Anda di halaman 1dari 56

02 Profil Perseroan

05 Visi dan Misi Perseroan

06 Perihal Saham

07 Struktur Organisasi

08 Riwayat Hidup Dewan Komisaris dan Direksi

11 Sumber Daya Manusia

12 Lembaga Profesi dan Penunjang Pasar Modal

13 Laporan Dewan Komisaris

15 Laporan Direksi

21 Ikhtisar Data Keuangan

22 Analisis & Pembahasan oleh Manajemen

26 Tata Kelola Perseroan


Lampiran
Laporan Keuangan oleh Auditor Independen
PT Pelita Sejahtera Abadi Kemudian nama Perseroan diubah menjadi

berdiri pada tahun 2002, sebagai wadah pera- PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk.

lihan dalam pengelolaan unit-unit usaha yang

telah dirintis Koperasi Karyawan Apacinti Pelita Tanggal 9 April 2003 dilakukan pelaksanaan

Sejahtera sejak tahun 1994. Hal ini dimak- penawaran umum perdana saham Perseroan

sudkan agar unit-unit usaha tersebut dapat sebanyak 12 juta lembar saham. Pencatatan

berkembang lebih baik. seluruh modal disetor Perseroan atau company

listing, dengan nilai nominal Rp. 100,- per sa-

Peralihan unit-unit usaha yang bergerak dalam ham sebanyak 30.000.000 lembar saham, di-

bidang usaha penyediaan barang kebutuhan lakukan pada tanggal 22 April 2003 di Bursa

pokok dan sehari-hari rumah tangga (perda- Efek Surabaya (saat ini Bursa Efek Indonesia).

gangan umum), jasa boga, dan transportasi

kontainer, mulai dioperasionalkan Perseroan Dan pada akhir tahun 2003, Perseroan yang

sejak bulan Mei 2002. berkedudukan di jalan Raya Soekarno -

Hatta Km 32, Bawen, Kabupaten Semarang ini,

Pada tahun yang sama, untuk mempersiapkan merintis usaha baru di bidang pembangunan

rencana penawaran umum perdana saham perumahan (developer).

(IPO), modal dasar Perseroan ditingkatkan

dari Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) Perkembangan usaha yang terus menerus

menjadi Rp. 6.000.000.000,- (enam milyar dilakukan Perseroan dari tahun ke tahun, telah

rupiah) dan modal disetor meningkat dari berhasil meningkatkan nilai aset Perseroan

Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) sebesar 300% dengan cakupan wilayah pen-

menjadi Rp. 1.800.000.000,- (satu milyar dela- jualan dan pangsa pasar yang lebih luas dan

pan ratus juta rupiah). variatif.

02
Seiring dengan kualitas sumber daya manusia

dan perangkat kerja yang telah semakin baik

dan terus ditingkatkan, tingkat pelayanan

kepada para pelanggan juga semakin baik.

Hal ini selaras dengan visi dan misi Perse-

roan serta maksud para Pengurus Koperasi

Karyawan Apacinti Pelita Sejahtera selaku

pendiri Perseroan.

03
04
Visi
Menjadi pelaku bisnis usaha kecil dan
menengah yang kompeten.

Misi
Berpartisipasi aktif menggerakkan roda
perekonomian daerah dan nasional.

05
Modal saham Perseroan berjumlah 30.000.000 lembar saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Pemegang saham dan persentase kepemilikannya pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai
berikut :

Kepemilikan Jumlah Saham Nilai nominal %


dalam Rp.
Koperasi Karyawan 14.600.000 1.460.000.000 48,67
Apacinti Pelita Sejahtera
Masyarakat 15.400.000 1.540.000.000 51,33
Jumlah 30.000.000 3.000.000.000 100

Dewan Komisaris maupun Direksi Perseroan tidak ada yang memiliki saham Perseroan.

Harga Saham

2010 2009
tertinggi terendah Penutu- Vol. tertinggi terendah Penutu- Vol.
(Rp.) (Rp.) pan (Rp.) (Ribuan (Rp.) (Rp.) pan (Rp.) (Ribuan
Unit) Unit)
Triwulan I 450 145 450 5407,5 - - 185 -
Triwulan II - - 450 - - 185 -
Triwulan III - - 450 - - 185 -
Triwulan IV - - 450 - - 185 -

06
07
Joseph Natal Sontenes Nababan
Komisaris Utama 1 4 Rakiyo Wibowo
Direktur Utama

Djulian Azwari Imron


Komisaris 2 5 Jusca Fariedz
Direktur & Sekretaris Perusahaan

Ade Prima Syarif


Komisaris Independen 3
08
Dewan Komisaris
1 Joseph Natal Sontenes Nababan
Komisaris Utama

WNI umur 56 tahun. Saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Empat Sahabat
Mandiri (2000 sekarang) dan sebagai Komisaris Utama PT Pelita Sejahtera Abadi
Tbk (2005 sekarang). Sebelumnya menjabat sebagai pegawai Departemen Keuangan
RI (1979 1981), Analis Kredit Bidang Produksi dan Industri Bank Bumi Daya (1981),
Kepala Cabang Bank Bumi Daya Kuningan Menara Duta (1998 - 1999), Direktur Utama
PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk (2002 2005). Gelar S1 Fakultas Ekonomi Universitas
Parahyangan Bandung, Jawa Barat (1980).

2 Djulian Azwari Imron


Komisaris

WNI umur 47 tahun. Berkarir di PT Apac Inti Corpora sejak 1996-sekarang, saat ini men-
jabat sebagai Assistant General Manager Logistic PT Apac Inti Corpora dan sebagai
Komisaris PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk (2005 sekarang). Sebelumnya menjabat seba-
gai Kepala Bagian Administrasi PT Danau Tiga (1988 1989), Asisten Manager Liason
PT Kanindotex (1990 1995). Gelar S1 Fakultas Ekonomi STIE AMA Salatiga (2004),
sedangkan S2 Magister Management dari Unisbank Semarang (2008).

3 Ade Prima Syarif


Komisaris Independen

WNI umur 44 tahun, menjabat sebagai Komisaris Independen PT Pelita Sejahtera Abadi
Tbk (tahun 2008 sekarang). Yang bersangkutan memiliki sejumlah pengalaman profe-
sional dengan jabatan Direktur PT Apac Citra Centertex Tbk (2009 sekarang). Direktur
Utama PT Apac Pavindo Lestari sejak 2007, menjabat Direktur Kepesertaan Dana Pensiun
PT Apac Inti Corpora (2000 sekarang) dan sebagai Deputy General Manager HRD, GA
& Legal PT Apac Inti Corpora (2000 sekarang). Yang bersangkutan adalah Alumnus dari
Fakultas Hukum Universitas Trisakti Jakarta (1989) dan memperoleh sertifikasi dasar
dasar pengetahuan dana pensiun (2005).

09
Direksi

4 Rakiyo Wibowo
Direktur Utama

WNI umur 55 tahun. Saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Pelita Sejahtera Abadi
Tbk (2005 sekarang). Sebelumnya berkarir di bidang perbankan di PT Bank Bhumy
Bahari (1976 1980), PT Bank Rama (1980 - 1985), dan terakhir menjabat sebagai
Direktur Utama BPR Sindu Artha Semarang (1985 1999) dan Manager Finance &
Accounting PT Apac Inti Corpora (1999 2005). Gelar S1 Fakultas Ekonomi STIE Widya
Wiwaha Yogyakarta (1988) dan memperoleh gelar Master of Business Administration
(1999).

5 Jusca Fariedz
Direktur & Sekretaris Perusahaan

WNI umur 45 tahun. Saat ini menjabat sebagai Direktur merangkap Sekretaris Perusa-
haan PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk (2002 - sekarang). Sebelumnya berkarir di bidang
perbankan pada PT Bank Internasional Indonesia - Jakarta dengan jabatan terakhir
sebagai Kepala Unit Kerja Cepat (1991 1997) dan sebagai Pimpinan Cabang PT Bank
Namura Internusa - Jakarta (1997 1999). Gelar S1 Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti
Jakarta (1990) dan memperoleh lisensi Wakil Manajer Investasi dari Bapepam - Jakarta
(2001).

10
Perseroan senantiasa menekankan bahwa
dedikasi dan kualitas karyawan sangat
menentukan keberhasilan pencapaian tu-
juan Perseroan. Prinsip prinsip dasar Jumlah Karyawan Tiap Divisi Per Desember 2010
pengelolaan sumber daya manusia dijadi-
kan pedoman bagi seluruh pimpinan dalam DIVISI Jumlah Karyawan
melaksanakan supervisi terhadap masing
Personalia, Legal & Umum 6
masing karyawan yang berada di bawah
tanggung jawabnya, dengan tujuan agar Akunting & Keuangan 3
setiap karyawan dapat menerima nilai nilai Perdagangan Umum 12
Perseroan sebagai nilai pribadi masing
Perumahan 3
masing.
Jasa Boga 97

Pada akhir tahun 2010, jumlah karyawan Transportasi Kontainer 12


Perseroan tercatat sebanyak 133 orang, yang Jumlah Total 133
terbagi dalam masing masing divisi di

Perseroan sesuai kebutuhan. Dan Perseroan
menerapkan kebijakan untuk tidak merekrut
Jumlah Karyawan BERDASARKAN USIA
karyawan baru (zero growth) dan akan
tetap menitikberatkan proses peningkatan
pengetahuan dan keahlian karyawan yang
sudah ada. Setiap karyawan diberikan
USIA Jumlah Karyawan
kesempatan yang sama untuk berkembang
dan mencapai prestasi setinggi tingginya 50 th 3
serta menunjukkan potensi yang dimilikinya 31 - 49 th 71
melalui kompetensi yang sehat namun tetap
18 - 30 th 59
memegang teguh profesionalitas, kebersa-
maan, persaudaraan dan kekeluargaan. Jumlah Total 133


Sejalan dengan visi dan misi Perseroan
untuk menjadi pelaku bisnis usaha kecil
dan menengah yang kompeten, Perseroan
Dari komposisi usia, lebih dari 95% tergolong usia muda yang sangat produktif.
terus berupaya untuk meningkatkan kuali-
Hal ini dapat menjadi nilai tambah bagi Perseroan dalam pengelolaan sumber
tas sumber daya manusia di berbagai level daya manusia yang dimilikinya terkait inovasi produk, strategi pemasaran dan
operasional masing masing divisi melalui layanan penjualan.
pelatihan maupun evaluasi kinerja.

Kesejahteraan Karyawan Program Pelatihan dan Pengembangan

Perseroan juga memberikan program kesejahteraan bagi Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
karyawan dengan berbagai tunjangan tunjangan yang ada, karyawan, Perseroan secara terus menerus melakukan upaya
antara lain Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), Asuransi pembinaan melalui pelatihan dan konseling yang meliputi pe-
Kesehatan (ASKES), Dana Pensiun (DAPEN), Fasilitas Kesehatan ningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap kerja yang sesuai
(Poliklinik), Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THR), Tunjangan dengan visi dan misi Perseroan.
Suka Cita dan Duka Cita, Tunjangan Prestasi, Tunjangan Jabatan
dan Keanggotaan Koperasi.

