Anda di halaman 1dari 25

TUTORIAL

Tutor : dr.Rini Riyanti, Sp.PK

Disusun Oleh :
Anggota grup D :

1. Putri Maura (22)


2. Shinta Madyaning (23)
3. Ni Nyoman Yuni (24)
4. Nadia Putri (25)
5. Annafira Yuniar (26)
6. Azmi Falah (27)
7. Tawang Handayani (68)
8. Wahyu Dian (69)
9. Sarah Kinan (70)
10. Fatmalia Fhierziadrini (71)
11. Fiana Rijal Hafid (72)
12. Arum Pratika (73)
13. Oessi Salsabila (74)
14. Muhammad Haedar (75)
15. M. Buyung Muslimin (103)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
SKENARIO 1
STRATEGI BELAJAR DAN MENGATASI MASALAH BELAJAR

Dokter Tono adalah dokter lulusan dari Fakultas Kedokteran 20 tahun yang lalu sedangkan
Dokter Tini lulus baru pada tahun yang lalu. Dokter Tono praktek di kecamatan yang sama
dengan Dokter Tini. Di kecamatan itu, tidak ada praktik dokter lain kecuali kedua dokter itu :
Dokter Tono dan Tini. Pasien di kecamatan tersebut lebih mengenal Dokter Tono, orangnya
ramah dan empati terhadap pasien-pasiennya karena komunikasinya sangat bagus. Sedangkan
Dokter Tini lebih dikenal karena pintarnya dalam mengobati penyakit. Tak jarang, dokter Tini
sering membuka tablet atau laptopnuya untuk mengikuti perkembangan kedokteran sedangkan
Dokter Tono masih mengandalkan pengetahuannya yang beliau dapat semasa kuliah dan dengan
berdasarkan pengalaman prakteknya selama ini. Karena Dokter Tini selalu memanfaatkan
gadgetnya, dia selalu mendasarkan diagnosis dan terapinya berdasarkan bukti (evidence based
medicine). Selain itu, Dokter Tini selalu mengikuti perkembangan dunia kedokteran yang baru
karena sejak kuliah di Fakultas Kedokteran , dia dilatih agar mamou belajar seumur hidup
(lifelong learning), self directed learning, belajar berdasar masalah (problem based learning)
sehingga saat ini dia lebih mandiri dalam menjalankan praktik kedokterannya meskipun terjadi
perubahan pola penyakit dan pelayanan kesehatan.

Metode seven jumps :


1. Klarifikasi istilah atau konsep
1.1 Penentuan istilah yang kurang dipahami :
 Evidence based medicine
 Empati
 Self directed learning
 Perubahan pola penyakit
 Lifelong learning
 Problem based learning
1.2 Analisa istilah :
Istilah 1 : Evidence based medicine
 Pendapat 1 : Evidence based medicine  pengobatan berdasarkan bukti disini
digambarkan oleh sosok Dokter Tini yang sangat update dengan pengetahuan
dunia kedokteran terkini sehingga mampu mencari literature dari internet dan
media elektronik lainnya guna mewujudkan diagnosis dan erpai berdasarkan
bukti, dengan demikian diperoleh kepuasan dari pasien.
 Pendapat 2 : Suatu sikap teliti, tegas dan bijaksana dalam menggunakan bukti
terbaik untuk pengambilan keputusan mengenai perawatan terhadap pasien
(Frederick E. Mahn, Medical Library)
 Menurut buku yang berjudul Clinical Epidemologi, EBM merupakan suatu
pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk
kepentingan kesehatan pasien, dengan cara : kita harus terus meng-update
informasi dan meninggalkan informasi-informasi lama guna mencari dan
menerapkan informasi yang lebih terkini lagi.
 Kesimpulan yang dapat kami ambil dari pendapat-pendapat di atas, Evidence
based medicine adalah suatu metode pembelajaran berdasarkan bukti-bukti ilmiah
untuk pengambioan keputusan mengenai perawatan terhadap pasien.

Istilah 2 : Empati
 Pendapat 1 : Empati adalah dapat ikut merasakan penderitaan pasien tetapi juga
diwujudkan dengan tindakan nyata. Menangkap arti dari komunikasi dokter-
pasien sehingga dapat memberi keputusan bijak serta diagnosis yang tepat.
 Pendapat 2 : Hampir sama dengan simpati tetapi empati lebih dalam dalam
menaruh perasaan daripada simpati.
 Pendapat 3 : dalam ilmu psikososial, dokter memposisikan dirinya sebagai pasien
tetapi dokter tidak boleh menaruh perasaan berlebihan terhadap pasien terkait juga
dengan Kode Etik Kedokteran UU no 7 tahun 1999.
 Pendapat 4 : Empati bisa berlaku kepada semua orang (objektif), sebagai contoh
dokter umum yang merujuk pasien untuk pemeriksaan lab atau ke rumah sakit
karena penanganan penyakitnya sudah tidak sesuai dengan kompetensi seorang
dokter umum.
 Pendapat 5 : Salah satu contoh dari empati yang dimiliki seorang dokter adalah
jika seorang pasien datang dengan menangis maka dokter pun berusaha memberi
solusi yang terbaik sebaliknya jika simpati dokter bisa saja ikut menangis karena
emosi yang terlalu dalam merasakan penderitaan pasien.
 Kesimpulan : diperoleh penggambaran dari beberapa definisi yang telah
dijabarkan melalui tabel, sbb :

