PENENTUAN HIPOSENTER
Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu menentukan lokasi gempa dengan menggunakan diagram wadati untuk
kasus tiga lingkaran.
2. Mahasiswa dapat menentukan lokasi titik hiposenter dengan menggunakan metode grafis dan
metode kalkulasi.
3. Mahasiswa dapat menentukan lokasi hiposenter dengan menggunakan Metode Geiger.
4. Mahasiswa dapat mengetahui parameter-parameter yang menyebabkan suatu gempa dapat
terjadi.
Dasar Teori
Parameter fundamental dari sebuah gempabumi adalah hiposenter (longitude, latitude, dan
kedalaman) dan origin time. Pada kasus penentuan hiposenter, penentuan lokasi hiposenter dan
origin time dilakukan secara bersamaan. Hiposenter direpresentasikan dengan koordinat Cartesian
(x,y,z). Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam penentuan Hiposenter. Metode-metode
tersebut diklasifikasikan menjadi metode grafis dan metode kalkulasi.
1. Metode Grafis
Jarak hiposenter diperoleh dari diagram Wadati. Begitu juga dengan origin time yang sudah
diperoleh terlebih dahulu dari diagram Wadati.
1. Untuk kasus tiga stasiun
Untuk kasus tiga stasiun, kita dapat menggunakan metode grafis lingkaran untuk menentukan
posisi hiposenter
Gambar 1. 1 Metode grafis lingkaran menggunakan stasiun A, B, C.
Jika dari ketiga stasiun kita dapat memperoleh informasi Ts-Tp , maka jarak hiposenter dapat
dicari dengan persamaan
𝐷 = 𝑘 ∗ 𝑇𝑠𝑝
dengan
𝑉𝑝
𝑘=
𝑉𝑝
𝑉𝑠 − 1
𝑘 adalah koefisien Oomori dan 𝑇𝑠𝑝 adalah selisih Ts-Tp. Metode ini sangat berguna jika absolut
travel time tidak diketahui.
Jika dari tiga stasiun hanya memberikan informasi waktu tiba gelombang P (Tp), maka
𝐷 = 𝑉𝑝 ∗ 𝑇𝑝𝑜
Dimana 𝑉𝑝 adalah kecepatan gelombang P dan 𝑇𝑝𝑜 adalah waktu tempuh gelombang P. 𝑇𝑝𝑜 = 𝑇𝑝
− 𝑇𝑜. 𝑇𝑜 adalah origin time yang dapat diestimasikan melalui diagram Wadati.
2. Metode Kalkulasi
Jika origin time diketahui, hiposenter dapat dihitung dengan menggunakan waktu tiba gelombang
P pada 3 stasiun dengan mengansumsikan medium homogen.
Gambar 1. 3 Skema cross-section raypath dari hiposenter ke stasiun pada medium homogen
Jarak hiposenter ke stasiun direpresentasikan oleh Vp, To, (x,y,z), (xi, yi, zi) dan ti dalam persamaan
𝐷𝑖 2 = (𝑥𝑖 − 𝑥)2 + (𝑦𝑖 − 𝑦)2 + (𝑧𝑖 − 𝑧)2 = 𝑉𝑝2 (𝑡𝑖 − 𝑇𝑜2 )2 (𝑖 = 1, 2, 3)
Persamaan di atas bukanlah persamaan linear. Untuk menyederhanakan persamaan di atas, kita
dapat memodifikasi persamaan tersebut menjadi linear. Diasumsikan lokasi hiposenter adalah (x0,
y0, z0) dan x = x0 + dx, y = y0 + dy, dan z = z0 + dz. Persamaan di atas dapat ditulis ulang menjadi
𝐷𝑖 2 = (𝑥𝑖 − 𝑥0 − 𝑑𝑥)2 + (𝑦𝑖 − 𝑦0 − 𝑑𝑦)2 + (𝑧𝑖 − 𝑧0 − 𝑑𝑧)2 = 𝑉𝑝2 (𝑡𝑖 − 𝑇0 )2
dengan i=1, 2, 3.
Jika dx2, dy2, dan dz2 diabaikan, maka persamaan di atas menjadi persamaan linear seperti berikut
2(𝑥 − 𝑥0) 𝑑𝑥 + 2 (𝑦𝑖 − 𝑦0) 𝑑𝑦 + 2 (𝑧𝑖 − 𝑧0)𝑑𝑧 = (𝑥𝑖 − 𝑥0)2 + (𝑦𝑖 − 𝑦0)2 + (𝑧𝑖 − 𝑧0)2 − 𝑉𝑝2 (𝑡𝑖 − 𝑇𝑜)2
dengan i =1,2,3.
Persamaan di atas dapat ditulis ulang dalam bentuk matriks AX=B, dimana
2(𝑥1 − 𝑥0 ) 2(𝑦1 − 𝑦0 ) 2(𝑧1 − 𝑧0 ) 𝑑𝑥
𝐴 = [2(𝑥2 − 𝑥0 ) 2(𝑦2 − 𝑦0 ) 2(𝑧2 − 𝑧0 )] , 𝑥 = [𝑑𝑦 ],
2(𝑥3 − 𝑥0 ) 2(𝑦3 − 𝑦0 ) 2(𝑧3 − 𝑧0 ) 𝑑𝑧
Solusi dari persamaan di atas adalah X=A-1B atau X=(A’ A)-1 A’B, dimana A’ dan (A’ A)-1 adalah
transpose dan inverse matriks dari A dan A’ A. Nilai dx, dy, dan dz yang didapatkan akan
memperbaharui nilai x,y, dan z, dan kita bisa mengulang proses penghitungan kembali sehingga
(dx, dy, dan dz) mendekati nol.
