Disusun Oleh :
Anggota grup D :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
SKENARIO 1
STRATEGI BELAJAR DAN MENGATASI MASALAH BELAJAR
Dokter Tono adalah dokter lulusan dari Fakultas Kedokteran 20 tahun yang lalu sedangkan
Dokter Tini lulus baru pada tahun yang lalu. Dokter Tono praktek di kecamatan yang sama
dengan Dokter Tini. Di kecamatan itu, tidak ada praktik dokter lain kecuali kedua dokter itu :
Dokter Tono dan Tini. Pasien di kecamatan tersebut lebih mengenal Dokter Tono, orangnya
ramah dan empati terhadap pasien-pasiennya karena komunikasinya sangat bagus. Sedangkan
Dokter Tini lebih dikenal karena pintarnya dalam mengobati penyakit. Tak jarang, dokter Tini
sering membuka tablet atau laptopnuya untuk mengikuti perkembangan kedokteran sedangkan
Dokter Tono masih mengandalkan pengetahuannya yang beliau dapat semasa kuliah dan dengan
berdasarkan pengalaman prakteknya selama ini. Karena Dokter Tini selalu memanfaatkan
gadgetnya, dia selalu mendasarkan diagnosis dan terapinya berdasarkan bukti (evidence based
medicine). Selain itu, Dokter Tini selalu mengikuti perkembangan dunia kedokteran yang baru
karena sejak kuliah di Fakultas Kedokteran , dia dilatih agar mamou belajar seumur hidup
(lifelong learning), self directed learning, belajar berdasar masalah (problem based learning)
sehingga saat ini dia lebih mandiri dalam menjalankan praktik kedokterannya meskipun terjadi
perubahan pola penyakit dan pelayanan kesehatan.
Istilah 2 : Empati
Pendapat 1 : Empati adalah dapat ikut merasakan penderitaan pasien tetapi juga
diwujudkan dengan tindakan nyata. Menangkap arti dari komunikasi dokter-
pasien sehingga dapat memberi keputusan bijak serta diagnosis yang tepat.
Pendapat 2 : Hampir sama dengan simpati tetapi empati lebih dalam dalam
menaruh perasaan daripada simpati.
Pendapat 3 : dalam ilmu psikososial, dokter memposisikan dirinya sebagai pasien
tetapi dokter tidak boleh menaruh perasaan berlebihan terhadap pasien terkait juga
dengan Kode Etik Kedokteran UU no 7 tahun 1999.
Pendapat 4 : Empati bisa berlaku kepada semua orang (objektif), sebagai contoh
dokter umum yang merujuk pasien untuk pemeriksaan lab atau ke rumah sakit
karena penanganan penyakitnya sudah tidak sesuai dengan kompetensi seorang
dokter umum.
Pendapat 5 : Salah satu contoh dari empati yang dimiliki seorang dokter adalah
jika seorang pasien datang dengan menangis maka dokter pun berusaha memberi
solusi yang terbaik sebaliknya jika simpati dokter bisa saja ikut menangis karena
emosi yang terlalu dalam merasakan penderitaan pasien.
Kesimpulan : diperoleh penggambaran dari beberapa definisi yang telah
dijabarkan melalui tabel, sbb :
2. Menetapkan permasalahan
2.1 Apa perbedaan strategi belajar antara dr.Tini dan dr.Tono?
2.2 Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perbedaan strategi belajar diantara kedua
dokter tersebut?
2.3 Apa penyebab kelebihan dan kekurangan dari masing-masing dokter tersebut?
Bagaimanakah seharusnya sikap seorang dokter?
3. Menganalisis masalah
3.1 dr. Tini lebih menekankan pada aspek pembelajaran berdasarkan evidence based
learning karena dirinya memanfaatkan teknologi informasi secara maksimal
sedangkan dr. Tono lebih kepada aspek konvensional dimana dokter belajar dari
literatr berupa buku yang didalamnya kurang mengeksplor penyakit-penyakit atau
ilmu kedokteran terbaru.
