Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya), perusahaan adalah
memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang
di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan
dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan
lingkungan.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah fenomena dan strategi yang
digunakan perusahaan untuk mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya.
CSR dimulai sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang
adalah lebih penting daripada sekedar profitability perusahaan.
CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu konsep atau tindakan yang dilakukan
oleh perusahaan sebagai rasa tanggung jawab perusahaan terhadap social maupun
lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada, seperti melakukan suatu kegiatan yang
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan, memberikan
beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut, dana untuk pemeliharaan fasilitas
umum, sumbangan untuk membangun desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan
berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar
perusahaan tersebut berada.
Menurut Kotler dan Lee, terdapat enam model CSR yang dapat diterapkan di perusahaan,
yaitu:
- Cause Promotion,
- Cause Related Marketing,
- Coporate Societal Marketing,
- Corporate Philanthropy,
- Community Volunteering, dan
- Socially Responsible Business Practice.
Ini yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam masyarakat telah
ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan dan
masalah etika. Masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap
karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidaknyamanan ataupun bahaya bagi
konsumen adalah menjadi berita utama surat kabar. Peraturan pemerintah pada beberapa
negara mengenai lingkungan hidup dan permasalahan sosial semakin tegas, juga standar
dan hukum seringkali dibuat hingga melampaui batas kewenangan negara pembuat
peraturan (misalnya peraturan yang dibuat oleh Uni Eropa. Beberapa investor dan
perusahaam manajemen investasi telah mulai memperhatikan kebijakan CSR dari Surat
perusahaan dalam membuat keputusan investasi mereka, sebuah praktik yang dikenal
sebagai "Investasi bertanggung jawab sosial" (socially responsible investing). Banyak
pendukung CSR yang memisahkan CSR dari sumbangan sosial dan "perbuatan baik" (atau
kedermawanan seperti misalnya yang dilakukan oleh Habitat for Humanity atau Ronald
McDonald House), namun sesungguhnya sumbangan sosial merupakan bagian kecil saja
dari CSR. Perusahaan pada masa lampau seringkali mengeluarkan uang untuk proyek-
proyek komunitas, pemberian beasiswa dan pendirian yayasan sosial. Mereka juga seringkali
‘15
menganjurkan dan mendorong para pekerjanya untuk sukarelawan (volunteer) dalam
mengambil bagian pada proyek komunitas sehingga menciptakan suatu itikad baik di mata
komunitas tersebut yang secara langsung akan meningkatkan reputasi perusahaan serta
memperkuat merek perusahaan. Dengan diterimanya konsep CSR, terutama triple bottom
line, perusahaan mendapatkan kerangka baru dalam menempatkan berbagai kegiatan sosial
di atas.
Kepedulian kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan sangat luas,
namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi
di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi
dan komunitas. CSR bukanlah sekadar kegiatan amal, melainkan CSR mengharuskan suatu
perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh
memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) perusahaan,
termasuk lingkungan hidup. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat
keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal dengan
kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal
CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan
memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun
masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh
keluarganya.
Di beberapa negara dibutuhkan laporan pelaksanaan CSR, walaupun sulit diperoleh
kesepakatan atas ukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam aspek
sosial. Sementara aspek lingkungan—apalagi aspek ekonomi—memang jauh lebih mudah
diukur. Banyak perusahaan sekarang menggunakan audit eksternal guna memastikan
kebenaran laporan tahunan perseroan yang mencakup kontribusi perusahaan dalam
pembangunan berkelanjutan, biasanya diberi nama laporan CSR atau laporan keberlanjutan
(sustainability report).
Akan tetapi laporan tersebut sangat luas formatnya, gayanya dan metodologi evaluasi
yang digunakan (walaupun dalam suatu industri yang sejenis). Banyak kritik mengatakan
bahwa laporan ini hanyalah sekadar "pemanis bibir" (suatu basa-basi), misalnya saja pada
kasus laporan tahunan CSR dari perusahaan Enron dan juga perusahaan-perusahaan rokok.
Namun, dengan semakin berkembangnya konsep CSR dan metode verifikasi laporannya,
kecenderungan yang sekarang terjadi adalah peningkatan kebenaran isi laporan.
