Tugas
Disusun Oleh:
PRODI AKUNTANSI
Website : www.universitas-trilogi.ac.id
Email : info@universitas-trilogi.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin, rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul
“ANALISIS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP PT. ABM INVESTAMA
TBK” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Analisis Laporan
Keuangan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
proses penyusunan makalah ini khususnya kepada dosen Analisis Laporan Keuangan, yaitu Ibu
Novita yang bersedia membimbing dan mengarahkan saya dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Saya berharap agar makalah yang telah saya susun ini dapat memberikan inspirasi bagi
pembaca dan penulis yang lain. Saya juga berharap agar makalah ini menjadi acuan yang baik
dan berkualitas.
Penulis
BAB I
COMPANY PROFIL
Jaringan Bisnis dan Kelompok Usaha : 7 entitas anak dengan kepemilikan langsung,
22 entitas anak kepemilikan tidak
langsung (mencakup 6 perusahaan patungan)
dan 1 entitas asosiasi
Alamat dan Kontak Kantor : Gedung TMT 1 18th Floor, Suite 1802
Head Office Address and Contact Jl. Cilandak KKO No. 1
Jakarta 12560, Indonesia
Tel: +61 21 29976767
Fax: +61 21 29976768
Email: corporate.secretary@abm-
investama.co.id
Situs Web www.abm-investama.com
Kontak Perusahaan : Rindra Donovan
Tel.: +62 21 29976767
Fax.: +62 21 29976768
Email: corporate.secretary@abm-
investama.co.id
1. EQUITY ANALISIS
Equity analis merupakan hasil analis Equity dari Laporan Keuangan yang di buat untuk
menyakinkan seorang Inventor dalam memberikan investasi kepada Perusahaan.
Valuation Rations di gunakan untuk perbandingan dalam mengambil sebuah keputusan untuk
waktu yang panjang
Price Earning Ratio (PER) juga merupakan ukuran untuk menentukan bagaimana pasar
memberi nilai atau harga pada saham perusahaan. Keinginan investor melakukan analisis saham
melalui rasio-rasio keuangan seperti Price Earning Ratio (PER), dikarenakan adanya keinginan
investor atau calon investor akan hasil (return) yang layak dari suatu investasi saham.
PER yang tinggi belum tentu mencerminkan kinerja yang baik, karena PER yang tinggi
bisa saja disebabkan oleh rata-rata pertumbuhan laba perusahaan. PER yang tinggi menunjukkan
prospek yang baik pada harga saham, namun semakin tinggi pula resikonya. PER yang rendah
dapat pula berarti laba perusahaan yang tinggi dan potensi dividen yang tinggi pula. Adapun
kegunaan rasio ini adalah :
Analisis:
Pada Tahun 2014 – 2017 Pt. ABM Investama mengalami kenaikan Harga per saham dari
0,01 hingga 0,09 setiap tahunnya. Ini pun diikuti kenikan harga saham dengan Rata Rata industry
dari 7 perusahaan Investasi yang meliputi perusahaan (ABM Investama, MNC Investama, Global
Mediacom, Bakrie & Brother, Bumi Resources, Poopl Advista serta Saratoga). Harga saham
yang dimiliki oleh Perusaham ABM Investama memang relative lebih tinggi jika dibandingakan
dengan 6 perusahaan yang menjadi pembanding rata-rata industry tersebut namun tinggi nya
harga saham yang terdapat pada Perusahaan ABM investama dapat di sebabkan karna Pt. ABM
investama mempunyai banyak anak perusahaan sebanyak 7 perusahaan yang dapat menyebabkan
harga saham perusahaan tersebut lebih tinggi dari pada Rata-rata Industri tersebut namun potensi
Pt. ABM Investma juga sama sama besar dengan perusahaan-perusahaan pembanding lainnya.
