Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Persaingan program yang begitu tajam membuat stasiun TV cerdik dalam memilih
strategi. Hal ini disebabkan dominasi industri TV selama ini selalu diukur dengan total
belanja iklan. Ada dua cara yang bisa didapatkan masyarakat untuk menikmati program TV,
yaitu dengan TV berbayar, yaitu siaran jaringan TV swasta yang selama ini kita tonton.
Lainnya adalah TV berlangganan. (Case Center Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. 184 : 2008)
TV berlangganan dikenal juga dengan sebutan TV kabel atau TV berbayar. Untuk bisa
menikmati tayangan dari TV berlangganan, pengguna harus berlangganan sehingga
dikenakan biaya per bulannya. Ditinjau dari definisinya, TV kabel merupakan sistem
penyiaran acara televisi melalui signal frekuensi radio yang ditransmisikan via serat optik
atau kabel coaxial. Dari definisi tersebut jelas bahwa TV kabel bereda dengan TV pada
umumnya yang disiarkan melalui udara dan harus ditangkap menggunakan antena.
(Enterprise, Jubilee. 21: 2010)
Perkembangan TV kabel yang sangat pesat memberikan pengaruh yang besar bagi
perusahaan jasa TV kabel di Indonesia. Banyaknya penyedia produk TV kabel di Indonesia
mengindikasikan persaingan antar perusahaan penyedia produk tersebut yang semakin
ketat. Hal itu pula yang melatarbelakangi hadirnya makalah ini. Pada makalah ini kami
membahas mengenai TV berlangganan Indovision.
Indovision mengklaim di Indonesia televisi berlangganan yang pertama kali hadir adalah
Indovision, yang berdiri pada 8 Agustus 1988. Indovision juga dikenal sebagai televisi
berlangganan yang pertama kali menggunakan satelit penyiaran langsung (Direct Broadcast
Satellite (DBS).

1. 2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Bagaimana profil TV berlangganan Indovision?
1.2.2 Siapa segmentasi TV berlangganan Indovision?
1.2.3 Bagaimana targetting dari TV berlangganan Indovision?
1.2.4 Bagaimana positioning dari TV berlangganan Indovision?
1
1.2.5 Bagaimana analisa pesaing TV berlangganan Indovision?
1.2.6 Dari mana sumber Dana TV berlangganan Indovision?

1. 3 TUJUAN PENULISAN
1.3.1 Mengetahui profil TV berlangganan Indovision.
1.3.2 Mengetahui siapa segmentasi TV berlangganan Indovision.
1.3.3 Memahami targetting TV berlangganan Indovision.
1.3.4 Memahami bagaimana positioning dari TV berlangganan Indovision.
1.3.5 Memahami analisa pesaing TV berlangganan Indovision.
1.3.6 Mengetahui sumber dana TV berlangganan Indovision.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profil Indovision

Indovision adalah sebuah stasiun televisi satelit berlangganan yang diselenggarakan oleh
PT MNC Sky Vision (dahulu bernama PT Matahari Lintas Cakrawala). Perusahaan yang didirikan
pada tanggal 8 Agustus 1988 ini memulai memasarkan produk jasanya pada awal tahun 1994
dan bertanggung jawab atas pemasaran program pengelolaan serta pelayanan kepada
pelanggan.

Pada mulanya Indovision menggunakan jasa satelit Palapa C-2 untuk menggunakan
transponder dan sistem broadcasting serta menggunakan analog dengan frekuensi C-Band.
Namun, kemudian dirancanglah proyek pembuatan dan peluncuran satelit Indostar-1 atau yang
kini lebih dikenal dengan nama satelit Cakrawarta-1 yang khusus menggunakan frekuensi S-
Band yang lebih tahan terhadap perubahan cuaca, sesuai dengan keadaan daerah tropis pada
umumnya serta memiliki jejak jangkauan (footprint) ke seluruh wilayah Indonesia.

Adapun yang bertanggung mengelola dan mengoperasikan satelit tersebut adalah PT


Media Citra Indostar yang didirikan pada 22 Juli 1991. Dengan satelit ini, dapat memberikan
layanan pendistribusian tayangan saluran-saluran televisi berlangganan lokal dan mancanegara
melalui Indovision yang disajikan kepada para pelanggan di Indonesia secara optimal dengan
menggunakan dekoder dan antena parabola mini berukuran diameter 80 cm.