Pembanding Empati Simpati


Emosi - 
Tindakan  (jangka panjang)  (jangka pendek)
Tingkat perhatian  
Tingkat kepedulian ++++ ++
Obyektifitas  -
Subyektifitas - 
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa empati berbeda dengan simpati
dimana dari sisi emosional empati menunjukkan wujud ikut merasakan namun dengan
diikuti tindakan nyata sehingga dapat dikatakan emosi yang positif karena dapat
direalisasikan sedangkan untuk tingkat perhatian tidak ada perbedaan yang mendasar
diantara keduanya, empati menunjukkan tingkat kepedulian yang lebih tinggi
dikarenakan perwujudan dari kepedulian tersebut dapat dipertanggungjawabkan, serta
empati lebih bersifat obyektif karena bersifat universal, tidak hanya pada sekelompok
orang.

Contoh sikap empati dan simpati :


1. Empati : ketika kita melihat pengemis di jalanan dan merasa iba kita berusaha
memberi tindakan nyata yang mampu meringankan bebannya dalam jangka
panjang misal membawanya ke panti asuhan atau tempat penampungan bagi
rakyat miskin dan terlantar.
2. Simpati : ketika kita merasa kasihan terhadap pengemis maka yang kita lakukan
hanyalah pertolongan jangka pendek seperti memberi uang.

Istilah 3 : Self directed learning


 Pendapat 1 : Self directed learning adalah belajar mandiri tanpa ada paksaan,
kesadaran terhadap diri sendiri.
 Pendapat 2 : Self directed learning adalah belajar autodidak, tidak membutuhkan
mentor atau tutor
 Pendapat 3 : Self directed learning adalah kesadaran untuk belajar mandiri tetapi
itu juga mencakup tidak adanya belajar yang hanya dari literature tetapi juga dari
orang yang lebih ahli.
 Pendapat 4 : Dalam self directed learning, diri sendirilah yang menjadi agen
perubahan dalam belajar.
 Pendapat 5 : Peningkatan pengetahuan menggunakan banyak metode dalam suatu
waktu.
 Pendapat 6 : Proses mental yang disertai dan didukung dengan aktivitas
identifikasi dan pencarian informasi.
 Pendapat 7 : Menurut Knowles, tindakan mengambil inisiatif dengan atau tanpa
bantuan orang lain dan dengan menyadari kebutuhan sendiri dalam belajar.
 Kesimpulan : Self directed learning adalah peningkatan pengetahuan secara
inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain dengan menyadari kebutuhan
sendiri.
 Menurut Candy (1991), dimensi belajar mandiri ada empat, yaitu a) otonomi
diri; b) pengelolaan diri; c) kebutuhan belajar yang mandiri; d) kontrol
pebelajar terhadap pembelajaran.
 Cara untuk meningkatkan kesadaran agar menerapkan self directed learning :
1. Sadari kebutuhan diri sendiri akan belajar
2. Mulai dengan mencari motivasi diri
3. Cari metode yang paling efektif dan temukan minat anda
4. Banyak bergaul dengan lingkungan yang mendukung efektivitas belajar
5. Mulai dari inisiatif yang paling sederhana yaitu mencari literatur dari
internet dan jangan pernah menunda suatu pekerjaan.
 Sumber informasi ketika kita menerapkan self directed learning, antara lain :
Karena self directed learning adalah belajar dengan atau tanpa bantuan orang
lain maka sumber tersebut dapat berupa :
1. Buku referensi yang berkaitan dengan pembelajaran
2. Referensi dari internet : e-book, artikel ilmiah, jurnal ilmiah
3. Tutor yang hanya bertindak sebgai fasilitator dan memberikan feed back
pada tahap evaluasi
 Perbedaan self directed learning dengan belajar autodidak :
Self directed learning Autodidak
Belajar mandiri dengan atau tanpa Belajar mandiri tanpa bantuan orang
bantuan orang lain lain
Melalui tahap planning, monitoring, Tidak melalui tahap planning,
dan evaluating monitoring, dan evaluating, tidak
mempunyai target pasti
Dapat diterapkan dalam semua Hanya dapat diterapkan pada
konsep pembelajaran pembelajaran dalam hal tertentu

 Contoh penerapan self directed learning : Belajar ilmu kedokteran.


 Contoh penerapan belajar autodidak : Belajar memainkan gitar.

Istilah 4 : Perubahan pola penyakit


 Pendapat 1 : evolusi mikroorganisme terjadi sejalan dengan perubahan zaman,
mengikuti keadaan alam yang juga berubah.
 Pendapat 2 : perubahan pola hidup manusia (dilihat dari segi makanan dan
gaya hidup.
 Pendapat 3 : perubahan pola penularan akibat resistensi dan virulensi sehingga
bakteri sampai kebal terhadap antibiotic. Jika digambarkan kurang lebih
seperti ini : hewanhewan berubah menjadi hewanmanusia
 Contoh penyakit yang pola penularannya berubah adalah flu burung….
 Pendapat 4 : evolusi mikroorganisme sesuai dengan letak geografis masing-
masing wilayang di belahan dunia.
 Contoh : amoeba di Arizona bisa sampai menginfeksi otak
 Dampak dari adanya perubahan pola penyakit :
 Bertambahnya variasi penyakit.
 Berkaitan dengan poin diatas, maka penanganan terhadap penyakit pun
lebih bervariasi juga.
 Penyakit semakin kompleks.
 Penanganan penyakit pun semakin sulit, intensif serta kompleks.

