CLIENT
LUKY SULTON AL HAKIM
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Semarang
ABSTRAK
ABSTRACT
The Differences of needs in one network can result in a collision (collision) which can
lead to decreased network performance that ultimately affect the user satisfaction on the
network. It requires bandwidth management in managing input and output bandwidth in a
single network. Bandwidth management is needed in communication and computer networks,
in addition to arranging the needs of each client, also set the data traffic to run smoothly. The
collision can result in disruption to the network. The purpose of this research is to apply
bandwidth management system so that a network can set bandwidth proportionally.
The method of the study uses HTB (Hierarchical Tocken Bucket) with simple queue
and queue tree techniques. Data supporting the parameters are obtained from the literature.
Making and testing the data used to analyze the level of achievement of the quality of the
network system use the queue statistics software and network analyzer Wireshark software.
The results of the analysis of the application of the system prove that the use of queuing
techniques and bandwidth capacity causes the difference in value of packet loss, delay end-
to-end, and the system throughput. The value of the smallest packet loss using simple queue
technique with 1Mbps bandwidth allocation is 0.040% and the biggest packet loss using
simple queue technique with 128 kbps of bandwidth allocation is 0.02945%.The value of the
smallest delay end-to-end using queue tree techniques with 1 Mbps bandwidth allocation is
86 ms and the biggest delay end-to-end using queue tree technique with 128 kbps of
bandwidth allocation is 87 ms. The setting of bandwidth management system will results a
controlled throughput in accordance with the allocation of uploads and downloads granted
by the administrator.
Keywords: Bandwidth Management, Technic Queue, HTB method
3. BATASAN MASALAH
Pada pembahasan ini penulis
menerapkan sistem manajemen
bandwidth pada router mikrotik dengan
metode HTB (Hierarchical Tocken
Bucket) menggunakan teknik antrian
simple queue dan queue tree sehingga
pemakaian bandwidth terbagi secara Gambar 1 : Hasil Capture Simple Queue
Client 1 Pada Network Analyzer Wireshark
kebutuhan dan terkontrol dengan baik.
4. TUJUAN TA
Tujuan peneliti dalam penelitian ini
adalah untuk menerapkan sistem
manajemen bandwidth sehingga
sebauah jaringan dapat mengatur
bandwidth secara proporsional.
5. PEMBAHASAN
5.1.Parameter Kualitas Jaringan
Sistem Manajemen Bandwidth
Parameter kualitas jaringan pada sistem
penelitian ini meliputi packet loss,
delay end to end, dan throughput. Gambar 2 :Hasil Capture Simple Queue
Sistem akan dianalisis mengenai Client 2 Pada Network Analyzer Wireshark
tingkat pencapaian kualitas jaringan
sistem penggunaan teknik antrian
simple queue dan queue tree terhadap
kinerja sistem manajemen bandwidth
dengan alamat IP client menggunakan
Software Network Analyzer Wireshark.
Berikut adalah hasil capture data dari
Software Network Analyzer Wireshark
pada masing-masing alamat IP client
dengan tehnik antrian simple queue dan
queue tree.
5.1.1. Hasil Simple Queue Setiap IP
Client Pada Software Network
Analyzer Wireshark
Gambar 3 : Hasil Capture Simple Queue
Client 3 Pada Network Analyzer Wireshark
Gambar 4 : Hasil Capture Simple Queue Gambar 7 : Hasil Capture Queue Tree Client
Client 4 Pada Network Analyzer Wireshark 3 Pada Network Analyzer Wireshark
2 2 0.065 0.0578 1 1 84 86
3 3 0.0308 0.0392 2 2 85 86
4 4 0.0295 0.0195 3 3 86 84
4 4 86 87
Dari hasil perbandingan analisis
di atas menggambarkan bahwa Dari hasil perbandingan analisis
penggunaan teknik antrian dan alokasi di atas menggambarkan bahwa
upload dan download pada sistem penggunaan teknik antrian dan alokasi
manajemen bandwidth alamat IP client upload dan download pada sistem
mempengaruhi nilai packet loss pada manajemen bandwidth prioritas alamat
masing-masing client. Semakin kecil IP client mempengaruhi nilai delay
alokasi upload dan download yang end-to-end pada masing - masing
diberikan oleh administrator maka client. Semakin kecil alokasi upload
semakin besar nilai packet loss. Nilai dan download yang diberikan oleh
packet loss pada simple queue paling administrator maka semakin besar nilai
besar adalah 0.065% dan paling kecil delay end-to-end. Hasil pengamatan
adalah 0.0295%. Sedangkan pada penangkapan data nilai delay end-to-
teknik antrian queue tree nilai paling end pada teknik antrian simple queue
besar adalah 0.0578% dan nilai paling adalah paling lama sebesar 86 ms dan
kecil adalah 0.0195 %. paling cepat sebesar 84 ms. Sedangkan
pada teknik antrian queue tree nilai
5.3.Analisis Delay end-to-end pada paling lama sebesar 86 ms dan nilai
Teknik Antrian Simple Queue dan paling cepat sebesar 87 ms.
Queue Tree
Delay end-to-end digunakan 5.4.Analisis throughput pada Teknik
untuk mengetahui waktu yang Antrian Simple Queue dan Queue
dibutuhkan untuk mengirimkan data Tree
dari sumber ke tujuan. Perhitungan Throughput digunakan untuk
delay end-to–end membutuhkan data mengetahui jumlah paket yang diterima
primer jumlah paket data dan waktu dalam keadaan baik terhadap waktu
yang dibutuhkan dalam proses total transmisi yang dibutuhkan dari
download data yang didapatkan dari server hingga ke end user.
software Network Analyzer Wireshark Perhitungan throughput
.Hasil perbandingan delay end-to-end membutuhkan data primer panjang data
teknik antrian simple queue dan queue yang diterima dan waktu proses
tree hasil pengamatan dari software download data yang didapatkan dari
Network Analyzer Wireshark penangkapan data dari software
ditunjukkan pada tabel 3. Network Analyzer Wireshark. Hasil
analisis perbandingan throughput
teknik antrian simple queue dan queue yang diantrikan pada router mikrotik,
tree ditunjukkan pada tabel 4. dimana semakin besar paket data yang
diantrikan maka kemungkinan packet
loss akan semakin besar.
Table 3: Perbandingan Troughput Teknik c. Hasil analisis delay end-to-end dengan
Antrian Simple Queue Dan Queue Tree penggunaan teknik antrian simple
queue dan queue tree pada sistem,
dapat disimpulkan bahwa:
THROUGH THROUG
PUT Simple HPUT 1) Nilai delay end-to -end sistem
NO PC Queue(Mbps Queue mengalami peningkatan seiring dengan
) Tree alokasi upload dan download yang
(Mbps)
diberikan oleh administrator. Semakin
1 1 0.06335 0.06219 kecil alokasi upload dan download
2 2 0.06315 0.06193 yang diberikan oleh administrator
3 3 0.06302 0.06265 maka semakin besar nilai delay end-to-
4 4 0.06318 0.06212 end. Hal ini terjadi karena nilai delay
end-to–end dipengaruhi oleh waktu
Dari hasil perbandingan analisis di atas pemrosesan download data panjang
penggunaan teknik antrian simple paket data yang proses melalui router
queue dan queue tree pada sistem mikrotik dan kabel Ethernet, dimana
manajemen bandwidth menghasilkan semakin besar alokasi upload dan
nilai throughput yang terkontrol dan download yang diberikan pada client
sesuai dengan alokasi upload dan maka semakin cepat proses download
download yang diberikan oleh data.
administrator. 2) Penggunaan teknik antrian pada sistem
manajemen bandwidth prioritas alamat
6. KESIMPULAN IP client mempengaruhi nilai delay
a. Manajemen bandwidth dengan alamat end-to-end pada masing - masing client.
IP client menggunakan teknik antrian d. Hasil analisis throughput dengan
simple queue dan queue tree dapat penggunaan teknik antrian simple
melakukan pembatasan bandwidth queue dan queue tree pada sistem,
dengan baik pada masing - masing dapat disimpulkan bahwa:
client. 1) Penggunaan teknik antrian simple
b. Hasil analisis packet loss dengan queue dan queue tree pada sistem
penggunaan teknik antrian simple manajemen bandwidth menghasilkan
queue dan queue tree pada sistem, nilai throughput yang terkontrol sesuai
dapat disimpulkan bahwa: dengan alokasi upload dan download
1) Penggunaan teknik antrian pada sistem yang diberikan oleh administrator.
manajemen bandwidth prioritas alamat e. Dari hasil analisis manajemen
IP client mempengaruhi nilai packet bandwidth dengan alamat IP client
loss pada masing- masing client. menggunakan kedua teknik antrian
2) Nilai packet loss sistem mengalami simple queue dan queue tree ditemukan
peningkatan seiring dengan alokasi beberapa kelebihan dan kekurangan
upload dan download yang diberikan masing-masing teknik tersebut
oleh administrator. Semakin kecil diantaranya :
alokasi upload dan download yang Simple Queue
diberikan oleh administrator maka Kelebihan Simple Queue
semakin besar nilai packet loss. Hal ini Konfigurasi mudah dan cepat.
terjadi karena nilai packet loss Trefic jaringan terlihat secara realtame.
dipengaruhi oleh jumlah paket data Kekurangan Simple Queue
Packet loss lebih besar dari queue tree. DAFTAR PUSTAKA
Hanya dapat melimit bandwidth secara
global. 1. Iwan, Sofana. Cisco CCNA dan
Jaringan Komputer. Bandung :
Queue Tree Informatika, 2011.
Kelebihan Queue Tree 2. Andrian, Tarigan. Bikin Gateway
Packet loss kecil (limit berdasarkan Murah Pakai Mikrotik. Jakarta :
paket jaringan yang sudah ditandai. Gramedia, 2009.
Dapat dikombinasiakan dengan fitur 3. Sukmaaji, Anjik dan Rianto.
mikrotik. Jaringan Komputer. Yogyakarta : Andi,
Dapat melakukan limitasi bendwidth 2008.
dengan detil. 4. Andya. Teknologi Jaringan
Kekurangan Queue Tree Komputer. www.academia.edu.
Konfigurasi pada queue tree lebih sulit [Online] 2010.
dari simple queue. 5. Handriyanto, Dwi Febrian.
Trefic jaringan tidak terlihat. KAJIAN PENGGUNAAN MIKROTIK
ROUTER OS™ SEBAGAI ROUTER
7. SARAN PADA JARINGAN KOMPUTER.
Saran yang diberikan berdasarkan [Online] 2009.
analisis yang telah dilakukan pada 6. Saputro, T Daniel dan Kustanto.
penelitian ini adalah: Membangun Server Internet dengan
a. Pada saat pengujian sistem manajemen Mikrotik Router OS. Semarang : Grava
bandwidth menggunakan koneksi Media, 2008.
internet yang stabil. 7. Sugiharta, Tito. Network
b. Menganalisis performansi sistem AddresTranslation (NAT): Cara Lain
manajemen bandwidth dengan prioritas Menghemat IP addres. [Online] 2012.
port seperti untuk penggunaan video 8. Muhd. Iqbal, Anwar. Manajemen
streaming, game online pada masing- Bandwidth untuk Meningkatkan Quality
masing client. of Service. Medan : Magister Teknik
c. Menganalisis performansi sistem Informatika, Fasilkom USU Medan,
manajemen bandwidth dengan 2013.
menambahkan jumlah client. 9. MUSTAZIRI. Manajemen
Bandwidth untuk Meningkatkan Quality
of Service. Semarang : Program
Pascasarjana, Universitas Diponegoro,
2012.