KAJIAN PUSTAKA
pressure from work and family domains are mutually incompatible in some
sebagai konflik yang muncul akibar tanggung jawab yang berhubungan dengan
konflik yang terjadi sebagai hasil dari kewajiban pekerjaan yang mengganggu
ganda merupakan konflik peran yang muncul antara harapan dari dua peran yang
terjadi dan yang diharapkan serta ketika hasil yang dicapai seseorang tidak sesuai
seorang wanita yang profesional diharapkan untuk agresif, kompetitif, dan dapat
Ciri demografis (jenis kelamin, status keluarga, usia anak terkecil) dapat
rumah lebih dipandang sebagai tanggung jawab terbesar wanita dari pada laki-
laki.
pekerjaan (kerjasama, rasa aman dalam kerja), dukungan sosial dari atasan dan
rekan, karakteristik tempat kerja. Jumlah tugas yang terlalu banyak akan
membuat karyawan harus kerja lembur, atau banyaknya tugas keluar kota
dengan apa yang diharapkan dalam peran lainnya. Contohnya, ketika seorang
wanita atau ibusaat berada di kantor diharuskan memiliki sosok yang dapat
tetapi di sisi lain, keluarga juga menginginkan wanita yang hangat, perhatian,
1. Penyesuaian waktu atau usaha yang terlibat dalam peran sehingga mereka
yang berada dalam konflik langsung kurang antara konflik satu dengan
mengurangi ketegangan.
2. Metode lain yaitu mengubah sikap seseorang terhadap konflik dari pada
anak.
Menurut Rini (2002), ada beberapa kiat untuk menangani konflik peran
ganda yang meliputi konflik keluarga - pekerjaan (family – work conflict) dan
konflik pekerjaan – keluarga (work – family conflict). Hal ini ditunjukkan pada
individu atau karyawan itu sendiri, yaitu dengan manajemen waktu. Manajemen
waktu adalah strategi penting yang perlu diterapkan oleh para ibu yang bekerja
untuk dapat mengoptimalkan perannya sebagai ibu rumah tangga, istri, dan
karyawan.
2.1.2. Stress Kerja
Hasilnya, stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk
merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan eksternal, situasi atau peristiwa
Stress terkadang dianggap sesuatu yang negatif namun tidak selalu berarti
buruk karena stress yang dimaksud adalah stress kerja yang mempaunyai arti
positif dan negatif, positif apabila stress tersebut berada di tingkat rendah
oleh peran seseorang dalam menjalani suatu profesi tertentu. Peran yang
dimaksud adalah sebagai guru di tempat kerja, seperti : kelebihan beban kerja,
tanggung jawab terhadap orang lain (anak didik), perkembangan karier, dukungan
kelompok yang kurang memadai, struktur dan iklim organisasi, wilayah dalam
1. Gejala Fisiologis
2. Gejala Psikologis.
sederhana dari stress. Namun stress juga muncul dalam beberapa kondisi
3. Gejala Perilaku.
Gejala-gejala stress yang berkaitan dengan perilaku meliputi perubahan
2.1.3. Kinerja
tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu,
Hasibuan (2005) menjelaskan kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
Sadeli dan Bayu Prawira (2001) bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang
dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja karyawan yang umum
untuk kebanyakan pekerjaan meliputi elemen yaitu kuantitas dari hasil, kualitas
dari hasil, ketepatan waktu dari hasil, kehadiran, dan kemampuan bekerja sama.
merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai
dibandingkan dengan standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang
telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
Lebih lanjut Rivai menyatakan bahwa kinerja tidak berdiri sendiri tapi
ketrampilan, kemampuan dan sifat – sifat individu. Dengan kata lain kinerja
ditentukan oleh kemampuan, keinginan dan lingkungan. Oleh karena itu agar
mempunyai kinerja yang baik, seseorang harus mempunyai keinginan yang tinggi
2.2.1. Hubungan stress kerja terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Islam
Sultan Agung Semarang
kerja (Handoko, 2008). Hal ini berarti bahwa stres mempunyai potensi
seberapa besar tingkat stres. Apabila stres yang dialami terlalu besar, maka
teratur. Akibat paling ekstrim adalah prestasi kerja menjadi nol, karena
karyawan menjadi sakit atau tidak kuat bekerja lagi, putus asa, keluar dari
Stres Kerja
(SK) H3
H1
H5
Motivasi Kerja Kinerja
(MK) Perawat (KP)
H2
Kompensasi H4
(K)
Gambar 2.1
Model Empirik
Stres kerja merupakan suatu proses yang dapat mempengaruhi kondisi
dikelola atau dikurangi dengan aktif dalam kegiatan organisasi atau perusahaan.
kompensasi baik berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung sebagai
BAB III
METODE PENELITIAN
gejala yang terjadi dengan menjelaskan antar variabel yang diteliti (Prasetyo,
data yang digunakan secara umum berupa angka-angka yang dihitung melalui uji
Penelitian ini dilakukan oleh penulis di Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang.
