Anda di halaman 1dari 27

BAB III

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
a. Pengumpulan data
1) Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 59 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status marital : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Suku / bangsa : Sunda / Indonesia
Tanggal masuk RS : 18 Januari 2005
Tanggal pengkajian : 22 januari 2005
No medrec : 05010320
Diagnosa medis : Ca. Tiroid
Alamat : Blok Saga Rt 09 Rw 02 Kel. Cipaat, Kec.
Bongas, Kab. Indramayu
2) Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. W
Umur : 36 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Hub. Dengan klien : Anak kandung
Alamat : SDA
b. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Benjolan di leher yang menyebabkan nyeri
2. Riwayat kesehatan sekarang
Sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh sakit
pada leher depan, karena dileher klien terdapat benjolan sebesar
bola tennis dan mengeluarkan nanah, sehingga klien sulit untuk
menelan karena ada benjolan tersebut. Denganhal tersebut klien
dibawa ke RSUD Indramayu dan dokter disana mengatakan bahwa
dileher klien terdapat kangker tiroid dan harus segera diangkat,
karena pihah Rumah Sakit Indramayu tidak sanggup mengangkat
kangker tersebut maka dirujuk untuk dibawa ke RSHS untuk
pengangkatan Kangker tersebut.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Sejak 5 tahun sebelum masuk Rumah Sakit timbul benjolan
sebesar kelereng pada leher depan dan klien mengeluh sakit, tapi
klien menganggap bahwa itu akan sembuh dengan sendirinya, tetapi
lama kelamaan benjolan itu makin besar dan sampai sekarang ini
benjolan ini mencapai sebesar bola tenis
4. Riwayat kesehatan keluarga
Menurut klien di keluarga tidak ada yang menderita penyakit
yang sama seperti yang diderita oleh klien, tidak ada yang menderita
penyakit keturunan seperti Diabetes Melitus, Asma, dan Hipertensi.