11
KUSTODIAN

PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA


Indonesia Stock Exchange Building , Tower 1, lantai 5,
Jl Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190-Indonesia
Ph. 021-52991099
Fax 021-52991199

BIRO ADMINISTRASI EFEK

PT ADIMITRA TRANSFERINDO
Plaza Property Lantai 2
Komplek Pertokoan Pulomas Blok VIII No. 1
Jl. Perintis Kemerdekaan Jakarta Timur 13210.
Telp. : 021-47881515 ( hunting )
Fax. : 021-4709697
E-mail : adimitra-opr@adimitra-transferindo.co.id

AUDITOR

KANTOR AKUNTAN PUBLIK SUGENG PAMUDJI


Perum Pondok Bukit Agung, Jl. Bukit Agung Blok AA No. 1
Semarang.
Telp./Fax : 024-70798706 / 7474335

12
Para Pemegang Saham Yang Terhormat,

Pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun 2010,


menunjukkan adanya perkembangan dunia usaha secara
umum ke arah yang lebih baik. Tidak terkecuali kegiatan
perekonomian didaerah Jawa Tengah yang menjadi basis
usaha Perseroan. Peluang-peluang usaha menjadi lebih
terbuka, sejalan dengan semakin meningkatnya keperca-
yaan masyarakat pengguna jasa pada kapabilitas Perseroan
yang telah semakin setara dengan para kompetitornya.

Direksi dan jajaran manajemen senior telah mengambil lang-


kah-langkah strategis untuk memanfaatkan peluang yang
ada. Dan dengan segala kendala internal maupun eksternal
yang harus dihadapi, upaya optimal yang dilakukan Mana-

13
jemen Perseroan tercermin dalam laporan ke- Kami ingin menyampaikan terima kasih dan
uangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan penghargaan kepada para Pemegang Saham
Publik Sugeng Pamudji untuk tahun buku yang Perseroan atas kepercayaan dan dukungan yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. telah diberikan kepada kami, dan kami juga
ingin menyampaikan penghargaan kepada
Dalam tugas pengawasannya, Dewan Komisa- jajaran Direksi dan seluruh Karyawan Perseroan
ris telah mendapatkan laporan atas berbagai yang telah bekerja keras dan penuh loyalitas
strategi dan kebijakan yang diambil Direksi untuk mempertahankan usaha ini dan tetap
Perseroan. Informasi dan temuan-temuan yang berusaha agar senantiasa dapat memberikan
diperoleh Dewan Komisaris dari Komite Audit, hasil yang terbaik bagi kita semua.
telah melengkapi masukan dan saran perbai-
kan yang dapat ditindak lanjuti Manajemen Bawen, 25 April 2011
Perseroan. Sedangkan di bidang laporan ke- Atas nama Dewan Komisaris
uangan berkala dan kepatuhan, Perseroan telah
memenuhi dan mematuhi semua ketentuan dan
peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal
sebagaimana mestinya. Atas kesemua hal itu,
Dewan Komisaris memberikan dukungan penuh Joseph Natal Sontenes Nababan
atas langkah-langkah yang telah diambil Perse- Komisaris Utama
roan.

Dalam menghadapi tantangan usaha pada tahun


mendatang, Perseroan telah menyusun berbagai
strategi dan prospek usaha yang menunjukkan
adanya optimisme perolehan tingkat Penjualan
dan Laba Sebelum Pajak yang semakin baik.
Untuk itu, kami juga memberikan dukungan
atas semua kebijakan dan rencana kerja Di-
reksi Perseroan untuk terus mencari terobosan-
terobosan guna memperoleh prestasi kerja yang
lebih baik di tahun-tahun mendatang.

14
Para Pemegang Saham Yang Potensi Perseroan dan peluang usaha yang
Terhormat, telah berhasil dicapai dengan baik terse-
but tidak dapat diberdayakan dengan opti-
Kemampuan Perseroan untuk bersaing dalam mal pada tahun 2010. Kondisi ini terkait
pasar bebas dan kepercayaan yang diberi- erat dengan belum berhasilnya Perseroan
kan masyarakat pengguna jasa atas kapabi- mendapatkan penjadwalan ulang atas upaya
litas Perseroan dalam memenuhi kebutuhan percepatan pembayaran sebagian besar Piu-
yang ada, ditunjukkan dengan keberhasilan tang Usaha dari pelanggan utama Perseroan
Perseroan dalam mengembangkan pangsa
pasarnya. Tingkat ketergantungan pada
captive market yang terus turun sejak
2007, dari 89% menjadi 75% pada tahun
2009, semakin menguatkan fakta yang ada.

15
dan kelambanan dukungan pembiayaan modal untuk melakukan penyesuaian harga jual dengan
kerja dari perbankan pada saat yang dibutuhkan. tetap memperhatikan tingkat harga jual yang
kompetitif.
Dengan berbagai keterbatasan dan tanta-
ngan yang harus dihadapi, berbagai upaya telah Pada divisi usaha lainnya, seperti yang telah
dilakukan Manajemen Perseroan untuk dapat disampaikan diatas, keterbatasan Perseroan
mencapai target perkembangan usaha khusus- dalam memenuhi kebutuhan modal kerja dan
nya dalam perolehan Penjualan Bersih. Penjua- investasi telah menghambat peluang usaha yang
lan Bersih yang berhasil dibukukan Perseroan ada. Rencana perluasan jaringan outlet toko/
pada tahun 2010 masih terpaut lebih rendah mini market dan pemenuhan fasilitas infrastruk-
3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tur pada lokasi perumahan untuk meningkatkan
atau lebih rendah 7% bila dibandingkan dengan keberminatan calon konsumen merupakan kebu-
target Penjualan Bersih yang diharapkan. Namun tuhankebutuhan yang belum dapat dipenuhi
demikian, Perseroan masih dapat mencatatkan Perseroan. Disamping itu, peningkatan order
kenaikan Laba Operasi yang cukup signifikan. angkutan dan pengurusan dokumen ekspor impor
barang dari dan ke pelabuhan laut juga menuntut
Hal ini membuktikan keberhasilan Perseroan kebutuhan modal kerja yang cukup besar yang
untuk melakukan efisiensi biaya guna tetap dapat belum mampu secara maksimal dipenuhi Perse-
memberikan kontribusi usaha dengan perkemba- roan.
ngan yang positif kepada Para Pemegang Saham.
Hasil Penjualan Bersih Divisi Perdagangan
Para Pemegang Saham Yang Terhormat, Umum yang menurun sebesar 10% dibandingkan
tahun lalu, dan dihadapkan dengan adanya be-
Penurunan nilai Penjualan terjadi di hampir ban operasional yang bertambah pada periode
semua divisi usaha, terkecuali Divisi Jasa Boga ini, menyebabkan tekanan pada perolehan Laba
yang mencatat adanya kenaikan hasil Penjualan Kotor yang menurun sebesar 30% dibanding
Bersih sebesar Rp. 584 juta atau 7% dibanding- tahun 2009.
kan tahun lalu. Kenaikan ini lebih disebabkan
keberhasilan Perseroan dalam melakukan penye- Penurunan hasil Penjualan Bersih yang
suaian harga jual produk. Tekanan kenaikan har- terjadi pada Divisi Transportasi Kontainer sebe-
ga bahan baku yang mulai dirasakan sejak awal sar 12%, dapat diimbangi dengan penurunan be-
pertengahan tahun, telah memaksa Perseroan ban depresiasi dan bunga pinjaman pada Harga

16
Pokok Penjualannya sehingga dapat membukukan Perseroan melakukan penjualan atas aset
Laba Kotor sebesar Rp. 88 juta atau naik 247% bergerak yang sudah tidak produktif dan
dibandingkan perolehan tahun 2009 yang ter- telah habis nilai keekonomisannya, ditambah
catat merugi. dengan Pendapatan Non Operasional lainnya
menghasilkan Pendapatan Non Operasi sebesar
Sementara itu, penjualan unit-unit perumahan Rp. 88 juta. Hasil ini lebih rendah dibandingkan
yang belum memberikan hasil yang memuas- tahun 2009 yang mencatat hasil Pendapatan Non
kan, mendorong Perseroan untuk menga- Operasi sebesar Rp. 183 juta, mengingat jumlah
lihkan potensinya ke sektor jasa konstruksi. aset bergerak yang dijual tersebut tidak seba-
Namun, keberhasilan peningkatan order penjua- nyak yang dilakukan pada tahun 2009. Dengan
lan atas jasa konstruksi sebesar Rp. 505 juta atau demikian, Perseroan membukukan Laba Sebelum
meningkat 1.000% dari tahun 2009, masih be- Pajak sebesar Rp. 130 juta atau lebih rendah
lum dapat mengimbangi penurunan hasil pen- Rp. 54 juta dibanding tahun 2009. Laba Setelah
jualan unit-unit perumahan. Sehingga Divisi ini Pajak Perseroan tercatat sebesar Rp. 88 juta atau
membukukan penurunan hasil Penjualan Bersih turun 42% dibandingkan periode tahun lalu.
sebesar 39% dari hasil Penjualan Bersih tahun
2009. Laba Kotor Divisi ini juga menurun 37% Para Pemegang Saham Yang Terhormat,
dari tahun lalu.
Optimisme Perseroan untuk memperoleh kinerja
Langkah antisipatif yang telah dilakukan yang semakin baik di tahun mendatang, didorong
Perseroan, berupa pengurangan atas beban adanya beberapa kesepakatan kerja dibidang
bunga pinjaman, dan adanya beban de- konstruksi yang telah diperoleh Perseroan pada
presiasi yang semakin rendah telah memberikan akhir tahun 2010 dan akan direalisasikan pada
pengaruh kenaikan Laba Kotor secara konsolidasi tahun 2011, serta adanya peningkatan perole-
sebesar 9% pada tahun 2010. Kenaikan Beban han order angkutan kontainer disertai pengu-
Operasional yang dapat dikendalikan secara baik, rusan dokumen ekspor impor barang. Demikian
menambah tingkat keberhasilan Perseroan untuk juga terbukanya peluang penyesuaian harga
meningkatkan Laba Operasi sebesar 4.182% atau jual produk jasa boga, angkutan kontainer dan
naik sebesar Rp. 41 juta dibandingkan tahun pengurusan dokumen ekspor impor barang dan
2009. rencana kerja sama dalam penjualan unit-unit
perumahan yang akan dilakukan pada tahun
2011, akan membuat prospek perolehan hasil

17
Penjualan Bersih Perseroan tahun 2011 me- Perseroan juga memberikan kesempatan seluas-
ningkat sebesar 7% atau menjadi Rp. 14.782 luasnya bagi masyarakat sekitar untuk menjadi
juta dibandingkan tahun 2010 yang tercatat Rp. pemasok barang-barang/bahan baku yang diper-
13.815 juta. lukan oleh Perseroan ataupun menjadi karyawan
sepanjang memenuhi kriteria yang ditetapkan
Peningkatan hasil Penjualan Bersih ini akan Perseroan. Dengan berbagai kesempatan yang
diikuti dengan perolehan Laba Sebelum Pajak diberikan tersebut diharapkan adanya kontri-
sebesar Rp. 152 juta atau meningkat sebesar busi Perseroan bagi peningkatan kesejahteraan
18% dari tahun 2010. warga sekitar lokasi usaha Perseroan. Karena
Perseroan menyadari bahwa keberhasilan Per-
Keseluruhan hasil yang telah diperoleh, mau- seroan tentunya tidak lepas dari kebersamaan
pun rencana kerja yang akan dilaksanakan pada yang sudah terjalin selama ini dengan masyara-
tahun-tahun selanjutnya, tidak akan terwujud kat sekitar.
tanpa dukungan penuh dari para pemegang
saham serta seluruh pemangku kepentingan Atas nama Direksi dan Dewan Komisaris Per-
Perseroan. Perseroan berharap agar dukungan seroan, kami menyampaikan penghargaan dan
tersebut dapat terus ditingkatkan. terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
para Pemegang Saham, Karyawan, Pelanggan,
Corporate Social Responsibility Perseroan, Pemasok, lembaga keuangan bank dan non-
dalam bentuk pemberian bantuan bencana alam bank, serta seluruh mitra bisnis Perseroan atas
gempa, bea siswa pendidikan bagi karyawan kepercayaan dan dukungan yang telah diberikan
Perseroan yang berprestasi dan turut serta kepada Perseroan.
dalam kegiatan donor darah, telah melengkapi
ber-bagai aktifitas sosial yang rutin dilaku- Bawen, 25 April 2011
kan Perseroan bagi masyarakat sekitar seperti Atas nama Direksi
pemberian bantuan kas desa, partisipasi dalam
pembangunan tempat ibadah, pembenahan
sarana jalan lingkungan sampai dengan ban-
tuan kegiatan-kegiatan keagamaan maupun Rakiyo Wibowo
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan lainnya. Direktur Utama

18
19
20
Data keuangan yang tersaji dibawah ini merupakan informasi penting dari kondisi keuangan Perseroan 5
(lima) tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010. Laporan Keuangan
tahun 2008 dikutip dari hasil audit oleh KAP Ngurah Arya & Rekan. Sedangkan untuk tahun 2006, 2007, 2009
dan 2010 telah diaudit oleh KAP Drs. Sugeng Pamudji. Semua laporan keuangan mendapat opini wajar tanpa
pengecualian.

