Anda di halaman 1dari 14

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tenaga Basic Life Support di Puskesmas Pancurbatu Deliserdang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP TENAGA BASIC LIFE SUPPORT DI


PUSKESMAS PANCURBATU KABUPATEN DELISERDANG
Lilis Novitarum 1, Siti Meilan Simbolon2
*Staf Pengajar STIKes Santa Elisabeth Medan

ABSTRACT

Background : Knowledge and attitudes are the result of out through a specific sensing of
objects and social interaction so that the formation of a person's actions. Basic Life Support was
given an early intervention in the treatment of patients in cardiac arrest (cardiac arrest).
Goal : This study aimed to analyze the relationship between knowledge with attitude of health
workers on basic life support in Puskemas Pancur Stone Deli Serdang.
Methods: The method used is descriptive analytic research with cross sectional approach.
Samples numbered 32 with a sampling technique is total sampling. Measuring instrument used
in this study a questionnaire.
Result : The results of statistical tests chi-square test, p value = 0.014 was obtained. P value
<0.05, it indicates there is a relationship of knowledge with the attitude of health workers in
health centers BLS Pancur Stone.
Conclusion : Expected to health workers in health centers Pancur stone to further improve and
understand basic life support and can take action BLS in the treatment of patients who suffered
sudden cardiac arrest, so handled quickly and accurately, as well as a training / seminar on
basic life support on a regular basis.

Keywords: Knowledge, Attitude, Basic Life Support


PENDAHULUAN
Kegawatdaruratan merupakan salah diikuti dengan hilangnya fungsi sirkulasi
satu masalah dalam dunia kesehatan. yang berakibat pada kematian jaringan
Keadaan ini dapat terjadi pada kecelakaan, (Panacea, 2013).
konflik, manusia, maupun bencana. Basic Life Support (BLS) adalah
Kedaruratan dapat terjadi kapan saja, dapat intervensi awal yang dapat diberikan dalam
menimpa siapa saja,dapat muncul dimana penganan pasien henti jantung, dapat
saja, tidak mengenal waktu, tempat, atau dilakukan oleh semua orang dari golongan
objek. Kondisi kegawatdaruratan ataupun tingkat masyarakat yang sudah
diantaranya adalah serangan jantung. memiliki kemampuan dasar dalam
Angka kejadian kasus yang memerlukan melakukan pemberian basic life support.
resusitasi jantung paru (RJP) sebagian Pada dasarnya komponen yang sangat erat
besar adalah akibat henti jantung mendadak kaitannya dengan bantuan hidup dasar
(cardiac arrest). Jantung, paru, dan otak adalah tingkat kesadaran dari korban
merupakan organ-organ vital, gangguan membuka dan mempertahankan jalan
atau hilangnya fungsi dari salah satu organ nafas, pemeriksaan fungsi pernapasan, dan
ini dapat berakibat kematian. Proses pemeriksaan sirkulasi (Gloe, 2005).
kematian pada cardiac arrest berlangsung Dengan demikian, untuk melakukan
dengan mulai berhentinya jantung dan tindakan pertolongan pertama pada korban
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tenaga Basic Life Support di Puskesmas Pancurbatu Deliserdang

yang mengalami henti jantung ada terutama di luar rumah sakit kita dapat
baiknya seorang penolong memang harus memberikan pertolongan pertama pada
memiliki pengetahuan tentang basic life korban tersebut. Sama halnya dengan sikap
support, penolong yang saling berkaitan. Karena
Secara garis besar pengetahuan itu sikap penolonglah yang pertama
ialah merupakan hasil “tahu” seseorang mendorong korban untuk memberikan
setelah seseorang tersebut mengadakan pertolongan pertama. Melalui sikap, kita
penginderaan terhadap suatu objek tertentu memahami proses kesadaran yang
melalui panca indera manusia yakni menentukan tindakan nyata dan tindakan
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa yang tidak mungkin dilakukan individu
dan raba. Pengetahuan tersebut sangat erat dalam kehidupan sosialnya (Wawan, 2011)
kaitannya dengan pendidikan, oleh karena Hal ini didukung dari hasil
itu pengetahuan bisa kita dapat melalui penelitian yang menunjukkan bahwa
pendidikan yang formal dan non formal. indikator untuk sikap harus sejalan dengan
Sebagai tenaga kesehatan memang pengetahuan, dalam penentuan sikap yang
disarankan untuk mengetahui bagaimana utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan
melakukan tindakan basic life support agar emosi memegang peranan penting
korban yang mengalami henti jantung (Widodo, 2010).
dapat tertangani dengan cepat dan tepat. Selama bertahun-tahun gangguan
Ada hasil penelitian yang sistem kardiovaskuler menjadi masalah
menunjukkan bahwa semakin tinggi utama dan menjadi pembunuh nomor satu
pengetahuan seseorang semakin baik di Amerika. Miocardium infractions
dalam pelaksanaan keselamatan pasien penyebab utamanya, yang diperkirakan
(Selleya Cintia Bawelle, J.S.V Sinolungan setiap hari orang meninggal dunia, dengan
dan Rivelino S.Hamel). Dalam penelitian angka kematian mencapai 200,000 sampai
ini diperoleh bahwa semakin baik 300,000 setiap tahunnya. Sedangkan
pengetahuan maka sikap juga akan penderita jantung di Indonesia pada tahun
semakin baik (positif). 2013 yang lalu diperkirakan mencapai 20
Sejalan dengan memiliki juta atau sekitar 10% dari penduduk di
pengetahuan tentang basic life support Indonesia (Depkes, 2013).Menurut
tenaga kesehatan juga harus bersikap baik konsesus yang dibuat America Heart
dalam melakukan pertolongan. Sikap Association (AHA) pada tahun 2010,
adalah reaksi atau respon seseorang kebanyakan kasus tidak sadar adalah kasus
terhadap suatu stimulus untuk bertindak. kardiogenik (misalnya: henti jantung)
Oleh sebab itu sikap erat kaitannya dengan sehingga jika sudah dapat dipastikan
bagaimana cara menyikapi serta melakukan penyebabnya adalah jantung, atau
tindakan pertolongan pertama pada disaksikannya tanda-tanda serangan
seseorang yang mengalami henti jantung. jantung (witnessed cardiogenic) maka
Dengan demikian dapat disimpulkan penanganannya diutamakan kompresi
bahwa pengetahuan tentang basic life (circulation), kemudian jalan napas
support merupakan hal yang paling (airway) dan napas (breathing). Namun,
terpenting dalam penanggulangan korban jika tanda serangan jantung tidak
yang mengalami henti jantung mendadak, disaksikan atau penyebab tidak sadar
dan apabila kita menemukan belum dapat diketahui secara pasti
korban/seseorang yang mengalami henti (notwitnessed) atau sudah pasti bukan
jantung di rumah sakit, puskesmas, jantung (non-kardiogenik) pada assessment
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tenaga Basic Life Support di Puskesmas Pancurbatu Deliserdang

