Anda di halaman 1dari 29

RESUME SKENARIO 3

MENGENALI SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

Disusun oleh:
Kelompok Tutorial Kompilasi

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
A. SKENARIO
SKENARIO 3
MENGENALI SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

Dokter Toni baru saja lulus internship dan diterima sebagai CPNS Departemen
Kesehatan ditempatkan di Puskesmas Jelbuk. Sebagai kepala puskesmas, Dokter Toni
harus mengetahui struktur organisasi yang ada di puskesmas, tugas dan fungsi dari
masing-masing komponen dalam puskesmas. Selain menangani pasien yang berkunjung
di Puskesmas, Dokter Toni juga harus mengelola masalah-masalah kesehatan
mayarakat termasuk Posyandu, Polindes, UKS, dan program yang lain. Di wilayahnya,
terdapat beberapa jenis pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit tipe D, klinik-klinik 24
jam serta praktik dokter keluarga. Dokter Toni juga harus mengelola masalah
pembiayaan kesehatan yang ada di puskesmas.
B. KLARIFIKASI ISTILAH

1. Polindes ( Pondok Bersalin Desa)

Salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)


yang merupakan wujud nyata bentuk peran serta masyarakat didalam menyediakan
tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak lainnya,
termasuk KB di desa. Dirintis oleh pamong desa, dibawah pengawasan dokter
puskesmas, dan dikelola oleh bidan desa (bides).

Kegiatan:
 Pemeriksaan kehamilan, imunisasi, deteksi kehamilan yang
berisiko tinggi
 Menolong persalinan normal dan risiko sedang
 Pelayanan kesehatan ibu nifas dan ibu menyusui
 Pelayanan kesehatn neonatal, bayi, anak pra sekolah dan imunisasi
 Pelayanan KB
Fungsi:
 Sebagai tempat pemeriksaan kehamilan
 Sebagai tempat persalinan
 Sebagai tempat pelayanan kesehatan
 Sebagai tempat konsultasi
 menurunkan angka kematian bayi
 meningkatkan kesehatan ibu & bayi
 sarana untuk meningkatkan kemitraan antara dukun bayi & bidan.
2. Internship

Internship merupakan suatu program magang bagi dokter yang baru


menyelesaikan masapendidikan profesi, dengan tujuan meningkatkan kesempatan
untuk mengaplikasikan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diperoleh selama
pendidikan. Merupakan hasil kerjasama antara IDI dan kementrian Kesehatan
Indonesia

Alur Internship:

- Ijazah sarjana kedokteran


- Mengikuti UKDI, lulus, mendapat sertifika kompetensi 9serkom)
- Ijazah dan serkom adalah syarat Internship
- Setelah seorang dokter menyelesaikan program internship, memperoleh
Surat Tanda Selesai Internship (STR Int)
- Serkom dan STR Int merupakan kelengkapan unuk memperoleh Surat Tanda
Regristrasi (STR) dari konsil kedokteran
- Internship dilaksanakan oleh komite Internship dokter Indonesia. Internship
merupakan syarat untuk seorang dokter membuka praktik

Manfaat inernship:

1. Memperoleh ilmu seluas-luasnya dalam waktu yang singkat.

- Syarat : ijazah sarjana kedokteran dan serkom.

Tahapan menjadi dokter:

Akademik (3,5 th) → wisuda sarjana kedokteran → mendapat gelar dokter →


koass (2 th) → yudisium → UKDI (teori & praktik) OSCE → serkom →
Internship (1 th) → STR internship → konsil kedokteran Indonesia → praktik
mandiri → STR →Dinas kesehatan kab/kota → surat di re-registrasikan
selama 5th.
3. Praktik dokter keluarga
- Dokter yang dapat memeberikan peayanan kesehatan yang berorientasi
komunitas dengan titik berat kepada keluarga, tidak hanya memandang
penderita sebagai individu ynag sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga
dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bial perlu aktif mengunjungi
penderita atau keluarganya. (IDI,1982)
- Dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat I serta pelayanan keehatan yang menyeluruh yang
dibutuhkan oleh semua anggota yang yang terdapat dalam satu keluarga dan
apabila kebetulan berhadapan dengan suatu masalah kesehatan khusus yang
tidak mampu ditanggulangi, meminta bantuan konsultasi dari dokter ahli
yang sesuai. (The American Board of Family Practice, 1969)
4. Posyandu

