BAB I
DESKRIPSI PERUSAHAAN
1.1.1 GambaranUmum
PT. Bayu Aji Interbuana adalah “cikal bakal” dengan nama PT. Nusajaya
Sinar Perkasa didirikan pada tahun 1990 sebagai perusahaan yang bergerak dibidang
Supplier. Dalam perjalanannya sebagai supplier telah menghasilkan prestasi dan
peluang-peluang usaha selain pada jasa supplier dan juga dibidang jasa konstruksi.
Pengalaman dan prestasi selama 8 tahun telah memberikan inspirasi kepada
para Pengurus Perseroan untuk lebih fokus dan mengembangkan usaha dibidang jasa
kontruksi sejalan dengan perkembangan dunia usaha jasa konstruksi di Indonesia
yang terus meningkat.
Pada tahun 1997 masyarakat jasa konstruksi mengalami “lesu darah” yang
diakibatkan terjadinya krisis moneter yang melanda bangsa Indonesia, namun berkat
kegigihan para Pengurus Perseroan eksistensi usaha Perseroan dapat dipertahankan
sehingga pada tanggal 6 Januari 1998, untuk lebih fokus pada bidang usaha jasa
konstruksi dengani membentuk PT. Bayu Aji Interbuana.
Prestasi awal yang telah dicapai sejak didirikan sampai dengan tahun 1997
baru memiliki nilai pekerjaan kecil menengah dengan pencapaian penjualan sampai
dengan Rp 20 Milyar.
Tahun 1997 sampai dengan tahun 2000, meskipun dalam status
mempertahankan eksistensi Perusahaan dibidang jasa konstruksi, kami bahkan
mampu mendapatkan kepercayaan masyarakat jasa konstruksi melalui Award ISO
9002 : 9004. Tahun 2000 PT. Bayu Aji Interbuana telah mencapai kualifikasi
Perusahaan besar grade 7 dan tahun 2003 kembali memperoleh award ISO 9001 :
2000. Prestasi usaha yang telah PT. BAI capai sampai dengan sekarang adalah
pencapaian nilai penjualan sampai dengan sebesar Rp 800 Milyar.
45
Menjadi Perusahaan Swasta Nasional yang profesional dibidang Jasa Konstruksi yang
mampu bersaing pada pasar global dan mampu menghasilkan produk-produk
berkualitas serta mampu memberikan kepuasan kepada para stakeholder.
Misi
1. Menjadi perusahaan swasta nasional yang mempunyai kinerja setara dengan
perusahaan konstruksi berskala internasional dan mampu bersaing pada pasar global
PT. Bayu Aji Interbuana berdiri pada tanggal 6 Januari 1998, Pondok Indah
Trace Tower 3, Jl. Sultan Iskandar Muda, RT.4/RW.3, Pd. Pinang, Kec. Kby. Lama,
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12310, Indonesia seperti
padaGambar 1.2 berikut :
2
(Sumber:maps, 2021)
Gambar 1.2 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
Selain itu definisi dari istilah manajemen adalah suatu seni mengarahkan
orang lain untuk mencapai tujuan utama dalam suatu organisasi melalui poses
perencanaan (planning), mengelola (controlling), dan pengorganisasian (organizing)
sumber daya manusia dengan efektif dan efisien.
3
Pemenuhan tenaga kerja harus dilakukan dengan pertimbangan dan proses
yang matang sehingga didapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan kualifikasi yang
dibutuhkan. PT. Bayu Aji Interbuana merekrut sumberdaya manusia baik dari dalam
daerah maupun dari luar daerah dengan melakukan proses seleksi.
PT. Bayu Aji Interbuana memiliki ketentuan hari kerja senin sampai dengan
jum’at selama 8 jam kerja/hari.
4
1.2.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Dengan adanya struktur organisasi maka kita dapat melihat pembagian kerja
dan bagaimana fungsi atau kegiatan yang berbeda bisa dikoordinasikan dengan baik.
Artinya, masing-masing komponen di dalamnya akan saling mempengaruhi yang
pada akhirnya akan berpengaruh pada sebuah organisasi secara keseluruhan.
Berikut ini adalah contoh gambaran struktur organisasi di PT. Bayu Aji
Interbuana pada Gambar 1.3 berikut.