Praktikum di kelas
1. Hitunglah posisi hiposenter dengan menggunakan data dari tabel berikut, jika diasumsikan
Vp= 6 km/s, dan gunakan posisi (2.5, 6.9, 10) sebagai nilai hiposenter awal (x0, y0, dan z0),
jika diketahui nilai origin time To= 22 s.
2.2 Medium Heterogen
Pada medium heterogen, kita dapat menggunakan metode Geiger. Medium diasumsikan
berlapis secara horizonatal, dan waktu teoritis diestimasikan sebagai fungsi dari episenter dan
hiposenter.
Kita misalkan (x,y,z), To, (x0, y0, z0) dan To0 adalah hiposenter dan origin time sebenarnya, dan
hiposenter dan origin time trial. Koreksi pada hiposenter trial adalah dx = x - x0, dy = y - y0, dz =
z - z0, dan dTo = To - To0. Karena waktu tempuh teoritis dapat dihitung, maka kita dapat
menghitung travel time residual = waktu tempuh teramati (O) – waktu tempuh teoritis (C) dengan
persamaan berikut
𝜕𝑡𝑖 𝜕𝑡𝑖 𝜕𝑡𝑖
(0 − 𝐶)𝑖 = (𝑡𝑖 − 𝑇0 ) − 𝑇𝑖 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦 + 𝑑𝑧 + 𝑑𝑇𝑜
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
dimana 𝑡𝑖 dan 𝑇𝑖 adalah waktu tiba teramati dan waktu tiba teoritis, i merepresentasikan stasiun ke
𝜕𝑡𝑖 𝜕𝑡𝑖 𝜕𝑡𝑖
i (i=1,2,3,…). Karena koefisien , , dan dapat dihitung dari tabel waktu tempuh, maka
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
Hiposenter dan origin time yang baru adalah x0 + dx, y0 + dy, z0 + dz, To0 + dTo. Dengan
menggunakan nilai hiposenter dan origin time yang baru, perhitungan dapat diulangi sehingga nilai
dx,dy,dz, dan dTo mendekati nol.
Model dimisalkan dalam 2D, hiposenter dan stasiun berada pada bidang X-Z. Origin time didapat
dari diagram Wadati. Penyelesaian persamaan dalam dua dimensi menjadi
𝜕𝑡𝑖 𝜕𝑡𝑖
(𝑂 − 𝐶 )𝑖 = (𝑡𝑖 − 𝑇𝑜 ) − 𝑇𝑖 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑧
𝜕𝑥 𝜕𝑧
Diasumsikan
Vp = 6,0 km/s
To = 12,0 s (dari diagram Wadati)
x1 = 0,0 km
z1 = 0,0 km
x2 = 15 km
z2 = 0,0 km
t1 = 13,41 s (dari picking)
t2 = 14,31 s (dari picking)
Waktu tempuh teoritis pada dua stasiun didapat
√(𝑥𝑖 − 𝑥𝑜 )2 + (𝑧𝑖 − 𝑧𝑜 )2
𝑇𝑖 =
𝑉𝑝
Koefisien (turunan parsial dari waktu tempuh terhadap x dan z) adalah
dimana i = 1 dan 2.
Iterasi 1
Gelombang seismik sampai di stasiun 1 lebih dulu, sehingga dapat diasumsikan hiposenter awal
x0 = x1 = 0 km, z0 = 10 km. Sehingga
√02 + 102
𝑇1 = = 1,67 𝑠
6
√152 + 102
𝑇2 = = 3,0 𝑠
6
Nilai T residual menjadi
𝜕𝑡𝑖 𝜕𝑡𝑖
(0 − 𝐶)1 = (13,41 − 12) − 1,67 = −0,26 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑧
𝜕𝑥 𝜕𝑧
𝜕𝑡𝑖 𝜕𝑡𝑖
(0 − 𝐶)2 = (14,31 − 12) − 3 = −0,87 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑧
𝜕𝑥 𝜕𝑧
𝜕𝑡𝑖
= 0,0083 𝑠/𝑘𝑚
𝜕𝑥
𝜕𝑡𝑖
= 0,17𝑠/𝑘𝑚
𝜕𝑥
𝜕𝑡𝑖
= −0.14𝑠/𝑘𝑚
𝜕𝑥
𝜕𝑡𝑖
= 0,096𝑠/𝑘𝑚
𝜕𝑥
𝜕𝑡𝑖 𝜕𝑡𝑖
−0,26 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑧 menjadi −0,26 = 0,0083 𝑑𝑥 + 0,17 𝑑𝑧
𝜕𝑥 𝜕𝑧
𝜕𝑡𝑖 𝜕𝑡𝑖
−0,87 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑧 menjadi −0,87 = −0,14 𝑑𝑥 + 0,096 𝑑𝑧
𝜕𝑥 𝜕𝑧
Untuk menghitung waktu tempuh residual maka perlu dihitung ulang waktu tempuh teoritis.
√ 52 + 8,232
𝑇1 = = 1,6 𝑠
6
√ 102 + 8,232
𝑇2 = = 2,16 𝑠
6
(𝑂 − 𝐶 )1 = 1,41 − 1,66 = −0,19
(𝑂 − 𝐶 )2 = 1,23 − 2,16 = −0,03
(O-C) pada iterasi pertama lebih kecil daripada O-C awal, tetapi tidak sama dengan nol. Sehingga
perlu dilakukan perhitungan untuk iterasi selanjutnya
Langkah Pengerjaan
Tugas