Sampai dengan 31 Desember 2016 Pt. ABM Investama mempunyai jumlah Saham hingga
7,606,600 dengan 7,509,100 yang merupakan Total kepemilikan dari Saham dewan komisaris
dan Direksi dan 97,500 yang merupakan Total kepemilikan dari Karyawan. Tercatat dari
Laporan Tahunan perusahaan bahwa ada 14 Badan Usaha asing yang menamkan saham nya pada
perusahaan ABM Investama. Harga Saham memang bukalah hal yang Konkrit dalam melakukan
sebuah analisis equity dari sebuah perusahaan maka di hitunglah sebuah Ratio yaitu P/E dengan
rumus ( price per share / Earning per share) yang di maksudkan agar seorang investor dapat lebih
paham lagi mengenai seluk beluk perusahaan.
Dari Hasil Price/ Share di atas maka dapat di ketahui bahwa Pt. ABM investama
merupakan perusahaan yang relative stabil dalam penengtuan harga saham dalam hal penjual
walaupun di ketahui bahwa tahun 2014 Pt. Abm Investma tidak Membagikan dividen kepada
para karyawan dan tahun 2015 pt. Abm Investma mengalami catatan kerugian namun di tahun
2016 ini pt. Abm Investma dapat kembali Stabil dan dapat kembali meningkat dengan signifikan.
Dan dalam jangka panjang ke depan Pt. ABM Investama masih akan kembali melakukan inovasi
inovasi kembali
Laba Bersih
Perusahaan 2014 2015 2016
Abm Investama -116301947 -45332940 6902121
MNC Investama 1169863 1504891 716979
Global Mediacom 1290008 283439 1102757
Bakrie& Brother -122531076 -1651909 -3590810
Bumi Resource -465904664 -61292378 -458998886
Poopl Advista 18953116694 9034317981 18571826625
Saratoga 0 0 0
Rata-rata industri 2607262697 1275404155 2588279827
Dari Keterangan di Atas dapat di ketahui bahwa Pt. Abm investama mengalami
penurunan Net Income/pendapatan bersih pada tahun 2014 hingga 2015 namun kembali mengali
mengalami kenaikan yang sanggat signifikan pada tahun 2015 yang kembali diikuti dengan
stabilnya harga saham di perusahaan tersebut.
Dalam hal Liquiditas pun Pt. Abm Investama juga mengalami kenaikan di karenakan income
yang mereka miliki sedikit namun pada tahun 2015 hinggal 2016 mengalami penurunan hutang
yang menjelaskan bahwa pt. abm investma sudah mampun membayar hutang nya pada tahun
2016 setelah menglami penurunan di tahun 2015. Ini menjelaskan bhawa pt. Abm Investama
sudah mampu untuk meningkatnya kempuan perusahaan nya.
Price to Cash Flow Ratio (PCFR atau P/CF Ratio) atau dalam bahasa Indonesia disebut
dengan Harga Terhadap Arus Kas adalah rasio valuasi investasi yang digunakan oleh investor
untuk mengevaluasi daya tarik investasi terhadap saham suatu perusahaan dengan
membandingkan harga saham suatu perusahaan dengan arus kas perusahaan tersebut.
Rasio Harga Terhadap Arus Kas ini biasanya digunakan oleh para Investor untuk
mendeskripsikan penilaian suatu perusahaan yang berhubungan dengan salah satu pertimbangan
paling penting dalam laporan keuangan perusahaan yaitu UANG TUNAI. Dapat dikatakan
bahwa Rasio Price to Cash Flow atau Rasio PCFR ini hanya mempertimbangkan arus kas dalam
penilaiannya dan menghilangkan faktor-faktor non-tunai dan depresiasi (penyusutan).
