Anda di halaman 1dari 9

Streptococcus Mutans

Pada Karies Gigi

( Streptococcus Mutant In Dental Caries )

Harfah Rahati

180600180

Mahasiswa Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara

Jl. Alumni No. 2 Kampus USU Medan 20155

E-mail : harfah.rahati060701@gmail.com

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rongga mulut terdiri atas jaringan keras dan jaringan lunak. Lidah merupakan organ otot yang bergerak yang

terletak di dalam rongga mulut dan setengahnya lagi terletak di oropharinx. Bentuk anatomis lidah dengan

banyak papilla dan adanya fisula di bagian tengah, serta leak anatomisnya, menyebabkan banyak sekali bakteri

bersembunyi di bagian dorsal. Lebih dari 100 bakteri di temui melekat pada setiap sel epitel terlepas yang ada di

permukaan dorsal lidah, dan salah satu bakteri tersebut adalah golongan streptococcus.

Streptococcus mutans ditemukan pertama kali oleh JL Clark pada tahun 1924 setelah ia mengisolasinya dari

satu lubang tetapi sampai pada tahun 1960-an mikroba tersebut ditemukan. Mikroba tersebut dihasilkan ketika

penelitian mulai belajar kerusakan pada gigi. Secara biokimiasangat serupa tetapi setelah membawa uru gambar

antigenic berbeda, semuanya menjadi 7 serotypes yaitu a, b, c, d, f dan g yang diuraikan.

Streptococcus mutans merupakan bakteri Gram positif, yang mampu menghasilkan asam. Sifat kariogenik

bakteri ini dihubungkan dengan berbagai factor, seperti dextran, dan mampu memproduksi asam pada plak.
Bakteri streptococcus mutans telah diakui di dunia kedokteran gigi yang menjadi penyebab utama terjadinya

Karies gigi, sehigga banyak penelitian difokuskan pada pada spesifikasi bakteri ini. Penelitian-penelitian itu

dimaksudkan untuk memperoleh bahan percegahanpenyakit karies gigi yang di sebabkan oleh bakteri

streptococcus mutans.

Streptococcus mutans adlah salah satu bakteri yang mendapat perhatian khusus, karena kemampuannya dalam

proses pembentukan plak dan karies gigi. Karies gigi merupakan suatu penyakit yang mengakibatkan

demineralisasi, kavitasi, dan hancurnya jaringan karies gigi oleh aktivitas bakteri. Bakteri ini memiliki

kecenderungan berbentuk coccus dengan formasi rantai panjang apabila di tanam pada medium yang diperkaya

seperti Brain Heart Infusion (BHI) Bort, sedangkan bila ditanam pada media memperhatikan rantai pendek

dengan bentuk sel tidak beraturan.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana cirri-ciri bakteri Streptococcus mutans dan penyakit yang ditimbulkan ?

2) Bagaimana pathogenesis dari bakteri streptococcus mutans sampai terjadinya penyakit karies gigi?

3) Bagaimana gejala dari penyakit karies gigi ?

4) Apa komplikasi dari karies gigi ?

1.3 Tujuan Masalah

1) Mengetahui cirri-ciri bakteri streptococcus mutans dan penyakit yang di timbulkan

2) Mengetahui pathogenesis dari bakteri Streptococcus mutans sampai terjadinya penyakit karies gigi

3) Mengetahui gejala dari penyakit karies gigi

4) Mengetahui komplikasi dari karies gigi yang diakibatkan oleh bakteri Streptococcus mutans
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ciri-ciri Bakteri Streptococcus Mutans

Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif (+), bersifat non motil (tidak bergerak), berdiameter 1-2,

bakteri anaerob fakultatif. Memiliki bentuk bula atau bulat telur,tersusun sperti rantai dan tidak membentuk spora

Bakteri ini tumbuh secara optimal pada suhu sekitar 18oC-400C.

Streptococcus Mutans

Streptococcus mutans Biasanya ditemukan pada rongga gigi manusia yang luka dan menjadi bakteri yang

pgar kondusif karies untuk evmail gigi.

Streptococcus mutans
Klasifikasi streptococcus mutans menurut bergey dalam cappuccino (1998) adalah :

Kingdom : Monera

Division : Firmicutes

Class : Bacilli

Order : Lactobacilalles

Family : Streptococcaceace

Genus : Streptococcus

Spesies : Streptococcus mutans

Streptococcus mutans adalah bersifat asidogenik yaitu menghasilkan asam asidurik, mampu tinggal pada

lingkungan asam, dan menghasilkan suatu polisakarida yang lengket yang disebut dengan dextran. Oleh kara

itu kemampuan ini, Streptococcus mutans bisa menyebabkan lengket dan bisa mendukung bakteri lain menuju

ke email gigi, lengket mendukung bakteri-bakteri lain, dan asam melarutkan email giggi.

Bakteri ini merupakan bakteri pathogen pada mulut yang merupakan agen penyebab ini plak, gingivitis, gigi tiruan

stomatitis dan karies. Dari beberapa penelitian teradap bakteri yang ad di plak gigi, ternyata hanaya

Streptococcus mutans saja yang memiliki lahir positif dengan adanya karies padapermukaa gigi.

2.2 Patogenesis Karies Gigi

Salah satu peyakit yang Tsal oeh Streptococcus mutans adalah karies gigi. Ada beberapa hal yang

menyebabkan karies gigi bertambah parah adalah gula, air liur dan juga bakteri pembusukannya. Seteah

mengkonsumsi sesuatu yang mengandung gula, terutama adalah sukrosa, dan bahkan setelah beberapa menit

penyiatan gigi dilakukan, glikoprotein yang lengket (kombinasi molekul protein dan kabohidat) bertahan pada

gigi untuk memulai pembentukan plak pada gigi. Pada waktu yang bersamaan berjuta-juta bakteri yang dikenal

sebagai Streptococcus mutans juga bertahan pada glikoprotein itu. Walaupun banyak bakteri lain yang melekat

hanya Streptococcus mutans yang dapat menyebabkan rongga atau lubang pada gigi.

Pada langkah selanjutnya, bakteri ini menggunkan frukosa dalam suatu metabolism glikosa untuk memperoleh

energi. Hasil lain dari glikosa di bawah kondisi anaerob adalah asam laktat.
Asam laktat ini menciptakan kadar keasaman yang ekstra untuk menurunkan pH sampai batas tertentu sehingga

dapat menghancurkan zat kapur fostat di dalam email gigi mendorong kea rah pembentukan suatu rongga atau

lubang.

Streptococcus mutans ini memiliki suatu enzim yang disebut glucosyl transferasediatas permukaan yang dapat

menyebabkan polomerisasi glukosa pada sukrosa dengan pelepasan dari fruktosa, sehingga dapat mensintesa

molekul dlukosa yang memiliki berat molekul yang tinggi yang terdiri dari ikatan glukosa alfa (1-6) alfa (1-3).

Pembentukan alfa (1-3) ini sangat lengket, sehingga tidak larut dalam udara. Hal ini dimanfaatkan oleh bakteri

streptococcus mutans untuk berkembang dan berbentuk plak gigi.

Enzim yang sama lanjutkan untuk menambahkan banyak molekul/lukosa kesatu sama lain untuk susunan dekstran

yang memiliki struktur sangat mirip denganamylase dalam tajin. Dextran bersama dengan bakteri melekat

dengan erat pada enamel gigi dan menuju keperbentukan plak pada gigi. Hal ini merupakan tahap dari

pembentukan rongga atau lubang pada gigi yang di sebut dengan karies gigi

Proses pembentukan karies gigi

Streptococcus mutans melekat pada permukaan gigi dengan perantara glukan, dimana produksi glukan yang tidak

dapat larut dalam udara merupakan factor virulensi yang penting, glukan merupakan suatu polimer dari

glukosa debagai hasul reaksi katalis glucosyltranferase. Glukosa yang dipecah dari sukrosa dengan adanya

glucosyltranfarase dapat berubah menjadi glukan. Streptococcus mutan menghasilkan 2 enzim, yaitu

glucosyltranferase dan fluktosyltraferase. Enzim-enzim ini bersifat spesifik untuk subtract sukrosa yang
digunakan untuk sintesa glukan dan fruktan atau levan. Koloni streptococcus mutans yang ditutupin oleh

glukan dapat menurunkan proteksi dan adanya anti bakteri saliva terhadap plak gigi.

Plak dapat menghambat difusi asam keluar dalam salivas sehingga konsentrasi asam pada permukaan email

meningkat. Asam akan terlepas ion hydrogen yang membicarakan dengan Kristal apatit dan merusak email,

berpenetrasi lebih dalam ke dalam gigi sehingga kristal apatit menjadi tidak stabil dan larut. Selanjutnya

infiltrasi bakteri aciduric dan acidogenik pada dentin menyebabkan dekalsifikasi dentin yang dapat merusak

gigi.

Hal ini menyebabkan produksi asam meningkat, reaksi pada kavitas lisan juga menjadi asam dan kondisi iini akan

menyebabkan proses demineralisasi gigi terus berkelanjutan. Pelengketan bateri karena adanya reseptor

dekstran pada permukaan dinding sel, sehinggamempermudah interaksi intersel selama formasi plak. Dextran

berhubung dengan kariogenik alami bakteri. Streptococcus mutans merupakan baktero yang berkembang

dalam suatu plak. Yang virulensinya tergantung koloni dan produk-produk yang dihasilkan bakteri.

Skema pembentukan karis gigi

Skema pembentukan karies gigi secara garis besarnya bisa adalah sebagai berikut :

1. Konsumsi sukrosa dan fruktosa (manis)

2. Terbentuk glukoprotein lengket, terbentuk plak


3. Streptococcus mutans berkembang biak di bagian tersebut, menyebabkan lubang

4. Fruktosa digunakan ntuk respirasi sel pada proses glikolisis

5. Setelah proses glikolisis karena kondisi anaerob terbentuk asam laktat

6. Kondisi pH berubah menjadi asam akibat adanya asam laktat

7. PH asam mampu mnghancurkan zat kapur fosfat pada email gigi, terbentuk rongga.

2.3 Gejala Karies Gigi

Masalah gigi berkaitan erat dengan kesehatan mulut. Sebagai “gerbang” masuk sebagai berbagai benda

asing, mulut bertanggung jawab teradap bakteri baik dengan yang masuk ke dalam tubuh. Yang menakutkan ialah

ketika bakteri jahat mulai mendominasi. Misalnya nakteri streptococcus mutans yang membuat lubang pada gigi.

Dalam keadaan normal, mulut mengandung bakteri yang mengubah semua makanan, terutama karbohidtrat dan

gula, menjadi asam. Bakteri ini akan makin meraja rela tatkala gigi jarang di bersihkan.

Akibatnya, mikroorganisme tersebut terhimpun dalam pla yang lengket pada gigi. Plak yang semula

berwarna putih (berkapur) akan berubah menjadi kecoklatan. Warna coklat cenderung mengkilap inilah cikal bakal

terbentuknya lubang. Sejatinya karies bisa dilihat dengan mata telanjang, namun terkadang butuh batuan radiografi

untuk mengamati kondisi gigi secara mendalam. Kerusakan berupa lubang pada gigi terbentuk secara berharap.

Karies ditandai dengan adanya lubung pada jaringan karas gigi, dapat berwarna coklat atau hitam. Gigi

berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai lubang tersebut bertambah besar dan mengena9i persyarafan dari gigi

tersebut. Pada karies yang cukup dalam, biasanya keluhan yang sering dirasakan pasies adalahrasa ngilubila gigi

terkena rangsang panas, dingin, atau manis. Bila dibiarkan, karies akan bertambah besar dan dapat mencapai kamar

pulpa, yaitu rongga dalam gigi yang berisi jaringan syaraf dan pembuluh darah. Bila sudah mencapai kamar pulpa,

akan terjadi proses peradanngan yang menyebabkan rasa sakit yang berdenyut. Lama kelamaan, infeksi bakteri

dapat menyebabkan kematian jaringan dalam kamar pulpa dan infeksi dapat menjalar ke jaringan tulang penyangga

gigi, sehingga dapat terjadi abses.

2.4 Komplikasi Yang Ditimbulkan

Mulanya lubang kecil akan terbentuk di email gigi. Pada tahap ini penderita belum merasakan sakit.

Selanjutnya lubang kecil ini menjadi celah penampung sisa makanan. Semakin lama lubang tersebut semakin besar
dan dalam sehingga penderita mulai merasakan ngilu saat makan. Jika lubang telah mencapai pulpa gigi maka

penderitan akan merasakan sakit ata nyeri. Pananganan yang terlambat bisa menyebabkan kerusakan gigi yang

menyebar ke rongga syaraf.

Biasanya hal itu ditandai oleh kumpulan nanah pada ringga syaraf gigi sehingga menimbulkan abses di

ujung akar gigi. Sel syaraf gigi yang mati dan kerusakan pada tulang penyangga gigi akan berlanjut sehingga gigi

habis dan hanya akan menyisakan akar gigi. Bakteri bawaan penyakkit gigi mulai berbahaya ketika bebas masuk ke

dalam pembuluh darah. Terlebih lagi, sejumlah penelitian menyebutkan bahwa bakteri yang masuk kenaliran darah

bisamemproduksi sejenis enzim yang mempercepat proses pengerasan dinding pembuluh darah. Hal itu merupakan

salah satu factor pembuluh darah menjadi tidak elastic (aterosklerosis).

Masalah lain bisa timbul karena bakteri juga dapat menempel pada lemak di pembuluh darah. Ini membuat

plak yang ada menjadi makin tebal sehingga menyumbat aliran darah ke jantung. Dampakya, bakteri menajdi

leluasa menyerang katup maupun otot jantung.

Tak hanya menyerang jantung, masalah gigi yang tidak tertangani dengan baik juga menyebabkan

komplikasi penyakit lain. Sebutlah penurunan kekebalan tubuh, peradangan di seluruh tuuh akibat infeksi (repsis),

penyebaran infeksi ke jaringan luna ( facial cellulitis), infeksi tulang rahang gigi (osteomyelitis), infeksi otak (abses

otak), peradangan jantung, pariu-paru, serta organ lain.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif, bersifat nonmotil (tidak bergerak), bakteri anaerob

falkutatif. Memiliki bentuk kokus yang sendirian berbentuk buat atau bulat telur dan tersusun dalam rantai. Bakteri

ini tumbuh secara optimal pada suhu sekitar 180-400 Celcius. Streptococcis mutans biasanya ditemukan pada

rongga gigi manusia yang luka. Streptococcus mutans adalah salah satu bakteri yang mendaptkan perhhatian

khusus, karena kemampuannya dalam proses perbentukan plak dan karies gigi.
3.1 Saran

Untuk mencegah terjadinya peyakit karies gigi akibat bakteri streptococcus mutans, disarankan melakukan

upaya-upaya anatara lain :

1. Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride dua kali sehari

2. Lakukan flossing sekali dalam sehari

3. Hindari makanan yang terlalu manis dan lengket, juga kurangi minum-minuman yang manis seperti soda

4. Lakukan kunjungan rutin ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali.

5. Perhatikan diet pada ibu hamil dan pastikan kelengkapan asupan nutrisi

6. Penggunaan fluoride baik secara local maupun sistematik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Jawetz, E., Melnick, J.L., Adelberg, E.A., 2011, Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, EGC, Jakarta.

2. Kidd, E.A.M., dan, Becheal, s.j., 2009, Dasar-Dasar Karies Peyakit Dan Penanggulangannya, EGC,

Jakarta.

3. Roeslan BO. Karakteristik Streptococcus Mutans Penyebab Karies Gigi. Majalah Ilmiah FKG Usakti

2009;10(29-30): 112-125.

4. https://www.biologiedukasi.com/2014/10/streptococcus-mutans-penyebab-karies.html

Anda mungkin juga menyukai