Istilah 5 : Life long learning


 Pendapat 1 : sikap dokter untuk selalu belajar, sehingga dapat terus melakukan
pengobatan yang sesuai.
 Pendapat 2 : belajar yang sering tanpa kita sadari hingga akhir hayat sehingga
dapat dikatakan bahwa pendidikan tidak pernah berakhir. Konsep ini juga
memungkinkan kita untuk selalu memperbaharui pengetahuan yang bersifat
relative serta mengembangkan potensi yang kita miliki.
 Pendapat 3 : terus berlatih dan belajar dengan cara, seperti : mencari referensi.
membaca buku kuliah lagi.
 Pendapat 4 : Membuka diri dengan cara selalu belajar dengan berbagi
pengalaman dengan dokter lain, sehinggadidapat juga pengetahuan untuk
memahami penyakit-penyakit endemik lain.
 Pendapat 5 : Selalu belajar dengan cara, antara lain :
- Dari buku referensi pada saat kuliah.
- Melalui pengalaman menangani pasien pada saat pasca
kuliah.
 Pendapat 6 : Belajar yang continue sejak SD, pembelajaran dibagi menjadi 2
yaitu formal dan informal, seperti :
- Formal : melalui pendidikan SD, SMP, SMA hingga
perguruan tinggi.
- Informal : melalui buku referensi dan pasien.
 Pendapat 7 : Pengabdian terhadap profesi, sehingga dapat dikatakan kesehatan
penderita menjadi yang utama. Belajar saat sudah menangani pasien yang
sesungguhnya untuk melatih sifat kritis.
 Pendapat 8 : Dokter menerima perkembangan zaman, siap menangani
penyakit baru, dengan cara :
- Tetap update penelitian dari jurnal-jurnal lain
- Mempelajari penyakit-penyakit baru
 Pendapat 9 : Harus selalu belajar terutama dengan perubahan pola penyakit,
dengan kata lain tidak pernah pension belajar.
 Pendapat 10 : Penting sebagai dokter untuk tidak kalah dengan pasien dan
lebih mendalami ilmu kedokteran.
 Kesimpulan : Long life learning adalah belajar seumur hidup agar bisa
berkembang dengan cara melalui, yaitu :
 Buku
 Jurnal
 Referensi-referensi
 Pakar-pakar ilmu kedokteran
 Internet dan media terpercaya lainnya
 Rekan sejawat
 Serta forum-forum seperti : seminar, workshop serta round table
discussion

Istilah 6 : Problem based learning


 Pendapat 1 : Perlu dikembangkan lagi pengetahuan tentang perkembangan
penyakit-penyakit baru, serta cara penanganan baru yang lebih sesuai.
 Pendapat 2 : Dibutuhkan penanganan yang lebih sederhana dari berbagai
masalah kesehatan dan penyakit-penyakit baru yang muncul.
 Pendapat 3 : Problem based learning adalah belajar berdasar masalah yang
ada, dengan pengalaman memecahkan masalah maka akan berdampak pada
peningkatan keterampilan kita dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
timbul berikutnya.
 Pendapat 4 : Problem based learning intinya adalah mempelajari kasus nyata
tidak hanya mempelajari teorinya saja.
 Pendapat 5 : Dengan menerapkan PBL kita akan terbiasa dengan kasus nyata
yang terjadi dalam masyarakat sehingga kita dapat belajar penanganan yang
cepat dan tanggap karena masalah dalam PBL adalah kasus-kasus yang sering
ditemukan dalam kehidupan nyata.
 Kesimpulan : Belajar menangani penyakit dengan kasus nyata untuk
menemukan penanganan baru yang lebih sederhana agar dapat
menegmbangkan pengetahuan yang telah kita miliki untuk dapat
menyelesaikan masalah berikutnya di kemudian hari dengan cara belajar
sendiri maupun sharing. Intinya PBL adalah sebuah metode atau strategi
belajar yang menggunakan masalah sebagai rangsangan agar terbentuk
pengetahuan dan pengalaman yang baru, caranya dengan mencari literatur dan
diskusi. Singkatnya problem based learning merupakan percepatan belajar.
 Contoh : penanganan thypoid yang mengalami perforasi diterapkan dalam
pembelajaran yaitu tutorial. Sebab dalam tutorial setiap masalah pasti banyak
mengandung esensi dan pembelajaran dan masalah yang dikemukakan
merupakan kasus yang sering ditemukan dalam masyarakat.

2. Menetapkan permasalahan
2.1 Apa perbedaan strategi belajar antara dr.Tini dan dr.Tono?
2.2 Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perbedaan strategi belajar diantara kedua
dokter tersebut?
2.3 Apa penyebab kelebihan dan kekurangan dari masing-masing dokter tersebut?
Bagaimanakah seharusnya sikap seorang dokter?

