Oleh:
Rizka Nuzula Wardani
122011101003
Pembimbing
dr. Adi Nugroho, Sp.B
2
Anatomi Kanalis Inguinalis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
- USG : aneurisma femoralis, variks safena, abses psoas,
dan testis ektopik
- CT-scan : abses psoas
- Herniografi
Grace P.A., Borley N.R. 2006.At a Glance Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta: EMS.
Diagnosis Tanda Pemeriksaan
Hernia inguinalis sering dijumpai Benjolan di atas atau medial dari
selali dimulai diatas atau medial tuberkulum pubikum, bisa medial
dari tuberkulum pubikum. atau lateral.
HI direk: tidak dikontrol oleh
tekanan pada cincin internal.
HI indirek: dikontrol oleh tekanan
yang melewati cincin internal.
Grace P.A., Borley N.R. 2006.At a Glance Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta: EMS.
Undensessus testis Banyak pada anak kecil, Dilakukan pemeriksaan
gagalnya bertumbuhan penunjang USG atau CT-scan,
hemiskrotum dengan tidak MRI lebih sensitive.
didapatkan testis pada sisi Didapatkan massa pada
tersebut. cincin eksternal atau canalis
inguinalis.
Grace P.A., Borley N.R. 2006.At a Glance Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta: EMS.
Aneurysma femoral Didapatkan pulsasi Pada pemeriksaan fisik,
benjolan meluas,
berdenyut mungkin
terdapat thrill dan bruit.
Membedakan pulsasi pada
aneurysma dengan normal
pulsasi dari a.femoralis
dengan USG duplex
Abses Psoas Diikuti keluhan nyeri belakang Pada pemeriksaan fisik, massa
dan demam. lunak, berfluktuasi, dan dapat
Pernah pengobatan atau kontak ditekan.
dengan pasien TB Pemeriksaan dengan MRI dan
Sering berada di lateral a. CT-scan
femoralis
Grace P.A., Borley N.R. 2006.At a Glance Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta: EMS.
Variks safena Terjadinya dilatasi yang Pada pemeriksaan fisik,
besar vena safena benjolan dapat meluas
diperberat oleh batuk,
terdapat thrill pada perkusi
vena safena distal.
Hidrokel Terdapat disekitar testis dan Dapat dikonfirmasi dengan
tidak berhubungan dengan USG
cavum peritoneal.
Sering pada usia pertengahan
atau usia tua.
Transiluminasi (+)
Lipoma Tidak ada factor pencetus dan Pada pemeriksaan fisik, massa
tidak membesar ketika lunak seperti daging, tidak
dilakukan valsava manuever bertransiluminasi atau
berfluktuasi
USG menunjukkan gambaran
massa padat ekoik.
Grace P.A., Borley N.R. 2006.At a Glance Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta: EMS.
HERNIA INGUINALIS
Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan
Factor penyebab yang berpera pada hernia inguinalis:
- pembentukan pintu masuk hernia di annulus internus yang
cukup lebar
- proses vaginalis yang terbuka
- peninggian tekanan di dalam rongga perut, seperti batuk
kronik, hipertrofi prostat, konstipasi, dan asites
- kelemahan otot dinding perut karena usia
Sjamsuhidajat R, Jong WD. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit EGC.
6
Klasifikasi
Hernia Inguinalis Medialis/ Direk
Peninggian tekanan intraabdomen kronik dan kelemahan
otot dinding di trigonum Hesselbach.
Hernia Inguinalis Lateralis/ Indirek
Penonjolan perut bagian lateral pembuluh darah epigastrika
inferior, keluar melalui dua pintu dan saluran yaitu annulus
dan kanalis inguinalis.
Sjamsuhidajat R, Jong WD. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit EGC.
Manifestasi Klinik
Gejala dan tanda klinis ditentukan oleh keadaan isi hernia
- benjolan hernia reponible muncul saat berdiri, batuk,
bersin, atau mengedan dan menghilang ketika berbaring
- nyeri viseral epigastrium atau paraumbilikal karena
regangan mesenterium sewaktu segmen usus halus masuk
ke kantong hernia.
- nyeri disertai mual muntah menunjukkan tanda inkarserata
- jika pada anak atau bayi menunjukkan gejala sering gelisah,
sering menangis, dan perut kembung
Sjamsuhidajat R, Jong WD. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit EGC.