5
1.2.4 Tugas dan Tanggung Jawab
Setiap bagian memiliki tugas dan tanggung jawab masing – masing, struktur
organisasi dibuat dengan praktis dan jelas agar setiap bagian dapat berkoordinasi
dengan bagian yang lainnya dan juga agar setiap bagian dapat memahami betul tugas
dan tanggung jawab bagiannya.
Gambar 1.3 merupakan struktur organisasi yang ada di PT. Bayu Aji
Interbuana dan apabila kita melihat dari struktur organisasi di PT. Bayu Aji
Interbuana maka kita dapat mengetahui pembagian tugas serta tanggung jawab
anggota struktur organisasi PT. Bayu Aji Interbuana terdiri dari :
1. Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan
secara umum dan atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi
nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris memiliki tugas fiduciary untuk
bertindak demi kepentingan terbaik perusahaan dan menghindari semua bentuk
benturan kepentingan pribadi.Pengangkatan dan pemberhentian, tugas dan
wewenang, serta hak dan kewajiban Dewan Komisaris serta hal-hal lain yang
bertalian dengan Dewan Komisaris diatur dalam Anggaran Dasar perusahaan
serta ketentuan-ketentuan lain berdasarkan best practices tata kelola bisnis.
Dewan Komisaris memiliki tugas:
a. Mengawasi Direksi dalam menjalankan kegiatan perusahaan serta
memberikan nasihat kepada Direksi.
b. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang
Perusahaan (RJPP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
c. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja Direksi.
d. Mengkaji sistem manajemen.
e. Memantau efektivitas penerapan Good Corporate Governance dan
melaporkannya kepada RUPS.
f. Menginformasikan kepemilikan sahamnya pada perusahaan untuk
dicantumkan dalam laporan tahunan perusahaan.
g. Mengusulkan auditor eksternal untuk disahkan dalam RUPS dan memantau
pelaksanaan penugasan auditor eksternal.
h. Menyusun pembagian tugas masing-masing anggota Dewan Komisaris sesuai
dengan keahlian dan pengalaman.
6
Dewan Komisaris memiliki kewajiban:
a. Memberikan saran dan pendapat kepada RUPS mengenai RJPP dan RKAP
yang diusulkan Direksi serta menandatangani rencana tersebut.
b. Melakukan pengawasan terhadap pengurusan perusahaan, termasuk
pengawasan atas pelaksanaan RKAP, usulan perubahan dan perbaikan
Anggaran Dasar Perusahaan, serta melakukan penilaian kinerja Direksi.
c. Mengikuti perkembangan kegiatan perusahaan dan segera melaporkan kepada
RUPS disertai dengan saran langkah perbaikan dalam hal perusahaan
menunjukan gejala kemunduran.
d. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan
oleh Direksi serta menandatangani laporan tahunan.
e. Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Direksi, maka Dewan Komisaris wajib
menunjuk salah seorang Direksi lainnya sebagai pemangku jabatan yang
lowong hingga ditunjuknya pengganti oleh RUPS.
f. Memastikan bahwa perusahaan telah memenuhi segala ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
g. Mendokumentasikan materi rapat Dewan Komisaris.
h. Melaporkan kepada perusahaan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau
keluarganya dalam perusahaan lain.
i. Membuat laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama
tahun buku yang baru lampau kepada RUPS.
7
e. Menunjuk orang yang mampu memimpin.
f. Mengawasi suatu bisnis dan proses bisnis perusahaan yang di pimpin.
Adapun direktur memiliki tanggung jawab dan wewenang yang cukup berat
karena harus mengatur perusahaan secara menyeluruh. Adapun tanggung jawab
direktur perusahaan secara garis besar antara lain :
a. Mebuat kebijakan – kebijakan dalam perusahaan yang di pimpin.
b. Memilih, menetukan, dan mengawasi pekerjaan setiap karyawan.
c. Betanggung jawab atas kerugian yang dialami oleh perusahaan.
d. Merencanakan serta mengambangkan sumber – sumber pendapatan dan
pembelanjaan kekayaan perusahaan.
e. Bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungannya dengan dunia
luar perusahaan.
