Jurnal Annisa Aulia Rabbani 0911031030 PDF
Jurnal Annisa Aulia Rabbani 0911031030 PDF
This research investigated the effect of the environmental performance toward the
environmental disclosure of the firms. The measurement of environmental
performance was proxied by rating of PROPER (Program for Pollution Control,
Evaluation, and Ratting), while the environmental disclosure was proxied by IER
index (Indonesian Environmental Reporting Index). The Control variabels for this
study were firm size (ln of total assets) and industry type.
The sample for this research consists of 24 corporations that have fulfilled sample
criteria in 2009 until 2012. The data on this research were tested by multiple linear
regression. The result of this research showed that the environmental performance
had significantly positive effect toward the environmental disclosure.
sebuah istilah yang biasa digunakan oleh suatu instansi atau organisasi untuk
Laurenco (2001) pengungkapan sosial dan lingkungan merupakan hal yang paling
masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik
menemukan hubungan positif dan signifikan antara kinerja lingkungan yang baik
dan pengungkapan informasi lingkungan yang lebih luas, begitu pula dengan
melalui PROPER tidak memberikan pengaruh kepada CSR disclosure. Hal ini
yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan pada tahun tersebut
tidak ada regulasi untuk pelaporan lingkungan, pelaporan yang lebih luas akan
lain yang berkaitan dengan pengungkapan lingkungan seperti ukuran dan tipe
Untuk itu penulis tertarik untuk mengambil judul: “Analisis Pengaruh Kinerja
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris mengenai
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak berikut:
1. Bagi Akademisi
2. Bagi Praktisi
Legitimasi adalah generalisasi persepsi atau asumsi bahwa kegiatan suatu entitas
memang diinginkan, pantas, atau sesuai dengan suatu sistem yang dibangun
secara sosial mengenai norma, nilai, kepercayaan, dan definisi (Schuman, 1995
dalam Tilling, 2004). Teori legitimasi berkisar pada konsep kontrak sosial.
masyarakat atas tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan (Guthrie et al., 1989
Perusahaan merupakan bagian dari suatu sistem sosial masyarakat, untuk itu
diterima dalam sistem sosial yang lebih besar. Ketika terdapat perbedaan aktual
atau potensial antara sistem nilai perusahaan dan masyarakat maka akan ada
menjadi sorotan dalam legitimasi suatu institusi (Damaso dan Laurenco, 2001).
1985 dalam Elijido, 2004). Hal ini didukung oleh pernyataan Freeman (1998)
bahwa jika bisnis ingin sukses maka perusahaan harus menciptakan nilai bagi
yang biasa disebut dengan stakeholder. Teori dari Freeman (1998) tersebut,
menentang teori Friedman (1970) dalam Ferrero et al. (2012) yang menyatakan
masalah sosial dan lingkungan bukan berarti tujuan utama dari bisnis berubah
menjadi kegiatan sosial saja. Tujuan utama dari bisnis tetaplah profit, namun
bisnis harus dilakukan dengan benar dan tetap memperhatikan kepentingan pihak-
pihak lain yang terkait dengan bisnis. Teori stakeholder menuntut keikutsertaan
Masyarakat adalah pusat dari bisnis yang kepentingan nya harus diperhatikan agar
tidak terjadi konflik antara perusahaan dan stakeholder (Freeman, 1998). Salah
satu cara untuk membangun hubungan baik dengan stakeholder adalah dengan
social cost bagi stakeholder. Untuk itu perusahaan juga harus memperhatikan
pengungkapan lingkungan adalah suatu istilah yang sering digunakan oleh suatu
No.1 revisi 2009 paragraf 12 yang menyatakan “Entitas dapat pula menyajikan,
terpisah dari laporan keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan
nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor
lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap
Konsep triple bottom line yang diungkapkan oleh Elkington (2004) menjelaskan
bahwa CSR perusahaan memiliki tiga elemen penting yaitu profit, people dan
planet. Kinerja Lingkungan yang baik merupakan salah satu bentuk kepedulian
pada tahun 2002 (Sarumpaet, 2008). Hal ini menyebabkan peneliti memilih
- Proper warna Biru diberikan pada perusahaan yang telah melakukan upaya
Karakteristik Perusahaan
a. Ukuran Perusahaan
sebagai suatu skala yang bisa diklasifikasikan menjadi besar atau kecil dengan
perusahaan besar karena perusahaan kecil menanggung biaya yang lebih besar
Oleh karena itu perusahaan dengan ukuran yang lebih besar cenderung
b. Tipe Industri
Tipe industri dibedakan menjadi dua yaitu, high profile dan low profile.