3. Menganalisis masalah
3.1 dr. Tini lebih menekankan pada aspek pembelajaran berdasarkan evidence based
learning karena dirinya memanfaatkan teknologi informasi secara maksimal
sedangkan dr. Tono lebih kepada aspek konvensional dimana dokter belajar dari
literatr berupa buku yang didalamnya kurang mengeksplor penyakit-penyakit atau
ilmu kedokteran terbaru.
3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi :
- Pengetahuan akan teknologi
- sistem pembelajaran saat kuliah
- komunikasi efektif terhadap masyarakat
3.3 Penyebab :
- perubahan zaman yang semakin maju terutama berkaitan dengan teknologi
- perkembangan sistem dan cara belajar kea rah yang lebih baik lagi
- perubahan pola piker dan cara pandang masyarakat terhadap kesehatan

4. Menarik kesimpulan dari analisis masalah


 Untuk mengetahui strategi belajar yang efektif untuk diterapkan mahasiswa Fakultas
Kedokteran.
 Untuk mengetahui bagaimana mengatasi masalah-masalah yang timbul dari
penerapan berbagai strategi belajar.

5. Menentukan tujuan belajar, LO (Learning Objective) sementara


LO (Learning Objective) :
1. Untuk mengetahui macam-macam strategi belajar
Evidence based medicine
 Definisi :
 Penerapan pendekatan dan metode pembelajaran dalam proses
pembelajaran berdasarkan bukti-bukti ilmiah terbaik yang ada. (Harden et
al, 1999)
 Merupakan keterpaduan antara (1) bukti-bukti ilmiah yang berasal dari
studi yang terpercaya (best research evidence); dengan (2) keahlian klinis
(clinical expertise) dan (3) nilai-nilai yang ada pada masyarakat (patient
values). (Sackett et al, 2000)
 Suatu sistem atau cara untuk menyaring semua data dan informasi dalam
bidang kesehatan. Sehingga seorang dokter hanya memperoleh informasi
yang sahih dan mutakhir untuk mengobati pasiennya. (Wirjo, 2002)
 Tujuan :
Dengan mengacu pada konsep evidence based medicine, maka diharapkan
akan tercapai tujuan-tujuan, sbb :
1. Dokter tidak khawatir terhadap tuntutan malpraktek, karena telah
menjalankan tugas profesinya sesuai kaidah etika ilmu kedokteran yang
berbasis ilmiah, valid, dan reliabel. (Pandhita, 2007).
2. Agar dapat belajar dengan benar melalui penerimaan informasi yang benar
berdasarkan sumber-sumber yang valid.
 Langkah-langkah :
1. Mengajukan pertanyaan klinik yang dapat dijawab (asking answerable
question).
2. Melakukan pelacakan pustaka untuk menjawab pertanyaan klinik.
3. Melakukan telaah kritis terhadap bukti ilmiah.
4. Melakukan integrasi antara bukti ilmiah yang valid, keahlian klinik, dan
nilai serta harapan yang ada pada pasien.
5. Melakukan evaluasi hasil guna penerapan bukti ilmiah di dalam praktek.
(Guyatt, 2004)

Self directed learning


 Definisi :
 Menurut Gibbons (2002), self directed learning adalah peningkatan
pengetahuan, keahlian, prestasi, dan mengembangkan diri dimana individu
menggunakan banyak metode dalam banyak situasi dalam setiap waktu.
Self directed learning diperlukan karena dapat memberikan siswa
kemampuan untuk mengerjakan tugas, untuk mengkombinasikan
perkembangan kemampuan dengan perkembangan karakter dan
mempersiapkan siswa untuk mempelajari seluruh kehidupan mereka. Self
directed learning meliputi bagaimana siswa belajar setiap harinya,
bagaimana siswa dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang cepat
berubah, dan bagaimana siswa dapat mengambil inisiatif sendiri ketika
suatu kesempatan tidak terjadi atau tidak muncul.
 Menurut Knowles (dalam Jennings, 1975) menambahkan bahwa self
directed learning adalah sebuah proses dimana sebuah dimana individu
mengambil inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, dan proses
dalam self-directed learning ini dilakukan dengan menyadari kebutuhan
sendiri dalam belajar, mengatur tujuan pribadi, membuat keputusan pada
sumber dan strategi belajar dan menilai hasil.
 Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa self directed
learning adalah peningkatan pengetahuan, keahlian, prestasi, dan
pengembangkan diri individu yang diawali dengan inisiatif sendiri dengan
belajar perencanaan belajar sendiri (self planned) dan dilakukan sendiri
(self conducted), menyadari kebutuhan belajar, tujuan belajar, membuat
strategi belajar, menilai hasil belajar, serta memiliki tanggung jawab sendiri
menjadi agen perubahan dalam belajar.