8
g. Mengawasi seluruh karyawan apakah tugas yang dilakukan sesuai dengan
standar operasional perusahaan.
h. Bertanggung jawab pada pengembangan kualitas produk ataupun karyawan.
i. Membuat laporan kegiatan untuk diberikan kepada direktur utama.
j. Bertanggung jawab pada proses operasional, produksi, proyek dan kualitas
hasil produksi.
9
f. Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa keuanganuntuk
dapat memberikan masukan dari sisi keuangan bagi pimpinanperusahaan
dalam mengambil keputusan bisnis, baik untuk kebutuhaninvestasi, ekspansi,
operasional maupun kondisi keuangan lainnya.
g. Merencanakan dan mengkonsolidasikan perpajakan seluruhperusahaan untuk
memastikan efisiensi biaya dan kepatuhan terhadapperaturan perpajakan.
10
e. Menanggapi dan mencari solusi permasalahan terkait keluhan pelanggan jika
belum mampu ditangani oleh bawahan.
f. Mengesahkan Prosedur dan Instruksi Kerja didalam Departemen Marketing.
g. Melakukan pengendalian terhadap planning yang telah disusun untuk menjamin
bahwa sasaran yang ditetapkan dapat terwujud, Contohnya: volume penjualan
dan tingkat keuntungan.
h. Melakukan langkah antisipatif ketika menghadapi penurunan order.
i. Memberikan persetujuan kredit pelanggan dalam batasan yang normal.
j. Melakukan demarketing apabila terjadi overload produksi.
k. Melakukan analisis pelanggan yang mengalami kecenderungan macet kredit.
7. KA Divisi Pemasaran
a. Melakukan riset pasar untuk menentukan harga dan seberapa banyak pesaing
yang memiliki produk serupa.
b. Memahami dan memperkirakan kebutuhan dan harapan konsumen terhadapap
produk yang dipasarkan.
c. Membuat strategi dan perencanaan produk dan membuat strategi Z serta
menjadi jembatan antara perusahaan dan lingkungan eksternal. Hal ini
dilakukan sebagai perwujudan konsep marketing communication.
d. Melakukan identifikasi dan meramalkan peluang pasar dan merencanakan
pengembangan jaringan pemasaran.
8. KA Divisi Oprasi
a. KA Divisi operasi melakukan pemantauan atas setiap kegiatan perusahaan
(bagian gudang dan bagian pengiriman) untuk keluar masuk barang.
b. Membangun hubungan baik dengan customer untuk memastikan barang yang
dikirim tepat waktu dan dalam kondisi sesuai yang diharapkan.
c. Memastikan SOP dijalankan benar oleh seluruh bagian.
d. Memastikan pencapaian target penjualan bersama manager keuangan.
e. Melaporkan seluruh kegiatan operasional perusahaan kepada direktur.
g. KA Divisi operasi tidak berwenang menerima dana hasil penjualan langsung
dari konsumen dan tidak berhak mengeluarkan uang tanpa sepengetahuan
direktur
11
9. KA Divisi HRD
Berikut ini adalah Tugas dan Tanggung Jawab KA Divisi HRD:
a. Mampu memaksimalkan SDM dibawah Departemen HR
b. Perencanaan perekrutan SDM
c. Seluruh kegiatan pemeliharaan SDM
d. Membimbing karyawan agar mampu membuat perencanaan, implementasi dan
penilaian kerja mandiri.
e. Evaluasi karyawan
f. Peningkatan kualitas SDM dengan berbagai pelatihan yang sesuai.
g. Mempertahankan dan meningkatkan kinerja SDM
12
(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)
Gambar 1.4 Gedung Kantor Redaksi Tabloid
b. Gedung Kantor Redaksi Tabloid
Nama Proyek : Gedung Kantor Redaksi Tabloid
Lokasi : Jl. Kebayoran Lama No. 1119 Jakarta
Pemilik : PT. Kompas Media Nusantara
Alamat Pemilik : Jl. Palmerah Selatan No. 21-22 Jakarta Selatan.
13
Alamat Pemilik : Menara Batavia Lt. 12 A Jl. K.H.Mas Mansyur Kav.