Perusahaan high profile adalah perusahaan yang memiliki dampak besar terhadap
lingkungan, sedangkan perusahaan low profile dampak yang ditimbulkan terhadap
lingkungan tidak terlalu besar (Sari, 2012). Industri high profile lebih banyak
yang dilakukan industri high profile lebih banyak karena aktivitasnya dibatasi
hukum (Indriastuti, 2012). Selain itu perusahaan juga akan berusaha untuk
menguntungkan.
pengungkapan lingkungan.
Lim dan Wilmshurst (2010) berpendapat bahwa karena kebutuhan untuk
menunjukkan bahwa perusahaan beroperasi dalam cara yang dapat diterima secara
sosial seperti pada teori legitimasi maka, diharapkan perusahaan terlibat dalam
secara sukarela (Clarckson et al. 2006). Oleh karena itu, penelitian ini
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan peserta PROPER yang telah
terdaftar di BEI dari 2009 hingga tahun 2012. Sampel dalam penelitian ini
Pengamatan dilakukan pada empat tahun yang dipilih sebagai tahun penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
yang didapat dari website Bursa Efek Indonesia serta pengumuman peringkat
IER yang dikembangkan oleh Suhardjanto et al. (2008) yang dimuat dalam
terhadap indeks ini dilakukan melalui survei dengan responden yang terdiri dari
kinerja lingkungan seperti penelitian dari Suratno et al. (2007). Sebuah evaluasi
meningkat lebih signifikan satu tahun setelah pelaksanaan program pada tahun
a. Ukuran Perusahaan
aset, jumlah pekerja, atau jumlah penjualan perusahaan. Mengacu pada penelitian
Machfoedz (1994) dalam Suwito (2005) serta Sari (2012), ukuran perusahaan
dalam penelitian ini diukur dengan logaritma natural dari total aset. Tujuannya
agar perbedaaan antara perusahaan besar dan kecil tidak terlalu signifikan
sehingga data aset dapat terdistribusi normal. Purwanto (2011) berpendapat bahwa
pengukuran dengan total aset tidak terpengaruh oleh pasar sehingga dapat
b. Tipe Industri
Tipe Industri dalam penelitian ini dibedakan menjadi high profile dan low profile.
Yang termasuk dalam industri high profile yaitu industri minyak, pertambangan,
kimia, hutan, kertas, otomotif, pertanian, tembakau dan rokok, makanan dan
minuman, transportasi, dan pariwisata. Industri low profile sendiri terdiri dari
industri bangunan, retailer, tekstil, produk personal dan produk alat rumah tangga.
Klasifikasi tipe industri ini mengacu pada penelitian Sembiring (2005) serta
Hackston dan Milne (1996) dalam Indriastuti ( 2012). Perusahaan low profil akan
diberi nilai 0 dan perusahaan high profil akan diberi nilai 1, pengukuran ini
mengacu pada penelitian Sari (2012), Sembiring (2005), dan Suhardjanto (2011).
informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis.
Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai
dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang
Uji asumsi klasik digunakan untuk menentukan ketepatan model regresi yang
digunakan dalam suatu penelitian (Ghozali, 2006:93) , uji asumsi klasik dalam
penelitian ini terdiri dari 4 jenis uji yaitu Uji Normalitas, Uji multikolinearitas,
Keterangan :
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah peringkat kinerja lingkungan
aset untuk mengukur size. Data diperoleh dari website BEI dan Kementerian
komputer melalui program Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.0.