3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi :
- Pengetahuan akan teknologi
- sistem pembelajaran saat kuliah
- komunikasi efektif terhadap masyarakat
3.3 Penyebab :
- perubahan zaman yang semakin maju terutama berkaitan dengan teknologi
- perkembangan sistem dan cara belajar kea rah yang lebih baik lagi
- perubahan pola piker dan cara pandang masyarakat terhadap kesehatan
Kelebihan :
1. Fleksibel. (Zulkabir, 2005)
2. Mendorong disiplin dan ketrampilan. (Zulkabir, 2005)
3. Mahasiswa dapat menyelesaikan kuliah sesuai dengan kecepatan belajarnya
masing-masing. (Zulkabir, 2005)
4. Dapat menyesuaikan diri dengan gaya belajarnya masing-masing.
Kekurangan :
1. Menuntut disiplin tinggi dan kemandirian belajar yang tinggi. (Zulkabir,
2005)
2. Memerlukan bimbingan dan tutorial yang intensif. (Zulkabir, 2005)
3. Membuat mahasiswa terlena/keblabasan. (Zulkabir, 2005)
4. Diperlukan kesadaran yang tinggi karena perencanaan itu mudah tetapi
butuh dorongan yang kuat untuk merealisasikannya.
5. Sulit mencari literatur yang sesuai.
Tujuan:
Membangun dan mengembangkan pembelajaran mahasiswa sehingga
mahasiswa mempunyai kompeten dalamilmu pengetahuan, skills, dan attitude.
Selain itu terdapat beberapa tujuan lainnya, sbb :
1. Membangun skill, pengetahuan dan attitude yang lebih baik (cara
berkomunikasi yang baik)
2. Menemukan penanganan yang tepat untuk mengobati pasien
3. Meningkatkan kompetensi mahasiswa
4. Mampu berpikir kritis dan analitis
Sedangkan terdapat pula beberapa tujuan menurut H. Barous yaitu :
Meningkatkan aspek kecakapan mahasiswa dalam menerapkan pemecahan
masalah, kerjasama tim, memperoleh pengetahuan yang luas dan belajar
mandiri.
Cara:
1. Dengan student centered
2. Mahasiswa mengidentifikasi dan mencari ilmu pengetahuan yang sesuai
dgn masalah yang dihadapi
3. Belajar yang dihubungkan dengan masalah
4. Menyelesaikan masalah
5. Pengetahuan ditimbulkan dari penyelesaian masalah itu
Keuggulam PBL
Menurut Sanjaya (2007: 219) memiliki keunggulan yaitu sebagai berikut.
(1) Menantang kemampuan peserta didik serta memberi memberi kepuasan
untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.
(2) Meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik.
(3) Membantu peserta didik bagaimana mentransfer pengetahuan mereka
untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
(4) Merangsang perkembangan kemajuan berfikir peserta didik untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi secara tepat.
Kelemahan PBL
(1) Memerlukan waktu yang panjang dibandingkan dengan model
pembelajaran yang lain.
(2) Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak memiliki
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka akan
merasa enggan untuk mencoba (Sanjaya, 2007:220).
4. Empati
Definisi
Keadaan mental yg membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dl
keadaan perasaan atau pikiran yg sama dengan orang atau kelompok lain.
4. Berpikir kritis
Definisi : Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir secara sistematik yang
penting bagi para professional, berpikir kritis dapat diartikan sebagai berpikir
dengan tujuan dan mengarah sasaran yang membantu seseorang membuat
penilaian berdasarkan data bukan perkiraan.
Menurut R. Swarz dan D.N. Perkins (1990) dalam Zaleha (2007: 86) berpikir
kritis berarti :
1. Bertujuan untuk mencapai penilaian yang kritis terhadap apa yang akan
kita terima aatau apa yang akan kita lakukan dengan alasan yang logis.
2. Memakai standar penilaian sebagai hasil dari berpikir kritis dalam
membuat keputusan.