Merupakan satu wujud peran serta masyarakat dalam pembangunan,


khususnya kesehatan dengan menciptakan kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan dari dua atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh masyarakat. Kegiatan – kegiatan yang dipadukan khususnya
adalah Program KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan diare ( Anonim, 1991 ).
Posyandu menjadi pusat kegiatan masyarakat, dimana masyarakat dapat sekaligus
memperoleh pelayanan profesional oleh petugas sektor, serta non profesional (oleh
kader) dan diselenggarakan atas usaha masyarakat sendiri. Posyandu dapat
dikembangkan dari pos pengembangan balita, pos imunisasi, pos KB, pos kesehatan.
Pelayanan yang diberikan meliputi :
a. KB
b. KIA
c. Gizi
d. Imunisasi
e. penanggulangan diare serta kegiatan sektor lain.
Aspek-aspeknya :

 aspek sasaran
 lokasi kegiatan
 petugas penyelenggara
 dana

Fungsi Posyandu :

o menurunkan angka kematian bayi


o meningkatkan kesehatan masyarakat

Jenis-jenis posyandu :

1. Posyandu Pratama (warna merah) : posyandu yang masih belum mantap,


kegiatanna belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan ini
dinilai gawat sehingga intervensinya adalah pelantikan kader ulang. Kader yang
ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.
2. Posyandu Madya (warna kuning) : sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari
8x pertahun dengan rata-rata jumalah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan
tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, imunisasi) masih rendah yaitu
kurang dari 50%. Kelestarian posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupan
intervensi untuk posyandu madya.
3. Posyandu Purnama ( warna hijau) : frekuensi lebih dari 8x pertahun, rata-rata
jumalah kader tugas 5 orang atau lebih dan cakupan program utama lebih dari
50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada dana sehat yang
masih sederhana.
4. Posyandu Mandiri (warna biru) : sudah dapat melakukan kegiatan secara
teratur, cakupan program utama sudah bagus, ada program tambahan dan Dana
Sehat teah menjangkau lebih dari 50% kk. Intervensinya : pembinaan Dana
Sehat, diarahkan agar Dana Sehat tersebut menggunakan prinsip JPKM.
5. Rumah Sakit tipe D

Rumah sakit ini bersifat transisi karena pada suatu saat akan ditingkatkan
menjadi rumah sakit tipe C. Kemampuannya hanyalah memberikan pelayanan
kedokteran umum dan gigi.

Syarat untuk menjadi RS tipe C:

1. Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis min. 4 pelayanan medik


spesialis dasar dan 4 pelayanan spesialis penunjang medik
2. Pelayanan gawat darurat dan harus dapat memberikan pelayanan gawat
darurat 24 jam dan 7 hari seminggu dengan kemampuan melakukan
pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat dan melakukan resusitasi dan
stabilisasi sesuai standar
3. Pelayanan penunjang klinik terdiri dari perawatan intensif, pel. Darah, gizi,
farmasi, sterilisasi, instrument rekam medic
4. Pelayanan spesialis penunjang medik seperti pel. Anestesiologi, radiologi,
rehabilitasi medis, PK.
6. UKS

Menurut Departemen pendidikan dan kebudayaan, UKS adalah upaya


membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara
terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah
perguruan sekolah serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pemeliharaan
dan pemeliharaan di sekolah (Effendy, 1998:11). UKS merupaka upaya terpadu dari
sekolah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat untuk warga sekolah dan
masyarakat sekitar, dimana UKS merupakan perpaduan dua upaya dasar yaitu
pendidikan dan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang
pendidikan mulai dari TK/RA samapai SMA/SMK/MA.

Sasaran UKS :

1. Sasaran primer : peserta didik


2. Sasaran sekunder : guru, orang tua, TPUKS tiap jenjang.
3. Sasaran tersier : lembaga pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan
kesehatan dan pelayanan kesehatan, lingkungan sekolah, keluarga, dan
masyarakat sekitar.

Ruang lingkup UKS (TRIAS UKS)

1. Pendidikan kesehatan
2. Pelayanan kesehatan
3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat.
7. Klinik

Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar
dan/atau spesialistik. Klinik diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga
kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis (doktermandiri.com)

8. Puskesmas

Kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat


pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

9. Praktik Dokter Keluarga


Praktik dokter yang melayani masyarakat sebagai kontak pertama yanh
merupakan pintu masuk ke sistem pelayanan kesehatan, menilai kebutuhan
kesehatan total pasien, dan menyelenggarakan pelayanan kedokteran

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kriteria sistem pelayanan kesehatan yang baik?