126 Jakarta.
14
Pemilik : Kanwil. Depsos DKI Jakarta
Alamat Pemilik : Jl. Marga Guna N0. 1 Jakarta Selatan
15
Pemilik : PT. Asuransi Astra Buana
Alamat Pemilik : Jl. TB Simatupang Kav. 15 Jakarta Selatan
16
Pemilik : PT. Toyoplas Manufacturing Indonesia
Alamat Pemilik : Blok D II, 9 & 21 Kawasan Industri Kota Bukit Indah
17
Pemilik : PT. Jaddi Pastrisindo Gemilang
Alamat Pemilik : Jl. Kesehatan III No. 13 Jakarta
18
(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)
Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
c. Renovasi Interior Priority Banking Bank
Nama Proyek : Renovasi Interior Priority Banking Bank
Lokasi : Jl. Toar 4 - 6 Manado
Pemilik : PT. Bank Mandiri (Persero)
Alamat Pemilik : Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.36-38 Jakarta
19
(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)
Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
e. Renovasi Gedung Asuransi Astra Buana (Garda Otto)
Nama Proyek : Renovasi Gedung Asuransi Astra Buana (Garda Otto)
Scope Pek. : Interior & ME
Lokasi : Jl. TB Simatupang Kav. 15 Jakarta Sealatan
Pemilik : PT. Asuransi Astra Buana
Alamat Pemilik : Jl. TB Simatupang Kav. 15 Jakarta Selatan
20
(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)
Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
21
(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)
Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
22
Alamat Pemilik : Jl. Taman Stasiun No. 1 Gambir – Jakarta
23
Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
d. Proyek Pengerukan Drainase Kota Jakarta Selatan
24
(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)
Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
g. Proyek Pembangunan Jembatan Jembatan Malo Kabupaten Bojonegoro
25
(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)
Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
1.4 Daftar Alat Berat PT. Bayu Aji Interbuana
Perencanaan peralatan suatu proyek yang khususnya menggunakan alat-alat
berat,meliputi tahap pemilihan, tahap pemakaian dan tahap pengelolaan alat-alat
berat. Ketiga tahapan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan,
sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap kesuksesan proyek yang akan
dikerjakan. Ketiga unsur tersebut secara keseluruhan tercakup dalam manajemen alat
berat. Pemilihan alat-alat berat merupakan langkah awal yang harus ditempuh dan
diperhatikan dengan seksama, karena apabila terdapat kekeliruan di dalam tahap
pemilihan, maka akan menimbulkan kesulitan-kesulitan di dalam tahap
pemakaiannya yang pada gilirannya akan menimbulkan kesulitan pula dalam tahap
pengelolaan alat-alat berat itu sendiri. Berikut ini daftar – daftar alat berat PT. Bayu
Aji Interbuana dapat dilihat pada table dibawah ini:
26
BAB II
PEMBAHASAN DAN HASIL
2.1 Pembahasan
Proyek adalah usaha yang bersifat sementara untuk menghasilkan produk atau
layanan yang unik. Pada umumnya, proyek melibatkan beberapa orang yang saling
berhubungan aktivitasnya dan sponsor utama proyek biasanya tertarik dalam
penggunaan sumber daya yang efektif untuk menyelesaikan proyek secara efisien dan
tepat waktu (Dimyati dan Nurjaman, 2014).
Menurut Heizer dan Render (2016)proyek adalah sederetan tugas yang
diarahkan kepada suatu hasil utama. Proyek adalah upaya atau aktivitas yang
diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan-harapan penting dengan
menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang tersedia, yang harus
diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa proyek merupakan suatu
kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap
waktu, anggaran dan sumber daya serta memiliki spesifikasi tersendiri atas produk
yang akan dihasilkan (Nurhayati, 2010).
Setiap proyek memiliki tujuan khusus, dan dalam proses pencapaian tujuan
tersebut ada tiga konstrain yang harus dipenuhi, yang dikenal dengan Trade-Off
Triangle atau Triple Constraints. Triple Constraints adalah usaha pencapaian tujuan
yang berdasarkan batasan sebagai berikut (Dimyati dan Nurjaman 2014).
1. Tepat mutu, mutu adalah apa yang akan dikerjakan oleh proyek tersebut,
produk, layanan atau hasil yang diraih proyek tersebut atau disebut
sebagai kinerja (performance), harus memenuhi spesifikasi dan kriteria
dalam taraf yang disyaratkan oleh pemilik.