yang dilakukan tetap diutamakan untuk pelatihan tersebut didapatkan bahwa belum
membebaskan jalan nafas.Data World dievaluasi pengetahuan tindakan basic life
Health Organization (WHO) juga support sebagai contoh : tenaga kesehatan
menyebutkan bahwa serangan jantung belum memahami dimana letak titik tumpu
masih menjadi pembunuh manusia nomor untuk melakukan pompa jantung atau yang
satu di negara maju dan berkembang lebih kita kenal dengan RJP (resusitasi
dengan menyumbang 60% dari seluruh jantung paru).
kematian. WHO juga menyebutkan rasio Dengan demikian sangat penting
penderita gagal jantung di dunia satu rasanya untuk mengetahui, serta
sampai lima orang setiap 1000 penduduk. memahami konsep dasar basic life support
Selain diakibatkan oleh penyakit henti itu sendiri, yang dapat kita peroleh dari
jantung, juga dapat terjadi karena beberapa proses pembelajaran, ataupun melalui
kecelakaan contohnya terkena arus listrik, pelatihan khusus serta dapat juga melalui
tenggelam, tercekik, tersambar petir dan seminar agar dapat diaplikasikan serta
lain sebagainya (jurnal keperawatan : dilakukan sesuai dengan standar
2014). Komunitas Cardiopulmonary operasional yang baik dan benar dalam hal
resuscitation (CPR), mencoba memberikan pertolongan
pengembangan jutaan penduduk dengan pertama.berdasarkan data latar belakang
pengembangan kemampuan dasar untuk tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
mempertahankan hidup dalam menit penelitian dengan judul proposal
pertama dari suatu keadaan kritis sampai “Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap
petugas professional datang dan Tenaga Kesehatan Tentang Basic Life
menanganinya. Bahkan harus diusahakan Support (BLS) Di Puskesmas Pancur Batu.
dalam pembuatan percobaan kepada semua
orang untuk menjadi anggota kesehatan METODE PENELITIAN
dalam bantuan hidup dasar. Program ini
bermaksud menangani pasien henti jantung Rancangan penelitian merupakan
baik di rumah sakit ataupun di luar rumah perencanaan penelitian menyeluruh yang
sakit (Gloe, 2005). menyangkutsemua komponen dan langkah
Oleh sebab itu,pada fase gawat penelitian dengan mempertimbangkan etika
darurat (golden period) untuk korban yang penelitian, sumber daya penelitian dan
mengalami henti jantung sangatlah penting kendala penelitian (Nursalam, 2013).
baik itu pre ataupun post hospital. Sedini Desain yang digunakan dalam penelitian ini
mungkin kita memberikan pertolongan adalah cross sectional yaitu suatu penelitian
pertama semakin tinggi pula angka untuk mempelajari dinamika korelasi antara
keselamatan korban tersebut. Untuk faktor-faktor resiko dengan efek, dengan
memastikan jantung korban tidak berdetak cara pendekatan, observasi atau
atau tidak,anda dapat meraba pada arteri pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
karotisnya yang letaknya pada leher. (point time approach) artinya tiap subjek
Berdasarkan hasil survei penelitian hanya diobservasi sekali saja dan
pendahuluan bahwa para tenaga kesehatan pengukuran dilakukan terhadap status
di Puskesmas Pancur Batu juga telah karakter atau variabel subjek pada saat
mengikuti pelatihan mengenai basic life pemeriksaan (Notoatmodjo, 2010)
support yang dilaksanakan oleh STIKes Penelitian ini bertujuan untuk
Santa Elisabeth Medan pada tanggal mengidentifikasi hubungan antara
agustus 2015 yang lalu. Dari hasil pengetahuan dengan sikap tenaga kesehatan
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tenaga Basic Life Support di Puskesmas Pancurbatu Deliserdang