2. Bagaimana cara dokter Toni agar programnya bisa berjalan lancar? Siapa saja
yang harus diajak bekerja sama?
3. Apa saja tipe-tipe rumah sakit?
4. Bagaimana standar kompetensi dokter keluarga yang baik?
5. Apa yang dimaksud sistem rujukan? Bagaimana sistem rujukan di Indonesia?
6. Apa yang dimaksud sistem pelayan primer, sekunder, dan tersier?
7. Bagaimana struktur organisasi Puskesmas, tugas, fungsi masing – masing
bagiannya, serta program – program yang dilakukan?
8. Bagaimana bentuk – bentuk pelayanan kesehatan?
9. Bagaimana sistem pembiayaan kesehatan dan cara pengelolaannya?
10. Apa saja masalah – masalah dalam pelayanan kesehatan?
11. Apa perbedaan antara dokter umum dengan dokter keluarga?

D. Analisis Masalah

1. Kriteria Sistem Pelayanan Kesehatan

Sistem kesehatan menurut WHO adalah sebuah proses kumpulan berbagai


faktor kompleks yang berhubungan dalam suatu negara, yang diperlukan untuk
memenuhi tuntutan dan kebutuhan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok,
dan masyarakat pada setiap saat diutuhkan.

Kriteria sistem kesehatan yang baik harus sesuai dengan Sistem Kesehatan
Nasional (SKN). Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa
Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud
dalam Undang-undang Dasar 1945.
Sistem Kesehatan Nasional disusun dengan memperhatikan pendekatan
revitalisasi pelayanan kesehatan dasar yang meliputi:

 Cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata


 Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat
 Kebijakan pembangunan kesehatan
 Kepemimpinan

2. Agar program dokter Toni dapat berjalan lancar, ia harus mengetahui tugas, fungsi,
dan struktur organisasi di puskesmas tersebut, mengadakan kunjungan ke
puskesmas, mencari tahu jenis-jenis pelayanan kesehatan, melakukan survei-survei
sehingga mengetahui tingkat kesehatan di wilayahnya. Dokter Toni juga dapat
bekerja sama dengan bidan desa, perawat desa, kader-kader posyandu, dan anggota
yang ada di puskesmas.
3. Tipe-tipe rumah sakit :

a. Rumah sakit tipe A

Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan


subspesialis luas. Oleh pemerintah, rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai
tempat pelayanan rujukan tertinggi / rumah sakit pusat.

b. Rumah sakit tipe B

Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran medik


spesialis luas dan suspesialis terbatas.

c. Rumah sakit tipe C

Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran subspesialis


terbatas.

d. Rumah sakit tipe D


Rumah sakit ini bersifat transisi karena pada suatu saat akan ditingkatkan
menjadi rumah sakit tipe C. Kemampuannya hanyalah memberikan
pelayanan kedokteran umum dan gigi.

e. Rumah sakit tipe E

Rumah sakit khusus yang menyelenggarakan hanya 1 macam pelayanan


kedokteran saja. Misalnya rumah sakit jiwa, rumah sakit paru, rumah sakit
ibu dan anak, dan lain-lain.

4. Pelayanan dokter keluarga yang baik :

Dokter keluarga yang baik haruslah menerapkan 9 prinsip pelayanan


kedokteran keluarga yaitu

1. Komprehensif dan holistik


2. Kontinu
3. Mengutamakan pencegahan
4. Koordinatif dan kolaboratif
5. Personal sebagai bagian integral dari keluarganya
6. Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
7. Menjunjung tinggi etika, moral dan hukum
8. Sadar biaya dan sadar mutu
9. Dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan

5. Sistem rujukan :

Sistem rujukan akan dibahas pada bab Tujuan Belajar

6. Sistem pelayanan kesehatan:

- Primer

Sistem pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan yang


bersifat dasar dan dilakukan bersama masyarakat dan dimonitori oleh dokter
umum (tenaga medis) dan perawat mantri (tenaga para medis). Pelayanan ini
merupakan pelayanan pertama kali yang diperlukan masyarakat pada saat
mengalami gangguan kesehatan/kecelakaan. Sifat pelayanannya adalah
rawat jalan.

- Sekunder

Sistem pelayanan yang lebih bersifat spesialis dan kadang kala pelayanan
subspesialis tetapi masih terbatas. Sifat pelayanannya adalah rawat jalan.

- Tersier

Sistem pelayanan yang mengutamakan subspesialis dan subspesialis luas,


dilakukan oleh dokter subspesialis dan subspesialis luas. Sifat pelayanannya
adalah rawat jalan atau rawat inap.

