Anda di halaman 1dari 30

2.

1 Geografis, Topografis dan Geohidrologi


Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu propinsi yang terletak di Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY), dan terletak antara 7o46’- 8o09’ Lintang Selatan dan 110o21’ - 110o50’
Bujur Timur. Lokasi Kabupaten Gunungkidul dapat dilihat pada Gambar 2.1. Luas wilayah
Kabupaten Gunungkidul 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Propinsi DIY. Pusat
Kabupaten Gunungkidul terletak di Kecamatan Wonosari.

Gambar 2.1 Posisi Kabupaten Gunungkidul terhadap Propinsi DIY


Topografi Kabupaten Gunungkidul bergelombang, separuh wilayah ber-klas kemiringan
lebih dari 15%, yakni pada zona utara (Pegunungan Baturagung) dan zona barat, selatan dan timur
(Pegunungan Seribu). Hanya zona tengah relatif datar karena berupa ledok/plateau sehingga disebut
kawsan Ledok Wonosari, meliputi wilayah Kecamatan Wonosari, Playen, Semanu dan sebagian
Paliyan. Elevasi wilayah bervariasi dari 0 m dpal pada kawasan pantai, 100 – 400 m dpal pada zona

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-1


karst Pegunungan Seribu, 100 – 200 m dpal pada zona Ledok Wonosari dan 400 – 800 m dpal
pada zona Pegunungan Baturagung.

Wilayah Kabupaten Gunungkidul secara regional (berdasarkan pembagian zona fisiografi di


Pulau Jawa, menurut Van Bemmelen, 1949) termasuk ke dalam zona fisiografi Pegunungan Selatan
Jawa Timur bagian Barat. Zona fisiografi tersebut dibagi lagi menjadi 4 sub zona fisiografi. Empat
Sub zona tersebut adalah:
a. Pegunungan Baturagung
Sub Zona Fisiografi Pegunungan Baturagung meliputi daerah Kecamatan Patuk, Gedangsari,
Ngawen dan Semin. Secara dominan wilayah tersebut berupa perbukitan-pegunungan, dengan
ketinggian berkisar 200 – 700 m dan kelerengan berkisar 8 - > 40%. Namun di daerah
Kecamatan Ngawen memiliki ketinggian < 200 m dan kelerengan < 8% sampai datar (0 – 2%).
b. Pegunungan Masif
Sebagian besar daerah Kecamatan Ponjong termasuk kedalam Sub Zona Fisiografi Panggung
masif, dengan beda tinggi berkisar 200 - > 700 m dan kelerengan 15 - > 40%.
c. Plato Wonosari
Sub Zona Fisiografi Plato Wonosari meliputi daerah Kecamatan Wonosari, Playen, Paliyan,
Semanu, dan Karangmojo. Morfologinya berupa dataran tinggi dengan ketinggian berkisar 50 –
300 m dan kelerengan 0 – 8%.
d. Karst G. Sewu
Daerah-daerah Kecamatan Purwosari, Panggang, Saptosari, Tanjungsari, Tepus, Rongkop dan
Girisubo masuk ke Sub Zona Fisiografi Karst G. Sewu. Secara umum morfologinya berupa
bukit-bukit kecil dan cekungan antar bukit (dolina) dengan ketinggian berkisar 0 – 400m dan
kelerengan 8 - >40%.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-2


WONOSARI

PURWOSARI

SAPTOSARI

GIRISUBO

(Sumber: Triple A Kab. G. Kidul, 2004)

Gambar 2.2 Kondisi Ketinggian Tanah Kabupaten Gunungkidul

(Sumber: Triple A Kab. G. Kidul, 2004)

Gambar 2.3 Kondisi Kemiringan Tanah Kabupaten Gunungkidul

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-3


Geologi wilayah Kabupaten Gunungkidul dipengaruhi oleh keberadaan karst Pegunungan Seribu,
sekitar 74% wilayah ber-formasi Kepek yang berbatuan dasar limestone (batuan gamping). Pada sisi
barat berbatasan dengan wilayah Bantul terdapat zona patahan sekaligus menjadi hambatan
fisik/aksesibilitas bagi wilayah Gunungkidul. Pada zona utara (Pegunungan Baturagung) terdapat
formasi geologi Andesit, Gunungwungkal, wuni, Semilir, Nglangran dan Mandalika. Jenis tanah
adalah Mediterania di zona Pegunungan Seribu, Grumusol pada Ledok wonosari dan Panggung
Masif, Latosol dan Rensina pada zona Baturagung dan Lembah Oyo.

(Sumber: Triple A Kab. G. Kidul, 2004)

Gambar 2.4 Kondisi Geologi Kabupaten Gunungkidul

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-4


(Sumber: Triple A Kab. G. Kidul, 2004)

Gambar 2.5 Kondisi Jenis Tanah Kabupaten Gunungkidul

Di Kabupaten Gunungkidul terdapat 2 Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu Opak – Oyo dan
Dengkeng. Masing-masing DAS itu terdiri dari beberapa Sub DAS. Sungai Oyo dan sungai Beton
merupakan sungai permanen yang airnya mengalir sepanjang tahun. Kondisi hidrologi di Kabupaten
Gunungkidul dapat dibagi menjadi dua bahasan utama yaitu hidrologi permukaan dan hidrologi
bawah permukaan. Hidrologi permukaan dalam konteks ini merupakan potensi air sungai dan
telaga di Gunungkidul. Karakteristik mandala hidrologi di Gunungkidul ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Sedangkan dalam konteks hidrogeologi, karakteristik hidrogeologi di Kabupaten
Gunungkidul dipengaruhi oleh jenis litologi yang menyusun lapisan akuifer. Daerah Kabupaten
Gunungkidul pada umumnya tersusun atas litologi berupa batuan volkanik tersier, batu gamping
berlapis, dan batugamping terumbu yang membentuk daerah karst. Keberadaan air tanah pada
umumnya dipengaruhi oleh porositas batuan dan rekahan-rekahan pada batuan, baik yang
disebabkan oleh proses pelarutan maupun proses tektonik.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-5


Tabel 2.1 Karakteristik Mandala Hidrologi di Gunungkidul

Karakteristik
Mandala Kualitas
Komposisi Akifer Sistem Akifer Sistem Airtanah
Airtanah
Perbukitan Endapan vulkanik; Akifer retakan; Tipe aliran rembesan Kualitas baik;
Vulkanik Tersier berupa breksi Batuan dasar dapat setempat; Fasies bikarbonat
Tersier dan atau lava, dengan berupa sedimen Muka airtanah di tempat
intensitas retakan laut berbutir halus, yang satu dengan tempat
cukup tinggi, serta atau batuan yang lainnya, secara
soil hasil pelapukan vulkanik yang lebih umum tidak
batuan vulkanik tua berhubungan dan
bervariasi ketinggiannya.
Karst Batuan karbonat Sistem akifer Tipe aliran saluran; Kualitas kimia,
khususnya dengan porositas Muka airtanah dalam; Fasies kalsium
batugamping karst; dan permeabilitas Airtanah terdapat di bikarbonat.
rongga; dalam sluran-saluran Secara biologis
Batuan dasar (gua) acapkali
berupa endapan mengandung
vulkanik yang lebih bakteri koli.
tua