21
Pencapaian target Penjualan Bersih yang sebe-
sar 93% pada tahun 2010, atau yang juga berarti
adanya penurunan hasil Penjualan Bersih sebesar
3% dibanding perolehan tahun 2009, dikarena-
kan belum terealisasinya penjadwalan kembali
pembayaran piutang usaha dari pelanggan utama
Perseroan dan tidak terealisasinya dukungan tam-
bahan modal kerja dari perbankan pada saat dibu-
tuhkan. Sehingga, dengan potensi kemampuan dan
kesiapan Perseroan untuk mengembangkan usaha,
baik dari segi perluasan pangsa pasar maupun skala
GRAFIK : KONTRIBUSI PENJUALAN TIAP DIVISI TERHADAP TOTAL
usaha, menjadi terhambat. PENJUALAN PERSEROAN
(dalam prosentase)

Adanya penurunan beban pada Harga Pokok Penjua-


lan pada satu sisi dan relatif tetapnya Beban Opera-
sional pada tahun 2010 dibandingkan periode sebe-
lumnya terhadap hasil Penjualan Bersih Perseroan,
menjadikan Perseroan mendapatkan peningkatan
Laba Operasi yang sangat signifikan yaitu sebesar
4.182% dibandingkan perolehan tahun 2009. Penu-
runan beban yang terjadi pada Harga Pokok Penjua-
lan dipengaruhi menurunnya beban depresiasi dan
bunga pinjaman Perseroan.

Penjualan atas aset bergerak milik Perseroan yang


GRAFIK : PENJUALAN BERSIH PERSEROAN TAHUN 2006 2010
tidak produktif dan telah habis nilai keekonomi-
(dalam jutaan Rp.)
sannya tidak sebanyak yang dilakukan pada ta-
hun 2009. Dengan demikian maka perolehan atas
Hal ini dapat terlihat pada penurunan nilai omset Pendapatan Non Operasional pada tahun 2010
Penjualan Bersih yang diperoleh semua Divisi Usaha, menjadi lebih rendah. Hasil ini mempengaruhi nilai
terkecuali Jasa Boga yang lebih disebabkan adanya Laba Bersih Perseroan pada tahun 2010 yang lebih
penyesuaian harga jual. rendah dibandingkan tahun 2009.

Dengan nilai Penjualan Bersih yang mencapai Total Aset Perseroan yang menurun sebesar Rp. 600
Rp. 8.419 juta atau sebesar 61% dari total Penjualan juta dibanding tahun 2009, disebabkan berkurang-
Bersih Perseroan, Divisi Jasa Boga tetap memberikan nya nilai piutang usaha terkait dengan turunnya
kontribusi terbesar pada nilai Penjualan Bersih Per- nilai Penjualan Bersih Perseroan dan dilakukannya
seroan. Hasil ini juga diikuti dengan kontribusi Laba penjualan atas aset tidak lancar Perseroan. Penu-
Kotornya yang mencapai 70% atas total Laba Kotor runan nilai buku aset tidak lancar juga disebabkan
Perseroan. adanya depresiasi.

22
Disisi lain, kesulitan yang dialami Perseroan dalam Perdagangan Umum
pemenuhan kebutuhan modal kerjanya disebab-
kan masih lambatnya perputaran piutang usaha, Divisi Perdagangan Umum mencatat penurunan
yaitu dari 196 hari pada tahun 2009 menjadi 183 pendapatan sepanjang tahun 2010 sebesar Rp. 362
hari pada tahun 2010. Sehingga, sebagaimana yang juta atau 10% dibanding tahun 2009. Keterbatasan
telah disampaikan atas hal ini seperti tersebut dia- kemampuan Perseroan untuk memenuhi kebutuhan
tas, upaya penjadwalan kembali atas pembayaran modal kerja dan investasi telah memberikan dam-
piutang-piutang usaha Perseroan akan sangat mem- pak yang cukup besar pada divisi ini.
pengaruhi kemampuan Perseroan dalam memenuhi
kebutuhan modal kerjanya. Dan akan lebih memper- Kesiapan Sumber Daya Manusia maupun sumber-
cepat ekspansi usaha Perseroan bila dukungan pem- sumber pembelanjaan produk yang telah dapat
biayaan perbankan lebih tepat waktu. unggul dalam berkompetisi di pasar bebas, be-
lum memperoleh dukungan yang memadai dalam
Pada sisi Persediaan terlihat adanya peningkatan ketersediaan permodalan.
sebesar Rp. 178 juta dibanding periode sebelumnya
yang lebih dominan berasal dari penambahan ba- Kepemilikan 2 (dua) unit outlet oleh Perseroan,
rang material bangunan untuk jasa konstruksi pada yang dimaksudkan sebagai langkah awal perluasan
Divisi Perumahan. Hal ini sejalan dengan order jasa jaringan penjualan di lokasi-lokasi yang dipandang
konstruksi yang semakin banyak diterima Perseroan. potensial, belum dapat dikembangkan dari segi
penambahan jumlah outlet ataupun kelengkapan
Penurunan nilai Aset Tidak Lancar yang terjadi pada variasi item produk yang dijual. Sehingga, target
tahun 2010 dibandingkan tahun 2009, selain diaki- perluasan jaringan distribusi ke wilayah-wilayah
batkan oleh beban penyusutan juga terdapat pen- sekitar Kabupaten Semarang tidak tercapai.
jualan atas Aset Bergerak (kendaraan) Perseroan
yang sudah tidak produktif dan telah habis nilai Kenaikan sebesar 1% pada Harga Pokok Penjualan
keekonomisannya. divisi ini di tahun 2010 dibanding tahun 2009, lebih
disebabkan penurunan hasil Pendapatan yang di-
Jumlah Kewajiban Perseroan berkurang 7% atau peroleh, yang dihadapkan pada adanya penamba-
senilai Rp. 659 juta dibanding jumlah kewajiban han biaya tenaga kerja karena penyesuaian upah
pada tahun 2009, diakibatkan adanya pembayaran sesuai ketentuan upah Minimum Kabupaten dan
beban hutang pokok kepada pihak perbankan dan biaya operasional lainnya. Hal ini menyebabkan
kepada para supplier. Dan sampai saat ini tingkat perolehan Laba Kotor menurun sebesar 30% dari
kolektibilitas pembayaran hutang Perseroan kepada perolehan tahun 2009 yang tercatat sebesar Rp. 162
para kreditur lembaga keuangan perbankan mau- juta.
pun non perbankan tetap dalam kategori lancar.
Dengan Margin Laba Kotor 3,7% atau turun 1
% dibanding tahun 2009, kontribusi Laba Kotor
Divisi Perdagangan Umum terhadap total Laba Kotor
Perseroan juga menurun sebesar 7% dibandingkan
periode yang sama tahun lalu.

23
GRAFIK : KONTRIBUSI LABA KOTOR DIVISI PERDAGANGAN UMUM GRAFIK : KONTRIBUSI LABA KOTOR DIVISI JASA BOGA
TERHADAP TOTAL LABA KOTOR PERSEROAN ( dalam prosentase ) TERHADAP TOTAL LABA KOTOR PERSEROAN ( dalam prosentase )

Jasa Boga TRANSPORTASI KONTAINER

Penyesuaian harga jual yang dilakukan Perseroan Setelah mengalami kerugian pada tahun 2009 sebe-
telah berhasil meredam kenaikan biaya produksi sar Rp. 60 juta, pada tahun 2010 divisi ini berhasil
yang mencakup biaya pembelian bahan baku, mendapatkan Laba Kotor sebesar Rp. 88 juta atau
tenaga kerja dan operasional lainnya. Dengan ha- meningkat mendekati 250%. Pencapaian ini menja-
sil Pendapatan yang mencapai Rp. 8.419 juta, divisi dikan Divisi Transportasi Kontainer berhasil mem-
ini telah berhasil melampaui perolehan Pendapatan berikan kontribusi Laba Kotor pada Perseroan sebe-
pada periode tahun lalu dengan kenaikan sebesar sar 10%.
7%.
Perolehan Pendapatan yang terlihat menurun
Peningkatan biaya yang terjadi secara absolut atas dibandingkan tahun lalu sebesar 12%, dapat diim-
beban Harga Pokok Penjualan, menjadi tetap secara bangi dengan penurunan pada beban Harga Pokok
prosentase terhadap hasil Pendapatan dibanding- Penjualan terkait penurunan pada beban depresiasi
kan periode tahun 2009 yang disebabkan adanya dan beban bunga pinjaman.
peningkatan hasil Pendapatan Bersih pada tahun
2010. Sehingga, Laba Kotor yang diperoleh masih Kerja sama yang berhasil dirintis dengan perusa-
dapat dipertahankan dengan nilai yang relatif sama haan-perusahaan EMKL dan pabrikan, yang saat ini
dengan perolehan tahun 2009. telah mencakup keseluruh daerah di Provinsi Jawa
Tengah, terus dipertahankan. Dan dalam skala ter-
Hasil Laba Kotor tersebut menjadikan Margin Laba batas, divisi ini juga sudah mulai mengelola pengu-
Kotor divisi ini masih berada pada kisaran angka rusan dokumen ekspedisi muatan kapal laut untuk
7% - 8%. Namun, kontribusi Laba Kotor divisi ini ter- ekspor maupun impor barang.
hadap total Laba Kotor Perseroan menurun menjadi
70% dibanding tahun 2009 yang mencapai 76%.

24
GRAFIK : KONTRIBUSI LABA KOTOR DIVISI TRANSPORTASI KONTAINER GRAFIK : KONTRIBUSI LABA KOTOR DIVISI PERUMAHAN
TERHADAP TOTAL LABA KOTOR PERSEROAN ( dalam prosentase ) TERHADAP TOTAL LABA KOTOR PERSEROAN ( dalam prosentase )

perumahan KEBIJAKAN DEVIDEN

Pada tahun ini, Divisi Perumahan lebih menekan- Komitmen Perseroan untuk melakukan pembayaran
kan perolehan Pendapatannya pada bidang jasa Dividen Kas minimal sebesar 30 % dari bagian Laba
konstruksi. Keberhasilan divisi ini mengembangkan Bersih Perseroan tiap tahunnya telah dilakukan
usaha jasa konstruksi ditunjukkan dengan pening- seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut, terke-
katan hasil perolehan dari Rp. 52 juta pada tahun cuali untuk tahun 2009 tidak dilakukan pembayaran
2009 menjadi Rp. 505 juta di tahun 2010. Namun dividen karena dibutuhkan untuk perkuatan modal
demikian, dengan nilai perolehan Penjualan unit kerja Perseroan. Hal ini sesuai persetujuan para
perumahan sebesar Rp. 235 juta pada tahun 2010 Pemegang Saham Perseroan pada Rapat Umum
atau menurun sebesar Rp. 918 juta, menyebabkan Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2009 yang
Divisi Perumahan mengalami penurunan Pendapatan diselenggarakan pada tanggal 09 Juni 2010 di
sebesar Rp. 465 juta atau 39% dibandingkan tahun Bawen, Kabupaten Semarang.
2009. Keterbatasan Perseroan untuk mengembang-
kan usaha pembangunan perumahan menjadikan
Perseroan mengalihkan potensinya kedalam usaha
jasa konstruksi.