c. Pemeriksaan fisik
1. Sistem Pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak ada sianosis, tidak ada pernafasan
cuping hidung, tidak ada polip, bibir tidak sianosis, mukosa orofaring
merah muda, tonsil tidak membesar, uvula bergerak bebas, dileher
terdapat luka operasi ca. Tiroid, tidak ada kelainan bentuk
punggung, pergerakan dada kanan dan dada kiri sama,vokal
premitus dada kiri dan dada kanan sama, bunyi paru kanan resonan
dan paru kiri resonan, tidak terdengar suara wheezing dan ronchi,
dengan frekuensi pernafasan 24 X / menit.
2. Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 82 X/menit, pada iga ke dua sampai iga ke lima
terdengar suara dullness, bunyi S 1dan dan S2 reguler murni, capirai
reville time (CRT) kurang dari 3 detik dan kuku terlihat tidak pucat,
tidak ada peningkatan vena jugularis, Clubing finger tidak ada, pada
tungkai bawah dan atas tidak terdapat oedema.
3. Sistem pencernaan
Keadaan bibir lembab, gigi kotor, keadaan lembab, warna lidah
merah muda, tidak ada pembesaran tosil, uvula bergerak bebas,
terdapat luka operasi dileher klien yang masih dibalut verban tidak
ada distensi abdomen, bentuk abdomen datar, tidak ada ascites,
bising usus 12 X/menit,bunyi abdomen tympani, hepar tidak teraba.
4. Sistem integumen
Kepala simetris, rambut hitam dan bersih, tidak ada lesi, distribusi
merata, rambut tidak mudah dicabut, warna kulit sawo matang, kuku
bersih dan panjang, kulit badan bersih, suhu tubuh 36,2 0C, turgor
baik, akral teraba hangat, tidak terdapat lesi.
5. Sistem perkemihan
Ginjal tidak teraba, tidak ada distensi kandung kemih, tidak
terpasang cateter, buang air kecil 4-5 kali/hari.
6. Sistem persarafan
Keadaan compoc mentis, penampilan baik, glascow coma scala :
Eye ; 4, Verbal ; 5, Motorik ; 6 = 15.
a. Nervus I (Olfaktorius)
Fungsi penciuman baik, klien dapat membedakan bau kopi dan
minyak kayu putih dengan mata tertutup.
b. Nervus II (Optikus)
Klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan, klien dapat
membaca angka dengan jarak kurang lebih 30 cm, lapang
pandang tidak menyempit.
c. Nervus III (Okulomotoris), IV (Trokhlearis, VI (Abdusen)
Pupil bulat isokor diameter kurang lebih 3 mm, reaksi pupil
terhadap cahaya baik, pupil mengecil saat terkena cahaya, klien
dapat membuka dan menutup kelopak mata, koordinasi gerak
mata baik ditandai dengan klien mampu menggerakan bola mata
kesegala arah sesuai perintah tanpa menggerakan kepalanya.
d. Nervus V (Trigeminus)
Klien dapat merasakan usapan pilinan kapas pada kelopak mata,
dahi, sinus maxilla dan sinus mandibula, Palpasi pada otot
masester dan temporal teraba kuat saat mengunyah.
e. Nervus VII (Facialis)
Klien dapat membedakan rasa manis, asin dan pahit, tetapi bila
makan yang terlalu berasa pengecapannya terasa pahit. Klien
mampu memejamkan mata, tersenyum, mengerut dahi,
mengembungkan pipi, dan mengangkat alis dengan simetris.
f. Nervus VIII (Akustikus)
Klien mampu menjawab / merespon terhadap pertanyaan perawat
dengan tepat. Klien mampu mendengar bisikan perawat darijarak
kurang lebih 30 cm.
g. Nervus IX (Glosofaringeus)
Klien mengeluh nyeri saat menelan.
h. Nervus X (Vagus)
Uvula berada ditengah dan bergerak bebas saat klien
mengatakan “Ah”.
i. Nervus XI (Assesorius)
Klien dapat mengangkat bahu kanan dan kiri, klien dapat
mempertahankan posisi kepalanya saat perawat menyuruh duduk.
j. Nervus XII (Hipoglosus)
Bentuk lidah simetris, klien mampu menjulurkan lidah dan
menggerak-gerakannya kesegala arah.
7. Sistem Endokrin
Terdapat pembesaran kelenjar tiroid sebesar bola tennis tidak
terdapat atau tidak tampak tremor pada kedua belah tangan.
8. Sistem Musculoskletal
Ekstremitas atas dan bawah simetris, ekstremitas atas dan bawah
dapat digerakan kesegala arah (ROM): fleksi, ekstensi, abduksi,
adduksi, dan rotasi. Klien dapat menahan tekanan dari pemeriksa
dengan maksimal, dengan kekuatan otot 5 5
5 5
d. Aktivitas sehari-hari
No Aktifitas Sebelum Sakit Sesudah Sakit
1 Nutrisi
a. Makan 3 x sehari, habis 1/2 3x sehari, diet TKTP
porsi dengan nasi, dan extra susu.tidak
sayur dan lauk pauk, habis 5-6 sendok.
tidak ada keluhan.
b. Minum 1500-200 cc sehari / 1000 cc sehari / 4
6-8 gelas air putih gelas air putih dan
dan air teh, tidak ada susu, tidak ada
keluhan. keluhan.
2 Eliminasi
a. BAB 1 x sehari, 1x sehari, konsistensi
konsistensi lembek, lembek, warnakuning,
warna kuning, bau bau khas, tidak ada
b. BAK khas, tidak ada keluhan.
keluhan.
5-6 x sehari, kuning 5-6 x sehari, kuning
3 Istirahat Tidur jernih, bau khas, tidak jernih, tidak ada
ada keluhan. keluhan.
4 Personal 7-8 jam sehari, tidak
hygiene ada keluhan. 9-10 jam/hari tidak ada
Mandi 2 x sehari keluhan.
5 Aktifiitas klien serta gosok gigi, Mandi 1x sehari dibatu
keramas 1minggu oleh keluarga.
sekali. Mandi harus dibantu
Klien dapat dan gosok gigi harus
melakukan aktifitas disiapkan.
secara mandiri tanpa
bantuan orang lain