 Tahapan Self directed learning :


1. Berpikir secara mandiri
2. Mengajarkan belajar memanajemen diri
3. Belajar perencanaan diri
4. Menemukan minat belajar bagi diri sendiri

 Menurut Hiemstra (dalam Sunarto, 2008), langkah-langkah pembelajaran SDL


terbagi menjadi 6 langkah yaitu:
(1) preplanning (aktivitas awal proses pembelajaran)
(2) menciptakan lingkungan belajar yang positif
(3) mengembangkan rencana pembelajaran
(4) mengidentifikasi aktivitas pembelajaran yang sesuai
(5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan monitoring
(6) mengevaluasi hasil belajar individu.
 Tujuan :
Untuk membekali pebelajar dengan ketrampilan yang dibutuhkan agar
termotivasi untuk belajar hari ini dan seterusnya disepanjang hidupnya (life
long learners) (Bernadette, 2005) serta memberikan penyesuaian dengan
keadaan yang cepat berubah walaupun tidak ada kesempatan.

 Kelebihan :
1. Fleksibel. (Zulkabir, 2005)
2. Mendorong disiplin dan ketrampilan. (Zulkabir, 2005)
3. Mahasiswa dapat menyelesaikan kuliah sesuai dengan kecepatan belajarnya
masing-masing. (Zulkabir, 2005)
4. Dapat menyesuaikan diri dengan gaya belajarnya masing-masing.

 Kekurangan :
1. Menuntut disiplin tinggi dan kemandirian belajar yang tinggi. (Zulkabir,
2005)
2. Memerlukan bimbingan dan tutorial yang intensif. (Zulkabir, 2005)
3. Membuat mahasiswa terlena/keblabasan. (Zulkabir, 2005)
4. Diperlukan kesadaran yang tinggi karena perencanaan itu mudah tetapi
butuh dorongan yang kuat untuk merealisasikannya.
5. Sulit mencari literatur yang sesuai.

 Contoh Penerapan dalam kehidupan sehari-hari


Beberapa waktu yang lalu saya mendiagnosa kebutuhan belajar saya untuk
mencari tahu bagaimana cara melakukan adaptasi terhadap instrumen yang
menggunakan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Karena saya sudah butuh
harus tahu cara adaptasi ini (kebutuhan untuk thesis), lalu saya menetapakan
tujuan belajar saya yaitu, mengetahui cara adaptasi instrumen penelitian dari
luar. Kemudian saya menyusun strategi belajar untuk mencapai tujuan belajar
tersebut. Saya menentukan sumber belajar yaitu internet untuk mencari
literatur yang berhubungan dengan cara adaptasi instrumen penelitian dari
bahasa luar. Kemudian saya pelajari dengan seksama beberapa artikel yang
saya temukan. Saya lakukan critical appraisal terhadap artikel ini. Akhirnya
saya telah mengetahui cara adaptasi instrumen penelitian dari bahasa luar.
Langkah akhirnya saya mengevaluasi hasil belajar saya tersebut. Untuk
mengevaluasi ini saya butuh teman atau guru agar penilaian benar objektif.
 Contoh penerapan dalam tutorial PBL
Belajar mandiri tidak hanya terdapat dalam langkah ke enam dari seven jumps.
Belajar mandiri sudah dimulai dari langkah pertama dari seven jumps hingga
sampai ke langkah tujuh.
 Contoh penerapan belajar mandiri dalam pengerjaan skripsi
Belajar mandiri juga dapat dilihat dalam proses pelaksanaan pembuatan skripsi
dan mencari literature di internet sebelum diadakan workshop.

Long life learning


 Definisi :
Belajar seumur hidup adalah belajar yang sering tanpa kita sadari. banyak yang
mengatakan bahwa belajar terus adalah bohong apalagi ketika kesibukan yang
terus semakin sibuk. Belajar seumur hidup bukan berarti belajar untuk
memperbaiki diri sendiri saja. tapi terus mempelajari apa yang terjadi pada
sekitar kita dengan membaca koran atau mencari hobi baru, mencari informasi,
dsb. Akhir kata, bagi seseorang yang belajar seumur hidup adalah hal yang
mustahil maka ia telah menjadi orang yang gagal dan tidak dapat beradaptasi.

Problem based learning


 Definisi
PBL adalah metode pendidikan berpusat pada peserta didik. Peserta didik
secara progresif diberikan lebih banyak dan lebih bertanggung jawab atas
pendidikan mereka sendiri dan menjadi semakin independen dari guru untuk
pendidikan mereka. PBL menghasilkan pelajar mandiri yang dapat terus
belajar sendiri dalam hidup dan dalam karir yang mereka pilih. Tanggung
jawab guru dalam PBL adalah untuk menyediakan bahan-bahan pendidikan
dan bimbingan yang memfasilitasi pembelajaran. PBL didasarkan pada
masalah dunia nyata.

 Tujuan:
Membangun dan mengembangkan pembelajaran mahasiswa sehingga
mahasiswa mempunyai kompeten dalamilmu pengetahuan, skills, dan attitude.
Selain itu terdapat beberapa tujuan lainnya, sbb :
1. Membangun skill, pengetahuan dan attitude yang lebih baik (cara
berkomunikasi yang baik)
2. Menemukan penanganan yang tepat untuk mengobati pasien
3. Meningkatkan kompetensi mahasiswa
4. Mampu berpikir kritis dan analitis
Sedangkan terdapat pula beberapa tujuan menurut H. Barous yaitu :
Meningkatkan aspek kecakapan mahasiswa dalam menerapkan pemecahan
masalah, kerjasama tim, memperoleh pengetahuan yang luas dan belajar
mandiri.

