Anda di halaman 1dari 35

PEMICU 5 BLOK 21

SEHATKAN LANSIA...

KELOMPOK 6
KELOMPOK 6
Ketua : Nur Rahmi (180600089)
Sekretaris : Ivana Andrayani (180600103)
 Maria Veronica Aprillia (180600087) o Christ Angelina (180600096)
 Chairat Umar (180600088) oFarrel Mohammad Al Ghazali (180600098)
 Febya Rizki (180600090) oTriska Fitriana (180600099)
 Khofyfah Adinda (180600091)
oSonia Ayunita Saragih (180600100)
 Devyn Roberta (180600092)
oStanley Jordan (180600102)
 Janesia (180600093)
oEvi Winda Valentina (180600104)
 Angelica Indah Sari (180600094)
 Winny (180600095) oSyifa Nabila (180600105)
 Muhammad Kahfi (180600101) oMahira Atika (180600107)
 Iqlima Salsabila (180600248) oAulia Nadhira Rayendra (180600108)
Pemicu 5
Nama Pemicu : Sehatkan Lansia...
Penyusun : Dr.Wilda Hafni Lubis,drg.,M.Si, Darmayanti Siregar, drg., M.Km.,
Nevi Yanti, drg., M.Kes., Sp.KG(K)
Hari/ Tanggal : Rabu, 21 April 2021
Pukul : 07.30-09.30 Wib

SKENARIO
Kualitas Lansia akan meningkat menjadi sehat sehingga tercapai “penuaan yang sukses”, maka pemerintah mendirikan Posyandu
Lansia di Medan, yaitu di Puskesmas Darussalam, yang merupakan salah satu puskesmas Lansia yang terbaik dalam pelayanan Lansia
dan mempunyai rekam medik yang baik, tercatat dikunjungi oleh 130 orang lansia berusia 46 tahun keatas terdiri dari 85 orang wanita
dan 45 orang laki-laki. Kiki hanya mengambil kelompok usia 60 tahun ke atas dan dengan penyakit sistemik terkontrol.
Salah satu manifestasi oral yang sering terjadi pada Lansia adalah xerostomia yang menurut WHO dapat menurunkan kualitas hidup,
karena berdampak terjadi ketidaknyamanan, memudahkan terjadi karies, penyakit periodontal dan penyakit mulut, yang terparah adalah
terjadinya burning mouth syndrome.
Akhir-akhir ini sering dinyatakan bahwa teh hijau bermanfaat untuk merangsang saliva karena kandungan Tanin yang menimbulkan
rasa pahit dan sepat dapat merangsang CNS untuk meningkatkan laju aliran saliva.
Kiki mahasiswa FKG dalam tugas skripsi ingin membuktikan apakah teh hijau dapat merangsang saliva. Ingin menggunakan Lansia
wanita yang mengalami xerostomia sebagai subyek penelitiannya. Rencana Kiki akan mengukur saliva sebelum dan sesudah berkumur
teh hijau. Untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan jumlah saliva Kiki akan membandingkannya dengan berkumur akuades.
 
1. Tuliskan perkiraan judul skripsi
yang akan diteliti oleh Kiki,
jelaskan alasannya
•Judul dalam sebuah penelitian akan memberikan gambaran terhadap isi dari sebuah
penelitian. Judul penelitian mencerminkan tujuan dan masalah dari penelitian.
•Judul penelitian hendaknya spesifik, mengacu pada variable atau objek yang akan
iteliti, singkat dan padat (tidak lebih dari 20 kata) namun tetap komunikatif, mengacu
pada hakekat penelitian, dan menarik (penelitian tersebut layak dan perlu).
Unsur-unsur utama didalam sebuah judul penelitian adalah:
 What (apa yang akan diteliti): pengaruh berkumur teh hijau terhadap laju aliran saliva.
 Who (siapa yang akan diteliti): Lansia wanita yang mengalami xerostomia.
 Where (dimana akan diteliti): Posyandu Lansia di Medan, (Puskesmas Darussalam)
 When (kapan akan diteliti): pada tahun 2021.
 How (bagaimana ditelitinya): desain eksperimental.
“Pengaruh Berkumur Seduhan Teh Hijau Terhadap Laju Aliran Saliva pada Wanita Lansia
dengan Xerostomia di Puskesmas Darussalam Medan Tahun 2021”
2. Gambarkan kerangka konsep
penelitian ini ?
Kerangka Konsep