tentang Basic Life Support (BLS) di tersebut sehingga peneliti berminat untuk
Puskesmas Pancur Batu tahun 2015. menelitinya, dan memenuhi kriteria sampel
yang diinginkan oleh peneliti.
POPULASI
Waktu Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek Penelitian ini dilaksanakan pada Agustus
penelitian. Apabila seseorang ingin 2015 di Puskesmas Pancur Batu
meneliti semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitian, maka penelitiannya Sumber Data Penelitian
merupakan penelitian populasi (Arikunto, a. Data primer
2010). Populasi pada penelitian ini adalah Data primer yaitu data yang
tenaga kesehatan (perawat/bidan) di diperoleh dari responden melalui
Puskesmas Pancur Batu yang mengikuti kuesioner, kelompok fokus, panel, atau
pelatihan Basic Life Support (BLS) yang juga data hasil wawancara peneliti dengan
diselenggarakan oleh STIKes Santa narasumber (Sujarweni, 2014). Hasil data
Elisabeth Medan sejumlah 32 orang primer diperoleh secara langsung dari
yang terdiri dari perawat dengan lulusan subjek penelitian melalui observasi check
SPK sebanyak 8 orang, perawat yang list dan kuesioner.
lulusan D3 Keperawatan sebanyak 10 b. Data sekunder
orang, D3 Kebidanan sebanyak 17 orang, Data sekunder adalah data yang
D4 Pendidik sebanyak 2 orang, dan lulusan didapat dari catatan, buku, majalah, laporan
S1 Keperawatan sebanyak 3 orang. pemerintahan, artikel, buku-buku sebagai
SAMPEL teori dan lain sebagainya (Sujarweni, 2014).
Sampel adalah objek yang diteliti Hasil data sekunder diambil dari tata usaha
dan dianggap mewakili seluruh populasi. Puskesmas Pancur Batu
Dalam mengambil sampel penelitian ini
digunakan cara atau teknik-teknik tertentu, Teknik pengumpulan data
sehingga sampel tersebut sedapat mungkin Menurut Burns, (1999)
mewakili populasinya (Arikunto, 2010). pengumpulan data adalah suatu proses
Pada penelitian ini peneliti pendekatan kepada subjek dan proses
menggunakan total sampling artinya pengumpulan karakteristik subjek yang
sampel yang digunakan adalah total diperlukan dalam suatu penelitian,
populasi, yaitu semua tenaga kesehatan di langkah-langkah dalam pemgumpulan data
Puskesmas Pancur Batu yang mengikuti bergantung pada rancangan penelitian dan
pelatihan BLS yaitu sebanyak 32 orang. teknik instrumen yang digunakan dalam
Nursalam, (2013). Teknik pengumpulan
Pengumpulan Data data merupakan cara yang dilakukan
Tempat Penelitian peneliti untuk mengungkapkan atau
Penelitian dilaksanakan di menjaring informasi kuantitatif dari
Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli responden sesuai lingkup penelitian
Serdang. Peneliti mengambil lokasi tersebut (Sujarweni, 2014).
karena sesuai dengan hasil data awal setelah Data dikumpulkan menggunakan
dilaksanakannya pelatihan kuesioner yang dalam penelitian ini
BLS yang diselenggarakan oleh merupakan data primer. Sebelum
STIKes Santa Elisabeth Medan belum responden mengisi kuesioner, responden
diadakan evaluasi dari hasil pelatihan diminta kesediannya untuk menyatakan
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tenaga Basic Life Support di Puskesmas Pancurbatu Deliserdang

persetujuannya menjadi responden dalam indikator pertanyaan memahami terdapat


penelitian ini, yang dilampirkan bersama pada item no 2,3,4,5,7,,11,16,21,25 dan
dengan kuesioner yang dibagikan. Setelah indikator pertanyaan aplikasi terdapat
semua pertanyaan dijawab, peneliti pada item9,10,11,13,17,19,22,23,24. Jenis
mengumpulkan kembali lembar jawaban pertanyaan multiple choice dengan pilihan
responden dan mengucapkan terima kasih jawaban A,B,C,D,E apabila jawaban benar
atas kesediaannya menjadi responden. diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi
skor 0 (nol).
Instrumen Pengumpulan Data Nilai tertinggi yang diperoleh
Penelitian ini menggunakan adalah 25 dan nilai terendah adalah 0.
kuesioner sebagai instrumen untuk Skala ukur yang digunakan dalam variabel
mendapatkan informasi dan data dari ini adalah skala ordinal, dimana nilainya
responden. Kuesioner adalah sejumlah dengan menggunakan rumus ststistik
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk menurut Sudjana (2002).
memperoleh informasi dari responden Di mana P = panjang kelas dengan
dalam arti laporan tentang hal-hal yang dia rentang sebesar 25 (selisih nilai tertinggi
ketahui (Arikunto,2013). Kuesioner yang dan nilai terendah) dan banyak kelas
digunakan dalam penelitian ini yang dibuat sebanyak 2 kelas (pengetahuan baik,
oleh peneliti berdasarkan tinjauan cukup, kurang) didapatkan panjang kelas
kepustakaan. Kuesioner yang diperoleh sebesar 8. Dengan menggunakan P = 8
digunakan untuk memperoleh data tingkat maka didapatkan nilai interval
pengetahuan dan sikap tenaga kesehatan pengetahuan tenaga kesehatan tentang BLS
tentang basic life support di Pancur Batu. adalah sebagai berikut :
Kuesioner yang digunakan adalah kusioner 18– 25 = pengetahuan baik
tertutup dimana sudah disediakan 0 - 17 = pengetahuan cukup
jawabannya sehingga responden tinggal c. Kuesioner sikap
memilih (Arikunto,2010). Kuesioner sikap tenaga kesehatan
Instrumen yang digunakan untuk terdiri dari 25 pernyataan dengan pilihan
mengelompokkan data penelitian ini jawaban sangat setuju (SS), setuju (S),
berupa angket (kuesioner). Kuesioner ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS), sangat
terdiri dari 3 bagian yaitu : pertama data tidak setuju (STS).
demografi yang berisi indentitas tenaga Kuesioner terdiri dari pernyataan
kesehatan. Kedua kuesioner pengetahuan positif dan negatif.Bila pernyataan positif
tenaga kesehatan tentang BLS, ketiga ataupun negatif terdiri dari jawaban sangat
kuesioner sikap tenaga kesehatan tentang setuju diberi nilai 5, setuju diberi nilai 4,
BLS. ragu-ragu diberi nilai 3, tidak setuju diberi
a. Kuesioner data demografi nilai 2, dan sangat tidak setuju diberi nilai
Kuesioner data demografi terdiri 1.Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 125
dari, usia, jenis kelamin, tingkat dan terendah sebesar 25.
pendidikan, agama, suku, pekerjaan. Skala ukur yang digunakan dalam
b. Kuesioner pengetahuan variabel ini adalah rumus statistik menurut
Kuesioner pengetahuan ada 25 (Sudjana, 2002).
pertanyaan yang terdiri dari 3 indikator
yaitu tahu, memahami, dan aplikasi. P = Rentang kelas
Indikator untuk pertanyaan tahu terdapat Banyak kelas
pada item no 1,6,8,12,14,15,18,20, P = 125 – 25
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tenaga Basic Life Support di Puskesmas Pancurbatu Deliserdang

2 independen terhadap variabel dependen


P = 100 digunakan uji Chi-Square pada tingkat
2 kepercayaan 95 %. Jika nilai p Value <
P = 50 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
Dimana P merupakan panjang kelas ada hubungan antara pengetahuan
dengan rentang sebesar 75 (selisih nilai dengan sikap tenaga kesehatan tentang
tertinggi dan terendah) dan banyak kelas 2 Basic Life Support (BLS) di Puskesmas
kelas (sikap postif dan sikap negatif), maka Pancur Batu.
didapatkan panjang kelas sebesar 25. 6. Tahap skoring, dalam langkah ini
Dengan menggunakan P = 25, maka peneliti menghitung skor yang diperoleh
diperoleh interval sikap tenaga kesehatan setiap responden berdasarkan jawaban
tentang BLS sebagai berikut : atas pertanyaan yang diajukan peneliti.
76-125 : sikap positif Tahap tabulasi data, yaitu memasukkan
25 – 75: sikap negatif hasil penghitungan ke dalam bentuk
Pengolahan data tabel untuk melihat persentase dari
1. Tahap mengumpulkan data, dilakukan jawaban pengolahan data.
melalui instrumen pengumpulan data. 7. Analisis data dilakukan terhadap
2. Tahap editing, yaitu memeriksa kuesioner. Penelitian ini menggunakan
kejelasan dan kelengkapan pengisian beberapa teknis analisis data. Analisis
instrumen pengumpulan data. data yang digunakan dalam penelitian ini
3. Tahap koding, yaitu proses identifikasi adalah analisis univariat. Analisis
dan klasifikasi dari setiap pertanyaan univariat bertujuan untuk
yang terdapat dalam instrumen mendeskripsikan karakteristik setiap
pengumpulan data menurut variabel- variabel penelitian. Analisis univariat
variabel yang diteliti. pada penelitian ini adalah distribusi
4. Tahap tabulasi data, yaitu memasukkan frekuensi responden berdasarkan umur,
hasil penghitungan ke dalam bentuk jenis kelamin dan pendidikan responden.
tabel untuk melihat persentase dari Apabila telah dilakukan analisis
jawaban pengolahan data. univariat tersebut di atas, hasilnya akan
5. Analisis data dilakukan terhadap diketahui karakteristik atau distribusi
kuesioner. Penelitian ini menggunakan setiap variabel dan dapat dilanjutkan
beberapa teknis analisis data. Analisis analisis bivariat. (Sujarweni, 2014).
data yang digunakan dalam penelitian ini Untuk melihat hubungan variabel
adalah analisis univariat. Analisis independen terhadap variabel dependen
univariat bertujuan untuk digunakan uji Chi-Square pada tingkat
mendeskripsikan karakteristik setiap kepercayaan 95 %. Jika nilai p Value <
variabel penelitian. Analisis univariat 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
pada penelitian ini adalah distribusi ada hubungan antara pengetahuan
frekuensi responden berdasarkan umur, dengan sikap tenaga kesehatan tentang
jenis kelamin dan pendidikan responden. Basic Life Support (BLS) di Puskesmas
Apabila telah dilakukan analisis Pancur Batu.
univariat tersebut di atas, hasilnya akan
diketahui karakteristik atau distribusi Hasil Penelitian
setiap variabel dan dapat dilanjutkan
analisis bivariat. (Sujarweni, 2014). Hasil penelitian dan pembahasan
Untuk melihat hubungan variabel hubungan tingkat pengetahuan dengan
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tenaga Basic Life Support di Puskesmas Pancurbatu Deliserdang

sikap tenaga kesehatan tentang Basic Life


Support di Puskemas Pancur Batu Karateristik f %
Kabupaten Deli Serdang yang dilakukan Jenis Kelamin
melalui pengumpulan data pada bulan Laki laki 2 6,2
Maret tahun 2016 terhadap 32 orang Perempuan 30 93,8
responden. Berikut ini akan diuraikan Suku
karakteristik demografi dan hubungan Batak Karo 22 68,8
pengetahuan dengan sikap tenaga Batak Toba 6 18,8
kesehatan tentang Basic Life Support. Jawa 2 6,2
Minang 2 6,2
Jumlah tenaga kesehatan di
Agama
Puskesmas Pancur saat ini berjumlah 114
Islam 6 18,8
orang yang terdiri dari : S1 Dokter gigi
Protestan 25 78,1
sebanyak 3 orang, S1 Dokter umum
Katolik 1 3,1
sebanyak 5 orang, S1 Farmasi sebanyak 1 Pendidikan
orang, S1 Keperawatan sebanyak 2 orang, D3 Keperawatan 10 31,2
S1 Kesehatan Masyarakat sebanyak 2 D3 Kebidanan 17 53,1
orang , D4 Kebidanan sebanyak 4 orang, D4 Kebidanan 2 6,2
D3 Kebidanan sebanyak 31 orang, D3 S1 Keperawatan 3 9,4
Keperawatan sebanyak 8 orang, D3 Gizi Berdasarkan tabel 1 diperoleh bahwa dari
sebanyak 1 orang, S1 Keperawatan 32 responden yang bekerja sebagai tenaga
sebanyak 2 orang, S1 Kesehatan kesehatan di Puskesmas Pancur Batu
Masyarakat sebanyak 2 orang , D4 mayoritas berjenis kelamin perempuan
Kebidanan sebanyak 4 orang, D3 sebanyak 30 orang (93,8%) dan jenis
Kebidanan sebanyak 31 orang, D3 kelamin responden laki-laki sebanyak 2
Keperawatan sebanyak 8 orang, D3 Gizi orang (6,2%). Pada karakteristik suku
sebanyak 1 orang, D3 Kesehatan gigi 2 responden mayoritas suku batak karo
orang. Sedangkan berdasarkan jumlah sebanyak 22 orang (68,8%), batak toba
responden yang mengikuti pelatihan sebanyak 6 orang (18,8%) jawa sebanyak 2
tentang Basic Life Support sebanyak 32 orang (6,2%) dan minang sebanyak 2 orang
orang tenaga kesehatan yang terdiri dari (6,2%). Sedangkan pada agama responden
lulusan SPK sebanyak 8 orang, perawat diperoleh data mayoritas beragama
yang lulusan D3 Keperawatan sebanyak 11 protestan sebanyak 25 orang (78,1%)
orang, D3 Kebidanan sebanyak 9 orang, agama islam sebanyak 6 orang (18,8%),
D4 Pendidik sebanyak 1 orang, dan lulusan katolik sebanyak 1 orang (3,1%). Pada
S1 Keperawatan sebanyak 3 orang. karakteristik Pendidikan responden
diperoleh data bahwa D3 kebidanan
a. karakteristik demografi responden sebanyak 17 orang (53,1%), D3 perawat
berdasarkan demografi di sebanyak 10 orang (31,3), D4pendidik
Puskesmas Pancur Batu Kabupaten sebanyak 2 orang ( 6,3%), S1 sebanyak 3
Deli Serdang tahun 2016 orang (9,4%).
b. Karateristik Pengetahuan Tenaga
Tabel 1 Kesehatan Tentang Basic Life
Distribusi frekuensi karateristik responden Support Di Puskesmas Pancur Batu
berdasarkan demografi Kabupaten Deli Serdang Tahun
2015.
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tenaga Basic Life Support di Puskesmas Pancurbatu Deliserdang

antara pengetahuan dengan sikap tenaga


Tabel. 2 kesehatan di Puskesmas Pancur Batu
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016.
Pengetahuan Tenaga Kesehatan
Tentang Basic Life Support PEMBAHASAN
A. Tingkat Pengetahuan Tenaga
Pengetahuan f % Kesehatan di Puskesmas Pancur Batu
Baik 18 56,2 Tentang Basic Life Support
Cukup 14 43,8 Kabupaten Deli serdang Tahun 2015
Total 32 100 Berdasarkan hasil penelitian tingkat
Berdasarkan tabel 2 diperoleh hasil bahwa pengetahuan tenaga kesehatan di
pengetahuan tenaga kesehatan tentang BLS Puskesmas Pancur Batu didapatkan bahwa
yang memiliki pengetahuan baik sebanyak dari 32 orang responden dengan
18 orang (56,2%) dan pengetahuan yang pengetahuan baik sebanyak 18 orang
cukup sebanyak 14 orang (43,8). (56,2%), dan pengetahuan yang cukup
sebanyak 14 orang (43,8%). Peneliti
C. Karateristik Hubungan pengetahuan berasumsi tenaga kesehatan di Puskesmas
dengan sikap tenaga kesehatan Pancur Batu memiliki pengetahuan yang
tentang basic life support di baik dikarenakan memperoleh pendidikan
Puskesmas Pancur Batu Kabupaten serta informasi yang cukup baik tentang
Deli Serdang Tahun 2015. BLS.
Hasil penelitian ini didukung oleh
Tabel 3 Distribusi Hubungan Pengetahuan penelitian yang dilakukan oleh Widodo
Dengan Sikap Tenaga Kesehatan (2010) di Ruang Intensif RSUD dr
Tentang Basic Life Support (BLS) Moewardi Surakarta tahun 2010
Pengetahuan Positif Negatif To V menunjukkan bahwa pengetahuan perawat
tal al (tenaga kesehatan) dikategorikan baik
ue
f % f % f % karena memiliki pengetahuan yang tinggi
dikarenakan perawat yang bekerja di ruang
Baik 1 72, 5 27, 18 10
3 2 8 0 ICVU RSUD Dr.Moewardi Surakarta
cukup 4 28, 1 71, 14 10 telah mendapatkan pendidikan dan
6 0 4 0
pelatihan tentang penanganan pasien
Berdasarkan hasil analisis tabel 3 dengan gangguan sistem kardiovaskuler
Diperoleh hasil bahwa dari 18 responden khususnya Infark Miokard Akut,
dengan pengetahuan yang baik ada 13 diantaranya yaitu pelatihan BCLS dan
orang (72,2%) yang memiliki sikap positif ACLS.
dan pengetahuan yang baik dengan sikap Pengetahuan adalah merupakan
yang negatif 5 orang (27,8%). Sedangkan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
pengetahuan yang cukup pada 14 mengadakan penginderaan terhadap suatu
responden yang memiliki sikap negatif objek tertentu. Penginderaan terhadap
sebanyak 10 orang (71,4%), dan obyek terjadi melalui panca indra manusia
pengetahuan cukup yang memiliki sikap yakni penglihatan, pendengaran,
positif sebanyak 4 orang (28,6%).Hasil uji penciuman, rasa dan raba dengan sendiri.
statistik dengan menggunakan uji Chi Pada waktu pengindraan sampai
Square menunjukkan p=0,014 < α 0,05) menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
yang berarti ada hubungan bermakna dipengaruhi oleh intesitas perhatian
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tenaga Basic Life Support di Puskesmas Pancurbatu Deliserdang

persepsi terhadap objek. Sebagian besar


pengetahuan manusia diperoleh melalui B. Sikap Responden Pada Tenaga
mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003). Kesehatan Di Puskesmas Pancur Batu
Pengetahuan responden tentang
BLS juga ditemukan kategori cukup, hal Hasil yang diperoleh dari 32
ini disebabkan tenaga kesehatan yang responden di Puskesmas Pancur Batu
bekerja di Puskesmas Pancur Batu ditemukan bahwa responden yang memiliki
mempunyai latar belakang yang berbeda- sikap positif sebanyak 17 orang (53,1%)
beda salah satunya pendidikan, dan lama dan responden yang memiliki sikap negatif
bekerja yang berbeda serta minimnya sebanyak 15 orang (46,9%). Jadi, dari hasil
pengalaman bekerja dan pelatihan tentang penelitian diperoleh hasil bahwa sikap
basic life support akan mempengaruhi responden dalam melakukan tindakan BLS
seseorang dalam memperoleh dikategorikan memiliki sikap yang positif.
informasi.Pengetahuan sangat erat Hasil penelitian ini didukung oleh
kaitannya dengan pendidikan, penelitian yang dilakukan Ghofar (2015)
pendidikan didapatkan secara formal dan Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap
non formal. Pengetahuan responden Perawat Dengan Kemampuan Teknikal
tentang BLS termasuk kategori baik, hal Perawat Dalam Pelaksanaan Oral Hygiene
ini karena tenaga kesehatan cukup dalam Pada Penderita Stroke menunjukkan bahwa
mendapat pendidikan dan informasi sebagian besar sikap perawat cukup baik
tentang BLS. Pengetahuan cukup (positif) dalam merespon tindakan oral
dikarenakan, sebagian besar responden hygiene pada pasien stroke hal ini
yang mengikuti pelatihan yang dikarenakan kesiapan peraway untuk
diselenggarakan oleh STIKes Santa bereaksi terhadap pelaksanaan oral
Elisabeth Medan ialah lulusan D3 hygiene.
kebidanan yang kemungkinan besar kurang Menurut Notoadmodjo (2010) sikap
mendapatkan pendidikan serta informasi merupakan reaksi atau respon yang masih
tentang basic life support. Sebagaimana tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.
disampaikan Notoatmodjo (2010) yang Sikap (attitude) merupakan konsep paling
menjelaskan bahwa pengetahuan penting dalam psikologi sosial yang
berhubungan dengan berbagai faktor membahas unsur sikap baik sebagai
meliputi tingkat pendidikan,informasi, individu maupun kelompok. Banyak kajian
sosial budaya, pengalaman serta umur. dilakukan untuk merumuskan pengertian
Sehingga belum berarti seseorang yang sikap, proses terbentuknya sikap, maupun
berpengetahuan tinggi mutlak perubahan Wawan (2011).
berpendidikan tinggi pula, karena banyak Ada beberapa faktor yang
faktor yang berhubungan dengan mempengaruhi sikap responden positif di
pengetahuan seseorang tersebut. Faktor antaranya memiliki cara pandang yang baik
umur juga mempengaruhi tingkat dalam merespon sesuatu termasuk tindakan
pengetahuan tenaga kesehatan itu baik BLS, juga dipengaruhi oleh pengalaman
yakni mayoritas responden termasuk pada bekerja. Tenaga kesehatan di Puskesmas
usia dewasa awal antara (20-40 tahun) Pancur Batu sebagian besar memiliki
dalam artian mampu menyelesaikan pengalaman bekerja di atas 5 tahun,
masalah melalui cara yang logis dengan sehingga memiliki sikap yang positif.
memanfaatkan kemampuan belajar dan Sikap yang baik juga terbentuk karena
pengalaman hidup. adanya proses pertimbangan terhadap
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tenaga Basic Life Support di Puskesmas Pancurbatu Deliserdang