 Cara:
1. Dengan student centered
2. Mahasiswa mengidentifikasi dan mencari ilmu pengetahuan yang sesuai
dgn masalah yang dihadapi
3. Belajar yang dihubungkan dengan masalah
4. Menyelesaikan masalah
5. Pengetahuan ditimbulkan dari penyelesaian masalah itu

 Keuggulam PBL
Menurut Sanjaya (2007: 219) memiliki keunggulan yaitu sebagai berikut.
(1) Menantang kemampuan peserta didik serta memberi memberi kepuasan
untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.
(2) Meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik.
(3) Membantu peserta didik bagaimana mentransfer pengetahuan mereka
untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
(4) Merangsang perkembangan kemajuan berfikir peserta didik untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi secara tepat.

 Kelemahan PBL
(1) Memerlukan waktu yang panjang dibandingkan dengan model
pembelajaran yang lain.
(2) Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak memiliki
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka akan
merasa enggan untuk mencoba (Sanjaya, 2007:220).

2. Kompetensi dokter yang harus dicapai


a. Area Profesionalitas yang Luhur
b. Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri
c. Area Komunikasi Efektif
d. Area Pengelolaan Informasi
e. Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
f. Area Keterampilan Klinis
g. Area Pengelolaan Masalah Kesehatan

3. Komunikasi efektif dengan pasien


 Definisi
Definisi komunikasi adalah “Sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran
atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu
sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai
pikiran-pikiran atau informasi”. (Komaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt &
Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988)
Aplikasi definisi komunikasi dalam interaksi antara dokter dan pasien di tempat
praktik diartikan tercapainya pengertian dan kesepakatan yang dibangun dokter
bersama pasien pada setiap langkah penyelesaian masalah pasien. KOMUNIKASI
EFEKTIF DOKTER-PASIEN, KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA 2006
 Komunikasi dokter-pasien juga membutuhkan metode SalamAjak
bicaraJelaskanInformasi (SAJI) yang ada sehingga pasien dapat memahami
penyakitnya dan dokter dapat mengambil tindakan yang holistik dan bersikap
empati pada semua civitas.

4. Empati
 Definisi
Keadaan mental yg membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dl
keadaan perasaan atau pikiran yg sama dengan orang atau kelompok lain.

5. Paradigma lama dan baru pendidikan dokter


 Paradigma lama : KIPDI (kempetensi)
*Mengandalkan ->belajar mengandalkan pengalaman dari senior senior
*disiplin ilmu (modal tahu dan memahami bisa lulus)
 Paradigma baru :
*Mengandalkan bukti bukti factual dan penelitian penelitian baru
*Harus melewati UKDI untuk lulus. Sebab UKDI adalah sebuah sistem
standarisasi yang menjadi standart minimal seorang dokter di Indonesia.
 Penyebab timbulnya paradigm lama dan baru : karena adanya penyesuaian
kurikulum dan sistem pembelajaran kearah yang lebih baik lagi.
 Tujuan terbentuknya paradigma baru : agar mahasiswa terbiasa menerapkan
strategi belajar SPICES dan senantiasa proaktif dalam menghadapi tantangan
zaman.
Perbedaan keduanya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
No Paradigma lama Paradigma baru
1 Teacher-centered Student-centered
2 Teoritis Aplikatif (belajar dari masalah)
3 Praktek setelah teori (late clinical Praktek sejak awal belajar (early
exposure) clinical exposure)
4 Kurang dalam penguasaan IT Lebih menguasai IT
5 Tidak ada pengelolaan sistem Pengelolaan sistem pembelajaran
pembelajaran
6 Pengajaran secara berurutan Pengajaran terintegrasi
7 Hospital-oriented Community-oriented
8 Siswa pasif Siswa aktif
9 One-way learning Two-way learning
10 Dossen menyiapkan materi dan Dosen hanya menyiapkan materi
menyampaikan pada mahasiswa
11 Dosen menjelaskan seluruh isi Dosen merangkum materi
materi berdasarkan pemikiran mahasiswa

6. Perubahan pola penyakit


 Definisi
Perubahan pola penyebaran penyakit dan faktor-faktor determinan yg
mempengaruhi terjadinya penyakit sehingga dapat diketahui cara pencegahan dan
pemberantasan penyakit.
 Contoh : thypoid dahulu hanya dapat perforasi padaorang dewasa sekarang juga
bisa pada anak-anak.
 Pola yang berubah, meliputi :
1. Bentuk penularan, sebagai contoh TBC pada seseorang yang menderita HIV
2. Keparahan penyakit
3. Attack rate suatu penyakit
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah host, agent dan environment.

4. Berpikir kritis
 Definisi : Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir secara sistematik yang
penting bagi para professional, berpikir kritis dapat diartikan sebagai berpikir
dengan tujuan dan mengarah sasaran yang membantu seseorang membuat
penilaian berdasarkan data bukan perkiraan.
 Menurut R. Swarz dan D.N. Perkins (1990) dalam Zaleha (2007: 86) berpikir
kritis berarti :
1. Bertujuan untuk mencapai penilaian yang kritis terhadap apa yang akan
kita terima aatau apa yang akan kita lakukan dengan alasan yang logis.
2. Memakai standar penilaian sebagai hasil dari berpikir kritis dalam
membuat keputusan.
3. Menerapkan berbagai strategi yang tersusun dan memberikan alasan untuk
menentukan dan menerapkan standar tersebut.
4. Mencari dan menghimpun informasi yang dapat dipercaya untuk dipakai
sebagai bukti yang dapat mendukung suatu penilaian.