Kerangka konsep (conceptual framework) adalah himpunan konsep dan gagasan


yang akan digunakan sebagai kerangka pikir yang mendasari pelaksanaan kerja
yang dilakukan oleh peneliti. Kerangka konsep ini dapat dianggap sebagai
operasionalisasi dari teori yang ada dalam kerangka teori. Dalam kenyataannya
karena keterbatasan penelitian, peneliti tidak akan mampu mengkaji seluruh
variabel independen yang ada pada kerangka teori. Setelah mengeliminasi variabel-
variabel independen yang tidak akan akan dikaji disertai penjelasan tentang alasan
pengeliminasiannya, diperoleh kerangka konsep yang hanya memuat gambaran
hubungan antara variabel dependen dengan himpunan variabel independen yang
akan dikaji peneliti.
3. Jelaskan manfaat apakah yang akan
diperoleh dari hasil penelitian ini?
Manfaat penelitian merupakan dampak atau hasil yang diharapkan dari tercapainya tujuan penelitian. Manfaat
penelitian akan tercapai apabila tujuan dan rumusan masalah dapat dipecahkan secara tepat. Manfaat
penelitian merupakan pengembangan ilmu pengetahuan secara teoritis dan memiliki manfaat praktis berupa
untuk membantu mengatasi, memecahkan dan mencegah masalah yang ada. Secara garis besar, manfaat
penelitian dibagi menjadi 2 yakni teoritis dan praktis, sehingga manfaat penelitian pada penelitian ini ialah:

a. Manfaat teoritis:
• Sebagai informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan kedokteran gigi mengenai pengaruh
berkumur teh hijau terhadap laju alir saliva.
• Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan / kontribusi bagi pengembangan
ilmu pengetahuan dan penerapannya dibidang kesehatan khususnya bagi lansia.
• Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain untuk melanjutkan penelitian
selanjutnya.
b. Manfaat praktis:
• Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah untuk memperhatikan tingkat
kesehatan gigi dan mulut pasien lansia.
• Hasil penelitian diharapkan dapat memberi informasi tentang pengaruh berkumur the hijau terhadap laju
alir saliva sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan klinis dalam perawatan alternative xerostomia.
• Hasil penelitian diharapkan dapat memberi masukan bagi peneliti lain untuk mengembangkan bahan yang
dapat digunakan untuk meningkatkan laju alir saliva.
4. Apakah desain penelitian ini?
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental yaitu suatu penelitian
dengan melakukan kegiatan percobaan, yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau
pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperimen
tersebut. Percobaan itu berupa perlakuan atau intervensi terhadap suatu variable. Dari
perlakuan tersebut diharapkan terjadi perubahan atau pengaruh terhadap variable yang lain.
Tujuan utama penelitian eskperimental adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling
hubungan sebab akibat dengan cara mengadakan intervensi atau mengenakan satu atau lebih
kelompok eksperimen, kemudian hasil (akibat) dari intervensi tersebut dibandingkan
dengan kelompok yang tidak dikenakan perlakuan (kelompok kontrol).
Rancangan penelitian eksperimental yang dilakukan adalah rancangan eksperimen

sungguhan (true experimental designs) yaitu rancangan pretest posttest dengan kelompok

kontrol (pretest-posttest with control group) dalam rancangan ini dilakukan randomisasi,

artinya pengelompokkan anggota-anggota kelompok kontrol (berkumur akuades) dan

kelompok eksperimen (berkumur seduhan teh hijau) dilakukan berdasarkan acak atau

random. Kemudian dilakukan pretest (01) pada kedua kelompok tersebut, dan diikuti

intervensi (X) pada kelompok eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan posttest (02)

pada kedua kelompok tersebut.


Dengan randomisasi, maka kedua kelompok mempunyai sifat yang sama sebelum
dilakukan intervensi perlakuan. Karena kedua kelompok sama pada awalnya, maka
perbedaan hasil pos tes pada kedua kelompok tersebut dapat disebut sebagai pengaruh dari
intervensi atau perlakuan. Rancangan ini adalah salah satu rancangan yang terkuat dalam
mengontrol ancaman ancaman terhadap validitas.
5. A. Jelaskan apa yang dimaksud
dengan kelayakan lokasi dalam
metode penelitian?
Kelayakan lokasi adalah dapat atau tidaknya suatu tempat atau lokasi yang dijadikan sebagai lokasi penelitian
berdasarkan standar lokasi yang ada dengan alasan yang sesuai dan logis mengapa tempat tersebut layak dijadikan
sebagai lokasi penelitian. Sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian.
Dalam menentukan lokasi penelitian, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, antara lain:
• Karakteristik dari lokasi yang merupakan dasar kelayakan lokasi dijadikan lokasi penelitian tersebut apakah ses
dengan penelitian yang akan dilakukan.
• Data yang dapat diperoleh dari lokasi penelitian apakah sesuai dengan kriteria daya yang peneliti inginkan.
• Unsur keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik dilihat dari segi tenaga, dana, maupun dari segi
efisiensi
jarak dan waktu.
• Pelaksanaan studi di lokasi yang dipilih seharusnya tidak menimbulkan masalah dalam kaitannya dengan
kemampuan tenaga peneliti.
5 B. Apakah Puskesmas Darusalam
layak dijadikan lokasi penelitian,
jelaskan
Puskesmas Darusaalam layak dijadikan lokasi penelitian karena:

Puskesmas tersebut merupakan puskemas yang yang secara khusus merawat pasien-pasien lansia, hal ini
1 sesuai dengan sampel yang ingin di teliti oleh peneliti di skenario. Dengan menggunakan lokasi ini, maka
peneliti dapat mempermudah mencari sampel yang dibutuhkan karena pasien-pasien yang ada di
puskesmas tersebut semuanya pasien lansia, dan tidak bergabung dengan pasien-pasien umum yang
bukan lansia.

Puskesmas tersebut mempunyai reputasi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari skenario dikatakan bahwa
puskesmas tersebut adalah puskesmas lansia dengan pelayanan terbaik, hal ini berarti peneliti bisa
2 berasumsi bahwa pelayanan yang diberikan oleh petugas-petugas medis di puskesmas tersebut dinilai
memenuhi standar, profesional, hal ini dapat memudahkan peneliti dalam meminta kerjasama yang baik
dari petugas-petugas medis di puskesmas tersebut dalam melakukan penelitiannya.

Puskesmas tersebut menyediakan data yang tercatat dengan baik. Diskenario dikatakan bahwa puskesmas
tersebut mempunyai data rekam medik yang baik, hal ini tentu akan sangat membantu peneliti dalam
mengumpulkan sampel yang akan di teliti. Karena pada skenario di katakan bahwa peneliti tersebut akan
3 meneliti kualitas hidup lansia, dimana para lansia sering mengalami xerostomia yang berefek pada
kualitias hidup karena bisa dibarengi dengan kondisi terjadinyanya karies, penyakit periodontal, BMS,
dan lain-lain. Dari data rekam medik tersebut peneliti dapat melihat dan menganalisis berbagai macam
kondisi tersebut untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan penelitian yang dilakukannya.
6. A. Apakah penelitian ini
menggunakan criteria inklusi dan
eksklusi jelaskan !
Kriteria Inklusi :

Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Selain itu, juga disebut
karakteristik subjek penelitian yang menjangkau apa yang diteliti. Sedangkan kriteria
eksklusi bertujuan menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang tidak memenuhi
kriteria inklusi karena berbagai sebab, seperti:
• Terdapat satu kondisi (misal: penyakit) yang akan mengganggu pengukuran dan
interpretasi hasil.
• Terdapat keadaan yang mengganggu kemampuan pelaksanaan, seperti tidak
punya tempat tinggal.
• Hambatan etis.
• Subyek menolak partisipasi.

Penelitian ini menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Jika dikaitkan ke dalam
skenario diketahui bahwa Kiki selaku peneliti membatasi subjek yang akan dijadikan
sampel dalam penelitiannya. Hal ini penting agar tujuan dari penelitian yang
dilakukan tetap dapat tercapai. Sehingga penelitian pada skenario menggunakan
kategori inklusi dan eksklusi.
6 B. Jelaskan criteria inklusi dan eksklusi
penelitian ini !
Kriteria Inklusi Penelitian :
Wanita lansia yang berusia 60 tahun ke atas yang mengunjungi
Puskesmas Darussalam Medan.
K Penyakit sistemik terkontrol.
R
Wanita lansia yang mengalami xerostomia / laju aliran saliva tidak
I
T distimulasi kurang dari 0,1 ml/menit.
E
Kriteria Ekslusi Penelitian :
R
I •Memiliki kelainan kognitif.
A •Memiliki kelainan kelenjar saliva.
•Sedang mengonsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan terjadinya
xerostomia.
•Alergi terhadap teh hijau.
•Adanya infeksi kronis.
•Sedang menderita kanker.
•Lansia yang pernah atau sedang menjalani kemoterapi.
7. Bagaimana cara sampling
penelitian ini, jelaskan alasannya.
Cara sampling penelitian ini adalah diambil secara non probability sampling jenis purposive sampling.
Alasan dilakukan teknik pengambilan sampel non random karena diperlukan sampel lansia wanita
(kelompok usia 60 tahun ke atas) dengan xerostomia dan dengan penyakit sistemik terkontrol, sehingga
probabilitas semua elemen di populasi untuk terpilih sebagai sampel adalah tidak sama, dan tidak
merepresentasikan populasi dan hasilnya tidak dapat digeneralisasi ke populasi.
Teknik non random adalah pengambilan sampel tidak didasarkan pada probabilitas. Reliabilitas hasil
penelitian tidak dapat dilakukan evaluasi matematis. Keuntungan metode ini mudah dilaksanakan, tidak
membutuhkan waktu lama, dan tidak membutuhkan biaya besar. Kerugian menggunakan metode ini adalah
probalilitas setiap unit sampel tidak diketahui sehingga tidak objektif dan sampel yang terpilih tidak dapat
mewakili populasi keseluruhan.
Jenis purposive sampling dilakukan karena beberapa pertimbangan misalnya alasan keterbatasan
waktu, tenaga dan biaya sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Sampling
dilakukan dengan syarat-syarat tertentu, yaitu:
•Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang
merupakan
ciri-ciri pokok populasi.
•Lansia wanita (kelompok usia >60 tahun) dengan xerostomia dan penyakit sistemik terkontrol.
•Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak
mengandung ciri
ciri yang terdapat pada populasi (key subjects).
•Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan.
8. Berapakah kira-kira besar sampel
penelitian ini?
Berdasarkan rancangan acak eksperimental sederhana, jumlah sampel dihitung dengan menggunakan
rumus rancangan eksperimental murni yaitu Rumus Federer (bila tujuan penelitian untuk menganalisis
keterkaitan antar variabel melalui penelitian eksperimental di laboratorium):

(𝒕 − 𝟏)(𝒓 − 𝟏) ≥ 𝟏𝟓
Keterangan:
t = banyak kelompok perlakuan
r = jumlah replikasi

(𝑡 − 1)(𝑟 − 1) ≥ 15
(2 − 1)(𝑟 − 1) ≥ 15
𝑟 − 1 ≥ 15
𝑟 ≥ 16

Ada 2 kelompok perlakuan pada penelitian ini, yaitu kelompok berkumur dengan seduhan teh hijau untuk
pengukuran laju aliran saliva sebelum dan sesudah berkumur, dan perbandingan laju alir saliva dari
sampel yang berkumur dengan seduhan teh hijau dengan akuades. Jumlah replikasi atau sampel minimal
dalam setiap kelompok perlakuan adalah lebih besar sama dengan 16 sampel, dapat dibulatkan ke 20
sampel untuk masing-masing kelompok kontrol dan perlakuan.
9.Jenis data apasaja yang harus
diperoleh nantinya?
Data yang harus diperoleh adalah:

a. Data kuantitatif/numerik: menurut sifatnya Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yang merupakan data dalam bentuk bilangan (numeric) atau berupa angka. Data numerik
juga merupakan data yang dapat dihitung dan menjawab pertanyaan ‘berapa banyak’. Data ini
didapatkan dari pengukuran saliva sebelum dan sesudah berkumur teh hijau dan akuades.
b. Data kontinu: menurut sifatnya Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah data kontinu
karena data ini merupakan hasil pengukuran. Selain itu, data kontinu merupakan rangkaian data yang
nilainya dapat berbentuk desimal. Pengukuran dalam hal ini diketahui dari skenario dimana Kiki akan
mengukur saliva dari sampel penelitian.
c. Data primer: menurut sumber pengambilan Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah data
primer. Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti itu sendiri dari
sumbernya, yaitu sampel penelitian. Pada penelitian ini, Kiki langsung mengukur saliva sebelum dan
sesudah berkumur teh hijau dan berkumur akuades.
d. Data rasio: menurut skala pengukuran Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah data
numerik, yaitu data rasio. Jenis data ini dilengkapi dengan titik nol absolut yang artinya nilai 0 berarti
nilainya memang 0 atau kosong. Data rasio dalam hal ini adalah data jumlah saliva.
10. Untuk mendapatkan hasil yang diingikan
perhitungan statistic apakah yang digunaan ?
Pertama dilakukan uji normalitas dulu dengan uji Kolmogorov-smearnov. Apabila data terdistribusi normal,
data diolah dengan menggunakan uji t berpasangan (paired) untuk membandingkan antara laju alir sebelum
dan sesudah berkumur teh hijau dan berkumur aquades. Dalam hal ini untuk mengetahui perbedaan rerata laju
aliran saliva sebelum dan sesudah berkumur teh hijau pada wanita dengan xerostomia. Untuk
membandingkan laju alir saliva antara berkumur teh hijau dengan berkumur aquades dipakai uji T tidak
berpasangan (independen). Perhitungan statistic yang digunakan berupa uji T berpasangan (dependen). Uji T
adalah uji statistic yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nol. Dengan tujuan
untuk menguji perbedaan mean antara dua kelompok data yang dependen. Syarat uji T berpasangan adalah
distribusi data normal, kedua kelompok data dependen/paired, jenis variable berupa numerik dan kategorik
(dua kelompok). Pada penelitian ini uji T berpasangan digunakan untuk mengetahui perbedaan rerata laju
aliran saliva sebelum dan sesudah berkumur teh hijau.
Sedangkan apabila data tidak terdistribusi normal, data diolah dengan menggunakan uji Wilcoxon untuk
membandingkan antara perbedaan rerata laju aliran saliva sebelum dan sesudah berkumur teh hijau. Dan
memakai uji Mann-Whitney untuk membandingkan antara laju alir saliva antara berkumur teh hijau dengan
berkumur aquades.
11. Jelaskan perbedaan desain penelitian ini
dibandingkan dengan penelitian survey
analitik?
Metode penelitian analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena,

baik antara faktor resiko/faktor penyebab/determinan dan faktor efek, antar faktor resiko, maupun

antar faktor efek. Yang di maksud dengan faktor resiko adalah suatu fenomena yang

mengakibatkan terjadinya efek (pengaruh). Sedangkan faktor efek adalah suatu akibat dari adanya

faktor resiko. Dalam penelitian analitik, dari analisis korelasi (hubungan/keterkaitan) dapat

diketahui seberapa jauh kontribusi faktor resiko tertentu terhadap adanya suatu kejadian tertentu

(efek).
Dalam penelitian eksperimen, hal yang perlu dilakukan sebagai pembuktian bahwa suatu
faktor sebagai penyebab terjadinya suatu luaran / output / penyakit, adalah diuji
kebenarannya dengan percobaan atau eksperimen. Eksperimen juga dapat dilakukan di
laboratorium, tetapi disesuaikan dengan masalah yang dihadapi oleh masyarakat, sehingga
eksperimen sewajarnya dilakukan di masyarakat. Bentuk eksperimen lain yang sering
dilakukan adalah berkaitan dengan pengaruh intervensi penyuluhan terhadap perubahan
pengetahuan tentang suatu masalah kesehatan.
TERIMA
TERIMA
KASIH !!
KASIH

Anda mungkin juga menyukai