3. Menerapkan berbagai strategi yang tersusun dan memberikan alasan untuk
menentukan dan menerapkan standar tersebut.
4. Mencari dan menghimpun informasi yang dapat dipercaya untuk dipakai
sebagai bukti yang dapat mendukung suatu penilaian.
Langkah-langkah
Sebagaimana dikemukakan oleh Sudjana (1997) yakni:
a. Tahap pra intruksional
Tahap pra intruksional merupakan tahap awal yang ditempuh pada saat
memulai proses pembelajaran, antara lain melalui kegiatan:
• Memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya mengenai bahan
pelajaran yang belum dikuasai dari pelajaran yang sudah dibelajarkan.
• Mengajukan pertanyaan pada peserta didik mengenai bahan yang telah
dibelajarkan.
• Mengulang secara singkat semua aspek yang telah dibelajarkan.
b. Tahap intruksional
Tahap intruksional merupakan tahap pemberian atau pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yakni:
• Materi, tugas dan contoh-contoh
• Penggunaan alat Bantu untuk memperjelas perolehan belajar
• Serta menyimpulkan hasil pembelajaran
c. Tahap evaluasi
Tahap evaluasi dan tindak lanjut adalah tahap yang dipelukan untuk
mengetahui keberhasilan tahap intruksional.
Tujuan
memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis
asumsi dan melakukan penelitian ilmiah dengan hasil yang memuaskan.
6. Peran IT
Definisi
Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah Information technology (IT) adalah istilah umum untuk teknologi apa
pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan,
mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan
komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video.
Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi
juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam
modern (misalnya ponsel).
Menjelaskan teknik penelurusan data
Agar dalam menelusur mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan cepat
dan tepat diperlukan strategi penelusuran yang baik. Untuk itu kita harus
mengenal beberapa karakteristik dari mesin pencari, fasilitas pencarian,
bentuk dan format informasi yang tersedia.
Berikut ini merupakan teknik penelusuran data yang valid :
1. Baca sumbernya, biasanya jika sumber tersebut adalah buku maka bisa
dipastikan sumber tersebut terpercaya karena buku merupakan referensi
yang melalui tahap pengeditan dan penyuntingan lumayan panjang.
2. Kenali biografi penulis, poin penting yaitu riwayat pendidikan dan jumlah
literature atau jurnal atau penelitian ilmiah yang pernah dibuat.
3. Ada jurnal berlangganan dan non-berlangganan, bisa buka di web masing-
masing sebab jurnal adalah salah satu penelitian ilmiah yang
keabsahannya dapat dipertanggungjawabkan.
4. Kedalaman isi harus dipertimbangkan dengan membaca abstraksi.
Pusat dari praktik kedokteran adalah hubungan relasi antara pasien dan
dokter yang dibangun ketika seseorang mencari dokter untuk mengatasi
masalah kesehatan yang dideritanya.
Semua yang dilakukan dokter tercatat dalam sebuah rekam medis, yang
merupakan dokumen yang berkedudukan dalam hukum.
Kesimpulan : Jadi dari seluruh rangkaian diskusi ini diambillah kesimpulan, bahwasanya
sebagai dokter di era modern kita harus dapat menyambungkan karakter dari dr.Tono dan
dr.Tini agar tidak ketinggalan informasi dan menjadi dokter yang kompeten di bidangnya
sebab semakin hari semakin banyak orang yang menginginkan kesempurnaan dalam
bekerja. Sehingga kita harus dapat menjawab tuntutan zaman tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://edukasi.kompasiana.com/2013/04/28/hakikat-berpikir-kritis-dan-pentingnya-bagi-
peserta-didik-555651.html
books.google.com/books
http://jurnal-teknologi-pendidikan.tp.ac.id/pembelajaran-inovatif-berbasis-deep-dialogue-
critical-thinking.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_informasi
http://luluasegaf.files.wordpress.com/2010/12/tugas-akhir-psikologi-prof-samsul.docx.
http://mediafunia.blogspot.com/2013/01/model-pembelajaran-inovatif-self.html