Laba Kotor yang diperoleh Divisi Perumahan


tercatat sebesar Rp. 57 juta atau menurun sebesar
36% dibandingkan tahun 2009 yang tercatat sebe-
sar Rp. 89 juta. Dan besarnya kontribusi Laba Kotor
dari divisi ini terhadap total Laba Kotor Perseroan
mencapai 6%, atau menurun hampir 50% diban-
dingkan periode tahun lalu. Sementara itu, Margin
Laba Kotor yang dapat dicapai masih tetap dikisaran
7% - 8% dibandingkan tahun lalu.

25
Penerapan tata kelola yang baik berpedoman Dewan Komisaris
pada Penerapan Praktek GCG (Good Corporate
Governance) perusahaan, karena tata kelola yang Dewan Komisaris berjumlah 3 (tiga) orang, terdiri
baik adalah salah satu faktor yang penting un- dari Komisaris Utama, Komisaris, dan Komisaris
tuk memenangkan persaingan bisnis dan dapat Independen dan seluruhnya berdomisili di Indonesia.
memberikan arti yang lebih bermakna terhadap
pengelolaan Perseroan di masa yang akan datang. Tugas dan Wewenang
Prinsip prinsip tata kelola Perseroan juga mengacu Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pen-
pada Anggaran Dasar, Undang Undang Perseroan gurusan Perseroan yang dilakukan Direksi serta
Terbatas dan Peraturan Pasar Modal, terus diupa- memberikan nasehat kepada Direksi termasuk me-
yakan sebaik baiknya oleh Perseroan. ngenai rencana pengembangan Perseroan, rencana
kerja dan anggaran tahunan Perseroan, pelaksanaan
Kunci terciptanya GCG (Good Corporate Gover- ketentuan ketentuan anggaran dasar Perseroan
nance) dalam suatu Perseroan adalah berfungsinya dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
secara efektif organ organ Perseroan yaitu Direksi, dan peraturan perundang undangan yang ber-
Dewan Komisaris dan Rapat Pemegang Saham, yang laku. Meneliti dan menelaah laporan tahunan yang
terjamin kualitas dan integritasnya sehingga dapat disusun oleh Direksi serta menandatangani laporan
mencapai tujuan Perseroan sekaligus memenuhi tersebut. Membentuk Komite Audit Perseroan sesuai
kepentingan stakeholders. Lemahnya implemen- dengan kebutuhan Perseroan dan peraturan perun-
tasi GCG akan menyebabkan Perseroan tidak dapat dang undangan yang berlaku, untuk membantu
mencapai tujuan berupa laba Perseroan yang maksi- Komisaris dalam melaksanakan tugasnya. Dan
mal, tidak mampu mengembangkan Perseroan, Komite Audit Perseroan terdiri dari 3 (tiga) orang
serta tidak dapat memenuhi berbagai kepentingan anggota dengan Komisaris Independen sebagai
stakeholders. Ketua Komite dan 2 (dua) orang lainnya sebagai
anggota.
ORGAN PERSEROAN
Komite Audit
Rapat Umum Pemegang Saham
Komite Audit Perseroan berjumlah 3 (tiga) orang,
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah terdiri dari Komisaris Independen sebagai Ketua
merupakan Organ Perseroan yang mempunyai Komite dan 2 (dua) orang lainnya sebagai anggota.
wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi
atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan Tugas dan Wewenang
dalam Undang Undang dan atau Anggaran Dasar. Komite Audit bertugas mengevaluasi laporan ke-
uangan Perseroan ataupun informasi keuangan
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan merupakan lainnya, ketaatan Perseroan dalam memenuhi
forum dimana Direksi dan Komisaris melaporkan dan aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam
mempertanggungjawabkan kinerja Perseroan ke- perundang-undangan pasar modal atau yang terkait
pada pemegang saham. RUPS memiliki wewenang dengan kegiatan operasional lainnya, penelaahan
antara lain untuk mengangkat dan memberhenti- laporan auditor dan menilai pelaksanaan manaje-
kan Komisaris dan Direksi, menetapkan remunerasi men resiko oleh Direksi Perseroan. Kesemuanya
Komisaris dan Direksi serta mengevaluasi kinerja tersebut akan menjadi bahan pelaporan kepada
Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris. Jadwal pelaksanaan tugas dan

26
pertemuan yang diadakan anggota komite ini mini-
mal 12 15 kali per tahun, yang dihadiri oleh mini-
mal 2 (dua) orang anggota.

Direksi

Direksi berjumlah 2 (dua) orang, terdiri dari Direk-


tur Utama dan Direktur, dan seluruh anggota Direksi
berdomisili di Indonesia.

Tugas dan Wewenang


Direksi bertugas memimpin dan mengurus Perse-
roan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan
dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi
dan efektifitas Perseroan dan menguasai, memlihara
serta mengurus kekakayaan Perseroan. Direksi ber-
tanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugas-
nya untuk kepentingan Perseroan, dalam mencapai
maksud dan tujuannya untuk kepentingan Perse-
roan dengan mengindahkan peraturan perundang
undangan dan membuat dan memberikan laporan
tentang kinerja Perseroan secara keseluruhan dalam
Rapat Umum Pemegang Saham.

Untuk lebih memperluas dan menambah


pengetahuan tentang hal hal yang terkait dengan
pengelolaan Perseroan, Direksi mengikuti acara
acara seminar ataupun pelatihan pelatihan yang
diselenggarakan oleh asosiasi emiten, lembaga
penunjang pasar modal ataupun konsultan usaha
yang kompeten di bidangnya.

Sekretaris Perusahaan
Sekretaris Perusahaan dijabat rangkap oleh Direktur
Perseroan.

Tugas dan Wewenang


Sekretaris Perusahaan bertugas memberikan
masukan kepada Direksi dan memantau kepatu-
han Perseroan terhadap pelaksanaan ketentuan
yang tercantum dalam Undang Undang Perseroan
Terbatas, Anggaran Dasar, Peraturan Pasar
Modal dan peraturan lain yang terkait. Memelihara

27
komunikasi yang transparan secara berkala dengan diantara para kompetitor. Pelaksanaannya
Instansi Pemerintah terkait dan para Investor Pasar akan tetap dalam koridor etika berbisnis yang
Modal yang berhubungan dengan permasalahan baik yang selama ini selalu menjadi kebijakan
tata kelola Perseroan, tindakan korporasi dan tran- Perseroan dalam menjalankan usahanya.
saksi materiil. Memberikan informasi terkini yang
akurat mengenai Perseroan kepada para pemegang 3. Kebijakan Pemerintah
saham, media, investor, analisa dan masyarakat
umum secara rutin. Adanya kebijakan Pemerintah yang secara
langsung maupun tidak, dapat mempengaruhi
RESIKO USAHA kelancaran usaha yang dijalankan Perseroan.
Kebijakan yang dimaksud antara lain adanya ke-
Dalam pengelolaan resiko usaha, Perseroan meng- naikan terhadap harga jual bahan bakar minyak
golongkannya dalam 3 (tiga) hal utama yang perlu yang dapat mempengaruhi harga-harga bahan
mendapatkan perhatian khusus, yaitu : pokok yang menjadi biaya produksi bagi Divisi
Jasa Boga, dan kenaikan biaya bahan bakar ser-
1. Adanya ketergantungan yang cukup besar pada ta perawatan kendaraan bagi Divisi Transportasi
pelanggan tertentu Kontainer, dan juga adanya kebijakan Pemer-
intah menyangkut kenaikan suku bunga Bank
Secara keseluruhan, hasil penjualan Perseroan Indonesia (SBI) yang juga turut mempengaruhi
sebesar 83% masih didominasi oleh pendapa- sektor perumahan yang digeluti Perseroan.
tan yang diperoleh dari 1 (satu) kelompok
usaha dibidang tekstil dan produk tekstil yang Untuk menyiasati tantangan usaha tersebut,
berorientasi ekspor. Keberhasilan Perseroan Perseroan melakukan berbagai upaya efisiensi
untuk meminimalisir resiko usaha dengan terhadap biaya-biaya produksi namun tetap
memperkecil tingkat ketergantungan pada memperhatikan segi kualitas produk dan pelay-
pangsa pasar tertentu yang telah mencapai anannya, promosi produk, perolehan order yang
75% sampai tahun 2009, tidak dapat diperta- lebih selektif, dan meningkatkan kerja sama
hankan pada tahun 2010 ini. Upaya ini terham- dengan para mitra usaha.
bat dengan adanya ketersediaan modal kerja
yang sangat terbatas .Dengan upaya penjua-
lan eksternal yang terus dilakukan, diharapkan Bagi para masyarakat khususnya masyarakat pemo-
pada tahun 2011 dan tahun-tahun mendatang, dal, untuk memperoleh informasi mengenai Perse-
tingkat ketergantungan menjadi terus menurun roan dapat menghubungi alamat Sekretariat Perse-
sehingga dampak resiko ketergantungan pada roan sebagai berikut :
pangsa pasar tertentu menjadi lebih tereliminir.
PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk
2. Tingkat Persaingan Usaha U.p. Sekretaris Perusahaan
Jl. Raya Soekarno Hatta Km. 32, Bawen,
Dengan kondisi usaha yang semakin kompeti- Kabupaten Semarang 50661
tif, Perseroan menyadari bahwa inovasi produk Phone/Fax : ( 0298 ) 523-359
dan ketepatan dalam penerapan strategi
usaha lainnya sangat menentukan keberhasi-
lan dalam memenangkan persaingan usaha

28
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
laporan auditor independen

(Halaman ini sengaja dikosongkan)


laporan KEUANGAN

(Halaman ini sengaja dikosongkan)


Ekshibit A-1
PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk
NERACA
PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

Aset Catatan 2010 2009


Rp. Rp.
Aset Lancar
Kas 3 12.500.000,00 12.500.000,00
Bank 4 312.686.414,44 366.102.088,48
Piutang Usaha 5 7.006.510.172,81 7.785.576.028,52
Piutang Lain-lain 6 535.010.935,66 535.010.935,66
Persediaan 2,4;7 2.737.962.926,05 2.559.951.893,44
Uang Muka 8 2.747.146.403,05 2.216.047.346,14
Sub Jumlah Aset Lancar 13.351.816.852,01 13.475.188.292,24

Aset Tidak Lancar 2,5;9


Aset tetap-setelah dikurangi akumulasi
penyusutan tahun 2010 dan 2009 masing -
masing sebesar Rp 3.073.832.604,74 dan
Rp 2.684.151.425,11 1.128.942.218,29 1.600.203.397,92
Aset Pajak Tangguhan 10 0,00 6.102.272,28
Total Aset 14.480.759.070,30 15.081.493.962,44

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Kewajiban Lancar
Hutang Usaha 11 109.042.876,52 79.223.955,41
Biaya Yang Masih Harus Dibayar 12 5.238.672.662,99 5.621.960.715,45
Kewajiban Pajak Yang Masih harus Dibayar 13 718.714.355,73 593.539.493,98
Hutang Bank BTN 14 258.000.000,00 426.000.000,00
Hutang Bank Bukopin 15 500.000.000,00 500.000.000,00
Hutang Bank BRI Syariah 16 1.674.417.126,47 1.937.329.825,00
Sub Jumlah Kewajiban Lancar 8.498.847.021,71 9.158.053.989,84

Ekuitas 17
Modal Saham- Modal Dasar 60.000.000
Saham nominal @ Rp.100,- Modal
ditempatkan dan disetor 30.000.000 lembar
saham. 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00
Agio saham 1.393.084.229,80 1.393.084.229,80
Laba Ditahan Ditentukan Penggunaannya 96.577.904,98 88.994.904,98
Laba Ditahan Tidak Ditentukan 1.492.249.913,81 1.441.360.837,82
Sub Jumlah Ekuitas 5.981.912.048,58 5.923.439.972,60
Total Kewajiban dan Ekuitas 14.480.759.070,30 15.081.493.962,44

Lihat Catatan Atas Laporan Keuangan Yang Tidak Terpisahkan Dari


Laporan Keuangan Secara Keseluruhan
Ekshibit B - 2
PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk
LAPORAN LABA - RUGI
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

CATATAN 2010 2009


Rp. Rp.

