Anda di halaman 1dari 6

Universitas Mercu Buana

Mata Kuliah: Strategic Management


Dosen Pengampu: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Nama Mahasiswa: Sukrasno
NIM: 55117120110

DISRUPTION ERA

A. Disruption Era
a. Perkembangan Bisnis di Era Disruption
Disruption adalah singkatan Disruptive Innovation. Diistilahkan disruptive (menganggu) karena
adanya pergesaran model bisnis dari era analog ke era digital dengan inovasi-inovasi digital yang
membuat segalanya menjadi mudah.
Disruptif adalah salah satu kata yang paling sering digunakan di dunia bisnis. Hal ini terkait
dengan hal-hal yang mengganggu pada sebuah bisnis. Istilah “disruption” dicetuskan oleh
Clayton Christensen 1997, The Innovator’s Dilemma. Di dalamnya, Christensen
memperkenalkan gagasan “disruptif innovation” di dalam dunia bisnis. Ia menggunakan
ungkapan ini sebagai cara untuk memikirkan perusahaan yang sukses tidak hanya memenuhi
kebutuhan pelanggan saat ini, namun mengantisipasi kebutuhan mereka di masa depan.
Teorinya menjelaskan bagaimana perusahaan kecil dengan sumber daya yang minim mampu
memasuki pasar dan menggantikan sistem yang sudah mapan.
Digitalisasi adalah akibat dari evolusi teknologi (terutama informasi) yang mengubah hampir
semua tatanan kehidupan, termasuk tatanan dalam berusaha. Sebagian pihak mengatakan
bahwa disrupsi adalah sebuah ancaman. Namun banyak pihak pula mengatakan kondisi saat ini
adalah peluang.
Era disrupsi ini merupakan fenomena ketika masyarakat menggeser aktivitas-aktivitas yang
awalnya dilakukan di dunia nyata, ke dunia maya. Fenomena ini berkembang pada perubahan
pola dunia bisnis. Kemunculan transportasi daring adalah salah satu dampaknya yang paling
populer di Indonesia.
Contoh kasus, Sedan Biru yang sebelumnya menguasai pangsa pasar transportasi yang
kerap kita tau berbama Blubird, telah didisruptive oleh Si Hijau yaitu Go-Jek bahkan nyaris tanpa
warna khas (Go-Car). Ketika dulu jika kita hendak mencari barang belanjaan kita harus ke pasar
tradisonal atau perkulakan, sekarang kita hanya menggunakan jari saja. Dan pasar-pasarpun
mulai terganggu dan bertumbangan.

b. Inilah yang dinamakan Era Disruption


Perusahaan-perusahaan Digital mengubah dunia menjadi serba mudah. Terdapat istilah dari
kalangan perusahaan startup Go Online or Good Bye realnya memang terjadi dihadapan kita.
Perusahaan Startup sekarang memegang pangsa pasar hampir di semua lini. Dengan
pendanaan yang luar biasa. Dan dengan valuasi nilai perusahaan yang luar biasa pula.
Yang juga patut diperhatikan adalah tren pembelian yang berubah dalam grup ini, yang
dengan cepat beralih dari kepemilikan ke akses. Sebuah laporan oleh Goldman Sachs
mengatakan kita bergerak cepat menuju 'ekonomi berbagi'. Kunci dan contoh yang sering dikutip
adalah penggunaan Uber atau ojek online yang memungkinkan untuk kenyamanan mobil tanpa
kepemilikan. Sebuah wawasan yang sangat menarik tentang kesejahteraan emosional generasi
milenium. Para millenial percaya bahwa mereka akan lebih bahagia daripada orang tua mereka
dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di Eropa dan Jepang. Ini adalah indikasi yang jelas
dari optimisme umum tentang skenario ekonomi di dunia.

