Anda di halaman 1dari 9

1.

1 Pengertian High Alloy Steel

High alloy steel (Baja paduan tinggi) adalah baja yang mengandung sebuah unsur lain
atau lebih dengan kadar yang berlebih daripada karbon biasanya dalam baja karbon dengan unsur
paduan di atas 10%. Unsur ikatan kimia kandungan baja paduan tinggi, diantaranya bias dipadukan
dengan: Carbon (C), Mangan (Mn), Wolfram(W), Vanadium(V), Tembaga(Cu), dll. Bila jumlah
unsur tambahan lebih dari atau sama dengan 8%(atau 4% menurut Smith dan Hashemi), misalnya:
baja HSS (High Speed Steel)atau SKH 53 9(JIS) atau M3-1 (AISI) mempunyai kandungan unsur:
1,25%C, 4,5%Cr, 6,2%Mo, 6,7%W, 3,3%V.

Baja paduan tinggi adalah baja yang mengandung sebuah unsur lain atau lebih dengan kadar
yang berlebih daripada karbon biasanya dalam baja karbon dengan unsur paduan di atas 10%.
Umumnya komponen terbuat dari material baja. Hal itu dikarenakan material tersebut memiliki
kekuatan, ketangguhan, dan keuletan (ductililty) yang tinggi. Selain itu, sifat-sifat mekanik tersebut
masih dapat ditingkatkan dengan berbagai macam cara, di antaranya adalah dengan memberikan
penambahan unsur paduan (solid solution strengthening) dan perlakuan panas (heat treatment).2
Berdasarkan komposisi unsur paduannya, baja dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Low Alloy
Steel (baja paduan rendah) dan High Alloy Steel (baja paduan tinggi), di mana baja paduan rendah
adalah baja dengan unsur paduan kurang dari 4% berat.

Beberapa unsur paduan yang digunakan untuk meningkatkan sifat mekanik berupa
kekuatan, ketangguhan, dan kekerasan, antara lain:
• Chrom (Cr) - “The Hardener”, umumnya penambahan unsur chrom pada baja sebesar 0,3
-4% berat, memberikan peningkatan terhadap beberapa sifat mekanik baja, di antaranya ketahanan
terhadap gesekan (wear resistance), kekerasan, dan kekuatan. Penambahan unsur chrom sebesar
9–12% dapat memberikan peningkatan terhadap ketahanan korosi dan micro crack. Selain
memberikan peningkatan nilai kekerasan ternyata unsur chrom juga dapat memberikan ketahanan
terhadap kekuatan lelah (fatigue).
• Mangan (Mn) - “The Toughtener”, umumnya penambahan dilakukan sebanyak 0,3–2%
berat, meningkatkan ketangguhan serta kekuatan pada material baja.
• Tembaga (Cu) - “The Rust Retarder”, umumnya penambahan dilakukan sebanyak 0,2–0,5%
berat, meningkatkan ketahanan terhadap karat serta meningkatkan tegangan luluh (yield strength)
pada material baja.

1
1.2 Unsur Ikatan Kimia
Kandungan Baja Paduan Tinggi, diantaranya bias dipadukan dengan : Carbon (C) , Mangan
(Mn) , Sulphur (S) , Phospor (P) , Silicon (Si) , Molibdenum(M) , Wolfram (W) , Vanadium (V)
,Tembaga (Cu) Dll.

Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:

1. Untuk menaikkan sifat mekanik baja


(kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan
sebagainya)
2. Untuk menaikkan sifat mekanik pada
temperatur rendah
3. Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi
kimia (oksidasi dan reduksi)
4. Untuk membuat sifat-sifat spesial

Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:

1. Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %


2. Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
3. High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %

1.3 Struktur Mikro pada Baja Paduan Tinggi


a. Ferrite ialah suatu komposisi logam yang mempunyai batas maksimum kelarutan Carbon
0,025%C pada temperature 723 Derajat Celcius, struktur kristalnya BCC (Body Center Cubic) dan
pada temperature kamar mempunyai batas kelarutan Carbon 0,008%C.
b. Austenite ialah suatu larutan padat yang mempunyai batas maksimum kelarutan Carbon
2%C pada temperature 1130 Derajat Celcius, struktur kristalnya FCC (Face Center Cubic).
c. Cementid ialah suatu senyawa yang terdiri dari unsur Fe dan C dengan perbandingan tertentu
(mempunyai rumus empiris) dan struktur kristalnya Orthohombic.
d. Lediburite ialah campuran Eutectic antara besi Gamma dengan Cementid yang dibentuk
pada temperature 1130 Derajat Celcius dengan kandungan Carbon 4,3%C.