e. Data Psikologi
1. Status emosi : Pada saat dikaji ekspresi wajah klien tampak
murung dan gelisah, klien terus menanyakan
tentang penyakitnya.
2. Konsep Diri
Body image : Klien tidak merasa malu dengan keadaannya
sekarang ini.
Ideal diri : Klien mengharapkan cepat sembuh, berkumpul
dengan keluarganya, dan dapat beraktifitas
Identitas Diri : kembali.
Klien merasa puas dan mengerti identitasnya
Harga Diri : sebagai seorang wanita.
Klien merasa kelurganya dan orang
Peran diri : disekitarnya tetap menghargai dan memberi
perhatian.
Pola Koping : Klien merupakan seorang seorang ibu dari
anak-anaknya yang suda besar-besar.
Klien sering membicarakan setiap masalah
yang dihadapi kepada suami dan keluarganya.
f. Data sosial
1. Pendidikan dan pekerjaan
Klien pernah sekolah sampai bangku SD saja dan sekarang sebagai
ibu rumah tangga.
2. Gaya hidup
Klien tidak pernah perokok dan tidak suka minum kopi, klien tidak
pernah minum minuman yang beralkohol.
g. Data Spiritual
klien adalah seorang yang beragama islam, klien selalu berharap dan
berdoa agar cepat sembuh dari penyakitnya karena klien yakin ini
adalah cobaan dari Allah SWT.
h. Data penunjang
Therapy : - Infus NaCl 0,9% 1500 ml/24 jam
- Ampicilin 4x1 g = IV
- Ciprofloxacine 2x750 mg
- PTU 3x2
- Propanol 3x1 mg
- Rawat luka tiap 2 x/sehari kompres NaCl + garamisin
ANALISA DATA
NO DATA SENJANG KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH
1 DS: Post Op. Tiroidektomi Gangguan rasa
- Klien mengeluh nyeri pada  nyaman nyeri
daerah luka post operasi Terputusnya Kontinuitas
tiroidektomi. jaringan
- Klien mengatakan nyeri 
seperti ditusuk-tusuk. Merangsang pengeluaran
DO bradikinin, histamin, serotonin,
- Wajah klien terlihat meringis. dan prostaglandin
- Terdapat luka post operasi 
tiroidektomi. Merangsang reseptor nyeri
- TTV : 
 TD = 110/70 mmHg Fraktus spinothalaminatus
 RR = 24 kali / menit 
 HR = 82 kali / menit thalamus
 S = 36,2 0C 
Kortec cerebri

Nyeri dipersepsikan
2 DS: Post op tiroidektomi Gangguan
- Klien mengatakan agak sakit keseimbangan
kalau menelan Kemampuan menelan menurun intake nutrisi
DO:
- Porsi makan habis 6-8 Asupan nutrisi terhambat
sendok
- BU 12 x/menit Asupan nutrisi tidak adequate
- Terdengar suara tympani
pada bagian perut
3 DS Asupan nutris kejaringan Gangguan
:- Klien mengeluh badannya berkurang pemenuhan ADL
lemah
DO: Suplai O2 berkurang
- Klien tampak lemas
- Bedrest Menghambat sintesa ATP
- ADL klien dibantu oleh menjadi ADP
keluarga dan pertawat
Lemah
4 DS: Kurang informasi tentang Gangguan rasa
- Klien mengatakan tidak tahu penyakit aman cemas
tentang penyakitnya 
DO: Merupakan stressor bagi klien
- Klien tampak cemas 
- Klien kurang kooperatif Pola koping kurang efektif

Cemas

II. DIAGNOSA MASALAH BERDASARKAN PENYEBAB

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN / TANGGAL TANGGAL TTD


MASALAH KOLABORASI DITEMUKAN TERPECAHKAN
1 Gangguan rasa nyaman nyeri 22 januari 2005 22 januari 2005
b.d post op Tiroidektomi Eka L
2 Gangguan keseimbangan 22 januari 2005 22 januari 2005
intake nutrisi Eka L
3 Gangguan pemenuhan ADL 22 januari 2005 22 januari 2005
b.d kelemahan otot-otot Eka L
4 Gangguan rasa aman cemas 22 januari 2005 22 januari 2005
b.d kurangnya pengetahuan
klien tentang penyakitnya Eka L