Pada tahun 1997, Indovision melakukan inovasi dengan mengubah sinyal


penayangannya dari analog menjadi digital. Inovasi ini dapat meningkatkan kualitas penerimaan
gambar maupun suara bagi pelanggannya.

MNC Sky Vision bernaung di bawah sebuah induk perusahaan bernama Global
Mediacom. Pada awal tahun 2008, MNC Sky Vision meluncurkan produk televisi berlangganan

3
lainnya, TOP TV. Direktur Utama Indovision saat ini adalah Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo,
yang merupakan kakak kandung dari Hary Tanoesoedibjo, CEO dari MNC.

Pada tanggal 16 Mei 2009, diluncurkan satelit Indostar II/Protostar II untuk


menggantikan Indostar I. Satelit ini memiliki 32 transponder, termasuk 10-transponder aktif dan
3 transponder cadangan yang berfungsi sebagai penguat gelombang frekuensi S-Band.

Pada tahun 2014, PT. MNC Sky Vision Tbk (MSKY) menyebar perangkat Indovision ke 365
Komando Rayon Militer (Koramil) di derah terpencil. Diharapkan, kegiatan tersebut
memudahkan petugas untuk mendapatkan informasi dan hiburan.

Ada beberapa perangkat keras yang dibutuhkan pelanggan untuk dapat melihat tayangan dari
channel-channel TV yang didistribusikan melalui Indovision. Berikut adalah perangkat keras yang
dibutuhkan pelanggan untuk bisa menangkap tayangan-tayangan dari channel-channel TV tersebut:

1. Decoder Digital - Merupakan alat untuk mengembalikan sinyal dari bentuk teracak ke bentuk
semula, sehingga bisa di nikmati oleh pelanggan.
2. Viewing Card (Kartu Tayang) - kartu ini dibutuhkan penlanggan untuk bisa mengakses dan
membuka kode tayang sehingga tayangan menjadi aktif.

3. LNB-F

4. 2 F Konektor

5. Kabel 20 Meter

6. Remote Control

7. Dish (Parabola Mini) dengan diameter 80 cm

Indovision sebagai operator televisi berlangganan melalui satelit mendistribusikan tayangan


lebih dari 110 channel televisi berlangganan (termasuk radio) baik lokal maupun mancanegara keseluruh
wilayah Indonesia dengan menggunakan frekuensi S-Band. Dengan dekoder digital dan antena parabola
mini, Indovision menawarkan pelayanan pendistribusian tayangan televisi berlangganan berkualitas
tinggi. Profil pelanggan Indovision terdiri atas beberapa kategori, yaitu:

 Direct to Home (DTH): Merupakan pelanggan individual yang memasang dekoder dan parabola
mini Indovision dirumah mereka yang keberadaannya tersebar di seluruh wilayah Indonesia
 SMATV (Satellite Master Antenna TV): Yang antara lain pelanggannya terdiri atas apartemen, real
estate, kompleks perumahan serta perkantoran.
4
 Hotel: Merupakan institusi perhotelan berbintang dan non-bintang yang menjadi pelanggan
Indovision dan mendistribusikan program-program Indovision ke kamar-kamar yang dimiliki
hotel yang bersangkutan untuk konsumsi para pengunjung hotel tersebut.

Visi Dan Misi Perusahaan

Adapun visi dan misi perusahaan adalah satu visi banyak aksi yang artinya memiliki satu
tujuan dalam menyajikan informasi kedalam bentuk televisi berlangganan yang lebih dikenal
Indovision dengan memberikan berbagai macam program-program tayangan baik itu dalam
bentuk news, entertainment, documentary, varienty dan sport kepada masyarakat khususnya
belahan nusantara

2.1.1 DAFTAR SALURAN INDOVISION:

1. NEWS

Program berita terkini dari seluruh belahan penjuru dunia, cepat dan akurat melalui
jaringan korespodensi yang tersebar di seluruh dunia, tidak akan pernah tertinggal berita selalu up
to date.

2. MOVIES

Menghadirkan ragam film box office dunia, koleksi film terlengkap dari sutradara ternama
yang menyuguhkan tayangan film 24 jam dari film aksi, thriller, suspense, horor, drama hingga
komedi yang akan memanjakan seluruh pecinta film berkualitas

5
3. KIDS

Memberikan tayangan hiburan yang edukatif dan menghibur bagi anak, sekaligus aman.
Dikemas secara interaktif dan menarik, dilengkapi dengan pilihan bahasa pengantar untuk
memperkaya pengenalan bahasa pada anak.