Diagnosis
Anamnesis
- Pemeriksaan Fisik
Inspeksi: kesimetrisan pada kedua sisi lipat paha, skrotum
atau labia pada posisi berdiri atau berbaring serta
mengedan.
Palpasi: diraba kosistensinya, mencoba mereposisi hernia,
menentukan letak hernia dimana jika ujung jari
menyentuh hernia inguinalis lateralis
jika menyentuh bagian sisi jari hernia inguinalis medialis.
Sjamsuhidajat R, Jong WD. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit EGC.
Terapi
Konservatif
Pengobatan konservatif tindakan reposisi dan pemakaian
penyangga atau penunjang untuk mempertahankan reposisi
tersebut.
Reposisi dikontraindikasikan pada hernia inguinalis
strangulate kecuali pada pasien anak-anak.
Sebelum dilakukan tindakan reposisi, diberikan sedative dan
kompres es. Jika reposisi tidak berhasil dalam waktu 6 jam
harus dilakukan operasi.
Sjamsuhidajat R, Jong WD. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit EGC.
Operatif
Tindakan operatif memiliki prinsip, yaitu
- Herniotomi: dilakukan pembebasan kantong hernia hingga
ke lehernya.
- Hernioplasti: dilakukan tindakan memperkecil annulus
inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis.
Terdapat dua metode, yaitu
Metode Bassini
Metode Lotheissen-McVay
Sjamsuhidajat R, Jong WD. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit EGC.
Komplikasi
Perforasi peritonitis
Abses local
Fistel
Sjamsuhidajat R, Jong WD. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit EGC.
HERNIA FEMORALIS
Epidemiologi
Perempuan tua insidensinya 4x dari laki-laki.
Etiologi
- Kenaikan tekanan intraabdomen mengangkat barang
atau batuk
- Multipara
- Obesitas
- Degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut
- Komplikasi herniorafi pada hernia inguinalis
Sjamsuhidajat R, Jong WD. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit EGC.
Patofisiologi
Peninggian tekanan intraabdomen akan mendorong lemak
preperitoneal ke dalam kanalis femoralis menjadi terbuka.
Gejala Klinis
Benjolan pada lipat paha jika melakukan aktivitas yang
menyebabkan tekanan intraabdomen meningkat, dan hilang
saat berbaring.
Sjamsuhidajat R, Jong WD. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit EGC.
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Benjolan lunak dibawah ligamentum inguinale dimedial vena
femoralis dan lateral tuberkulum pubicum
Sjamsuhidajat R, Jong WD. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit EGC.
Terapi
Hernia femoralis memerlukan tindakan operatif.
- Herniotomi dengan eksisi komplit dari kantong hernia
- Hernioplasti dengan reparasi defek fasia transversalis dengan
ligamentum Cooper atau mesh untuk mempersempit anulus
femoralis. Pendekatan hernioplasti pada hernia femoralis yaitu
Pendekatan krural dimana dilakukan penjaitan pada ligamentum
inguinale ke ligamentum Cooper
Pendekatan inguinalis dimana dilakukan penkaitan ligamentum
inguinale ke ligamentum lakunare Gimbernati.
Pendekatan kombinasi dipilih pada hernia femoralis inkarserata,
hernia residif, atau kombinasi dengan hernia inguinalis.
Sjamsuhidajat R, Jong WD. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit EGC.
LIPOMA
Definisi
Lipoma adalah tumor jinak
yang berasal dari jaringan
adipose.
Wronski K. 2013. Surgical Treatment Giant Spermatic Cord Lipoma-Case Report. Department of Oncology, Faculty of
Medicine University of Warmia and Mazury.
Epidemiologi
Insidensi lipoma pada spermatic cord sebesar 22,5% pada
hernia inguinal post pembedahan. Frekuensi terjadinya
lipoma pada usia dewasa muda dan sering pada laki-laki.
Etiologi
Belum diketahui tetapi diduga merupakan komplikasi dari
proses pembedahan pada hernia.
Wronski K. 2013. Surgical Treatment Giant Spermatic Cord Lipoma-Case Report. Department of Oncology, Faculty of
Medicine University of Warmia and Mazury.
Manifestasi Klinik
Gejala yang muncul adalah pembengkakan pada daerah lipat
paha tanpa adanya nyeri seperti pada hernia.