27
2. Tepat waktu, yang di maksud dengan waktu ialah berapa lama waktu
yang di butuhkan untuk melaksanakan suatu proyek serta apa itu jadwal
proyek. salah satu komponen yang menjadi target utama dalam sebuah
proyek. Pada intinya faktor waktu ini adalah bagaimana kita menentukan
lamanya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah proyek.
Komponen waktu begitu berarti, terutama pada saat- saat yang memang
sangat krusial. Terkadang suatu proyek dipaksa untuk selesai pada waktu
tertentu, walaupun berdampak pada membengkaknya biaya.
3. Tepat biaya, dalam proyek kita tidak akan pernah lepas dari biaya, biaya
di butuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek harus di perhitungkan
secara matang.
Pada intinya faktor biaya atau cost ini adalah menentukan seberapa
besar biaya yang akan dikeluarkan untuk sebuah proyek. Faktor biaya ini
sangat dipengaruhi oleh 2 faktor sebelumnya, yaitu faktor scope dan faktor
time. Secara umum semakin besar ruang lingkup dan semakin lama waktu,
maka akan semakin besar pula biaya suatu proyek.
28
2. Tahap Perencanaan
Ketika ruang lingkup proyek telah ditetapkan dan tim proyek
terbentuk, maka aktivitas proyek mulai memasuki tahap perencanaan. Pada
tahap ini, dokumen perencanaan akan disusun secara terperinci sebagai
panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek berlangsung. Adapun
aktivitas yang akan dilakukan pada tahap ini adalah membuat dokumentasi
project plan, resource plan, financial plan, risk plan, acceptance plan,
communication plan, procurement plan, contract supplier dan perform
phare review.
29
atau proses pemantauan. Beberapa proyek akan melalui langkah 2, 3, dan 4
beberapa kali.Tahapan tersebut merupakan parameter penting bagi
penyelenggaraan proyek yang sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek.
Manajemen proyek dikatakan baik jika sasaran tersebut tercapai. Suatu
proyek memerlukan penjadwalan (scheduling), yaitu pengalokasian waktu
yang tersedia untuk melaksanakan tiap-tiap pekerjaan, dalam rangka
menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai optimal dengan
mempertimbangkan keterbatasan yang ada.Penjadwalan mengikuti
perkembangan proyek dengan berbagai permasalahannya.
30
sesuai dengan skala waktu. Penjadwalan menentukan kapan aktivitas-aktivitas itu
dimulai, ditunda, dan diselesaikan. Penjadwalan proyek meliputi: pengurutan dan
pembagian waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Pada tahap ini manajer memutuskan
berapa lama tiap kegiatan memerlukan waktu penyelesaian dan menghitung berapa
banyak orang yang diperlukan pada tiap tahap produksi.
Salah satu dari jenis proyek adalah Proyek Konstruksi. Komponen kegiatan
utama proyek jenis ini terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering,
pengadaan dan konstruksi. Proyek Kontruksi dapat dibedakan menjadi Proyek
Bangunan gedung seperti rumah, kantor, pabrik dan proyek bangunan sipil seperti
jembatan, bendungan dan infrastruktur lainnya. Proyek konstruksi ini semakin
kompleks dan canggih dan melibatkan penggunaan sumber daya dalam bentuk tenaga
manusia, material, peralatan dan dana yang jumlahnya bertambah besar (Ervianto,
2012).Menurut Dimyati dan Nurjaman (2014) siklus proyek konstruksi, meliputi
beberapa tahap berikut
1. Kontekstual gagasan: tahapan ini terdiri atas kegiatan, perumusan gagasan,
kerangka acuan, studi kelayakan awal, indikasi awal dimensi, biaya, dan jadwal
proyek.
2. Studi kelayakan: tujuannya mendapatkan keputusan tentang kelanjutan investasi
pada proyek yang akan dilakukan. Informasi dan data dalam implementasi
perencanaan proyek lebih lengkap dari tahap pertama sehingga penentuan dimensi
dan biaya proyek lebih akurat dengan tinjauan terhadap aspek sosial, budaya,
eknomi, finansial, legal, teknis, dan administratif yang komprehensif.