PENJUALAN DAN PENDAPATAN 2.7; 18 13.814.883.833,99 14.257.388.956,61

HARGA POKOK PENJUALAN 19 12.943.137.534,71 13.460.360.607,47

LABA KOTOR 871.746.299,28 797.028.349,14

BEBAN OPERASIONAL 20 829.789.712,29 796.045.848,46

LABA OPERASI 41.956.586,99 982.500,68

PENDAPATAN NON OPERASI 21 87.655.751,02 182.829.852,87

LABA SEBELUM PAJAK 129.612.338,01 183.812.353,55

PAJAK KINI 22 35.343.146,75 36.153.394,35

PAJAK TANGGUHAN 6.102.272,28 (3.568.734,62)

LABA SETELAH PAJAK 88.166.918,98 151.227.693,81

LABA PER SAHAM DASAR 2.9 2,94 5,04

Lihat Catatan Atas Laporan Keuangan Yang Tidak Terpisahkan Dari


Laporan Keuangan Secara Keseluruhan
Ekshibit C-3
PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

SALDO LABA
KETERANGAN MODAL DISETOR DITENTUKAN TIDAK DITENTUKAN JUMLAH EKUITAS
PENGGUNAANNYA PENGGUNAANNYA
Rp. Rp. Rp. Rp.
Saldo Awal 3.000.000.000,00 82.194.904,98 1.365.842.482,01 4.448.037.386,99
Agio Saham 1.393.084.229,80 - - 1.393.084.229,80
Tambahan modal disetor - - - -
Cadangan Perseroan - 6.800.000,00 (6.800.000,00) -
Koreksi Laba Tahun Lalu - - (28.109.338,00) (28.109.338,00)
Pembagian Dividen - - (40.800.000,00) (40.800.000,00)
Laba Periode Berjalan - - 151.227.693,81 151.227.693,81
Saldo per 31 Desember 2009 4.393.084.229,80 88.994.904,98 1.441.360.837,82 5.923.439.972,60
Agio Saham - - - -
Tambahan modal disetor - - - -
Cadangan Perseroan - 7.583.000,00 (7.583.000,00) -
Koreksi Laba Tahun Lalu - - (29.694.842,99) (29.694.842,99)
Pembagian Dividen - - - -
Laba Periode Berjalan - - 88.166.918,98 88.166.918,98
Saldo per 31 Desember 2010 4.393.084.229,80 96.577.904,98 1.492.249.913,81 5.981.912.048,59

Lihat Catatan Atas Laporan Keuangan yang tidak terpisahkan dari


Laporan Keuangan Secara Keseluruhan
Ekshibit D-4
PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2010 Dan 2009

KETERANGAN 2010 2009


Rp. Rp.
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan 13.728.276.829,01 12.162.185.239,28
Pendapatan operasional lainya 87.655.751,02 182.829.852,87
Pembayaran Beban Tenaga Kerja (1.912.748.463,00) (1.844.296.619,00)
Pemberian pinjaman ke afiliasi - -
Pembayaran Beban Umum dan Administrasi (829.789.712,29) (796.045.848,46)
Pembayaran Kepada pemasok (11.208.390.078,78) (10.197.465.500,83)
Arus Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi (134.995.674,04) (492.792.876,14)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI


Perolehan Aset tetap 81.580.000,00 459.631.500,00
Kas Bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi 81.580.000,00 459.631.500,00

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN


Tambahan setoran modal - -
Kas Bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan - -

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (53.415.674,04) (33.161.376,14)


KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 378.602.088,48 411.763.464,62
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 325.186.414,44 378.602.088,48
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN :
Kas dan Setara Kas terdiri dari :
Kas 12.500.000,00 12.500.000,00
Bank 312.686.414,44 366.102.088,48
Jumlah Kas dan setara kas 325.186.414,44 378.602.088,48

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan secara keseluruhan
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

(Halaman ini sengaja dikosongkan)


PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk
Catatan Atas Laporan Keuangan
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PT. Pelita Sejahtera Abadi didirikan pada tanggal 14 Januari 2002 berdasar akta
notaris No: 16 dari notaris Ny. O. Hartati, SH. Akta Notaris tersebut telah
mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan HAM Republik Indonesia
No.C.03855.HT.0101 Th.2002 Tanggal 8 Maret 2002 dan telah dicatatkan pada
lembaran Berita Negara No. 48/2002 tanggal 14 Juni 2002 dan Tambahan berita
negara No. 5772/2002. Perubahan Akta Notaris berdasar perubahan anggaran
dasar dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka (Tbk), yaitu berdasar
Akta Notaris Edi Priyono, SH (Notaris di Jakarta) No. 15 tanggal 25 April 2002 dan
telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan HAM Republik Indonesia
No. C-08270 HT.01.04 Th 2002 tanggal 14 Mei 2002. Perubahan Akta Notaris
terakhir berdasar perubahan anggaran dasar Perseroan sesuai Undangundang
Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007 sebagai pengganti Undang-undang No.1
Tahun 1995, dengan Akta Notaris No. 50 tanggal 18 Juni 2008 dari notaris Ny.
O.Hartati, SH dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan HAM
Republik Indonesia No. AHU-82938.AH.01.02 Tahun 2008 Tanggal 06 November
2008. Tempat dan kedudukan perusahaan di Jalan Raya Soekarno Hatta KM-32,
Desa Harjosari, Bawen 50661 Kabupaten Semarang.

1.1 Latar Belakang didirikannya PT. Pelita Sejahtera Abadi Tbk

PT. Pelita Sejahtera Abadi Tbk (Perusahaan) bergerak dalam bidang-bidang


usaha jasa boga, toko serba ada, jasa pelayanan transportasi kontainer (trucking),
wartel dan perumahan. Semua bidang usaha tersebut kecuali perumahan
diperoleh melalui pembelian Aset dan hutang dari Koperasi Karyawan Apacinti
Pelita Sejahtera (Kopkar Apacinti) berdasarkan Akta No. 1,2,3,4, 6 yang dibuat
dihadapan Ende Yahara, SH, Notaris di Bawen tanggal 1 Mei 2002. Dalam bidang
pelayanan pengangkutan barang Perusahaan bekerja sama dengan PT. Apacinti
Corpora yaitu berdasarkan Surat Perjanjian Kerjasama tanggal 31 Januari 2008
yang telah diperpanjang dan berlaku dari tanggal 31 Januari 2010 hingga 31
Januari 2012, sedang untuk pelayanan jasa boga berdasarkan Surat Perjanjian
Kerjasama dengan PT. Apacinti Corpora dengan nomor 04/AIC-Pers/II/2008
tanggal 01 Februari 2008 yang telah diperpanjang dan berlaku dari tanggal 01
Februari 2010 sampai dengan 31 Januari 2012.

5
PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk
Catatan Atas Laporan Keuangan
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan pendirian PT. Pelita Sejahtera Abadi Tbk berdasar Pasal 3
Anggaran Dasar Perusahaan adalah melakukan usaha dalam bidang tekstil,
pengangkutan, pembangunan, real estate, perdagangan, pengadaan barang,
angkutan, jasa boga, industri, pertanian, perkebunan, perhutanan,
pertambangan, peternakan, perikanan, pertambakan, perbengkelan, konsultan
dan bidang jasa
lainnya dalam arti yang seluas-luasnya. PT. Pelita Sejahtera Abadi Tbk memulai
kegiatan operasionalnya sejak 1 Mei 2002

1.3. Struktur Organisasi Perusahaan (PT. Pelita Sejahtera Abadi Tbk)

Jumlah karyawan tetap perusahaan adalah sebanyak 133 orang. Adapun Struktur
organisasi perusahaan berdasarkan perubahan terakhir Akta Notaris Ny. O.
Hartati, S. H. No. 50 tertanggal 18 Juli 2008 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris:
Komisaris Utama : Joseph Natal Sontenes Nababan
Komisaris : Djulian Azwari Imron
Komisaris Independen : Ade Prima Syarif

Direksi:
Direktur Utama : Rakiyo Wibowo
Direktur : Jusca Fariedz

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI

Berikut ini kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan


keuangan perusahaan, yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia.

2.1 Dasar Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dengan menggunakan dasar harga perolehan.


Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung (direct method) dan
arus kas dikelompokkan atas dasar kegiatan operasi, investasi dan
pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas mencakup kas, bank dan
investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau
kurang, setelah dikurangi cerukan. Mata uang pelaporan yang digunakan
untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang rupiah (Rp).

6
PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk
Catatan Atas Laporan Keuangan
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009

2.2 Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui berdasar metode accrual, yaitu diakui pada saat terjadi
penyerahan barang, sedang beban diakui pada saat terjadinya sesuai dengan
masa manfaatnya.
Pengakuan pendapatan yang diterima dari transaksi pembiayaan bagi hasil
adalah berdasar jumlah nominal tetap yang besarnya ditetapkan sesuai
kesepakatan. Pendapatan komisi konsinyasi diakui pada saat barang
konsinyasi terjual.

2.3 Piutang Usaha dan Penyisihan Piutang Usaha

Piutang usaha disajikan dalam jumlah bruto dan perusahaan tidak


membentuk cadangan penyisihan piutang usaha dikarenakan manajemen
berkeyakinan bahwa seluruh piutang usaha dapat tertagih.

2.4 Persediaan

Persediaan barang dagangan dinilai berdasar harga beli terakhir dengan


metode pencatatan perpetual. Perusahaan tidak membentuk penyisihan
persediaan yang rusak atau usang dikarenakan perputaran (turnover)
persediaan sangat tinggi khususnya pada barang jasa boga. Barang-barang
konsinyasi (titipan) dikeluarkan dari persediaan.
Persediaan Tanah dan Bangunan (Rumah) didasarkan pada harga perolehan
dan semua biaya-biaya yang telah dan akan dikeluarkan sehingga tanah dan
bangunan siap pakai (jual).

2.5 Aset Tetap dan penyusutan

Semua Aset tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi


akumulasi penyusutan. Semua Aset tetap disusutkan dengan menggunakan
metode garis lurus (straight line method) selama masa manfaatnya:

Jenis Aset Tetap % Penyusutan


Bangunan 10 %
Inventaris (Peralatan) 12.5 % & 25%
Kendaraan 12.5%

7
PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk
Catatan Atas Laporan Keuangan
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009

Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat Aset atau yang memberikan
manfaat ekonomis berupa peningkatan kapasitas, dikapitalisir dan disusutkan
sesuai dengan tarip penyusutan yang sesuai.
Apabila nilai tercatat Aset lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali,
nilai tercatat Aset harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh
kembali, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan
nilai pakai.
Apabila Aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan
akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan, dan
keuntungan dan kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan laba-rugi.

