Anda di halaman 1dari 7

Manfaat minyak bumi

1. sebagai bahan bakar


2. sumber gas cair
3. industri kimia
4. sumber produksi polimer
5. produksi bahan serat
6. sumber bahan poliuretan
7. bahan produksi mobil
8. sumber pengolahan pupuk
9. produk keperluan dapur
10. pembangkit listrik

dari segi ekonomi


1. menggerakkan sektor industri
2. membuka lapangan perkerjaan
3. meningkatkan ekonomi dunia
2. Mutu Bensin
3. Mutu bahan bakar bensin ditentukan oleh jumlah ketukan (knocking) yang ditimbulkan. Jumlah
ketukan dinyatakan dengan nilai oktan. Semakin tinggi mutu bensin, berarti jumlah ketukan
semakin sedikit, dan angka oktanya semakin tinggi. Sebagai pembanding dalam penentuan
bilangan oktan pada bensin digunakan nilai n – heptana dan isooktana. Kedua senyawa ini
merupakan sebagian senyawa yang terdapat dalam bensin. Isooktana memberikan ketukan
paling sedikit, diberi nilai oktan 100. N – heptane menghasilkan ketukan paling sedikit, diberi
nilai nol. Suatu campuran yang terdiri dari 80% isooktana dan 20% n – heptane mempunyai nilai
oktan sebesar 80 .

Salah satu jenis bensin, misalnya premium mempunyai nilai oktan 88. Ini berarti mutu premium
setara dengan campuran 88% isooktan dan 12% n – heptane. Namun, mutu premium atau jumlah
ketukan yang dihasilkan setara dengan campuran 88% isooktan dan 12% n – heptana. Pada
umumnya bensin menimbulkan banyak ketukan. Hal ini terjadi karena sebagian besar bensin
yang merupakan hasil penyulingan terdiri dari alkane rantai lurus.

Bensin yang berantai hidrokarbon lurus kualitasnya kurang baik karena mengakibatkan
penyalakan/knocking pada mesin sehingga mesin menjadi cepat rusak. Namun, knocking ini
dapat dikurangi dengan menambahkan TEL (tetraethyl lead), yaitu Pb(C2H5)4. Penambahan 2-3
mL TEL kedalam 1 galon bensin, dapat menaikan nilai oktan 15 poin. Kekurangan dari
penambahan TEL ini adalah dalam pembakaran bensin akan menghasilkan oksida timah hitam
yang keluar bersama asap knalpot atau menempel pada mesin.

Untuk mengantisipasinya, maka ke dalam bensin bertimbal ini dicampurkan 1,2 – dibromo etana
sehingga endapan PbO dalam mesin tidak terjadi. Rumus struktur dari TEL dan MTBE sebgai
berikut.
4. Dampak Pembakaran Bahan Bakar
5. Pemakaian TEL pada bensin, selain mampu mempercepat pembakaran bensin, ternyata juga
memberikan dampak negatif yaitu menghasilkan partikulat Pb dari knalpot yang mengakibatkan
pencemaran udara, mengganggu pernapasan, gigi rapuh, kerusakan tulang belakang,
terhambatnya kerja enzim, dan terganggunya pembentukan hemoglobin. Untuk mengganti TEL
digunakan MTBE (metil tersier butyl eter). Namun perlu diketahui bahwa memakai timbal atau
bukan timbal, bensin tetap merupakan penyebab polusi udara terbesar karena merupakan
sumber utama gas CO2. CO2dihasilkan dari proses pembakaran sempurna. Reaksi pembakaran
sempurna tersebut adalah 2C8H18 + 25O216CO2 + 18H2O.

Selain itu, pembakaran bensin juga menghasilkan gas CO yang beracun dan dapat berikatan
dengan hemoglobin dalam darah dan menghalangi ikatan O2 dengan hemoglobin.