3. Detail desain, terdiri dari kegiatan pendalaman berbagai aspek persoalan, desain
engineering dan pengembangan, pembuatan jadwal utama dan anggaran serta
menentukan perencanaan sumber daya, penyiapan perangkat, dan penentuan
peserta proyek dengan program lelang.
4. Tujuan, yaitu menetapkan dokumen perencanaan lengkap dan terperinci, secara
teknis dan administratif untuk memudahkan pencapaian sasaran dan tujuan
proyek.
31
5. Pengadaan, yaitu memilih kontraktor pelaksana dengan menyertakan dokumen
perencanaan, aturan teknis, administrasi yang lengkap, dan produk tahapan detail
desain. Dari proses ini, diperoleh penawaran yang kompetitif dari kontraktor
dengan tingkat akuntabilitas dan tranparansi yang baik.
7. Operasi dan pemeliharaan, terdiri atas kegiatan operasi rutin dan pengamatan
prestasi akhir proyek serta pemeliharaan fasilitas bangunan yang dapat digunakan
untuk kepentingan sosial dan ekonomi masyarakat.
32
khusus dan menghubungkan masing-masing kegiatan satu dengan yang
lainnya.
c. Pengendalian. Perusahaan mengawasi sumber daya, biaya, kualitas, dan
anggaran. Perusahaan juga merevisi atau mengubah rencana dang menggeser
atau mengelola kembali sumber daya agar dapat memenuhi kebutuhan waktu
dan biaya.
2. Tepat anggaran (on budget) yaitu biaya yang harus dikeluarkan sesuai dengan
anggaran yang telah ditetapkan.
3. Tepat spesifikasi (on specification) dimana proyek harus sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditetapkan.
33
digunakan untuk mengelola waktu dan sumber daya proyek. Masing-masing metode
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pertimbangan penggunaan metode- metode
tersebut didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai terhadap kinerja
penjadwalan. Kinerja waktu akan berimplikasi terhadap kinerja biaya, sekaligus
kinerja proyek secara keseluruhan. Oleh karena itu, variable-variabel yang
mempengaruhinya juga harus dimonitor, misalnya mutu, keselamatan kerja,
ketersediaan peralatan dan material, serta stakeholder proyek yang terlibat. Bila
terjadi penyimpangan terhadap rencana semula, maka dilakukan evaluasi dan
tindakan koreksi agar proyek tetap pada jalur yang diinginkan.Ada dua metode
penjadwalan proyek yaitu:
1. Metode Gant chart
Metode Gant chart, merupakan metode yang relatif sederhana, mudah dimengerti,
mudah pembuatannya, dan mudah untuk digunakan dalam memantau
perkembangan proyek. Namun, metode Gant chart memiliki beberapa kelemahan,
antara lain tidak dapat menunjukan kegiatan apa saja yang merupakan kegiatan
kritis dan tidak secara langsung dapat menunjukan hubungan antar kegiatan,
sehingga apabila suatu kegiatan mengalami penundaan maka akan sulit untuk
mengetahui kegiatan berikut apa yang akan terpengaruh, dan bagaimana
dampaknya terhadap waktu selesainya proyek.Gantt Chart merupakan diagram
perencanaan yang digunakan untuk penjadwalan sumber daya dan alokasi waktu
(Heizer, Jay dan Render, Barry, 2006). Gantt Chart adalah contoh teknik non-
matematis yang banyak digunakan dan sangat popular dikalangan para manajer
karena sederhana dan mudah dibaca. Gantt Chart dapat membantu penggunanya
untuk memastikan bahwa (Heizer, Jay dan Render, Barry, 2006):
1. Semua kegiatan telah direncakan;
2. Urutan kinerja telah diperhitungkan;
3. Perkiraan waktu kegiatan telah tercatat, dan;
4.Keseluruhan waktu proyek yang telah dibuat
34
mudah waktu dimulai dan selesainya tugas-tugas dan sub- sub tugas dari
proyek.
2. Semakin banyak tugas-tugas dalam proyek dan semkin penting urutan antara
tugas-tugas maka semakin besar kecenderungan dan keinginan untuk
memodifikasi gantt chart.