Permukaan air tanah di Gunungkidul relatif dalam, ini disebabkan oleh struktur dan tekstur
batuan yang ada. Terutama di bagian selatan, di mana banyaknya lapisan batuan karts yang retak
mengakibatkan air tanah langsung mengalir ke lapisan bawah, biasanya berakhir di sungai bawah
tanah, yang berada pada kedalaman kurang-lebih 200 meter. Di wilayah ini air hujan sering
ditangkap dalam telaga, yang menjadi sumber air permukaan di (sebagian dari) musim kering.
Kondisi ini membuat ketersediaan air bersih, khususnya pada musim kering sering menjadi
masalah. Air untuk keperluan rumah-tangga sering berasal dari tangki yang diisi dengan air hujan.
Pada musim kering yang berkepanjangan, air sering harus diadakan dari luar kabupaten melalui truk
tanki. Kekurangan air juga berimplikasi terhadap jenis pertanian yang dimungkinkan.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-6


(Sumber: Triple A Kab. G. Kidul, 2004)

Gambar 2.6 Daerah Aliran Sungai Kabupaten Gunungkidul

(Sumber: Triple A Kab. G. Kidul, 2004)

Gambar 2.7 Kedalaman Air Tanah Kabupaten Gunungkidul

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-7


Curah hujan rata-rata Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2008 sebesar 1602 mm/tahun
dengan jumlah hari hujan rata-rata 103 hari per tahun (Tabel 2.2). Bulan basah 4 – 6 bulan,
sedangkan bulan kering berkisar antara 4 – 5 bulan. Musim hujan dimulai pada bulan Oktober –
Nopember dan berakhir pada bulan Mei - Juni setiap tahunnya. Puncak curah hujan dicapai pada
bulan Desember – Pebruari. Wilayah Kabupaten Gunungkidul utara merupakan wilayah yang
memiliki curah hujan paling tinggi dibanding wilayah tengah dan selatan. Sebaran curah hujan di
wilayah Kabupaten Gunungkidul dapat dilihat pada gambar berikut :

(Sumber: Triple A Kab. G. Kidul, 2004)

Gambar 2.8 Sebaran Curah Hujan Kabupaten Gunungkidul

Tabel 2.2 Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan di Kabupaten Gunungkidul

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Rata-Rata


Bulan
(mm)

(mm)

(mm)

(mm)

(mm)

(mm)

(mm)

(mm)
CH

CH

CH

CH

CH

CH

CH

CH
HH HH HH HH HH HH HH HH
Januari 17 462 14 306.13 12 198.33 12 313 17 330.22 8 135.28 13 222 13.3 280.99
Februari 18 400 17 444.83 15 250.56 10 209.1 14 259.56 15 307.56 17 262 15.1 304.80
Maret 11 170 12 272.47 12 237.61 10 290.3 14 301.22 15 288.13 16 262 12.9 260.25
April 10 192 4 49.87 2 35.78 10 136.1 13 219.71 13 206.75 6 94 8.3 133.46
Mei 2 49 5 121.67 5 93.72 1 2.4 8 100 4 63.13 1 12 3.7 63.13
Juni 1 8 2 30.83 2 13.17 3 133 4 - 3 49.71 - 1 2.1 33.67
Juli 1 4 - - 1 11.06 5 220.3 - - - - - - 1.0 33.62
Agustus 1 3 - - 1 0.38 1 2.5 - - - - - - 0.4 0.84
September - - 2 30 1 1.67 2 67.5 - - - - - - 0.7 14.17
Oktober 1 20 5 56.43 1 5.89 6 186.9 - - 3 51.88 9 165 3.6 69.44
Nopember 8 197 10 247.24 10 174.17 6 145.6 27 34.1 9 133.75 16 381 12.3 187.55
Desember 14 217 18 456.83 13 359.78 20 438.3 12 278.5 20 484.67 25 203 17.4 348.30
Jumlah 84 1722 89 2016.3 75 1382.1 88 3827.1 109 1523.3 90 1720.86 103 1602 90.9 1730.23
Sumber: Gunungkidul dalam Angka 2009

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-8


Suhu udara Kabupaten Gunungkidul untuk suhu rata-rata harian 27,7° C, Suhu minimum
23,2°C dan suhu maksimum 32,4° C. Kelembaban nisbi di Kabupaten Gunungkidul berkisar antara
80 % - 85 %. Kelembaban nisbi ini bagi wilayah Kabupaten Gunungkidul tidak terlalu dipengaruhi
oleh tinggi tempat, tetapi lebih dipengaruhi oleh musim. Kelembaban tertinggi terjadi pada bulan
Januari – Maret, sedangkan terendah pada bulan September.

2.2 Administratif
Secara Administratif, Kabupaten Gunung Kidul masuk di dalam Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, yang berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah di
sebelah utara, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah di sebelah timur, Samudra Indonesia di sebelah
selatan dan Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta di sebelah barat. Peta
administrasi Kabupaten Gunungkidul ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Kabupaten Gunungkidul meliputi 18 kecamatan dan 144 desa/kelurahan, 1431
dusun/padukuhan, 1583 RW, dan 6844 RT. Kecamatan Semanu merupakan kecamatan terluas
dengan luas sekitar 108,39 km2 atau sekitar 7,30 persen luas Kabupaten Gunungkidul. Berikut ini
pembagian administrasi wilayah Kabupaten Gunungkidul.

Tabel 2.3 Pembagian Administratif Wilayah Kabupaten Gunungkidul

Luas Wilayah Jumlah


No Kecamatan Jumlah Desa
(Km2 ) Dusun/Padukuhan
1. Panggang 99,80 6 44
2. Paliyan 58,07 7 50
3. Tepus 104,91 5 85
4. Rongkop 83,46 8 101
5. Semanu 108,39 5 106
6. Ponjong 104,49 11 119
7. Karangmojo 80,12 9 104
8. Wonosari 75,51 14 104
9. Playen 105,26 13 101
10. Patuk 72,04 11 72
11. Nglipar 73,87 7 53
12. Ngawen 46,59 6 66
13. Semin 78,92 10 116
14. Gedangsari 68,14 7 60
15. Saptosari 87,83 7 67
16. Girisubo 94,57 8 82
17. Tanjungsari 71,63 5 71
18. Purwosari 71,76 5 32
Total 1.485,36 144 1.431

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-9


Gambar 2.9 Peta Administrasi Kabupaten Gunungkidul

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-10


2.3 Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Gunungkidul menurut hasil perhitungan sementara SP 2010
berjumlah 674,4 ribu jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 326,2 ribu jiwa dan perempuan
sebanyak 348,2 ribu jiwa. Dari hasil SP 2010 tersebut, hampir separuh penduduk Kabupaten
Gunungkidul berada di 6 Kecamatan yaitu Wonosari (11,67 %), Playen (8,06 %), Semanu (7,66 %),
Ponjong (7,37 %), Semin (7,25 %) dan Karangmojo (7,22 %).
Sex Rasio penduduk Kabupaten Gunungkidul hasil SP 2010 adalah sebesar 93,69 yang
berarti jumlah penduduk laki-laki 6,3 persen lebih sedikit di bandingkan jumlah penduduk
perempuan. Kecamatan dengan sex ratio paling tinggi adalah kecamatan Gedangsari yaitu sebesar
96,14 sedangkan yang paling rendah adalah kecamatan Tepus yaitu sebesar 90,92.