Price per Share Cash Flow Per Share P/CF
Perusahaan
2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016
Abm Investama 0,9177 0,9027 1,0012 -33,1861 -0,0210 -0,0817 -0,0277 -43,0279 -12,2612
MNC Investama 145682,0434 169095,2290 309455,3211 2,0000 -23971,5623 -23971,5623 72841,0217 -7,0540 -12,9093
Global Mediacom 7325,5744 9750,2364 14127,8935 -0,0001 -12165,1785 9699,1451 -86832117,4152 -0,8015 1,4566
Bakrie& Brother 29682,1849 29682,1849 29682,1849 -0,0228 197,0955 -149,0309 -1303527,6698 150,5980 -199,1680
Bumi Resource 174337,4843 398637,5404 695495,2832 -0,0002 27294,4569 7693,6849 -773569090,4259 14,6051 90,3982
Poopl Advista 1339,3864 751,3086 755,0903 4,7026 -0,1845 -0,0107 284,8157 -4072,3876 -70243,4919
Saratoga 564,9366 542,3392 758,5163 0,0000 -8935,4542 10592,5621 33524518,2569 -0,0607 0,0716
Rata-rata industri 51276,07540 86922,82015 150039,32721 -3,78665 -2511,54972 552,10093 -118301013,06346 -565,44693 -10053,70057
Analisis:
Dalam cash flow (Arus Kas) perusahaan pt. ABM Investma di ketahui bahwa Arus kas investasi
tersebut mengalami penurunan yang cukup besar pada tahun 2015 namun pada tahun 2015
mengalami kenaikan yang cukup dapat di pertimbangkan dan sudah mulai lebih stabil dari pada
tahun sebelumnya. AKTIVITAS INVESTASI Arus kas neto ABM yang digunakanuntuk
aktivitas investasi pada tahun 2016 mengalami penurunan dengan nilai yang cukup signifikan
yaitu sebesar USD 33,7 juta per akhir 2016, turun 70% dibandingkan dengan nilai per akhir
tahun 2015 sebesar USD 112,4 juta. Sebagian besarnya digunakan untuk pembayaran utang atas
pembelian aset tetap, sebesar USD 28,6 juta.
Penurunan Nilai Aset Non-keuangan Impairment of Non-financial Assets. Penurunan nilai
terjadi ketika nilai tercatat dari asset atau UPK melebihi nilai terpulihkannya, yang lebih tinggi
dari nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai. Data arus kas diambil dari
anggaran untuk tahun yang akan datang dan tidak termasuk aktivitas restrukturisasi yang belum
dilakukan oleh Grup atau investasi signifikan di masa datang yang akan memutakhirkan kinerja
aset dari UPK yang diuji. Nilai terpulihkan paling dipengaruhi oleh tingkat diskonto yang
digunakan dalam model arus kas yang didiskontokan, sebagaimana juga jumlah arus kas masuk
di masa datang yang diharapkan dan tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk tujuan
ekstrapolasi.
Selain aset tetap tertentu dan property pertambangan yang telah terjadi penurunan nilai
(Catatan 9, 10 dan 11), pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, manajemen berkeyakinan
bahwa tidak ada peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset
non-keuangan.IPenurun tidak terjadi juga pada bagian Non Keuangan sehingga dapat di katakan
aman dan stabil
Price to Sales Rasio atau Rasio Harga Terhadap Penjualan adalah salah satu rasio valuasi
yang paling dasar dan mudah dipahami sehingga banyak digunakan oleh para investor untuk
mengambil keputusan dalam berinvestasi. Investor tentunya ingin mengetahui berapa banyak
penjualan yang dapat dihasilkan dari modal yang mereka investasikan. Jadi Price to Sales Ratio
ini menilai sebuah perusahaan berdasarkan pada operasi sebenarnya tanpa berdampak pada
penyesuaian akuntansi.
Price per Share Sales P/S
Perusahaan
2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016
Abm Investama 0,9177 0,9027 1,0012 262,8322196 23,77575917 214,551607 0,00 0,04 0,00
MNC Investama 145682,0434 169095,2290 309455,3211 0 0 0 554741548,51 794193056,67 1439596733,69
Global Mediacom 7325,5744 9750,2364 14127,8935 0,000147252 0,000142539 0,000176747 49748491,84 68404208,33 79932781,10
Bakrie& Brother 29682,1849 29682,1849 29682,1849 0,000429841 0,000224866 0,000139876 69053795,11 131999398,64 212203930,47
Bumi Resource 174337,4843 398637,5404 695495,2832 0,04261569 0,0001913 3,32295E-05 4090922,45 2083834049,98 20930068032,64
Poopl Advista 1339,3864 751,3086 755,0903 8,009810835 3,04248664 5,965307613 167,22 246,94 126,58
Saratoga 564,9366 542,3392 758,5163 0,002258319 0,002262631 0,002757794 250158,01 239694,02 275044,55
Rata-rata industri 51276,07540 86922,82015 150039,32721 38,69824917 3,831611437 31,50289103 96840726,16 439810093,51 3237439521,29
Analisis :
Dalam hal penjualan Pt. Abm Investama yang bergerak dalam bidang yang berfokus
kepada pengelolaan investasi pertambangan batubara dengan didukung oleh logistic terintegrasi.