3. Gantt chart tidak bisa secara eksplisit menunjukkan keterkaitan antara aktivitas
dan bagaimana satu aktivitas berakibat pada aktivitas lain bila waktunya
35
terlambat atau dipercepat, sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap Gantt
chart.
2. Kurva S
Kurva – S adalah suatu kurva yang disusun untuk menunjukkan hubungan antara
nilai komulatif biaya atau jam-orang (man hours) yang telah digunakan atau
persentase (%) penyelesaian pekerjaan terhadap waktu. Dengan demikian pada
kurva–S dapat digambarkan kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan
sepanjang berlangsungnya proyek atau pekerjaan dalam bagian dari proyek.
Dengan membandingkan kurva tersebut dengan kurva yang serupa yang disusun
berdasarkan perencanaan, maka akan segera terlihat dengan jelas apabila
terjadi penyimpangan. Oleh karena kemampuannya yang dapat diandalkan dalam
melihat penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan proyek, maka
pengendalian. proyek dengan memanfaatkan Kurva–S sering kali digunakan
dalam pengendalian suatu proyek. Pada Kurva–S, sumbu mendatar menunjukkan
waktu kalender, dan sumbu vertikal menunjukkan nilai komulatif biaya atau jam-
orang atau persentase penyelesaian pekerjaan. Kurva yang berbentuk huruf ”S”
tersebut lebih banyak terbentuk karena kelaziman dalam pelaksanaan proyek
yaitu:
1. Kemajuan pada awal-awalnya bergerak lambat.
2. Kemudian diikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat dalam kurun waktu yang
lebih lama.
3. Pada akhirnya kegiatan menurun kembali dan berhenti pada suatu titik akhir.
36
paling pendek ditempatkan pada sisi paling kanan (Wahyuni, 2015).
Diagram Pareto sangat tepat digunakan jika kita menginginkan hal- hal berikut ini
:
37
1. Diagram Pareto mengenai fenomena. Diagram ini berkaitan dengan hasil-hasil
termasuk yang tidak diinginkan dan digunakan untuk mengetahui masalah apa
yang paling utama.
2. Membuat suatu ringkasan daftar atau tabel yang mencatat frekuensi kejadian
dari masalah yang telah diteliti dengan menggunakan formulir pengumpulan
data atau lembar periksa.
4. Menggambar 2 buah garis yaitu sebuah garis vertikal dan sebuah garis
horisontal.
a. Garis vertikal sebelah kiri: skala pada garis ini merupakan skala dari nol
sampai total keseluruhan dari variabel masalah yang terjadi (misalnya total
kerusakan produk).Garis vertikal sebelah kanan: skala pada garis ini adalah
skala dari 0% sampai 100%.
38
b. Garis Horizontal Garis ini dibagi ke dalam banyaknya interval sesuai
dengan banyaknya item masalah yang diklasifikasikan.
Pekerjaan pembuatan pondasi dimulai dengan tahap awal proyek yaitu tahap
perencanaan dan perancangan, kemudian dilanjutkan dengan tahap konstruksi yaitu
tahap pelaksanaan pembangunan fisik, berikutnya adalah tahap operasional atau
tahap penggunaan dan pemeliharaan.
Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi dari tahap awal
proyek (tahap perencanaan dan perancangan) hingga masa konstruksi (pelaksanaan
pembangunan fisik) ada tiga pihak yaitu:
a. Pemilik proyek (owner)
b. Pihak perencana (designer)
c. Pihak kontraktor (aannemer), (Ervianto, 2005)
39
melaksanakan pekerjaan. Penyusunan jadwal terinci, mobilisasi peralatan dan
tenaga kerja, hingga kelengkapan administrasi lapangan harus sudah disiapkan
sebelum memulai pekerjaan.