III. PERENCANAAN

NO DIAGNOSA PERENCANAAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Gangguan rasa Tupan : 1. Bimbing dan 1. .Dapat merelaksasi
nyaman nyeri b.d Dalam jangka ajarkan teknik kan klien sehingga
post op waktu 3 hari relaksasi nafas nyeri dapat
Tiroidektomi yang perawatan rasa dalam berkurang.
ditandai dengan : nyaman terpenuhi 2. Pertahankan 2. Tirah baring dapat
DS: serta nyeri hilang tirah baring di mengurangi
- Klien mengeluh Tupen : tempat tidur penggunaan oksigen
nyeri pada Dalam jangka dengan posisi jaringan , sedangkan
daerah luka waktu 1 hari semi fowler. posisi semi fowler
post operasi perawatan rasa dapat membantu
tiroidektomi. nyaman nyeri 3. Anjurkan pada kelancaran drainage
- Klien terpenuhi dengan klien untuk vena dengan
mengatakan kriteria : melakukan gravitasi sehingga
nyeri seperti - Ekspresi teknik distraksi mengurangi resiko
ditusuk-tusuk. wajah klien 4. Obsevasi TTV meningkatnya
DO tidak meringis 5. Perawatan luka tekanan intra kranial.
- Wajah klien - Klien tidak 6. Pemberian obat 3. Dapat mengalihkan
terlihat mengeluh anlgetik perhatian klien
meringis. nyeri Ciprofloxacine sehingga klien tidak
- Terdapat luka - Frekuensi nadi 2x750 mg IV dan terfokus pada
post operasi 60-80x/menit melanjutka order nyerinya.
tiroidektomi. - Respirasi dokter Ampicilin 4. Untuk mengetahui
- TTV : normal 16- 4x1 g = IV keadaan umum
 TD = 110/70 20x/mnt Ciprofloxacine klien.
mmHg 2x750 mg, 5. Perawatan luka yang
 RR = 24 kali / PTU 3x2, dan baik menghindari
menit Propanol 3x1 terjadinya infeksi
 HR = 82 kali / mg. pada luka.
menit 6. Analgetik dapat

 S = 36,2 0C menghambat rasa


nyeri.
2 Gangguan Tupan : 1. Anjurkan klien 1. makanan
keseimbangan Dalam jangka makan yang yang mudah cerna
intake nutrisi b.d waktu 3 hari mudah cerna. memudahkan dalam
sulit menelan perawatan klien 2. Anjurkan untuk menelan.
Ditandai dengan : dapat Tidak makan 2. Makanan
DS: menghabiskan yang pedas- yang tidak pedas
- Klien makanannya pedas. tidak menimbul kan
mengatakan dengan tanpa 3. kolaborasi nyeri.
agak sakit kalau gangguan nyeri dengan ahli gizi 3. Pemberian
menelan Tupen : dalam pemberian susu sebagai
DO: Dalam jangka susu. makanan tambahan
- Terdapat luka waktu 1 hari 4. Anjurkan makan 4. Makanan
operasi di leher perawatan porsi dalam keadaan dingin memudahkan
- Porsi makan makan dihabiskan dingin. dalam menelan
habis 5-6 ½ porsi
sendok
- BU 12 x/menit
- Terdengar
suara tympani
pada bagian
perut
3 Gangguan Tupan : 1. Bantu aktivitas 1. berlanjutnya
pemenuhan ADL dalam jangka klien sesuai menikmati hidup
b.d kelemahan waktu 2x24 jam kebutuhan seluas-luasnya
otot-otot kebutuhan klien 2. bimbing klien seperti yng diterima
DS terpenuhi untuk mandiri individu membantu
:- Klien mengeluh Tupen : secara bertahap m,emudahkan
badannya lemah Dalam waktu 1x seperti koping
DO: 24 jam klien melibatkan klien 2. Belajar
- Klien tampak dapat melakukan dalam memenuhi bagaimana
lemas aktivitas secara kebutuhan meningkatkan rasa
- Bedrest mandiri dasarnya seperti control dan mandiri
- ADL klien personal hygiene dengan kondisi
dibantu oleh kronis dan
keluarga dan ketidakmampuan
pertawat membantu
meningkatkan harga
diri
4 Gangguan rasa Tupan : 1. Observasi tingkat 1. Untuk mengetahui
aman cemas Rasa aman klien pengetahuan tingkat pengetahuan
b.dkurangnya terpenuhi klien tentang klien dan
pengetahuan klien Tupen : penyakitnya menentukan
tentang Dalam jangka intervensi
penyakitnya. waktu 1 hari 2. Observasi tingkat selanjutnya
DS: perawatan rasa kecemasan klien 2. Untuk menentukan
- Klien cemas klien 3. Beri penjelasan intervensi
mengatakan berkurang pada klien selanjtunya
tidak tahu dengan criteria : tentang 3. Dapat menambah
tentang  Klien tampak penyakitnya pengetahuan klien
penyakitnya tenang 4. Beri penjelasan tentang keadaan
DO:  Klien tahu pada klien penyakitnya
- Ekspresi wajah tentang tentang prosedur 4. Dapat menambah
cemas
penyakitnya pengobatan pengetahuan klien
- Klien kurang
kooperatif  Klien 5. Berikan tentang prosedur
mengetahui kesempatan pengobatan
prosedur pada klien untuk 5. Agar klien
pengobatan bertanya menanyakan apa
yang akan yang belum klien
dilakukan 6. Dorong klien pahami setelah
untuk tetap diberikan penjelasan
menjalankan 6. Agar klien
prosedur termotivasi dan tetap
pengobatan. menjalankan
7. Anjurkan pengobatan.
keluarga dan
orang terdekat 7. Keluarga merupakan
untuk support sistem yang
memberikan terbaik untuk proses
dukungan pada penyembuhan klien
klien
IV. PELAKSANAAN DAN EVALUASI