Hasil Survei "The Millenium Poll on CSR" (1999) yang dilakukan oleh Environics
International (Toronto), Conference Board (New York) dan Prince of Wales Business Leader
Forum (London) di antara 25.000 responden dari 23 negara menunjukkan bahwa dalam
membentuk opini tentang perusahaan, 60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktik terhadap
karyawan, dampak terhadap lingkungan, yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) akan paling berperan. Sedangkan bagi 40% lainnya, citra perusahaan &
brand image-lah yang akan paling memengaruhi kesan mereka. Hanya 1/3 yang mendasari
opininya atas faktor-faktor bisnis fundamental seperti faktor finansial, ukuran
perusahaan,strategi perusahaan, atau manajemen.
Lebih lanjut, sikap konsumen terhadap perusahaan yang dinilai tidak melakukan CSR
adalah ingin "menghukum" (40%) dan 50% tidak akan membeli produk dari perusahaan yang
bersangkutan dan/atau bicara kepada orang lain tentang kekurangan perusahaan tersebut.
Secara umum, alasan terkait bisnis untuk melaksanakan biasanya berkisar satu ataupun
lebih dari argumentasi di bawah ini :
a. Sumber Daya Manusia
Program CSR dapat berwujud rekruitmen tenaga kerja dan mempekerjakan masyarakat
sekitar. Lebih jauh lagi CSR dapat dipergunakan untuk menarik perhatian para calon pelamar
pekerjaan, terutama sekali dengan adanya persaingan kerja di antara para lulusan. Akan
terjadi peningkatan kemungkinan untuk nilai progresif. CSR dapat juga digunakan untuk
membentuk suatu atmosfer kerja yang nyaman di antara para staf, terutama apabila mereka
dapat dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang mereka percayai bisa mendatangkan manfaat
bagi masyarakat luas, baik itu bentuknya "penyisihan gaji", "penggalangan dana" ataupun
‘15
kesukarelawanan (volunteering) dalam bekerja untuk masyarakat.
b. Manajemen risiko
Manajemen risiko merupakan salah satu hal paling penting dari strategi perusahaan.
Reputasi yang dibentuk dengan susah payah selama bertahun-tahun dapat musnah dalam
sekejap melalui insiden seperti skandal korupsi atau tuduhan melakukan perusakan
lingkungan hidup. Kejadian-kejadian seperti itu dapat menarik perhatian yang tidak diinginkan
dari penguasa, pengadilan, pemerintah dan media massa. Membentuk suatu budaya kerja
yang "mengerjakan sesuatu dengan benar", baik itu terkait dengan aspek tata kelola
perusahaan, sosial, maupun lingkungan— yang semuanya merupakan komponen CSR—
pada perusahaan dapat mengurangi risiko terjadinya hal-hal negatif tersebut.
c. Membedakan merek
Di tengah hiruk pikuknya pasar maka perusahaan berupaya keras untuk membuat suatu
cara penjualan yang unik sehingga dapat membedakan produknya dari para pesaingnya di
benak konsumen. CSR dapat berperan untuk menciptakan loyalitas konsumen atas dasar
nilai khusus dari etika perusahaan yang juga merupakan nilai yang dianut masyarakat.
Menurut Philip Kotler dan Nancy Lee, setidaknya ada dua jenis kegiatan CSR yang bisa
mendatangkan keuntungan terhadap merek, yaitu corporate social marketing (CSM) dan
cause related marketing (CRM).
Pada CSM, perusahaan memilih satu atau beberapa isu—biasanya yang terkait dengan
produknya—yang bisa disokong penyebarluasannya di masyarakat, misalnya melalui media
campaign. Dengan terus menerus mendukung isu tersebut, menyatakan akan
menyumbangkan sejumlah dana tertentu untuk membantu memecahkan masalah sosial atau
lingkungan dengan mengaitkannya dengan hasil penjualan produk tertentu atau keuntungan
yang mereka peroleh.