Berikut reaksinya :

C8H18 +17/2 O2 →8CO + 9H2O

Bila gas O2yang tersedia cukup, maka reaksi tersebut akan berjalan sempurna. Namun jika
tidak, maka akan terjadi pembakaran tidak sempurna yang menghasilkan gas CO. Gas CO dapat
berikatan dengan hemoglobin, yang seharusnya berfungsi mengikat O 2. Namun, karena
kemampuan CO untuk mengikat tersebut lebih kuat, maka Hb yang telah berikatan dengan CO
menjadi HbCO tidak bisa lagi mengikat O2. Akibatnya tubuh akan kekurangan O2. Ambang batas
CO di udara adalah < 100 ppm. Udara dengan kadar CO > 100 ppm menyebabkan sakit kepala
dan cepat lelah. Dapun pada kadar CO > 750 ppm dapat menyebabkan kematian, maka dari itu
jangan menyalakan mesin di ruang tertutup.

Pembakaran bensin yang mengandung belerang secara terus-menerus dan oksida belerang yang
dilepas ke udara dalam jumlah banyak akan menimbulkan hujan asam. Selain itu, CO2yang
terlalu banyak di udara akan menyebabkan peningatan suhu bumi (green house effect).

Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami
bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air
hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena
membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar
fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksidadan nitrogen
oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam
sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam
tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya
bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal ini saat ini sedang gencar
dilaksanakan.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Sumber
 2Pembentukan hujan asam
 3Sejarah
 4Metode Pencegahan
 5Pranala luar

Sumber[sunting | sunting sumber]


Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis
di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia
seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian
(terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan
kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Hujan asam karena proses industri telah menjadi masalah yang penting di Republik Rakyat
Tiongkok, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah di arahan anginnya. Hujan asam dari pembangkit
tenaga listrik di Amerika Serikat bagian Barat telah merusak hutan-hutan di New York dan New
England. Pembangkit tenaga listrik ini umumnya menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.

Proses yang terlibat dalam pemecahan Asam ( catatan: bahwa hanya SO2 dan NOX memegang peran penting
dalam hujan asam).

Pembentukan hujan asam[sunting | sunting sumber]


Secara sederhana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:

Bukti terjadinya peningkatan hujan asam diperoleh dari analisis es kutub. Terlihat turunnya kadar pH
sejak dimulainya Revolusi Industri dari 6 menjadi 4,5 atau 4. Informasi lain diperoleh dari organisme
yang dikenal sebagai diatom yang menghuni kolam-kolam. Setelah bertahun-tahun, organisme-
organisme yang mati akan mengendap dalam lapisan-lapisan sedimen di dasar kolam.
Pertumbuhan diatom akan meningkat pada pH tertentu, sehingga jumlah diatom yang ditemukan di
dasar kolam akan memperlihatkan perubahan pH secara tahunan bila kita melihat ke masing-
masing lapisan tersebut.
Sejak dimulainya Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke atmosfer
turut meningkat. Industri yang menggunakan bahan bakar fosil, terutama batu bara, merupakan
sumber utama meningkatnya oksida belerang ini. Pembacaan pH di area industri kadang-kadang
tercatat hingga 2,4 (tingkat keasaman cuka). Sumber-sumber ini, ditambah oleh transportasi,
merupakan penyumbang-penyumbang utama hujan asam.
Masalah hujan asam tidak hanya meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi dan industri
tetapi telah berkembang menjadi lebih luas. Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk
mengurangi polusi lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang
dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan lebih luas. Sering
sekali, hujan asam terjadi di daerah yang jauh dari lokasi sumbernya, di mana
daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak karena tingginya curah hujan di sini.
Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya populasi ikan di danau-
danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup, sementara pH 6 atau lebih
tinggi akan membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam di dalam air akan menghambat produksi
enzim dari larva ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun
seperi alumunium di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan mengeluarkan lendir
berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernapas. Pertumbuhan fitoplankton yang
menjadi sumber makanan ikan juga dihambat oleh tingginya kadar pH.
Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin pada daun rusak
sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan terhadap keadaan dingin, jamur dan
serangga. Pertumbuhan akar menjadi lambat sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan
mineral-mineral penting menjadi hilang.
Ion-ion beracun yang terlepas akibat hujan asam menjadi ancaman yang besar bagi manusia.
Tembaga di air berdampak pada timbulnya wabah diare pada anak dan air tercemar alumunium
dapat menyebabkan penyakit Alzheimer.

