Pondasi Sumuran
Pondasi Sumuran
a). Umum
Pondasi ini terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak, yang umum digunakan
pada pekerjaan jembatan di Indonesia adalah dari silinder beton bertulang dengan
diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm. Pekerjaan ini mencakup penyediaan
dan penurunan dinding sumuran yang dicor di tempat atau pracetak yang terdiri unit-
unit beton pracetak. Penurunan dilakukan dengan menggali sedikit demi sedikit di
bawah dasarnya. Berat beton pada sumuran memberikan gaya vertical untuk
mengatasi gesekan (friction) antara tanah dengan beton, dan dengan demikian
sumuran dapat turun.
Ketepatan pematokan pada sumuran sangat penting karena tempat yang digunakan
oleh sumuran sangat besar. Akibat kesalahan pematokan, bersama-sama dengan
kemiringan yang terjadi pada waktu sumuran diturunkan, dapat menyebabkan
sumuran itu berada di luar daerah kepala jembatan atau pilar. Hal ini merupakan
tambahan pekerjaan untuk memperbesar kapala jembatan atau pilar, dan akan
meneruskan beban vertical dari bangunan atas kepada bangunan bawah secara
eksentris.
Garis tengah memanjang jembatan dan garis tengah melintang dari sumuran harus
ditentukan dan dioffset sejauh jarak tertentu untuk memastikan bahwa titik-titik
referensi tersebut tidak terganggu pada saat pembangunan sumuran.Harus
diperhatikan penentuan letak tiap segmen untuk memastikan bahwa segmen baru akan
mempunyai alinyemen yang benar sepanjang sumbu vertical.Hal ini penting terutama
pada waktu suatu segmen ditambahkan pada sumuran yang tidak (keluar dari)
vertical. Secara ideal kemiringan ini harus diperbaiki sebelum penambahan segmen
berikutnya. Setelah pekerjaan pematokan selesai, dilakukan penggalian pendahuluan
untuk memberikan jalan awal melalui mana sumuran akan diturunkan. Sisi galian ini
harus sedapat mungkin vertical.
Unit beton pracetak tidak boleh digeser paling sedikit 7 hari setelah pengecoran, atau
sampai pengujian menunjukkan bahwa kuat tekan beton telah mencapai 70 persen
dari kuat tekan beton rancangan dalam 28 hari.
Unit beton pracetak tidak boleh diangkut atau dipasang sampai beton tersebut
mengeras paling sedikit 14 hari setelah pengecoran, atau sampai pengujian
menunjukkan kuat tekan mencapai 85 persen dari kuat tekan rancangan dalam 28 hari.
6. Pengisian Sumuran
Sumuran harus diisi dengan beton siklop K175 sampai elevasi satu meter di bawah
pondasi telapak. Sisa satu meter tersebut harus diisi dengan beton K250, atau
sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar.
b) Pelaksanaan pengeboran :
· Dibuat lubang dengan dibor sampai kedalaman sesuai gambar rencana
· Sebelum pengecoran semua lubang harus utuh, dasar casing harus dipertahankan
tidak lebih dari 150 cm dan tidak kurang dari 30 cm dibawah permukaan beton selama
penarikan dan operasi penempatan, kecuali ditentukan lain oleh direksi
· Sampai kedalaman 3 m dari permukaan, beton yg dicor harus digetarkan dengan alat
penggetar, dan sebelumnya semua kotoran dibersihkan, demikian juga bila ada air
dalam lubang bor harus dikeluarkan
· Saat pencabutan casing digetarkan untuk menghindari menempelnya beton pada
dinding casing
· Apabila pengecoran beton didalam air atau pengeboran lumpur maka digunakan cara
tremieTiang bor umumnya harus dicor sampai kira-kira satu meter di atas elevasi
yang akan dipotong, semua beton yang lepas, kelebihan dan lemah harus dikupas dari
bagian puncak tiang bor dan baja tulangan yang tertinggal harus mempunyai panjang
yang cukup sehingga memungkinkan pengikatan yang sempurna kedalam pur atau
struktur di atasnya.
1. Load Cell set: perangkat alat berat komposit yang terdiri dari 2 plat baja yang
berbentuk lingkaran dan silinder baja untuk menggambungkan kedua plat tersebut.
Perangkat ini merupakan alat utama dari unit load cell.
2. Hydraulic supply line: pipa baja yang digunakan untuk menyalurkan tekanan
hidrolis dari pompa hidrolik kepada perangkat Load Cell dengan tekanan yang telah
ditetapkan
3. Hydraulic pump: sumber tekanan yang digunakan untuk memobilisasi Load Cell.
4. Pressure gauge: merupakan salah satu komponen bagian dari alat sumber tekanan
hidrolis yang berfungsi untuk membaca besarnya tekanan hidrolis yang telah
disalurkan pada Load Cell.
5. Telltale casing: pipa baja yang digunakan sebagai selongsong dari steel telltale
rods.
6. Stainless Steel Telltale Rods: kawat baja yang digunakan untuk menghubungkan
perangkat Load Cell set dengan Data Acquisition System melalui Digital Indicator.
Kawat ini berfungsi untuk mengirimkan displacement atau expansion yang terjadi
pada Load Cell set.
7. Data Acquisition System: perangkat lunak elektronik yang berfungsi sebagai
perantara antara Computer dan Data gatherer. Data (reading) yang dibaca kemudian
disaring sebelum dianalisa dan ditampilkan pada Computer.
8. Displacement transducers: alat yang berfungsi untuk membaca adanya
displacement yang terjadi pada Load Cell melalui telltale rods.
9. Data gatherer: alat yang berfungsi untuk mengumpulkan data hasil reading yang
dikirimkan dari displacement transducers dan grating sensors.
10. Grating sensors: alat yang digunakan untuk mengukur tegangan pada setiap
lapisan tanah.
c. Kelengkungan (BOW)
Kelengkungan tiang pancang beton cor langsung ditempat : < 0,01 panjang tiang
dalam segala arah;
Kelengkungan lateral tiang pancang baja : < 0,0007 panjang total tiang pancang>
d. Garis tengah lubang bor tanpa selubung (casing) : 0 sd +5% dari diameter
nominal pada setiap posisi
2.8. TURAP
a) Umum
Umumnya ketentuan yang mengatur pemancangan tiang pancang penahan beban
harus berlaku juga untuk turap. Jenis tiang pancang yang akan digunakan harus
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan
c) Turap Beton
Dinding turap beton harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar.
d) Turap Baja
Turap baja harus mempunyai jenis dan berat seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.
Bilamana dipasang dalam struktur yang telah selesai, turap baja harus kedap air pada
sambungannya. Pengecatan turap baja harus memenuhi ketentuan Spesifikasi.
http://civil-injinering.blogspot.com/2009/05/pelaksanaan-jembatan-bangunan-
bawah_18.html