Biasanya berupa pernyataan rupiah per produk terjual atau proporsi tertentu dari
penjualan atau keuntungan. Dengan demikian, segmen konsumen yang ingin menyumbang
bagi pemecahan masalah sosial dan atau lingkungan, kemudian tergerak membeli produk
tersebut. Mereka merasa bisa berbelanja sekaligus menyumbang. Perusahaan yang bisa
mengkampanyekan CSM dan CRM-nya dengan baik akan mendapati produknya lebih banyak
dibeli orang, selain juga mendapatkan citra sebagai perusahaan yang peduli pada isu tertentu.
Kegiatan CSR akan menjamin keberlanjutan bisnis yang dilakukan. Hal ini disebabkan
karena :
- Menurunnya gangguan social yang sering terjadi akibat pencemaran lingkungan, bahkan
dapat menumbuh kembangkan dukungan atau pembelaan masyarakat setempat.
- Terjaminnya pasokan bahan baku secara berkelanjutan untuk jangka panjang.
- Tambahan keuntungan dari unit bisnis baru, yang semula merupakan kegiatan CSR yang
dirancang oleh korporat.
Adapun 5 pilar yang mencakup kegiatan CSR yaitu :
- Pengembangan kapasitas SDM di lingkungan internal perusahaan maupun lingkungan
masyarakat sekitarnya.
- Penguatan ekonomi masyarakat sekitar kawasan wilayah kerja perusahaan.
- Pemeliharaan hubungan relasional antara korporasi dan lingkungan
- Pelestarian lingkungan, baik lingkungan fisik, social serta budaya.
Berikut ini adalah manfaat CSR bagi masyarakat :
- Meningkatknya kesejahteraan masyarakat sekitar dan kelestarian lingkungan
- Adanya beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut.
- Meningkatnya pemeliharaan fasilitas umum.
- Adanya pembangunan desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk
masyarakat banyak khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut
berada.
‘15
Berikut ini adalah manfaat CSR bagi perusahaan :
Meningkatkan citra perusahaan.Mengembangkan kerja sama dengan
perusahaan lain.
Memperkuat brand merk perusahaan dimata masyarakat.
Membedakan perusahan tersebut dengan para pesaingnya.
Memberikan inovasi bagi perusahaan Karakteristik
CSR yang Baik dan Sejati :
CSR seharusnya merupakan aktivitas yang melebihi kepatuhan terhadap undang-
undang dan undang-undang yang berlaku.
CSR seharusnya bisa menghasilkan dampak semi permanen bagi perusahaan
dan masyarakat.
CSR harus memperhitungkan dan mempertimbangkan kepentingan pemangku
kepentingan di dalam dan di luar perusahaan.
Pada saat sekarang ini konsep pemasaran sudah berada pada tahap dimana konsumen
dalam membeli produk suatu perusahaan tidak hanya sekedar memperhatikan suatu produk
apakah bisa memenuhi kebutuhan mereka secara lebih efisisen dari pada saingan tapi juga
dengan kritis melihat apakah keberadaan perusahaan telah berkontribusi positif terhadap
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan juga apakah keberadaan perusahaan tidak
menjadi bencana di tengah masyarakat baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan
kritis konsumen juga selektif melihat apakah suatu perusahaan tidak melakukan hal-hal tidak
terpuji seperti perusakan lingkungan, eksploitasi sumberdaya alam, manipulasi pajak dan
penindasan terhadap hak-hak buruh.
Program CSR merupakan investasi jangka panjang yang berguna untuk meminimalisasi
risiko sosial, serta berfungsi sebagai sarana meningkatkan citra perusahaan di mata publik.
Penerapan program CSR merupakan salah satu bentuk implementasi dari konsep tata
kelola perusahaan yang baik (Good Coporate Governance).
Konsep ini mencakup berbagai kegiatan dan tujuannya adalah untuk mengembangkan
masyarakat yang sifatnya produktif dan melibatkan masyarakat didalam dan diluar
perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung, meski perusahaan hanya
memberikan kontribusi sosial yang kecil kepada masyarakat tetapi diharapkan mampu
mengembangkan dan membangun masyarakat dari berbagai bidang. Kegiatan CSR penting
dalam upaya membangun citra dan reputasi perusahaan yang pada akhirnya meningkatkan
kepercayaan baik dari konsumen maupun mitra bisnis perusahaan tersebut.
.Dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, perusahaan memfokuskan perhatiannya
kepada tiga hal yaitu (profit), masyarakat (people), dan lingkungan (planet). Perusahaan harus
memiliki tingkat profitabilitas yang memadai sebab laba merupakan fondasi bagi perusahaan
untuk dapat berkembang dan mempertahankan eksistensinya Dengan perolehan laba yang
memadai, perusahaan dapat membagi deviden kepada pemegang saham, memberi imbalan
yang layak kepada karyawan, mengalokasikan sebagian laba yang diperoleh untuk
pertumbuhan dan pengembangan usaha di masa depan, membayar pajak kepada
pemerintah, dan memberikan multiplier effect yang diharapkan kepada masyarakat. Dengan
memperhatikan masyarakat, perusahaan dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas
hidup masyarakat. Perhatian terhadap masyarakat dapat dilakukan dengan cara perusahaan
melakukan aktivitas-aktivitas serta pembuatan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan
kesejahteraan, kualitas hidup dan kompetensi masyarakat diberbagai bidang. Dengan
memperhatikan lingkungan, perusahaan dapat ikut berpartisipasi dalam usaha pelestarian
lingkungan demi terpeliharanya kualitas hidup umat manusia dalam jangka panjang.
Keterlibatan perusahaan dalam pemeliharaan dan pelestarian lingkungan berarti perusahaan
berpartisipasi dalam usaha mencegah terjadinya bencana serta meminimalkan dampak
bencana yang diakibatkan oleh kerusakan lingkungan. Dengan menjalankan tanggungjawab
sosial, perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar laba jangka pendek, tetapi juga ikut
berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan (terutama
lingkungan sekitar) dalam jangka panjang.
‘15
Contoh Implementasi Program CSR di Bank BJB
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. yang selanjutnya disebut
Bank BJB telah melaksanakan fungsi dan tanggung jawab sosial melalui penyaluran
dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikelola oleh Grup CSR yang dibentuk
berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten
Nomor 701/SK/DIR-CS/2009 tentang Pengelolaan Dana Corporate Social Responsibility
(CSR), yang diperbaharui dengan Surat Keputusan Direksi PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten,Tbk Nomor 015/SK/DIR-CS/2011 tanggal 7 Januari 2011 tentang
Pengelolaan Dana Corporate Social Responsibility (CSR). Berdasarkan Surat Keputusan
tersebut telah ditunjuk Pemimpin Divisi Corporate Secretary dan Pemimpin Grup CSR selaku
pengelola dana CSR Bank BJB.
Corporate Social Responsibility (CSR) Bank BJB merupakan bagian integral dari upaya
sungguh-sungguh menyelenggarakan triple bottom lines, yakni Bank BJB selain mengejar
keuntungan (profit), juga memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan
masyarakat (people) dan turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet).
Wujud nyata peran serta bank BJB tersebut tertuang dalam aktivitas penyaluran dana
CSR yang terbagi dalam tiga sektor, yakni Pendidikan, Kesehatan dan Lingkungan Hidup
yang tersebar di berbagai wilayah Jawa Barat, Banten dan seluruh wilayah operasional bank
BJB.
‘15
Daftar Pustaka:
1. Hapzi, 2018. Modul 10 Perkuliahan Business Ethics & GG, Corporate Social
Responsibilities, Universitas Mercu Buana Jakarta.
2. CSR Bank BJB http://www.bankbjb.co.id/id/corporate-social-
responsibility/corporate-social-responsibility.html tanggal 17 November 2018 pukul
16.00 WIB
3. Bank BJB Gelar Ratusan CSR Bidang Kesehatan, Lingkungan, dan Pendidikan
https://nasional.tempo.co/read/1078034/bank-bjb-gelar-ratusan-csr-bidang-
kesehatan-lingkungan-dan-pendidikan/full&view=ok tanggal 17 November 2018
pukul 16.15 WIB
4. Bank BJB Serahkan Dana CSR ke Mapolda Jabar
http://www.tribunnews.com/bisnis/2018/01/16/bank-jabar-banten-serahkan-dana-
csr-ke-polda-jabar-syariah tanggal 17 November 2018 pukul 17.00 WIB
‘15