Anda di halaman 1dari 8

II.

PERENCANAAN

Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan

1. Gangguan oksigenasi : ventilasi b.d. Tupan : 1. Awas 1. Perubahan pada pernapasan,


akumulasi sekret di jalan napas ditandai Oksigenasi : ventilasi adekuat untuk i frekuensi/ kedalaman pernapasan, penggunaan otot aksesori
dengan : kebutuhan klien catat kemudahan bernapas. pernapasan dan/ atau adanya
DS : Tupen : Auskultasi bunyi napas. Selidiki ronchi diduga adanya retensi
- Keluarga Setelah dilakukan perawatan selama kegelisahan, dispnea, terjadinya secret. Obstruksi jalan napas
mengatakan dalam sehari bisa 2 hari, jalan napas bersih dengan sianosis (meskipun sebagian) dapat
melakukan suctioning 8-10 kali kriteria evaluasi : menimbulakan tidak
pada klien, terutama pada pagi - klien efektifnya pola pernapasan
sampai sore tampak nyaman dan gangguan pertukaran gas
DO : - klien menyebabkan komplikasi
- Klien mampu melakukan teknik (contoh : pneumonia, henti
terpasang canul tracheostomi batuk efektif napas)
- Klien bernafas - klien 2. Memudahkan drainage secret,
melalui canul tracheostomi mampu melakukan teknik 2. Tingg kerja pernapasan dan ekspansi
dengan menggunakan pernafasan napas dalam ikan kepala 30 – 45 derajat paru
perut - Klien 3. Mencegah pengumpulan
- Frekuensi mampu melakukan prosedur secret oral menurunkan risiko
nafas 34 x / menit suctioning secara mandiri 3. Doro aspirasi
- Teraba masssa dengan bantuan minimal ng menelan, bila klien mampu 4. Memobilisasi secret untuk
pada daerah kanan leher klien - Frekuansi membersihkan jalan napas dan
dengan ukuran 5 x 4 cm napas dalam batas normal (12 membantu mencegah
- Refleks – 20 x / menit) 4. Doro komplikasi pernapasan
menelan lemah - Bunyi napas ng batuk efektif dan napas dalam 5. Mencegah sekresi menyumbat
- Auskultasi bersih
jalan napas, khususnya bila
nafas terdapat stridor - Frekuensi
kemampuan menelan
- Klien bicara batuk berkurang 5. Laku terganggu dan klien tidak
dengan suara serak
kan suctioning. Catat jumlah, dapat meniup lewat hidung.
- Terdapat sekret
warna dan konsistensi sekret Perubahan karakter sekret
pada mulut
dapat menunjukkan terjadinya
- Keluar sekret
masalah (contoh : dehidrasi,
dari canul tracheostomi
infeksi) dan kebutuhan untuk
evaluasi/ pengobatan lanjut
6. Membantu klien dalam
melatih beberapa control
perawatan dan mencegah
komplikasi. Menurunkan
6. Tunju ansietas sehubungan dengan
kkan dan dorong klien untuk mulai kesulitan dalam bernapas atau
melakukan prosedur suctioning ketidakmampuan mengatasi
sendiri sesegera mungkin. Ajari sekret sendiri
klien teknik “bersih” 7. Selang/ canul yang berpindah
dapat mempengaruhi jalan
napas. Ikatan harus kuat tetapi
tidak mengkonstriksi jaringan
7. Perta sekitar atau pembuluh darah
hankan posisi yang tepat dari canul utama
dan selang tracheostomi. Periksa/ 8. Perdarahan (baik terus
yakinkan ikatan sesuai indikasi menerus atau tiba-tiba) yang
tidak terkontrol dapat
menunjukkan kemungkinan
8. Obser pasti dan obstruksi jalan
vasi jaringan sekitar selang/ canul napas/ sulit bernapas tiba-tiba
terhadap adanya perdarahan. Ubah 9. Mencegah akumulasi secret
posisi klien untuk memeriksa dan perlengketan mukosa
adanya penggumpalan darah tebal dari obstruksi jalan
dibelakang leher napas
10. Fisiologi normal (hidung/
9. Ganti jalan hidung) berarti
selang/ canul dalam sesuai indikasi. menyaring/ melembabkan
Instruksikan klien dalam prosedur udara yang lewat. Tambahan
pembersihan kelembaban menurunkan
mengerasnya mukosa dan
10. Berik memudahkan batuk dan
an humidifikasi tambahan, contoh penghisapan secret
tekanan udara/ oksigen penahan
leher berupa humidifier ruangan,
peningkatan masukan cairan 11. Pengumpulan secret/ adanya
atelektasis dapat
menimbulkan pneumonia
yang memerlukan tinadakan
terapi lebih agresif
11. Panta
u nadi oksometri, foto thoraks