TANGGAL JAM DX INPLEMENTASI DAN EWVALUASI NAMA & TTD


22-02-2005 07.30 1. Membimbing dan melatih klien
untuk melakukan teknik nafas dalam
Evaluasi :
- Klien mau dan bisa melakukan
teknik nafas dalam
07.45 2. Memposisikan klien dengan
setengah duduk atau semi fowler.
Evalusi :
- Klien mengatakan merasa nyaman
dan sakitnya agak berkurang
08.00 3. Mengukur tanda-tanda vital
Evaluasi :
- TD :110/70 mmHg
- N : 82 x/menit
- R : 24 x/menit
- S : 36,2º C
08.15 4. Melatih dan mengajarkan klien
teknik distraksi dengan cara mengobrol
dan berzikir.
Evaluasi :
- Klien mau mengobrol dan berzikir
08.30 5. Merawat luka post op klien
dengan kompres NaCl dan garamicin
Evaluasi :
- Klien merasa nyaman dan sakitnya
berkurang
09.00 6.Membantu dan memfasilitasi ADL klien
PH : mandi dan gosok gigi dengan
melibatkan keluarga dank lien sendiri.
Evaluasi
- Klien mandi dibantu keluarga dan
klien terlihat segar
09.30 7. Memposisikan kembali klien dengan
semi fowler.
Evaluasi :
- Klien merasa nyaman dan sakitnya
agak berkurang
09.40 8. Memberikan makan pada klien
dengan diet TKTP dalam keadaan
dingin dengan tanpa rasa pedas dan
tambah minum susu I gelas.
Evaluasi :
- Klien makan dengan agak banyak,
10.00 habis lebih dari ½ porsi dan minum
susu habis.
9. Memberikan klien obat yang sesuai
order dokter
Evaluasi :
- Klien mau diberi obat melalui IV
yaitu Ampicilin 4x1 g,
11.30 Ciprofloxacine 2x750 mg, PTU
3x2, dan Propanol 3x1 mg.
10. Mengobservasi tingkat pengetahuan
klien tentang penyakitnya dengan
menanyakan apa yang klien tahu
tentang penyakitnya
Evaluasi :
- Klien tidak tahu tentang
penyakitnya yang klien tahu hanya
11.45 ada benjolan dileher dan terasa
sakit dan sekarang telah dioperasi.
11. Mengobservasi tingkat kecemasan
klien dengan menanyakan apa yang
sedang klien rasakan saat ini
Evaluasi :
- Klien mengatakan takut
penyakitnya tidak sembuh dan
12.00 walaupun telah dioperasi takut
penyakitnya kambuh lagi
12.Memberikan penjelasan pada klien
tentang penyakitnya meliputi keadaan
penyakitnya sekarang dan prosedur
pengobatannya
Evaluasi :
- Klien mendengarkan penjelasan
dari perawat dengan baik
12.10 - Klien mengerti dengan penjelasan
dari perawat tentang keadaan
penyakitnya
13.Memberikan motivasi pada klien
secara langsung dan menganjurkan
pada keluarga untuk memberikan
dukungan pada klien
Evaluasi :
- Klien mau mengikuti anjuran dari
13.00 perawat
- Keluarga mau melakukan apa
yang dianjurkan perawat
14.Mengukur Tanda-tanda Vital(TTV)
Evaluasi :
- TD : 110/70 mmHg
- N : 82 x/menit
- R : 19 x/menit
- S : 36,7º C

