Anda di halaman 1dari 5

LOGBOOK

KEPERAWATAN DASAR PROFESI


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

1. Ringkasan Kasus
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari sebelum masuk rumah
sakit. Sulit untuk bernafas dada terasa seperti tertindih benda berat, pasien
mengatakan bahwa ia merasa lebih nyaman ketika dalam posisi duduk. Pasien
mengatakan bahwa ia memiliki riwayat penyakit asma. Pasien sudah mengalami
penyakit astma sejak 2 tahun yang lalu. Saat dilakukan pengkajian RR : 26
x/menit, napas cuping hidung, terdapat retraksi dinding dada.

2. Clinical Pathway Kasus


Faktor pencetus

Permeabilitas kapiler menngkat

Edema mukosa, sekresi produktif, kontraksi polos meningkat

Spasme otot polos sekresi kelenjar bronkus meningkat

Penyempitan/obstruksi proksimal dari bronkus pada tahap ekspirasi dan inspirasi

Mucus berlebih, batuk, wheezing , sesak napas

Ketidakefektifan bersihan jalan napas


3. Data Fokus
DS :
 Pasien mengatakan bahwa ia merasa sesak dan sulit untuk bernafas,
seperti tertimpa benda barat
 Pasien juga mengatakan bahwa ia batuk-batuk

DO :
 Pasien terlihat megap-megap

RSUD Dr. TJITROWARDOJO PURWOREJO


 Terdapat retraksi dinding dada
 Terdapat pernapasan cuping hidung
 RR : 26 x/menit
 Pasien dalam posisi semi fowler
 Pola nafas cepat dan dangkal
 Terdengar suara nafas tambahan weezing

4. Jenis Pemeriksaan Diagnostik dan Data Tambahan


Tidak terdapat pemeriksaaan diagnostik photo torax , hanya ada pemeriksaan
LAB.
Hemoglobin : 12, 5 g/dl Trombosit : 440 juta
Leukosit : 7,8 x 10 3 mm3 Eritrosit: 3,80 juta

5. Analisis Data Penunjang / Data Diagnostik


Hasil pemeriksaan darah pasien dalam batas normal. Tidak terdapat pemeriksaan
diagnostic lainnya seperti foto torax.

6. Diagnosa Keperawatan (sesuai prioritas)


Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sekret
Pola nafas tidak efektif b.d Hiperventilasi
7. Rencana Tindakan Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi
penumpukan sekret
Intervensi : Intervensi :
 Manajemen jalan napas.  Posisikan pasien untuk
 Penurunan kecemasan memaksimalkan ventilasi
 Aspiration precautions.  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
 Fisioterapi dada.  Keluarkan sekret dengan batuk
 Latih batuk efektif  Auskultasi suara nafas, catat adanya
 Terapi oksigen. suara tambahan
 Pemberian posisi.  Berikan bronkodilator :
 Monitoring respirasi.  Monitor respirasi dan status O2
 Monitoring tanda vital  Pertahankan jalan nafas yang paten
 Observasi adanya tanda tanda
hipoventilasi

RSUD Dr. TJITROWARDOJO PURWOREJO


 Monitor vital sign
 Informasikan pada pasien dan
keluarga tentang tehnik relaksasi
untuk memperbaiki pola nafas.
 Ajarkan bagaimana batuk efektif
 Monitor pola nafas

8. Implementasi Tindakan Keperawatan


.
Tgl No.dx Implementasi Respon TTD
22 1,2 Melakukan monitor DS :
november tanda-tanda vital pasien mengatakan
sesak
DO :
TTV, TD : 120/80, N:
86, RR : 26x/menit , s:
36,7
1,2 Melakukan kolaborasi DS : pasien
pemasangan oksigen mengatakan sesak
berkurang dan merasa
lebih nyaman
DO : pasien terpasang
oksigen 3 lpm

1,2 Melakukan kolaborasi DS :-


pemberian nebulizer DO ; pasien diberikan
terapi nebu dengan
menggunakan ventolin
dan pulmicort
1,2 Mengajarkan teknik DS : pasien
relaksasi nafas dalam mengatakan sesak
dan mengatur pola tidak berkurang
nafas pasien DO : Pasien terlihat
bisa melakukan teknik

RSUD Dr. TJITROWARDOJO PURWOREJO


relaksasi napas dalam
1,2 Mengajarkan teknik DS : pasien
batuk efektif mengatakan bahwa
dahak dapat
dikeluarkan
DO : pasien dapat
melakukan tindakan
batuk efektif secara
mandiri dan benar.

9. Analisis Tindakan Kolaboratif


Tindakan kolaboratif yang dilakukan adalah pemberian terapi oksigen. Pemverian
terapi oksigen perlu dilakukan karena suplai oksigen ke paru-paru tidak sesuai
sehingga kadar oksigen yang ada dalam tubuh menurun dan dapat menghambat
proses tubuh dalam memproduksi makanan seperti metabolisme. Jika tidak
dilakukan dapat berbahaya bagi organ-organ vital seperti otak, dan dapat
menyebabkan penurunan kesadaran. Pemberian tindakan kolaboratif selanjutnya
ialah nebulizer menggnakan ventolin dan pulmicort, yang merupakan
bronkodilator atau membuka bronkus, sehingga jalan nafas pasien dapat terbuka
dan suplai oksigen keseluruh tubuh dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan.

10. Evaluasi Keperawatan


.S : Pasien mengatakan bahwa sesak sedikit berkurang setelah dilakukan
tindakan nebulizer dan pemasngan oksigen
O:
 Masih terdapat retraksi dinding dada
 Suara nafas wheezing
 RR : 24 x/menit
 Sekret sudah berkurang
 Nafas cuping hidung
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan Intervensi mandiri dan kolaboratif sesuai advice dokter.

RSUD Dr. TJITROWARDOJO PURWOREJO


11. Evaluasi Diri setelah Melakukan Tindakan Asuhan Keperawatan pada Kasus ini
Seluruh tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi dilakukan sesuai dengan
SOP tindakan yang ada.

Mahasiswa : Farah Luqyana CT :


NIM : NIP :
Tanda Tangan: Tanda Tangan:

RSUD Dr. TJITROWARDOJO PURWOREJO

Anda mungkin juga menyukai