Tabel 2.4 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah


1 Panggang 12.746 13.757 26.503
2 Purwosari 9.246 10.071 19.317
3 Paliyan 13.983 15.108 29.091
4 Saptosari 16.523 17.728 34.251
5 Tepus 15.181 16.697 31.878
6 Tanjungsari 12.330 13.315 25.645
7 Rongkop 12.964 13.915 26.879
8 Girisubo 10.511 11.610 22.121
9 Semanu 24.920 26.751 51.671
10 Ponjong 24.057 25.625 49.682
11 Karangmojo 23.477 25.200 48.677
12 Wonosari 38.476 40.247 78.723
13 Playen 26.301 28.083 54.384
14 Patuk 14.820 15.553 30.373
15 Gedangsari 17.228 17.920 35.148
16 Nglipar 14.422 15.268 29.690
17 Ngawen 15.345 16.159 31.504
18 Semin 23.697 25.174 48.871
Kabupaten Gunungkidul 326.227 348.181 674.408
Sumber : BPS Kabupaten Gunungkidul, 2010

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-11


Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul, 2010

Gambar 2.10 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Per Kecamatan, 2010

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul, 2010

Gambar 2.11 Sex Ratio Penduduk Menurut Kecamatan

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-12


2.3.1 Laju Pertambahan dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Gunungkidul hasil SP 2010 sebanyak 674,4 ribu jiwa, sedangkan
jumlah penduduk hasil SP 2000 sebesar 670,4 ribu jiwa. Dengan demikian, dalam kurun waktu
tahun 2000 – 2010, laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Gunungkidul sebesar 0,06 persen
per tahun. Pertumbuhan penduduk ini tergolong rendah.

Tabel 2.3 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Gunungkidul


Jumlah Penduduk Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun
No Kecamatan
1980 1990 2000 2010
1 Panggang 29.034 25.626 26.203 26.503
2 Purwosari 18.950 17.673 18.074 19.317
3 Paliyan 28.339 27.768 29.291 29.091
4 Saptosari 34.683 36.844 34.666 34.251
5 Tepus 34.431 32.440 33.135 31.878
6 Tanjungsari 25.156 25.134 25.674 25.645
7 Rongkop 27.651 26.766 28.406 26.879
8 Girisubo 25.284 21.803 23.141 22.121
9 Semanu 48.245 48.957 52.454 51.671
10 Ponjong 51.237 49.227 50.038 49.682
11 Karangmojo 52.185 50.519 48.709 48.677
12 Wonosari 65.474 70.753 73.886 78.723
13 Playen 52.271 51.302 52.244 54.384
14 Patuk 27.572 27.258 28.211 30.373
15 Gedangsari 35.075 35.371 36.158 35.148
16 Nglipar 30.277 30.189 29.146 29.690
17 Ngawen 27.579 28.895 30.768 31.504
18 Semin 48.046 48.844 50.229 48.871
Kab. Gunungkidul 661.489 655.369 670.433 674.408
Sumber: Gunung Kidul dalam Angka tahun 2009
Laporan Eksekutif Hasil Sensus Penduduk 2010 Kabupaten Gunungkidul

Jika dilihat laju pertumbuhan penduduk per kecamatan yang tertinggi adalah Kecamatan Patuk yaitu
sebesar 0,75 persen per tahun sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Rongkop yaitu sebesar
-0,51 persen per tahun. Tingginya laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Patuk dikarenakan
kecamatan Patuk berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan wilayah tersebut paling dekat dengan
Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta, sedangkan Kecamatan Rongkop yang laju
pertumbuhannya -0,51 persen per tahun dikarenakan banyaknya penduduk yang keluar dari
Kecamatan Rongkop untuk bekerja maupun melanjutkan pendidikan di daerah lain.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-13


Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul, 2010

Gambar 2.12 Laju Pertumbuhan Penduduk Kecamatan 2000-2010

Dengan luas wilayah 1.485,36 kilometer persegi yang didiami 674,4 ribu jiwa maka rata-rata
kepadatan penduduk Gunungkidul adalah sebesar 454 jiwa/km2. Kecamatan yang paling tinggi
kepadatannya adalah Kecamatan Wonosari sebesar 1.042 jiwa/km2 sedangkan Kecamatan yang
paling rendah kepadatannya adalah Kecamatan Girisubo sebesar 234 jiwa/km2.
Tabel 2.4 Kepadatan Penduduk Kabupaten Gunungkidul

Banyaknya Penduduk Kepadatan Penduduk


Kecamatan Luas Wilayah (km2)
(jiwa) per km2
Panggang 99.80 26503 266
Purwosari 71.76 19317 269
Paliyan 58.07 29091 501
Saptosari 87.83 34251 390
Tepus 104.91 31878 304
Tanjungsari 71.63 25645 358
Rongkop 83.46 26879 322
Girisubo 94.57 22121 234
Semanu 108.39 51671 477
Ponjong 104.49 49682 475
Karangmojo 80.12 48677 608
Wonosari 75.51 78723 1043
Playen 105.26 54384 517
Patuk 72.04 30373 422
Gedangsari 68.14 35148 516
Nglipar 73.87 29690 402
Ngawen 46.59 31504 676
Semin 78.92 48871 619
Kab.Gunungkidul 1485.36 674408 454
Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul, 2010

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-14


Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul, 2010

Gambar 2.13 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Gunungkidul,


2010

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul, 2010

Gambar 2.14 Distribusi Persentase Penduduk Kecamatan Kabupaten Gunungkidul

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-15


Gambar 2.15 Peta Sebaran Pemukiman di Kabupaten Gunungkidul

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-16


2.4 Pendidikan
Berdasarkan data perkembangan sarana pendidikan mulai tahun 1999 – 2003 dapat dilihat
adanya kecenderungan penurunan jumlah sekolah, kelas dan murid, sedangkan untuk jumlah guru
justru mengalami peningkatan. Perkembangan selama lima tahun terakhir menunjukkan adanya
penurunan jumlah sarana pendidikan namun mengalami peningkatan kualitasnya. Selain sekolah
dasar dan sekolah lanjutan didapati pula fasilitas perguruan tinggi yang terdapat di Kecamatan
Wonosari.
Pada tahun 2006 jumlah sarana pendidikan yang tersebar diseluruh wilayah Kabupaten
Gunungkidul untuk tingkat Taman Kanak-kanak sebanyak 973 unit, Sekolah Dasar 676 unit, SLTP
130 unit dan SLTA 58 unit. Persebaran fasilitas tidak merata, namun memusat di Kecamatan
Wonosari sebagai simpul pusat aktivitas dan ibukota kabupaten, dan pemusatan fasilitas berikutnya
ada di Playen dan Karangmojo.
Tabel 2.5
Jumlah Sekolah, Kelas, Guru dan Murid di Kabupaten Gunungkidul Tahun 1999 -2006

Sekolah Dasar SLTP SLTA


Tahun
JS JK JG JM JS JK JG JM JS JK JG JM

2006 571 3.571 4.935 65.456 130 953 2.836 31.425 53 514 1.775 16.285
2005 499 3.133 4.233 57.073 101 766 2.188 25.070 52 508 1.732 15.650
2004 503 3.156 4.101 62.998 99 735 2.149 25.549 28 218 822 6.573
2003 515 3.245 4.194 65.326 98 705 2.144 25.201 29 212 830 7.188
2002 548 3.377 4.657 67.134 49 715 2.146 25.027 31 256 887 8.914
2001 548 3.377 4.344 67.134 101 715 1.968 25.027 31 256 887 8.894
2000 553 3.411 3.544 66.552 102 733 2.167 26.089 32 263 900 9.362
1999 562 3.464 3.620 66.557 103 767 2.089 27.744 50 508 1.470 18.232
Keterangan: JS: Jumlah Sekolah, JK: Jumlah Kelas, JG: Jumlah Guru, JM: Jumlah Murid
Sumber: Gunungkidul Dalam Angka, Tahun 2006/2007

Tabel 2.6
Jumlah Sekolah dan Kelas pada Berbagai Tingkatan Sekolah
di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2006
TK SD SLTP SLTA
Kecamatan
Jml Kls Jml Kls Jml Kls Jml Kls
Panggang 36 36 23 139 6 42 1 9
Purwosari 16 19 13 82 3 12 1 6
Paliyan 70 82 23 153 7 47 0 0
Saptosari 56 65 26 169 8 38 1 7
Tepus 28 25 26 164 6 40 1 3
Tanjungsari 25 31 20 120 4 31 2 10
Rongkop 39 53 25 151 5 33 3 18
Girisubo 28 29 21 128 4 25 2 6
Semanu 61 69 38 248 8 69 2 12

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-17


TK SD SLTP SLTA
Kecamatan
Jml Kls Jml Kls Jml Kls Jml Kls
Ponjong 84 91 45 275 12 83 4 25
Karangmojo 70 80 43 277 8 76 5 54
Wonosari 134 220 157 364 11 112 14 214
Playen 141 169 56 332 12 88 10 71
Patuk 47 62 31 175 8 49 2 15
Gedangsari 26 27 28 177 6 42 1 6
Nglipar 41 43 31 185 8 45 3 19
Ngawen 27 33 23 142 6 58 3 20
Semin 44 51 47 285 8 63 3 43
Jumlah 973 1.185 676 3.566 130 953 58 538
Sumber: Gunungkidul Dalam Angka, Tahun 2006/2007

2.5 Kesehatan
Pada tahun 2007 di Kabupaten Gunungkidul memiliki 1 RSUD Pemerintah, 2 RS swasta
dan 30 puskesmas, 108 Puskesmas Pembantu, 13 Puskesmas Perawatan, dan 17 Puskesmas Non
Perawatan. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan porgram KB jumlah akseptor aktif di Kabupaten
Gunungkidul pada tahun 2007 mencapai 107.307 orang. Pada umumnya para aksektor KB
tersebut memilih menggunakan alat kontrasepsi suntik sebanyak 45.298 orang, IUD sebanyak
25.262 orang dan pil sebanyak 20.291 orang. Pemakaian ketiga jenis alat kontrasepsi tersebut
mencapai 84,66 % dari seluruh akseptor aktif.

2.6 Sosial Masyarakat


Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat dari banyaknya sarana
peribadatan masing-masing agama. Tempat peribadatan umat Islam, Kristen, Kholik, Hindu dan
Budha masing-masing 2.541 unit, 96 unit, 28 unit, 14 unit dan 8 unit. Ditinjau dari jumlah pemeluk
agama, pada tahun 2007 di Kabupaten Gunungkidul tercatat 732.701umat Islam, 12.795 umat
Kristen, 10.142 umat Katholik, 2.776 umat Hindu, dan 626 umat Budha.

2.7 Perekonomian
Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah yang tumbuh relatif lebih lambat dibandingkan
dengan kabupaten lain di wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Walaupun demikian,
perkembangan ekonomi Kabupaten Gunungkidul selama lima tahun terakhirmenunjukkan kinerja
yang relatif baik dan stabil.
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gunungkidul
menunjukkan bahwa sektor pertanian masih mempunyai peranan yang dominan dan mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, tercatat sektor ini mampu menyumbang sebesar Rp1.201.241
Juta . Kemudian diikuti sektor Perdagangan, hotel, dan restoran.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-18


Tabel 2.7 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Gunungkidul Atas Dasar Konstan 2000
Tahun 2004-2008, (Juta Rupiah)
PDRB (juta rupiah)
Lapangan Usaha
2004 2005 2006 2007 2008
Pertanian 1.026.087 1.080.975 1.136.432 1.141.121 1.201.241
Pertambangan & Penggalian 56.773 55.802 56.860 55.808 55.442
Industri Pengolahan 309.914 319.590 327.918 332.600 337.144
Listrik, Gas & Air Bersih 12.667 13.427 14.918 14.922 16.003
Bangunan 191.552 199.900 210.175 235.067 250.400
Perdagangan, Hotel & Restrn 370.589 384.520 393.665 429.268 447.901
Pengangkutan & Komunikasi 174.444 183.272 191.580 206.779 214.371
Keu, Persewaan & Jasa Pershn 113.906 119.825 119.954 131.857 141.824
Jasa-Jasa 357.305 369.079 379.805 393.866 405.972
Jumlah 2.613.238 2.726.389 2.830.583 2.941.288 3.070.298
Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul 2009

Dari tabel tersebut tampak bahwa Kabupaten Gunungkidul memiliki kinerja ekonomi yang
cukup baik di 4 sektor utama, yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, sektor jasa-jasa,dan
sektor perdagangan, hotel dan restoran . Sektor pertanian selama lima tahun selalu mendominasi
kontribusinya terhadap pembentukan PDRB sampai dengan tahun 2008, dengan kontribusi rata-
rata sebesar 40,20% per tahun. Sementara itu sektor jasa-jasa, sektor perdagangan, dan sektor
industri pengolahan yang masing-masing memberikan kontribusinya di tahun 2006 sebesar 13,43%,
13,98% dan 11,77%. Keempat sektor tersebut memberikan sumbangan lebih dari 70% terhadap
nilai tambah perekonomian Kabupaten Gunungkidul, sementara lima sektor lainnya memberikan
kurang dari 30% dari total nilai tambah yang tercipta di Kabupaten Gunungkidul. Adapun
kontribusi masing-masing sektor dalam PDRB dijelaskan melalui gambar berikut ini.

Gambar 2.16 Kontribusi Sektor-sektor terhadap PDRB Kabupaten Gunungkidul (2007)

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-19


Posisi pendapatan, belanja dan surplus defisit empat tahun terakhir dari Kabupaten Gunungkidul
tampak dari tabel berikut.
Tabel 2.8. Surplus (Defisit) Keuangan Daerah Kabupaten Gunungkidul
Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009
Pendapatan daerah 351.298,0 527.352,2 573.552,4 650.655,34 755.996,44
Belanja Daerah 352.114,4 503.624,6 680.843,6 688.458,13 816.442,50
Surplus (Defisit) (846,4) 23.727,6 (7.281,2) (62.197,21) (60.446,06)

Tabel 2.9. Rincian pendapatan Kabupaten Gunungkidul


Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009
% % %
Pendapatan Asli daerah 24.187,5 6,8 29.801,0 5,7 27.473,9 4,8 25.239,55 4,8 27.407,63
Dana perimbangan 308.052,4 87,7 496.521,4 94,1 529.089,4 92,2 586.697,62 92,2 683.150,71
Pendapatan lain-lain 19.058,2 5,5 1.029,8 0,2 16.989,1 3 38.718,18 3 63.116,81
JUMLAH 351.298,0 527.352,2 573.552,4 650.655,34 773.675,15

Tabel 2.10. Dana Perimbangan yang diterima Kabupaten Gunungkidul


Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009*
Dana Bagi Hasil 38.648,4 34.573,4 20.071,4 21.422,87 25.634,61
Dana Alokasi Umum 268.325.0 432.868,0 459.851,0 504.395,75 562.905,66
Dana Alokasi Khusus 1.079,0 29.080,0 49.167,0 60.879,00 70.016,94
JUMLAH 308.052,4 496.521,4 529.089,4 586.697,62 658.557,21

Kemampuan daerah tercermin dari indikator pertumbuhan pendapatan asli daerah yang kontinyu
yaitu pendapatan pajak dan retribusi. Sedangkan penyediaan dana untuk program tercermin dari
besarnya public saving. Public saving dihitung dari pendapatan dikurangi belanja wajib. Jumlah ini
adalah dana yang siap digunakan untuk melaksanakan program-program pemerintah daerah.
Berikut adalah kapasitas keungan daerah Kabupaten Gunung Kidul.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-20


Gambar 2.17. Realisasi Pajak Daerah, 2005-2009

Gambar 2.18. Realisasi Retribusi, 2005-2009

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-21


Gambar 2.19. Realisasi Pendapatan Lain, 2005-2009

Gambar 2.20. Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD), 2005-2009

Dari data-data pendapatan yang terdiri atas pajak, retribusi, pendapatan lain dan dana perimbangan
menunjukkan bahwa selama periode 2005-2009 terjadi kenaikan yang relatif lambat. Pajak daerah
dan retribusi sebagai komponen utama Pendapatan Asli Daerah (PAD) belum mampu
menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Kondisi ini menunjukkan semakin besarnya
ketergantungan keuangan pemerintah Kabupaten Gunungkidul terhadap dana transfer dari
pemerintah pusat dalam bentuk dana perimbangan, baik Dana Alokasi Umum (DAU) maupun
Dana Alokasi Khusus serta dana bagi hasil lainnya.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-22


Gambar 2.21. Realisasi Dana Perimbangan, 2005-2009

Tabel 2.11. Perkembangan Public Saving (Rp. Juta)


Realisasi
No Sumber Penerimaaan 2005 2006 2007 2008 2009*
(Rp Juta) (Rp Juta) (Rp Juta) (Rp Juta) (Rp Juta)
I PENERIMAAN 332.239,85 512.247,41 561.521,27 611.937,17 685.964,83
1 Pendapatan Asli Daerah 24.187,46 29.801,04 28.878,36 25.239,55 27.407,63
2 Dana Bagi Hasil 28.937,39 20.498,37 23.624,91 21.422,87 25.634,61
3 Dana Alokasi Umum 268.325,00 432.868,00 459.851,00 504.395,75 562.905,66
4 Dana Alokasi Khusus 10.790,00 29.080,00 49.167,00 60.879,00 70.016,94
II BELANJA WAJIB 218.820,92 265.803,07 322.122,95 393.076,22 463.110,05
1 Gaji Pegawai 218.449,59 265.703,99 322.053,62 393.006,89 463.040,72
2 Pembayaran Utang 371,33 99,08 69,33 69,33 69,33
TOTAL PUBLIC SAVING 113.418,93 246.444,34 239.398,32 218.860,95 222.854,78

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-23


Gambar 2.22. Realisasi Public Saving, 2005-2009

2.8 Visi Dan Misi Kabupaten Gunungkidul


2.8.1 Visi Kabupaten Gunungkidul
Visi Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2005-2010 adalah: “Menjadi pemerintah daerah
yang baik dan bersih, responsive, untuk mendukung terwujudnya masyarakat mandiri dan
kompetitif’.

2.8.2 Misi Kabupaten Gunungkidul


Ada 4 misi Kabupaten Gunugkidul pada tahun 2005-2010 yaitu:
1) Mewujudkan reformasi birokrasi
a. Meningkatkan kapasitas perangkat daerah
b. Meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan daerah
c. Meningkatkan kapasitas desa dalam melaksanakan otonomi desa
2) Mewujudkan pengembangan SDM masyarakat
a. Meningkatkan kualitas SDM masyarakat
b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat
3) Mewujudkan pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam wilayah yang berwawasan
lingkungan dengan pendekatan kewilayahan
a. Meningkatkan pemanfaatan dan nilai tambah sumber daya alam
b. Mewujudkan keserasian pemanfaatan dan pengendalian ruang dalam suatu sistem wilayah
pembangunan yang berkelanjutan
4) Mewujudkan pengembangan dunia usaha dan koperasi
a. Meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan ekonomi daerah

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-24


b. Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengembangan dunia usaha dan
koperasi
c. Meningkatkan daya saing produk barang dan jasa

Visi dan misi kabupaten Gunungkidul ini ditunjang dengan 4 Arah Kebijakan Pembangunan. Empat
arah kebijakan pembangunan Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2005-2010 adalah :
1) Pemenuhan Kebutuhan Dasar Masyarakat, meliputi : pangan/pertanian, sandang, papan,
kesehatan, pendidikan, dan keamanan dan ketertiban masyarakat
2) Pemberdayaan Masyarakat, meliputi : peningkatan sumber daya manusia (SDM),
peningkatan kapasitas pemerintahan desa, dan penguatan lembaga desa
3) Penanggulangan Pengangguran, meliputi : meningkatkan kualitas SDM masyarakat, dan
melaksanakan program kegiatan yang mampu menciptakan lapangan kerja
4) Pengentasan Kemiskinan, dengan program kegiatan yang mampu meningkatkan
kesejahteraan rakyat

Sedangkan Sasaran Pembangunan Kabupaten Gunungkidul dari tahun 2005-2010 adalah sebagai
berikut :
1) Pendidikan, dengan : meningkatkan kualitas guru dan kesejahteraannya, sarana dan
prasarana pendidikan, lingkungan sekolah yang mendukung, dan kurikulum yang tepat
sesuai dengan kondisi wilayah
2) Kesehatan, dengan : peningkatan kapasitas puskesmas, posyandu, dan UKS, dan diharapkan
puskesmas mampu melayani rawat inap, rawat jalan dan klinik sehat
3) Pertanian, dengan : pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan darat
dan laut, serta pemberdayaan hutan
4) Infrastruktur, dengan peningkatan sarana jalan, dan fasilitas umum
5) Air Bersih, dengan : pipanisasi, swadaya mandiri, penampungan air hujan (PAH), droping
air, dan manajemen pengelolaan air
6) Dunia Usaha, dengan : menyiapkan fasilitas jalan, telepon, listrik, air, dan pelayanan prima
7) Reformasi Birokrasi, dengan : penataan kelembagaan sesuai kebutuhan daerah, penempatan
sumberdaya manusia sesuai dengan kompetensi bidangnya, pengelolaan keuangan dengan
anggaran sistem kinerja, pengawasan dan pembinaan, serta peningkatan pelayanan publik.

2.9 Institusi dan Organisasi Pemda


Secara institusi dan organisasi pemerintahan Kabupaten Gunungkidul terdiri atas 13 Dinas
dan 11 Lembaga Teknis daerah. Dasar keberadaan dinas yang ada di Kabupaten Gunungkidul
adalah Peraturan Daerah No 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi,
Kedudukan dan Tugas Dinas-Dinas Daerah, dimana didalam Peraturan Daerah ini dinas-dinas yang
ada di lingkungan Kabupaten Gunungkidul adalah:
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-25
a. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga;
b. Dinas Kesehatan;
c. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura;
d. Dinas Peternakan;
e. Dinas Kelautan dan Perikanan;
f. Dinas Kehutanan dan Perkebunan;
g. Dinas Pekerjaan Umum;
h. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi;
i. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertambangan;
j. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
k. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika;
l. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; dan
m. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah
Sedangkan berdasar pada Peraturan Daerah No 12 tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan
Organisasi, Kedudukan dan Tugas Lembaga Teknis Daerah, maka Lembaga Teknis Daerah yang ada
di Kabupaten Gunungkidul terdiri dari:
a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, selanjutnya dapat disebut Bappeda;
b. Badan Kepegawaian Daerah, selanjutnya dapat disebut BKD;
c. Inspektorat Daerah, selanjutnya dapat disebut Inspektorat;
d. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana;
e. Badan Kesatuan Bangsa, Politik, Perlindungan Masyarakat, dan Penanggulangan Bencana
selanjutnya dapat disebut Bakesbangpolinmas dan PB;
f. Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan, selanjutnya dapat disebut BP2KP;
g. Kantor Pengelolaan Pasar;
h. Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan, selanjutnya dapat disebut Kapedal;
i. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah, selanjutnya dapat disebut KPAD;
j. Kantor Pelayanan Terpadu, selanjutnya dapat disebut KPT; dan
k. Satuan Polisi Pamong Praja

2.10 Tata Ruang Wilayah


Pada dasarnya rencana konsep pengembangan sistem perkotaan di Kabupaten
Gunungkidul dipaduserasikan dengan konsep sistem kota-kota di daerah dalam konteks wilayah
serta keterkaitannya satu sama lain, baik secara spasial maupun fungsional terhadap Provinsi DIY.
Rencana penetapan hirarki perkotaan di Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut :

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-26


Tabel 2.12 Hirarki Perkotaan di Kabupaten Gunungkidul
Hirarki kota dalam
Hirarki Kota (konteks
Kecamatan/SP konteks RTRW Kab.
RTRWP DIY)
Gunungkidul
Wonosari II I (K-1)
Semanu III II (K-2)
Playen III II (K-2)
Semin III II (K-2)
Karangmojo III II (K-2)
Rongkop III II (K-2)
Nglipar III II (K-2)
Panggang III II (K-2)
Ponjong IV III (K-3)
Tepus IV III (K-3)
Ngawen IV III (K-3)
Paliyan IV III (K-3)
Patuk IV III (K-3)
Gedangsari IV III (K-3)
Saptosari IV III (K-3)
Tanjungsari IV III (K-3)
Girisubo IV III (K-3)
Purwosari IV III (K-3)
SP Jepitu IV III (K-3)
SP Sambipitu IV III (K-3)
Sumber: Hasil Analisa RTRW Kabupaten Gunungkidul, 2010.

Peran dan fungsi kota disesuaikan dengan penetapan hirarkinya. Tabel 2.8 berikut ini
menjelaskan tentang peran dan fungsi kota.

Tabel 2.13 Peran dan Fungsi Masing-Masing Perkotaan di Kabupaten Gunungkidul

Hirarki
Kecamatan/SP Peran dan Fungsi
Kota

Sebagai penyedia tenaga kerja, lokasi fasilitas jasa regional seperti


rumah sakit, sekolah menengah dan perguruan tinggi, perbankan,
Wonosari I (K-1)
dan pusat distribusi hasil-hasil pertanian.
Penghubung antara daerah perkotaan dengan PKN Yogyakarta
Semanu II (K-2)
Playen II (K-2)
Berperan sebagai penghubung antara daerah perkotaan dengan
Semin II (K-2)
daerah perdesaan.
Karangmojo II (K-2) Berfungsi sebagai pusat suatu wilayah perdesaan yang besar.
Penyedia lapangan pekerjaan yang pada umumnya berkaitan
Rongkop II (K-2)
dengan kegiatan pertanian untuk menampung tenaga kerja yang
Nglipar II (K-2) berlebihan pada daerah pedesaan

Panggang II (K-2)

Ponjong III (K-3)


Berfungsi mendistribusikan barang barang kebutuhan perdesaan

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-27


Hirarki
Kecamatan/SP Peran dan Fungsi
Kota

yang diperolehnya dari kota orde III, II dan I.


Tepus III (K-3)
Mengumpulkan hasil-hasil yang berasal dari daerah perdesaan dan
Ngawen III (K-3) membawanya ke kota orde III,II,I.
Penyedia pelayanan dasar seperti faktor produksi untuk pertanian
Paliyan III (K-3) dan barang barang rumah tangga perdesaan untuk keperluan
sehari-hari.
Menyediakan pasar kecil dan fasilitas penyimpanan sementara
Patuk III (K-3) hasil-hasil pertanian.
Menyediakan fasilitas pendidikan informal maupun formal.
Gedangsari III (K-4)
Saptosari III (K-4)
Tanjungsari III (K-4)
Penghasil produk pertanian lahan kering
Girisubo III (K-4) Perikanan tangkap dan hasil laut dan pesisir pantai lainnya
Purwosari III (K-4) Penyedia jasa pariwisata dan sentra wisata pantai

SP Jepitu III (K-4)


SP Sambipitu III (K-4)
Sumber: Hasil Analisa RTRW Kabupaten Gunungkidul, 2010.

Rencana pengembangan sistem perkotaan dalam sistem pelayanan wilayah di Kabupaten


Gunungkidul adalah sebagai berikut :
1. Kawasan Perkotaan Wonosari sebagai Pusat kegiatan Wilayah Promosi (PKWp).
2. Ibu kota Kecamatan (IKK) Semanu, IKK Playen, IKK Panggang, IKK Semin, IKK Karangmojo,
IKK Rongkop, IKK Nglipar sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
3. Ibu kota Kecamatan (IKK) Ponjong, IKK Purwosari, IKK Saptosari, IKK Paliyan, IKK Tepus,
IKK Tanjungsari, IKK Girisubo, IKK Patuk, IKK Gedangsari, IKK Ngawen, SP Sambipitu dan
SP Jepitu sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK).

Berdasarkan kesesuaian fungsi, daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup direncanakan
pengembangan sistem perkotaan sebagai berikut:
a. Kota Sedang : Kota Wonosari;
b. Kota Kecil : IKK Semanu, IKK Playen, IKK Panggang, IKK Semin, IKK Karangmojo, IKK
Rongkop, IKK Nglipar, IKK Ponjong, IKK Purwosari, IKK Saptosari, IKK Paliyan,
IKK Tepus, IKK Tanjungsari, IKK Girisubo, IKK Patuk, IKK Gedangsari, IKK
Ngawen, SP Sambipitu dan SP Jepitu.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-28


435000 450000 465000 480000

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


Ke Klaten KABUPATEN GUNUNGKIDUL
KAB. KLATEN
Ke Bayat
#
S KAB. SUKOHARJO
#
S
Tancep RENCANA TATA RUANG WILAYAH
Serut
#
S #
S Sambirejo
Ke Sukoharjo
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Sampang Tegalrejo
KAB. SLEMAN Watugajah
Jurangjero
#
S 2009 - 2029
9135000

9135000
#
S PETA RENCANA
Mertelu
Ke Yogyakarta Terbah GEDANGSARI
Hargomulyo NGAWEN
#
S
#
S #
S
Candirejo POLA PEMANFAATAN RUANG
#
S
Ngoro-oro #
S #
# Pilangrejo Natah #
S
Kampung Sumberejo
#
S
Patuk
#
S Beji Bendung
#
PATUK Nglanggeran Rejosari Ke Wonogiri

Salam #
S #
S Bulurejo #
S
Kedung Poh #
S
#
S Pengkol #
S
2 0 2 4 6 8 10 Kilometers
Semoya
#
S
Putat Nglegi
#
S Ngalang #
S Watusigar
#S#
Pengkok Beji # NGLIPAR Kemejing SEMIN
#
S Karangsari
#
S Katongan Kalitekuk
Keterangan :
Bunder #
S #
S Semin
Bunder
#
S Ibukota Desa
Kedung Keris Pundungsari
Wanagama Nglipar
Ngleri # Ibukota Kecamatan
Gading #
S
KAB. BANTUL #
S Jatiayu #
S Ibukota Kabupaten
Gari
#
S
Banaran
#
S Jalan Nasional
Ke Dlingo Getas #
S #
S
Ngawis
#
S #
S Umbulrejo Sawahan Jalan Propinsi
Ngawu Bandung Karangtengah Bejiharjo
Gedangrejo
#
S #
S Jalan Kabupaten
#
S #
S
Piyaman
Ngunut #
S
#
Dengok S #S# Playen
Logandeng
S
KARANGMOJO
# Tambakromo
Ke Eromoko
Batas Propinsi
#
S
PLAYEN #
S
# Karangmojo
#
#
S
9120000

9120000
Bleberan
Ke Imogiri
#
S #
S #
S
Batas Kabupaten
Wonosari #
S
#
S
Wiladeg
Kepek #
S
Wareng # S#
Selang Kelor Ngipak
Genjahan #
S Batas Kecamatan
Plembutan
WONOSARI #
S Sumbergiri

#
S
Siraman #
S Bendungan
Batas Desa/Kelurahan
Banyusoco
Grogol
Baleharjo #
#
S
Kenteng

#
S Karangrejek PONJONG
Giriharjo #
S
Pampang Pulutan Ponjong #
S Pertanian
#
S
Ke Parangtritis

Sidorejo
#
S Giritirto PALIYAN Permukiman
Giriasih #
S
#
S
# Duwet
Semanu
# #
S
Ngeposari
Karangasem
#
S
#
S #
S
KAB. WONOGIRI
Karangduwet Sodo
Girijati
Girisuko #
S Pertambangan
## PANGGANG
S Mulusan #
S Pacarejo SEMANU #
S
Hutan Produksi
#
S #
S Gombang #
BedoyoS
PURWOSARI #
S Karangasem Wunung Ke Pracimantoro

# #
S Industri
#
S
#
S Jetis
Mulo
Girijati
Giricahya #
S #
S Kawasan Khusus Militer
Giripurwo Girimulyo Girisekar
#
Monggol
Giring Pucanganom Kawasan Lindung Bawahan
#
S
#SAPTOSARI
S Hargosari Candirejo
#
S Kawasan Lindung Setempat
#
S #
S Dadapayu
Giriwungu Ngloro
Kepek #
S Karangwuni
#
S Kawasan Pelestarian Alam
#
S #
S #
S #
Semugih
#
S
Kemiri # Ke Pracimantoro
Kawasan Pertambangan
TANJUNGSARI Petir
# RONGKOP
S
#
S #
S Kawasan Rawan Bencana Alam
Girikarto
#
S #
# TEPUS
S
9105000

9105000
Krambilsawit
#
S #
S #
S
Ngestirejo Kawasan Suaka Alam
Planjan #
S Sumberwungu
Kanigoro
Banjarejo #
S Pringombo
Gesing Sidoharjo Giripanggung
Kemadang #
S Melikan
#
S
PETA INSET:
#
S Botodayaan #
S
Tepus
Propinsi D.I. Yogyakarta
Bohol Nglindur
Ngobaran #
S #
S
Baron
Ngrenehan Kukup #
S #
Sepanjang
#
S #
S S Kab. Sleman
Drini
Krakal #
S Jerukwudel
#
S Karangawen Ke Pracimantoro Kota
Sundak Purwodadi Balong
SAM
U
#
S # Kab.
Kulon Progo
Yogyakarta

D ER #
S
A HI GIRISUBO Ke Pracimantoro Kab. Bantul
NDI Jepitu
A Tileng
Kab. Gunungkidul
Siung Pucung

Wediombo Songbanyu

Ngungap Sadeng

SUMBER: 1. Peta Rupa Bumi Indonesia, skala 1 : 25.000, tahun 1999;


2. Peta Citra Landsat, tahun 2007.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul 435000 450000 465000


Halaman | 2-29 480000

Gambar 2.23 Peta Pola Pemanfaatan Ruang Kabupaten Gunungkidul


390000 400000 410000 420000 430000 440000 450000 460000 470000 480000
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
K or id o r Ja l an M a g e la n g
- In d u str i s ed a n g
- J as a /P e rd a g a n g an
- P e r ta ni a n
PENINJAUAN KEMBALI (REVIEW)

9160000
9160000

P in g g ir a n Z o n a B ar a t U ta ra
- P e r ta ni a n
P us a t P e la ya n a n P a ke m - N g a g li k
- P e r ta ni a n
RTRW KABUPATEN GUNUNGKIDUL
- P e r u ma h a n KABUPATEN MAGELANG - P e n d id i ka n
- In d u str i k ec il
Propinsi Jawa Tengah
PETA SISTEM KOTA - KOTA
- P a r iw isa ta

"
8 "
"
8
TEM PE L
S
#
"
8
S
#
TURI

PA K EM

"
8 S
# "
8
CAN G KR ING A N
S
#
P in g g ir a n Z o n a Uta r a
- P e r ta ni a n
- P e n d id i ka n
- P e r u ma h a n 5000 0 5000 10000 Meters

8
SA MI G AL UH
S
# S
#
KA LIB A W A NG
"
8

9150000
9150000

S
# K or id o r Ti m ur
SL EM AN

"
- P a r iw isa ta

8
- J al a n ko m e rs ia l/

"8"
KABUPATEN PURWOREJO P er d a g a ng a n U
Propinsi Jawa Tengah

"
8
NG AG L IK

"
8 "
8 S
#

8
SE YE G A N
S
# S
# KABUPATEN KLATEN
S
# MLA TI NG EM P LA K

"
S
# Keterangan :
8 MIN G G IR Propinsi Jawa Tengah P us a t P e la ya n a n S e m in

"
"8
GI RIM ULY O
- P e r ta ni a n

"
S
#

"8
Zo n a In ti - P e la y an a n lo k a l/P e r ba ta s an
Ibukota Kecamatan

8
S
# - J as a ko m e rs ia l

8 "
GO D EA N

"8
S
#
KA LA S AN

"
S
#

8
- P e n d id i ka n
S
# Ibukota Kabupaten
MO Y UDA N
S
# - P a r iw isa ta

9140000
9140000

" 8
P us a t P e la ya n a n W a te s S
# S
# TEG A LR EJ O
DEP O K
- P e r u ma h a n

8
- In d u str i k ec il SUM AN
# Jalan Nasional
- P e m e ri n ta ha n / NAN G G ULA N SGO
# S NGDO
# K US
SEN
#
GE DOS NDAN
# TEN G
Jalan Propinsi
S
#
SURE J A N
#
P el a ya n a n S ub r e g io n a l
S
#

"
8
W IR O BR AJ A N PRA M BA NA N
S
#

"
S#S M#

8
GA M PI NG
SKRA
# #
GO N DO
SAN AN S BE RB A H
# Jalan Kabupaten
S
# S
# TO N KO TA G ED E S
#

" 8 " 8"


S
#

8 S UMB UL HA#
SE DA YU # S
ME RG A NG S AN GE DA NG S A RI Jalan Kereta Api
RJ O
S
# S
#

"8" " "8


8 "
8 "
8 "
8
KA S IHA N
Batas Propinsi
PE NG A SI H
BA NG UN TAP A N #
S SE N
#
NG AW

"
8
8
KO K AP S
# S
# Batas Kabupaten
S
# PIY UN G AN

"
8
S#
# Batas Kecamatan

9130000
SE W O N
9130000

S PA TUK

"
S
#
8
S
#

"
8 " "8
8
W A TES
S NG LIP A R
# Sungai

"
8
SE NTO L O PA J AN G AN PL ER ET
S
#
TEM O N S
# ##
S S
JE TIS
SE MI N Garis Pantai
BA NTU L S
#
Inti Urban Area

"
8 "
8 "
8
"
8
S
# S
#
S
# Areal Pengembangan Perkotaan

"
LE NDA H

8
PA NJ A TAN PA NDA K S
#

"
"8
8 "
8
IMO G IR I DLIN G O

"
8
BA MB A NG LI PU RO S
#
Hirarki I

"
8
S
#
"
8
"
KA RA NG M O JO

"
8
8
PL AY EN
K or id o r B a ra t/J a la n W a te s
S
#

9120000
S
#

"
9120000

8
GA L UR SRA ND AK A N
- In d u str i b e sa r /se d a n g S
#

"
8 "
8
S
#
- J as a ko m e rs ia l
- P e r ta ni a n S
# PUN DO NG S
# Hirarki II
"
S
#
SA NDE N
KRE TE K W O NO S A RI
8 S PO NJ O N G
#
"
8 Hirarki III
P us a t P e la ya n a n G a lu r - S r a n d a ka n

"
"
8 S
#
"
8 S
# 8
" Hirarki IV
8
- In d u str i k ec il PA LIY A N
SA
"
8
SE MA NU
- P e r ta ni a n S
# PA NG G A NG KAB. WONOGIRI
- P a r iw isa ta MU PUR W O S A RI
Prop. Jawa Tengah
DE
RA
"
8

9110000
9110000

HI
ND SA P TO SA RI

"
8
P in g g ir a n Z o n a S el a ta n B ar a t
- In d u str i b e sa r /se d a n g
- P e r u ma h a n
IA RO NG K O P S
#
- P e r ta ni a n

"
8 TAN JU NG S AR I
"
8 S
# TEP US

La ut J awa P us a t P e la ya n a n K re te k - P a r a ng tr iti s
- P a r iw isa ta
- P e r ta ni a n

9100000
9100000

P ro p in s i Propinsi iJawa
Propins JawaTTengah
engah
Ja wa B a r a t
P r o p in si
Ja wa T im u r Zo n a B a gi a n S e la ta n Ti mu r
- P e r ta ni a n
P us a t P e la ya n a n W o n o sa r i
- P e r ta ni a n
"
8
GI RIS UB O
PETA D AS AR
P eta R u p a B u m i In d o ne s ia ,
ska l a 1 : 2 5 .0 0 0 , ta h un 1 9 9 9
DIY
DIY - In d u str i K e c il - P e la y an a n S u b R eg i o na l
SUMBER Ra n ca n g a n P e rd a P r o p . DIY 2 0 0 4 te nta n g
- P e r u ma h a n
TE MA TIK P er u b a h an A ta s P e rd a D IY No . 5 th n 1 9 9 2
Samudera Hindia
KODE : DR - 01
NOMOR : 01
390000 400000 410000 420000 430000 440000 450000 460000 470000 480000 JUMLAH :
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman | 2-30
Gambar 2.24 Peta Hirarki Kota di Kabupaten Gunungkidul

Anda mungkin juga menyukai