V. EVALUASI

TANGGAL DP CATATAN PERKEMBANAGAN Nama&Paraf


22-02-2005 1 S: - Klien mengatakan sakitnya berkurang dan
lebih nyaman
O: - Wajah klien terlihat tenang dan tidak meringis
- TD : 110/70 mmHg
- N : 82 x/menit
- R : 19 x/menit
- S : 36,7º C
A:- Masalah teratasi sebagian
P : - Lanjutkan dan pertahankan intervensi no 1,2,3,
4,5,dan 6
I : - melakukan tindakan :
1. Teknik nafas dalam
2. Memposisikan semi fowler
3. Teknik distrakasi
4. ObsevasiTTV
5. Perawatan luka
6. Lanjutkan pemberian obat sesuai order dokter
E : - Nyeri berkurang
- TD : 110/70 mmHg
- N : 82 x/menit
- R : 19 x/menit
- S : 36,7º C
22-02-2005 2 S : - Klien mengatakan masih mengeluh sakit kalau
menelan
O : - Makan tidak habis, lebih dari setengah porsi
- Terdapat luka operasi
- Klien tidak terlihat lesu
A : - Masalah teratasi sebagian
P : - Lanjutkan intervensi 1,2,dan 3
I : - Melakukan tindakan
1. Diet TKTP yang mudah cerna
2. Tidak makan yang peda-pedas
3. Minum susu
4. Makakn dalan keadaan dingin
E : - Klien makan habis lebih dari setengahnya
- Klien tidak terlihat lesu
22-02-2005 3 S ; - Klien mengatakan sudah agak baikan dan tidak
lemah dan lesu.
O : Aktivitas klien masih dibantu oleh perawat dan
Keluarga
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
I : Bantu aktivitas klien sesuai kebutuhan
E : Klien sedikit tidak lemah
22-02-2005 4 S : - klien mengerti tentang penyakitnya
O : - Klien tidak terlihat cemas dan ekpresi wajah
klien terlihat tenang dan ceria.
A : - Masalah teratasi

BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Kangker Tiroid jauh lebih jarang ditemukan jika dibanding dengan
bentuk-bentuk kangker lain, Meskipun demikian, penyakitkangker ini
merupakan pengyebab 90% semua kelainan malignasi endokrin. Kurang
lebih 13.000 kasusu baru kangker tiroid terjadi setiap tahun menurut
American Cancer Societe (1994), kurang lebih 1025 pasien meninggal
setiap tahun oleh kangker ini.
Penyebabnya adalah radiasi eksternal kepala, leher, atau dada pada
bayi dan anak-anak meningkatkan resiko karsinoma tiroid. Ada beberapa
tipe kanker kelenjar tiroid. Adenokarsinoma papilaris adalah tipe kanker
tiroid yang paling sering dijumpai dan menyebabkan lebih dari separuh
kelainan malignitas tiroid. Adenokarsinoma folikularis adalah kanker tiroid
yang muncul pada usia lebih dari 40 tahun. Kanker ini menyebabkan 20 %
hingga 25 % semua neoplasma tiroid.
Tipe kanker tiroid lainnya adalah medularis, (5%) yang terdapat
sebagai tumor noduler yang padat serta keras, dan anaplastik (5%), yang +
berupa massa yang keras, ireguler, tumbuh dengan cepat, dan dapat
menimbulkan nyeri serta nyeri tekan.
II. Tujuan
A. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan pada kasus kanker Tiroid (Ca Tiroid)
B. Tujuan Khusus
1. Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pengkajian
pada klien dengan Ca Tiroid.
2. Untuk memperoleh gambaran tentang penyusunan rencana
asuhan keperawatan pada klien dengan Ca Tiroid.
3. Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan tindakan
keperawatan pada klien dengan Ca Tiroid.
4. Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan evaluasi
terhadap asuhan keperawatan pada klien dengan Ca Tiroid.

III. Metode Penulisan


Dalam penulisan laporan ini, penulis menggunakan metode pendekatan
studi kasus berupa laporan asuhan keperawatan melalui pendekatan
proses keperawatan.