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Hujan asam dilaporkan pertama kali di Manchester, Inggris, yang menjadi kota penting
dalam Revolusi Industri. Pada tahun 1852, Robert Angus Smith menemukan hubungan antara hujan
asam dengan polusi udara. Istilah hujan asam tersebut mulai digunakannya pada tahun 1872. Ia
mengamati bahwa hujan asam dapat mengarah pada kehancuran alam.
Walaupun hujan asam ditemukan pada tahun 1852, baru pada tahun 1970-an para ilmuwan mulai
mengadakan banyak melakukan penelitian mengenai fenomena ini. Kesadaran masyarakat akan
hujan asam di Amerika Serikat meningkat pada tahun 1990-an setelah di New York Times memuat
laporan dari Hubbard Brook Experimental Forest di New Hampshire tentang banyaknya kerusakan
lingkungan yang diakibatkan oleh hujan asam.
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan
terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan
tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat
industri yang menghasilkan gas-gas yang mengandung zat di atas batas kewajaran. Pada
umumnya bahan pencemar udara adalah berupa gas-gas beracun (hampir 90 %) dan partikel-
partikel zat padat. Gas-gas beracun ini berasal dari pembakaran bahan bakar kendaraan, dari
industri dan dari rumah tangga. Selain gas-gas beracun di atas, pembakaran bahan bakar
kendaraan juga menghasilkan partikel-partikel karbon dan timah hitam yang berterbangan
mencemari udara. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain
industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Sumber pencemaran udara juga dapat
disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam
beracun, dan lain-lain.
Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan penurunan kualitas udara,
yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Semakin banyak kendaraan bermotor dan
alat-alat industri yang mengeluarkan gas yang mencemarkan lingkungan akan semakin parah
pula pencemaran udara yang terjadi. Salah satu bahan pencemar udara yang sangat
membahayakan makhluk hidup adalah gas karbon monoksida.
Gas Karbon monoksida adalah sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa dan tidak mudah larut dalam air, beracun dan berbahaya. Zat gas CO ini akan
mengganggu pengikatan oksigen pada darah karena CO lebih mudah terikat oleh darah
dibandingkan dengan oksigen dan gas-gas lainnya. Pada kasus darah yang tercemar karbon
monoksida dalam kadar 70% hingga 80% dapat menyebabkan kematian pada orang.
Untuk dapat menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan beberapa usaha
antara lain: mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak
menghasilkan gas karbon monoksida dan diusahakan pula agar pembakaran yang terjadi
berlangsung secara sempurna, selain itu pengolahan/daur ulang atau penyaringan limbah asap
industri, penghijauan untuk melangsungkan proses fotosintesis (taman bertindak sebagai paru-
paru kota), dan tidak melakukan pembakaran hutan secara sembarangan, serta melakukan
reboisasi/penanaman kembali pohonpohon pengganti yang penting adalah untuk membuka lahan
tidak dilakukan pembakaran hutan, melainkan dengan cara mekanik.