1.4 Klasifikasi Berdasarkan Persentase Paduannya


2
Baja paduan tinggi ( High alloy steel ) Misal : Baja M3-1 (AISI) mempunyai kandungan unsur
: 1,25%C; 4,5%Cr; 6,2%Mo; 6,7%W; 3,3%V. Berdasarkan jumlah komponennya : Baja tiga
komponen Terdiri satu unsur pemadu dalam penambahan Fe dan C. Baja empat komponen atau
lebih Terdiri dua unsur atau lebih pemadu dalam penambahan Fe dan C. Sebagai contoh baja
paduan yang terdiri: 0,35% C, 1% Cr,3% Ni dan 1% Mo. Berdasarkan strukturnya: Baja martensit
Unsur pemadunya lebih dari 5 %, sangat keras dan sukar dimesin Baja austenit Terdiri dari 10
30% unsur pemadu tertentu (Ni, Mn atau CO) Misalnya : Baja tahan karat (Stainless steel),
nonmagnetic dan baja tahan panas (heat resistant steel). Karbid atau ledeburit Terdiri sejumlah
karbon dan unsur-unsur pembentuk karbid (Cr, W, Mn, Ti, Zr). Berdasarkan penggunaan dan sifat-
sifatnya : Baja konstruksi (structural steel) Baja perkakas (tool steel) High Speed Steel (HSS)
merupakan bagian Tool steel, HSS memilki kadar karbon yang relative lebih tinggi ,Tungsten,
Molybdenum, Vanadium, Chromium, Unsur Nickel dan Manganese. Baja Paduan dengan Sifat
Khusus : Baja Tahan Karat (Stainless Steel) High Strength Low Alloy Steel (HSLS) Baja
Perkakas (Tool Steel)

1.5 Sifat Baja Paduan


1. Sifat Mekanis
Kekuatan Penambahan logam (Ni, Cr, Molibdenum) dengan komposisi sesuai akan
menambah kekuatan baja Batas mulur (Plastisitas) Plastisitas adalah kemampuan suatu bahan
untukberubah bentuk secara permanen setelah diberi beban. Logam yang ditambahkan berupa
nikel, vanadium, titanium, tungsten, chrome dsb akan meningkatkan nilai batas mulur.
Elasisitas Adanya penambahan logam pada baja akan meningkatkan kemampuan
elastisitasnya dengan nilai modulus elastisitas yang lebih besar dari sebelumnya. Kekuatan
Tarik Logam Ni dan Cr merupakan bahan yang biasa ditambahankan untuk meningkatkan
kemampuan menahan tariakan, selain sebagai penambah kekutan tekan. Keuletan Baja dengan
kandungan karbon rendah memiliki keuletan yang tinggi, sehingga dengan paduan logam lain
kadar karbonnya akan turun. Selain itu, kandungan fosfor pada baja paduan yang rendah akan
meningkatkan keuletannya.
Efek utama elemen paduan utama untuk baja [8] Elemen Tembaga Molybdenum
Persentase 0.1 0.4 0.2 5 2 5 Nikel 12 20 0.2 0.7 Silicon 2 Persentase tinggi Titanium Tungsten
Tahan terhadap Korosi Meningkatkan kekuatan Spring Baja Memperbaiki sifat-sifat magnetik
Perbaikan karbon dalam partikel inert; mengurangi kekerasan di krom martensit baja

3
Kekerasan pada temperatur tinggi Menstabil karbida; meningkatkan kekuatan sementara tetap
mempertahankan keuletan; Fungsi utama Tahan Korosi Stabil karbida; menghambat
pertumbuhan butir Toughener Vanadium 0.15