stimulus dari sikap tenaga kesehatan dalam mempengaruhi sikap seseorang dalam
memberikan penanganan kegawatdaruratan melakukan tindakan BLS. Dengan
secara cepat dan tepat serta dalam pengetahuan tersebut seseorang akan lebih
penentuan sikap seseorang, pengetahuan, mudah dalam memberikan tindakan BLS.
pikiran, keyakinan, dan emosi memegang Notoadmodjo (2010) pengetahuan
peranan penting, oleh karena itu indikator (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia
untuk sikap harus sejalan dengan dan ini terjadi setelah orang mengadakan
pengetahuan sehingga meningkatkan sikap penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
yang positif. Dan beliau juga menjelaskan bahwa
semakin tinggi tingkat pengetahuan
C. Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap seseorang, maka semakin tinggi pula
Tenaga Kesehatan Tentang BasicLife seseorang memahami pentingnya
Support (BLS) di Puskesmas Pancur melakukan kegiatan untuk mencapai
Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun tujuan.
2015 Pada penelitian Widodo (2010)
menunjukkan bahwa sikap perawat dalam
Hasil penelitian ada hubungan penanganan pasien yang Infark Miokard
pengetahuan dengan sikap pada tenaga Akut baik dikarenakan pengetahuan sejalan
kesehatan di Puskesmas Pancur Batu dengan sikap yang berarti jika seseorang
Kabupaten Deli Serdang dengan hasil yang memilki pengetahuan yang baik maka
penelitian menunjukkan nilai p = 0,014 akan bersikap baik pula.
dengan hasil nilai p < 0,05 yang memiliki Pada penelitian ini dapat juga
makna adanya hubungan antara dilihat bahwa tenaga kesehatan yang
pengetahuan dengan sikap tenaga memiliki pengetahuan yang cukup dengan
kesehatan di Puskesmas Pancur Batu sikap yang negatif dikarenakan minim
Kabupaten Deli Serdang. dalam memperoleh informasi tentang BLS
Hasil penelitian yang dilakukan dan tenaga kesehatan yang mengikuti
didapatkan hasil sebagai berikut, bahwa pelatihan tersebut sebagian besar lulusan
pengetahuan tenaga kesehatan tentang D3 kebidanan yang dalam menempuh
basic life support memiliki sikap yang pendidikannya tidak mendapat pelajaran
positif. Hal ini dapat terjadi karena tenaga tentang BLS disertai juga pengalaman
kesehatan di Puskesmas Pancur Batu bekerja yang masih terbilang baru. Untuk
memperoleh pengetahuan tentang basic life dapat lebih memperbaiki dan meningkatkan
support cukup serta dipengaruhi juga oleh tingkat pengetahuan cukup dengan sikap
pengalaman bekerja tenaga kesehatan di yang negatif dengan cara cepat tanggap
Puskesmas Pancur Batu minimal 5 tahun dalam memperoleh informasi tentang Basic
pengalaman kerja, dan juga tingkat Life Support dan tidak menutup
pendidikan tenaga kesehatan disana kemungkinan untuk mengikuti seminar
mayoritas D3 kebidanan dan D3 ataupun pelatihan tentang BLS yang
keperawatan. diselenggarakan oleh rumah sakit ataupun
Hasil penelitian tersebut sesuai institusi lain yang bekerjasama dengan
dengan pendapat yang disampaikan Puskesmas Pancur Batu agar nantinya
Selleya, dkk (2013) bahwa pengetahuan dapat serta mengaplikasikan ilmu tentang
merupakan hal yang domain yang sangat BLS yang telah dimilikinya dan cepat tepat
penting untuk terbetuknya suatu tindakan dalam melakukan tindakan BLS terhadap
seseorang. Tingkat pengetahuan akan pasien yang mengalami kondisi
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tenaga Basic Life Support di Puskesmas Pancurbatu Deliserdang

