (X1,Y1,Z1), (X2,Y2,Z2), dan

(X3,Y3,Z3) sedangkan jari-jari bola adalah r1, r2, r3 maka berlaku tiga persamaan

berikut:

(𝑋 − 𝑋1 )2 + (𝑌 − 𝑌1 )2 + (𝑍 − 𝑍1 )2 = 𝑟1 2

(𝑋 − 𝑋2 )2 + (𝑌 − 𝑌2 )2 + (𝑍 − 𝑍2 )2 = 𝑟2 2

(𝑋 − 𝑋3 )2 + (𝑌 − 𝑌3 )2 + (𝑍 − 𝑍3 )2 = 𝑟3 2

Dari ketiga persamaan tersebut dapat di-peroleh harga X, Y, dan Z yang dapat

me-menuhi ketiganya. Titik (X, Y, Z) merupa-kan titik hiposenter sedangkan titik (X,

Y) adalah titik episenter di permukaan bumi.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Dengan mengetahui selisih waktu tiba gelombang P dan gelombang S

yang terekam pada masing-masing stasiun gempa (Arrival time) maka

kita dapat menentukan Hiposenter dan Episenter gempa dengan metode

lingkaran maupun metode bola.

b. Metode lingkaran digunakan untk menentukan titik episenter dan

hiposenter dalam penggambaran 2 D.


B. Saran

Mahasiswa hendaknya lebih mengerti tentang apa itu hiposenter dan episenter

dengan mengetahui bagaimana cara menentukannya.

DAFTAR PUSTAKA

Afnimar.2009.Seismologi.Bandung: Penerbit ITB.

Petunjuk Pelaksanaan Praktikum Seismologi 2014.

Rohadi, Supriyanto. 2009. Studi Seismotektonik Sebagai Indikator Potensi Gempa

Bumi di Wilayah Indonesia. Jurnal Meteorologi dan Geofisika. Vol 10 No. 2: 108-

117.

Anda mungkin juga menyukai