E. Kesimpulan Awal

Sebagai dokter kita harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan di Indonesia,


seperti sistem pembiayaan, tupoksi dari bagian – bagian Puskesmas, ataupun sistem
rujukan. Hal ini dibutuhkan karena sebagai dokter, kita memiliki tidak hanya fungsi
kuratif, namun fungsi preventif, promotif dan rehabilitative juga menjadi tugas seorang
dokter. Apalagi hal - hal seperti ini merupakan hal primer atau hal dasar yang memang
harus diketahui dokter sebelum terjun ke sebuah komunitas.

F. Tujuan Belajar (Learning Object)

1. Jenis YANKES di Indonesia secara umum


2. Pengertian YANKES primer, sekunder dan tersier
3. Tipe pelayanan rumah sakit
4. Struktur, tugas, fungsi dan komponen puskesmas
5. Sistem ruukan
6. Pelayanan dokter keluarga
7. Sistem pembiayaan di puskesmas
8. Masalah pelayanan kesehatan di Indonesia
9. Mengenal KB
10. Dokter spesialis
G. Penjelasan LO

1. Sistem Pelayanan Kesehatan


1.1 Pengertian

Upaya yang diselenggarakan sendiri atau organisasi untuk memelihara dan


meningkatkan kesehatan (promotif), mencegah (preventif), mengobati (kuratif),
memulihkan (rehabilitatif) masalah kesehatan.

1.2 Jenis Layanan Kesehatan

a. Layanan Kesehatan Perseorangan

 Pasien datang ke layanan kesehatan

b. Layanan Kesehatan Masyarakat

 Layanan kesehatan datang ke masyarakat


 Preventif dan promotif
 Meningktakan dan memelihara kesehatan tubuh
 Sasaran: masyarakat luas

c. Layanan Kesehatan Kedokteran

 Mengobati pasien
 Kuratif dan rehabilitative
 Sasaran: perseorangan

1.3 Syarat Layanan Kesehatan:

a. Berkesinambungan dan tersedia


b. Dapat diterima dan wajar
c. Terjangkau masyarakat
d. Mudah dicapai
e. Mutu baik

1.4 Secara umum Layanan Kesehatan dibagi menjadi tiga, yaitu:


1. Rumah Sakit

Rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitative. Contoh


Rumah Sakit adalah rumah sakit umum, rumah sakit terspesialisasi, rumah sakit
penelitian dan rumah sakit perusahaan.

2. Puskesmas

 Puskesmas Pembantu (Pustu) : lebih kecil dari puskesmas dan berada di


desa/kelurahan
 Puskesmas Keliling (Pusling) : berada di daerah terpencil. Menyediakan
transportasi untuk ke puskesmas
 Bidan desa : ditempatkan di wilayah yang kekurangan
tenaga medis

3. Klinik : unit pelayanan kesehatan kecil untuk masyarakat


luas. Biasanya berada di satu kelurahan/RW.

1.5 Komponen Pelayanan Kesehatan

 Pengorganisasian : mandiri dan kelompok


 Ruang lingkup : preventif, promotif, kuratif dan rehabilitative.

1.6 Jenis Pelayanan Kesehatan berdasakan Tingkatan

1. Pelayanan Kesehatan Primer

 Pelayanan kesehatan pertama yang berupa promotif dan preventif.


Biasanya menangani masalah yang ringan dan hanya rawat jalan.
 Tenaga medisnya yaitu para medis dan dokter umum.
 Tempat pelayanan kesehatan berupa puskesmas dan klinik

2. Pelayanan Kesehatan Sekunder

 Menangani pasien yang membutuhkan rawat inap.


 Tenaga medisnya yaitu dokter spesialis dan subspesialis terbatas (tertentu:
anak, obgyn, bedah, penyakit dalam)
 Tempat pelayanan kesehatan, Rumah Sakit tipe C dan D

3. Pelayanan Kesehatan Tersier

 Tenaga medisnya yaitu dokter spesialis dan subspesialis luas


 Tempat pelayanan kesehatan, Rumah Sakit tipe A dan B

1.7 Masalah Pelayanan Kesehatan

a. Sumber Daya Manusia masih kurang


b. Dana untuk pengembengan pelayanan kesehatan masih kurang
c. Komitmen politik kurang
d. Adanya masalah berat
e. Perbedaan stastus wilayah
f. Kesediaan obat juga masih kurang terdistribusi dengan baik.