2. Sifat Fisik
1. memiliki tensile strength yang tinggi,
2. anti bocor,
3. tahan terhadap abrasi,
4. mudah dibentuk,
5. tahan terhadap korosi,

3. Sifat Pengaruh Lingkungan


Baja paduan akan memiliki ketahanan terhadap korosi jika dicampur dengan Tembaga
yang berkisar 0,5-1,5% tembaga pada 99,95-99,85 % Fe, dengan Chromium, atau dicampur
dengan Nikel. Penambahan Molibdenum akan memperbaiki baja menjadi tahan terhadap suhu
tinggi,liat dan kuat . Penambahan Wolfram dan penambahan Kobalt juga memberikan
pengaruh yang sama seperti pada penambahan Molibdenum yaitu membuat baja paduan tahan
terhadap suhu tinggi

1.6 Standardisasi dan Pengkodean AISI, American Iron Steel Institute SAE, Society for
Automotive Engineering UNS (Unified Numbering System) ASTM, American Standard
for Testing and Material JIS, Japanese Industrial Standard DIN, Deutsches Institut fur
Normung
a. Cara Pengkodean Baja Menurut AISI atau SAE SAE
designation 13xx 40xx 41xx 43xx 44xx 46xx 47xx 48xx 50xx 50xxx 50Bxx 51xx 51xxx
Composition Mn 1.75% Mo 0.20% or 0.25% or 0.25% Mo & 0.042% S Cr 0.50% or
0.80% or 0.95%, Mo 0.12% or 0.20% or 0.25% or 0.30% Ni 1.82%, Cr 0.50% to 0.80%,
Mo 0.25% Mo 0.40% or 0.52% Ni 0.85% or 1.82%, Mo 0.20% or 0.25% Ni 1.05%, Cr
0.45%, Mo 0.20% or 0.35% Ni 3.50%, Mo 0.25% Cr 0.27% or 0.40% or 0.50% or 0.65%
Cr 0.50%, C 1.00% min Cr 0.28% or 0.50% Cr 0.80% or 0.87% or 0.92% or 1.00% or
1.05% Cr 1.02%, C 1.00% min 51Bxx 52xxx 61xx 86xx 87xx 88xx 92xx Cr 0.80% Cr

4
1.45%, C 1.00% min Cr 0.60% or 0.80% or 0.95%, V 0.10% or 0.15% min Ni 0.55%, Cr
0.50%, Mo 0.20% Ni 0.55%, Cr 0.50%, Mo 0.25% Ni 0.55%, Cr 0.50%, Mo 0.35% Si
1.40% or 2.00%, Mn 0.65% or 0.82% or 0.85%, Cr 0.00% or 0.65%

1.7 Pembagian High Alloy Steel

1. High Mn Non-magnetic-Steel

Kombinasi dari kekuatan dan panjangnya sangat baik. Mudah diperkuat oleh perubahan
kondisi paduan. Diproduksi hanya dengan proses pelepasan (tanpa perlakuan panas).
Penggunaan High Mn Non-magnetic-Steel dapat digunakan sebagai, seperti pelat kunci,
dinding tangki dll).

2. Tool Steel
Tool Steel merupakan paduan kompleks yang mengandung sejumlah besar unsur :
a. Carbon (C)
b. Tungsten (W)
c. Molybden (Mo)
d. Vanadium (V)
e. Mangan (Mn)
f. Chrom (Cr)
Sifat-sifat penting Tool Steel:
1. Harus tahan terhadap “Softening” (pelunakan material pada temperatur tinggi
(Kemampuan mempertahankan “high red hardness” atau “hot hardness”).
2. Harus tahan terhadap waer(keausan), deformation (perubahan bentuk) dan
pepatahan.
3. Harus tangguh (toughness) untuk menyerap beban berat dan tiba-tiba
4. Sifat mampu mesin (Machinability)

3. High Ni Steel
Baja ini digunakan secara ekstensif karena ketahanan korosi, kekuatan suhu tinggi dan sifat
ekspansi magnetik. Nikel digunakan dalam berbagai aplikasi komersial dan industri, seperti
pelindung baja,peliindung tembaga, industri baterai, elektronik, aplikasi industri pesawat

5
terbang, industri tekstil, turbin pembangkit listrik bertenaga gas, pembiuat magnet kuat,
pembuatan alat-alat laboratotrium, kawat lampu listrik, dan berbagai fungsi lain.

4. Maraging Steel
Maraging Steel mempunyai tingkat kekuatan, kekerasan, dan keuletan yang tinggi. Baja ini
diciptakan melalui proses penuaan yang menghasilkan perkembangan kristal keras. Istilah
“maraging” sebenarnya adalah kombinasi sederhana mertensit dan penuaan.
Penggunaannya yang spesifik dalam program militer dan program luar angkasa. Hal ini
umumnya tidak dilakukan oleh perusahaan kecil. Sebagai gantinya bisa ditemukan melalui
distributor yang rutin bekerja dengan organisasi di industri kedirgantaraan dan aeronautika.

1.7 Aplikasi Baja Paduan Tinggi (High Alloy Steel)

Berikut beberapa aplikasi dari baja paduan tinggi dalam kehidupa sehari-hari:

 Katup temperatur tinggi,


 Pipa,
 Gunting,
 Pisau potong,
 Alat bedah,
 Komponen mesin jet,
 Bejana bertekanan dan bersuhu tinggi, dll.

Aplikasi dalam Industri:

APLIKASI MATERIAL HIGH ALLOY CAST STEEL PADA KOMPONEN


PENGGERUS (HAMMER) DALAM MESIN HAMMER MILL

Hammer mill merupakan salah satu alat yang memerlukan tingkat keandalan yang sangat
tinggi, terutama pada komponen penggerus/hammers yang berfungsi untuk menggerus batuan
6
(mineral) hingga menjadi butiran halus (mesh 80). Oleh karena itu, komponen tersebut
haruslah terbuat dari material yang memiliki sifat kekuatan, ketangguhan, serta ketahanan
gesek yang tinggi. Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan komponen hammers dari
material high alloy cast steel dengan menggunakan unsur paduan mangan, chrom, dan
tembaga, dengan komposisi sebagai berikut: (1) 3~5% Mn – 3~5% Cr – 3~5% Cu; (2) 4~6%
Mn – 3~5% Cr – 7~9% Cu; (3) 3~5% Mn – 4~6% Cr – 7~9% Cu; (4) 3~5% Mn – 3~5% Cr –
10~12% Cu; (5) 5~7% Mn – 4~6% Cr – 14~16% Cu. Beberapa pengujian dilakukan terhadap
komponen hammers ini, diantaranya; uji kekerasan, analisa struktur mikro dan uji kehandalan
dalam mesin hammer mill dengan kapasitas 300 kg bijih besi/jam. Dari hasil uji kehandalan
diperoleh bahwa hammers yang terbuat dari material high alloy cast steel dengan unsur paduan
mangan, chrom, dan tembaga, memiliki derajat keausan/wear rates yang relatif cukup rendah,
yaitu kurang dari 0.4 mm2/ kg bijih besi. Derajat keausan terendah dimiliki oleh baja paduan
mangan, chrom, dan tembaga dengan komposisi: 1.6%C–3.2%Mn–4.5% Cr–3.2%Cu yaitu
sebesar 0.14 mm2/kg bijih besi, dengan nilai kekerasan sebesar 306 HBN.

Baja Paduan Tinggi (High Alloy Steels)


 Baja yang mempunyai paduan komposisi kimia (chemical composition) yang tinggi,
diatas 5%.
 Artinya : total unsur paduannya komposisi kimia yang terkandung dalam baja tersebut
lebih dari 5%.
 Sedangkan baja yang termasuk high alloy steels adalah hampir semua baja kecuali baja
peralatan mesin.
 Kita ambil contoh :

o K-110 / KNL EXTRA (Product BOHLER-


Austria), terdapat chemical Composition
sbb :

C = 1,55%, Si = 0,30%, Mn = 0,30%, Cr =


11,8%, Mo = 0,75%, V = 0,50%.

Komposisi yang kurang dari 0,1% tidak


disebutkan.

Total Chemical Composition =


15,20% (diatas 5%)

Dari contoh diatas bisa dijelaskan bahwa, K-110 / KNL EXTRA terdiri dari
1520% chemical (unsur kimia) dan sisanya adalah besi (Fe)

7
o SLD (Product HITACHI - Japan), terdapat chemical Composition sbb:

C = 1,50%, Si = 0,25%, Mn = 0,45%, P = </= 0,025%, S = =/< 0,010%


Cr = 12%, Mo = 1,00%, V = 0,35%
Total Chemical Composition = 15,585% (diatas 5%)

Dari contoh diatas bisa dijelaskan


bahwa, SLD terdiri dari 1520% chemical
(unsur kimia) dan sisanya adalah besi (Fe).

Fungsi & kegunaan unsur kimia pada baja paduan


dalam baja :

a. Baja Carbon (C)


Keras namun getas dan tidak mempunyai ketajaman.
Fungsinya hanya sebagai perekat atau lem
Quenching penyepuhan : air

b. Baja Silicon (Si)


Mempunyai keulrtan yang tinggi, menambah kekerasan dan ketajaman pada baja.
Quenching penyepuhan : air garam

c. Baja Mangan (Mn)


Tahan gesek dan tahan tekanan/impact
Quenching penyepuhan tidak bisa dengan menggunakan air, karena getas dan mudah
retak/crack.

d. Baja Cromium (Cr)


Tahan karat/korosif, Tajam karena mempunyai kekerasan tinggi, akan tetapi getas.
Penyepuham/treatment pada temperatur tinggi dan Quenching penyepuhan oil atau udara.

e. Baja Molypdinum(Mo)
Mempunyai tingkat keuletan yang tinggi dan tahan panas.
Penyepuhan/tretment harus dengan temperatur tinggi.
Quencing penyepuhan dengan oil atau udara

f. Baja Nikel (Ni)


Ulet serta tahan terhadap bahan kimia/solven akan tetapi tidak keras.
Quencing penyepuhan dengan oil atau udara

g. Baja Vanadium (V)


Tahan gesek pada temperatur tinggi
Quencing penyepuhan dengan oil atau udara

h. Baja Wolfram (W)


Untuk tahan gesek, mempunyai tingkat ketajaman dan tahan terhadap temperatur tinggi.

8
Temperatur penyepuhannya tinggi dan membutuhkan tempering berulang kali untuk
penyesuaian sesuai kekerasan/hardness yang dikehendaki.
Quencing penyepuhan dengan oil atau udara

DAFTAR PUSTAKA

Abstracted from Handbook Engineering Materials, 5th Edition.


Handoko, dkk. Aplikasi Material High Alloy Cast Steel pada Komponen Penggerus (Hammer)
dalamMesin Hammer Mill. Lampung Selatan: UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung,
LIPI
JSW. High Alloy Steel and Ni-based Alloy. The Japan Steel Works, LTD.
https://dokumen.tips/documents/high-alloy-steel.html

Nurjaman, Fajar, Slamet Sumardi, dan Anton Sapto Handoko. 2011.. Aplikasi Material High Alloy
Cast Steel Pada Komponen Penggerus (Hammer) Dalam Mesin Hammer Mill.Lampung:
LIPI

Posco. New Materials : High Mn Steels.

Suharno dan Harjanto. 2007. Tool Steel. Universitas Indonesia Jakarta

Surdia, T. 1985. Pengetahuan Bahan Teknik. Pradyna Paramita, Jakarta.

https://trisrhmd.wordpress.com/2013/02/07/klasifikasi-baja/
Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 07.11

http://imandiri.blogspot.co.id/2016/02/sekilas-tentang-baja-paduan.html. Diakses pada tanggal


28 September 2017 pukul 07.01

http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.co.id/2015/02/baja-paduan-tinggi.html Diakses pada


tanggal 28 September 2017 pukul 07.20

Anda mungkin juga menyukai