 Langkah-langkah
Sebagaimana dikemukakan oleh Sudjana (1997) yakni:
a. Tahap pra intruksional
Tahap pra intruksional merupakan tahap awal yang ditempuh pada saat
memulai proses pembelajaran, antara lain melalui kegiatan:
• Memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya mengenai bahan
pelajaran yang belum dikuasai dari pelajaran yang sudah dibelajarkan.
• Mengajukan pertanyaan pada peserta didik mengenai bahan yang telah
dibelajarkan.
• Mengulang secara singkat semua aspek yang telah dibelajarkan.
b. Tahap intruksional
Tahap intruksional merupakan tahap pemberian atau pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yakni:
• Materi, tugas dan contoh-contoh
• Penggunaan alat Bantu untuk memperjelas perolehan belajar
• Serta menyimpulkan hasil pembelajaran
c. Tahap evaluasi
Tahap evaluasi dan tindak lanjut adalah tahap yang dipelukan untuk
mengetahui keberhasilan tahap intruksional.

 Tujuan
memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis
asumsi dan melakukan penelitian ilmiah dengan hasil yang memuaskan.

 Ciri-ciri critical thinker


1. Memiliki rasa keingintahuan yang tinggi
2. Mampu menyelesaikan masalah dengan cepat
3. Memiliki kemampuan berpikir logis dan sistematis
4. Biasanya merupakan pembicara yang baik dan aktif

5. Cara belajar orang dewasa


 Cara belajar orang dewasa adalah suatu kegiatan, proses atau pengalaman dalam
menambah ilmu pengetahuan atau ketrampilan sesuai dengan asumsi pembelajaran
orang dewasa yaitu :
1. Otonomi dan “self directed”
Dalam pembelajaran orang dewasa membutuhkan kebebasan dalam
menentukan arah pembelajarannya. Sedangkan dosen hanya sebagai fasilitator
yang mengetahui topik pembelajaran dan mengarahkannya sesuai dengan
keinginan mahasiswa dan tidak bertindak sebagai pemberi ilmu
2. Berorientasi tujuan pembelajaran
Dalam proses pembelajaran mereka perlu mengetahui tujuan pembelajaran
yang harus dicapai. Tujuan pembelajaran itu harus tergambar dalam awal-
awal proses pembelajaran ini. Mahasiswa harus merasakan bahwa kelompok
mereka ini akan membantu mereka dalam mencapai tujuan pembelajaran
3. Berorientasi relevansi
Mahasiswa perlu mengetahui alasan mengapa sesuatu ini harus dipelajari.
Pembelajaran harus aplikabel untuk pekerjaan mereka atau mempunyai nilai
tambah bagi mereka. Tentu teori dan konsep pengetahuan yang ingin
diperoleh disesuaikan dengan keadaan yang akan mereka hadapi.
4. Praktis dan memecahkan masalah
Subjek pembelajaran terfokus kepada hal-hal yang diperkirakan akan berguna
bagi pekerjaan mereka dimasa yang akan datang
5. Memiliki ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup
Ilmu yang dimiliki serta pengalaman hidup selama ini, diperlukan untuk
mengembangkan ilmu dan pekerjaan selanjutnya. Untuk itu mereka harus
menyatukan pengalaman dan ilmu dari anggota kelompok diskusinya

6. Peran IT
 Definisi
Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah Information technology (IT) adalah istilah umum untuk teknologi apa
pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan,
mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan
komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video.
Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi
juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam
modern (misalnya ponsel).
 Menjelaskan teknik penelurusan data
Agar dalam menelusur mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan cepat
dan tepat diperlukan strategi penelusuran yang baik. Untuk itu kita harus
mengenal beberapa karakteristik dari mesin pencari, fasilitas pencarian,
bentuk dan format informasi yang tersedia.
 Berikut ini merupakan teknik penelusuran data yang valid :
1. Baca sumbernya, biasanya jika sumber tersebut adalah buku maka bisa
dipastikan sumber tersebut terpercaya karena buku merupakan referensi
yang melalui tahap pengeditan dan penyuntingan lumayan panjang.
2. Kenali biografi penulis, poin penting yaitu riwayat pendidikan dan jumlah
literature atau jurnal atau penelitian ilmiah yang pernah dibuat.
3. Ada jurnal berlangganan dan non-berlangganan, bisa buka di web masing-
masing sebab jurnal adalah salah satu penelitian ilmiah yang
keabsahannya dapat dipertanggungjawabkan.
4. Kedalaman isi harus dipertimbangkan dengan membaca abstraksi.

 Perkembangan praktek kedokteran


Praktek kedokteran mengombinasikan sains dan seni. Sains dan teknologi
adalah bukti dasar atas berbagai masalah klinis dalam masyarakat. Seni
kedokteran adalah penerapan gabungan antara ilmu kedokteran, intuisi, dan
keputusan medis untuk menentukan diagnosis yang tepat dan perencanaan
perawatan untuk masing-masing pasien serta merawat pasien sesuai dengan
apa yang diperlukan olehnya.