1.8 Langkah penyelesaian:

a. Peningkatan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative


b. Peningkatan fasilitas keterjangkauan
c. Peningkatan sumber daya manusia
d. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.

2. Rumah Sakit

Tipe-tipe Rumah Sakit

a. Rumah Sakit A

Merupakan Rumah Sakit Pusat yang menyediakan dokter spesialis dan subspesialis
luas. Rumah sakit menjadi rujukan terakhir.

b. Rumah Sakit B
Merupakan rumah sakit yang berada di ibu kota provinsi. Menyediakan dokter
spesialis dan subspesialis terbatas.

c. Rumah Sakit C

Berada di pusat kabupaten/kota yang menyediakan dokter umum dan dokter spesialis

d. Rumah Sakit D

Rumah sakit yang berada di kabupaten/kota, namun hanya menyediakan dokter umum
dan dokter gigi.

e. Rumah Sakit E

Merupakan rumah sakit spesialis tertentu.

Contoh: Rumah Sakit Paru, Rumah Sakit Kusta, Rumah Sakit Jantung dll.

3. Puskesmas

3.1 Struktur organisasi puskesmas

a. Kepala Puskesmas
b. Wakil Kepala
c. Unit Tata Usaha
d. Unit fungsional, unit Kesehatan Ibu Anak , Unit BP, Unit Gizi, Unit Pencegahan
Penyakit Menular.

3.2 Tujuan: meningkatkan kesehatan masyarakat


3.3 Fungsi Pokok Puskesmas

a. Penggerak pembangunan berwawaskan kesehatan nasional


b. Pemberdayaan keluarga dan masyarakat
c. Pelayanan Kesehatan Primer

3.3 Indikator keberhasilan

- Pelayanan puskesmas
- Kedan lingkungan sekitar
- Kemampun SDM yang dimiliki

3.4 Kegiatan pokok

 Menunjang KIA
 Menunjang gizi mayarakat
 Menunjang kesehatan lingkungan
 Pencagahan penyakit menular
 Mengadakan penyuluhan
 Melakukan pengobatan
 Melakukan perawatan kesehatan
 Menyelenggarakan UKG, UKS, UKJ
 Laboratorium dan pencatatan data kesehatan masyarakat

3.5 Kegiatan penunjang

a. Posyandu

 Fungsi

- Pelayanan kesehatan ibu dan anak


- Pemeriksaan kehamilan
- Konsultasi dan penyuluhan masalah kesehatan ibu dan
anak

 Tujuan

- Mewujudkan masyarakat yang sehat


- Promosi tentang kesehatan
- Pemetaan masalah kesehatan
- Sharingilmu

 Manfaat

- Perluasan jangkauan puskesmas


- Mengoptimalkan fungsi puskesmas

 Syarat

- Tersedianya bidan
- Tersedianya sarana prasarana
- Memenuhi syarat rumah sehat
- Berada pada lingkungan yang sehat
- Memiliki lokasi yang strategis

b. Polindes

 Fungsi

- Pelayanan kesehatan ibu dan anak


- Pemeriksaan kehamilan
- Konsultasi dan penyuluhan masalah kesehatan ibu dan
anak

 Tujuan

- Mewujudkan masyarakat yang sehat


- Promosi tentang kesehatan
- Pemetaan masalah kesehatan
- Sharingilmu

 Manfaat

- Perluasan jangkauan puskesmas


- Mengoptimalkan fungsi puskesmas

c. Pustu

Definisi Pustu

 Puskesmas Pembantu (Pustu) adalah unit pelayanan kesehatan yang


sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu memperluas
jangkauan Puskesmas dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil serta
jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan
tenaga dan sarana yang tersedia.

Fungsi Pustu

 Pusat penggerak pembanguanan berwawasan kesehatan


 Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat
 Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

4. Sistem Rujukan

Ada dua jenis rujukan, yaitu:

a. Rujukan langsung

Kecelakaan  Puskesmas  Rumah Sakit

b. Rujukan tidak langsung

Dalam jangka waktu tertentu

Selain itu juga dibedakan menjadi:

a. Horizontal

Rujukan yang ditujukan antar puskesmas. Perujukan mungkin karena perbedaan


fasilitas atau tenaga medis yang kurang memadai

b. Vertikal

Rujukan secara umum


Yankes Primer  Yankes Sekunder  Yankes Tersier

Jenis Rujukan secara umum :

a. Rujukan medis yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas satu
kasus yang timbul baik secara vertical maupun horizontal kepada yang lebih
berwenangdan mampu menangani secara rasional. Jenis rujukan medic antara
lain:

a. Transfer of patient. Konsultasi penderita untuk keperluaan diagnostic,


pengobatan, tindakan opertif dan lain – lain
b. Transfer of specimen. Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lenih lengkap.
c. Transfer of knowledge / personal. Pengiriman tenaga yang lebih kompeten
atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan setempat.