IV. Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan dalam laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
II. Tujuan
III. Metode Penulisan
IV. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
I. Pengertian
II. Etiologi
III. Jenis Kangker tiroid
IV. Pathofisiologi
V. Pemeriksaan Diagnostik
VI. Terapi Medis
BAB III TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
II. Diagnosa Keperawatan
III. Perencanaan (Intervensi) Keperawatan
IV. Pelaksanaan (Implementasi) Keperawatan
V. Evaluasi
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
I. Kesimpulan
II. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN TEORI

I. Pengertian
Kangker Tiroid adalah adanya benjolan dan masa pada daerah
kelejar tiroid.

II. Etiologi
Radiasi eksternal kepala, leher, atau dada pada bayi dan anak-
anak meningkatkan resiko karsinoma tiroid. Terapi radiasi kadang-kadang
dilakukan untuk mengecilkan jaringan tonsil dan adenoid yang membesar,
mengobati jerawat atau mengurangi pembesaran kelenjar timus. Bagi
individu yang terkena radiasi eksternal dalam usi kanak-kanak terdapat
peningkatan insiden kangker tiroid dalam 4 hingga 40 tahun sesudah
penyinaran tersebut.
III. Jenis Kangker Tiroid
Beberapa beberapa jenis atau tipe kanker tiroid, tipe ini
menentukan perjalanan dan prognosis penyakitnya, diantaranya yaitu :
a. Adenokarsinoma Papilaris
Merupakan tipe kanker tiroid yang sering dijumpai dan menyebabkan
lebih dari kelainan malignitas tiroid
b. Adenokarsinoma Folikularis
Muncul pada usia lebih tua dan biasanya pada usia leboh dari 40
tahun. Tipe kanker ini menyebabkan 20% hingga 25% semua neoplasma
tiroid.

IV. Pathofisiologi
Kelenjar TIropid memiliki mekanisme yang sangat efisien untuk
mengeluarkan iodium dari dalam darah dan memekatkan atau menangkap
unsure ini bagi sintesis hormone tiroid nerikutnya. Efektuvitas mekanisme
untuk memekatkan iodida ini dicermikan oleh konsentrasi iodide dalam
jaringan tiroid yang dapat mencapai 2o hingga 40 kali konsentrasi iodide
dalam plasma.
Jika susu dan sumber makaanan lain terkontaminasi oleh bahan
radioaktif sebagai akibat dari detonasi nuklir, maka iodida radioaktif akan
dipekatkan dalam kelenjar tiroid pada konsentrasi yang sangat tinggi dan
akan menyebabkan radiasi kelenjar tiroid sehingga meningkatkan resiko
terjadinya kanker tiroid.

V. Pemeriksaan Diagnostik
a. Biopsi jarum pada kelenjar tiroid
b. Aspirasi/biopsi dengan jarum yang besar
c. USG
d. MRI
e. Pemindai CT
f. Pemindai Tiroid
g. Pemeriksaan am,bilan iodium radioaktif
h. Tes supresi tiroid
VI. Terapi Medis
Terapi medis yang dilakukan adalah dengan tiroidektomi
parsial atau total yang dapat dilaksanakan sebagai terapi primer terhadap
karsinoma tiroid,

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

I. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien Ny.
S dengan kanker tiroid di Ruang 14 RSHS Bandung dengan
pendekatan proses keperawatan, maka penulis dapat menarik
beberapa kesimpulan
1) Tahap pengkajian
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa kanker tiroid yang
dirasakan oleh klien Ny. S sudah dirasakan sejak 5 tahun yang lalu,
pertamanya dirasakan gatal-gatal dan nyeri sert5a ada benjilan
sebesar kelereng dan sekarang sudah sebesar bola tenis. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan klien lemah, klien mengeluh
nyeri pada daerah leher yaitu bejas operasi kanker tiroid.
2) Diagnosa keperawatan
Masalah keperawatan yang terjadi pada klien Ny. S berdasarkan
hasil pengkajian yaitu gangguan rasa nyaman : nyeri, gangguan
keseimbangan intake nutrisi : kurang dari kebutuhan, gangguan
pemenuhsn ADL, gangguan rasa aman : cemas.
3) Perencanaan keperawatan
Pada tahap perencanaan penulis membagi menjadi 3 kategori yaitu
mengobservasi keadaan umum, tindakan keperawatan, pendidikan
kesehatan atau anjuran.perencanaan yang paling utama pada Ny.
S adalah mengurangi rasa nyeri sesuai dengan tujuan dan criteria
yang akan dicapai.
4) Implementasi keperawatan
Penulis melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan
intervensi yang telah ditetapkan, sebagian intervensi tersebut dapat
dilaksanakan berkat dukungan dari klien, keluarga dan perawat
ruangan yang bertugas menangani kasus tersebut.
5) Evaluasi keperawatan
Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan selama 1 hari
masalah yang dirumuskan sebagian masih belum teratasi.