4. VARIETY & MUSIC

Ragam tayangan trend musik dunia dari musik musik etnis serta program program unggulan
dari drama seri menegangkan, ragam tayangan informasi dan budaya dari penjuru dunia, hingga
program religi melengkapi tayangan untuk keluarga.

5. ENTERTAINMENT

Pilihan tayangan hiburan terlengkap dari penjuru dunia. Gosip selebriti lokal dan dunia,
kumpulan drama seri yang lucu, mengharukan dan menegangkan, hingga program program
unggulan yang mendapatkan penghargaan.

6. LIFESTYLE

6
Tren dunia fashion, program travelling, pilihan makanan dari koki ternama dunia hingga
penyajian makanan menggugah selera untuk seluruh keluarga, desain interior hingga trend dunia
otomotif dan games siap menemani 24 jam nonstop.

7. KNOWLEDGE

Kaya akan ragam tayangan ilmu pengetahuan yang dapat membuka wawasan mengenai
dunia dari mulai tayangan sejarah, ilmu kesehatan, teknologi, kehidupan alam liar, hingga program
investigasi.

8. SPORTS

Lebih dari 100 pertandingan olah raga dunia mulai dari sepak bola, otomotif, tenis, hingga
olah raga ekstrem dari belahan penjuru dunia Eropa, Amerika hingga Asia siap menemani para sport
mania sepanjang hari, sepanjang tahun.

9. ORIENTAL

Dunianya tayangan Mandarin, mulai dari tayangan box office Mandarin, berita Mandarin,
gosip selebriti hingga tayangan musik Mandarin, diprogram khusus bagi para pecinta tayangan
Mandarin.

7
LOCAL TELEVISION

Indovision menghadirkan saluran independen dengan beragam tema seperti bisnis, olah
raga, hiburan hingga acara musik dengan penyajian yang khas serta hadir 24 jam. Saluran televisi
lokal Indonesia yang juga melengkapi Indovision sehingga Anda tidak perlu menggunakan antena
reguler untuk dapat menyaksikan sinetron favorit.

2. 2 Segmentasi

Indovision berkembang pesat setelah menyadari perlunya membangun merek dan


menjaga brand presence hingga saat ini. Awal kemunculannya pada tahun 1994, Indovision
didistribusikan ke seluruh Indonesia menggunakan satelit Palapa C-2 berbasis teknologi analog
dan frekuensi C-Band. Baru tiga tahun kemudian pelopor televisi berbayar (berlangganan) di
Tanah Air ini meluncurkan satelit Cakrawarta-1. Satelit Cakrawarta-1 dinilai lebih tahan terhadap
perubahan cuaca yang memang sering terjadi di negara-negara tropis.

Indovision juga dapat memberikan layanan distribusi televisi berlangganan lokal dan
mancanegara secara optimal dengan menggunakan decoder dan antena parabola mini
berdiameter 80 cm.Tidak hanya itu, di tahun yang sama, Indovision juga melakukan inovasi-
inovasi, salah satunya dengan mengubah sinyal penayangannya dari analog menjadi digital.
Perubahan dari analog ke digital itu dapat meningkatkan kualitas penerimaan gambar maupun
suara.

8
PT MNC Sky Vision, pemilik merek dagang Indovision, menyatakan bahwa segmentasi yang
disasarnya adalah keluarga menengah ke atas yang membutuhkan hiburan dan informasi.
Menurut Handhi S Ketjono, Wakil Direktur Utama PT MNC Sky Vision, ibu dan anak adalah
konsumen terbesar untuk tayangan televisi. Mereka menjadi strong endorser bagi keluarga
dalam memilih merek televisi berlangganan.

2.2.1 Strategi 4P

Sebagai strategi marketing, MNC Sky Vision menetapkan 4P sebagai berikut: Pertama,
Product (Leading Content); Perusahaan menawarkan channel-channel eksklusif yang hanya
dapat disaksikan melalui Indovision, seperti Vision1 Sports, Vision2 Drama, BabyTV, MNC Music,
MNC News, MNC Entertainment, Cbeebies, dan BBC Knowledge. Bahkan, Indovision tercatat
sebagai televisi berlangganan pertama yang meluncurkan channel televisi untuk batita
(BabyTV).

Kedua, Price (Flexibel, Affordable); Indovision adalah televisi berlangganan pertama yang
membuat program pinjam pakai peralatan (sejak tahun 2004), sehingga pelanggan tidak perlu
lagi membeli peralatan yang diperlukan. Ketiga, Place (Every Where), Indovision ialah satu-
satunya operator televisi berlangganan yang memiliki sales team terbesar, terluas, terlengkap,
dan paling inovatif. Mulai dari dealer, modern store (Carrefour, Giant, Hypermart, Electronic City,
Makro, dan Alfa), direct selling, institution dan telemarketing, exhibition, Indovision Member
Club, Subscriber Gets Subscriber hingga I Corner.

2.2.2 Pertumbuhan Pelanggan Baru Indovision

Tahun 2005 : 49,826 pelanggan baru (62% growth)

Tahun 2006 : 94,966 pelanggan baru (90% growth)

Tahun 2007 : 156,696 pelanggan baru (65% growth)

(sumber: MNC Sky Vision)

9
Saat ini pertumbuhan pelanggan baru Indovision setiap bulan mencatat pertumbuhan
tertinggi di antara operator televisi berlangganan di Asia Tenggara.Indovision membuat berbagai
inovasi dalam pengembangan sales channel sehingga membuat konsumen mudah
mendapatkan layanan yang diberikan. Inovasinya, antara lain direct selling (door to door mobile
team), Indovision Corner (pick up point), Indovision Member Club (external sales agent, seperti
MLM), dan Subscriber Gets Subscriber (menggunakan pelanggan sebagai sales agent).
Dan terakhir, Promotion (Integrated, Segmented); Indovision melakukan aktivitas
integrated marketing communication secara kontinu. Sebagai televisi untuk hiburan,
pendidikan, dan informasi (life style), Indovision mengadakan aktivitas ATL & BTL dengan
berbagai jenis media komunikasi yang segmented dan dikonsumsi oleh target marketnya.
Aktivitasyang dilakukan tidak terbatas pada akuisisi, namun hingga retensi dan loyalitas
pelanggan. Marketing PR juga dilakukan untuk membangun brand image dan corporate image.

2.2.3 Mendekati Pelanggan

Handhi S Ketjono, Wakil Direktur Utama PT MNC Sky Vision mengatakan, salah satu
strategi MNC Sky Vision adalah meluncurkan merek terbaru Top TV. Harganya lebih terjangkau
dengan tujuan untuk dapat mengambil pangsa pasar kelas menengah ke bawah. Dan upaya
untuk meningkatkan mind share dan heart share adalah dengan mendekatkan diri ke calon
pelanggan dan menciptakan brand interaction. Sehingga calon pelanggan dan pelanggan bisa
merasakan langsung benefit yang ditawarkan, tidak sekadar melihat dan mendengar klaim dari
iklan-iklan saja. Umpamanya kegiatan BTL seperti Baby Idol 2008 yang merupakan acara besar
saat itu hingga akhir Agustus 2008. Acara ini ialah kontes bakat untuk bayi dan anak 0-6 tahun,
road show di lima kota besar. “Dalam acara tersebut para ibu dan anak bisa merasakan
keuntungan secara langsung, yaitu memiliki anak-anak yang berkualitas,” jelas Handhi.
Karena memiliki Top TV pula, MNC Sky Vision pun memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada konsumen Indonesia untuk dapat menikmati benefit dari layanan televisi
berlangganan dengan harga yang sangat terjangkau. Top TV hanya dibanderol dengan biaya Rp
85.000 per bulan sehingga konsumen televisi berlangganan semakin banyak.

2. 3 Targetting

10
Target audience-nya adalah seluruh anggota keluarga dari kelas A dan B yang tinggal di
kota-kota besar dan suburban serta berwawasan luas, terutama orangtua sebagai decision
maker dari layanan televisi berlangganan (bapak/ibu, usia 25-45 tahun).

2. 4 Positioning

Menurut Handhi S Ketjono, Wakil Direktur Utama PT MNC Sky Vision, ibu dan anak adalah
konsumen terbesar untuk tayangan televisi. Mereka menjadi strong endorser bagi keluarga
dalam memilih merek televisi berlangganan. Maka dari itu, positioning Indovision dilekatkan
pada keluarga yang membutuhkan tayangan hiburan dan informasi, bahkan pendidikan
berkualitas untuk anak-anak. “Indovision merupakan pilihan pintar bagi keluarga Indonesia,”
katanya.

Handy menjelaskan, pilihan pintar yang dimaksudkan adalah karena Indovision


menghadirkan program terlengkap mengenai pendidikan dan hiburan anak serta tayangan yang
tahan terhadap cuaca. Saat ini Indovision menawarkan paket-paket berlangganan, di antaranya
Prime Family, Prime Education, Prime Sports, dan Prime Grande dengan biaya antara Rp
149.000-Rp 229.000 per paket per bulan. Sebetulnya pada masa-masa kelahiran Indovision
dahulu, MNC Sky Vision telah melakukan kesalahan pemasaran. Perusahaan ini tidak
memprioritaskan pembangunan kesadaran merek (brand awareness). Oleh karena itu, brand
awareness Indovision tidak terlalu kuat dibandingkan dengan kompetitor yang justru hadir
belakangan.Beruntung perusahaan segera tersadar dari kesalahannya. Sejak tahun 2004, sejalan
dengan restrukturisasi manajemen, membangun brand awareness menjadi salah satu prioritas
di dalam strategi marketing-nya. Upaya yang dilakukan adalah membuat aktivitas brand
awareness building melalui media massa secara konsisten dan berkesinambungan. Selain
itu, untuk membuat merek yang memorable di benak konsumen, perusahaan membuat strategi
komunikasi yang unik (berbeda) namun sangat relevan dengan kebutuhan pelanggan. Sehingga,
pesan-pesan komunikasi yang disampaikan mudah diingat pelanggan. Salah satu kampanye
tematiknya adalah iklan Indovision versi Baby Genius. Iklan itu menggambarkan anak di bawah
tiga tahun yang masih merangkak sudah bisa ke toilet sendiri. Terlebih disertai keyword “Pinter
beneeeer, nontonnya pasti Indovision”, iklan itu memberikan pesan bahwa menonton program
televisi yang baik bisa membuat anak menjadi pintar.

11
Strategi itu terbilang manjur, baik dari sisi brand awareness building maupun market
penetration-nya. Terbukti, data yang dirilis Frontier Consulting Group menyebutkan, Indovision
menempati urutan pertama dalam Top Brand Index 2008 dengan perolehan indeks 52,8%. Dari
data itu diketahui Astro berada di urutan kedua dengan indeks 36,9%. Selanjutnya, rata-rata
persentase top of mind, last usage, dan future intention tersebut ditempati First Media dan
TelkomVision. Di pasar, masih banyak merek sejenis yang belum masuk dalam sebutan
responden.

Handhi sendiri mengakui kompetisi di pasar televisi berbayar dari tahun ke tahun semakin
kompetitif seiring banyaknya pemain-pemain baru yang unjuk gigi. Dan, pemain-pemain itu
dinilainya sebagai kompetitor-kompetitor yang cukup tangguh.

Meski demikian, mengingat potensi pasar yang masih sangat besar, kehadiran kompetitor
membuat permintaan terhadap televisi berlangganan semakin besar pula. Banyak pemain
membuat proses edukasi pasar lebih mudah, lebih gencar, dan lebih optimal. “Namun, televisi
berlangganan melalui satelit lebih diuntungkan oleh kondisi geografis negeri ini,”.

2. 5 Analisa Pesaing

Dulu, layanan televisi berbayar (tv berlangganan, atau disebut juga tv kabel) adalah
layanan yang bagi kebanyakan orang sama sekali tidak menarik. Di Indonesia terdapat lebih dari
sepuluh stasiun televisi swasta yang menyajikan berbagai macam tayangan secara gratis, jadi
mengapa orang-orang harus membayar hanya untuk menonton televisi? Namun sekarang,
menonton acara stasiun televisi swasta adalah kegiatan yang membosankan bagi sebagian
orang, karena acaranya kebanyakan tidak bermutu, yakni kalau bukan acara gosip ya debat
politik yang konyol. Alhasil, bagi orang-orang yang menginginkan tayangan yang berkualitas,
maka tv berlangganan bisa menjadi pilihan. Hary Tanoesoedibjo, pemilik Grup MNC, sudah
melihat peluang itu sejak tahun 1994, dimana ketika itu beliau mendirikan perusahaan penyedia
layanan tv berlangganan dengan merk Indovision.
Indovision adalah tv berlangganan pertama di Indonesia, dan pada saat ini menjadi
pemimpin pasar di industri tv berlangganan. Selain memegang Indovision, Grup MNC juga
pemilik tv berlangganan dengan merk ‘Top TV’, dan ‘Okevision’, dimana kedua merk TV
berlangganan tersebut, dan juga Indovision, diletakkan dibawah satu perusahaan dengan

12
nama MNC Sky Vision (MSKY). Dalam struktur perusahaan Grup MNC, MSKY diletakkan
dibawah Global Mediacom (BMTR), sehingga MSKY boleh disebut sebagai saudara kembar
dari Media Nusantara Citra (MNCN). Jika MNCN bergerak di industri media berbasis iklan, maka
MSKY bergerak di industri media berbasis pelanggan (subscribers). MSKY sejatinya sudah
didirikan sejak tahun 1988, namun baru beroperasi sebagai pemegang merk Indovision pada
tahun 1994.
Sejak awal dirintisnya, Indovision sudah merupakan layanan tv untuk kalangan menengah
keatas, sehingga industri ini cenderung rawan krisis. Setahun setelah diluncurkan, yaitu pada
tahun 1995, Indovision mampu meraih 9 ribu pelanggan, dan meningkat menjadi 28 ribu pada
tahun 1997. Tahun 1998, Indonesia dilanda krisis moneter, dan industri tv berlangganan
seketika mati suri. Barulah pada tahun 2002, jumlah pelanggan Indovision mulai meningkat
kembali menjadi 30 ribu, dan pada tahun 2005 sudah menjadi 109 ribu. Sejak periode inilah,
Indovision mulai ditantang oleh beberapa pesaing yang bermunculan, seperti Telkom Vision,
First Media, dan Aora TV, namun Indovision tetap melaju sebagai pemimpin pasar.
Hingga barulah pada tahun 2008, setelah tekanan dari para pesaing tersebut semakin
meningkat, MSKY meluncurkan merk pay tv baru untuk kalangan menengah kebawah dengan
tarif berlangganan yang lebih murah, yaitu Top TV. Dan peluncuran Top TV ini terbilang sukses.
Pada akhir tahun 2011, Top TV menguasai 17.8% pangsa pasar pay tv di Indonesia, atau
merupakan pangsa pasar terbesar kedua setelah kakaknya, Indovision, yang menjadi pemimpin
pasar dengan market share 53.3%. Selain Top TV, MSKY juga meluncurkan merk Okevision,
namun Okevision sejauh ini baru mampu meraih pangsa pasar 2.6%, atau hanya lebih baik
dibanding Aora TV.B.
Hingga akhir Januari 2012, trio Indovision, Top TV, dan Okevision, memiliki total 1.2 juta
pelanggan, atau telah tumbuh lebih dari sepuluh kali lipat sejak tahun 2005. Namun
pertumbuhan yang signifikan tersebut masih berpotensi untuk berlanjut, mengingat penetrasi
layanan TV kabel di Indonesia masih sangat rendah, yaitu hanya 4.8% dari jumlah penduduk
Indonesia pada akhir tahun 2011 (dari seribu rumah tangga, hanya empat puluh delapan
diantaranya yang berlangganan tv kabel). Angka penetrasi tersebut merupakan salah satu yang
terendah di Asia Pasifik, sehingga peluang pertumbuhannya masih terbuka lebar. Media Partner
Asia, perusahaan konsultan riset media, memperkirakan bahwa pertumbuhan jumlah pelanggan
tv kabel di Indonesia hingga tahun 2016 nanti akan mencapai rata-rata 27% per tahun, dimana

13
Indovision sebagai pemimpin pasar seharusnya bisa mencapai angka pertumbuhan yang lebih
besar dari itu.
Sayangnya, terkait kinerja keuangan, pada akhir tahun 2011, MSKY hanya mencatat laba
bersih komprehensif Rp 65 milyar, cenderung kecil jika dibandingkan ekuitasnya yaitu Rp 958
milyar (ROE-nya hanya 6.8%). Bandingkan dengan saudaranya, MNCN, yang mencatat ROE
16.5% di periode yang sama. Sementara dalam jangka panjang, MSKY juga mencatat kinerja
yang kurang stabil, termasuk menderita kerugian Rp 33 milyar di tahun 2008. Hal ini sekali lagi
berbeda dengan kinerja MNCN yang cenderung stabil, dimana meski laba bersihnya juga
sempat turun pada tahun 2008, tapi nggak sampai merugi.
Untuk kedepannya Indovision memiliki prospek yang cerah, dan keunggulannya dibanding
para pesaingnya adalah pengalamannya sebagai perintis pertama di industri tv kabel di
Indonesia. Terbukti hingga kini merk Indovision dan Top TV merupakan pemimpin pasar di
industri tv berlangganan. Akan tetapi industri ini ternyata memiliki margin yang kecil, dan juga
rentan terhadap krisis, yang mungkin karena layanan tv berlangganan biar bagaimanapun bukan
merupakan kebutuhan utama masyarakat, melainkan hanya sebatas menyajikan hiburan. Tv
berlangganan berbeda dengan stasiun televisi biasa, yang akan tetap ditonton orang-orang
meski krisis sekalipun.
Perkembangan TV kabel yang sangat pesat memberikan pengaruh yang besar bagi
perusahaan jasa TV kabel di Indonesia. Banyaknya penyedia produk TV kabel di Indonesia
mengindikasikan persaingan antar perusahaan penyedia produk tersebut yang semakin ketat.
Perusahaan penyedia produk TV kabel melakukan berbagai macam strategi untuk menarik
menggunakan produk mereka. Fenomena yang terlihat di dalam persaingan TV kabel di
Indonesia yaitu persaingan harga berlanggan antar TV kabel, dimana masing-masing
menawarkan tarif yang murah dengan pilihan channel yang lebih banyak. (www.okezone.com) 2
Tidak semua TV kabel tertarik untuk memberikan tarif yang murah. Pada dasarnya, ada 5
parameter dasar yang menjadi rujukan dalam industri telekomunikasi, yakni coverage, kualitas
jaringan, kualitas produk, value added services, dan tarif. Maka dari itu, tarif bukan merupakan
hal yang mendasar.
Indovision termasuk TV kabel yang tidak melakukan promosi dengan menggunakan harga
yang murah. Indovision lebih mengedepankan kenyamanan dalam menikmati saluran televisi
dan manfaat yang bisa dinikmati oleh para pelanggannya. Perusahaan telekomunikasi
kehilangan 2-4% pelanggan mereka per bulan, pelanggan yang tidak setia akan mengurangi
14
jutaan pendapatan dan keuntungan yang diperoleh (Aydin dan Ozer, 2005). Oleh karena itu,
alternatif yang lebih baik bagi Indovision adalah melakukan berbagai upaya untuk
mempertahankan pasar yang sudah ada, salah satunya adalah meningkatkan kesetiaan
pelanggan. Indovision meraih pangsa pasar sebesar 70 persen dari keseluruhan total pelanggan
TV Kabel di Indonesia. Sisanya diraih oleh para kompetitornya seperti Telkomvision, First Media,
Orange TV dan lain-lain.
Banyaknya pemain baru yang muncul belum membuat Indovision mengalami penurunan
dari sisi menguasai jumlah pelanggan. Sepanjang 2013, PT MNC Skyvision berhasil menghimpun
jumlah pelanggan sebanyak 2,3 juta, naik 34% dibanding tahun sebelumnya yaitu 1,7 juta
pelanggan. (www.beritasatu.com) Mempertahankan pelanggan membantu perusahaan
memprediksi profitabilitasnya dan merupakan alat manajemen yang baik untuk mengukur 3
kesuksesan kualitas dan program produk perusahaan. Dalam konteks bisnis, loyalitas dijelaskan
sebagai keinginan konsumen untuk berlangganan pada perusahaan untuk jangka waktu yang
lama, membeli dan menggunakan produk perusahaan berulang kali, dan merekomendasikan
produk perusahaan berulang kali.

2. 6 Sumber Dana
Secara tahunan, perseroan menganggarkan belanja modal 2013 senilai US$20 juta-US$25 juta
atau setara Rp243 miliar untuk membeli peralatan penyiaran dan biaya perawatan operasional
penyiaran.
Selain itu, belanja modal juga digunakan untuk merilis sebanyak 5 saluran televisi baru
untuk melengkapi konten televisi berlangganan Indovision milik PT MNC Sky Vision. Dengan
begitu, konten Indovision akan bertambah dari semula 17 saluran menjadi 22 saluran.
Sumber dana belanja modal akan berasal dari fasilitas pinjaman perbankan yakni PT Bank
Tabungan Pensiun Nasional (BTPN) senilai Rp300 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan 2012, pendapatan emiten berkode saham MNCN ini
tumbuh 16,14% menjadi Rp6,26 triliun pada tahun lalu, dari raihan 2011 senilai Rp5,39 triliun.
Dengan efisiensi beban usaha yang dilakukan, laba bersih perseroan melesat 52,73% dari
Rp1,10 triliun menjadi Rp1,68 triliun.
Dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), pemegang saham menyetujui
rencana perseroan membagi dividen sebesar Rp768 miliar atau 46,3% dari total laba bersih
2012. Secara nominal, nilai dividen meningkat 57% dari semula Rp35 per saham menjadi Rp55
per saham.

15
Para pelanggan TV Kabel yang semula hanya membayar bulanan untuk program-program
lokal, kini boleh membayar tambahan jika ingin menikmati program-program lain, seperti dari
HBO dan yang lainnya. TV Kabel mendapat tambahan income dari program-program yang
disediakan penyedia program seperti HBO, WTBS dan lainnya. Sementara itu penyedia program
mendapat income dari pemasang iklan dan pelanggan secara tidak langsung melalui
perusahaan TV Kabel. Begitu juga perusahaan pembuat program-program TV, misalnya
Holywood. Beberapa penyedia program yang memiliki pemirsa terbanyak saat ini adalah HBO,
ESPN, Discovery, TNT Cartoon Network, CNN, Showtime, The Movie Channel, dan Disney
Channel. Dengan Indovision langkah-langkah untuk menangkap siaran-siaran dari Amerika itu
menjadi lebih mudah, meski harus membayar secara teratur.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Indovision adalah sebuah stasiun televisi satelit berlangganan yang diselenggarakan oleh
PT MNC Sky Vision (dahulu bernama PT Matahari Lintas Cakrawala). Perusahaan yang didirikan
pada tanggal 8 Agustus 1988 ini memulai memasarkan produk jasanya pada awal tahun 1994
dan bertanggung jawab atas pemasaran program pengelolaan serta pelayanan kepada
pelanggan.

Pada mulanya Indovision menggunakan jasa satelit Palapa C-2 untuk menggunakan
transponder dan sistem broadcasting serta menggunakan analog dengan frekuensi C-Band.
Namun, kemudian dirancanglah proyek pembuatan dan peluncuran satelit Indostar-1 atau yang
kini lebih dikenal dengan nama satelit Cakrawarta-1 yang khusus menggunakan frekuensi S-
Band yang lebih tahan terhadap perubahan cuaca, sesuai dengan keadaan daerah tropis pada
umumnya serta memiliki jejak jangkauan (footprint) ke seluruh wilayah Indonesia.

Indovision adalah tv berlangganan pertama di Indonesia, dan pada saat ini menjadi
pemimpin pasar di industri tv berlangganan. Selain memegang Indovision, Grup MNC juga
pemilik tv berlangganan dengan merk ‘Top TV’, dan ‘Okevision’, dimana kedua merk TV
berlangganan tersebut, dan juga Indovision, diletakkan dibawah satu perusahaan dengan
nama MNC Sky Vision (MSKY). Dalam struktur perusahaan Grup MNC, MSKY diletakkan
16
dibawah Global Mediacom (BMTR), sehingga MSKY boleh disebut sebagai saudara kembar
dari Media Nusantara Citra (MNCN). Jika MNCN bergerak di industri media berbasis iklan, maka
MSKY bergerak di industri media berbasis pelanggan (subscribers). MSKY sejatinya sudah
didirikan sejak tahun 1988, namun baru beroperasi sebagai pemegang merk Indovision pada
tahun 1994.

DAFTAR PUSTAKA

Case Center Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2008. Cases
in Management Indonesia’s Business Challenges. Salemba Empat. Jakarta.
Enterprise Jubilee. 2010. Rahasia Menjadi Jago Download. Elex Media Komputindo.
Jakarta.

Lavinda. 2013. Diakses pada 27 November 2015 pukul 19.00

http://market.bisnis.com/read/20130429/192/11428/kinerja-emiten-bangun-studio-
terintegrasi-mnc-kucurkan-rp700-miliar

Qoechil. Diakses pada 27 November 2015 pukul 18.32

(https://qoechil.wordpress.com/2012/05/06/tv-kabel-dan-cara-kerjanya/)

17

Anda mungkin juga menyukai