c. Hal Penting Dalam Disrupsi


Menurut Rhenald Kasali terdapat 5 (lima) hal penting dalam disrupsi yaitu :
-
Disrupsi berakibat terhadap penghematan banyak biaya melalui proses bisnis yang menjadi
lebih simpel.
- Disrupsi membuat kualitas apapun yang dihasilkannya lebih baik daripada sebelumnya.
- Disrupsi berpotensi menciptakan pasar baru, atau membuat mereka yang selama ini ter-
eksklusi menjadi ter-inklusi. Membuat pasar yang selama ini tertutup menjadi terbuka.
- Produk/jasa hasil disrupsi ini harus lebih mudah diakses atau dijangkau oleh para
penggunanya. Seperti juga layanan ojek atau taksi online, atau layanan perbankan dan
termasuk financial technology, semua kini tersedia di dalam genggaman, dalam
smartphone.
- Disrupsi membuat segala sesuatu kini menjadi serba smart. Lebih pintar, lebih menghemat
waktu dan lebih akurat.

Dalam ilmu strategic management, sebenarnya disrupsi adalah hal yang biasa dalam dunia
bisnis. Pada dasarnya disrupsi adalah perubahan yang terjadi pada lingkungan bisnis yang
secara alami memang selalu berubah dan dinamis. Dari zaman dahulu disrupsi sudah terjadi,
dan kejadiannya biasanya dikarenakan oleh terciptanya teknologi yang membuat proses bisnis
lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan proses sebelumnya.
Selanjutnya bagaimana fenomena tersebut dalam dunia pariwisata? Kita dapat menganalisa
dampak dari berjamurnya OTA (online travel agent) dan agregator transportasi online yang
memberikan efek disrupsi terhadap agen perjalanan dan jasa transportasi konvensional yang
sedang dipuncak product life cycle terdorong ke posisi decline.

d. Perubahan dalam era disrupsi


Sebagian besar orang akan mengatakan, disrupsi tengah terjadi. Perubahannya tidak terasa
di awal. Bahkan sudah terlanjur terlambat untuk menyadarinya. Kemudahan yang semakin lama
dirasakan dalam mengakses suatu sumber daya , tidak disadari sebagai sebuah sinyal lembut.
Persaingan pun diyakini menjadi semakin tak kasat mata. Secara tiba-tiba, terjadi penurunan di
satu sisi. Entah itu dalam penjualan ataupun pendapatan.
Perkembangan teknologi memang dapat dikatakan menjadi pemicu. Kehadirannya membuat
semuanya dapat diakses. Hingga akhirnya baru diketahui bahwa itulah bagian dari disrupsi.
Tentu, akan ada pihak yang panik karena semuanya terjadi secara tiba-tiba. Bersifat kejutan
(surprise). Namun, meskipun begitu, tetap saja tidak menyadari bahwa disrupsi juga
menandakan adanya hal-hal yang berubah. Hal-hal yang tidak sama lagi dengan sebelumnya
sehingga membutuhkan cara-cara baru untuk dapat menakkukannya.
Minimal, ada 3 hal yang harus dipahami telah berubah :
-
Pasar yang baru
Disruption pada akhirnya mencptakan suatu dunia baru: digital marketplace. Dunia baru tersebut
menandakan bentuk pasar yang berubah. Dengan kata lain konsumen pun akan berpindah.
Pasar tersebut tidak disadari dan tidak terlihat wujudnya.
-
Nasib yang berbeda
Dalam menghadapi pertarungan yang kompetitif, akan selalu ada akhir yang berbeda bagi
masing-masing pemain. Pemain yang lebih inovatif akan mengalahkan, bahkan menggantikan
yang terdahulu. Sehingga, dalam sejarah disruption akan ada akhir yang berbeda. Maka, inovasi
yang berkelanjutan adalah kunci.
-
Bersaing dengan business model
Ada yang berubah dalam melakukan pemasaran ketika sudah memasuki era disrupsi. Kini,
pertarungannya pun tidak sesederhana hanya sekadar produk, melainkan mencakup pada
model bisnis (business model).