2. Rujukan kesehatan yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau


specimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini adalah rujukan uang
menyangkut masalah kesehatan yang sifatnyapencegahan penyakit (preventif)
dan peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi,
sarana dan opersional

Jalur Rujukan:

Dalam kaitan ini jalur rujukan untuk kasus gawat darurat dapat dilaksanakan
sebagai berikut :

1. Dari Kader dapat langsung merujuk ke :

 Puskesmas pembantu
 Pondok bersalin / bidan desa
 Puskesmas / puskesmas rawat inap
 Rumah sakit pemerintah / swasta

2. Dari Posyandu dapat langsung merujuk ke :


 Puskesmas pembantu
 Pondok bersalin / bidan desa
 Puskesmas / puskesmas rawat inap
 Rumah sakit pemerintah / swasta

3. Dari Puskesmas Pembantu dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau
rumah sakit swasta
4. Dari Pondok bersalin / Bidan Desa dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe
D/C atau rumah sakit swasta

5. Kedokteran Keluarga

5.1 Karakteristik Dokter Keluarga Menurut Beberapa Ahli

Lynn P. Carmichael (1973)

 Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan


 Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat
 Pelayanan menyeluruh, mempertimbangkan pasien dan keluarganya
 Andal mendiagnosis, tanggap epidemiologi dan terampil menangani
penyakit
 Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan mewaspadai
kemiripan penyakit

Debra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973)


 Pelayanan responsif dan bertanggung jawab
 Pelayanan primer dan lanjut
 Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggi
 Memandang pasien dan keluarga
 Melayani secara maksimal

IDI (1982)
 Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan masyarakat
 Pelayanan menyeluruh dan maksimal
 Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatan
 Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya
 Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas
kelanjutannya

5.2 Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga

Skala kecil:

 Mewujudkan keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga


 Mewujudkan keluarga sehat sejahtera

Skala besar:

 Pemerataan pelayanan yang manusiawi, bermutu, efektif, efisien, dan merata


bagi seluruh rakyat Indonesia

5.3 Tujuh area kompetensi atau kompetensi utama


1. Keterampilan komunikasi efektif.
2. Keterampilan klinik dasar.
3. Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku
dan epidemiologi dalam praktik kedokteran keluarga.
4. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada indivivu, keluarga ataupun
masyarakat denga cara yang komprehensif, holistik, bersinambung, terkoordinasi
dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer.
5. Memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi.
6. Mawas diri dan mengembangkan diri/belajar sepanjang hayat.
7. Menjunjung tinggi etika, moral dan profesionalisme dalam praktik

5.4 Prinsip-prinsip kedokteran keluarga


1. Pelayanan yang holistik dan komprehensif
2. Pelayanan yang kontinu
3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya
6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
tempat tinggalnya
7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika, moral. dan hukum
8. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu
9. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertangungjawabkan
5.5 Fungsi Dokter Keluarga yaitu 5 stars, meliputi:
a. Care provider
b. Manager
c. Decision maker
d. Communicator
e. Community leader

5.6 Tugas Dokter Keluarga, meliputi :

1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu


guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,
2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat
3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat
dan sakit,
4. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya
5. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi
6. Menangani penyakit akut dan kronik,
7. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit,
8. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau
dirawat di RS,
9. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
10. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
11. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,
12. Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar
13. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan
ilmu kedokteran keluarga secara khusus.

5.7 Wewenang Dokter Keluarga


1. Menyelenggarakan Rekam Medis yang memenuhi standar,

2. Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat,

3. Melaksanakan tindak pencegahan penyakit,

4. Mengobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer,

5. Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal,

6. Melakukan tindak prabedah, beda minor, rawat pascabedah di unit pelayanan primer,

7. Melakukan perawatan sementara,

8. Menerbitkan surat keterangan medis,

9. Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap

10. Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus

5.8 Peranan Dokter Keluarga

- Tujuan umum praktik dokter keluarga sama seperti praktik dokter umum.
- Praktik spesialistis
- Menunjuk pada tata cara
- Praktik dokter keluarga berbeda dengan praktik dokter umum namun
mempunyai kesamaan

5.9 Tujuan khusus dan Keterampilan Khusus

5.9.1 Tujuan Khusus

- terwujudnya kebutuhan keluarga yang efektif dan efisien

5.9.2 Keterampilan khusus

a. General clinical skill yaitu pemeriksaan fisik dan lab sederhana,


melakukan anamnesis
b. Practical and procedure skill yaitu operasi dan manipulasi ortopedik
c. Specifical clinical skill yaitu hubungan dari maupun dengan pasien,
meliputi komunikasi, konseling dan pendidikan kesehatan,
identifikasi serta faktor resiko.
d. Kemampuan mengeelola sumber daya
e. Kemampuan mengelola pratik/klinik (staff professional)

5.91 Perbedaan Dokter Umum dan Dokter Keluarga

Dokter Umum Dokter Keluarga


 Bisa menjadi dokter keluarga  Dari dokter umum, ilmu harus lebih
luas

 Tugas dokter umum sama dengan  Dokter Keluarga sama dengan dokter
dokter keluarga (Inggris) spesialis (Amerika)

 Tugasnya hanya mengobati  Tugasnya mengobati dan mencegah

 Ditangani per kasus  Preventif, promotif, kuratif,


rehabilitative
 Bertanggung jawab secara kontinu

5.92 Tiga masalah kesehatan kedokteran keluarga:

 Globalisasi
 Jaminan kesehatan
 Masalah PTT (pegawai tidak tetap)

5.93 Kompetensi yang harus dicapai Dokter Keluarga:

a. Komunikasi efektif
b. Konsep operasional dokter keluarga
c. Ketrampilan klinis dokter keluarga

6. Sistem Pembiayaan
a. Sumber biaya puskesmas:
a. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang berasal dari pemerintah pusat.
Digunakan untuk promotif dan preventif.
b. Dana operasional dari pemerintah daerah, APBD. Digunakan untuk biaya
operasional puskesmas
c. Jamkesmas, Jampersal, Askes, BPJS
d. Dana dari pasien yang membayar sendiri untuk rawat jalan atau rawat inap.
e. Swadaya
f. Donatur atau Pihak Swasta

b. Ada dua jenis pendanaan, yaitu:

a. Fee for service /Fee for services reimbursement system ( Retrospective System )

Pembayaran yang diberikan setelah pelayanan berlangsung. Pada sistiem ini terlihat
bahwa makin banyak pelayanan yang diberikan maka makin besar uang yang diterima
oleh pemberi pelayanan kesehatan tersebut.

Bentuk pembayaran seperti ini mempunyai kelemahan karena dapat mendorong


penggunaan pelayanan maupun pemeriksaan secara berlebihan walaupun mungkin
tidak diperlukan ( over use ). Juga dapat mendorong untuk mengajukan klaim biaya
pelayanan melebihi standart pelayanan yang ditetapkan.

b. Health Service

 Sistem Kapitasi

Yang dimaksud sistem kapitasi adalah sistem pembayaran dimuka yang dilakukan oleh
badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan
harga yang dihitung untuk setiap peserta untuknjangka waktu tertentu. Dengan sistem
pembayaran ini, maka besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada
penyelenggara pelayanan tidak ditentukan oleh frekuensi penggunaan pelayanan
kesehatan oleh peserta, melainkan ditentukan oleh jumlah peserta dan kesepakatan
jangka waktu jaminan.

Sumber :
(Azwar, Azrul (1996) ;Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga, Yayasan Penesrbit IDI,
Jakarta halaman 162)

 Sistem paket

Sistem pembayaran dimuka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara
pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk suatu paket
pelayanan kesehatan tertentu. Dengan sistim pembayaran ini, maka besarnya biaya yang
dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tidak
ditentukan oleh macamnya pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, melainkan
oleh paket pelayanan yang dimanfaatkan. Penyakit apapun yang dihadapi, jika termasuk
dalam satu paket pelayanan yang sama, akan mendapatkan biaya dengan besar yang
sama. System pembiayaan paket seperti ini dikenal juga dengan Sistim kelompok
diagnosis terkait (Diagnosis related group = DRG )

7. Masalah Kesehatan di Indonesia

Masalah yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan di Indonesia ada beberapa hal.
Yang paling mudah dilihat adalah budaya masyarakat tempat sebuah puskesmas/ unit
kesehatan lainnya berada.

