Anda di halaman 1dari 3

 SELAMAT SIANG DAN SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA

 MERUPAKAN Suatu kebanggan bagi kami bertiga dapat berdiri


ditempat ini UNTUK MEMPRESENTASIKAN HASIL PENELITIAN
KAMI
 SAYA DANIEL CHRISTANDY, DENGAN INSTAGRAM
@NIYEEEEL, BARANGKALI ADA YG TERTARIK UNTUK
MEMFOLLOW
 DAN Kami merupakan delegasi dari Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga dalam kegiatan APAEVENT SIMPONAS 2018 ini
 HADIRIN SEMUA YANG BAIK HATI

MEA
Ditambah lagi dengan adanya deklarasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang
merupakan suatu realisasi integrasi ekonomi di dalam Visi ASEAN 2020. Adanya MEA tentu
akan menjadikan kawasan ASEAN sebagai pasar bebas bagi berbagai barang, jasa, investasi,
modal, dan tenaga kerja yang terampil termasuk jasa Akuntan.

NISA PADA PENELITIANNYA DITAHUN 2016 MENYEBUTKAN BAHWA MEA


dapat membuka lapangan pekerjaan baru, namun JUGA bisa menjadi suatu bumerang bagi
negara yang tidak siap. OLEH KARENA ITU Hanya akuntan profesional yang
berKOMPETEN yang dapat memenangkan perebutan posisi sebagai akuntan di Indonesia.
JADI kita sebagai calon akuntan profesional harus TERUS MENINGKATKAN kompetensi
dan harus siap untuk bersaing dengan akuntan-akuntan asing yang akan berdatangan.

MEA - Profesi akuntansi ASEAN


Mungkin TIDAK APPLE TO APLLE BILA KITA BANDINGKAN DENGAN NEGARA
NEGARA MAJU. Oke, sekarang mari kerucutkan diruang lingkup ASEAN. YANG
PERTAMA ADA Thailand, NEGARA DENGAN JUMLAH PENDUDUK HANYA ¼
DARI KITA PUNYA akuntan profesional sebanyak 56.125 akuntan. KEMUDIAN Malaysia,
NEGARA SERUMPUN KITA DENGAN JUMLAH PENDUDUK HANYA 32 JUTA JIWA
MEMPUNYAI 30.236 akuntan, LALU Filipina DENGAN JUMLAH PENDUDUK HANYA
1/3 DARI KITA MEMPUNYAI sebanyak 19.573 akuntan, ATAU bahkan dengan singapura,
NEGARA YG LUASNYA SAJA HANYA SEDIKIT LEBIH BESAR DARI DKI
JAKARTA DAN HANYA MEMILIKI JUMLAH PENDUDUK YG HAMPIR ½ DARI DKI
JAKARTA mampu mencetak 27.394 akuntan profesional. Tentunya Jumlah akuntan di
Indonesia terlalu sedikit dibanding dengan jumlah penduduknya.

DAN Dengan KONDISI DEMIKIAN pada akhirnya akan menyebabkan banyak akuntan dari
negara ASEAN AKAN datang dan bekerja di Indonesia. DENGAN kompetensi yang
mungkin lebih baik dari pada akuntan profesional Indonesia. Hal ini tentu akan berdampak
pada terancamnya lapangan pekerjaan bagi para akuntan profesional Indonesia saat ini.

RELIGIUSITAS
Tetapi bagiamana jadinya ketika MEREKA memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, apakah
mereka masih tetap menggunakan talenta yang mereka miliki untuk hal-hal yang negative,
curang, tidak jujur? ermawati pada penelitiannya tahun 2018 menyebutkan bahwa seorang
Akuntan profesional yang memiliki religiusitas tinggi biasanya semakin sadar terhadap
peraturan perpajakan. Oleh karena itu, kami rasa religiusitas merukapan salah satu hal
penting untuk menciptakan seorang akuntan profesional yang memiliki etika yang baik
dan berintegritas

TUJUAN PENELITIAN
Kemudian bagi peneliti lain dapat digunakan sebagai kajian literatur dan sebagai sebagai
referensi untuk penelitian selanjutnya

HASIL PENELITIAN
Hasil pengujian menunjukkan bahwa INTERAKSI ANTARA talenta DAN RELIGIUSITAS
BERPENGARUH terhadap kesadaran CALON AKUNTAN PROFESIONAL MENGENAI PAJAK,
HAL INI DIDASARKAN PADA
KESIMPULAN
DARI HASIL PENELITIAN INI, KAMI MENARIK KESIMPULAN BAHWA ternyata
dalam menghadapi era globalisasi ATAUPUN MEA ini bukan hanya TALENTA saja yang
harus dimiliki oleh SETIAP calon akuntan profesional, NAMUN ADA SATU HAL YANG
SERING TERLUPAKAN, YAITU religiusitas. Untuk itu SETIAP calon akuntan profesional
harus memiliki keseimbangan antara talenta ataupun kompetensi YANG DIMILIKI dengan
religiusitas. AGAR PADA akhirnya mereka DAPAT bertahan dan mampu bersaing di era
globalisasi ini DAN YANG LEBIH PENTING DAPAT MENCIPTAKAN AKUNTAN
AKUNTAN PROFESIONAL YANG BERETIKA DAN MEMILIKI INTEGRITAS.

Anda mungkin juga menyukai