e. Cara Menghadapi Era Disrupsi


Perusahaan harus dapat segera beradaptasi, dan mengenali bagaimana keadaan sekarang
yang penuh dengan perubahan. Tidak lagi sekedar berubah, melainkan langsung bergeser atau
menggantikan yang sudah berdiri sebelumnya dalam waktu yang cepat.
Beberapa cara menghadapi era disrupsi yang akan selalu terjadi dalam dunia bisnis kuncinya
adalah adaptasi, karena disrupsi itu merupakan suatu perubahan dalam lingkungan bisnis, dan
tentunya adaptasilah yang dapat menjadi salah satu kuncinya.
Berikut adalah 7 (tujuh) cara yang dapat dilakukan oleh bisnis dalam menghadapi era disrupsi
ini agar bisnis tidak kehilangan pelanggannya atau bahkan mati :
1) Trend Watching
Yaitu kegiatan dalam memantau perubahan trend dalam lingkungan bisnis agar selalu
mengetahui perubahan-perubahan yang sedang dan akan terjadi sehingga gejala-gejala
timbulnya disrupsi akan terdeteksi secara dini. Komponen yang harus dipantau yaitu trend
teknologi, ekonomi, budaya, politik, dan lingkungan alam..
2) Research
Riset perlu dilakukan agar trend watching yang dilakukan hasilnya dapat lebih meyakinkan.
Karena dengan riset informasi yang didapat dapat dipertanggungjawabkan mengenai kesahihan
dan keabsahannya, karena dilakukan secara ilmiah.
3) Risk Management
Bisnis harus selalu dapat mengelola disrupsi sebagai suatu peril dalam resiko, dan bisa dikatakan
bahwa disrupsi itu harus dikelola. Risk management dapat difokuskan kepada disruption
management mengenai bagaimana disrupsi diidentifikasi, dianalisis dan dievaluasi, sehingga
bisnis dapat memiliki ruang dan waktu untuk mengantisipasi gejala disrupsi yang akan terjadi.
4) Inovation
Inovasi adalah membuat terobosan-terobosan baru atau penyesuaian-penyesuaian pada bisnis
yang lama agar lebih sesuai dengan era dimana masa disrupsi terjadi. Contohnya adalah bisnis
yang murni offline, membuat inovasi dengan meluncurkan versi online.
5) Switching
Cara menghadapi era disrupsi yang ke-lima adalah switching atau memutar haluan bisnis. Cara
ini dapat dilakukan Jika bisnis yang ada tidak dapat lagi dimodifikasi, maka solusinya adalah
harus berani memutar haluan atau mematikan produk yang sudah dimiliki. Contohnya Telkom
yang selalu berani untuk mematikan atau mengkanibalisasi produknya sendiri seperti telepon
kabel yang diganti dengan nir-kabel dll.
6) Partnership
Cara menghadapi era disrupsi yang ke-enam yaitu melakukan strategi partnership. Era disrupsi
pada masa ini membuat bisnis sulit untuk bertempur sendiri karena persaingan sudah sangat
kompleks dan proses bisnis sudah ter-inklusi. Oleh karena itu solusinya adalah dengan
melakukan kolaborasi dan aliansi-aliansi strategis mulai dari sisi input sampai output dalam
supply chain agar bisnis menjadi lebih efektif dan efisien.
7) Change Management
Cara menghadapi era disrupsi yang terakhir adalah dengan melakukan change management.
Hal ini dapat dilakukan untuk merubah pola pikir dan kesadaran dari elemen sumber daya
manusia dalam organisasi bisnis agar dapat bahu-membahu melakukan perubahan. Karena efek
disrupsi itu dapat merubah segala hal tak terkecuali pada budaya organisasi dalam melakukan
proses bisnisnya. Oleh karena itu solusinya adalah organisasi harus dapat berubah
menyesuaikan budaya organisasi di era disrupsi yang ada.