2.6 Aset sewa guna usaha

Aset tetap yang diperoleh dengan sewa guna usaha pembiayaan (lease)
disajikan berdasar nilai tunainya dari jumlah pembayaran minimum sewa guna
usaha
ditambah harga opsi pada awal periode sewa. Kewajiban yang terkait juga ikut
diakui dan setiap pembayaran angsuran dialokasi sebagai pelunasan hutang
dan pembayaran beban bunga. Aset sewa guna usaha disusutkan dengan
metode yang sama seperti Aset yang dimiliki.

2.7 Pengakuan Pendapatan Transportasi

Pengakuan pendapatan jasa trucking didasarkan pada komisi bersih yang


diterima perusahaan bila menggunakan armada pihak lain. Pemberlakuan
pengakuan tersebut sudah dimulai sejak tahun buku 2005.

2.8 Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang
bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarip pajak yang berlaku.
Pelaporan pajak penghasilan didasarkan pada PSAK No.46 tentang akuntansi
pajak penghasilan (lihat catatan 24).
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode
mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat Aset dan kewajiban
menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak Aset dan
kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan
temporer kena pajak dan Aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan
temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat
dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

8
PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk
Catatan Atas Laporan Keuangan
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarip pajak yang berlaku atau
secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan
dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak
tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar
kompensasi sesuai dengan penyajian Aset dan kewajiban pajak kini, kecuali
Aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda.

2.9 Laba per saham

Laba usaha dan laba bersih per saham tahun 2010 dan 2009 dihitung
berdasarkan rata-rata tertimbang.

2.10 Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Yang dimaksud dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa


adalah:

i. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries),


mengendalikan, atau dikendalikan oleh atau berada di bawah
pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding
companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
ii. perusahaan asosiasi (associated company);
iii. perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung
suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh
secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut
(yang dimaksud dengan keluarga dekat adalah mereka yang dapat
diharapkan mempengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya
dengan perusahaan pelapor);
iv. karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan
tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan
kegiatan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan
manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat dari orang-orang
tersebut;
v. perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara
dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang
yang diuraikan dalam (iii) atau (iv), atau setiap orang tersebut
mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini meliputi
perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi
atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-
perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama
dengan perusahaan pelapor.

9
PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk
Catatan Atas Laporan Keuangan
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009

2.11 Biaya tangguhan

Biaya tangguhan adalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka emisi saham
termasuk semua biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka penawaran umum
perdana (IPO). Biaya emisi saham ini tidak diamortisasi melainkan akan
dikurangkan pada hasil emisi saham, bila proses penawaran umum perdana
menjadi efektif. Adapun biaya perijinan pendirian perusahaan dibiayakan pada
saat terjadinya.

2.12 Informasi Segmen

Informasi segmen perusahaan disajikan menurut pengelompokkan (segmen)


usaha. Segmen usaha adalah komponen yang dapat dibedakan (distinguishable
components) dan menghasilkan suatu produk atau jasa.

10
PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

3 KAS 2010 2009


Rp Rp.
Saldo kas per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 12.500.000,00 dan saldo per 31 Desember 2009 adalah
sebesar Rp 12.500.000,00 dengan perincian sebagai berikut:
Kas Umum 5.000.000,00 5.000.000,00
Kas Perdagangan Umum 3.000.000,00 3.000.000,00
Kas Jasa Boga 2.500.000,00 2.500.000,00
Kas Transportasi 1.000.000,00 1.000.000,00
Kas Perumahan 1.000.000,00 1.000.000,00
12.500.000,00 12.500.000,00

4 BANK 2010 2009


Rp. Rp.
Saldo Bank per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah masing-masing sebesar Rp. 312.686.414,44 dan Rp.
366.102.088,48 dengan perincian sebagai berikut:
Giro Bank Mandiri 136-0002020284 146.043.189,05 234.149.042,63
Giro Bank Mandiri 136-00-0419266-9 8.352.835,87 23.400.592,54
Giro BTN 00013-01-30-000429-2 67.952.754,43 2.082.644,40
Giro Bank Niaga 015-01-02009-00-6 - 1.320.028,07
Giro Bank Bukopin 1002207-18-1 2.565.706,84 8.385.154,84
Giro Bank BRI Syariah 31-16-0025-5 87.771.928,25 96.764.626,00
312.686.414,44 366.102.088,48

5 PIUTANG USAHA 2010 2009


Rp. Rp.
Saldo piutang per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah merupakan piutang afiliasi dan non afiliasi masing-masing
sebesar Rp. 2.735.336.833,47 dan Rp 2.928.162.598,47 dengan perincian sebagai berikut:
Piutang Afiliasi:
Piutang Transportasi 1.047.266.347,00 1.448.518.594,00
Piutang ATK 38.719.895,15 50.299.895,15
Piutang Barang Perdagangan Umum 340.921.831,32 436.205.534,32
Piutang Kantin 94.735.016,00 25.104.298,00
Piutang Pengadaan Jasa Boga 999.761.747,00 824.639.483,00
Piutang PT. ISG 138.734.203,00 112.573.330,00
Piutang Koperasi 1.766.502,00 6.984.855,00
Piutang Extra Fooding 73.431.292,00 23.836.609,00
Total piutang afiliasi 2.735.336.833,47 2.928.162.598,47

Piutang Non Afiliasi: 2010 2009


Rp. Rp.
Saldo per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah masing-masing sebesar Rp 4.271.173.339,34 dan Rp
4.857.413.430,05 merupakan pendapatan yang akan diterima dan piutang non afiliasi lainnya dengan perincian
sebagai berikut:
Piutang Transportasi 114.885.500,00 209.435.000,00
Sewa Kantin - 250.000,00
Penjualan Perdagangan Umum 11.345.942,34 13.804.728,05
Pendapatan Bunga Perdagangan Umum 153.534.788,00 153.534.788,00
Piutang Perumahan 3.982.767.459,00 4.469.356.664,00
Pendapatan Caf 8.639.650,00 11.032.250,00
4.271.173.339,34 4.857.413.430,05
Pendapatan yang akan diterima adalah fee jasa boga atau piutang jasa boga yang di subkontrakkan kepada pihak
lain dan transaksi ini adalah transaksi non afiliasi.
Piutang transportasi merupakan piutang kepada PT. Apac Inti Corpora dan perusahaan lain (non afiliasi) atas jasa
pengangkutan impor maupun ekspor.

11
PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

Piutang barang perdagangan umum adalah timbul dari transaksi penjualan kepada anggota Kopkar Apacinti Pelita
Sejahtera, sedangkan piutang ATK (alat tulis kantor) adalah timbul dari transaksi dengan PT. Apacinti Corpora.

Ikhtisar Umur

Piutang Usaha : 2010 2009 2010 2009


% % Rp Rp
0 - 30
hari 11,20% 13,12% 784.459.936,66 1.021.148.268,37
31 - 60 14,03% 12,04% 982.767.459,00 937.693.362,00
hari
> 60 hari 74,78% 74,84% 5.239.282.777,15 5.826.734.398,15
100,00% 100,00% 7.006.510.172,81 7.785.576.028,52
Berdasarkan penelaahan terhadap masing-masing piutang usaha,manajemen perusahaan berkeyakinan, bahwa
seluruh piutang usaha dapat tertagih,sehingga tidak membentuk penyisihan piutang tidak tertagih.

6 PIUTANG LAIN-LAIN 2010 2009


Rp. Rp.
Jumlah tersebut merupakan saldo piutang lain-lain per 31 Desember 2010 dan 2009 yang masing-masingnya
berjumlah sebesar Rp. 535.010.935,66 dan Rp 535.010.935,66 . Akun ini merupakan Piutang yang timbul dari
transaksi hubungan istimewa penjelasan sebagai berikut:
Piutang Modal Kerja Pada Koperasi Karyawan Apacinti Pelita
Sejahtera 234.917.058,00 234.917.058,00
Piutang bunga pinjaman afiliasi 300.093.877,66 300.093.877,66
535.010.935,66 535.010.935,66
Piutang afiliasi lain-lain adalah merupakan piutang kepada Koperasi Apacinti Pelita Sejahtera atas penggunaan
dana hasil Initial Public Offering (IPO) PT. Pelita Sejahtera Abadi Tbk yang telah dikurangi dengan biaya emisi
saham dengan sisa bersih sebesar Rp 2.593.084.230,00 yang semestinya berdasarkan peruntukkannya dari hasil
IPO tersebut untuk digunakan peningkatan investasi jangka panjang (berupa Aset tetap) dan peningkatan modal
kerja. Total dana yang dialihkan tersebut berjumlah Rp 2.700.000.000,00 yang berasal dari hasil bersih IPO
ditambah dana milik PT. Pelita Sejahtera Abadi Tbk sebesar Rp 106.915.770,00 dan atas pengalihan dana tersebut
kepada Koperasi Karyawan Apacinti Pelita Sejahtera telah dilakukan perjanjian pinjaman antara PT. Pelita
Sejahtera Abadi Tbk dengan Koperasi Karyawan Apacinti Pelita Sejahtera yang tertuang dalam Surat Perjanjian
Pinjaman yang ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal 14 April 2003 dengan bunga 15 % per tahun.
Tahun buku 2006 piutang afiliasi sebesar Rp. 1.555.400.000,00 dan piutang bunga afiliasi sebesar Rp.
624.776.083,00 telah di off-set kan dengan hutang afiliasi (Koperasi Karyawan Apacinti Pelita Sejahtera), dengan
nilai sisa piutang per 31 Desember 2006 sebesar Rp. 775.389.060,00 . Hutang afiliasi yang di off-set kan tersebut
merupakan talangan biaya perumahan yang telah dikeluarkan oleh Koperasi Karyawan Apacinti Pelita Sejahtera
untuk kepentingan PT. Pelita Sejahtera Abadi, Tbk., hal ini sesuai dengan berita acara yang ditandatangani kedua
belah pihak pada tanggal 31 Desember 2006 oleh Direksi PT. Pelita Sejahtera Abadi, Tbk. dan Komisaris
Independen dan dengan Sekretaris Koperasi Karyawan Apacinti Pelita Sejahtera.
Piutang afiliasi sebesar Rp 535.010.935,66 diatas adalah posisi per 31 Desember 2010 setelah ada pembayaran
sebagian dari pokok pinjaman Koperasi Karyawan Apacinti Pelita Sejahtera

7 PERSEDIAAN 2010 2009


Rp. Rp.
Saldo per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah masing-masing sebesar Rp 2.737.962.926,05 dan Rp
2.559.951.893,44 dengan perincian sebagai berikut:
Barang Perdagangan Umum 266.642.578,92 229.954.127,85
Persediaan Tanah dan Bangunan Perumahan 2.417.713.262,88 2.289.082.416,77
Barang Jasa Boga 53.607.084,25 40.915.348,82
2.737.962.926,05 2.559.951.893,44

12
PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

Nilai persediaan Tanah dan Rumah sebesar Rp. 2.417.713.262,88. Adapun lahan tanah untuk perumahan tersebut
diperoleh perseroan dengan melakukan pembelian lahan dari beberapa pihak melalui pelepasan hak atas lahan
tersebut senilai Rp. 1.144.600.000,00 dengan luas total lahan sebesar 24.860 M2 yang berada di Desa Derekan
Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang yang kepemilikannya dibuktikan dengan Sertifikat Hak Guna
Bangunan (HGB) No.1 atas nama perseroan. Sumber dana pembelian tanah tersebut adalah dari pengembalian
sebagian pokok pinjaman dari Koperasi Karyawan Apac Inti Pelita Sejahtera (Pihak Yang memiliki hubungan
istimewa) kepada perseroan yang ditunjukkan dengan Pembaharuan Perjanjian Pinjaman tanggal 16 Juli 2004
antara Koperasi Karyawan Apac Inti Pelita Sejahtera dengan perseroan. Nilai persediaan tersebut juga mencakup
nilai persediaan tanah dan bangunan yang dibeli perseroan dengan nilai Rp. 1.419.650.000,00 di Pringsari seluas
2
24.552 m . Sumber dana pembelian lahan tersebut dari pinjaman Koperasi Karyawan Apacinti Pelita Sejahtera.

8 UANG MUKA 2010 2009


Rp. Rp.
Saldo per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah masing-masing sebesar Rp. 2.747.146.403,05 dan Rp.
2.216.047.346,14 dengan perincian sebagai berikut:
PPN Perdagangan Umum 211.424.486,55 146.170.772,55
PPh 21 77.097.321,00 75.097.321,00
Uang muka Sistem Komputerisasi 94.454.534,00 94.454.534,00
Uang muka Pembelian 1.518.272.109,45 1.279.602.866,74
PPh ps 25 55.745.935,18 56.282.588,18
Biaya Asuransi - 679.090,00
Biaya STNK Trucking 11.077.300,00 9.637.400,00
Biaya Ban Trucking 3.392.000,00 59.090.000,00
Biaya Annual Fee BAE 1.376.503,00 1.376.503,00
Biaya Pencatatan Saham BES 458.337,00 -
Biaya Klaim Barang PT AIC (Kecelakaan Trailler) 300.000,00 300.000,00
Biaya Pembangunan Perumahan 200.095.919,00 31.090.000,00
Biaya Ass. CMMF 88.896.086,00 179.904.386,00
Biaya Ass,Adm. AMF 24.980.526,50 35.920.526,54
Biaya Ass,Adm. Niaga 40.068.022,37 65.445.136,13
Biaya Oprs. Kecelakaan Trailer PT PSA 32.213.700,00 32.213.700,00
Biaya Ass,Adm. Bukopin 6.241.930,00 6.226.855,00
Biaya Ass,Adm,Lain-lain BRI Syariah 148.156.090,00 142.555.667,00
Biaya Operasional EMKL 232.895.603,00 -
2.747.146.403,05 2.216.047.346,14

9 ASET TETAP
Saldo per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah masing-masing sebesar Rp 1.128.942.218,29 dan Rp
1.600.203.397,92 dengan perincian sebagai berikut:
31 Desember 2010
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Harga Perolehan :
Pemilikan langsung
Bangunan 288.274.500,00 - - 288.274.500,00
Kendaraan 3.548.031.490,03 - 90.000.000,00 3.458.031.490,03
Peralatan 448.048.833,00 8.420.000,00 - 456.468.833,00
4.284.354.823,03 8.420.000,00 90.000.000,00 4.202.774.823,03
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan langsung
Bangunan 239.107.265,52 7.001.523,96 - 246.108.789,48
Kendaraan 2.122.624.977,11 341.015.050,83 - 2.463.640.027,94
Peralatan 322.419.182,48 41.664.604,84 - 364.083.787,32
2.684.151.425,11 389.681.179,63 - 3.073.832.604,74
Nilai Buku 1.600.203.397,92 1.128.942.218,29

13
PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

31 Desember 2009
Harga Perolehan : Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Pemilikan langsung
Bangunan 284.864.500,00 3.410.000,00 - 288.274.500,00
Kendaraan 4.037.131.490,03 10.900.000,00 500.000.000,00 3.548.031.490,03
Peralatan 421.990.333,00 26.058.500,00 - 448.048.833,00
4.743.986.323,03 40.368.500,00 500.000.000,00 4.284.354.823,03
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan langsung
Bangunan 232.219.408,20 6.887.857,32 - 239.107.265,52
Kendaraan 2.064.004.374,17 58.620.602,94 - 2.122.624.977,11
Peralatan 276.224.791,17 46.194.391,31 - 322.419.182,48
2.572.448.573,54 111.702.851,57 - 2.684.151.425,11
Nilai Buku 2.171.537.749,49 1.600.203.397,92
Bangunan, Peralatan dan Kendaraan telah diasuransikan terhadap resiko kebakaran dan resiko lainnya pada PT.
Asuransi Sinar Mas dengan nilai pertanggungan Rp 505.200.000,00 mulai tanggal 14 April 2010 dan berakhir
tanggal 14 April 2011 dan PT.Asuransi Jasindo Cabang Semarang Tbk dengan nilai pertanggungan Rp 49.500.000.-
tanggal 9 Februari 2010 sampai dengan 9 Februari 2011. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan
asuransi cukup memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas resiko yang mungkin dialami oleh perusahaan.

10 ASET PAJAK TANGGUHAN 2010 2009


Rp. Rp.
Adalah merupakan jumlah pajak penghasilan yang merupakan aktiva
pajak tangguhan untuk periode mendatang sebagai akibat adanya
perbedaan temporer kena pajak. Aktiva pajak tangguhan ini adalah
timbul dengan adanya pemberlakuan PSAK 46 dan saldo tersebut
adalah saldo per 31 Desember 2010 0,00 6.102.272,28

11 HUTANG USAHA 2010 2009


Rp. Rp.
Saldo per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah masing - masing sebesar Rp 109.042.876,52 dan Rp 79.223.955,41
dengan perincian sebagai berikut:
Hutang Dagang Perdagangan Umum 109.042.876,52 79.223.955,41
109.042.876,52 79.223.955,41

Ikhtisar Umur Hutang 2010 2009 2010 2009


% % Rp Rp
0 - 30
hari 100,00% 100,00% 109.042.876,52 79.223.955,41
100,00% 100,00% 109.042.876,52 79.223.955,41

12 BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR 2010 2009


Rp Rp.
Saldo per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah adalah masing-masing sebesar Rp. 5.238.672.662,99 dan Rp.
5.621.960.715,45 dengan perincian sebagai berikut:
Biaya jasa boga 531.479.816,11 982.789.473,11
Operasional Transportasi 9.510.400,02 132.032.500,02
Hutang biaya sewa kendaraan 458.926,00 -
Titipan konsinyasi 26.075.454,49 24.692.341,75
B. Vulkanisir Ban Truck 20.240.100,00 -

14
PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

Hutang Biaya Gaji 42.117.916,00 99.200.564,00


Hutang Koperasi 1.721.666.524,00 1.737.708.193,00
Titipan sementara 7.694.564,00 1.287.172,00
Hutang B. Pembangunan Perumahan 1.587.732.420,00 1.843.047.920,00
Biaya belanja bahan baku jasa boga 998.843.754,37 595.716.435,57
Hutang PT Adira Jaya Pratama 292.852.788,00 205.486.116,00
5.238.672.662,99 5.621.960.715,45

13 KEWAJIBAN PAJAK YANG MASIH HARUS DIBAYAR 2010 2009


Rp. Rp.
Jumlah tersebut merupakan pajak penghasilan dan PPN yang masih harus dibayar per 31 Desember 2010 dan
2009 masing-masing sebesar Rp 718,714,355.73 dan Rp 593.539.493,98 dengan perincian sebagai berikut:

Pajak penghasilan yang masih harus dibayar 800.020,10 6.476.490,35


PPH ps 21 & 23
- 16.457.180,00
PPN yang masih harus dibayar 717.914.335,63 570.605.823,63
718.714.355,73 593.539.493,98

14 HUTANG BANK BTN 2010 2009


Rp. Rp.
Adalah merupakan hutang Bank BTN per 31 Desember 2010 dan
2009 berdasarkan Akte Perjanjian Kredit dengan Bank Tabungan
Negara (Bank BTN) cabang Semarang dalam rangka fasilitas
pembiayaan pembangunan proyek perumahan "Pelita Asri" dengan
Plafon kredit sebesar Rp 900.000.000,00 (Sembilan Ratus Juta
Rupiah) dengan bunga pinjaman 13,5 % per tahun floating. Dengan
jaminan Sertifikat HGB No.1atas nama PT. Pelita Sejahtera Abadi ,
Tbk Ds. Derekan Kec. Pringapus Kab. Semarang seluas 14.732 m2. 258.000.000,00 426.000.000,00

15 HUTANG BANK BUKOPIN 2010 2009


Rp. Rp.
Adalah merupakan hutang Bank BUKOPIN per 31 Desember 2010
dan 2009 berdasarkan Akte Perjanjian Kredit dengan Bank BUKOPIN
cabang Semarang dalam rangka Modal Kerja Perdagangan dan Jasa
Boga dengan Plafon kredit Rp 500.000.000,00 (Lima Ratus Juta
Rupiah) dengan Bunga pinjaman 14 % per tahun floating. Dengan
jaminan sebidang tanah dan bangunan kios dengan SHM No. 3302
No. 44/purwoyoso/2000 tanggal 12 Desember 2000 dengan luas
2
tanah 419 m terletak di Villa Ngaliyan Permai II L-1 Purwoyoso Kec
Ngaliyan Kota Semarang yang tercatat atas nama Tuan Anas
Bahfen. 500.000.000,00 500.000.000,00

15
PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

16 HUTANG Bank BRI Syariah 2010 2009


Rp. Rp.
Adalah merupakan hutang Bank BRI Syariah per 31 Desember 2010
berdasarkan Akte Perjanjian Kredit dengan Bank BRI Syariah
Cabang Semarang untuk Modal Kerja PT. Pelita Sejahtera Abadi Tbk
dengan Plafon kredit Rp 2.500.000.000,00 dengan jaminan BPKB 4
unit kendaraan Nissan dengan nomor polisi H-1755-BC, H-1756-BC,
H-1757-BC, H-1758-BC beserta semi trailer dan BPKB 4 unit
Kendaraan Hino dengan nomor polisi H-1886 AC, H-1891 AC, H-
1889 AC, H-1846 AC beserta semi trailer dan Tanah yang terletak di
kecamatan Tuntang Jawa Tengah dengan bukti kepemilikan SHM
No. 317, 323, 356 a/n Tn. Rakiyo Wibowo (Direktur Utama PT. Pelita
2 2
Sejahtera Abadi, Tbk) masing-masing seluas 4.582 m , 9.555 m
2
5.608 m . 1.674.417.126,47 1.937.329.825,00

17 MODAL DISETOR

Modal dasar perusahaan berdasarkan perubahan akta terakhir nomor 15 tanggal 25 April 2002 yang dibuat
dihadapan Edi Priyono, SH, Notaris di Jakarta adalah 60.000.000 lembar dengan nilai nominal per lembar Rp
100,00. Modal ditempatkan dan disetor penuh setelah ada emisi saham baru (dari IPO) tunai adalah 30.000.000
lembar dengan komposisi kepemilikan per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2010 (%) 2009 (%) 2010 (Rp) 2009 (Rp)
Henri Kurniawan(14.600.000 lbr) 48,67% 0,00% 1.460.000.000,00 -
Kopkar Apacinti(14.600.000 lbr) 48,67% 54,00% 1.460.000.000,00 1.620.000.000,00
Masyarakat ...(15.400.000 lbr) 51,33% 46,00% 1.540.000.000,00 1.380.000.000,00
Modal Disetor (30.000.000 lbr) 100,00% 100,00% 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00
Agio saham 1.393.084.229,80 1.393.084.229,80

18 PENJUALAN DAN PENDAPATAN 2010 2009


Rp. Rp.
Jumlah tersebut merupakan penjualan dan pendapatan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2010 dan
2009 masing - masing sebesar Rp 13.814.883.833,99 dan Rp 14.257.388.956,61 dengan perincian sebagai berikut
:
Perdagangan Umum 3.095.315.277,99 3.456.634.129,61
Jasa Boga 8.419.473.310,00 7.835.529.157,00
Perumahan 740.224.488,00 1.205.229.500,00
Transportasi 1.559.870.758,00 1.759.996.170,00
13.814.883.833,99 14.257.388.956,61
Harga jual antar segmen ditetapkan berdasar biaya yang dikeluarkan (cost ) ditambah keuntungan sebesar suatu
persentase tertentu.
Transaksi penjualan perusahaan Rp 11,437,764,280.22 atau sebesar 83 ( %) dilakukan kepada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa yaitu kepada PT. Apac Inti Corpora khususnya untuk penjualan jasa boga dan
transportasi (jasa pengangkutan container PT. Apacinti Corpora). Adapun penjualan kepada pihak ketiga adalah
perumahan dan sebagian untuk perdagangan umum bagi masyarakat sekitar perusahaan yaitu sebesar 17% atau
sebesar Rp 2,377,119,553.77

19 HARGA POKOK PENJUALAN 2010 2009


Rp. Rp.
Jumlah tersebut merupakan harga pokok penjualan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009.
Perincian harga pokok penjualan tersebut adalah sebagai berikut:
Perdagangan umum dan wartel 2.981.756.485,62 3.294.850.188,06
Jasa Boga 7.806.110.121,83 7.229.061.486,64
Perumahan 683.769.150,60 1.116.188.218,49
Transportasi 1.471.501.776,66 1.820.260.714,28
12.943.137.534,71 13.460.360.607,47

16
PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

20 BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM 2010 2009


Rp. Rp.
Jumlah tersebut merupakan beban administrasi dan umum untuk periode yang berakhir 31 Desember 2010 dan
2009. Perincian biaya administrasi dan umum tersebut adalah sebagai berikut:
Personalia 529.142.213,00 522.822.747,00
Administrasi dan umum 300.647.499,29 273.223.101,46
829.789.712,29 796.045.848,46

21 PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASI 2010 2009


Rp. Rp.
Jumlah tersebut merupakan pendapatan dan beban non operasi yaitu pendapatan bunga bank dan beban lain-lain
untuk periode yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 dengan perincian sebagai berikut :
Penghasilan lain-lain - -
Pendapatan non operasi (bunga bank) 3.655.751,02 4.829.852,87
Pendapatan non operasi (penjualan aktiva) 84.000.000,00 178.000.000,00
87.655.751,02 182.829.852,87
22 PAJAK PENGHASILAN 2010 2009
Rp. Rp.
Jumlah tersebut merupakan Pajak Penghasilan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 dengan
perincian sebagai berikut:
Pajak penghasilan:
Kini 35.343.146,75 36.153.394,35
Beban/(Benefit) Pajak Tangguhan 6.102.272,28 (3.568.734,62)
Jumlah 41.445.419,03 32.584.659,73
Rekonsiliasi fiskal:
Laba (Rugi) sebelum pajak 129.612.338,01 183.812.353,55
Koreksi Fiskal:
- Beda Tetap:
Koreksi positif:
- Beban karyawan - -
- Beban administrasi dan umum 15.416.000,00 -
15.416.000,00 -
Koreksi negatif:
- Penghasilan bunga bank (3.655.751,02) (4.829.852,87)
Sub jumlah koreksi beda tetap 11.760.248,98 (4.829.852,87)
- Beda Waktu:
Koreksi negatif:
- Beban penyusutan (0,00) (21.793.829,58)
Koreksi positif:
- Beban penyusutan
Penghasilan kena pajak 141.372.586,99 157.188.671,10
PPh terhutang:
(28%-5%)x Rp.157.188.671,10 - 36.153.394,35
(25% x Rp. 141,372,586.99) 35.343.146,75 -
Uang muka pajak 34.543.281,00 29.676.904,00
Pajak penghasilan terhutang 799.865,75 6.476.490,35
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak penghasilan dan
tarip pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
Laba sebelum pajak 129.612.338,01 183.812.353,55
Penghasilan yang dikenai PPh final (3.655.751,02) (4.829.852,87)
125.956.586,99 178.982.500,68
Pajak dihitung pada tarip pajak 25% dan (28%-5%) 31.489.146,75 41.165.975,16
Beban yang merupakan beda waktu (0,00) (5.012.580,80)
Pengurang beda tetap 3.854.000,00 -
Beban pajak penghasilan 35.343.146,75 36.153.394,35

17
PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

Pajak Tangguhan:
Aset pajak tangguhan
Kewajiban Pajak Tangguhan
Beban penyusutan 0,00 21.793.829,58
0,00 21.793.829,58
Tarip pajak x25% x28%
Aset Pajak Tangguhan 0,00 6.102.272,28
Beban (benefit) pajak tangguhan:
Aktiva pajak tangguhan Akhir 0,00 6.102.272,28
Aktiva Pajak Tangguhan Awal 6.102.272,28 2.533.537,66
Beban (benefit) pajak tangguhan: 6.102.272,28 (3.568.734,62)
Kewajiban pajak tangguhan - Akhir - -
Kewajiban pajak tangguhan - Awal - -
Beban (benefit) pajak tangguhan: - -
Beban (benefit) pajak tangguhan (netto) 6.102.272,28 (3.568.734,62)

23 PEMUSATAN RESIKO

Kegiatan usaha PT. Pelita Sejahtera Abadi Tbk tidak terlepas dari keterkaitan dengan PT. Apac Inti Corpora itu
sendiri. Hal ini dikarenakan 83 % kegiatan usaha perusahaan adalah memanfaatkan potensi kegiatan usaha PT.
Apac Inti Corpora meskipun kegiatan dengan memanfaatkan potensi di luar PT. Apac Inti Corpora juga dilakukan,
namun secara umum kegiatan usaha perusahaan masih dominan terkait dengan PT. Apac Inti Corpora. Dengan
demikian perkembangan perusahaan dimasa depan juga akan dipengaruhi oleh kemajuan yang dicapai PT.Apac
Inti Corpora.

24 TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA

Adanya hubungan istimewa antara PT. Pelita Sejahtera Abadi Tbk dengan pihak-pihak sebagaimana dijelaskan
dalam catatan 5 diatas, tidak mengakibatkan persyaratan transaksi tersebut diatas berbeda dengan transaksi lain
yang dilakukan dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa.
2010 2009 2010 2009
a. Piutang Usaha dan Piutang % % Rp. Rp.
Piutang Usaha pada PT.
Apacinti Corpora 34,43% 33,84% 2.596.602.630,47 2.815.589.268,47
Piutang Usaha pada PT. ISG 1,84% 1,35% 138.734.203,00 112.573.330,00
Piutang Usaha non afiliasi 56,64% 58,38% 4.271.173.339,34 4.857.413.430,05
Piutang Lain-lain pada
Koperasi Karyawan Apacinti
Pelita Sejahtera 7,09% 6,43% 535.010.935,66 535.010.935,66
100,00% 100,00% 7.541.521.108,47 8.320.586.964,18
Piutang lain-lain pada Koperasi Karyawan Apacinti Pelita Sejahtera berupa tagihan atas pembayaran antar jemput
karyawan (anggota koperasi) dan kredit kepemilikan rumah dan uang muka KPR anggota koperasi Apacinti Pelita
Sejahtera (pihak yang memiliki hubungan istimewa). Termasuk juga piutang lain-lain tersebut adalah piutang bunga
pinjaman afiliasi dari hasil IPO (lihat catatan 6).
b. Sifat Hubungan Istimewa
Perusahaan dimana sebagian pengurus atau manajemennya sama dengan pengurus pada PT. Apacinti Corpora
dan Koperasi Karyawan Apacinti Pelita Sejahtera. Perusahaan memiliki hubungan istimewa dengan PT. Apacinti
Corpora karena Komisaris PT. Pelita Sejahtera Abadi Tbk merupakan karyawan pada PT. Apacinti Corpora. Serta
salah satu anggota Direksi Perusahaan merupakan Pengurus Koperasi Karyawan Apacinti Pelita Sejahtera.
c. Transaksi Hubungan Istimewa
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi dengan :
-PT. Apacinti Corpora meliputi transaksi:
Penyediaan masakan siap saji (jasa boga) untuk karyawannya dan pengangkutan bahan baku (impor) maupun
bahan jadi (ekspor)
-Koperasi Karyawan Apacinti Pelita Sejahtera ,meliputi transaksi : penagihan piutang barang dagangan
-Anggota Koperasi Karyawan Apac Inti Pelita Sejahtera yang juga karyawan PT. Apac Inti Corpora.

18
PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

25 INFORMASI SEGMEN USAHA

Perusahaan saat ini melakukan kegiatan perdagangan umum, jasa boga, transportasi dan perumahan sekaligus
manajemen menyajikan informasi segmen usaha menjadi kelompok sebagai berikut:
- Perdagangan umum
- Jasa Boga
- Transportasi
- Perumahan
Penjualan dan pendapatan segmen, jumlah aktiva serta jumlah kewajiban segmen adalah sebagai berikut:
a. Penjualan 2010 2009 2010 2009
% % Rp. Rp.
Perdagangan umum 22,41% 24,24% 3.095.315.277,99 3.456.634.129,61
Jasa Boga 60,94% 54,96% 8.419.473.310,00 7.835.529.157,00
Transportasi 11,29% 12,34% 1.559.870.758,00 1.759.996.170,00
Perumahan 5,36% 8,45% 740.224.488,00 1.205.229.500,00
100,00% 100,00% 13.814.883.833,99 14.257.388.956,61

b. Laba kotor 2010 2009 2010 2009


% % Rp. Rp.
Perdagangan umum 13,03% 20,30% 113.558.792,37 161.783.941,55
Jasa Boga 70,36% 76,09% 613.363.188,17 606.467.670,36
Transportasi 10,14% -7,56% 88.368.981,34 (60.264.544,28)
Perumahan 6,48% 11,17% 56.455.337,40 89.041.281,51
100,00% 100,00% 871.746.299,28 797.028.349,14

c. Jumlah Aset 2010 2009 2010 2009


% % Rp. Rp.
Perdagangan umum 7,70% 7,29% 1.115.649.231,09 1.098.919.878,93
Jasa Boga 24,09% 24,44% 3.487.753.528,67 3.685.917.908,75
Transportasi 22,07% 23,02% 3.196.275.514,15 3.472.611.249,93
Perumahan 46,14% 45,25% 6.681.080.796,39 6.824.480.801,43
100,00% 100,00% 14.480.759.070,30 15.081.929.839,04

d. Kewajiban 2010 2009 2010 2009


% % Rp. Rp.
Perdagangan umum 1,59% 1,13% 135.118.331,01 103.916.297,16
Jasa Boga 55,25% 53,66% 4.695.937.752,21 4.914.061.907,66
Transportasi 1,74% 1,46% 147.641.392,02 133.319.672,02
Perumahan 41,42% 43,75% 3.520.149.546,47 4.006.756.113,00
100,00% 100,00% 8.498.847.021,71 9.158.053.989,84

26 IKATAN

Perusahaan juga telah melakukan perjanjian sewa menyewa dengan PT. Apac Inti Corpora yaitu dalam hal sewa
2
tanah seluas lebih kurang 300 M yang merupakan sebagian dari sertifikat Hak Guna Bangunan No.11 seluas
2
109.223 m dengan jangka waktu 10 tahun untuk lahan waserda dan sewa tanah dengan sertifikat Hak Milik No.
1056 atas nama Benny Soetrisno dengan luas 5.225 M2 dengan jangka waktu 10 tahun untuk lahan Jasa Boga.

27 PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA

Tidak ada peristiwa setelah tanggal neraca yang mempengaruhi laporan keuangan yang berakhir tanggal 31
Desember 2010

19

Anda mungkin juga menyukai