Pusat dari praktik kedokteran adalah hubungan relasi antara pasien dan
dokter yang dibangun ketika seseorang mencari dokter untuk mengatasi
masalah kesehatan yang dideritanya.

Dalam praktik, seorang dokter harus:

 membangun relasi dengan pasien


 mengumpulkan data (riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
dengan hasil laboratorium atau citra medis)
 menganalisis data
 membuat rencana perawatan (tes yang harus dijalani berikutnya,
terapi, rujukan)
 merawat pasien
 memantau dan menilai jalannya perawatan dan dapat mengubah
perawatan bila diperlukan.

Semua yang dilakukan dokter tercatat dalam sebuah rekam medis, yang
merupakan dokumen yang berkedudukan dalam hukum.

7. Sejarah lahirnya ilmu kedokteran


Pada awalnya, sebagian besar kebudayaan dalam masyarakat awal menggunakan
tumbuh-tumbuhan herbal dan hewan untuk tindakan pengobatan. Ini sesuai dengan
kepercayaan magis mereka yakni animisme, sihir, dan dewa-dewi. Masyarakat
animisme percaya bahwa benda mati pun memiliki roh atau mempunyai hubungan
dengan roh leluhur.
Ilmu kedokteran berangsur-angsur berkembang di berbagai tempat terpisah yakni
Mesir kuno, Tiongkok kuno, India kuno, Yunani kuno, Persia, dan lainnya. Sekitar
tahun 1400-an terjadi sebuah perubahan besar yakni pendekatan ilmu kedokteran
terhadap sains. Hal ini mulai timbul dengan penolakan–karena tidak sesuai dengan
fakta yang ada–terhadap berbagai hal yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pada masa
lalu (bandingkan dengan penolakan Copernicus pada teori astronomi Ptolomeus.
Beberapa tokoh baru seperti Vesalius (seorang ahli anatomi) membuka jalan
penolakan terhadap teori-teori besar kedokteran kuno seperti teori Galen,
Hippokrates, dan Avicenna. Diperkirakan hal ini terjadi akibat semakin lemahnya
kekuatan gereja dalam masyarakat pada masa itu.
Ilmu kedokteran yang seperti dipraktikkan pada masa kini berkembang pada akhir
abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Inggris (oleh William Harvey, abad ke-17),
Jerman (Rudolf Virchow) dan Perancis (Jean-Martin Charcot, Claude Bernard). Ilmu
kedokteran modern, kedokteran "ilmiah" (di mana semua hasil-hasilnya telah
diujicobakan) menggantikan tradisi awal kedokteran Barat, herbalisme, humorlasime
Yunani dan semua teori pra-modern. Pusat perkembangan ilmu kedokteran berganti
ke Britania Raya dan Amerika Serikat pada awal tahun 1900-an (oleh William Osler,
Harvey Cushing).
Kedokteran berdasarkan bukti (evidence-based medicine) adalah tindakan yang
ari itu unkini dilakukan untuk memberikan cara kerja yang efektif dan menggunakan
metode ilmiah serta informasi sains global yang modern.
Kini, ilmu genetika telah memengaruhi ilmu kedokteran. Hal ini dimulai dengan
ditemukannya gen penyebab berbagai penyakit akibat kelainan genetik, dan
perkembangan teknik biologi molekuler.
Ilmu herbalisme berkembang menjadi farmakologi. Masa modern benar-benar
dimulai dengan penemuan Heinrich Hermann Robert Koch bahwa penyakit
disebarkan melalui bakteria (sekitar tahun 1880), yang kemudian disusul penemuan
antibiotik (sekitar tahun 1900-an). Antibiotik yang pertama kali ditemukan adalah
obat Sulfa, yang diturunkan dari anilina. Penanganan terhadap penyakit infeksi
berhasil menurunkan tingkat infeksi pada masyarakat Barat. Oleh karena itu
dimulailah industri obat.

5. Menarik kesimpulan dari seluruh informasi yang telah didapat

Kesimpulan : Jadi dari seluruh rangkaian diskusi ini diambillah kesimpulan, bahwasanya
sebagai dokter di era modern kita harus dapat menyambungkan karakter dari dr.Tono dan
dr.Tini agar tidak ketinggalan informasi dan menjadi dokter yang kompeten di bidangnya
sebab semakin hari semakin banyak orang yang menginginkan kesempurnaan dalam
bekerja. Sehingga kita harus dapat menjawab tuntutan zaman tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://edukasi.kompasiana.com/2013/04/28/hakikat-berpikir-kritis-dan-pentingnya-bagi-
peserta-didik-555651.html

Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol 1 Wong - Halaman 20

books.google.com/books

http://jurnal-teknologi-pendidikan.tp.ac.id/pembelajaran-inovatif-berbasis-deep-dialogue-
critical-thinking.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_informasi

http://luluasegaf.files.wordpress.com/2010/12/tugas-akhir-psikologi-prof-samsul.docx.

http://mediafunia.blogspot.com/2013/01/model-pembelajaran-inovatif-self.html

Anda mungkin juga menyukai