2. Pekerjaan Pondasi
Pondasi adalah bagian terendah dari bangunan yang meneruskan beban bangunan
ke tanah atau batuan yang ada di bawahnya.Terdapat dua klasifikasi pondasi,
yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal didefinisikan sebagai
pondasi yang mendukung bebannya secara langsung Pondasi dapat didefinisikan
sebagai pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau batuan
yang terletak relatif jauh dari permukaan, contohnya pondasi sumuran dan
pondasi tiang. Berikut ini tahap-tahap pekerjaan dalam pekerjaan pondasi:
a. Pekerjaan pembesian
b. Pekerjaan Begesting
40
(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)
Gambar 1.5 Pekerjaan Begesting 2021
41
(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)
Gambar 1.5 Pekerjaan Pembesian Lantai 2021
2.2 Hasil
2.2.1 Analisa Perencanaan Proyek
Gantt Chart adalah suatu metode yang bernilai khususnya untuk proyek-
proyek dengan jumlah anggota tim yang sedikit. Gantt chart secara luas dikenal
42
sebagai alat fundamental dan mudah diterapkan oleh para manajer proyek untuk
memungkinkan seseorang melihat dengan mudah waktu dimulai dan selesainya
tugas-tugas dan sub-sub tugas dari proyek. Semakin banyak tugas-tugas dalam proyek
dan semakin penting urutan antara tugas-tugas maka senakin besar kecendrungan dan
keinginan untuk memodifikasi gant chart. Gant chart membantu menjawab
pertanyaan-pertanyaan “what if” saat melihat kesempatan-kesempatan untuk
membuat perubahan terlebih dahulu terhadap kebutuan. Data yang digunakan
merupakan data sekunder berupa studi pustaka, yaitu melakukan penelitian pustaka
dengan membaca dan meneliti bahan-bahan atau teori yang berhubungan dengan
penjadwalan proyek, ghant chart, kurva s, diagram pareto
Kegiatan Minggu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pekerjaan Pendahuluan
Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Pemasangan
Begesting dan Pembesian
Pekerjaan Tambahan Sarana dan
Prasarana WORKSHOP
Pekerjaan Akhir
43
Pada penjadwalan orang, uang, dan bahan dihubungkan untuk kegiatan
khusus dan menghubungkan masing- masing kegiatan satu dengan yang lainnya. Di
bawah ini merupakan data perencanaan proyek pembangunan pondasi Workshop
dengan metode Gant Chart:
44
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
BOBOT DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET
JENIS PEKERJAAN
%
1 3 4 5 8 9 10 13
PEKERJAAN PENDAHULUAN 0,783 0,710 0,006 0,006 0,006 0,006 0,006 0,006 0,006
PEKERJAAN PONDASI
PEKERJAAN STRUKTUR
Pencopotan Konblok 1,720 1,720
Pekerjaan Pemindahan Mesin WORKSHOP 8,019 6,043 0,494 0,494
Pekerjaan Pengurukan 5,456 2,564 0,578 0,578 0,578
PEKERJAAN AKHIR
PENGECORAN LANTAI WORK 5,517 0,256 1,315 1,315
SHOP
PEMASANGAN MESIN KEMBALI 3,253 - 0,813 0,813
PENGECORAN SELURUH PONDASI MESIN 37,036 10,255 6,695 6,695
45
Dalam pengerjaan proyek pembangunan pondasi Workshop yang di lakukak
oleh PT. Bayu Aji Interbuana masih terdapat keterlambatan di dalam
pengerjaannya. Berikut ini merupakan beberapa penyebab
keterlambatan proyek pembangunan pondasi Workshop oleh PT. Bayu
Aji Interbuana:
Keterangan
A
III.2 Pekerjaan Me PEKERJAAN MEKANIKALKanikal Mesin
DAN ELEKTRIKAL 0,328 0,109 0,109
B Pekerjaan Elektrikal Mesin 0,733 0,183 0,183 0,183 0,183
III
IV PEKERJAAN TA MB AHA N SARANA DAN PRASARANA WORKSHOP 0,109
V PEKERJAAN AKHIR
Gambar 4.2 Perbandingan Perencanaan dan Realisasi Proyek Pembuatan Pondasi Workshop
2
2.2.3 Analisa Keterlambatan Proyek Pembangunan Pondasi
Keterlambata
n biaya 18 32% 73%
Diagram Pareto
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
2
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran yang ditujukan untuk PT. Bayu Aji Interbuana yaitu harus lebih
memperhatikan penyebab keterlambatan pada proyek pembangunan pondasi
Workshop dengan melakukan tindakan pencegahan agar proyek pembangunan
pondasi Workshop dapat berlangsung secara efisien.
DAFTAR PUSTAKA