3.3.1. Populasi
penelitian yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang yang merupakan karyawan tetap dengan masa kerja minimal 1
3.3.2. Sampel
namun dapat dilakukan dengan rumus dan perhitungan sederhana. Rumus Slovin
𝑁
1 + 𝑁 (𝑒)2
Keterangan:
N = Ukuran populasi
bisa ditolerir;
Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Slovin adalah antara
10-20 % dari populasi penelitian. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah
berikut:
262
𝑛=
1 + 262 (0.1)2
262
𝑛= = 72
3,62
penelitian ini dibulatkan menjadi 100 perawat. Sampel yang diambil berdasarkan
teknik non purposive sampling yaitu pemilihan sampel yang dilakuka berdasarkan
Agustiningsih 2012).
1. Berpendidikan minimal D3
3. Bekerja di unit rawat inap Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
minimal 1 tahun
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Ghozali, (2013).
a. Study pustaka
b. Dokumentasi
c. Kuesioner
sampai dengan 5) yang dimulai dari sangat tidak setuju (STS) lalu
dengan angka 5 maka berarti semakin setuju (Mulyana et. al, 2011).
berikut ini
1 2 3 4 5
STS TS CS S SS
Keterangan:
nilai 1
d. Wawancara
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent) yaitu
Stress Kerja (SK), kompensasi (K), dan variabel terikat (dependen) yaitu Motivasi
kerja (MK), kinerja perawat (KP). Variabel penelitian harus dapat diukur menurut
skala lazim digunakan. Maka dari itu, untuk memberikan gambaran yang lebih
Tabel 3.1.
Definisi operasional dan Indikator
Variabel Definisi Indikator Perhitungan
Operasional Variabel
Stres Kerja Tuntutan pekerjaan 1. Beban kerja yang Skala Linkert
(SK) dengan sumber daya diterimaberlebihan. STS= 1
yang dimiliki 2. Wewenang yang TS = 2
karyawan diberikan tidak CS = 3
(Indrawan, 2009) sesuai dengan S=4
tanggungjawab. SS = 5
3. Konflik
dalamorganisasi.
4. Perbedaan pendapat
dalampekerjaan.
5. Masalahkeluarga.
Kompensasi segala sesuatu yang 1. Gaji yang adil sesuai Skala Linkert
(K) diterima para dengan pekerjaan STS= 1
karyawan sebagai 2. Insentif yang sesuai TS = 2
balas jasa atas dengan pengorbanan CS = 3
pekerjaan yang 3. Tunjangan yang S=4
sudah dilakukan sesuai dengan SS = 5
karyawan (Umar, harapan
2008) 4. Fasilitas yang
memadai
Keterangan:
STS :Bila Responden Menyatakan Sangat Tidak Setuju diberi nilai 1
TS : Bila Responden Menyatakan Tidak Setuju diberi nilai 2
CS : Bila Responden Menyatakan Cukup Setuju diberi nilai 3
S : Bila Responden Menyatakan Setuju diberi nilai 4
SS : Bila Responden Menyatakan Sangat Setuju diberi nilai 5
Uji instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas
dan reliabilitas serta uji asumsi klasik. Uji asumsi yang digunakan antara lain uji
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
dengan r tabel untuk degree of freedom(df)= n-2, dalam hal ini n adalah jumlah
sampel dan alpha= 0.05. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif,
maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali,
2012).
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach
1. Uji Multikolinearitas
2. Uji Heteroskedastisitas
(Ghozali, 2011).
dan group fokus. Sifat dari jenis penelitian ini yaitu berakhir dilakukan dalam
dari analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun. dari
uji t dapat dilihat pada tabel coefficient pada kolom sig (significance). Jika
probabilitas nilai t atau signifikansi < 0.05, maka dapat dikatakan bahwa
parsial. Namun, jika probabilitas nilai t atau signifikansi > 0.05, maka dapat
b. Uji Intervening
Analisis jalur dapat ditentukan pada pola hubungan antara tiga atau lebih
variabel serta tidak dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi atau menolak hipotesis
kasualitas imajiner berdasarkan penentuan hubungan sebab akibat dan tidak dapat
dengan variabel dependen. Analisis jalur yaitu perluasan pada analisis regresi
teori. Hal yang dapat dilakukan pada analisis jalur merupakan cara penentuan.
pola hubungan antara 3 atau lebih variabel serta tidak dapat dilakukan untuk
c. Uji Sobel
langsung dan tidak dapat diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela /
berubahnya.
Analisis Sobel.
dilakukan dengan Uji Sobel (Sobel Test). Uji Sobel menguji kekuatan
setelah mengontrol Y1. Standar error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan
Sb, besarnya standar error tidak langsung (indirect effect) Sab dihitung
Dimana:
a = Koefisien korelasi X Y1
b = Koefisien korelasi Y Y2
𝑎𝑏
t=
𝑆𝑎𝑏
Nilai thitung dibandingkan dengan ttabel dan jika thitung lebih besar dari nilai ttabel