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri leher Tupan : 1. Kaji tanda-tanda vital 1. Mengetahui keadaan
b.d. adanya massa pada daerah leher Rasa nyaman klien terpenuhi umum klien
ditandai dengan : Tupen : 2. Atur posisi klien senyaman 2. Posisi yang nyaman dapat
DS : Setelah dilakukan perawatan selama mungkin sesuai keinginan klien menurunkan ketegangan otot
- Klien 2 hari, nyeri leher berkurang dengan dan meningkatkan
mengatahan nyeri pada daerah kriteria evaluasi : kenyamanan
leher - Klien mengatakan nyeri 3. Tenangkan klien bahwa perawat 3. Rasa takut bahwa nyerinya
- Nyeri berkurang mengetahui nyeri yang dirasakan tidak dianggap nyata dapat
bertambah apabila klien berbicara - Klien mampu melakukan klien adalah nyata dan perawat akan ameningkatkan ansietas dan
dan batuk teknik distraksi dan relaksasi membantu klien mengurangi nyeri mengurangi toleransi nyeri
DO : - Klien terlihat tenang tersebut
- Klien tampak - Kline tampak nyaman 4. Kaji respon perilaku klien 4. Memberikan informasi
meringis - Skala nyeri berkurang terhadap nyeri dan pengalaman tambahan tentang nyeri klien
- Skala nyeri 3 menjadi 1 nyeri 5. Memberikan dorongan
(0-5) - Tanda-tanda vital dalam 5. Berikan dorongan penggunaan strategi peredaan nyeri yang
- Teraba masssa batas normal :
strategi pereda nyeri yang telah dapat diterima klien dan
pada daerah kanan leher klien  TD : 120/ 90 mmHg klien terapkan dengan berhasil pada keluarga
dengan ukuran 5 x 4 cm (sesuai batas normal klien) pengalaman nyeri sebelumnya 6. Meningkatkan relaksasi
- Klien tampak  P : 60 – 100 x /
berkeringat
6. Berikan tindakan nyaman dan membantu klien
menit
(contoh : pijatan punggung, memfokuskan perhatian pada
- Klien berbicara  R : 12 – 20 x / menit perubahan posisi) dan aktivitas sesuatu disamping diri sendiri/
dengan suara serak nyaris tidak  S : 36,5 – 37, 50C hiburan (contoh : melihat televisi, ketidaknyamanan. Dapat
terdengar dan terputus-putus
duduk, membaca) menurunkan kebutuhan dosis/
- Klien terus
mengelus-elus lehernya frekuensi analgesik
- Klien tampak 7. Meningkatkan rasa sehat,
terbatuk-batuk dapat menurunkan kebutuhan
7. Anjurkan penggunaan perilaku analgesic dan meningkatkan
manajemen stress seperti teknik penyembuhan
relaksasi dan bimbingan imajinasi 8. Memberikan dasar untuk
mengakaji perubahan pada
8. Kaji respon nyeri, catat lokasi, tingkat nyeri dna
lama, intensitas (0-5) dan mengevaluasi intervensi
karakteristiknya (dangkal, tajam, 9. Analgetik cenderung untuk
konstan) lebih efektif ketika diberikan
9. Kolaborasi analgetik untuk secara dini pada siklus nyeri
meningkatkan peredaan nyeri
optimal dalam batas resep dokter