Berikut ini adalah ringkasan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan:
Dari hasil pengujian hipotesis, penelitian ini dapat menerima Ha1 yang
pengungkapan lingkungan.
4.3 Pembahasan
Pengungkapan Lingkungan.
disimpulkan bahwa semakin baik kinerja lingkungan suatu perusahaan maka akan
yang baik melalui pengungkapan lingkungan. Hal ini tidak sejalan dengan
sukarela. Peringkat kinerja lingkungan yang tinggi dari suatu perusahaan akan
Hasil pengujian ini juga diperkuat oleh teori legitimasi yang menyarankan
merupakan hal yang paling menjadi sorotan dalam legitimasi suatu institusi
sehingga perusahaan dituntut untuk memiliki kinerja lingkungan yang baik serta
pengungkapan yang baik pula (Damaso et al. 2001). Sesuai dengan teori
berpengaruh positif terhadap pengungkapan lingkungan yang arti nya Ha1 dalam
tidak sejalan dengan Suhardjanto et al. (2011) yang tidak menemukan hubungan
positif dan signifikan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan CSR, akan
tetapi hasil ini sejalan dengan sembiring (2005) yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan. Perusahaan besar memiliki biaya politis yang lebih besar dibanding
perusahaan kecil karena perusahaan besar lebih mendapat sorotan dibanding perusahaan
biaya politis sebagai wujud tanggung jawab perusahaan sehingga perusahaan besar akan
selain itu menurut Wolk et al. (2004:302) perusahaan dengan size kecil (small firm) akan
terkena biaya yang signifikan lebih besar dibandingkan perusahaan besar dalam
Hasil pengujian hipotesis penelitian ini tidak dapat mendukung hasil penelitian
Sembiring (2005) yang menyatakan bahwa tipe industri berpengaruh positif dan
namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Hal ini juga tidak sejalan dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan Fauzi et al. (2007) dalam Purwanto (2011)
(Sembiring, 2005). Hasil dari penelitian ini tidak dapat mendukung teori
signifikan antara tipe industri dan pengungkapan lingkungan. Hal ini karena
perusahaan sebagai suatu entitas yang menjadi bagian dari masyarakat ingin
Manfaat yang dapat diberikan perusahaan salah satunya melalui program CSR
sehingga baik perusahaan high profile maupun low profile akan berusaha
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis maka dapat ditarik simpulan bahwa Ha1
kearah yang positif terhadap variabel kinerja lingkungan maka akan terjadi
Keterbatasan Penelitian
dalam penelitian ini adalah perusahaan peserta PROPER yang terdaftar di BEI
dari tahun 2009 hingga 2012. Peneliti kesulitan untuk menentukan peringkat
sampel.
pada IER indeks dari Suhardjanto et al. (2008), namun penilaian masing-masing
elemen nya dalam laporan tahunan perusahaan dilakukan oleh peneliti setelah
membaca dan mengamati laporan tahunan sampel sehingga terdapat unsur
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Clarckson P.M., Li Y., Richardson G.D. and Vasvari F.P. 2006. Revisiting the
Relation Between Environmental Performance and Environmental
Disclosure: An Empirical Analysis. Social Science Research Network.
Damaso, Maria G., Laurenco, Isabel C., 2001. Legitimacy Theory and Internet
Financial Reporting. 10º Seminário Grudis. Universidade do Porto.
Portugal.
Elkington, Jhon. 2004. Enter the Triple Bottom Line. Earthscan. London.
Friedman, M. 1970. The social responsibility of business. The New York Times
Magazine. September 13th. In: Ferrero, I., Hoffman, W.M. and McNulty,
R.E. 2012. Working Paper No.10/12. University of Navarra. Navarra.
Tuwaijri, S.A., Christensen T.E., Hughes K.E. 2003. The relations among
environmental disclosure, environmental performance, and economic
performance: A simultaneous equations approach. Social Sience Research
Network.
Wolk, H.I., Dodd, J.L., Tearney, M.G., 2004. Accounting Theory, Conceptual
Issues in Political and Economics Environment. Thomson. Ohio.
http://www.menlh.go.id/proper/
www.idx.co.id