II. Saran
Pada kesempatan ini setelah penulis memberikan asuhan
keperawatan pada klien Ny. S akan memberikan beberapa saran
kepada perawat ruangan yang mudah-mudahan dapat dipertimbangkan
pelaksanaannya.
1) Tahap pengkajian
Umumnya pengkajian sudah dapat dilaksanakan dengan baik,
tetapi alangkah lebih baiknya jika hasil pengkajian tersebut
didokumentasikan kedalam catatan kesehatan klien /status klien
untuk mempermudah dan memperlancar perawatan yang akan
diberikan terhadap klien.
2) Diagnosa keperawatan
Dalam menentukan masalah klien diharapkan disesuaikan dengan
kondisi klien, karena walaupun penyakit klien sama belum tentu
masalah yang terjadi akan sama. Kemudian lebih baik juga bila
masalah tersebut didokumentasikan pada catatan kesehatan klien
sehingga intervensi yang akan diberikan dapat dirumuskan.
3) Perencanaan keperawatan
Pada umumnya sudah dapat direncanakan dengan matang, tetapi
pendokumentasiannya diharapkan dapat dilakukan dengan baik
agar seluruh tim mengetahuinya dan dapat melaksanakannya.
4) Implementasi keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan sudah dapat terlaksana
dengan baik, hal ini ditunjang oleh adanya kerjasama dari klien,
keluarga dan perawat yang bertugas. Oleh sebab itu diharapkan
kondisi seperti itu terus dipertahankan agar pelayanan yang
diberikan dapat optimal. Akan tetapi lebih baiknya jika perawat
ruangan dapat memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien
untuk mengurangi kecemasan pada klien yang sedang di rawat
maupun pada keluarga klien.
5) Evaluasi keperawatan
Pada tahap evaluasi lebih baiknya jika evaluasi dilaksanakan setiap
selesai melaksanakan tindakan keperawatan dengan menuliskan
tanggal dan jam untuk evaluasi formatif. Untuk evaluasi sumatif
disesuaikan dengan perkembangan klien. Oleh karena itu
diharapkan agar perkembangan klien selalu di monitor agar dapat
menentukan intervensi selanjutnya yang relevan dengan kondisi
klien.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan studi kasus dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN : KANKER
TIROID DI RUANG 14 RSHS BANDUNG “
Laporan pelaksanaan asuhan keperawatan ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I di Politeknik
Kesehatan Bandung Jurusan Keperawatan Program Studi Keperawatan
Bandung.
Dalam menyelesaikan laporan kasus ini penulis banyak memperoleh
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Endeh Nurgiwiati selaku ketua prodi keperawatan Bandung
2. Seluruh staff dosen Keperawatan Medikal Bedah I, selaku dosen
pembimbing dalam penyusunan laporan ini
3. Kepala Ruangan dan seluruh staff ruang II RSHS Bandung
4. Seluruh dosen dan segenap karyawan prodi keperawatan Bandung
5. Klien Ny. T dan keluarga
6. Orang tua yang memberikan dukungan baik moril maupun materil
7. Rekan-rekan Mahasiswa/I prodi keperawatan Bandung khususnya
Tingkat 2 B
Penulis menyadari dalam laporan ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran yang disampaikan bagi penulis akan menjadi
masukan yang sangat berharga dan menjadi catatan untuk perbaikan. Akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga Allah SWT memberikan
yang terbaik bagi kita. Amin …

Bandung, Januari 2005

Penulis

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth,2002. Keperawatan Medikal Bedah (vol.2). Jakarta: EGC.


ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN
SISTEM ENDOKRIN : KANKER TIROID
DI RUANG 14 RSHS BANDUNG

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan


Medikal Bedah I Semester III
Disusun oleh :
EKA LESMANA
Tingkat : II B

DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BANDUNG
2005

Anda mungkin juga menyukai