f. Inovasi disruptif
Inovasi disruptif (disruptive innovation) adalah inovasi yang membantu menciptakan pasar
baru, mengganggu atau merusak pasar yang sudah ada, dan pada akhirnya menggantikan
teknologi terdahulu tersebut. Inovasi disruptif mengembangkan suatu produk atau layanan
dengan cara yang tak diduga pasar, umumnya dengan menciptakan jenis konsumen berbeda
pada pasar yang baru dan menurunkan harga pada pasar yang lama.
Pelanggan memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sesuatu yang baru dalam satu lini,
dimana lini terendah adalah pelanggan yang cepat puas dan yang tertinggi digambarkan sebagai
pelanggan yang menuntut.
Berikut contoh dari Inovasi Disruptif (disruptif innovation) dan Pasar Terganggu Oleh
Inovasi (market disrupted by innovation) adalah :
- Ensiklopedia cetak, pasar terganggu oleh inovasi Wikipedia
-
Telegrafi, pasar terganggu oleh inovasi Telepon
- Mainframes, pasar terganggu oleh inovasi Minicomputers
- Minicomputers, pasar terganggu oleh inovasi Komputer Pribadi (PC)
- Floppy Disk, pasar terganggu oleh inovasi CD dan USB
- CRT, pasar terganggu oleh inovasi LCD
- Logam & Kayu, pasar terganggu oleh inovasi Plastik
- Radiografi (Pencitraan X-Ray), pasar terganggu oleh inovasi Ultrasound (USG)
- CD & DVD, pasar terganggu oleh inovasi Digital Media (i-Tunes, Amazone, dll)
- Kamera Film, pasar terganggu oleh inovasi Kamera Digital
- Cetak Offset, pasar terganggu oleh inovasi Printer Komputer
- Penerbitan Tradisional, pasar terganggu oleh inovasi Desktop Publishing (PC)
- Kuda & Kereta Api, pasar terganggu oleh inovasi Mobil
Strategi Menghadapi Era Disrupsi
1. Mencari Tahu Perubahan Trend
Dengan mencari tau segala perubahan trend yang ada bisnis akan selalu mengetahui apa
saja perubahan yang sedang dan akan terjadi, misalnya seperti trend teknologi, ekonomi,
budaya, politik, dan lingkungan alam sehingga akan meminimalisir terjadinya disrupsi bagi
suatu bisnis yang sedang dijalankannya.
2. Membuat Inovasi Baru
Dengan membuat inovasi baru akan membuat bisnis tidak mengalami disrupsi, karena
dapat kita ketahui bahwa terjadinya disrupsi karena tidak ada perubahan dalam
perkembangan suatu bisnis salah satunya dari sisi inovasi.
3. Kolaborasi
Dengan kolaborasi akan membuat suatu bisnis menjadi lebih efektif dan efisien sehingga
dapat mengembangkan bisnisnya dengan baik karena menjalankan bisnisnya sendiri saat
ini sudah semakin berat di tengah makin ketatnya persaingan.
4. Ubah Pola Pikir
Pada era disrupsi ini diperlukan adanya perubahan dalam pola pikir dan kesadaran dari
sumber daya manusia dalam suatu organisasi agar dapat bekerjasama dalam melakukan
perubahan dan dapat melewati kegagalan, karena dampak dari disrupsi akan merubah
segala sesuatu hal dalam melakukan proses bisnisnya..
5. Mengetahui Resiko
Para pembisnis harus selalu dapat mengetahui apa saja risiko yang akan terjadi dan
bagaimana cara mengelola resiko yang akan terjadi pada bisnis yang sedang dijalankan.
Agar dapat meminimalisir resiko, suatu organisasi harus mengetahui bagaimana disrupsi
diidentifiksi, dianalisis dan dievaluasi sehingga bisnis dapat memiliki waktu untuk
mengantisipasi gejala disrupsi yang akan terjadi dimasa yang akan datang.

Implementasi:
Telkomsigma Dinobatkan Sebagai The Best Distruptor Company

Telkomsigma sukses mengimplementasikan konsep distruptive untuk mencetak para expertise


dibidang IT yang telah menjadi pemimpin dibeberapa perusahaan besar di Indonesia. Hal ini
berbuah manis dengan dinobatkannya sebagai The Best Disruptor Company kategori anak
perusahaan BUMN.

Tentang Telkomsigma
PT Sigma Cipta Caraka atau Telkomsigma adalah perusahaan Integrated ICT (Information
Communication & Technology) Solutions di Indonesia. Sejak berdiri pada 1987, telkomsigma
terus berupaya menyediakan berbagai produk dan layanan inovatif berbasis ICT. Bisnis
portofolio telkomsigma mencakup layanan Managed Services, Software for Business Solutions,
dan System Integrator. Dengan jumlah dan loyalitas klien yang terus meningkat dari tahun ke
tahun, telkomsigma siap menjadi mitra strategis dalam mendukung pertumbuhan bisnis klien.
Sejak tahun 2010, Telkomsigma resmi menjadi 100% anak perusahaan PT Telekomunikasi
Indonesia (TELKOM). Telkomsigma siap mendukung visi TELKOM sebagai penyedia layanan
TIME (Telecommunication, Information, Media, dan Edutainment), khususnya bidang
“Information” terdepan di Indonesia. Telkomsigma telah memperoleh berbagai penghargaan
bergengsi dibidang Data Center diantaranya adalah 2014 Data Center of The Year dari Frost &
Sullivan . pada tahun 2014, Telkomsigma juga telah dinobatkan “The Indonesia’s Most Admired
Companies untuk kategori Data Center provider” yang di selenggarakan oleh Frontier Consulting
Group & Tempo Media Group. Kemenangan ini diperoleh berdasarkan hasil survei yang
dilakukan secara independen oleh Frontier Consulting Group kepada beberapa kategori
responden. Telkomsigma juga telah mendapatkan penghargaan dalam kategori “Data Center
Service Provider dan Telco Cloud Service Provider of the Year 2015″ dari Frost & Sullivan. Pada
1 juni 2016, Telkomsigma juga telah dicatat rekor MURI sebagai Perusahaan Penyedia Data
Center Indonesia Pertama Penerima Sertifikat Uptime Tier III Construction Facility, dan
Perusahaan Penyedia Data Center Indonesia yang Menerima Sertifikat Uptime Tier III for Design
Document Terbanyak.
Pada 19 Agustus 2016, telkomsigma kembali berhasil meraih sertifikasi dengan kategori TCCF
(Tier Certification for Constructed Facilities) telkomsigma Sentul Data Center L2 ini membuktikan
bahwa layanan data center telkomsigma telah diakui sebagai IT Solution terbaik yang pertama
di Indonesia.
Telkomsigma raih peringkat ke -16 dalam “The Most Resilient Data Center Operators for
2017”
Telkomsigma berhasil masuk kedalam World-rangking Cloudscene The Fast 50 Most Resilience
Data Center provider, dengan meraih peringkat ke-16, dari nominasi yang tersebar dari North
America, Asia, Oceania, dan EMEA.
Sebagai perusahaan ICT terdepan dan terpercaya di Indonesia, Telkomsigma tak berhenti
berupaya mendukung pertumbuhan bisnis segala jenis perusahaan untuk menghadapi
fenomena digital disruption dengan menghadirkan layanan ICT berkualitas internasional, yang
bersifat End-to-end solution.
Keberhasilan Telkomsigma dalam menyiasati era disrupsi dibuktikan dengan membangun
infrastruktur berbasis digital di Indonesia. Telkomsigma telah mengembangkan berbagai solusi
ICT sebagai transformasi untuk memberikan layanan yang terbaik bagi industri.
Berbagai inisiatif yang telah dilakukan Telkomsigma seperti implementasi e-ticketing untuk PT
KAI, Aplikasi perizinan online untuk Kementerian Perhubungan, Kementerian Komunikasi dan
Informatika. Telkomsigma juga telah mendukung berbagai kota di Indonesia sebagai Smart City.
Dan masih banyak inisiatif strategis lainnya yang telah Telkomsigma lakukan dengan
menggunakan disruption mindset concept.
Saat ini telkomsigma telah mendominasi industri, diantaranya telkomsigma telah
mengimplementasikan layanan dan solusi ICT untuk industri Banking, Media & Communication,