Pengertian gas monoksida (CO)

Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senyawa karbon monoksida (CO) sebagai
hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon dioksida (CO2) sebagai hasil pembakaran
sempurna. Karbon monoksida (CO)merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan
pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna,dan dapat berbentuk cairan pada
suhu dibawah -129OC. berat jenis sedikit lebih ringan dari udara (menguap secara perlahan ke
udara), CO tidak stabil dan membentuk CO2 untuk mencapai kestabilan phasa
gasnya. Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau waktu kontak
hanya sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia selama 8 jam akan
menimbulkan rasa pusing dan mual. Senyawa CO mempunyai potensi bersifat racun yang
berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu haemoglobin.
Karbon monoksida di lingkungan dapat terbentuk secara alamiah, tetapi sumber utamanya
adalah dari kegiatan manusia. Karbon monoksida yang berasal dari alam termasuk dari lautan,
oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan badai listrik alam. Sumber CO
buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan bakar bensin.
Berdasarkan estimasi, jumlah CO dari sumber buatan diperkirakan mendekati 60 juta Ton per
tahun. Separuh dari jumlah ini berasal dari kendaraan bermotor yang menggunakan bakan bakar
bensin dan sepertiganya berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan
minyak dari industri dan pembakaran sampah domestik.
Karbon monoksida, CO, dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar
yang mengandung karbon dan oleh pembakaran pada tekanan dan suhu tinggi yang terjadi pada
mesin. Karbon monoksida dapat juga dihasilkan dari reaksi oksidasi gas metana oleh radikal
hidroksi dan dari perombakan/pembusukan tanaman meskipun tidak sebensar yang dihasilkan
oleh bensin. Pada jam-jam sibuk di daerah perkotaan konsentrasi gas CO bisa mencapai 50 -100
ppm. Tingkat kandungan CO di atmosfir berkorelasi positip dengan padatnya lalu lintas, tetapi
korelasi negatif dengan kecepatan angin. Keberadaan atau umur gas CO di atmosfir tidak lama
hanya kira-kira 4 bulan. Hal ini terjadi karena karbon monoksida di atmosfir dihilangkan melalui
reaksi dengan radikal hidroksil, HO*.

Bahaya gas CO bagi kesehatan

Karakteristik biologic yang paling penting dari CO adalah kemampuannya untuk berikatan dengan
haemoglobin, pigmen sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Sifat ini akan
menghasilkan pembentukan karboksihaemoglobin (HbCO) yang 200 kali lebih stabil dibandingkan
Oksihaemoglobin (HbO2). Penguraian HbCO yang relative lambat menyebabkan terhambatnya kerja
molekul sel pigmen tersebut dalam fungsinya membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi seperti ini
bisa berakibat serius hingga fatal, karena dapat menyebabkan keracunan.
Karbon monoksida (CO) apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan
menghalangi masuknya oksigen yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO
bersifat racun metabolisme, ikut bereaksi secara metabolisme dengan darah. Seperti halnya oksigen,
gas CO bereaksi dengan darah (hemoglobin) :
Hemoglobin + O2 –> O2Hb (oksihemoglobin)
Hemoglobin + CO –> COHb (karboksihemoglobin)
Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau waktu kontak hanya
sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa
pusing dan mual. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap tubuh manusia ternyata tidak sama
dengan manusia yang satu dengan yang lainnya.
Kadar CO yang tinggi dapat menyebabkan perubahan tekanan darah, meningkatkan denyut
jantung, ritme jantung menjadi abnormal, gagal jantung dan kerusakan pembuluh darah perifal.
Dampak keracunan gas CO sangat berbahaya bagi orang yang telah menderita gangguan pada otot
jantung atau sirkulasi darah peripheral yang parah.
Manusia dengan aktifitas yang tinggi disekitar lalu lintas kendaraan yang padat merupakan
kelompok yang paling beresiko mengalami gangguan kesehatan akibat gas CO. Mereka
ini antara lain Polisi lalulintas yang dinas dijalan, menertibkan dan menagtur agar lalulintas kendaraan
lancar, petugas retribusi Tol, tukang parkir. Sedangkan yang beresiko dari
hasil sampingan kegiatan manusia antara lain para pekerja bengkel kendaraan, industri logam,
industri kimia dan industri bahan bakar. Dampak gangguan kesehatan terhadap manusia tergantung
ketahanan fisik manusia, namun yang paling sering adalah memperparah penderita gangguan
jantung dan paru-paru, kelahiran premature dan berat badan bayi dibawah normal bahkan kematian
akibat keracunan gas CO bisa terjadi.