Diagnosis
Secara klinis sering salah diagnosis dengan hernia inguinalis.
Oleh karena itu, lipoma pada inguinalis sering didapatkan
ketika dilakukan pembedahan dengan diagnosis awal hernia
inguinalis.
Tatalaksana
Eksisi tumor
Wronski K. 2013. Surgical Treatment Giant Spermatic Cord Lipoma-Case Report. Department of Oncology, Faculty of
Medicine University of Warmia and Mazury.
LIMFADENOPATHY
Definisi
Pembesaran kelenjar getah bening dengan ukuran lebih
besar dari 1 cm. Terabanya kelenjar getah bening
supraklavikula, iliaca, dan poplitea dengan ukuran berapapun
merupakan keadaan abnormal.
Epidemiologi
Kelenjar getah bening normal teraba pada neonatal.
Limfadenopathy pada pasien berusia 40 tahun atau lebih
mempunyai resiko keganasan sekitar 4%, sedangkan pada
usia dibawah 40 tahun resiko sebesar 0,4%.
Oehadian A. 2013. Pendekatan Diagnosis Limfadenopati. Bandung: Sub Bagian Hematologi-Onkologi Medik Universitas
Padjajaran.
Klasifikasi
- Generalisata : limfadenopathy pada 2 atau lebih regio
- Lokalisata : limfadenopathy pada 1 regio
Etiologi
MIAMI: Malignancy, Infeksi, Autoimmune disorders, Miscellaneous
and unusual conditions, Iatrogenic causes. Penyebab yang lain bisa
berasal dari obat-obatan, seperti alopurinol, atenolol, captopril,
carbamazepin, penisilin, fenitoin, trimetoprim-sulfametoksazol.
Faktor resiko keganasan: usia tua, karakteristik kelenjar keras,
terfiksasi, berlangsung lebih dari 2 minggu, dan berlokasi di
supraklavikula.
Oehadian A. 2013. Pendekatan Diagnosis Limfadenopati. Bandung: Sub Bagian Hematologi-Onkologi Medik Universitas
Padjajaran.
Oehadian A. 2013. Pendekatan Diagnosis Limfadenopati. Bandung: Sub Bagian Hematologi-Onkologi Medik Universitas
Padjajaran.
Diagnosis
Anamnesis
1. Umur pasien dan lamanya limfadenopathy
2. Pajanan
Riwayat kontak seksual penting dalam menentukan penyebab limfadenopathy inguinal dan servikal.
3. Gejala yang menyertai
Pemeriksaan Fisik
1. Karakteristik dan ukuran kelenjar getah bening
a. Kelenjar getah bening yang keras dan tidak nyeri : keganasan atau penyakit granulomatosa
b. Kelenjar getah bening terfiksasi dan terlokalisir dengan konsistensi kenyal : Limfoma Hodgkin tipe sklerosa
nodular
c. Kelenjar getah bening bilateral, dapat digerakkan, tidak nyeri, berbatas tegas : Limfadenopathy karena virus
d. Kelenjar getah bening konsistensi lunak dan nyeri : Infeksi
2. Lokasi limfadenopathy
Limfadenopathy reaktif jinak dan infeksi penyebab tersering pada daerah inguinal.
Biopsi
Tindakan biopsi dilakukan jika kelenjarnya besar, paling dicurigai, dan paling mudah diakses dengan pertimbangan
nilai diagnostiknya. Kelenjar getah bening inguinal mempunyai nilai diagnostik paling rendah 6.
Oehadian A. 2013. Pendekatan Diagnosis Limfadenopati. Bandung: Sub Bagian Hematologi-Onkologi Medik Universitas
Padjajaran.
ABSES
Definisi
Abses adalah akumulasi dari pus pada kulit.
Etiologi
Abses pada inguinal biasanya dikarenakan adanya infeksi bakteri yang mengenai kulit tersebut.
Manifestasi Klinik
Nyeri, kaku, indurasi, dan eritema
Palpasi akan teraba fluktuasi. Tanda yang lain yaitu deman dan adanya leukositosis.
Diagnosis
Diagnosis pasti dari abses pada inguinal dengan pungsi
Tatalaksana
- Insisi dan drainase dengan local anastesi.
- Pemberian antibiotic7.
TERIMAKASIH