Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS DAN PERANCANGAN MANAJEMEN BANDWIDTH

DENGAN MODEL PER CONNECTION QUEUING (PCQ)


MENGGUNAKAN ROUTERBOARD MIKROTIK
DI GIGANET YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh
Muhammad Iqbal
13.11.7294

kepada
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2017

1
2
ANALISIS DAN PERANCANGAN MANAJEMEN BANDWIDTH
DENGAN MODEL PER CONNECTION QUEUING (PCQ)
MENGGUNAKAN ROUTERBOARD MIKROTIK
(Studi Kasus: Giganet Yogyakarta)

Muhammad Iqbal1), M. Rudyanto Arief 2)


1)
Teknik Informatika Universitas AMIKOM Yogyakarta
2)
Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia
Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283
Email : muhammad.7294@students.amikom.ac.id1), rudy@amikom.ac.id2)

Kebutuhan bandwidth tidak akan pernah mencukupi, lambat. Oleh karena itu pengelolaan bandwidth perlu
dilakukan dengan baik agar dapat menghasilkan
namun untuk memaksimalkan bandwidth (manajemen
performa jaringan yang baik.
bandwidth) merupakan salah satu cara untuk
Metode yang digunakan adalah menggunakan queue
mengatur penggunaan bandwidth . Warnet Giganet tree dengan mode per connection queuing (PCQ) dengan
menggunakan metode ini nantinya setiap client akan
memiliki bandwidth up to 5 Mbps untuk digunakan
mendapatkan bandwidth sesuai dengan kebutuhannya.
oleh client nya. salah satu cara untuk manajemen Sehingga nantinya ini akan berpengaruh pada Quality of
Service (QoS).
bandwidth ialah menggunakan queue tree dengan
model Per Connection Queue (PCQ) untuk menjaga
Rumusan Masalah
Quality of Service (QoS) di jaringan internet Giganet.
Adapun rumusan masalah yang di bahasa pada
penilitian ini adalah Bagaimana cara merancang Quality
Dari hasil observasi di Giganet Yogyakarta of Service (QoS) menggunakan Queue Tree Dengan
pengaturan pembagian akses wifi masih default dan Model Per Connection Queuing (PCQ) Menggunakan
penggunaan bandwidth belum optimal. Sehingga Routerboard Mikrotik pada Giganet Yogyakarta”

pengalaman menggunakan jaringan warnet Giganet Tujuan Penelitian


sering mengalami gangguan sepert buffering dan Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
kecepatan download yang sangat lambat. Dengan 1. Mengoptimalkan pelayanan pada warnet Giganet
kepada konsumen dengan cara menerapkan
menerapkan Queue tree diharapkan penggunaan
Quality of Service (QoS) untuk meningkatkan
bandwidth akan lebih optimal. performa jaringan.
2. Menghasilkan sistem yang mampu
Keywords - Jaringan internet, Queue, Quality of Service mengimplementasikan sebuah parameter QOS
(QOS), Per Connection Queue (PCQ), Throughput, yang dapat melakukan efisiensi distribusi
Delay, Packet Loss bandwidth sesuai dengan kebutuhan dari client.

1. Pendahuluan Tinjauan Pustaka


Latar Belakang Rifqi Mizan Aulawi (2015) melakukan penelitian
tentang implementasi manajemen bandwidth jaringan
Jaringa wireless sekarang memiliki banyak servis di hotspot PT. Angkasa Pura Airpots Yogykarta berbasis
dalamnya. Untuk setiap servis tidak bisa diperlakukan mikrotik RB1100AH dengan menggunakan Metode
sama contohnya adalah servis video conference dan PCQ. beberapa parameter pembanding yang digunakan
transfer data. Maka dari itu kualitas servis-servis in
adalah throughput, delay, packet loss. Hasil pengujian
cukup penting untuk diperhatikan.
penelitian tersebut dibadandingkan dengan standar
Permasalahan yang ada di Warnet Giganet adalah TIPHON[1].
sering terjadi buffering saat sedang streaming atau
browsing dan juga kecepatan download yang sangat

3
Sidik Hadi Kurniadi (2015) melakukan Tabel 2.1 Kategori Delay
pengujian terhadap jaringan LAN di BPN Klaten Jawa
Tengah dengan mengimplementasikan queue tree. Kategori Delay
Parameter yang digunakan adalah standar TIPHON yaitu
Sangat Bagus < 150 ms
throughput, delay dan packet loss. [2]
Edy Noviansa (2016) melakukan peneletian di Bagus 150 s/d 300 ms
jaringan LAN Kertapati Palembang dengan menerapkan
Queue tree model PCQ. Hasilnya adalah dapat Sedang 300 s/d 450 ms
memberikan efisiensi bandwidth dan mengurangi packet Jelek < 450 ms
loss. [3]
Penelitian ini akan fokus terhadap manajemen Sumber : TIPHON
bandwidth menggunakan Wifi dengan pengaturan yang • Packet Loss
dinamis. Diharapkan setiap client mendapatkan alokasi Packet loss adalah persentase paket yang hilang
bandwidth sesuai dengan kebutuhannya. selama mentransmisikan data. Hal ini disebabkan
oleh faktor seperti penurunan signal dalam media
Dasar Teori jaringan, kesalahan perangkat keras jaringan, atau
Tujuan Quality of Service (QoS) merupakan juga radiasi dari lingkungan sekitarnya [5].
metode pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan
Tabel 2.2 Kategori Packet Loss
merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan
karakteristik dan sifat dari suatu service [4]. Parameter
Qos Antara lain throughput, delay dan packet loss. Kategori Packet Loss
• Throughput Sangat Bagus 0%
Throughput adalah bandwidth aktual yang terukur
pada satuan ukuran waktu tertentu dalam Bagus 3%
mentransmisikan berkas. Berbeda dengan
Sedang 15 %
bandwidth walaupun satuannya sama bit per
second (bps), tetapi throughput lebih Jelek 25 %
menggambarkan bandwidth yang sebenarnya pada
suatu waktu dan pada kondisi jaringan tertentu Sumber : TIPHON
yang digunakan untuk mengunduh suatu file
dengan ukuran tertentu [5]. Komponen penting dalam QoS
• Delay • Queue
Delay merupakan waktu yang dibutuhkan untuk Perangkat jaringan seperti router atau switch akan
sebuah paket dikirimkan dari suatu komputer membuat antrean data di dalam memori (buffer
kekomputer lain yang dituju delay dalam sebuah atau disebut juga sebagai queue) untuk mencegah
peroses transmisi paket dalam sebuah jaringan burst dan membuat prioritas packet. Tujuan akhiur
komputer disebabkan karena adanya antrian yang dari queue adalah mengalokasikan bandwidth
panjang, atau mengambil route lain untuk secara adil. Queue dibedakan menjadi dua yaitu
menghindari kemacetan pada routing. Untuk Hardware Queue contohnya FIFO dan yang kedua
mencari delay pada paket yang ditransmisikan adalah Software Queue contohnya WRR,
dengan membagi antara panjang paket (satuan bit) CBWFQ, HTB, dan atura yang dikembangkan
dibagi dengan link bandwidth (satuan bit/s). untuk sendiri.
mengukur delay pada suatu jaringan komputer
menggunakan perintah ping yang merupakan salah • Classification dan Marking
satu perintah yang dimiliki oleh commend prompt Digunakan oleh router untuk mengenali
sistem operasi Windows, dimana time pada hasil (Classification) Jenis aliran packet (Packet flow)
perintah ping menunjukan delay pada paket yang dan melakukan penandaan (marking) terhadap
dikirimkan. [5] packet data tersebut. Pada akhirnya perlakuan
router terhadap packet data akan didasarkan pada
classification dan marking.

• Qos Policy

4
Merupakan aturan yang dibuat sebagai dasar atau Seperti pada tabel 2.3 hasil pengujian selama 7 hari
acuan pembuatan Qos Mengenai prioritas traffic. menunjukkan rata-rata per hari maksimal throughput
yang bisa didapatkan oleh client. Di mana paling rendah
2. Pembahasan adalah 60.72 kbps dan paling tinggi adalah 124.75 kbps
2.1 Pengumpulan Data • Delay
2.1.2 Teknik Pengumpulan Data
• Throughput
Pengumpulan data throughput dilakukan dengan
cara tapping pada mikrotik menggunakan aplikasi
Wireshake 2.1. dimana paket header dari paket
yang melewati mikrotik akan diteruskan ke
aplikasi wireshark yang merekam setiap packet
yang lewat Gambar 2 hasil pengujian Delay dan Packet Loss
• Delay
Pengumpulan data delay menggunakan Aplikasi Seperti terlihat pada gambar 2 meupakan hasil
Axence NetTools yang melakukan ping setiap pengukuran delay dan packet loss pada jarignan internet
detik ke server. Giganaet selama 7 hari.
• Packet Loss
Tabel 2.4 Tabel hasi pengukuran Delay
Pengumpulan data packet loss menggunakan
aplikasi Axence NetTools yang melakukan Hari Delay (ms)
pengecekan setiap detik ke server. Senin 90.83
Selasa 82.70
2.1.3 Hasil pengumpulan data sebelum Rabu 59.33
implementasi Kamis 79.33
Jumat 96.34
• Throughput
Sabtu 94.45
Minggu 94.13
Rata-rata 86.32 ms

Seperti terlihat pada tabel 2.4 dengan rata-rata delay


selama 7 hari adalah 86.32 ms dengan delay terendah
adalah 59.33 ms pada hari rabu.

• Packet Loss

Tabel 2.4 Tabel hasil pengukuran Packet Loss

Hari Packet Loss (%)


Gambar 1 hasil pengujian Throughput Senin 10.49
Selasa 7.02
Tabel 2.3 Pengujian Throughput selama 7 hari Rabu 6.02
sebelum implementasi Kamis 5.54
Jumat 4.32
Hari Hasil Throughput (KB/S)
Senin 60.72 Sabtu 6.17
Selasa 82.30 Minggu 7.4
Rabu 63.41
Kamis 124.75 Seperti terlihat pada tabel 2.4 rata-rata packet loss yang
Jumat 100.42
teruji selama 7 hari menunjukkan bahwa packet loss ini
Sabtu 93.56
Minggu 79.13 menurut standar TIPHON berada pada kategori Bagus.

5
Namun masih bisa menjadi kategori sangat bagus jika Hari Packet Loss (%)
packet lpss yang teruji bernilai 0%. Senin 0
Selasa 0
2.2 Implementasi
Rabu 0
Dari permasalahan yang ada maka dibuatlah solusi
untuk meningkatkanperforma jarignan internet di Kamis 0
Giganet Yogyakarta : Jumat 0
• Pembagian manajemen bandwidth dengan model Sabtu 0
Per Connection Queuing (PCQ).
Minggu 0
• Mengubaha manajemen bandwidth dari simple
queueu menjadi queue tree
• Pemisahan traffic antara browsing, streaming, dan 3. Kesimpulan
download. Dari hasil pengujian sistem manajemen bandwidth
2.3 Hasil Implementasi yang baru dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pengujian dilakukan terhadap sistem baru hasil • Dengan implementasi sistem yang baru di
implementasi di jaringan internet Giganet jaringa internet Giganet dapat meningkatkan
Yogyakarta. Pengujian dilakukan selama 7 hari dan nilai throguhput hingga 66%
mendapatkan hasil sebagai berikut • Rata-rata delay turun hingaa 96%
• Throughput • Rata-rata Packet Loss turun hingga 10%
• Seteleh penerapa sistem manajemen bandwidth
Tabel 2.5 Tabel hasil pengukuran Throughput menggunakana wueue tree dengna model PCQ
telah berhasil memisahakan trafik untuk aktivitas
Setelah implementasi
normal dan aktivitas download.
disempurnakan oleh peneliti selanjutnya.
Hari Hasil Throughput (KB/S)
Daftar Pustaka
Senin 448.41
Selasa 495.59 [1] Frendi Yusroni Romadhona (2012).
Rabu 461.06 Optimalisasi jaringan wireless dengan Qos
Kamis 405.21 berbasis algoritma Hierarchical Token Bucket
Jumat 387.37 (HTB). UIN Sunan Kalijaga.
Sabtu 448.61 [2] R. M. Aulawi (2015). Analisis dan
Minggu 392.12 Implementasi manajemen Bandwidth jaringan
hotspot PT. Angkasa Pura Airports Yogyakarta
• Delay berbasis Mikrotik RB1100AH. STMIK
AMIKOM Yogyakarta.
Tabel 2.6 Tabel hasi pengukuran Delay setelah [3] Kurniadi, S. H., (2016). Analisis Dan
implementasi Manajemen Bandwidth Dengan Kombinasi
Firewall Dan Queue Menggunakan Mikrotik di
Hari Delay (ms)
BPN Klaten. STMIK AMIKOM Yogyakarta.
Senin 1.51 [4] Noviansa, Edy (2016). Analisis manajemen
Selasa 1.61 bandwidth di stasiun kertapati Palembang.
Rabu 1.46 Universitas Bina Darma.
[5] Ariyus, Dony dan Rum Andri K.R. 2008.
Kamis 1.73 Komunikasi Data. Yogyakarta: Andi.
Jumat 1.60 [6] Sofana, Iwan. 2012. Cisco CCNP & Jaringan
Sabtu 2.08 Komputer. Bandung: Informatika.
[7] Towidjojo, R. Mikrotik Kung Fu Kitab 3 Edisi
Minggu 1.49 2016 , Palu: Jasakom
[8] Towidjojo, R. Mikrotik Kung Fu Kitab 1 Edisi
• Packet Loss 2016 , Palu: Jasakom
[9] Towidjojo, R. Mikrotik Kung Fu Kitab 2 Edisi
Tabel 2.7 Tabel hasil pengukuran Packet Loss 2016 , Palu: Jasakom
setelah implementasi [10] Da Silva, M. M. 2016. Cable and Wireless
Networks, Theory And Practice. New York :
CRC Press.
[11 Sanders, C. 2011. Practical Packet Analysis,
Using Wireshark to Solve Real-World Network

6
Problems (second ed). San Francisco : No
Starch Press
[11] Athailah, Mikrotik untuk pemula, Jakarta :
Mediakita, 2013.
[12] “EdrawMax,” [online]. Available :
https://www.edrawsoft.com/EdrawMax.php.
[Diakses Tanggal 15 Februari 2017]
[13] “nettools axence,” [online].
Available:htt://axence.net/en/axence-nettools.
[Diakses Tanggal 15 Februari 2017]

Biodata Penulis
Muhammad Iqbal, memperoleh gelar Sarjana (S.Kom)
Program Studi Informatika Universitas AMIKOM
Yogyakarta, lulus tahun 2017.
M. Rudyanto Arief ST, MT, memperoleh gelar Sarjana
Teknik (ST), Jurusan Teknik Informatika Universitas
Islam Indonesia, lulus tahun 2001. Memperoleh gelar
Magister Teknik (M.T.) Jurusan Teknik Elektro
Universitas Gadjah Mada, lulus tahun 2005.

Anda mungkin juga menyukai