Cara Menanggulangi Dampak Negative Gas CO


Pencemaran udara dapat memberikan dampak negatif bagi makhluk hidup, manusia, hewan dan
tumbuh-tumbuhan. Kebakaran hutan dan gunung api yang meletus menyebabkan banyak hewan yang
kehilangan tempat berlindung, banyak hewan dan tumbuhan mati bahkan punah. Gas-gas
oksida belerang (SO2 dan SO3) bereaksi dengan uap air, dan air hujan dapat menyebabkan terjadinya
hujan asam yang dapat merusak gedung-gedung, jembatan, patung-patung sehingga mengakibatkan
tumbuhan mati atau tidak bisa tumbuh. Gas karbon monoksida bila terhisap masuk ke dalam paru-
paru bereaksi dengan haemoglobin menyebabkan terjadinya keracunan darah dan masih banyak lagi
dampak negatif yang disebabkan oleh pencemaran udara.Asap tebal dari hasil kebakaran hutan ini
sangat merugikan, baik dalam segi ekonomi, transportasi (udara, darat dan laut) dan kesehatan.
Akibat asap tebal tersebut menyebabkan terhentinya alat-alat transportasi karena dikhawatirkan akan
terjadi tabrakan. Selain itu asap itu merugikan kesehatan yaitu menyebabkan sakit mata, radang
tenggorokan, radang paru-paru dan sakit kulit. Pencemaran udara lainnya berasal dari limbah berupa
asap yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar kedaraan bermotor dan limbah asap dari industri.
Untuk dapat menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan beberapa usaha antara
lain: mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan gas
karbon monoksida dan diusahakan pula agar pembakaran yang terjadi berlangsung secara sempurna,
selain itu pengolahan/daur ulang atau penyaringan limbah asap industri, penghijauan untuk
melangsungkan proses fotosintesis (taman bertindak sebagai paru-paru kota), dan tidak melakukan
pembakaran hutan secara sembarangan, serta melakukan reboisasi/penanaman kembali pohonpohon
pengganti yang penting adalah untuk membuka lahan tidak dilakukan pembakaran hutan, melainkan
dengan cara mekanik.
Pemerintah telah menetapkan batas emisi yang dapat diterima bagi setiap kendaraan. Oleh
karenanya para pemilik kendaraan harus merawat kendaraan secara berkala agar kadar gas buang
kendaraan memenuhi batas yang diijinkan pemerintah. Atau menambah alat catalytic converter pada
sistem pembakaran kendaraan sehingga akan menurunkan kadar CO dari gas buang sampai 90 %
, jangan lupa manusia juga tetap harus memperhatikan dan mengatur sistem ventilasi dalam
ruangan dengan baik, sehingga terhindar dari gangguan gas CO.

Parameter yang Digunakan Untuk Mengetahui Gas CO


Secara umum parameter yang digunakan untuk mendeteksi pencemaran udara adalah dengan
mengetahui atau meneliti suatu daerah tersebut mengalami pencemaran udara atau tidak.
Parameter yang biasa digunakan adalah dengan mendeteksi adanya gas-gas beracun dan
kandungan logam kimia dalam udara, misalnya timbale (Pb), karbonmonoksida (CO), sulfur
dioxide (SO2), nitrogen dioxide (NO2), dan ozon.
Dengan menggunakan parameter konsentrasi zat pencemar dan waktu lamanya kontak antara
bahan pencemar atau polutan dengan lingkungan (udara), WHO menetapkan empat tingkatan
pencemaran sebagai berikut:
 Pencemaran tingkat pertama; yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian bagi manusia.
 Pencemaran tingkat kedua; yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan kerugian bagi manusia
seperti terjadinya iritasi pada indra kita.
 Pencemaran tingkat ketiga; yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.
 Pencemaran tingkat keempat; yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit akut dan
kematian bagi manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai