Anda di halaman 1dari 6

Universitas Mercu Buana

Mata Kuliah: Business Ethics & Good Governance


Dosen Pengampu: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Nama Mahasiswa: Sukrasno
NIM: 55117120110

Globalization and Business Ethics

A. Globalisasi dan Etika Bisnis


Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang telah mengglobal karena setiap sisi kehidupan
diwarnai oleh bisnis. Dewasa ini, pengaruh globalisasi juga menjadi faktor pendorong terciptanya
perdagangan internasional yang lebih luas. Kemajemukan ekonomi dan sistem perdagangan
berkembang menjadi sebuah kesatuan sistem yang saling membutuhkan. Komoditi nasional dapat
diekspor menjadi pendapatan Negara, serta produk-produk asing dapat diimpor demi memenuhi
kebutuhan pasar dalam negeri.
Setiap Negara terus mengeksplorasi bisnis ke luar negeri selain untuk mendapatkan yang
mereka inginkan, juga menaikkan tingkat ekonomi yang ada. Bisnis multinasional merupakan
kesempatan untuk meraih pundi-pundi uang demi meningkatkan taraf ekonomi, terutama Negara
berkembang yang rata-rata memiliki nilai tukar mata uang yang rendah.
Jadi globalisasi meningkatkan peluang yang tersedia bagi suatu perusahaan. karena
terjadinya integrasi internasional, misalnya:
- Modal finansial dapat diperoleh dalam satu pasar nasional dan digunakan untuk membeli
bahan baku di tempat lainnya.
- Peralatan produksi yang dibeli dari suatu negara ketiga dapat digunakan untuk
menghasilkan barang yang kemudian dijual di pasar keempat.
Meningkatnya saling ketergantungan antara negara industri, kebutuhan dari negara-negara
berkembang, disintegrasi, pembatas aliran uang, informasi dan teknologi antar batas negara
memungkinkan globalisasi dan integrasi pasar internasional. Kondisi-kondisi ini mendorong
perusahaan-perusahaan global untuk memikirkan secara serius mengenai strategi yang harus
diterapkan untuk mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Sering kali
strategi tersebut memungkinkan perusahaan untuk lebih hebat, lebih fleksibel dan lebih terfokus
dalam menyediakan barang dan jasa yang lebih efektif kepada macam-macam konsumen di dunia.
Persaingan global telah meningkatkan standar kinerja dalam berbagai dimensi, meliputi
kualitas, biaya, saat pengolahan produk, serta operasi yang lancar. Hanya dengan bersedia
menerima tantangan ini, perusahaan dapat meningkatkan kemampuannya dan para pekerja dapat
mempertahankan keahlian mereka.
Faktanya untuk banyak perusahaan, yang mampu bersaing dengan sukses di pasar global
sekalipun, adalah penting bagi mereka untuk tetap memperhatikan pasar domestik. Dengan
demikian, perusahaan di seluruh dunia ditantang untuk menjadi lebih bersaing secara strategis
dalam pasar domestik mereka. Perusahaan yang bersaing secara strategis telah menyadari
bagaimana menerapkan pandangan bersaing yang diperoleh secara lokal (domestik) ke dalam
global.

Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu :


- Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul
mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.
- Korporasi: Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis mencakup pertanyaan tentang
moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan individual sebagai
keseluruhan.
- Individu: Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar
individu tertentu dalam perusahaan, termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan,
tindakan dan karakter individual.
Ada kesempatan yang terbuka lebar maka pasti ada persaingan untuk
mendapatkannya. Berikut ini ada dua macam keuntungan yang dapat digunakan sebagai
modal untuk meraih keberhasilan :
- Keuntungan absolut, disaat sebuah Negara dapat memproduksi sesuatu produk yang lebih
murah dan/atau kualitas yang lebih tinggi dari Negara lain. Contohnya Indonesia memiliki
keunggulan karena memiliki kekayaan alam yang berlimpah seperti minyak. Sehingga Indonesia
dapat menjual minyak lebih murah.
- Keuntungan komparatif, disaat sebuah Negara memproduksi barang dengan lebih efisien atau
lebih baik daripada Negara lain yang memproduksi barang yang sama. Contohnya produsen
mobil sport Ferrari dalam penggunaan teknologi terpadu pada pembuatan mobil balap.

Tidak semua kesempatan bisnis global dapat langsung digunakan karena terdapat
beberapa halangan (barrier) yang dapat menghadang perdagangan internasional seperti:
perbedaan sosial dan budaya, perbedaan ekonomi, dan perebedaan hukum dan politik,
serta etika bisnis. Etika bisnis adalah perilaku baik atau buruk berdasarkan kepercayaan
perseorangan dan norma sosial dengan membedakan antara yang baik dan yang buruk.
Kode Etik yang ada bersumber dari pandangan anak-anak ke perilaku orang dewasa,
pengalaman, perkembangan nilai serta moral, dan pengaruh kawan.
Tujuan diciptakanya kode etik adalah:
-
Meningkatkan kepercayaan publik pada bisnis.
- Berkurangnya potensial regulasi pemerintah yang dikeluarkan sebagai aktivitas kontrol.
- Menyediakan pegangan untuk dapat diterima sebagai pedoman.
- Menyediakan tanggungjawab atas prilaku yang tak ber-etika.

Tanggung jawab sosial juga merupakan juga hal yang penting, yaitu sebuah konsep dimana
sebuah perusahaan terhubung dengan sosial dan lingkungan sekitar dalam hal proses bisnis dan
interaksi perusahaan dengan stakeholdernya yang tidak saja berorientasi pada komitmen sosial
yang menekankan pada pendekatan kemanusiaan, belas kasihan, keterpanggilan religi atau
keterpangilan moral, dan semacamnya, tetapi juga menjadi kewajiban yang sepantasnya
dilaksanakan oleh para pelaku bisnis dalam ikut serta mengatasi permasalahan sosial yang
menimpa masyarakat.

B. Etika Bisnis dalam Persaingan


Dalam bisnis akan terjadi persaingan yang sangat ketat kadang-kadang menyebabkan pelaku
bisnis menghalalkan segala cara untuk memenangkannya, sehingga yang sering terjadi
persaingan yang tidak sehat dalam bisnis. Persaingan yang tidak sehat ini dapat merugikan orang
banyak selain juga dalam jangka panjang dapat merugikan pelaku bisnis itu sendiri.
Aspek hukum dan aspek etika bisnis sangat menentukan terwujudnya persaingan yang sehat.
Munculnya persaingan yang tidak sehat menunjukkan bahwa peranan hukum dan etika bisnis
dalam persaingan bisnis ekonomi belum berjalan sebagaimana semestinya.
Dari segi etika bisnis, hal ini penting karena merupakan perwujudan dari nilai-nilai moral. Pelaku
bisnis sebagian menyadari bahwa bila ingin berhasil dalam kegiatan bisnis, ia harus
mengindahkan prinsip-prinsip etika. Penegakan etika bisnis makin penting artinya dalam upaya
menegakkan iklim persaingan sehat yang kondusif. Sekarang ini banyak praktek pesaing bisnis
yang sudah jauh dari nilai-nilai etis, sehingga bertentangan dengan standar moral. Para pelaku
bisnis sudah berani menguasai pasar komoditi tertentu dengan tidak lagi mengindahkan sopan-
santun berbisnis. Keadaan ini semakin krusial sebagai akibat dari sikap Pemerintah yang memberi
peluang kepada beberapa perusahaan untuk menguasai sektor industri dari hulu ke hilir.
C. Persaingan Usaha Dalam Bisnis
Marshaal Howard berpendapat bahwa persaingan merupakan istilah umum yamg dapat digunakan
untuk segala sumber daya yang ada. Persaingan adalah jantungnya perekonomian pasar bebas.
Produsen akan memperoleh keuntungan dari konsumen apabila ia mampu melayani konsumen
secara efisien, dan sebaliknya apabila ia tidak mampu, maka akan mengalami kerugian dan
kebangkrutan.
Adanya persaingan dalam bidang industri akan memaksa para pesaing bisnis untuk menghasilkan
barang-barang berkualitas. Perusahaan-perusahaan yang dikelola dengan efisien akan
memperoleh keuntungan yang besar dan tetap hidup. Sedangkan perusahaan yang tidak efisien
akan mengalami kekalahan dalam bersaing sehingga lama-kelamaan akan bangkrut. Adanya
persaingan akan memberikan peluang bisnis, yaitu pasar bebas, dimana tidak ada larangan-
larangan atau batasan-batasan bagi perusahaan untuk keluar atau masuk dari pasar.
Menurut Marshall, manfaat umum dari proses persaingan ekonomi adalah terbentuknya harga
yang semurah mungkin bagi barang dan jasa yang disertai adanya bentuk pilihan maupun kualitas
barang dan jasa yang diinginkan. Jika sejumlah penjual yang mau menjual sama dengan jumlah
pembeli yang mau membeli, maka disini adalah sisi positif dari persaingan bisnis. Sedangkan sisi
negatifnya adalah ketika terjadi persaingan yang mutlak, dimana masing-masing perusahaan
hanya menginginkan keuntungan sebesarnya-sebesarnya.
Dalam keadaan seperti itu, akan timbul ketidakmerataan keuntungan dan hasil pendapatan.
Pengusaha dengan modal kecil akan tersisih dengan sendirinya. Dalam hal ini para pelaku
ekonomi berhasrat menguasai berbagai sector industry sekaligus, mulai dari industri hulu sampai
industri hilir.
Iklim persaingan yang demikian akan menyebabkan persaingan yang tidak sehat dan cenderung
tidak jujur, ditambah dengan tidak adanya paranata hukum yang membatasi kegiatan bisnis.
Sehubungan dengan berlangsungnya era globalisasi, maka persaingan harus transparan dan
mengandalkan profesionalisme.

D. Peran Etika Bisnis di Era Global


Etika bisnis yang dijalankan dengan baik dapat memberikan manfaat bagi perusahaan maupun
organisasi, yaitu antara lain:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi
4. Dapat menciptakan persaingan yang sehat antar perusahaan maupun organisasi
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Guna menghindari sifat KKN ( Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ) yang dapat merusak tatanan
moral
7. Dapat mampu menyatakan hal benar itu adlah benar
8. Membentuk sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha
lemah
9. Dapat konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah dimiliki.

Era globalisasi adalah situasi dan keadaan yang seolah-olah tanpa batas antar orang, tugas,
tempat, ruang atau dengan kata lain “mendunia.”
Dalam menjalankan bisnis dalam era globalisasi ini para pelaku bisnis menghadapi tantangan
utama, yakni :
- Pelanggan lebih menuntut kecepatan waktu, dan budaya instant sudah menjadi trend masa kini.
Hal ini menjadikan waralaba yang laris adalah yang dapat menyediakan makanan cepat saji.
- Etika-etika dalam bisnis kurang diperhatikan oleh pelaku bisnis yang memang hanya
mengandalkan kekuatan dan kekuasaan saja, sehingga terjadilah pengkotak-kotakan kepada
pelaku bisnis menurut suku, etnis ataupun agama.
- Pelanggan kini lebih cerdas dan kritis, dalam arti mereka tidak hanya melihat harga tetapi juga
membandingkan dengan mutu atau kualitas produk dan pasti akan mengklaim jika kecewa
terhadap suatu produk yang dibelinya.
- Ditentukan adanya standar mutu tertentu yang diputuskan secara bersama-sama oleh suatu
komite yang ditunjuk, misalnya ISO.
- Tingkat ekspansi dan persaingan bisnis sangat tinggi, baik secara domestic maupun internasional,
begitu suatu produk muncul di pasaran dan „booming‟ , pasti dalam sekejap ada produk lain yang
meniru, entah halal maupun tidak.
- Perubahan yang sangat cepat kadang-kadang tak terduga atau memang sulit diduga, misalnya
setelah terjadi pemboman gedung WTC di AS oleh teroris, pasar modal dunia menjadi lesu dan
bergejolak tak menentu, yang pasti dampaknya ke aspek bisnis yang sangat mengejutkan bagi
setiap pelaku bisnis.
- Muncul ketidakpastian di sekitar hal-hal yang berkaitan dengan sumberdaya manusia, misalnya
bagaimana memotivasi karyawan dengan bermacam-macam latar belakang pendidikannya,
bagaimana mendapatkan karyawan yang berkualitas, cerdas, berwawasan luas dalam lingkup
domestic dan internasional.

Tidak dapat dipungkiri dunia bisnis dalam era global ini dihadapkan pada proses perubahan yang
begitu cepat dan rumit. Untuk itu kebutuhan akan perubahan yang dinamis dalam berbagai hal
seperti visi, misi, tujuan dan sistem berpikir menjadi hal pokok yang harus dimiliki perusahaan.
Dalam konteks organisasi belajar, setiap individu organisasi bisnis harus memiliki komitmen dan
kapasitas untuk belajar pada setiap tingkat apapun dalam perusahaannya.
Globalisasi dan teknologi telah mendorong seleksi alamiah yang mengarah pada „yang terkuat
yang bertahan‟. Keberhasilan pasar akan didapat oleh perusahaan yang mampu menyesuaikan
diri dengan persyaratan lingkungan saat ini, yaitu mereka yang mampu memberikan apa yang siap
dibeli orang. Baik individu, bisnis, kota bahkan seluruh negara harus menemukan cara
menghasilkan nilai yang dapat dipasarkan (marketable value) yaitu barang dan jasa yang menarik
minat beli.
Dalam era globalisasi berarti setiap orang bisa mendapatkan informasi dengan mudah dan dari
mana saja dalam waktu yang singkat, segala sesuatu yang terjadi di belahan dunia manapun bias
diakses oleh setiap orang, pergolakan ekonomi dan perubahan mata uang dunia dapat dilacak dari
kantor / tempat kerja hanya lewat alat elektronik yang canggih yaitu komputer. Jadi permasalahan
dan tantangan berbisnis di Indonesia khususnya sangatlah multi kompleks baik dari dalam
perusahaan sendiri maupun dari luar seperti halnya persaingan mutu produk atau pemasaran
dalam perdagangan pasar dunia yang mengglobal. Sebagai dampak globalisasi dan perubahan
teknologi, situasi pasar saat ini didorong ke arah keadaan yang berbeda jauh sekali dibandingkan
situasi pasar sebelumnya.

Implementasi:

Strategi Wings Food Menghadapi Persaingan Global


Persaingan global telah meningkatkan standar kinerja dalam berbagai dimensi, antara lain
meliputi kualitas, biaya, saat pengolahan produk, serta operasi yang lancar. Hanya dengan
bersedia menerima tantangan ini, perusahaan dapat meningkatkan kemampuannya dan para
pekerja dapat mempertahankan keahlian mereka.
Wings Corporation didirikan pada tahun 1948 di Surabaya, Indonesia. Selama lima puluh
terakhir perusahaan ini telah berkembang dari sebuah industri rumah kecil menjadi pemimpin pasar
yang memperkerjakan ribuan orang dengan pabrik berlokasi di Jakarta dan Surabaya. Salah satu
“pemain lokal” yang dapat dikatakan mampu bersaing dalam persaingan global adalah Wings
Corporation yang salah satu anak perusahaannya adalah Wings Food.

Visi dan Misi:


Visi Perusahaan : Berusaha untuk dapat memenuhi KEPUASAN PELANGGAN

Misi Perusahaan :
Untuk mencapai visi perusahaan, Wings Food menerapkan policy dalam:
– Kualitas Produk
– Effisiensi Produksi
– Disiplin Waktu dan Konsistensi dalam Quality

Strategi Menghadapi Persaingan GLobal


Sebagai pemain di industri Fast-Moving Consumer Good (FMCG), kiprah Wings Food tidak
diragukan lagi. Sederatan produk Wings Food telah menjadi pilihan banyak masyarakat di
Indonesia. Mulai dari produk mi instan, minuman serbuk, minuman siap saji, hingga kopi. Merek-
merek yang dihadirkan pun sudah sangat dikenal oleh konsumen, sebut saja Mie Sedaap, Teh
Javana, dan Top Coffee.
Salah satu produk andalan Wings Food adalah Mie Sedaap. Mie ini muncul sebagai pesaing
Indomie yang lebih dulu masuk ke pasar. Dengan berbagai strategi yang telah disiapkan, Mie
Sedaap terbukti cukup mampu merebut sebagian pangsa pasar yang selama ini dikuasai Indomie.

Mie Sedaap diluncurkan pertama kali di Indonesia pada tahun 2003. Pada awalnya, Mie Sedaap
hanya memiliki tiga varian, yaitu rasa ayam bawang dengan bawang goreng, mie goreng dengan
kriuk-kriuk, rasa soto dengan koya. Namun seiring waktu, Mie Sedaap terus berinovasi memberikan
yang terbaik bagi konsumennya dengan menghadirkan varian-varian baru. Hingga kini, Mie Sedaap
tersedia dalam sembilan varian rasa yang disesuaikan dengan selera konsumen.

Menghadapi diberlakukannya perdagangan bebas dalam kerangka Masyarakat Ekonomi ASEAN


(MEA), Wings Food tetap optimistis bisa bersaing dengan kompetitor. Menurut mereka, MEA justru
merupakan penanda bagi pihaknya untuk semakin giat memperkuat bisnisnya.

Wings Food berkomitmen untuk selalu menghadirkan produk yang berkualitas yang tidak kalah
dengan produk asing lain. Selain itu, dari sisi harga, Wings Food akan menetapkan harga yang
terjangkau untuk setiap produknya. Hal inilah yang menjadi kekuatan Wings Food.

Dengan kekuatan kualitas produk dan harga yang terjangkau, Wings Food melengkapinya dengan
distribusi yang andal. Distribusi yang luas ini tentunya menguntungkan Wings Food sebagai
korporasi. Dengan keandalan distribusi, Wings Food optimistis bisa mempertahankan posisinya di
tengah persaingan yang semakin ketat.

Selain dipasarkan di dalam negeri, Wings Food memasarkan produknya untuk pasar ekspor, yaitu
Mie Sedaap. Mie Sedaap diekspor ke berbagai negara ASEAN dan negara lainnya. Bagi Wings
Food, agar produk bisa diekspor, produk harus memenuhi standar internasional, kemasan pun perlu
disesuaikan dengan negara-negara tersebut, salah satunya dalam penggunaan bahasa pada
kemasan produk.

Daftar Pustaka:
1. Hapzi Ali, 2018. Modul 13 BE & GG: Globalization and Business Ethics, Universitas Mercu Buana.
2. Peran dan Manfaat Etika Bisnis Dalam Era Globalisasi
https://sifafauziah692.wordpress.com/2016/01/14/peran-dan-manfaat-etika-bisnis-dalam-era-
globalisasi/ (tanggal 9 Desember 2018 pukul 14.00 WIB)
3. Etika Bisnis di Era GLobalisasi http://rhynanana.blogspot.com/2013/10/etika-bisnis-di-era-
globalisasi.html tanggal 9 Desember 2018 pukul 15.00 WIB
4. Perusahaan Wings Food https://wiwittrichahyani.wordpress.com/2013/01/04/perusahaan-
wingsfood/ tanggal 9 Desember 2018 pukul 13.15 WIB

Anda mungkin juga menyukai