Property & Construction, Tourism & Hospitality, Education, Financial & Insurance, Manufacturing
& Agribussiness, Transportation, Healthcare, Energy & Resources, Maritime & Logistics, Trading
& Distribution, Information & Business, Government, Small Medium Enterprise, Wholesale dan
Retail.
Telkomsigma juga memandang people sebagai aset yang paling utama karena Telkomsigma
merupakan perusahaan yang bergerak di industri ICT. Maka pendekatan dengan
mengedepankan upaya pengembangan sumber daya manusia (people first) akan berhasil dalam
era distrupsi saat ini, terbukti dengan saat ini Telkomsigma sukses mencetak para expertise
dibidang ICT yang telah bersertifikat internasional.
Dengan strategi disruption mindset tersebut telkomsigma juga semakin dipercaya sebagai mitra
teknologi oleh lebih dari 500 perusahaan, juga sekaligus kian memperkokoh posisinya sebagai
Home of IT Leader dengan reputasi luar biasa yang telah diperoleh.
Keberhasilan Telkomsigma dalam memberikan kontribusi bagi BUMN dan berbagai industri di
Indonesia dibuktikan dengan berhasil diraihnya 4 penghargaan dalam ajang BUMN Branding &
Marketing Award 2017 yang mengambil tema “To Handle Disruption” (14/12/2017).
Keempat penghargaan tersebut adalah The Best Disruptor Company, The Best Product Branding
Company, The Best Corporate Communication, dan juga, Bpk Judi Achmadi, CEO Telkomsigma
dinobatkan sebagai The Best CMO Corporate Branding & Marketing Performance dalam kategori
anak perusahaan BUMN.
BUMN Branding & Marketing Award 2017 ini bertujuan untuk mengukur daya saing para pelaku
Branding dan Marketing BUMN untuk bertukar ide, pemikiran, pengalaman dan inspirasi antar
BUMN dan anak perusahaan BUMN, sekaligus menjadi aspirasi dan motivasi serta membangun
sinergi BUMN yang lebih baik.
Proses penjurian berlangsung dua tahap, yakni seleksi dokumentasi kuesioner dan wawancara.
Dari 103 peserta, sebanyak 70 perusahaan yang terdiri dari 40 BUMN dan 30 Anak Perusahaan
BUMN lolos penjurian tahap kedua untuk melakukan wawancara dan pendalaman materi di
hadapan dewan juri.
Penghargaan ini merupakan pembuktian bahwa Telkomsigma telah berhasil menghadirkan
layanan IT kelas dunia bagi masyarakat Indonesia dan dipercaya melayani lebih dari separuh
jumlah populasi Indonesia. Serta dinilai berhasil dalam mendukung industri di Indonesia dengan
solusi ICT yang handal. Telkomsigma sebagai perusahaan penyedia layanan dan solusi berbasis
ICT terbesar di Indonesia selalu siap untuk terus berinovasi dan lebih agresif, kreatif serta inovatif
khususnya dalam menyiasati era disrupsi.

Contoh jurnal yang membahas tentang Disruption Era:


“Disruptive Innovation, Pelajaran Apa yang Bisa Dipetik?”
Oleh: Dr. Ningky Sasanti Munir, MBA
Link: https://swa.co.id/swa/my-article/disruptive-innovation-pelajaran-apa-yang-bisa-dipetik

Dafar Pustaka:

1. Hapzi Ali, 2018, Modul 14 Strategic Management, Disruption Era, Universitas Mercu Buana
Jakarta.
2. Strategi Menghadapi Era DIsrupsi
https://www.kompasiana.com/siti99454/5b46204a16835f1dba593342/strategi-menghadapi-
era-dirupsi tanggal 18 Desember 2018 pukul 11.00 WIB
3. Telkomsigma Dinobatkan Sebagai Best Disruptor Company
http://www.telkomsigma.co.id/telkomsigma-dinobatkan-sebagai-best-distruptor-company/
tanggal 18 Desember 2018 pukul 08.15 WIB
4. Kunci Sukses Telkomsigma di Era Disrupsi
https://www.indotelko.com/kanal?c=bid&it=kunci-disrupsi tanggal 18 Desember 2018 pukul
09.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai