100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
2K tayangan2 halaman
Proses pembentukan urine dimulai dengan filtrasi darah di ginjal, diikuti penyerapan kembali zat-zat berguna ke darah dan penambahan zat-zat yang tidak berguna, sehingga menghasilkan urine yang hanya berisi zat sisa yang tidak dibutuhkan tubuh. Urine kemudian disimpan sementara di kandung kencing sebelum dikeluarkan.
Proses pembentukan urine dimulai dengan filtrasi darah di ginjal, diikuti penyerapan kembali zat-zat berguna ke darah dan penambahan zat-zat yang tidak berguna, sehingga menghasilkan urine yang hanya berisi zat sisa yang tidak dibutuhkan tubuh. Urine kemudian disimpan sementara di kandung kencing sebelum dikeluarkan.
Proses pembentukan urine dimulai dengan filtrasi darah di ginjal, diikuti penyerapan kembali zat-zat berguna ke darah dan penambahan zat-zat yang tidak berguna, sehingga menghasilkan urine yang hanya berisi zat sisa yang tidak dibutuhkan tubuh. Urine kemudian disimpan sementara di kandung kencing sebelum dikeluarkan.
Proses pembentukan urine diawali dengan filtrasi atau penyaringan darah. Penyaringan ini dilakukan oleh glomerulus pada darah yang mengalir dari aorta melalui arteri ginjal menuju ke badan Malpighi. Darah itu masih banyak mengandung air, garam, gula, urea, dan lain-lain. Penyaringan akan memisahkan 2 zat. Zat bermolekul besar beserta protein akan tetap mengalir di pembuluh darah sedangkan zat sisanya akan tertahan. Zat sisa hasil penyaringan ini disebut urine primer (filtrat glomerulus). Di dalam urin primer ini masih terkandung banyak zat yang diperlukan oleh tubuh. Zat-zat ini antara lain glukosa, garam-garam urea, asam amino, asam urat, kecuali protein tidak ditemukan di sini. Sebanyak 99% filtrat glomerulus ini nantinya masih akan diserap kembali. Zat-zat tersebut akan masuk dan disimpan sementara dalam Simpai Bowman. 2. Proses Reabsorpsi (Penyerapan Kembali Setelah urine primer tersimpan sementara dalam Simpai Bowman, mereka kemudian akan menuju saluran pengumpul. Dalam perjalanan menuju saluran pengumpul inilah, proses pembentukan urine melalui tahapan reabsorpsi. Zat-zat yang masih dapat digunakan seperti glukosa, asam amino, dan garam tertentu akan diserap lagi oleh tubulus proksimal dan lengkung Henle. Zat-zat yang diserap kembali akan dikembalikan ke dalam darah melewati kapiler darah di sekitar tubulus, juga terjadi penyerapan natrium di lengkung Henle, sisanya akan membentuk urin sekunder. Di dalam urin sekunder tidak terdapat zat yang berguna. Urine sekunder memiliki ciri berupa kandungan kadar ureanya yang tinggi. 3. Proses Augmentasi (Pengeluaran Zat Urine sekunder yang dihasilkan tubulus proksimal dan lengkung Henle akan mengalir menuju tubulus kontortus distal. Proses Augmentasi, yaitu penyerapan air dan penambahan zat-zat seperti ion H+ , K+ , kreatinin dan urea dalam urin sehingga urin hanya berisi zat-zat yang benar-benar sudah tidak berguna lagi. Di sini, urine sekuder akan melalui pembuluh kapiler darah untuk melepaskan zat-zat yang sudah tidak lagi berguna bagi tubuh. Melalui proses augmentasi inilah akan terbentuk urin yang sesungguhnya. Urin ini akan dikumpulkan melalui pembuluh pengumpul ke rongga ginjal kemudian dialirkan ke kandung kencing atau vesika urinaria, melalui saluran ureter. Di dalam kandung kencing, urin mengalami penampungan sementara di sana. Setelah itu, urin akan dikeluarkan melewati saluran uretra menuju lubang seni. Skema Proses Pembentukan Urin