Dalam gambar yang ada di bawah ini menjelaskan bahwa penjualan pada Pt. Abm Investama
mengalami kenaikan yang tidak begitu signifikan namun masih dapat dikatakan stabil sama
seperti rata-rata industry yang ada juga.
Maka dalam hal diatas menyatakan bahwa penjualan mengalami sedikit penurunan Pada tahun
2016, ABM melalui Reswara memproduksi 6,4 juta ton batubara, turun 6% dari volume produksi
tahun 2015.
Batubara diproduksi dari dua lokasi penambangan, satu milik PT Tunas Inti
Abadi (TIA) di Kalimantan Selatan, dan dua di Aceh milik PT Mifa Bersaudara (MIFA) dan PT
Bara Energi Lestari (BEL), entitas anak dari PT Media Djaya Bersama (MDB). TIA dan dan
MDB merupakan entitas anak Reswara. Volume penjualan TIA di tahun 2016 naik dari tahun
2015 menjadi 5,8 juta ton, sementara penjualan batubara MDB diturunkan dari 1,4 juta ton di
tahun 2015 menjadi 0,6 juta ton di tahun 2016, akibat rendahnya harga. Hal ini mengakibatkan
total penjualan batubara Reswara di tahun 2016 turun 6%, dari 6,8 juta ton di tahun 2015 menjadi
6,4 juta ton di tahun 2016. Upaya peningkatan efisiensi dengan menurunkan biaya operasional
telah berhasil Reswara lakukan dalam rangka mempertahankan bisnisnya, mengingat industri
batubara sepanjang tahun 2016 sangat fluktuatif. Seperti di tahun-tahun
sebelumnya, sinergi antarentitas anak ABM dalam menjalankan usaha di industry batubara terus
diperkuat.
Harga batubara kembali meningkat di penghujung tahun 2016, seiring dengan tingginya
kebutuhan akan batubara di berbagai belahan dunia sebagai salah satu sumber energi yang andal
dan terjangkau. Selain itu, perubahan strategi pemerintahan Tiongkok untuk mengelola industry
batubaranya merupakan faktor utama terjadinya lonjakan harga batubara di akhir tahun 2016.
Diperkirakan batubara masih akan menjadi komoditas yang menjanjikan di 2017. Hal ini
dipengaruhi oleh pemerintahan Tiongkok yang mengintervensi sektor batubaranya dengan
mengurangi jumlah produksi secara signifikan. Di bulan Juni 2016, Tiongkok telah
meningkatkan jumlah impor sebesar 21,75 juta ton, yang tertinggi sejak Desember 2014.
Sehingga, jumlah impor di semester I tahun 2016 adalah sebesar 108 juta ton atau bertumbuh
sekitar 8,2% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Nilai buku per lembar saham atau Book Value Per Share adalah jumlah rupiah yang menjadi
milik tiap-tiap lembar saham dalam modal perusahaan.
Nilai buku ini adalah jumlah yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham pada waktu
pembubaran (likuidasi) perusahaan bila aktiva dapat dijual sebesar nilai bukunya
Nilai buku per lembar saham (book value per share) dan pendapatan per lembar saham (Earnings
Per Share/EPS) digunakan sebagai salah satu alat pengukuran terhadap kemampuan perusahaan.
Price per Share Book Value P/BV
Perusahaan
2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016
Abm Investama 0,9177 0,9027 1,0012 9884155 45095889 77806185 10.770.318,89 49.957.943,48 77.716.740,10
MNC Investama 145682,0434 169095,2290 309455,3211 7.130.648 2.303.354 1.885.845 48,95 13,62 6,09
Global Mediacom 7325,5744 9750,2364 14127,8935 8135379 3560693 1712481 1.110,544860 365,190429 121,212763
Bakrie& Brother 29682,1849 29682,1849 29682,1849 -6225953 -8419562 -8487035 -209,753865 -283,657084 -285,930266
Bumi Resource 174337,4843 398637,5404 695495,2832 -4451781641 -808749021 -265098924 -25.535,424341 -2.028,782889 -381,165668
Poopl Advista 1339,3864 751,3086 755,0903 -19102077162 -262,8322196 -262,8322196 -14.261.812,147647 -0,349833 -0,348081
Saratoga 564,9366 542,3392 758,5163 -3080011204 -1076387855 -2005426340 -5.451.958,598750 -1.984.713,432073 -2.643.880,224168
Rata-rata industri 51276,07540 86922,82015 150039,32721 -3802135111,14286 -263228109,30256 -313944007,20052 -1281148,22079 6853042,29516 10724617,10514
Anallisis:
Dalam penghitungan diatas didaptkan bahwa PBV Pt. Abm Investama tahun 2015 adalah sebesar
10,7 kali. PBV sebsar 10,7 kali artinya ialah harga saham Pt. Abm Investama di hargai sebesar
10,7 kali ini dapat di katakan masih di dalam rata rata industry . walaupun terkadang ada
penurunan namun masih dapat di katakan stabil.
1.2 PER-SHARE QUANTITIES
1.2.1 BASIC EPS
Basic EPS (earning per share) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan pada periode tertentu dari sudut pandang pemegang saham biasa. Namun,
perhitungan basic EPS dirasa tidak memenuhi kebutuhan investor karena pengaruh dari
banyaknya jenis saham yang diterbitkan oleh perusahaan. Options, stock warrant, dan
convertible securities yang dapat dikonversi menjadi common stock mengurangi (mendilusi)
pendapatan pemegang saham sebelumnya.
Tujuan dari basic EPS adalah untuk mengukur kinerja perusahaan selama periode tertentu
dari sudut pandang pemegang common stock. Basic EPS dihitung dengan rumus: Basic EPS =
Net Income-Preferen Dividen/ Weighted average. Dimana dalam penghitung Basic Eps harus
mengunakan Dividen per Saham. "Dividen per lembar saham (DPS) adalah besarnya pembagian
dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham setelah dibandingkan dengan rata-rata
tertimbang saham biasa yang beredar”. Pt. ABM Investama mempunyai jumlah Saham hingga
7,606,600 dengan 7,509,100 yang merupakan Total kepemilikan dari Saham dewan komisaris
dan Direksi dan 97,500 yang merupakan Total kepemilikan dari Karyawan. Tercatat dari
Laporan Tahunan perusahaan bahwa ada 14 Badan Usaha asing yang menamkan saham nya pada
perusahaan ABM Investama.
Pada kasus dalam perusahaan ABM INVESTAMA Tidak terdapat Dividen pada 2 tahun
berjalan yang di karnakan terjadinya penurunan pada tahun 2014 sehingga tidak adanya
pembagian dividen pada tahun 2015 sehingga terjadinya rugi namun 2016 mulai adanya
stabilisasi walupun belum terjadinya pembagian Dividen. Perusahaan berniat mempertahankan
rasio pembayaran dividen sebanyak-banyaknya 35% dari laba bersih untuk masa yang akan
datang.
Sehingga apabila digiunakannya dilucted eps maka menggunakan seluruh pemegang saham
bukan dengan rata rata saham tertimbang seperti pada basic eps. Dilucted eps ini lebih di
recomendasi terhadap pertimbangan seorang investor untuk dapat melihat pergerakan perusahaan
pada masa masa yang akan datang karna dilucted eps menggunakan keseluruhan pemegang
saham.
Arus kas per saham adalah laba setelah pajak ditambah depresiasi pada basis per-saham
yang berfungsi sebagai ukuran kekuatan keuangan perusahaan. Banyak analis keuangan lebih
menekankan pada nilai arus kas per saham daripada nilai laba per saham. Sementara nilai laba
per saham dapat dengan mudah dimanipulasi, arus kas per saham lebih sulit diubah,
menghasilkan nilai yang lebih akurat dari kekuatan dan keberlanjutan model bisnis tertentu.
Dihitung sebagai rasio, arus kas per saham menunjukkan jumlah uang tunai yang dimiliki
sebuah perusahaan, berdasarkan laba bersih perusahaan dengan biaya penyusutan dan amortisasi
ditambahkan kembali. Karena biaya yang terkait dengan depresiasi dan amortisasi sebenarnya
tidak rugi dibayar dengan uang tunai, memasukkannya kembali ke dalam perhitungan membantu
menjaga arus kas perusahaan dari tiruan artifisial. Perhitungan untuk menentukan arus kas per
saham adalah
Perusahaan Weighted Share Outstanding Cash Flow Operation Cash Flow per Share
2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016
Abm Investama 1376582,5 1376582,5 1376582,5 111.936.875 120.312.747 171.013.485 0,01 0,01 0,01
MNC Investama 23673332060,5 23673332060,5 23673332060,5 -1.078.623 70.264 -641.666 -21947,74 336919,79 -36893,54
Global Mediacom 6922667811,0 6922667811,0 6922667811,0 1.545.216 1.461.275 1.313.197 4480,06 4737,42 5271,61
Bakrie& Brother 7420546215,5 7420546215,5 7420546215,5 1.313.197 -415 -205 5650,75 -17873426,47 -36269795,23
Bumi Resource 32688278312,0 32688278312,0 32688278312,0 61.065.639 -1 -13 535,30 -24643393286,75 -2526047581,53
Poopl Advista 1125084572,0 1125084572,0 1125084572,0 -2.114.857.213 4 .012.496.89129.516.132.802 -0,53 93211,05 0,04
Saratoga 1355847950,0 1355847950,0 1355847950,0 29.516.132.802 14.546 292.736 0,05 93211,05 4631,64
Rata-rata industri 10455304786,2 10455304786,2 10455304786,2 3939436842 17408345,07 4241158619 -1611,73 -3522962661,99 -366049195,29
Perusahaan Weighted Share Outstanding Cash Flow Operation Cash Flow per Share
2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016
Abm Investama 1376582,5 1376582,5 1376582,5 111.936.875 120.312.747 171.013.485 0,01 0,01 0,01
Rata-rata industri 1848230843,5 -987559,0 1848230843,8 4493235903 19676807,58 4846942808 57,40 -503253460,70 -52291792,51
Analisis:
Analis menggunakan Arus kas operating lebih di pilih oleh seorang investor karna pada
dasarnya arus kas lebih dapat dikatan real dalam menunjukan penghasilan sebuah perusahan
terkait karna di dalam arus kas tersebut terdapat laba bersih perusahaan dnegan biaya penyusutan
dan amortisasi yang ditambahkan kembaliyang biaya yang telah di amortisasi dan di depresiasi.
Dalam Arus kas dari operasi perusahaan abm investama kita dapat melihat bahwa dalam
3 tahun berjalan yaitu 2014, 2015 hingga 2015 terlihat bahwa kerjadinya kenaikan yang tidak
terbalu besar di tahun 2014 namun di 2015 kenaikan yang di dapat ialah cukup besar dan sanggat
berpengaruh.
EBITDA adalah pendekatan kasar untuk arus kas; mengabaikan banyak faktor yang
berdampak pada arus kas yang benar, seperti pembayaran utang. Meski begitu, mungkin berguna
untuk mengevaluasi perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama dengan struktur yang
modal, tarif pajak, dan kebijakan penyusutan yang berbeda Ada beberapa alasan mengapa
investor atau analis menggunakan perhitungan EBITDA, diantaranya, rasio ini berguna untuk
membandingkan perusahaan publik lintas negara. Sebab, rumus ini meniadakan efek distorsi
kebijakan pajak yang hanya berlaku di suatu negara.
Perusahaan Weighted Share Outstanding EBITDA EBITDA Per Share
2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016
Abm Investama 1376582,5 1376582,5 1376582,5 -100231239,0 -31810872,0 13458961,0 -0,01 -0,04 0,10
MNC Investama 23673332060,5 23673332060,5 23673332060,5 1.792.883 2.146.581 1.188.389 13204,06 11028,39 19920,52
Global Mediacom 6922667811,0 6922667811,0 6922667811,0 1.917.546 614.618 1.478.353 3610,17 11263,37 4682,69
Bakrie& Brother 7420546215,5 7420546215,5 7420546215,5 272.056.740 1.728.883 3.661.618 27,28 4292,10 2026,58
Bumi Resource 32688278312,0 32688278312,0 32688278312,0 -372974885 -78509057 -515880806 -87,64 -416,36 -63,36
Poopl Advista 1125084572,0 1125084572,0 1125084572,0 19538862001 55419146778 9364929827 0,06 0,02 0,12
Saratoga 1355847950,0 1355847950,0 1355847950,0 1997975 1676469 6585135 678,61 808,75 205,90
Rata-rata industri 10455304786,2 10455304786,2 10455304786,2 2763345860 7902141914 1267917354 3,78 1,32 8,25
Analisis :
EBITDA sudah dijelaskan bahwa merupakan laba sebelum pajak yang pada laporan
keuangan pt. Abm Investama melaporan laporan keuangan yang menerangkan bahwa dalam 3
tahun berjalan ini pada tahun 2014,2015 dan 2016 telah mengalami penurunan di tahun 2015
sebesar 20 juta namun pada tahun 2016 telah mengalami kenaikan sebesar 43 juta ini juga di
iringi dengan Ebitda per harga saham yaitu penurunan pada tahun 2015 sebesar 0,03 yang di ikuti
dengan menurun nya rata rata industry dari ke 6 perusahaan yang merupakan 1 industri dengan
pt.Abm Investma yaitu sebesar 2,46 dan pada tahun 2016 pt. Abm Investma mengalami kenaikan
sebesar 0,14 yang di ikuti dengan rata rata industry yang juga mengalami kenaikan sebesar 6,93.
Margin EBITDA di tahun 2016 mengalami kenaikan, dari 20,6% di 2015 menjadi 28,1%.
Kenaikan ini terjadi karena penurunan tajam pada beban penjualan, umum, dan administrasi
ABM di tahun 2016,
dibandingkan di tahun 2015. Sementara karena di tahun 2016 ABM mencatat EBITDA yang
lebih tinggi daripada di tahun 2015, maka rasio utang berbunga neto terhadap EBITDA
mengalami kenaikan yang cukup tajam sebesar hampir sepertiga dalam kurun waktu tahun 2016,
dari 3,47x per akhir 2015 menjadi 2,45x per akhir 2016.
Dari data di atas menjelaskan bahwa Margin Ebitda pada pt. ABM Investama mengalami
penurunan sebesar 7,5 % yang berarti mengikuti ebitda pada tahun 2015-2016 namun margin
ebitda telah mengalami pertumbuhan sebesar 36,4%. Pada Ratio SOLVABILITAS pada utang
berbunga neto terhadap EBITDA dapat di lihat bahwa penurunan 1,02 yang akan menunjukan
bahwa pt. abm Investama mengalami kemajuan dalam melakukan pembayaran utang.
DIVIDEND-RELATED QUANTITIES
Model tingkat pertumbuhan yang berkelanjutan atau sustainable growth rate (SGR) adalah
persentase tahunan maksimum kenaikan dalam penjualan yang dapat dicapai berdasarkan pada
berbagai rasio target operasi, utang dan pembayaran deviden (Van Horne dan Wachowicz 2005:285).
Sustainable Growth rate (SGR) atau tingkat pertumbuhan yang berkelanjutan mengambarkan tingkat
pertumbuhan penjualan perusahaan jika perusahaan ingin mempertahankan rasio keuangan yang ada
dan tidak ingin secara terpaksa menjual bagian ekuitas yang baru
Dalam hal di atas maka dapat di ketahui bahwa Pt. Abm Investma telah mengalami
kenaikan dalam penjualan dari rasio yang telah di analisis. Kita dapat melihat di tahun 2014-
2015 telah mengalami kenaikan sebesar 0,1 dan kemabali mengalami kenaikan pada tahun
2015-2016 dengan kenaikan yang cukup besar dari hasil substainable tersebut maka dapat
diketahui bahwa Pt. Abm Investma dapat mempertahanan kan tingkat pertumbuhan
perusahaan dari penghitungan rasio keuangan.
Hal ini dapat terus di tingkat kan oleh perusahan Pt. Abm Investma pada masa depan
dalam tahun tahun yang akan datang nanti sehingga dapat menarik beberapa investor lain
untuk dapat menanamkan saham nya di perusahaan ini.