ABSTRACT
Background : Knowledge and attitudes are the result of out through a specific sensing of
objects and social interaction so that the formation of a person's actions. Basic Life Support was
given an early intervention in the treatment of patients in cardiac arrest (cardiac arrest).
Goal : This study aimed to analyze the relationship between knowledge with attitude of health
workers on basic life support in Puskemas Pancur Stone Deli Serdang.
Methods: The method used is descriptive analytic research with cross sectional approach.
Samples numbered 32 with a sampling technique is total sampling. Measuring instrument used
in this study a questionnaire.
Result : The results of statistical tests chi-square test, p value = 0.014 was obtained. P value
<0.05, it indicates there is a relationship of knowledge with the attitude of health workers in
health centers BLS Pancur Stone.
Conclusion : Expected to health workers in health centers Pancur stone to further improve and
understand basic life support and can take action BLS in the treatment of patients who suffered
sudden cardiac arrest, so handled quickly and accurately, as well as a training / seminar on
basic life support on a regular basis.
yang mengalami henti jantung ada terutama di luar rumah sakit kita dapat
baiknya seorang penolong memang harus memberikan pertolongan pertama pada
memiliki pengetahuan tentang basic life korban tersebut. Sama halnya dengan sikap
support, penolong yang saling berkaitan. Karena
Secara garis besar pengetahuan itu sikap penolonglah yang pertama
ialah merupakan hasil “tahu” seseorang mendorong korban untuk memberikan
setelah seseorang tersebut mengadakan pertolongan pertama. Melalui sikap, kita
penginderaan terhadap suatu objek tertentu memahami proses kesadaran yang
melalui panca indera manusia yakni menentukan tindakan nyata dan tindakan
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa yang tidak mungkin dilakukan individu
dan raba. Pengetahuan tersebut sangat erat dalam kehidupan sosialnya (Wawan, 2011)
kaitannya dengan pendidikan, oleh karena Hal ini didukung dari hasil
itu pengetahuan bisa kita dapat melalui penelitian yang menunjukkan bahwa
pendidikan yang formal dan non formal. indikator untuk sikap harus sejalan dengan
Sebagai tenaga kesehatan memang pengetahuan, dalam penentuan sikap yang
disarankan untuk mengetahui bagaimana utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan
melakukan tindakan basic life support agar emosi memegang peranan penting
korban yang mengalami henti jantung (Widodo, 2010).
dapat tertangani dengan cepat dan tepat. Selama bertahun-tahun gangguan
Ada hasil penelitian yang sistem kardiovaskuler menjadi masalah
menunjukkan bahwa semakin tinggi utama dan menjadi pembunuh nomor satu
pengetahuan seseorang semakin baik di Amerika. Miocardium infractions
dalam pelaksanaan keselamatan pasien penyebab utamanya, yang diperkirakan
(Selleya Cintia Bawelle, J.S.V Sinolungan setiap hari orang meninggal dunia, dengan
dan Rivelino S.Hamel). Dalam penelitian angka kematian mencapai 200,000 sampai
ini diperoleh bahwa semakin baik 300,000 setiap tahunnya. Sedangkan
pengetahuan maka sikap juga akan penderita jantung di Indonesia pada tahun
semakin baik (positif). 2013 yang lalu diperkirakan mencapai 20
Sejalan dengan memiliki juta atau sekitar 10% dari penduduk di
pengetahuan tentang basic life support Indonesia (Depkes, 2013).Menurut
tenaga kesehatan juga harus bersikap baik konsesus yang dibuat America Heart
dalam melakukan pertolongan. Sikap Association (AHA) pada tahun 2010,
adalah reaksi atau respon seseorang kebanyakan kasus tidak sadar adalah kasus
terhadap suatu stimulus untuk bertindak. kardiogenik (misalnya: henti jantung)
Oleh sebab itu sikap erat kaitannya dengan sehingga jika sudah dapat dipastikan
bagaimana cara menyikapi serta melakukan penyebabnya adalah jantung, atau
tindakan pertolongan pertama pada disaksikannya tanda-tanda serangan
seseorang yang mengalami henti jantung. jantung (witnessed cardiogenic) maka
Dengan demikian dapat disimpulkan penanganannya diutamakan kompresi
bahwa pengetahuan tentang basic life (circulation), kemudian jalan napas
support merupakan hal yang paling (airway) dan napas (breathing). Namun,
terpenting dalam penanggulangan korban jika tanda serangan jantung tidak
yang mengalami henti jantung mendadak, disaksikan atau penyebab tidak sadar
dan apabila kita menemukan belum dapat diketahui secara pasti
korban/seseorang yang mengalami henti (notwitnessed) atau sudah pasti bukan
jantung di rumah sakit, puskesmas, jantung (non-kardiogenik) pada assessment
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tenaga Basic Life Support di Puskesmas Pancurbatu Deliserdang
yang dilakukan tetap diutamakan untuk pelatihan tersebut didapatkan bahwa belum
membebaskan jalan nafas.Data World dievaluasi pengetahuan tindakan basic life
Health Organization (WHO) juga support sebagai contoh : tenaga kesehatan
menyebutkan bahwa serangan jantung belum memahami dimana letak titik tumpu
masih menjadi pembunuh manusia nomor untuk melakukan pompa jantung atau yang
satu di negara maju dan berkembang lebih kita kenal dengan RJP (resusitasi
dengan menyumbang 60% dari seluruh jantung paru).
kematian. WHO juga menyebutkan rasio Dengan demikian sangat penting
penderita gagal jantung di dunia satu rasanya untuk mengetahui, serta
sampai lima orang setiap 1000 penduduk. memahami konsep dasar basic life support
Selain diakibatkan oleh penyakit henti itu sendiri, yang dapat kita peroleh dari
jantung, juga dapat terjadi karena beberapa proses pembelajaran, ataupun melalui
kecelakaan contohnya terkena arus listrik, pelatihan khusus serta dapat juga melalui
tenggelam, tercekik, tersambar petir dan seminar agar dapat diaplikasikan serta
lain sebagainya (jurnal keperawatan : dilakukan sesuai dengan standar
2014). Komunitas Cardiopulmonary operasional yang baik dan benar dalam hal
resuscitation (CPR), mencoba memberikan pertolongan
pengembangan jutaan penduduk dengan pertama.berdasarkan data latar belakang
pengembangan kemampuan dasar untuk tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
mempertahankan hidup dalam menit penelitian dengan judul proposal
pertama dari suatu keadaan kritis sampai “Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap
petugas professional datang dan Tenaga Kesehatan Tentang Basic Life
menanganinya. Bahkan harus diusahakan Support (BLS) Di Puskesmas Pancur Batu.
dalam pembuatan percobaan kepada semua
orang untuk menjadi anggota kesehatan METODE PENELITIAN
dalam bantuan hidup dasar. Program ini
bermaksud menangani pasien henti jantung Rancangan penelitian merupakan
baik di rumah sakit ataupun di luar rumah perencanaan penelitian menyeluruh yang
sakit (Gloe, 2005). menyangkutsemua komponen dan langkah
Oleh sebab itu,pada fase gawat penelitian dengan mempertimbangkan etika
darurat (golden period) untuk korban yang penelitian, sumber daya penelitian dan
mengalami henti jantung sangatlah penting kendala penelitian (Nursalam, 2013).
baik itu pre ataupun post hospital. Sedini Desain yang digunakan dalam penelitian ini
mungkin kita memberikan pertolongan adalah cross sectional yaitu suatu penelitian
pertama semakin tinggi pula angka untuk mempelajari dinamika korelasi antara
keselamatan korban tersebut. Untuk faktor-faktor resiko dengan efek, dengan
memastikan jantung korban tidak berdetak cara pendekatan, observasi atau
atau tidak,anda dapat meraba pada arteri pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
karotisnya yang letaknya pada leher. (point time approach) artinya tiap subjek
Berdasarkan hasil survei penelitian hanya diobservasi sekali saja dan
pendahuluan bahwa para tenaga kesehatan pengukuran dilakukan terhadap status
di Puskesmas Pancur Batu juga telah karakter atau variabel subjek pada saat
mengikuti pelatihan mengenai basic life pemeriksaan (Notoatmodjo, 2010)
support yang dilaksanakan oleh STIKes Penelitian ini bertujuan untuk
Santa Elisabeth Medan pada tanggal mengidentifikasi hubungan antara
agustus 2015 yang lalu. Dari hasil pengetahuan dengan sikap tenaga kesehatan
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tenaga Basic Life Support di Puskesmas Pancurbatu Deliserdang
tentang Basic Life Support (BLS) di tersebut sehingga peneliti berminat untuk
Puskesmas Pancur Batu tahun 2015. menelitinya, dan memenuhi kriteria sampel
yang diinginkan oleh peneliti.
POPULASI
Waktu Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek Penelitian ini dilaksanakan pada Agustus
penelitian. Apabila seseorang ingin 2015 di Puskesmas Pancur Batu
meneliti semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitian, maka penelitiannya Sumber Data Penelitian
merupakan penelitian populasi (Arikunto, a. Data primer
2010). Populasi pada penelitian ini adalah Data primer yaitu data yang
tenaga kesehatan (perawat/bidan) di diperoleh dari responden melalui
Puskesmas Pancur Batu yang mengikuti kuesioner, kelompok fokus, panel, atau
pelatihan Basic Life Support (BLS) yang juga data hasil wawancara peneliti dengan
diselenggarakan oleh STIKes Santa narasumber (Sujarweni, 2014). Hasil data
Elisabeth Medan sejumlah 32 orang primer diperoleh secara langsung dari
yang terdiri dari perawat dengan lulusan subjek penelitian melalui observasi check
SPK sebanyak 8 orang, perawat yang list dan kuesioner.
lulusan D3 Keperawatan sebanyak 10 b. Data sekunder
orang, D3 Kebidanan sebanyak 17 orang, Data sekunder adalah data yang
D4 Pendidik sebanyak 2 orang, dan lulusan didapat dari catatan, buku, majalah, laporan
S1 Keperawatan sebanyak 3 orang. pemerintahan, artikel, buku-buku sebagai
SAMPEL teori dan lain sebagainya (Sujarweni, 2014).
Sampel adalah objek yang diteliti Hasil data sekunder diambil dari tata usaha
dan dianggap mewakili seluruh populasi. Puskesmas Pancur Batu
Dalam mengambil sampel penelitian ini
digunakan cara atau teknik-teknik tertentu, Teknik pengumpulan data
sehingga sampel tersebut sedapat mungkin Menurut Burns, (1999)
mewakili populasinya (Arikunto, 2010). pengumpulan data adalah suatu proses
Pada penelitian ini peneliti pendekatan kepada subjek dan proses
menggunakan total sampling artinya pengumpulan karakteristik subjek yang
sampel yang digunakan adalah total diperlukan dalam suatu penelitian,
populasi, yaitu semua tenaga kesehatan di langkah-langkah dalam pemgumpulan data
Puskesmas Pancur Batu yang mengikuti bergantung pada rancangan penelitian dan
pelatihan BLS yaitu sebanyak 32 orang. teknik instrumen yang digunakan dalam
Nursalam, (2013). Teknik pengumpulan
Pengumpulan Data data merupakan cara yang dilakukan
Tempat Penelitian peneliti untuk mengungkapkan atau
Penelitian dilaksanakan di menjaring informasi kuantitatif dari
Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli responden sesuai lingkup penelitian
Serdang. Peneliti mengambil lokasi tersebut (Sujarweni, 2014).
karena sesuai dengan hasil data awal setelah Data dikumpulkan menggunakan
dilaksanakannya pelatihan kuesioner yang dalam penelitian ini
BLS yang diselenggarakan oleh merupakan data primer. Sebelum
STIKes Santa Elisabeth Medan belum responden mengisi kuesioner, responden
diadakan evaluasi dari hasil pelatihan diminta kesediannya untuk menyatakan
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tenaga Basic Life Support di Puskesmas Pancurbatu Deliserdang
stimulus dari sikap tenaga kesehatan dalam mempengaruhi sikap seseorang dalam
memberikan penanganan kegawatdaruratan melakukan tindakan BLS. Dengan
secara cepat dan tepat serta dalam pengetahuan tersebut seseorang akan lebih
penentuan sikap seseorang, pengetahuan, mudah dalam memberikan tindakan BLS.
pikiran, keyakinan, dan emosi memegang Notoadmodjo (2010) pengetahuan
peranan penting, oleh karena itu indikator (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia
untuk sikap harus sejalan dengan dan ini terjadi setelah orang mengadakan
pengetahuan sehingga meningkatkan sikap penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
yang positif. Dan beliau juga menjelaskan bahwa
semakin tinggi tingkat pengetahuan
C. Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap seseorang, maka semakin tinggi pula
Tenaga Kesehatan Tentang BasicLife seseorang memahami pentingnya
Support (BLS) di Puskesmas Pancur melakukan kegiatan untuk mencapai
Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun tujuan.
2015 Pada penelitian Widodo (2010)
menunjukkan bahwa sikap perawat dalam
Hasil penelitian ada hubungan penanganan pasien yang Infark Miokard
pengetahuan dengan sikap pada tenaga Akut baik dikarenakan pengetahuan sejalan
kesehatan di Puskesmas Pancur Batu dengan sikap yang berarti jika seseorang
Kabupaten Deli Serdang dengan hasil yang memilki pengetahuan yang baik maka
penelitian menunjukkan nilai p = 0,014 akan bersikap baik pula.
dengan hasil nilai p < 0,05 yang memiliki Pada penelitian ini dapat juga
makna adanya hubungan antara dilihat bahwa tenaga kesehatan yang
pengetahuan dengan sikap tenaga memiliki pengetahuan yang cukup dengan
kesehatan di Puskesmas Pancur Batu sikap yang negatif dikarenakan minim
Kabupaten Deli Serdang. dalam memperoleh informasi tentang BLS
Hasil penelitian yang dilakukan dan tenaga kesehatan yang mengikuti
didapatkan hasil sebagai berikut, bahwa pelatihan tersebut sebagian besar lulusan
pengetahuan tenaga kesehatan tentang D3 kebidanan yang dalam menempuh
basic life support memiliki sikap yang pendidikannya tidak mendapat pelajaran
positif. Hal ini dapat terjadi karena tenaga tentang BLS disertai juga pengalaman
kesehatan di Puskesmas Pancur Batu bekerja yang masih terbilang baru. Untuk
memperoleh pengetahuan tentang basic life dapat lebih memperbaiki dan meningkatkan
support cukup serta dipengaruhi juga oleh tingkat pengetahuan cukup dengan sikap
pengalaman bekerja tenaga kesehatan di yang negatif dengan cara cepat tanggap
Puskesmas Pancur Batu minimal 5 tahun dalam memperoleh informasi tentang Basic
pengalaman kerja, dan juga tingkat Life Support dan tidak menutup
pendidikan tenaga kesehatan disana kemungkinan untuk mengikuti seminar
mayoritas D3 kebidanan dan D3 ataupun pelatihan tentang BLS yang
keperawatan. diselenggarakan oleh rumah sakit ataupun
Hasil penelitian tersebut sesuai institusi lain yang bekerjasama dengan
dengan pendapat yang disampaikan Puskesmas Pancur Batu agar nantinya
Selleya, dkk (2013) bahwa pengetahuan dapat serta mengaplikasikan ilmu tentang
merupakan hal yang domain yang sangat BLS yang telah dimilikinya dan cepat tepat
penting untuk terbetuknya suatu tindakan dalam melakukan tindakan BLS terhadap
seseorang. Tingkat pengetahuan akan pasien yang mengalami kondisi
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tenaga Basic Life Support di Puskesmas Pancurbatu Deliserdang