Di beberapa tempat, contohnya saja di Jember, masih ada sekelompok masyarakat


yang takut jika anak/ kerabatnya diimunisasi difteri karena efek imunisasi yang
menyebabkan demam pada pasien.

Atau ketika petugas kesehatan telah membuatkan sanitasi (WC Umum) yang layak,
masyarakat masih membuang kotoran di sungai. Karena mengubah kebudayaan
memang sulit. Selain budaya dari masyarakat, tingkat optimalisasi tenaga yang ada di
puskesmas – puskesmas belum juga tercapai dan tidak merata.

8. KB

Secara garis besar KB dibedakan menjadi 2, yaitu hormonal dan mekanik.

Berikut adalah contoh dari KB mekanik:

a. Kondom
b. Spermatisida
c. Spiral IUD
d. Vagina diafragma
e. Tubektomi
f. Vasektomi

Berikut adalah macam – macam KB hormonal :

a. Pil KB
b. Susuk KB
c. Suntik KB

9. Dokter spesialis

Dokter spesialis adalah dokter yang mengkhususkan diri dalam suatu bidang
ilmu kedokteran tertentu. Seorang dokter harus menjalani pendidikan profesi dokter
pasca sarjana(spesialisi) untuk dapat menjadi dokter spesialis. Pendidikan dokter
spesialis merupakan program pendidikan profesi lanjutan dari program pendidikan
dokter setelah dokter menyelesaikan wajib kerja sarjananya dan atau langsung setelah
menyelesaikan pendidikan dokter umum.

Pendidikan dokter spesialis di Indonesia dinamakan Program Pendidikan Dokter


Spesialis atau PPDS yaitu program pendidikan untuk melatih seorang dokter umum
untuk menjadi dokter spesialis tertentu. Lama pendidikan ini bervariasi rata-rata 8
semester. Program ini baru dilakukan oleh beberapa fakultas kedokteran di universitas
negeri yang bekerja sama dengan rumah sakit pendidikan. Dokter umum yang
melanjutkan pendidikan sebagai dokter spesialis disebut residen.

Di bawah ini adalah gelar-gelar dokter spesialis dan lama pendidikannya di Indonesia:

Gelar Nama Kepanjangan Gelar Semester

Sp.A Spesialis Anak 8

Sp.An Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi 7


Gelar Nama Kepanjangan Gelar Semester

Sp.And Spesialis Andrologi 6

Sub-spesialis / konsultan

Sebagian dokter spesialis melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu
subspesialis (Sp2), atau lebih dikenal sebagai konsultan. Pendidikan Sp2 ini dijalani
selama 4 sampai 6 smester. Beberapa gelar yang ditambahkan:

 (K) diakhir gelar spesialisasi berarti Konsultan/Spesialis 2/Sub Spesialis,


misalnya Sp.A (K) - artinya Spesialis Anak Konsultan
 KFER - "Konsultan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi" (biasanya dimiliki oleh
spesialis kebidanan)
 KFM - "Konsultan Feto Maternal" (dimiliki oleh spesialis kebidanan-kandungan)

H. KESIMPULAN

Bentuk Pelayanan Berdasarkan Kesehatan Berdasarkan Tingkatannya:

1. Pelayanan kesehatan tiongkat pertama (primer)


Diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk
meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan.
Contohnya : Puskesmas,Puskesmas keliling, klinik.

2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua ( sekunder)


Diperlukan untuk kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan inap, yang
sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer.
Contoh : Rumah Sakit tipe C dan Rumah Sakit tipe D.

3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga ( tersier)


Diperlukan untuk kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat
ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder.
Contohnya: Rumah Sakit tipe A dan Rumah sakit tipe B.

Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan


1. Tersedia dan berkesinambungan

Pelayanan kesehatan tersebut harus tersedia dimasyarakat serta bersifat


berkesinambungan artinya semua pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
masyarakat tidak sulit ditemukan

2. Dapat diterima dan wajar

Artinya pelayanan kesehatan tidak bertentangan dengan keyakinan dan


kepercayaan masyarakat.

3. Mudah dicapai

Dipandang sudut lokasi untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik
pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting

4. Mudah dijangkau

Dari sudut biaya untuk mewujudkan keadaan yang harus dapat diupayakan biaya
pelayanan kesehatan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat

5. Bermutu
Menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa
pelayanan dan dipihak lain tata cara penyelenggaraanya sesuai dengan kode etik
serta standart yang telah ditetapkan.

Jadi, dr. Toni harus memahami sistem-sistem pelayanan kesehatan di Indonesia secara
menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai