i
ii Nomor 140 • Oktober 2018
Salam Redaksi
T
untas sudah pelaksanaan sidang perkara Perselisihan Hasil Pemilihan (PHP) Kepala Daerah Serentak 2018 di
Mahkamah Konstitusi (MK) pada September 2018. Ada permohonan yang tak dapat diterima, ditolak, dikabulkan
hingga terjadi pemungutan suara ulang. Rutinitas seperti ini dilaksanakan MK setiap tahun dan menjadi pekerjaan
yang tidak ringan bagi seluruh pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Panitera MK.
Tahun depan ada lagi pekerjaan rumah buat MK yang cukup berat. Bahwa MK siap menggelar sidang permohonan
perkara Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) Tahun 2019. Ini menjadi momen besar bagi
bangsa Indonesia, tidak hanya bagi MK maupun pihak-pihak yang berperkara.
tahun 2019 dapat dikatakan sebagai tahun politik dan pertaruhan bagi MK untuk menyelesaikan
kewajiban konstitusionalnya. Ketua MK Anwar Usman memprediksikan, jumlah perkara sengketa
pemilu tahun depan lebih banyak dari Pemilu 2014. Pasalnya, kontestan Pileg 2019 lebih
banyak dibandingkan dengan peserta lima tahun sebelumnya.
Pada Pileg 2014, terdapat 15 partai politik nasional dan lokal sebagai peserta.
Kala itu MK menerima 903 perkara yang diajukan oleh 12 parpol nasional,
tiga parpol lokal Aceh, dan 34 calon anggota Dewan Perwakilan Daerah
dari 32 provinsi. Jika dibandingkan dengan pelaksanaan Pemilu
2019 nanti, terdapat penambahan empat parpol nasional dan
satu parpol lokal Aceh. Di samping itu, kursi dan daerah
pemilihan (dapil) Pileg 2019 turut membengkak. Pada
Pileg 2014 sebanyak 560 kursi DPR diperebutkan
dari 77 dapil. Sedangkan pada 2019 bertambah
menjadi 575 kursi dan 80 dapil.
Demikian sekilas pengantar redaksi.
Semoga informasi-informasi yang
kami sajikan bermanfaat bagi para
pembaca. Dari meja redaksi, kami
mengucapkan selamat membaca!
72 RESENSI
G
elaran pilkada serentak tahap ketiga tahun 2018 bersama, dan komitmen
hampir usai. Tinggal segelintir perkara yang menjadi negara persatuan
tersisa untuk dituntaskan Mahkamah Konstitusi di tengah keberagaman
(MK). Perkara-perkara itu umumnya karena sedemikian rupa.
menanti hasil akhir berupa laporan dari KPU Nampaknya, kini kita
menindaklanjuti perintah putusan MK untuk diselenggarakannya sangat perlu “ruang” di
penghitungan atau pemungutan suara ulang. Sesudah itu, MK tengah-tengah kebisingan
akan memutuskan perkara tersebut. hingar bingar kontestasi
Di tengah-tengah situasi itu, dinamika perpolitikan kita politik. Kita perlu “ruang”
semakin dinamis. Setelah pilkada serentak, konsentrasi dan dalam pikiran dan
energi politik mengarah penuh ke pemilu serentak tahun kesadaran nurani untuk
2019. Dinamika terlihat semakin “menghangat”. Buktinya, menegaskan kembali
diskursus publik disesaki pelbagai isu dengan gestuur dan semangat kolektif para
atmosfir kontestasi yang kurang elegan. Itu tak cuma bukan pendahulu mengusung
melanda elit-elit politik di level pusat. Di masyarakat, polarisasi prinsip kebhinnekaan,
terbentuk diwarnai ikatan primordial keagamaan atau identitas prinsip toleransi, prinsip tenggang rasa, dan saling hormat
politik lainnya. Memilih yang ini diklaim paling benar, sementara menghormati. Dengan begitu, kita bisa bersama-sama
memilih yang itu keliru dan dosa. Pada konteks ini, perbedaan mengembangkan sikap positif terhadap perbedaan pandangan
bukan lagi menjadi berkah demokrasi. Ia telah menjadi ancaman. dan pilihan dalam sebuah kontestasi politik. Sebab, pemilu
Orang yang berbeda dengan kita, lantas layak untuk dimusuhi. seharusnya dijadikan instrumen membangun, instrumen untuk
Hal itu mengkhawatirkan kita semua. Polarisasi politik menguatkan dan mempersatukan bangsa. Ia tak boleh dibiarkan
rentan merenggangkan relasi sosial di antara warga negara. liar menjadi politik saling meniadakan.
Polarisasi itu menggerus perasaan solidaritas dalam ikatan Tepat yang dikatakan Mahfud MD, jangan sampai bangsa
satu satu bangsa. Padahal, perbedaan itu lumrah, apalagi di ini rusak hanya karena kepentingan pemilu yang hanya 5 tahun
negara demokrasi, termasuk di Indonesia. Aneh jika perbedaan sekali Ya, pemilu itu cuma 5 tahun sekali, sementara kita
menimbulkan efek negatif. Dilihat dari fakta historis, negara bersama sebagai saudara satu bangsa itu jangkanya sepanjang
bangsa Indonesia merdeka lahir dari perbedaan itu? Tak ada hayat. Marilah berkhidmad pada sunatullah kebangsaan
perbedaan, maka tak ada negara Indonesia merdeka. Ilmuwan Indonesia untuk menemukan dan menyelami kembali unsur
Clifford Getz menyebut Indonesia merdeka adalah anggur tua pemersatu bangsa. Mari jadikan proses demokrasi melalui
dengan botol baru, gugusan masyarakat lama dalam negara pemilu serentak tahun 2019 untuk menyuburkan dan menjamin
baru. Kebangsaan Indonesia merefleksikan kesatuan dalam integrasi nasional, bukan malah sebaliknya.
keberagaman. Indonesia, kata Yudi Latief, adalah negara bangsa Sederhana saja, dalam pemilu serentak 2019, gunakan
majemuk yang paripurna. Sungguh menakjubkan, bagaimana hak pilih atau hak dipilih secara fair, jujur, adil, dan demokratis.
keberagaman sosio, kultural, dan teritorial itu kemudian menyatu Persoalan siapa yang menang milu, serahkan saja pada pranata
ke dalam semangat kebangsaan Indonesia. dan mekanisme demokrasi yang ada. Lalu setelahnya, terlepas
Maka, sungguh ironis apabila hari ini, perbedaan pandangan dari siapa yang menang atau kalah, kita segera bersatu kembali.
dan pilihan politik justru menjadi ancaman yang potensial Bersatu menjadi anak-anak bangsa yang harus berpikir dan
meretakkan keutuhan bangsa. Itu sebabnya, perenungan dan berbuat untuk bangsa dan negara. Seandainyapun tak puas
pemahaman akan intelegensia dan perjuangan keras tokoh- dengan kinerja pemimpin yang menang di 2019, maka 5 tahun
tokoh bangsa di masa silam perlu dibudidayakan. Bagaimana lagi, bgunakan hak politik untuk mendukung pemimpin yang
susah payah mereka merajut karakter bersama, kehendak lain. Sederhana, bukan? Gitu saja koq repot. Salam konstitusi!
M. Nur Fahmi
Pasuruan
Agnes Amelia
Jakarta
Mesha Mediani
Jakarta
Yana Maliyana
Serang Banten
P
2008 diadakan rapat antara FAM dengan pemerintah RI yang
artai peserta Pemilu difasilitasi oleh IPI Interpeace di Jakarta.
2019 dengan nomor Tujuan Partai Aceh yang tercantum dalam AD/ART partai
urut 15 adalah antara lain mewujudkan cita-cita rakyat Aceh; mewujudkan cita-
Partai Aceh. Partai ini cita MoU Helsinki yang ditandatangai oleh GAM dan pemerintah
adalah salah satu partai politik lokal di Provinsi Aceh. Partai RI pada 15 Agustus 2005; mewujudkan kesejahteraan yang
ini didirikan oleh mantan pimpinan Gerakan Aceh Merdeka adil, makmur, dan merata secara material dan spiritual bagi
(GAM). Dalam kepengurusan Dewan Pimpinan Aceh (DPA) seluruh rakyat Aceh; dan mewujudkan kedaulatan rakyat
Partai Aceh 2018–2023, Ketua Umumnya adalah Muzakir dalam rangka mengembangkan kehidupan berdemokrasi yang
Manaf, sedangkan Kamaruddin Abu Bakar menjabat sebagai menjunjung tinggi dan menghormati kebenaran, keadilan, serta
Sekretaris Jendral, dan Sarjani Abdullah menjadi Ketua Harian. hukum dan hak asasi manusia.
GAM yang ingin melepaskan diri dari NKRI telah berkonflik Partai Aceh telah mengikuti dua kali pemilu yaitu pada
dengan pemerintah RI sejak 1976. Konflik tersebut terus 2009 dan 2014. Pada 2009, partai ini memenangkan 46,91%
berlangsung hingga bencana alam gempa bumi dan tsunami suara di Provinsi Aceh sedangkan pada 2014 perolehan
pada 26 Desember 2004 memaksa kedua pihak berunding suaranya menurun tajam menjadi 35,3%. Perpecahan partai
dengan mediasi pihak internasional. Pada 27 Februari 2005 di disinyalir menyebabkan turunnya jumlah perolehan suara
Finlandia, GAM dan pemerintah RI memulai perundingan yang Partai Aceh, dengan adanya anggota partai yang membentuk
diakhiri dengan penandatanganan nota kesepakatan damai Partai Nasional Aceh.
pada 15 Agustus 2005. Pimpinan politik GAM Malik Mahmud Ketua DPA Partai Aceh Muzakir Manaf pada April 2018
memberikan mandat kepada Muhammad Yahya Mu’ad untuk menyatakan bahwa partainya bertekad meraih 50% kursi
membentuk partai politik lokal GAM pada 19 Februari 2007. DPR Aceh dan DPR kabupaten/kota. Akahkah tekad tersebut
Partai GAM pun berdiri pada 7 Juni 2007, namun namanya terwujud dalam Pemilu 2019 mendatang? Mari kita tunggu
berubah menjadi Partai Gerakan Aceh Mandiri (GAM) karena hasilnya tahun depan.
persyaratan MoU Helsinki dan kebijakan pemerintah RI YUNIAR WIDIASTUTI
PARTAI SIRA
P
artai bernomor urut demokrasi di Aceh, memperjuangkan kedaulatan rakyat,
16 dalam Pemilu menciptakan keadilan sosial, dan mewujudkan kesejahteraan
2019 adalah partai rakyat.” Partai SIRA berlambang bulan dan bintang berwarna
politik lokal Aceh Partai merah dengan latar biru bertuliskan SIRA. Simbol bulan dan
SIRA. Partai ini merupakan bintang menunjukkan cita-cita Partai SIRA, yaitu kemajuan dan
lanjutan dari Partai Suara kelahiran pemimpin-pemimpin hebat untuk masa keemasan
Independen Rakyat Aceh. Aceh. Bintang warna merah adalah simbol semangat dan
Pendirian partai ini juga keberanian dalam mencapai Aceh bermartabat. Warna bulan
masih memiliki kaitan erat dari putih berubah menjadi merah melambangkan bahwa
dengan MoU Helsinki 15 semangat untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan
Agustus 2005 yang melahirkan UU Nomor 11 Tahun 2006 semakin menyala dan tidak akan pernah padam. Kata SIRA
tentang Pemerintahan Aceh dan Peraturan Pemerintah berwarna putih bermakna kesucian cita-cita perjuangan partai.
Nomor 20 Tahun 2007 tentang Partai Politik Lokal Aceh, Ketua Umum Partai SIRA saat ini adalah Muhammad
yang merupakan dasar politik dan hukum pembentukan Nazar, yang pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Aceh
Partai SIRA. Dalam AD/ART partai yang ditetapkan pada 30 periode 2007-2012, sedangkan Sekretaris Jenderalnya adalah
Juli 2017 di Banda Aceh, Partai SIRA “menyatakan diri menjadi Nasruddin Abubakar.
kekuatan politik secara damai, demokratis dan terbuka dalam
Partai SIRA sebelumnya telah mengikuti Pemilu 2009
pembangunan perdamaian berkelanjutan, demokrasi, keadilan
namun hasil pemilu legislatif yang diperolehnya tidak mencukupi
dan kesejateraan bagi rakyat Aceh serta sesuai dengan
ambang batas parlemen. Ketua Umum Muhammad Nazar
Konstitusi Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 11
menyatakan bahwa partainya ingin kembali berpartisipasi aktif
Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh dan peraturan-
dalam politik dan memperkuat partai-partai lokal Aceh agar
peraturan perundangan lainnya yang berlaku.”
demokrasi di Aceh semakin membaik dan tidak terjadi partai
Tujuan partai SIRA adalah “memperjuangkan aspirasi
tunggal. Namun, akankah keinginan tersebut kali ini tercapai?
dan kepentingan rakyat Aceh, mendorong perdamaian
Mari kita lihat hasilnya pada Pemilu 2019.
yang berkelanjutan, memperjuangkan penegakan HAM dan YUNIAR WIDIASTUTI
K
amis tanggal 28 Oktober ayat (1) dengan pidana maksimum 4 dipandang bertentangan dengan standard
2004, Mahkamah Konsti (empat) tahun 107 penjara dan/atau perburuhan internasional (ILO), tidaklah
tusi memutuskan bahwa denda Rp. 400 juta amat berat dan terdapat ketidaksesuaiannya dengan
pidana untuk mogok ker merupakan upaya untuk menghalangi standard perburuhan internasional.
ja dan mengajak untuk dilaksanakannya hak asasi mogok kerja. “Hal tersebut disebabkan sejumlah
Hal yang penting dalam tanggapan pembatasan juga dikenal dalam praktek
mogok kerja bertentangan dengan
Mahkamah Konstitusi terhadap isu yang disetujui ILO. Seandainyapun hal
konstitusi. Putusan ini sangat penting
tersebut adalah bahwa sebagaimana itu benar bertentangan dengan standard
dalam penegakan hak asasi buruh dan
diakui juga oleh para Pemohon bahwa ILO -quod non- maka standard dan
pekerja Indonesia. UUD 1945 adalah juga merupakan cita- norma-norma yang demikian haruslah
Para Pemohon pada permohonan cita dan arah serta dasar kebijakan yang dilihat sebagai bagian dari standard
nya menyatakan bahwa UU bersifat normatif, sehingga apabila menilai dan norma yang berlaku di Indonesia
Ketenagakerjaan secara substansial perlindungan dan peran negara sebagai melalui ukuran yang dikenal dalam UUD
bertentangan dengan standard pelindung dilihat tidak tegas tampak dalam 1945. Hal itu disebabkan hak asasi tidak
perburuhan internasional (Konvensi dan UU Ketenagakerjaan, hal ini disebabkan dipandang sebagai sesuatu yang berlaku
Rekomendasi ILO). Salah satu isunya bahwa UU a quo harus merujuk kepada mutlak. Pasal 28J ayat (2) UUD 1945
adalah tentang pengaturan tentang UUD 1945 yang artinya memperhitungkan menetapkan bahwa dalam menjalankan
mogok kerja dalam Pasal 137 - 145 UU pula keseimbangan berbagai kepentingan, hak dan kebebasannya, setiap orang
Ketenagakerjaan bertentangan dengan khususnya kepentingan buruh dan wajib tunduk kepada pembatasan yang
Konvensi ILO tentang hak fundamental kepentingan pengusaha dalam mekanisme ditetapkan dengan undang-undang dengan
buruh yang berkenaan dengan hak ekonomi pasar. maksud semata-mata untuk menjamin
asasi atas kebebasan berserikat dan “Kepentingan pengusaha harus juga pengakuan serta penghormatan atas
berorganisasi dan untuk melakukan diakomodasi karena ketiadaan investasi hak dan kebebasan orang lain dan untuk
perundingan kolektif yang termaktub justru akan menyebabkan berkurangnya memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dalam Konvensi ILO No. 87 dan 98 yang lapangan kerja dan bertambahnya dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
telah diratifikasi oleh Indonesia. pengangguran yang pada gilirannya justru agama, keamanan dan ketertiban umum
ILO secara tegas menyatakan akan merugikan pihak buruh sendiri. dalam suatu masyarakat demokratis,” urai
“hak mogok” adalah bagian yang tidak Dalam kaitan ini Mahkamah berpendapat Mahkamah Konstitusi.
terpisahkan dari hak berorganisasi yang bahwa Pasal 33 UUD 1945 tidak dapat Akan tetapi, menurut Mahkamah
dilindungi konvensi ILO, dan dengan dipahami sepenuhnya sebagai penolakan Konstitusi, walaupun demikian jika dikaitkan
diterimanya konvensi tersebut berarti terhadap sistem ekonomi pasar, yang dengan sanksi atas pelanggaran terhadap
juga merupakan bagian yang tidak berarti mengharuskan negara melakukan Pasal 137 dan 138 sebagaimana termuat
terpisahkan dari hak berorganisasi buruh/ campur tangan tatkala mekanisme di dalam Pasal 186 UU Ketenagakerjaan
pekerja, dan pemerintah tidak boleh ekonomi pasar mengalami distorsi,” jelas yang juga telah dipertimbangkan di
menciptakan halangan apapun yang Mahkamah Konstitusi. atas, Mahkamah berpendapat bahwa
bersifat administratif maupun birokratis Mahkamah Konstitusi dalam sanksi dalam Pasal 186 tersebut tidak
yang bisa mengakibatkan buruh/pekerja pertimbangannya menyatakan, syarat- proporsional karena mereduksi hak mogok
tidak dapat menikmati hak mogok. Hak syarat yang ditetapkan untuk pelaksanaan yang merupakan hak dasar buruh yang
mogok adalah hak essensial bagi buruh hak buruh untuk mogok, baik syarat dijamin oleh UUD 1945 dalam rangka
dan organisasinya dalam memperjuangkan bahwa mogok dilakukan secara sah kebebasan menyatakan sikap [Pasal
dan melindungi kepentingan ekonomi dan dan tertib dan damai sebagai akibat 28E ayat (2) dan ayat (3)] dan hak untuk
sosial buruh, dan kepentingan tersebut gagalnya perundingan (Pasal 137), mendapat imbalan yang adil dan layak
bukan hanya berarti memperoleh perbaikan ajakan mogok terhadap buruh saat dalam hubungan kerja [Pasal 28D ayat (2)].
kondisi kerja dan tuntutan kolektif dalam mogok kerja berlangsung dengan tidak Pelaksanaan hak mogok yang melanggar
suatu hubungan kerja. melanggar hukum (Pasal 138) maupun persyaratan-persyaratan yang ditentukan
Menurut Pemohon, Pasal 186 UU syaratsyarat administratif tentang jangka dalam Pasal 137 dan Pasal 138 ayat (1)
Ketenagakerjaan, yang mengatur sanksi waktu pemberitahuan dan lain-lain (Pasal UU Ketenagakerjaan harus diatur secara
pidana terhadap pelanggaran Pasal 138 140 - 141), yang oleh para Pemohon proporsional.
LUTHFI WIDAGDO EDDYONO
M
eskipun polemik bakal calon tetap harus berpegang teguh pada prinsip
legislatif (bacaleg) mantan atau tujuan hukum yang fundamental baik
koruptor sudah usai dengan prinsip kepastian hukum (prinsip legalitas)
keluarnya putusan uji materi Mahkamah dan prinsip keadilan (prinsip etis). Kalau
Agung (MA) terkait Peraturan KPU (PKPU) prinsip-prinsip ini diabaikan baik pada saat
yang melarang mantan koruptor jadi caleg. proses pembentukan terlebih pada saat
Banyak orang terutama penggiat anti korupsi proses implementasi, maka akan potensi
merasa kecewa dengan putusan MA seolah menimbulkan polemik. Hal ini tampak pada
putusan itu merupakan “lonceng kematian” perseteruan antara KPU dan Bawaslu, yang
Oleh: Fadli Andi Natsif
pemberantasan korupsi. kemudian lebih debatable lagi ketika muncul
Doktor Hukum dan HAM; Dosen
Komisi Pemilihan Umum ingin putusan MA yang membatalkan niat ideal
Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Alauddin Makassar mencegah agar tidak boleh lagi ada mantan KPU mencegah mantan koruptor menjadi
koruptor menjadi bacaleg. Meskipun disadar bacaleg.
ini tidak diatur secara limitatif dalam UU No. Niat suci KPU mencegah bacaleg
7 tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu), mantan koruptor harus diapresiasi. Oleh
maka inisiatif KPU melalui regulasinya No. karena menyadari “payung hukum” mencegah
20 Tahun 2018 mencoba merumuskan agar mantan koruptor tidak tertera dalam UU
partai politik tidak menyodorkan mantan Pemilu, maka KPU mencoba menuangkan
koruptor menjadi bacaleg. formulasi normatif pencegahan itu dalam
Peraturan KPU dapat dikatakan PKPU. Terkesan ada keraguan karena norma
merupakan ikhtiar politik hukum. Secara itu tidak dicantolkan dalam pasal yang
sederhana defenisi operasional politik terkait dengan persyaratan bakal calon, tapi
hukum, diartikan adanya keinginan sebuah di pasal pengajuan bakal calon oleh parpol.
otoritas kekuasaan untuk menentukan isi Dikhawatirkan bisa dikatakan pelanggaran
dan cara mewujudkan aturan yang akan hak asasi kalau langsung diformulasikan
berlaku di masyarakat. Ada keinginan dalam persyaratan bacaleg. Akan tetapi kalau
penentu kebijakan atau pemangku di pasal pengajuan bacaleg, itu diharapkan
kepentingan (dalam hal ini KPU) mengatur agar parpol yang merespon dengan tidak
agar penyelenggara negara dapat terbebas mengajukan kadernya yang pernah divonis
dari perilaku korupsi. sebagai koruptor.
Pencegahan bacaleg mantan
Payung Hukum koruptor dalam sebuah regulasi memang
Dalam mewujudkan politik hukum dibutuhkan. Namun idealnya payung
pencegahan mantan koruptor jadi caleg hukum untuk pencegahan itu harus di
PILKADA
DARI MASA KE MASA
HUMAS MK/HENDY
Proses penghitungan suara Pilkada Kota Tangerang Selatan Tahun 2015 di TPS 91 Pamulang Barat (9/12/15).
kepala daerah diangkat begitu saja untuk menjamin Di dalam UU 18/1965 tersebut diatur tentang
berlangsungnya pemerintahan daerah sebagai bagian dari kedudukan kepala daerah sebagai alat pemerintah pusat
pemerintahan pusat yang tergabung dalam Negara Kesatuan maupun sebagai alat pemerintah daerah. Dalam UU ini,
Republik Indonesia (NKRI) sekaligus mencegah kekosongan kepala daerah diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atau
jabatan dalam pemerintahan. Menteri Dalam Negeri melalui calon-calon yang diajukan
Pada 1948, lahir pengganti UU 1/1945 yaitu Undang- oleh DPRD. Dengan demikian, kedudukan pejabat pusat
Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pokok-Pokok atas kepala daerah semakin kuat. Kepala daerah tidak dapat
Pemerintahan Daerah. Pasal 1 ayat (1) UU 22/1948 diberhentikan oleh DPRD. Pemberhentian kepala daerah
menyatakan “Daerah Negara Republik Indonesia tersusun merupakan kewenangan penuh Presiden untuk gubernur dan
dalam tiga tingkatan, ialah: Propinsi, Kabupaten (Kota besar) Menteri Dalam Negeri untuk bupati atau walikota.
dan Desa (Kota kecil) negeri, marga dan sebagainya, yang Pada era Orde Baru, pengaturan tentang kepala daerah
berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri”. ditandai dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun
Dalam pasal 18 ayat (1) UU 22/1948 disebutkan bahwa 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah. Lahirnya
Presiden mengangkat calon kepala daerah provinsi yang UU ini tidak membawa perubahan yang cukup berarti karena
diajukan oleh DPRD Provinsi. Kemudian dalam pasal 18 ayat mekanisme pemilihan calon kepala daerah dalam UU ini
(2) UU 22/1948 menyebutkan bahwa Menteri dalam Negeri masih dillakukan oleh DPRD.
mengangkat calon kepala daerah kabupaten atau kota yang Pasal 15 ayat (1) UU 5/1974 menyatakan, “Kepala
diusulkan oleh DPRD. Daerah Tingkat I dicalonkan dan dipilih oleh Dewan
Revisi UU 22/1948 melahirkan Undang-Undang Nomor Perwakilan Rakyat Daerah dari sedikit-dikitnya 3 (tiga) orang
1 tahun 1957 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. dan sebanyak-banyknya 5 (lima) orang calon yang telah
Setelah keluarnya Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959 berdampak dimusyawarahkan dan disepakati bersama antara Pimpinan
pada lahirnya Undang-Undang Nomor 18/1965 tentang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/Pimpinan Fraksi-fraksi
Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. UU 18/1965 ini bertolak dengan Menteri Dalam Negeri.” Kemudian pasal 16 ayat (1)
belakang dengan UU sebelumnya yakni UU 1/1957. Hal ini menyatakan, “Kepala Daerah Tingkat II dicalonkan dan dipilih
terjadi karena perubahan format pemerintahan negara sebagai oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dari sedikit-dikitnya
implikasi perubahan konstitusi, sebelumnya sistem federasi 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang calon
(Republik Indonesia Serikat) menjadi sistem kesatuan. yang telah dimusyawarahkan dan disepakati bersama antara
Suasana pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta 2017 di TPS 012 Jakarta Barat, Rabu (15/02/2017)
Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/Pimpinan Fraksi- politik. Oleh karena itu, sejak 2005 diselenggarakan pilkada
fraksi dengan Gubernur Kepala Daerah.” secara langsung, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/
Selanjutnya, kepala daerah tingkat I diangkat dan kota.
diberhentikan oleh Presiden. Sedangkan kepala daerah tingkat Pada perkembangan berikutnya, pilkada masuk dalam
II diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Dalam Negeri. Hal rezim pemilu setelah disahkannya UU Nomor 22 Tahun 2007
ini mengggambarkan mekanisme pemilihan kepala daerah tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. Karena masuk ke
dilakukan secara hierarkis. dalam rezim pemilu, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala
Memasuki era Reformasi, perubahan drastis terjadi daerah waktu itu lebih dikenal dengan istilah pemilukada.
Indonesia menerapkan sistem desentralisasi. Beberapa UU Kemudian lahir Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
yang mengatur tentang pemerintahan daerah lahir di era ini. tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32
Bermula dari lahirnya UU 22/1999 tentang Pemerintah Daerah. Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam UU 12/2008
Sejak saat itu, setiap daerah memilih langsung gubernurnya terdapat ketentuan mengenai pasangan calon kepala daerah
melalui DPRD. dari jalur perseorangan. Pasangan calon yang dapat turut serta
Pada 2014 digelar Pemilu Presiden dan Wakil presiden dalam pemilukada tidak hanya pasangan calon yang diajukan
secara langsung. Hal ini mengilhami pelaksanaan pilkada oleh partai politik atau gabungan partai politik, tetapi juga dari
secara langsung pula. Berbagai kelemahan dalam UU 22/1999 perseorangan.
kemudian direvisi melalui Undang-Undang Nomor 32 tahun Sejak 2005 pilkada tingkat provinsi maupun kabupaten/
2004 tentang Pemerintahan Daerah. Lahirnya UU 32/2004 kota dilaksanakan secara langsung oleh rakyat. Pilkada digelar
merupakan babak baru demokrasi langsung dalam pilkada. di daerah-daerah dalam waktu yang tidak serentak. Barulah
Pilkada tidak lagi dilakukan oleh DPRD, melainkan dipilih pada 2015, 2017, dan 2018 kemarin, pilkada digelar serentak
langsung oleh rakyat. Rakyat berdaulat menentukan calon bertahap. Dasar hukum Pilkada 2018 kemarin adalah UU Nomor
pemimpin mereka di daerah. 10 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU Nomor 1
Dalam UU 32/2004 diatur bahwa kepala daerah dan Tahun 2015 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti
wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang UU Nomor 1 Tahun 2014 tentang pemilihan gubernur, bupati,
dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, dan walikota menjadi Undang-Undang.
umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pasangan calon yang akan NUR ROSIHIN ANA
berkompetisi dalam pemilihan kepala daerah adalah pasangan *Diolah dari berbagai sumber
calon yang diajukan oleh partai politik atau gabungan partai
AKHIR SENGKETA
PILKADA 2018
Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Tahun 2018
(PHP Kada 2018) sampai pada akhirnya. Hingga 26 September 2018, Mahkamah Konstitusi
(MK) telah mengeluarkan putusan untuk 71 permohonan PHP Kada Tahun 2018 dari 58
daerah pemilihan.
: Kota
: Kabupaten
menerima sebanyak 147 permohonan dari 132 daerah. Hingga 26 September 2018, MK telah memutus perkara
Sebanyak 128 perkara PHP kada diajukan oleh pasangan PHP Kada 2018 sebanyak 71 perkara. Adapun putusan
calon bupati, sebanyak 11 perkara diajukan oleh pasangan terhadap perkara tersebut, sebanyak 1 perkara ditarik kembali
calon walikota, sebanyak 6 perkara diajukan oleh pasangan oleh pemohon, sebanyak 2 ditolak, sebanyak 1 perkara
calon gubernur, 1 perkara diajukan oleh pemantau untuk dikabulkan, 4 perkara diputus sela, 2 perkara gugur, dan
Pilkada dengan calon tunggal di Kabupaten Tasikmalaya, sebanyak 61 perkara diputus tidak dapat diterima.
dan 1 pemohon yang bukan pasangan calon kepala daerah.
Sementara Pilkada 2017 diikuti oleh 101 daerah yang
terdiri atas 7 provinsi, 78 kabupaten, dan 18 kota. Dari 101
DIAGRAM 2
daerah tersebut, MK menerima permohonan dari calon JUMLAH PERMOHONAN PHP KADA SERENTAK YANG DITANGANI MK
kepala daerah pada 4 provinsi, 37 kabupaten, dan 9 kota (2015, 2017, 2018)
serta meregistrasi perkara PHP Kada Tahun 2017 sebanyak
60 permohonan. Berdasarkan jumlah tersebut, sebanyak
147
53 perkara diajukan oleh pasangan calon, sebanyak 3
perkara diajukan oleh bakal pasangan calon, sebanyak 3
perkara diajukan oleh LSM Pemantau, dan 1 perkara oleh
72
perseorangan.
Kemudian pada Pilkada 2018 yang diikuti oleh 171
daerah (17 provinsi, 115 kabupaten, dan 39 kota), MK
60
menerima permohonan dari calon kepala daerah pada 6
provinsi, 39 kabupaten, dan 13 kota serta meregistrasi perkara
PHP Kada Tahun 2017 sebanyak 71 permohonan. Dari jumlah
tersebut, berdasarkan klasifikasi Pemohon, terbagi menjadi 7
permohonan diajukan oleh pasangan calon gubernur/wakil
Tahun 2015 Tahun 2017 Tahun 2018
gubernur, 45 permohonan pasangan calon bupati/wakil bupati,
14 permohonan pasangan calon walikota/wakil walikota, serta
5 permohonan dari Pemohon lainnya.
HUMAS MK
MKRI menghelat Indonesian Constitutional Court International Symposium (ICCIS) yang digelar pada 1- 4 Oktober 2018 di Yogyakarta.
P
ada 2018, rangkaian acara Konstitusi dari negara-negara di Asia Kegiatan yang dihelat di Hotel Tentrem,
yang digelar tidak hanya diisi yang tergabung dalam AACC; Call for Yogyakarta, tersebut dihadiri oleh 170
dengan simposium seperti Papers bagi para pakar, akademisi, dan peserta yang datang dari 17 negara
tahun-tahun sebelumnya. peneliti dari berbagai kawasan dunia; berbeda, yaitu Afghanistan, Australia,
MKRI juga menggelar kegiatan short dan acara program budaya untuk lebih Kamboja, Kolombia, Perancis, Georgia,
course bagi para staf Mahkamah memperkenalkan budaya Yogyakarta. Iran, Japan, Kazakhstan, Kirgizstan, Korea
HUMAS MK
rel bagi kekuasaan dan dinamika politik
Pemukulan gong yang dilakukan Ketua MKRI Anwar Usman menandakan pembukaan ICCIS 2018.
yang ada. Namun jika yang terjadi adalah
sebaliknya, maka dikhawatirkan yang
terjadi adalah, kekuasaan yang absolut
dan cenderung menindas, atau terjadinya
tirani mayoritas tanpa memikirkan
hak-hak konstitusionalitas kelompok
minoritas.
“Untuk itulah, dalam kesempatan
Simposium Internasional kali ini,
tema ‘Mahkamah Konstitusi dan
Konstitusionalisme Dalam Dinamika
Politik’ dipilih. Dengan harapan, para
narasumber nantinya dapat memaparkan
berbagai pengalaman dan solusi bagi
tegaknya konstitusi dan konsep negara
HUMAS MK
hukum demi terwujudnya prinsip
konstitusionalitas dalam bernegara,” Para Hakim Konstitusi dalam acara Simposium Internasional.
papar Anwar.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal
MK M. Guntur Hamzah menjelaskan
bahwa simposium internasional didesain
sebagai salah satu bentuk judicial dialogue
di antara para Hakim Mahkamah Konstitusi
untuk saling berbagi pengalaman
sekaligus mempelajari praktik-praktik
terbaik yang dimiliki oleh masing-masing
negara. Sementara kegiatan short course,
menurut Guntur, menjadi forum untuk
mengembangkan kapasitas para staf
pendukung Mahkamah Konstitusi di
Asia sekaligus upaya untuk memperkuat
hubungan dan kerjasama kelembagaan.
HUMAS MK
isu-isu konstitusi kontemporer dan Simposium Internasional demokrasi konstitusional modern dengan
perkembangan Mahkamah Konstitusi di Dalam makalahnya yang berjudul dengan nilai politik dan sejarah konstitusi
berbagai negara dari perspektif akademis. ”Constitutional Adjudication and dari setiap negara,” imbuh Jimly di
“Tulisan-tulisan terbaik dari para Democracy”, Jimly memaparkan bahwa hadapan sekitar 170 peserta simposium
para pembicara dalam simposium dalam konstitusionalisme dan demokrasi internasional.
internasional ini pada nantinya akan modern, hal yang menjadi masalah Untuk itulah, Jimly menekankan
dimuat dalam jurnal internasional kami utama adalah cara suatu negara dalam pentingnya pertemuan internasional untuk
yang bernama Constitutional Review, jurnal mengadopsi ide dari negara lain yang diadakan berkala guna memperkenalkan
berbahasa Inggris pertama di Indonesia terkadang tidak sesuai dengan nilai perspektif baru dari budaya konstitusi,
yang telah terindeks global yang khusus adat di negara kita. Padahal, lanjut identitas konstitusi dari setiap negara
memuat artikel-artikel terbaik di bidang Jimly, masa sekarang tidak ada negara dan bangsa.
hukum tata negara di Indonesia ataupun yang dapat menghindari dari kebiasaan Sementara itu, Wakil Ketua MK
dunia,” papar Guntur. berbagi dan menerima ide dari negara Turki Engin Yildirim yang memaparkan
Dalam kesempatan itu, MKRI yang lainnya. Menjadi tugas bersama untuk makalah tentang ”Constitutional Court
dipercaya sebagai AACC Secretariat for menjembatani nilai dan ide di balik suatu and Democracy” menguraikan bahwa
Planning and Coordination meluncurkan aturan yang diadaptasi ataupun disusun Mahkamah Konstitusi memiliki peran
laman resmi Association of Asian dalam sistem konstitusional sebuah positif dalam negara demokrasi.
Constitutional Court and Equivalent negara. Keberagaman bisa ditemukan Pengadilan yang tidak menggunakan
Institutions (AACC), yakni aacc-asia.org. dalam tradisi dan budaya kita. kekuasaannya sama merusaknya dengan
Dalam simposium internasional “Seperti keberagaman nilai tidak pengadilan yang melebihi kekuasaannya
yang bertajuk “Mahkamah Konstitusi selalu identik dengan budaya kebarat- dengan mengorbankan cabang-cabang
dan Konstitusionalisme dalam Dinamika baratan, internasionalisasi maupun lain dari pemerintah dengan cara yang
Politik”, hadir sejumah narasumber, di globalisasi dari nilai-nilai yang ada. Nilai berbahaya bagi demokrasi.
antaranya Ketua MKRI periode 2003- keberagaman bisa ditemukan dalam ”Dalam hal desain kelembagaan,
2008 Jimly Asshiddiqie, Ketua MKRI sejarah bangsa kita sendiri. Untuk Mahkamah Konstitusi dapat
periode 2008-2013 Mahfud MD, Hakim itulah, menjadi tanggung jawab dari meningkatkan kualitas demokrasi jika
Mahkamah Persekutuan Malaysia Tan hakim konstitusi, hakim lainnya serta memiliki kekuatan yang kuat, terbuka
Sri Zainun Binti Ali, Wakil Ketua MK Turki pengacara konstitusi dan sarjana hukum dan jika pengadilan memiliki legitimasi.
Engin Yildirim, dan lainnya. di seluruh dunia untuk mengembangkan Perluasan akses masyarakat kepada
jembatan intelektual antara peradaban Mahkamah Konstitusi secara langsung
berkontribusi untuk menguatkan posisi
Mahkamah Konstitusi,” terangnya.
Engin juga menerangkan bahwa
konstitusi harus dilihat lebih dari sekadar
instrumen untuk mengefektivitaskan
kebijakan public. Konstitusi, lanjutnya,
merupakan suatu instrumen mencapai
keadilan dan kebenaran. Dalam keadaan
tertentu, Mahkamah Konstitusi mencapai
otoritas moral yang menempatkannya
di atas politik dan memungkinkan
Mahkamah Konstitusi untuk membuat
keputusan yang tidak populer.
Short Course
Pada hari berikutnya, rangkaian
kegiatan ICCIS 2018 dilanjutkan dengan
HUMAS MK
HUMAS MK
penyelenggaraan negara. Untuk itulah
dibentuk peradilan konstitusi—baik
Wakil Ketua MK Turki Engin Yildirim dalam memaparkan makalah tentang ”Constitutional Court and
Democracy”. yang terpisah dari peradilan umum
ataupun yang tergabung dalam peradilan
umum—pada akhirnya menjadi tumpuan
narasumber, di antaranya Hakim hukum, yaitu tertutup secara normatif untuk mengawal prinsip negara yang
Konstitusi I Dewa Gede Palguna, Ketua tetapi secara kognitif terbuka, sehingga menganut konstitusionalisme.
MK periode 2013-2015 Hamdan Zoelva, Mahkamah Konstitusi akan bekerja di Hamdan menyebut peran lembaga
Guru Besar Fakultas Hukum UMS Aidul lingkungan politik tanpa dipengaruhi peradilan konstitusi, para hakim
Fitriaciada Azhari, dan lainnya. secara signifikan oleh faktor politik apa konstitusi serta seluruh organ yang ada di
Guru Besar Fakultas Hukum pun,” tegasnya. dalamnya menjadi sangat penting untuk
UMS Aidul Fitriaciada Azhari dalam Sementara itu, Ketua MK periode menegakkan prinsip konstitusionalisme.
makalahnya yang berjudul ” Can the 2013-2015 Hamdan Zoelva memaparkan Independensi peradilan konstitusi pada
Constitutional Court Be Free from kekuasaan yang diberikan kepada umumnya dapat terganggu atau justru
Politics?”, menguraikan bahwa Mahkamah negara (organ negara) oleh konstitusi, menjadi tidak independen jika peradilan
Konstitusi harus bebas dari politik untuk seringkali disalahgunakan oleh pemegang konstitusi berada dibawah kekuasaan
mempertahankan independensinya. kekuasaan. Kepentingan rakyat kadang atau organ politik, atau para hakimnya
Akan tetapi, lanjutnya, independensi
tersebut tidak dapat secara otomatis
dilaksanakan tanpa sistem politik yang
demokratis yang mendorong cabang-
cabang pemerintahan lainnya untuk
mengakui dan menghormati Mahkamah
Konstitusi.
”Kenyataannya, Mahkamah
Konstitusi tidak dapat sepenuhnya bebas
dari politik karena Mahkamah Konstitusi
akan berjalan dalam situasi politik.
Selanjutnya, sejalan dengan demokrasi
deliberatif, Mahkamah Konstitusi
harus responsif terhadap publik untuk
mempertahankan prinsip kedaulatan
rakyat. Oleh karena itu, Mahkamah
HUMAS MK
HUMAS MK
Asia serta kawasan-kawasan lainnya.
Karena Mahkamah Konstitusi mempunyai
Ketua MK periode 2013-2015 Hamdan Zoelva menjadi narasumber di Short Course International.
jejaring kerjasama yang erat dengan
berbagai negara dunia yang juga memiliki
didominasi oleh partisan atau anggota mengakselerasi terpenuhinya hak-hak
Mahkamah Konstitusi,” jelas Guntur.
partai politik tertentu. Oleh karena konstitusional warga negara.
Mengangkat tema “Constitutional
itu, komposisi hakim konstitusi harus Saldi juga menyampaikan bahwa
Court and Constitutionalism in Political
mencerminkan berbagai kelompok atau sistem ketatanegaraan Indonesia
Dynamics”, Call for Papers ini diikuti oleh
aliran yang ada dalam masyarakat dan telah berkembang sangat pesat pasca
20 peserta yang berasal dari berbagai
tidak hanya diduduki atau satu kelompok terjadinya reformasi konstitusi sejak
negara, diantaranya Indonesia, Australia,
tertentu. 1999 hingga 2002. Saat ini, Indonesia
Kolombia, Perancis, Jepang, Kirgizstan,
tengah memasuki fase konsolidasi
Korea, Macedonia dan Malaysia.
Call for Papers demokrasi. Dalam praktik berdemokrasi,
Salah satu peserta Kim Jin Wook
Dihari yang sama, serangkaian Indonesia menjadi negara dengan sistem
dari Mahkamah Konstitusi Korea Selatan,
kegiatan ICCIS 2018 juga berlangsung kepemiluan yang sangat kompleks. Pada
kegiatan Paper Presentation (Call for
Papers). Hakim Konstitusi Saldi Isra
membuka secara resmi kegiatan ilmiah
Paper Presentation (Call for Papers) yang
digelar pada Selasa (2/10). Dalam
sambutannya, Saldi menyampaikan
harapannya kepada para pembicara
terpilih yang terdiri dari para pakar,
peneliti senior, hingga akademisi junior,
baik yang berasal dari dalam negeri
maupun luar negeri akan terjadi transfer
of knowledge and experience di antara para
pembicara dan peserta pada kegiatan ini.
Selain itu, Saldi menekankan bahwa
perkembangan hukum, politik, dan
demokrasi di Indonesia dalam satu
dasawarsa terakhir telah banyak menjadi
HUMAS MK
HUMAS MK
Republik Turki untuk menyampaikan
materi dalam general lecture (kuliah
Salah satu peserta Call for Paper Kim Jin Wook dari Mahkamah Konstitusi Korea Selatan.
umum) bertajuk “Constitutional Court and
the Protection of Citizens Constitutional
Rights” (Mahkamah Konstitusi dan
Perlindungan terhadap Hak Konstitusional dosen pengajar hukum tata negara Mahkamah Konstitusi memiliki kode
Warga Negara) yang dilangsungkan di di FH UGM sebelum dilantik menjadi etik profesi hakim konstitusi seperti
Fakultas Hukum Universitas Gadjah hakim konstitusi menggantikan Maria di Indonesia. “Mahkamah Konstitusi
Mada, Yogyakarta, pada Selasa (2/10). Farida Indrati pada 13 Agustus 2018 Republik Turki tidak ada kode etik,” ungkap
Pada kegiatan tersebut, sekitar lalu. Pada kesempatan tersebut, Enny Enny. Dalam sesi tanya jawab, salah
150 orang mahasiswa berkesempatan Nurbaningsih menyoroti keberadaan seorang mahasiswa mengungkapkan
mempelajari mengenai Mahkamah Dewan Etik MK yang dinilainya baik. Ia apresiasinya atas kinerja Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia dan mengungkapkan bahwa tidak semua dalam menangani perkara perselisihan
Mahkamah Konstitusi Republik Turki.
Andi Sandi selaku moderator dalam kuliah
umum tersebut telah mengungkapkan
bahwa Mahkamah Konstitusi RI dan
Mahkamah Konstitusi Republik Turki
memiliki kesamaan sekaligus perbedaan.
Terkait hal tersebut, Engin Yildirim
mengungkapkan bahwa terdapat 17
(tujuh belas) hakim konstitusi di Turki.
Jumlah tersebut jelas berbeda secara
signifikan dengan Indonesia yang hanya
memiliki 9 (sembilan) hakim konstitusi.
Yildirim juga mengungkapkan bahwa
hakim konstitusi di Turki tidak dipilih
oleh Presiden, Mahkamah Agung, atau
Dewan Perwakilan Rakyat seperti yang
dipraktikkan di Indonesia.
HUMAS MK
HUMAS MK
Wakil Ketua MK Aswanto dan Hakim Mahkamah Persekutuan Malaysia Tan Sri Zainun binti Ali memberikan Kuliah Umum di Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.
pilkada. Menanggapi hal tersebut, Enny tersebut oleh pemohon dianggap Di akhir paparannya, Aswanto
mengungkapkan bahwa akan lebih dirugikan oleh berlakunya Undang- tegaskan mengenai Mahkamah Konstitusi
baik bagi Mahkamah untuk fokus pada Undang yang dimohonkan pengujian, yang mengadili pada tingkat pertama dan
kewenangan utamanya, yaitu melakukan kerugian konstitusional tersebut harus terakhir serta putusannya bersifat final.
uji undang-undang terhadap Undang- bersifat spesifik (khusus) dan aktual Selain itu, putusan Mahkamah Konstitusi
Undang Dasar 1945 (judicial review). atau setidak-tidaknya potensial yang memperoleh kekuatan hukum tetap sejak
Pada hari yang sama, MK juga menurut penalaran yang wajar dapat selesai diucapkan dalam sidang pleno
menyelenggarakan Kuliah Umum di dipastikan akan terjadi. terbuka untuk umum.
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Aswanto melanjutkan adanya Sementara, Hakim Mahkamah
Kuliah umum ini menghadirkan Wakil hubungan sebab akibat (causal verband) Persekutuan Malaysia Tan Sri Zainun
Ketua MK Aswanto dan Hakim Mahkamah antara kerugian dimaksud dengan binti Ali menjelaskan Pasal 96 tahun
Persekutuan Malaysia Tan Sri Zainun berlakunya UU yang dimohonkan 1964 menetapkan bahwa banding harus
binti Ali. pengujian, Mahkamah Konstitusi juga berasal dari Pengadilan Banding ke
Dalam paparannya, Wakil memberikan kedudukan hukum kepada Pengadilan Federal. Prasyarat dasarnya,
Ketua MK Aswanto menjelaskan organisasi non-pemerintah yang peduli antara lain permohonan banding dapat
mengenai kewenangan dan tugas terhadap isu tertentu yang berkaitan dibuat atas putusan atau perintah
Mahkamah Konstitusi di hadapan 50 dengan berlakunya UU tertentu untuk Pengadilan Tinggi manapun, sehubungan
akademisi hingga mahasiswa. Aswanto mengajukan perkara ke Mahkamah dengan penyebab perdata atau masalah
memaparkan tentang lima syarat Konstitusi, serta pembayar pajak juga yang diputuskan oleh Pengadilan Tinggi
timbulnya kerugian konstitusional, memiliki kewenangan mengajukan perkara dalam pelaksanaan yurisdiksi yang
di antaranya adanya hak dan/atau di Mahkamah Konstitusi. Timbulnya melibatkan pertanyaan tentang prinsip
kewenangan konstitusional Pemohon kedudukan hukum, dalam hal ini, akan umum yang diputuskan untuk pertama
yang diberikan oleh UUD 1945, hak dilihat dari keterkaitan antara pembayaran kalinya, kedua yakni dari keputusan apa
dan/atau kewenangan konstitusional pajak dengan ketentuan yang diuji. pun mengenai efek ketentuan Konstitusi
HUMAS MK
Dinner Internasional Symposium and
Short Course ICCIS 2018 di Candi Ratu
Boko, Yogyakarta (4/10). Sekjen MK M. Kabiro Humas dan Protokol Rubiyo, Kabag Hukum Kerjasama Luar Negeri Sri Handayani menjadi
pembicara saat Short Course International.
Guntur Hamzah yang menutup acara
tersebut menegaskan bahwa meski acara
acara International Symposium telah berakhir,
para peserta diharapkan dapat terus saling
berkomunikasi dan berbagi informasi
yang relevan. “Jadikanlah Simposium
Internasional ini untuk memperluas jaringan
lintas negara,” ujarnya.
Kegiatan ini merupakan salah
satu wujud komitmen Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia untuk terus
mengembangkan judicial dialogue dan
diskursus keilmuan di bidang hukum
dan konstitusi, baik antara Mahkamah
Konstitusi Indonesia dengan Mahkamah
Konstitusi dari negara lain maupun antara
Mahkamah Konstitusi Indonesia dengan
para akademisi dan peneliti dari berbagai
kawasan dunia. HUMAS MK
Keakraban peserta Call for Paper Dewi Nurul Savitri dari Indonesia dan Ketua MK Anwar Usman berpidato saat pembukaan ICCIS 2018.
Juan Sebastian Villamil Rodriguez dari Kolombia.
Peserta Call for Paper Stojadinovic Sonja dari Rusia. Ketua MKRI Anwar Usman didampingi istri berbincang dengan Sri Sultan
Hamengku Buwono X di Bangsal Kencana Keraton Yogyakarta.
Pemberian sertifikat kepada delegasi Syed Fadhil Hanafi Syed A Rahman Sri Sultan Hamengku Buwono X memberikan cinderamata kepada
dari Malaysia. Ketua MK Anwar Usman.
MAHASISWA UJI ATURAN PENISTAAN rumusan dikutip dan dicantumkan pada Pembukaan UUD 1945. Selain
itu, UU Parpol juga dinilai bertentangan dengan Pasal 29 ayat (1) dan
AGAMA Pasal 27 ayat (3) UUD 1945.
Lebih lanjut, Pemohon yang hadir tanpa didampingi kuasa
MAHKAMAH Konstitusi menggelar sidang perdana pengujian
hukum, menyebut implementasi UU a quo identik dengan meniadakan
Undang-Undang Nomor 1/PNPS/Tahun 1965 tentang Pencegahan
hak konstitusional para Pemohon sebagai warga negara dan sebagai
Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama (UU Penodaan Agama)
generasi penerus bangsa. Pemohon pun mendalilkan Indonesia tidak
pada Rabu (19/9) di Ruang Sidang Panel MK. Para Pemohon yang
bernegara atas dasar hukum liberalisme kedaulatan rakyat, demokrasi
merupakan mahasiswa atas nama Zico Leonard Djagardo Simanjuntak
ataupun partai politik.
(Pemohon I) dan Aisyah Sharifa (Pemohon II) menyatakan Pasal 4 UU
“Untuk itu, meminta agar Mahkamah menyatakan UU Nomor
Penodaan Agama berpotensi merugikan hak konstitusionalnya.
2 Tahun 2011 tentang Partai Politik (Lembaran Negara Republik
Dengan adanya pasal a quo, lanjut Zico, memungkinkan setiap
Indonesia Tahun 2011 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik
orang yang menganut agama tertentu untuk menyalahkan agama
Indonesia Nomor 5189) bertentangan dengan UndangUndang Dasar
lain yang tidak dianggap benar olehnya. Padahal setiap agama
1945 dan tidak mempunyai kekuatan mengikat,” tegas Siti saat
pada dasarnya memang berbeda-beda dan setiap agama dianggap
membacakan petitum. (Arif/LA)
benar oleh pengikutnya masing-masing. “Dengan demikian, pasal a
quodapat digunakan orang-orang yang tidak mengerti agamanya
sendiri untuk menuduh orang lain melakukan penistaan agama,” ujar
Zico dalam perkara yang teregistrasi Nomor 76/PUU-XVI/2018.
Untuk itulah, dalam petitumnya, Pemohon meminta agar
Majelis Hakim Konstitusi menyatakan Pasal 4 Undang-Undang Nomor
1/PNPS/Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/
atau Penodaan Agama bertentangan dengan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Selain itu, Pemohon meminta
agar Pasal 4 Undang-Undang Nomor 1/PNPS/Tahun 1965 tentang
Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama dinyatakan
tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat dengan segala
akibat hukumnya. (Sri Pujianti/LA)
RECEP KAPLAN
JUDGE RAPPORTEUR MAHKAMAH KONSTITUSI TURKI
MK TURKI BERTUGAS MELINDUNGI HAK
DAN KEBEBASAN MASYARAKAT
Mahkamah Konstitusi Turki menjadi salah satu undangan pada acara Internasional yang
diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi Indonesia, yakni The 2nd Indonesian Constitutional Court
International Symposium (ICCIS 2018) yang diselenggarakan di Yogyakarta pada 1-4 Oktober 2018.
Majalah Konstitusi berkesempatan mewawancarai JR Mahkamah Konstitusi Turki, Recep Kaplan
tersebut. Berikut ini kutipan wawancara yang dilakukan di Hotel Tentrem, Yogyakarta dan telah
disesuaikan ke dalam bahasa Indonesia.
Bagaimana Sistem MK Turki dalam
melindungi hak konstitusional
warganya?
Mahkamah konstitusi dibentuk
untuk meletakkan prinsip supremasi
konstitusi ke dalam tindakan secara
efektif. Dengan kata lain, pengadilan
konstitusional dimaksudkan sebagai
lembaga yang diberdayakan untuk
mengawasi apakah peta kekuasaan
pemerintah dilanggar atau tidak, dengan
maksud tersebut yakni untuk melindungi
hak dan kebebasan konstitusional.
Merupakan tugas utama pengadilan
konstitusional untuk melindungi hak
dan kebebasan terhadap ancaman dan
berkontribusi terhadap pendalaman dan
penguatan masyarakat. Hak-hak dan
kebebasan ini, yang kami maksud untuk
melindungi, memiliki efek yang penting
untuk memastikan konsistensi damai
seluruh umat manusia. Sudah menjadi
tugas kita untuk menjunjung nilai-nilai
universal untuk menegakkan keadilan
konstitusional.
P
emohon I sampai dengan dengan Pemohon X perihal pertentangan untuk bertindak di dalam dan di luar
Pemohon X mendalilkan Pasal 222 UU Pemilu dengan UUD 1945, pengadilan, sementara itu Pimpinan
dirinya sebagai perseorangan Pemohon I sampai dengan Pemohon X Pusat diwakili oleh Ketua Umum,
warga negara Indonesia. telah dengan jelas menguraikan secara in casu Dahnil Anzar Simanjuntak,
Dalam kedudukan demikian, Pemohon spesifik hak konstitusionalnya yang sehingga menurut Pemohon XI Dahnil
I sampai dengan Pemohon X meng menurut mereka dianggap dirugikan Anzar Simanjuntak berwenang mewakili
anggap hak konstitusionalnya sebagai oleh berlakunya Pasal 222 UU Pemilu di Pemohon XI untuk bertindak sebagai
perseorangan WNI dirugikan oleh mana kerugian dimaksud jelas hubungan Pemohon dalam Permohonan a quo.
berlakunya norma Pasal 222 UU Pemilu kausalnya dengan norma undang- Dengan mempertimbangkan
a quo, khususnya frasa “yang memenuhi undang yang dimohonkan pengujian (in aktivitas Pemohon XI dan ketentuan
persyaratan perolehan kursi paling sedikit casu Pasal 222 UU Pemilu) dan telah dalam Anggaran Dasar Pemohon XI
20% (dua puluh persen) dari jumlah kursi jelas pula bahwa apabila Permohonan serta kenyataan bahwa Pemohon XI
DPR atau memperoleh 25% (dua puluh a quo dikabulkan maka kerugian hak sebelumnya telah pernah diterima
limar persen) dari suara sah secara konstitusional dimaksud tidak akan kedudukan hukumnya sebagai Pemohon
nasional pada Pemilu anggota DPR atau tidak lagi terjadi. Oleh karena dalam pengujian undang-undang di
sebelumnya.,” sedangkan Pemohon XI, itu Mahkamah berpendapat bahwa Mahkamah Konstitusi dalam status
Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah, Pemohon I sampai dengan Pemohon yang sama, Mahkamah berpendapat
mendalilkan dirinya sebagai badan hukum X memiliki kedudukan hukum untuk Pemohon XI memiliki kedudukan hukum
publik dan Pemohon XII, PERLUDEM, bertindak sebagai Pemohon dalam untuk bertindak sebagai Pemohon
mendalilkan dirinya sebagai organisasi Permohonan a quo. dalam Permohonan a quo;
non-pemerintah yang kegiatannya Pemohon XI, Pengurus Pusat ‘Pemohon XII, PERLUDEM,
mendorong pelaksanaan Pemilu yang Pemuda Muhammadiyah, mendalilkan mendalilkan dirinya sebagai organisasi
demokratis dengan menggunakan dirinya sebagai badan hukum publik. non-pemerintah yang kegiatannya
lembaganya sebagai sarana untuk Pemohon XI mendalilkan bahwa sebagai mendorong pelaksanaan Pemilu yang
meng ikutsertakan sebanyak mungkin organisasi non-pemerintah, sejak demokratis dengan menggunakan
anggota masyarakat dalam mewujudkan didirikan sampai saat ini aktif dan terus- lembaganya sebagai sarana untuk
Pemilu yang demokratis di Indonesia. menerus melakukan kegiatan di bidang mengikutsertakan sebanyak mungkin
Oeh karena permohonan para Pemohon keagamaan, kemanusiaan, kepemiluan, anggota masyarakat dalam mewujudkan
adalah permohonan untuk menguji advokasi kebijakan pemerintahan dalam Pemilu yang demokratis di Indonesia,
konstitusionalitas norma Undang- konteks berbangsa dan bernegara sebagaimana tercermin dalam Anggaran
Undang, in casu Pasal 222 UU melalui gerakan jihad konstitusi dengan Dasar Pemohon XII (Vide Bukti P-24).
Pemilu terhadap UUD 1945, maka mengajukan permohonan uji materi Pemohon XII dalam hal ini diwakili oleh
Mahkamah berwenang untuk mengadili berbagai undang-undang. Berdasarkan Titi Anggraini selaku Direktur Eksekutif
Permohonan a quo. Pasal 7 angka 1 huruf e Anggaran Dasar PERLUDEM yang berdasarkan Pasal
Terlepas dari terbukti atau tidak Pemohon XI, Pengurus Pusat Pemuda 16 angka 5 Akta Pendirian PERLUDEM,
terbuktinya dalil Pemohon I sampai Muhamaddiyah mewakili organisasi yang merupakan Anggaran Dasarnya,
H
abib Aboe Bakar Alhabsyi, dengan sapaan
akrabnya Habib. Pria kelahiran Jakarta, 15
Oktober 1964 ini termasuk satu dari politisi
DPR yang pintar. Meski berlatar belakang
pendidikan ekonomi, namun tak menyurutkan niatnya dalam
menggeluti bidang hukum. Di jalur politik, ia memaknainya
sebagai upaya berdakwah, saat seperti bertugas di Komisi
Hukum, baginya menjadi komisi yang tepat dengan karakter
dirinya.
Selain sibuk di dunia politik, Ayah empat anak ini
juga cukup terampil dalam meluangkan waktu bersama
keluarganya. “Ya ngajak keluarga jalan, jalan dalam artian
mencari suasana lain atau kebersamaan karena jadwal saya
yang begitu padat begitu. Sehingga bertemu dengan anak dan
keluarga itu kita ajak makan bersama. Ya sambil kuliner lah,
jalan sama anak-anak, nginep dimana gitu,” ucapnya
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar
Al Habsyi mengakui memiliki hobi renang dan jalan santai
seminggu sekali. “memaksimalkan rutin juga untuk gerakin
badan aja, itu sudah mutlak kalau olahraga, kalau tidak
olahraga muka saya gak fresh,” akunya kepada redaksi Majalah
Konstitusi beberapa waktu silam.
BAYU WICAKSONO
P
enyanyi Lea Simanjuntak mendapat
kesempatan naik panggung di hadapan
tamu-tamu kenegaraan Internasional di
acara Internasional Mahkamah Konstitusi.
Penyanyi berdarah batak tersebut mengaku banyak
mendapat pujian saat tampil di Gala Dinner ICCIS
2018. Terlebih ia menyanyi bersama di antara Hakim
Konstitusi maupun Delegasi Simposium Internasional,
Short Course serta Call for Paper.
“Kesan dan pesannya saya sih bangga sekali ya
terpilih, kalau kesan-kesan saya selalu berpikir kalau
orang-orangnya bakal serius dan susah untuk diajak
semangat gitu, tapi ternyata mereka juga asik ketika
disodorin mic untuk nyanyi bareng,” ungkapnya saat
ditemui usai menyanyi di Gala Dinner Hotel Tentrem,
Yogyakarta, Senin (1/10).
Penampilan di acara Internasional tersebut
diakuinya sangat berbeda dari acara-acara sebelumnya
ketika ia menyanyi, karena menyanyi di acara
MK diakuinya sangat memberikan ruang untuk
mengekpresikan bernyanyi bersama penonton dan
mengeksplorasi suaranya.
Penyanyi yang lahir di Singapura tersebut
menjadi penampil yang memukau para delegasi dalam
acara Gala Dinner ICCIS 2018. Bukan main, senang
bercampur rasa deg-degan penyanyi bersuara sopran
ini kala menyanyi malam itu. Apalagi, Lea didaulat
melantunkan lagu The Power of Love, Dibawah Sinar
Bulan Purnama, I have Nothing, We Are The World
hingga Meraih Bintang ost Asian Games 2018. Alhasil,
panggung dalam perhelatan berkelas itu menggelegar
dengan suara nada tinggi dan merdu si penyanyi
berciri khas Seriosa tersebut.
Uniknya, Lea yang didaulat sebagai perwakilan
penyanyi Tanah Air untuk penampil di hadapan
delegasi luar negeri tersebut, tetap menunjukkan
identitasnya sebagai anak bangsa, dengan
mengenakan kebaya.
BAYU WICAKSONO
APLIKASI ANOTASI MK
A
plikasi anotasi merupakan
kumpulan undang-undang yang
pernah dibatalkan MK beserta
perubahan pasalnya.
Aplikasi ini dapat diakses melalui
laman website MK . Caranya dengan
mengklik tombol yang bertuliskan anotasi
pada bagian sebelah kanan laman
website. Setelah daftar anotasi muncul,
pengunjung web dapat mengklik link
judul anotasi . Dari sini, file anotasi
akan ditampilkan pada layar komputer
berikut di dalamnya terdapat link putusan
MK yang terkoneksi dengan putusan –
putusan MK yang berhubungan dengan
undang – undang (UU) yang sudah
diunggah ke laman website MK.
Setelah link putusan pada anotasi
diklik, maka akan muncul file putusan
MK yang berhubungan dengan undang
– undang tersebut yang telah diunggah
di laman website MK
Aplikasi ini diluncurkan Ketua MK
periode lalu, Arief Hidayat, Rabu (14/2)
Sekjen MK M. Guntur Hamzah Dikutip dari buku panduan tentang
di Jakarta bersamaan dengan aplikasi
menyatakan, Mahkamah Konstitusi aplikasi milik MK , pemanfaatan Teknologi
lain seperti SIMPEL, E-BRPK, e-Minutasi,
sebagai peradilan di jaman serba canggih Informasi Komunikasi (TIK) merupakan
tracking perkara, Live Streaming, serta
dituntut untuk senantiasa berbenah diri salah satu upaya nyata untuk mewujudkan
Layanan Persidangan Jarak Jauh. Delapan
agar mengikuti tren kekinian. Terlebih lagi, administrasi lembaga peradilan yang
aplikasi yang ada berbasis pada Information
MK memiliki visi, “Mengawal Tegaknya modern dan terpercaya. Definisi modern
Communication and Technology (ICT).
Konstitusi Melalui Peradilan Konstitusi dikaitkan dengan penerapan prinsip
yang modern dan terpercaya”. – prinsip organisasi dan manajemen
Wujudkan Visi MK
“Dalam konteks ini, kata ‘modern’ modern serta penggunaan sarana/
Aplikasi ini merupakan salah satu
memiliki dua makna, yaitu modern prasarana pendukung berbasis TIK dalam
upaya untuk mewujudkan Visi MK
dalam arti pola pikir dan modern penyelenggaraan manajemen lembaga
“Mengawal Tegaknya Konstitusi Melalui
dalam arti teknologi. Modern dalam peradilan MK.
Peradilan Modern dan Terpercaya.” Hal
arti pola pikir menegaskan bahwa Sementara definisi terpercaya,
demikian menuntut MK melakukan tata
pengelolaan peradilan saat ini dikelola dikaitkan dengan upaya mewujudkan
kelola lembaga peradilan yang efektif,
secara profesional, akuntabel, dan tata kelola lembaga peradilan yang
efisien, transparan, dan akuntabel. Dari
transparan dengan memperhatikan sesuai dengan aturan hukum dan
sini, MK mengoptimalkan penggunaan
kebutuhan masyarakat pencari keadilan, prinsip keadilan. Pemanfaatan TIK di
teknologi, informasi, dan komunikasi
sehingga pelayanan terbaik dapat kita MK terwujud dalam sistem terpadu
untuk mencapai visi lembaga yang telah
berikan. Sementara itu ‘modern’ dalam agar dapat memberikan layanan yang
dicanangkan
arti teknologi menyirat makna bahwa partisipatif dan interaktif dalam rangka
Pemanfaatan aplikasi anotasi juga
pengelolaan administrasi umum dan transparansi dan akuntabilitas pada
bisa dimaknai untuk mewujudkan tata
administrasi yustisial serta pelayanan publik. Hal tersebut secara garis besar
kelola lembaga peradilan yang efektif,
kepada masyarakat harus dikemas terbagi dalam tiga kelompok sistem
efisien, transparan, dan akuntabel. Dari
melalui pendekatan teknologi yang yakni sistem administrasi umum, sistem
sini, MK mengoptimalkan penggunaan
memudahkan akses masyarakat kepada administrasi layanan peradilan, dan
teknologi, informasi, dan komunikasi
peradilan dan keadilan,” ujar Guntur saat sistem administrasi layanan publik.
secara lebih mendalam.
peluncuran aplikasi, Rabu (14/2). ARIF SATRIANTORO
M
ahkamah Konstitusi dengan Memperkokoh NKRI acara tersebut. Dalam penyampaiannya
misinya yaitu membangun Mahkamah Konstitusi menggelar Palguna menyebutkan bahwa semangat
sistem peradilan konstitusi kegiatan Pekan Konstitusi dengan tema yang terkandung dalam UUD 1945
yang mampu mendukung “Tegakkan Hukum dan Konstitusi untuk adalah semangat Kebangsaan Indonesia
penegakan konstitusi dan meningkatkan Memperkokoh Kesatuan NKRI” bekerja sebagaimana diproklamasikan pada 17
pemahaman masyarakat mengenai sama dengan Universitas Udayana. Agustus 1945 yang diturunkan dari pidato
hak konstitusi warga negara, pada Acara rutin tahunan yang dilaksanakan Bung Karno pada 1 Juni 1945. Selain itu,
September 2018 menggelar berbagai MK ini diisi dengan berbagai kegiatan, di Palguna juga menuturkan bahwa dalam
kegiatan untuk mengonkretkan misi antaranya Lomba Cerdas cermat Tingkat paham Kebangsaan Indonesia tersebut
tersebut. Ketua, Wakil, dan Hakim SMP, kuliah umum dan seminar nasional, tertanam Pancasila sebagai dasar negara.
Konstitusi hadir sebagai narasumber Lomba Pidato Hukum Konstitusi, dan Hal tersebut menjadikan Pancasila
dalam berbagai kegiatan mulai dari Lomba Karya Tulis Ilmiah Konstitusi. sekaligus merupakan ideologi negara.
kuliah umum, seminar nasional, hingga Kegiatan ini juga diselenggarakan Dalam kesempatan tersebut
pendidikan dan pelatihan bidang hukum bertepatan dengan peringatan HUT Palguna juga membahas mengenai
dan peradilan di Indonesia. Kegiatan- Universitas Udayana ke-56. salah satu kewenangan Mahkamah
kegiatan tersebut diselenggarakan dengan Dalam kegiatan yang berlangsung Konstitusi (MK), yakni pengujian
menggandeng berbagai universitas serta pada Kamis-Sabtu (6-8/9) ini Hakim undang-undang terhadap UUD 1945.
lembaga-lembaga negara dalam upaya Konstitusi I Dewa Gede Palguna mengisi Undang-undang sebagai implementasi
menegakkan konstitusi negara. kuliah umum sekaligus membuka UUD 1945 merupakan bagian integral
peninjauan kembali, tapi kalau sudah Siregar tersebut membahas perihal cara addendum,” ujar pria kelahiran
diputus MK, maka semuanya selesai,” isu-isu konstitusional ketatanegaraan Tarutung yang juga merupakan alumnus
jelasnya. yang tidak dapat dilepaskan dari Universitas Sumatera Utara (USU).
Selain itu, Anwar pun menyempaikan peran Mahkamah Konstitusi sebagai Sementara itu, Rektor UMA
mengenai satu kewajiban MK, yakni pengawal konstitusi dan demokrasi menyambut baik kegiatan ilmiah ini dalam
memutus pendapat DPR tentang dalam sistem ketatanegaran Indonesia. rangka transformasi perkembangan terkini
pelanggaran yang dilakukan oleh presiden Hal mengenai latar belakang munculnya ketatanegaraan Indonesia serta sepak
atau wakil presiden yang biasa dikenal gagasan constitutional review di Indonesia terjang MK dalam menegakkan konstitusi.
dengan istilah impeachment. Menurutnya, yang kemudian melahirkan MK sebagai Hal yang sama juga diungkapkan oleh
proses ini dilakukan dengan mekanisme anak kandung reformasi serta upaya Dekan FH UMA juga mengucapkan terima
yang cukup sulit agar presiden tidak mencegah adanya pemakzulan yang tidak kasih atas kesediaan hakim konstitusi
mudah dijatuhkan oleh MPR dan DPR. sejalan dengan UUD 1945. hadir secara langsung memberikan
Jika ada pengajuan dari DPR kepada Manahan menambahkan bahwa pencerahan kepada mahasiswa hukum
MK tentang perkara tersebut, harus di peran MK juga sangat strategis dalam FH UMA.
dukung oleh sekurang-kurangnya 2/3 menyelesaikan sengketa kewenangan
dari jumlah anggota. Kemudian apabila antara lembaga negara, perselisihan hasil Kebijakan Moderasi Pidana Mati
MK memutuskan bahwa Presiden dan/ pemilihan umum serta pembubaran partai Wakil Ketua Mahkamah
atau Wakil Presideng terbukti melakukan politik. “MK memiliki peran yang sangat Konstitusi (MK) Aswanto membuka
pelanggaran hukum, maka DPR akan penting dalam proses penyelenggaraan acara Seminar Nasional yang bertema
menyelenggarakan sidang paripurna negara, ia menjadi garda terdepan Kebijakan Moderasi Pidana Mati yang
untuk meneruskan usul pemberhentian dalam penjaga konstitusi dan ideologi diselenggarakan di Aula serba guna
kepada Majelis Permusyawaratan negara,” ungkap mantan hakim karier Fakultas Hukum Universitas Padjajaran
Rakyat (MPR). Anwar menambahkan, di Pengadilan Negeri (PN) Kabanjahe Bandung pada Jumat (14/9). Dalam acara
keputusan atas usul pemberhentian 1986 ini. tersebut, Aswanto juga menjadi keynote
harus diambil dalam rapat MPR yang Selain membahas tentang MK, speaker bersama narasumber lainnya, di
dihadiri oleh minimal ¾ dari jumlah dalam kaitannya dengan aspek historis antaranya Hakim Konstitusi I Dewa Gede
anggota dan disetujui oleh minimal amandemen konstitusi, Manahan Palguna, Mantan Ketua MA Bagir Manan,
2/3 dari jumlah yang hadir. “MK wajib menjabarkan bahwa tujuan perubahan juga Komariah Emong Sapardjaya.
memeriksa dan memutus pendapat DPR Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang Dalam pemaparannya, Aswanto
mengenai usulan dugaan pelanggaran sudah dilakukan sebanyak empat kali, menerangkan bahwa pidana hukuman
oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden yaitu menyempurnakan aturan dasar mati sudah diputuskan MK pada Putusan
tersebut paling lama sembilan puluh hari mengenai tatatanan negara, kedaulatan MK Nomor 2 dan 3/PUU-V/2007. Dalam
setelah diajukan,” imbuhnya. rakyat, hak asasi manusia (HAM), putusan tersebut, MK menyatakan
pemisahan kekuasaan, kesejahteraan bahwa pidana mati tidak bertentangan
Penjaga Konstitusi dan Ideologi Negara sosial, eksistensi negara demokrasi dengan Pasal 28 UUD 1945. MK juga
Di Fakultas Hukum Universitas dan negara hukum. Kemudian hal-hal menguraikan bahwa pidana mati bukan
Medan Area (UMA) pada Jumat (7/9) lain yang sesuai dengan perkembangan lagi merupakan pidana pokok, melainkan
Hakim Konstitusi Manahan Sitompul aspirasi dan kebutuhan bangsa. sebagai pidana yang bersifat khusus
memberikan kuliah umum yang diikuti “Dalam Perubahan UUD 1945, ada dan alternatif. Aswanto menambahkan
sekitar seratus mahasiswa. Acara ini enam kesepakatan yang harus dipatuhi, pidana mati tidak dapat dijatuhkan
dibuka oleh Rektor UMA Dadan Ramdan yakni tidak mengubah Pembukaan terhadap anak yang belum dewasa,
dan dihadiri pula oleh Wakil Rektor Bidang UUUD 1945, tetap mempertahankan perempuan hamil hingga perempuan
Akademik Siti Mardiana, Dekan FH UMA Negara Kesatuan Republik Indonesia tersebut melahirkan atau terpidana yang
Rizkan Zulyadi, dan para wakil dekan (NKRI), mempertegas sistem presidensiil, mengalami gangguan kejiwaan hingga
serta dosen FH UMA. penjelasan UUD 1945 yang memuat hal- gangguan kejiwaannya sembuh.
Kuliah umum yang dipandu oleh hal normatif dimasukkan ke dalam pasal- MMA/DEDY/HIDAYAT/LA
Wakil Direktur III Pascasarjana Taufik pasal, dan perubahan dilakukan dengan
K
etua Mahkamah Konstitusi Anwar
Usman menjadi pembicara dalam
kuliah umum Sekolah Tinggi
Agama Islam (STAI) Al Amin,
Dompu, Bima pada Kamis (23/8). Dalam
kesempatan tersebut, Anwar memaparkan
mengenai kewenangan dan kewajiban MK
menurut UUD 1945.
Anwar menjelaskan sesuai
dengan Pasal 24C UUD 1945, MK
memiliki empat kewenangan dan satu
kewajiban. Kewenangan yang paling
sering dilaksanakan oleh MK, menurut
Anwar, adalah pengujian undang-undang
terhadap UUD 1945. Ia mencontohkan
banyaknya putusan pengujian undang-
undang yang mempengaruhi kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Anwar memisalkan Putusan MK yang
menyatakan jabatan wakil menteri parpol dapat dibubarkan oleh presiden Ibrahim AS dan keluarganya. Ia mengajak
inkonstitusional. tanpa melalui proses peradilan, Anwar masyarakat untuk introspeksi diri
“Dengan adanya putusan tersebut, menyebut kini MK memiliki kewenangan mengenai pengorbanan yang dilakukan
11 wakil menteri diberhentikan kala untuk membubarkan parpol. MK dapat bagi bangsa dan negara.
itu. Dan putusan MK bersifat final dan membubarkan parpol yang menganut “Dari gambaran perjuangan dan
tidak ada upaya hukum lagi berbeda sistem marxisme, komunisme atau yang pengorbanan para nabi, terutama Nabi
dengan putusan pengadilan negeri atau bertentangan dengan Pancasila dan UUD Ibrahim AS dan keluarganya, seharusnya
pengadilan agama yang masih bisa 1945. menimbulkan pertanyaan dari lubuk
dibanding ke Mahkamah Agung melalui Anwar pun menyampaikan sanubari kita, bagaimana bila itu terjadi
kasasi atau peninjauan kembali,” jelasnya mengenai satu kewajiban MK, yakni pada diri dan keluarga kita. akankah kita
di hadapan sejumlah mahasiswa. memutuskan pendapat DPR tentang sanggup untuk melaksanakannya? Mari
Selain menguji undang-undang pelanggaran yang dilakukan oleh presiden sejenak kita bermuhasabah, merenung
terhadap UUD 1945, MK juga memiliki atau wakil presiden atau lebih dikenal dan berintrospeksi diri, lebih-lebih lagi,
kewenangan menyelesaikan sengketa dengan pemakzulan atau impeachment. bila kita kaitkan dengan pengorbanan
antarlembaga negara yang kewenangannya Menurut Anwar, pemakzulan dilakukan dalam bentuk lain, misalnya sejauhmana
diatur dalam UUD 1945. “Misalnya, tiba- dengan mekanisme yang agak sulit agar kita mau berkorban demi bangsa dan
tiba presiden mengeluarkan putusan kasasi, presiden tidak mudah dijatuhkan oleh negara, termasuk untuk kemajuan Kota
padahal menurut UUD 1945, kewenangan MPR dan DPR. Bima yang kita cintai. Perkembangan,
memutus putusan kasasi adalah milik pembangunan, dan kemajuan Kota Bima,
Mahkamah Agung. Setelah dibawa ke MK dan Khutbah Idul Adha memerlukan pemikiran dan tindakan
dilihat kepada Undang-Undang Dasar 1945. Sebelumnya, Anwar memberikan kita bersama untuk mewujudkannya,
Hal ini tidak benar, maka MK mengeluarkan khutbah pada sholat Hari Raya Idul Adha selain tentunya memberikan dukungan
putusan bahwa presiden tidak boleh lagi 1439 H pada Rabu (22/8) di Desa Lanta, terhadap program pemerintah daerah.
melakukan putusan kasasi,” jelasnya. Kecamatan Lambu, Bima, Nusa Tenggara Dengan demikian, impian kita untuk
Kemudian, Anwar menjelaskan Barat. Dalam khutbahnya, Anwar menjadikan Bima sebagai kota yang
mengenai kewenangan MK dalam menekankan mengenai perjuangan dan bersih dan indah, dapat terwujud menjadi
membubarkan partai politik. Jika dulu pengorbanan para nabi, terutama Nabi kenyataan,” tandasnya.
LULU/AGUNG
M
ahkamah Konstitusi right). Ia menyampaikan beberapa contoh Sementara itu, Kepala Bagian
b e ke r j a s a m a d e n g a n kasus perlindungan hak konstitusional Hukum Tata Negara Universitas Lampung
Fakultas Hukum warga negara yang pernah ditangani Budiyono menyampaikan pentingnya
Universitas Lampung oleh MK, seperti Putusan MK yang perlindungan atas hak konstitusional
menyelenggarakan acara sosialisasi membolehkan pemilih menggunakan KTP warga negara karena hak tersebut
Peningkatan pemahaman masyarakat untuk memilih walaupun tidak terdaftar merupakan hak dasar warga negara.
tentang penegakan hak konstitusional di Daftar Pemilih Tetap. Hak tersebut rentan untuk dilanggar
warga negara pada Selasa (28/8). Kegiatan Suhartoyo juga menyampaikan pemenuhannya dan sebagai salah satu
ini untuk meningkatkan pemahaman bahwa siapapun yang merasa hak bentuk pemenuhan kedaulatan rakyat.
masyarakat terhadap tugas pokok dan konstitusionalnya terlanggar bisa Sesi diskusi yang dipandu oleh
fungsi Mahkamah Konstitusi (MK) serta mengajukan pengujian undang-undang moderator Ahmad Soleh berjalan cukup
hak-hak konstitusional masyarakat yang (judicial review) ke Mahkamah Konstitusi menarik karena para peserta cukup
telah dijamin oleh UUD 1945. sepanjang ia meyakini adanya pelanggaran antusias membahas beberapa kasus
Dalam acara yang berlangsung di tersebut. Ia memberikan contoh saat yang terkait dengan hak konstitusional
Ruang Rapat Dekan Fakultas Hukum Unila seorang satpam berjuang seorang diri warga negara yang dilanggar dan dampak
tersebut, Hakim Konstitusi Suhartoyo mengajukan permohonan pengujian UU dari beberapa Putusan Mahkamah
menyampaikan tentang peran Mahkamah ketenagakerjaan dan permohonannya Konstitusi dalam kehidupan bernegara.
Konstitusi sebagai penjaga hak asasi tersebut dikabulkan seluruhnya oleh SH/LA
MK Korea Selatan Internasional yang mengambil tema Constitutional Justice. Rubiyo memaparkan
Tanggung Jawab
Kelancaran Pemilu
2019
M A H K A M A H Konstitusi memiliki
kepentingan dan tanggung jawab besar
untuk kelancaran dan kesuksesan
penyelenggaraan Pilkada dan Pemilu
2019. Sebab, sebagai benteng terakhir
hukum dan demokrasi, MK menjadi
pemutus dari sengketa-sengketa politik.
Sengketa politik harus selesai di hadapan
hukum sehingga demokrasi konstitusional
berkeadilan dapat diwujudkan. Demikian
d i s a m p a i ka n S e k ret a r i s Je n d e r a l
Mahkamah Konstitusi M. Guntur Hamzah
pada saat membuka Seminar Nasional nasional ini diselenggarakan atas kerja FH UNDIP Lita Tyesta ALW, Guntur
“Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2018 sama MK dan FH Universitas Diponegoro memberikan pandangan dari perspektif
dan Tantangan Menghadapi Pemilihan pada Kamis (6/9) di Semarang. Pada MK sebagai benteng terakhir hukum
Umum Serentak Tahun 2019”. Seminar sesi pemaparan yang dipandu Dosen dan demokrasi. Guntur menerangkan,
Tanggung Jawab pada saat membuka Seminar Nasional semata-mata soal perselisihan hasil.
S
alah satu hak politik warga mencapai 95%, Ischenko unggul, namun dalam pemilihan, antara lain manipulasi
negara adalah hak untuk memilih menjelang akhir penghitungan suara terhadap hasil penghitungan suara,
(right to vote). Hak ini adalah (99%) tiba-tiba Tarasenko unggul setelah pemaksaan untuk memilih, pembelian
hak asasi yang dilindungi oleh bertambah lebih dari 13 ribu suara. suara, dan pengisian kotak suara.
konstitusi negara. Hak ini dilaksanakan, Hasil penghitungan suara menyatakan Kasus semacam itu tidak hanya
salah satunya, dalam pemilihan kepala Ta r a s e n ko m e n d a p a t ka n 4 9 , 5 5 % terjadi di Rusia. Pada pemilihan gubernur
daerah dan wakil kepala daerah. Namun, suara dan Ischenko meraih 48,06%. Provinsi Tucumán, Argentina pada 23
pemilihan kepala daerah tidak selalu Krai Primorsky mendatangi komisi Agustus 2015 kandidat Juan Manzur,
berjalan lancar. Berbagai masalah sering khusus Komisi Pemilihan Pusat pada 19 mantan Menteri Kesehatan, menang
mewarnai pelaksanaan pemilihan kepala September untuk menyampaikan keluhan dengan selisih suara cukup besar (sekitar
daerah. mengenai pelanggaran dalam pemilihan. 11%). Akan tetapi rivalnya, José Cano,
Belum lama ini, Krai Primorsky Komisi tersebut hanya memberikan memprotes hasil pemilihan tersebut
(salah satu wilayah dari 88 subjek Federasi rekomendasi karena pemilihan gubernur dengan alasan banyak terjadi kecurangan.
Rusia) mengadakan pemilihan gubernur berada dalam wewenang Komisi Pihaknya mengajukan gugatan ke
pada 9 September 2018 yang diikuti oleh Pemilihan Daerah. Sebagian besar Pengadilan Administrasi Provinsi
lima kandidat. Karena tidak tercapai suara anggota Komisi Pemilihan Primorsky Tucumán, yang pada 16 September 2015
mayoritas, diadakanlah pemilihan putaran pada 20 September memutuskan memutus pembatalan hasil pemilihan
kedua pada 16 September 2018 yang pembatalan hasil pemilihan putaran 23 Agustus dan memerintahkan PSU.
diikuti oleh dua kandidat dengan jumlah kedua tersebut dan memerintahkan Akan tetapi, putusan tersebut akhirnya
suara terbanyak, yaitu Andrey Tarasenko pemilihan suara ulang (PSU) tiga bulan dibalik oleh Mahkamah Agung Provinsi
dari Partai Rusia Bersatu dan Andrey setelah pemilihan tersebut atau sebelum Tucumán pada 21 September 2015,
Ischenko dari Partai Komunis. Putaran 16 Desember 2018. Putusan ini didukung yang mengesahkan hasil pemilihan
kedua mendapat perhatian besar dari oleh Komisi Pemilihan Pusat, yang yang dimenangkan oleh Juan Manzur.
publik karena ketika penghitungan suara menyatakan adanya berbagai kecurangan Juan Manzur pun dikukuhkan sebagai
berkat suara absentee. Carollo menggugat di Indonesia. Lima perkara berujung Sumber:
pada putusan MK yang memerintahkan McCauley, W. T. (2000). Florida Absentee
hasil pemilihan tersebut ke Circuit Court
Voter Fraud: Fashioning an Appropriate
for the Eleventh Judicial Circuit of Florida pelaksanaan PSU. Judicial Remedy. University Miami Law
(pengadilan tingkat pertama) dengan Putusan-putusan tersebut adalah Review, 625, 625–664. http://repository.
law.miami.edu/umlr/vol54/iss3/6
alasan kecurangan suara absentee. Pada putusan Nomor 8/PHP.KOT-XVI/2018
Bergstresser, H. (2017). A decade of Nigeria:
3 Maret 1998, pengadilan memutuskan mengenai Perselisihan Hasil Pemilihan Politics, economy and society 2004-
2016. Leiden; Boston: Brill.
MK RUSIA,
PERJUANGAN UNTUK TETAP ADA
M
Peneliti Mahkamah Konstitusi
S
o nt ol oy o” m enja d i kat a ketidaksetujuannya dengan Putusan MK “Unworthy would be a judicial
ya ng p o p u l er d ig u na ka n yang melarang calon anggota DPD tidak response to just cave in to the
belakangan ini. Tidak hanya boleh berasal dari partai politik (Putusan pressure and to do exactly what
oleh Presiden Joko Widodo Nomor 30/PUU-XVI/2018). the politicians, editorialists or
yang melayangkannya kepada Sebaga i s ebua h lem baga ya ng other powerful interests want. This
p olitikus (Kompa s.com, 23/10/2018), mengha sil ka n kepu t us a n, MK pa s t i would be a complete abdication of
istilah tersebut juga digunakan oleh Effendi menyadari dan mempertimbangkan betul the judicial function. It would be
Gazali terhadap majelis hakim Mahkamah pengaruh dan konsekuensi dari keputusan out of line with constitutional and
Konstitusi (CNN Indonesia, 25/10/2018). ya ng dia m bil. MK juga m ema ha m i legal requirements...”
Gazali adalah pemohon yang mengajukan bahwa ada dukungan maupun penolakan Di Amerika Serikat, mekanisme
perkara gugatan ambang batas pencalonan atas keputusan tersebut. Hal demikian menyampaikan kritik terhadap pengadilan
Presiden (presidential threshold) (Perkara merupakan keniscayaan, tidak hanya di diatur dalam Model Rules of Professional
Nomor 54/ PUU-XVI/2018). Dia tidak beragam negara, tetapi juga telah terjadi Conduct yang mengikat para advokat.
setuju dengan putusan yang dijatuhkan MK sejak dulu. Kenyataan ini disimpulkan Hakim juga bukanlah “manusia tanpa
atas gugatannya. Dalam putusan tersebut, dengan lugas bahwa “...for as long as cela”, hukum kemudian memuliakannya
MK menyatakan bahwa kebijakan ambang there have been judges, there have been secara berlebihan dan melindunginya dari
batas pencalonan presiden adalah sesuai lawyers critical of their decisions, often kritikan. Monroe H. Freedman pernah
dengan konstitusi. Dalam pandangan very vocally” (Judith S. Kaye, 1997:705). ber ujar “... judges are not “anointed
Gazali, pertimbangan yang dibangun oleh priests” entitled to special protection from
majelis hakim tidak masuk akal. Fenomena Universal the public clamor of democratic society.
Tidak hanya sekali ini saja MK Seorang hakim agung dari Australia, The law gives judges and the institutional
menghadapi kritik pedas. Beberapa bulan Michael Kirby, pernah menulis sebuah reputation of courts “no greater immunity
lalu, Ketua Dewan Perwakilan Daerah artikel yang menyatakan bahwa serangan from criticism than other persons or
mengkritik MK dengan menggunakan terhadap majelis hakim merupakan sebuah institutions” (1997:730-731). Oleh karena
kata yang tak patut dalam sebuah acara fenomena universal (Kirby, 1998). Kirby itu, perlu dibangun keseimbangan antara
talkshow di stasiun televisi swasta yang menggunakan pendekatan perbandingan menya mpa ika n k rit ik denga n r ua ng
sedang membicarakan mengenai”Polemik dengan melihat fenomena tersebut di perlindungan terhadap majelis hakim atas
Larangan DPD dari Parpol” (26/7/2018). beberapa yurisdiksi domestik, diantaranya kritikan tersebut.
K r i t i k t er s eb u t d i s a m p a i ka n at a s Inggris, Selandia Bar u Aust ralia dan Sebagai ilustrasi, seorang advokat
Amerika Serikat. Yang menarik dalam ber nama Stephen Yagman, membuat
artikelnya adalah adanya beberapa gagasan pernyataan publik dalam sebuah media
yang ditawarkannya dalam menghadapi mengenai put usan p engadilan dalam
Judul Penelitian: serangan terhadap majelis hakim tersebut. kasus Yagman v Republic Insurance.
Secara tegas, Kirby menggarisbawahi Dia menyerang majelis hakim dengan
WAYS OF CRITICIZING THE COURT
bahwa dalam menghadapi kritikan dan m e n y e b u t n y a s e b a ga i ‘ p e m b u a l ’
Penulis : Frank H. Easterbrook serangan terhadap pengadilan, majelis (dishonest), ‘sontoloyo’ (buffoon), dan
Sumber : Harvard Law Review, Vol 95, hakim tidak boleh b erdiam diri dan ‘mabuk’ (drunk). Atas pernyataan ini,
No. 4 (Feb. 1982): 802-832 berharap bahwa isu itu akan hilang di Yagman dihukum oleh komisi disiplin
telan waktu. Berdiam diri atas serangan karena terbukti merendahkan martabat
yang ditujukan kepada majelis hakim sama p engadilan (degrades or impugns the
halnya dengan melepas mahkota peradilan. integrity of the Court) serta menganggu
Dalam bahasa yang diutarakan oleh Kirby, jalannya p ersidangan (interferes with
P
a s c a 1998, r efo r ma si j ela s ST MPR sebagaimana tertulis dalam Perubahan Keempat UUD 1945 sudah
menginginkan perubahan UUD Naskah Komprehensif Perubahan UUD ter umu ska n denga n ba ik diba nding
1945 yang memberi ruang bagi 1945 (2008) ada beberapa isu yang rumusan sebelumnya. Beberapa masukan
perbaikan sistem ketatanegaraan muncul dan menjadi perdebatan serius dari pandangan-pandangan fraksi terkait
dan per wujudan kehidupan bernegara terkait Pasal 37 ini. Ayat (5) ketika Rapat ke-3 Komisi A
yang lebih demokratis. Hal ini dikarenakan ” Pe r t a m a , d a l a m r a n c a n ga n memang tidak semuanya diakomodasi.
adanya penyimpangan dalam penerapan per ubahan yang dibuat PAH, muncul Semula, beberapa fraksi menginginkan
UUD 1945 dalam praktik ketatanegaraan istilah hanya pasal-pasal yang menjadi agar ayat ini dimasukkan materi mengenai
sebelum reformasi. objek perubahan. Berbeda dengan Pasal Pembukaan UUD, tentang keutuhan
MPR kemudian berhasil mengubah 37 lama, yang tidak membatasi objek wilayah, dan tentang bentuk negara.
UUD 1945 berdasarkan amanat Pasal p er ubahan pada UUD 1945. Kedua, Akan tetapi, setelah melihat rancangan
3 d a n Pa s a l 37 U U D 1945. MPR terkait syarat untuk penunjukan pasal yang ditunjukkan pada rapat ke-4 ini,
tersebut merupakan MPR hasil Pemilu yang mau diubah beserta alasannya dan hanya materi tentang bentuk negara yang
1999 mengadakan SU MPR 1999 yang harus dibuat secara tertulis. Ketiga, terkait masuk dalam rumusan Ayat (5).
m engha sil ka n pu t u s a n di a nt ara nya masalah jumlah kuorum, yakni untuk Rumu s a n Pa s a l 37 Ra nca nga n
Ketetapan MPR No. 7 Ta hun 1999 usul perubahan, untuk syarat sah Sidang Perubahan Keempat UUD 1945 hasil
tentang Pembentukan BP MPR yang MPR, dan untuk mengambil putusan atas kesepakatan Tim Perumus pada 8 Agustus
bertugas merancang perubahan UUD perubahan UUD 1945. Keempat, mengenai 2002 yang dibacakan Ketua Komisi A,
1945. Dalam putusan itu dilahirkan sebuah keberadaan Pembukaan UUD, keutuhan Jakob Tobing di hadapan Rapat ke- 4
kesepakatan tentang arah perubahan yang wilayah, dan bentuk negara kesatuan. Komisi A ST MPR 2002 pun berbunyi.
akan dilakukan, yaitu: Isu ini menjadi isu yang paling panjang
1. Tid a k m eng u b a h Pem b u ka a n perdebatannya dalam proses perubahan Pasal 37
Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 37,” urai buku yang diterbitkan Ayat (1), Usul perubahan pasal-pasal
2. Tetap mempertahankan NKRI, Mahkamah Konstitusi tersebut. Un d a ng-Un d a ng Da s a r d a p at
3. Tet ap memp ert a ha n ka n sis tem Pa s a l 37 s eb elu m p er u b a ha n diagendakan dalam sidang Majelis
pemerintahan presidensiil, berbunyi: Permusyawaratan Rakyat apabila
4. Penjelasan yang bersifat normatif Pasal 37 diajukan oleh sekurang-kurangnya
akan dimasukkan dalam pasal, dan (1) Untuk mengubah Undang-Undang 1/3 dari jumlah anggota Majelis
5. Perubahan akan dilakukan dengan Da s ar s ek ura ng-k ura ngnya 2/3 Permusyawaratan Rakyat.
cara adendum. dari pada jumlah anggota Majelis Ayat (2), Setiap usul perubahan pasal-pasal
Per u b a ha n U U D 19 45 t ela h Per musyawarata n Ra k yat har us Undang-Undang Dasar diajukan
b erla ngsung empat ka li da la m sat u hadir. secara tert ulis dan dit unjukkan
tahapan yang dilakukan oleh PAH III pada (2) P u t u s a n d i a m b i l d e n g a n dengan jelas bagian yang diusulkan
1999 dan PAH I pada 2000, 2001, dan p erset ujuan sekurang-kurangnya untuk diubah beserta alasannya.
2002. Dalam rapat-rapat PAH III dan PAH 2/3 dari pada jumlah anggota Majelis Ayat (3), Untuk mengubah pasal-pasal
I tersebut terjadi perdebatan mengenai Permusyawaratan Rakyat yang hadir. Und a ng-Und a ng Da s ar sid a ng
perubahan Pasal 37. Dari hasil penelusuran Rapat ke-4 Komisi A, 8 Agustus Majelis Permusyawaratan Rakyat
dari risalah-risalah rapat, baik Rapat PAH 20 02, denga n agenda lap ora n ha sil dihadiri oleh sekurang-kurangnya
III, Rapat PAH I, Rapat Komisi A, Rapat kerja Tim Per umus mer upakan rapat 2/3 dari jumlah anggota Majelis
Lobi PAH, maupun Rapat Paripurna SU/ terpenting yang . Pada rapat ini rancangan Permusyawaratan Rakyat.
Muhammad Halim
oleh ahli bahasa.
Immanuel Ekadianus Blegur dari
F-PG menyampaikan pertanyaan terkait
(Analis S.I dan Diseminasi Hukum Biro HP)
dengan Pembukaan UUD 1945 yang
dinyatakan tidak dapat diubah.
Ada jaminan konstitusional
dengan
tentang tidak mungkin diubahnya
und a ng-und a ng, Pem bu ka a n
Undang-Undang Dasar 1945 yang Pradita Ningrum
merujuk pada Pasal 37 ayat (2)
setiap usul perubahan Pasal-Pasal. Jakarta, 4 November 2018
Dengan demikian tidak ada usul
p er uba ha n Pem bu ka a n. Tet a pi
Semoga menjadi keluarga yang
ketentuan ayat (2) Pasal 37 ini Sakinah Mawaddah wa Rahmah
adalah Pasal. Jadi jaminan apa Mendapatkan keturunan
bahwa Pembukaan itu tidak akan yang Shalih dan Shalihah
diubah. Apa jaminannya bahwa
Pembukaan itu tidak akan diubah?
Ketentuan tentang itu ada pada
Pasal 37 ayat (2). Pasal 37 ayat
Mohammad Hatta
dan Usi Possidetis Juris
M
aksud dari Usi
Po s s i d e t i s
Juris pernah
d i s eb u t ka n
Moha m mad
Hatta dalam
pembahasan
wilayah negara dalam Rapat BPUPKI
pada tahun 1945. Prinsip bermaksud
menyatakan bahwa negara yang merdeka
dari kolonial maka wilayahnya sesuai
dengan wilayah kolonial yang menjajahnya.
Prinsip tersebut merupakan doktrin dan
bagian dari hukum kebiasaan internasional
(principle of customary international law).
Dalam sidang tanggal 11 Juli 1945,
Hatta memulai pemaparannya dengan
menjelaskan alasan beliau pada sidang
pertama agar wilayah Indonesia sesuai
dengan daerah jajahan saja. “Pada sidang
yang pertama daripada Badan Penyelidik,
saya telah mengemukakan permintaan
saya yang sederhana tentang batas-batas
Indonesia. Waktu itu saya katakana,
bahwa saya tidak minta lebih daripada
daerah Indonesia yang dahulu dijajah oleh
Belanda. Kalau itu seluruhnya diberikan
kembali kepada kita oleh Pemerintah Dai
Nippon, saya sudah senang.” ujar Hatta.
Hatt a kemu d ia n m enj ela s ka n
pandangannya kembali mengenai Malaka
dan Papua sekaligus. “Dahulu saya sudah
mengat a ka n p endapat s aya tent a ng
Malaka; bagi saya, saya lebih suka melihat
Malaka menjadi negara yang merdeka
sendiri dalam lingkungan Asia Timur Raya.
Akan tetapi kalau sekiranya rakyat Malaka
sendiri ingin bersatu dengan kita, saya
tidak melarang hal itu. Hanya tentang
Lebih lanjut Hatta menyampaikan masuk tanah air Indonesia berdasarkan
Papua saya dengar kemarin uraian-uraian
pandangannya terhadap upaya strategis strategi. Saya bukan ahli strategi, akan
yang agak menguatirkan, oleh karena
memasukkan Malaka dan Papua dalam tetapi berhubung dengan pembacaan
dapat timbul kesan ke luar, bahwa kita
wilayah negara. “Kemarin saya dengar teori saya tentang politik internasional, saya
seolah-olah mulai dengan tuntutan yang
bahwa Malaka dan Papua diminta supaya m enger t i, ba hwa s t rategi it u t ida k
agak imprealistis.” lanjutnya.
PENGUNDANGAN PERATURAN
MAHKAMAH KONSTITUSI (PMK)
Pan Mohamad Faiz, Ph.D.
P
Peneliti di Mahkamah Konstitusi
erihal proses
7. Produk Hukum MK 1
p eng und a nga n
8. Permohonan Online dan Video 1
terhadap Peraturan Conference
M a h k a m a h 9. Pedoman Administrasi Yustisial 1
Kon s t it u si (PMK) m enjadi Jumlah 53
diskursus yang menarik untuk Sumber: Diolah oleh Penulis dari Mahkamah Konstitusi
d ib a ha s s e c a ra a ka d em i s.
Sebab selama ini, PMK tidak Hal yang menjadi pertanyaan, apa alasan selama ini yang
p er nah diundangkan dalam menyebabkan PMK tidak diundangkan ke dalam Berita Negara?
Berita Negara oleh MK melalui Sebagian ahli ilmu perundang-undangan, termasuk para mantan
hakim konstitusi sejak generasi pertama, berpendapat bahwa
Kementerian Hukum dan HAM.
PMK secara teoritis tidak dapat diklasifikasikan sebagai salah satu
Padahal, UU Nomor 12 Tahun
jenis peraturan perundangan-undangan. Sehingga pembentukannya
2011 tentang Pembentukan
tidak perlu juga melalui tahapan pengundangan menurut UU P4.
Peraturan Perundang-undangan Oleh karenanya, PMK yang mengatur hukum acara MK tersebut
(selanjutnya disebut P4) telah mengatur bahwa setiap jenis umumnya diberi judul “Pedoman” dengan maksud untuk sekadar
peraturan perundang-undangan harus melalui seluruh tahapan menjadi panduan bagi para hakim konstitusi dan administratur
dalam pembentukannya, termasuk tahapan akhir ber upa peradilan dalam melakukan pemeriksaan perkara.
p engundangan. Sementara it u, Pasal 8 ayat (1) UU P4 Namun demikian, sebagian lainnya berpendapat berbeda.
mengklasifikasikan bahwa peraturan yang ditetapkan oleh MK PMK harus diundangkan, karena secara norma hukum telah
merupakan salah satu jenis peraturan perundang-undangan selain tegas disebutkan di dalam UU P4. Artikel singkat ini akan
yang dimuat dalam jenis dan hierarki peraturan perundang- membahas perbedaan pandangan tersebut dan merumuskan apa
undangan menurut Pasal 7 ayat (1) UU P4. yang sebaiknya dilakukan terhadap PMK di masa mendatang.
Hingga tulisan ini dibuat, MK telah mengeluarkan sebanyak 53
(lima puluh tiga) PMK sejak 2003. Mayoritas dari PMK tersebut Tiga Pandangan Berbeda
mengatur mengenai hukum acara terkait kewenangannya, yakni 27 Adanya perbedaan pandangan terhadap pengundangan
PMK atau sekitar 50,9% dari seluruh PMK yang ada.PMK lainnya PMK ini tidak saja menjadi diskusi hangat di kalangan akademisi,
namun juga para praktisi dan pembentuk kebijakan serta
mengatur mengenai Kode Etik dan perangkatnya, tahapan dan jadwal
pengambil keputusan. Menyikapi isu mengenai pengundangan
penanganan perkara, pedoman penysunan berkas persidangan, dan
PMK ini, Penulis mengelompokkan setidaknya 3 (tiga) arus
lain sebagainya, sebagaimana terlihat dalam Tabel 1.
pandangan berbeda sebagai berikut.
Tabel 1. Jenis dan Jumlah Peraturan Pandangan pertama ber pendapat bahwa PMK harus
diundangkan karena dikategorikan sebagai salah satu jenis
Mahkamah Konstitusi
p erat ura n p er unda ng-unda nga n menur ut huk um p osit if
No Jenis PMK Jumlah sebagaimana diatur dalam Pasal 8 ayat (1) UU P4. Dengan
1. Hukum Acara 27 demikian, proses pembentukan PMK harus memenuhi seluruh
2. Majelis Kehormatan; Dewan Etik; 6 asas dan mengikuti tahapannya yang dimulai dari perencanaan,
dan Kode Etik penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan
3. Tahapan dan Jadwal Penanganan 5 pengundangan. Selain itu, dasar hukum pembuatan PMK dalam
Perkara kondiserannya merujuk pada Pasal 86 UU MK yang memberikan
4. Pedoman Penyusunan berkas 5 kewenangan delegasi bagi MK untuk mengatur lebih lanjut
persidangan hal-hal yang diperlukan bagi kelancaran pelaksanaan tugas dan
5. Persidangan dan Tata Tertib 4 wewenangnya. Sehingga, PMK yang dibuat oleh MK haruslah
Persidangan
dikategorikan sebagai salah satu jenis peraturan perundang-
6. Tata Cara Pemilihan dan 3
undangan menurut UU P4.
Pemberhentian Hakim Konstitusi
Gedung.Mahkamah Konstitusi
Lantai 8
Jl. Medan Merdeka Barat No. 6
Jakarta Pusat
Telp. (021) 2352 9000