kegawatdaruratan terlebih pada pasien yang Support di Puskesmas Pancur Batu


henti jantung mendadak, (cardiac arrest). Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015,
Pengetahuan berkaitan dengan sikap sebagai berikut:
supaya meningkatkan pengetahuan tenaga 1. Teoritis
kesehatan secara bertahap atau berjenjang Diharapkan penelitian ini dapat
dengan mengikuti seminar dan pelatihan, menjadi sumber informasi untuk
sehingga meningkatkan sikap yang positif. meningkatkan pengetahuan dan sikap
Menurut Notoadmodjo 2004 sikap tenaga kesehatan serta lebih memahami
hadir didasari dari pengetahuan dan pelaksanana dalam melakukan tindakan
pemahaman seseorang tentang sesuatu Basic Life Support (BLS) Di Puskesmas
objek atau masalah. Sikap yang dimaksud Pancur Batu, pelaksanana dalam
dalam penelitian ini adalah keseluruhan melakukan tindakan Basic Life Support
sikap tenaga kesehatan tentang Basic Life (BLS) Di Puskesmas Pancur Batu.
Support. 2. Praktis
2.1 Bagi Institusi pendidikan STIKes Santa
Kesimpulan Elisabeth Medan
Diharapkan penelitian ini dapat
Berdasarkan hasil penelitian dengan menjadi literature dan menjadi bahan ajar
jumlah sampel 32 responden mengenai bagi mahasiswa/i dibidang
Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap kegawatdaruratan terkhusus dalam
Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Pancur memberikan tindakan Basic Life Support
Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 (BLS) harus paham dalam pelaksanaan
maka dapat disimpulkan: secara teori maupun praktek.
1. Pengetahuan Tenaga Kesehatan Di 2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Hasil penelitian ini
Deli Serdang menunjukkan bahwa diharapkan bagi tenaga kesehatan harus
responden yang memiliki tingkat mengetahui, memahami, tentang BLS dan
pengetahuan (tahu, memahami, dan mampu mengaplikasikan hasil
aplikasi) yang baik dengan hasil 56,2%. pengetahuannya tentang Basic Life Support
(BLS) sehingga bila mendapat korban /
2. Sikap Tenaga Kesehatan Di Puskesmas
pasien dengan henti jantung mendadak
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
dapat segera tertangani.
menunjukkan bahwa responden
memiliki sikap yang positif dengan
DAFTAR PUSTAKA
hasil 53,1%.
American Heart Asosication, (2011). Adult
3. Berdasarkan uji chi square, didapatkan
Basic Life Support. 2010 American
nilai p = 0,014, hal ini menunjukkan
Hearth Assiciation Guidelines For
bahwa ada hubungan pengetahuan
Cardiopulmonary Resuscition And
dengan sikap tenaga kesehatan tentang
Emergency Cardiovaskular Care.
Basic Life Support di Puskesmas
Greenvile Avenue : American Hearth
Pancur Batu.
Association.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dengan Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian :
jumlah sampel 32 responden dengan judul Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
hubungan pengetahuan dengan sikap Revisi VI. Jakarta : Asdi Mahasatya
tenaga kesehatan tentang Basic Life
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tenaga Basic Life Support di Puskesmas Pancurbatu Deliserdang

Arikunto. (2013). Manajemen Penelitian. Notoatmodjo. (2010). Metode Penelitian


Jakarta : Rineka Cipta Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta..
Nursalam. (2011). Konsep dan
Arikunto (2010). Metodologi Penelitian Penerapan Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Ilmu Keperawatan .Jakarta : Salemba
Medika.
Dahlan, Sopiyudin. (2012). Statistik Untuk
Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Pakpahan.(2014). Hubungan Pengetahuan
Salemba Medika Bantuan Hidup Dasar Dengan Sikap
Mahasiswa Semester VIII Tentang
Dahlan, dkk (2014). Pengaruh Pendidikan Penanganan Pasien Henti Jantung
Pendidikan Kesehatan Tentang Di STIKes Santa Elisabeth Medan
Bantuan Hidup Dasar Terhadap 2015. Medan.
Tingkat Pengetahuan Tenaga
Kesehatan Puskesmas Wori Sujarweni. (2014). Metodologi Penelitian
Kecamatan Wori Kabupaten Keperawatan. Yogyakarta : Gava
Minahasa Utara (online) Media Sudjana. (2002). Metode
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ Statistika. Bandung : Tarsito
jkp/article/view/4058 diakses Swasanti,Winkanda Sastria. (2014).
11Desember 2014 Panduan Praktis Pertolongan Pertama
Pada Kedaruratan. Yogyakarta :
Gloe, Donna S (2005). Sheeny’s Manual Katahati.
Of Emergency Care. United State Of
America: Elseiver Mosby Bawelle, dkk (2013) Hubungan Pengetahuan
Dengan Sikap Perawat Dengan
Gofar, Abdul (2014) Hubungan Antara Pelaksanaan Keselamatan Pasien
Pengetahuan Dan Sikap Perawat (Patient Safety) Di Rangan Rawat Inap
Dengan Kemampuan Teknikal RSUD Liun Kendage Tahuna (online)
Perawat Dalam Pelaksanaan Oral http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jk
Hygiene Pada Penderita Stroke p/article/view/2237 diakses 12 Febuari
(online) 2014
https://scholar.google.co.id/scholar?q
=Hubungan+Antara+Pengetahuan+D Tim Bantuan Medis Panacea. (2014) Basic
an+ Life Support Buku Panduan.
Sikap+Perawat+Dengan+Kemampua Edisi13.Jakarta : EGC
n+Teknikal+Perawat+Dalam+Pelaks
ana Wawan & Dewi. (2011). Teori &
an+Oral+Hygiene+Pada+Penderita+ Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Stroke.&btnG=&hl=id&as_sdt=0%2 Perilaku Manusia. Yogyakarta :
C5 diakses 23 Januari 2014 Nuha Medika

Jacob,dkk. (2014). Buku ajar Clinical Widodo. (2010) Hubungan Pengetahuan


Nursing Procedures. Jilid Dua. Perawat Tentang Kegawatdaruratan
Tangerang Selatan : Binapura Infark Miokard Akut Dengan Sikap
Aksara. Perawat Dalam Penanganan Pasien
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tenaga Basic Life Support di Puskesmas Pancurbatu Deliserdang

Infark Miokard Akut Di Ruangan


Intensif RSUD Moewardi Surakarta
Tahun 2010 (online)
http://jurnal.poltekkes-
solo.ac.id/index.php/Int/article/view/
36 diakses 10 januari 2014
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tenaga Basic Life Support di Puskesmas Pancurbatu
Deliserdang

Anda mungkin juga menyukai