3. Gangguan rasa nyaman : pusing b.d. Tupan : 1. Observasi tanda-tanda vital 1. Mengetahui keadaan umum
peningkatan tekanan vascular serebral, Rasa nyaman klien terpenuhi klien
diitandai dengan : Tupen : 2. Pertahankan tirah baring selama 2. Meminimalkan stimulus dan
DS : Setelah dilakukan perawatan selama fase akut meningkatkan relaksasi
- Klien 2 hari, pusing hilang/ berkurang 3. Berikan tindakan non farmakologi 3. Tindakan yang menurunkan
mengatakan kepalanya pusing dengan kriteria evaluasi : untuk menghilangkan pusing, mis : tekanan vaskular serebral dan
DO : - Klien kompres dingin pada dahi, pijat yang memperlambat/
- Tekanan darah mengatakan pusing hilang/ punggung, redupkan lampu kamar, memblok respon simpatis
150 / 90 mmHg berkurang teknik relaksasi (panduan imajinasi, efektif dalam menghilangkan
- Klien selalu - Klien distraksi) dan aktivitas waktu pusing dan komplikasinya
memegang kepalanya mengungkapkan metode yang senggang
- Klien tampak memberikan pengurangan 4. Hilangkan/ minimalkan aktivitas 4. aktivitas yang meningkatkan
selalu mengerutkan kening terhadap pusingnya vasokonstriksi yang dapat vasokonstriksi menyebabkan
meningkatkan pusing, mis : pusing pada adanya
mengejan saat BAB, batuk panjang, peningkatan tekanan vascular
membungkuk serebral
5. Bantu klien dalam ambulasi sesuai 5. pusing dan penglihatan kabur
kebutuhan sering berhubungan dengan
sakit kepala. Klien juga dapat
mengalami episode hipotensi
postural
6. Berikan cairan, makanan lunak, 6. Meningkatkan kenyamanan
perawatan mulut yang teratur bila umum.
terjadi perdarahan hidung
7. Kolaborasi pemberian analgesic 7. menurunkan/ mengontrol
sesuai indkasi nyeri dan menurunkan
rangsang sistem saraf simpatis

4. Gangguan komunikasi verbal b.d. Tupan : 1. Tentu 1. Adanya masalah lain akan
hambatan fisik (terpasang selang Komunikasi verbal klien normal kan apakah klien mempunyai mempengaruhi rencana untuk
tracheostomi) ditandai dengan : Tupen : gangguan komunikasi lain seperti pilihan komunikasi
DS : Setelah dilakuka perawatan selama 2 pendengaran, penglihatan 2. Klien memerlukan keyakinan
DO : hari, klien dapat berkomunikasi 2. Berik bahwa perawat waspada dan
- Klien berbicara dengan efektif dengan kriteria an cara-cara yang cepat dan akan berespon terhadap
dengan isyarat evaluasi : kontinue untuk memanggil perawat panggilan
- Klien berbicara - Menyatakan seperti bel pemanggil 3. Dapat menurunkan ansietas
dengan suara serak dan nyaris kebutuhan dalam cara yang klien tentang
tidak terdengar efektif 3. Atur ketidakmampuan untuk bicara
- Klien - Klien dapat sebelumnya tanda-tanda untuk 4. Memungkinkan klien untuk
terpasang canul tracheostomi mengidentifikasi/ mendapatkan bantuan cepat menyatakan kebutuhan/
merencanakan pilihan metode masalah
berbicara yang tepat 4. Berik
- Klien dapat an pilihan cara berkomunikasi yang 5. Kehilangan bicara dan stress
berkomunikasi menggunakan tepat bagi kebutuhan klien mengganggu komunikasi dan
pilihan seperti dengan menulis misalnya papan dan pensil, papan menyebabkan frustasi dan
alphabet/ gambar, bahasa isyarat hambatan ekspresi
5. Berik 6. Mengkomunikasikan masalah
an waktu yang cukup untuk dan memenuhi kebutuhan
berkomunikasi kontak dengan orang lain

7. Mempertahankan kontak
6. Anjur dengan pola hidup normal dan
kan keluarga untuk memberikan melanjutkan komunikasi
komunikasi non-verbal, contoh : melalui cara lain
sentuhan dan gerak fisik, antisipasi 8. Memberikan dorongan dan
kebutuhan harapan untuk masa depan
7. Doro dengan memikirkan pilihan
ng komunikasi terus-menerus arti komunikasi dan bicara
dengan dunia luar, contoh : Koran, tersedia dan mungkin
radio, televise, kalender, jam 9. Meningkatkan penyembuhan
pita suara dan membatasi
8. Beri risiko disfungsi pita permanen
tahu kehilangan bicara sementara 10. Memberikan model peran,
meningkatkan motivasi untuk
problem solving dan
mempelajari cara baru untuk
9. Ingat berkomunikasi
kan klien untuk tidak bersuara 11. Kemampuan untuk
sampai dokter mengindikasikan menggunakan pilihan suara
dan metode bicara (contoh :
10. Atur elektrilaring, prostese suara
pertemuan dengan orang lain yang dengan katup jalan, bicara
mempunyai pengalaman prosedur esofageal) sangat bervariasi
ini dengan tepat tergantung pada luasnya
prosedur pembedahan, usia
klien, status emosi dan
11. Kons motivasi untuk kembali ke
ul dengna anggota tim kesehatan hidup aktif.
yang tepat/ terapis/ agen
rehabilitasi (contoh patologis
wicara, pelayanan social, kelompok
tracheostomi) selama rehabilitasi
dasar di rumah sakit sesuai sumber
komunikasi (bila ada)

5. Risiko infeksi b.d. terpasangnya Tupan : 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah 1. Mencegah infeksi
tracheostomi ditandai dengan : Tidak terjadi infeksi merawat klien
DS : - Tupen : 2. Periksa daerah kulit yang terpasang 2. Mencegah infeksi menyebar
DO : Setelah dilakukan perawatan selama
- Terpasang 2 hari, tidak ada tanda-tanda infeksi tracheostomi terhadap adanya dengan luas
tracheostomi dengan kriteria evaluasi : infeksi yang terjadi
- Terdapat sekret - tidak ada 3. Identifikasi gangguan pada teknik 3. Kontaminasi dengan
pada canul tacheostomi keluhan gatal pada daerah aseptic dan atasi dengan segera lingkungan/ kontak personal
- Kassa penutup terpasang tracheostomi pada waktu terjadi akan menyebabkan daerah
canul tracheostomi kotor - Tidak ada yang steril menjadi tidak steril
- Kassa pengikat kemerahan pada daerah sehingga dapat meningkatkan
canul tracheostomi kotor terpasang tracheostomi risiko infeksi
- Daerah 4. Lakukan ganti balutan tracheostomi 4. Mencegah kontaminasi
terpasang tracheostomi dalam dengan teknik steril lingkungan pada luka
keadaan bersih 5. Jaga kebersihan daerah terpasang 5. Mencegah infeksi
tracheostomi 6. Mencegah infeksi dengan
6. Kolaborasi antibiotic sesuai indikasi cepat

6. Gangguan rasa aman : cemas b.d Tupan : 1. Catat 1. Menunjukkan tingkat ansietas
kurangnya informasi mengenai Rasa aman klien terpenuhi palpitasi, peningkatan denyut/ yang dialami klien
prosedur operasi frekuensi pernapasan 2. Perasaan adalah nyata dan
DS : Tupen : 2. Paha membantu klien untuk terbuka
- Klien Setelah diberikan intervensi selama mi rasa takut/ ansietas sehingga dapat mendiskusikan
mengatakan apakah setelah 15 menit, klien tahu dan mengerti dan menghadapinya
operasi dirinya akan sembuh mengenai prosedur operasi dengan 3. Respon individu dapat
DO : kriteria evaluasi : bervariasi tergantung pada
- Klien tampak - Klien 3. Kaji pola cultural yang dipelajari.
gelisah mengatakan mengerti tingkat/ realita bahaya bagi klien Persepsi yang menyimpang
- Klien penjelasan perawat dan tingkat ansietas dengan dari situasi mungkin dapat
mengulang pertanyaan yang sama - Klien tidak mengamati tingkah laku seperti memperbesar perasaan
beberapa kali gelisah tangan yang mencengkram, mata 4. Penyempitan focus umumnya
- Klien tampak - Klien tidak yang membesar, respon yang merefleksikan rasa takut/
berkeringat bertanya mengenai mengagetkan, alis yang berkerut. kepanikan yang luar biasa
kesembuhannya dengan sering 4. Catat 5. Menyediakan petunjuk
pembatasan fokus perhatian mengenai faktor-faktor seperti
tingkat ansietas
6. Dukungan yang terus-menerus
5. Obser membantu klien memperoleh
vasi isi dan pola pembicaraan kembali control internal dan
mengurangi ansietas
7. Menambah pengetahuan klien
6. Tema dan keluarga serta mengurangi
ni atau atur supaya ada seseorang ansietas
bersama klien sesuai indikasi 8. Membantu dalam proses
problem solving pada diri
7. Berik klien
an informasi mengenai prosedur
operasi yang akan dijalani klien
8. Kaji
mekanisme koping yang biasa klien
pergunakan

Anda mungkin juga menyukai