Anda di halaman 1dari 51

1

BAB I
DESKRIPSI PERUSAHAAN

1.1 Tinjauan Umum Perusahaan

1.1.1 GambaranUmum

PT. Bayu Aji Interbuana adalah “cikal bakal” dengan nama PT. Nusajaya
Sinar Perkasa didirikan pada tahun 1990 sebagai perusahaan yang bergerak dibidang
Supplier. Dalam perjalanannya sebagai supplier telah menghasilkan prestasi dan
peluang-peluang usaha selain pada jasa supplier dan juga dibidang jasa konstruksi.
Pengalaman dan prestasi selama 8 tahun telah memberikan inspirasi kepada
para Pengurus Perseroan untuk lebih fokus dan mengembangkan usaha dibidang jasa
kontruksi sejalan dengan perkembangan dunia usaha jasa konstruksi di Indonesia
yang terus meningkat.
Pada tahun 1997 masyarakat jasa konstruksi mengalami “lesu darah” yang
diakibatkan terjadinya krisis moneter yang melanda bangsa Indonesia, namun berkat
kegigihan para Pengurus Perseroan eksistensi usaha Perseroan dapat dipertahankan
sehingga pada tanggal 6 Januari 1998, untuk lebih fokus pada bidang usaha jasa
konstruksi dengani membentuk PT. Bayu Aji Interbuana.
Prestasi awal yang telah dicapai sejak didirikan sampai dengan tahun 1997
baru memiliki nilai pekerjaan kecil menengah dengan pencapaian penjualan sampai
dengan Rp 20 Milyar.
Tahun 1997 sampai dengan tahun 2000, meskipun dalam status
mempertahankan eksistensi Perusahaan dibidang jasa konstruksi, kami bahkan
mampu mendapatkan kepercayaan masyarakat jasa konstruksi melalui Award ISO
9002 : 9004. Tahun 2000 PT. Bayu Aji Interbuana telah mencapai kualifikasi
Perusahaan besar grade 7 dan tahun 2003 kembali memperoleh award ISO 9001 :
2000. Prestasi usaha yang telah PT. BAI capai sampai dengan sekarang adalah
pencapaian nilai penjualan sampai dengan sebesar Rp 800 Milyar.

1.1.2 Visi dan Misi Perusahaan


Visi

45
Menjadi Perusahaan Swasta Nasional yang profesional dibidang Jasa Konstruksi yang
mampu bersaing pada pasar global dan mampu menghasilkan produk-produk
berkualitas serta mampu memberikan kepuasan kepada para stakeholder.
Misi
1. Menjadi perusahaan swasta nasional yang mempunyai kinerja setara dengan
perusahaan konstruksi berskala internasional dan mampu bersaing pada pasar global

2. Tumbuh dan berkembang, secara berkesinambungan dalam skala organisasi dan


nilai penjualan yang fokus pada industri jasa konstruksi

3. Selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menghasilkan produk berkualitas

4. Memberikan pelayanan maksimal yang didukung sumber daya yang kompeten.

1.1.3 Logo Perusahaan


Logo pada PT. Bayu Aji Interbuana seperti pada Gambar 1.1berikut :

(Sumber: PT. Bayu Aji Interbuana, 2021)


Gambar 1.1Logo PT. Bayu Aji Interbuana

1.1.4 Alamat dan Lokasi Perusahaan

PT. Bayu Aji Interbuana berdiri pada tanggal 6 Januari 1998, Pondok Indah
Trace Tower 3, Jl. Sultan Iskandar Muda, RT.4/RW.3, Pd. Pinang, Kec. Kby. Lama,
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12310, Indonesia seperti
padaGambar 1.2 berikut :

2
(Sumber:maps, 2021)
Gambar 1.2 PT. Bayu Aji Interbuana 2021

1.2 Manajemen Perusahaan

Manajemen perusahaan adalah proses memimpin, mengelola dan


mengarahkan perusahaan. Di dalam proses manajemen perusahaan ini menggunakan
berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Adapun perbedaannya terletak
dari fungsi, tugas dari sistem manajemen itu sendiri. Istilah kata manajemen berasal
dari bahasa inggris manage atau yang diartikan dalam bahasa Indonesia yaitu
mengendalikan atau mengelola.

Selain itu definisi dari istilah manajemen adalah suatu seni mengarahkan
orang lain untuk mencapai tujuan utama dalam suatu organisasi melalui poses
perencanaan (planning), mengelola (controlling), dan pengorganisasian (organizing)
sumber daya manusia dengan efektif dan efisien.

1.2.1 Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu subjek dari ketenagakerjaan. Menurut


Undang – Undang No. 13 Tahun 2013, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

3
Pemenuhan tenaga kerja harus dilakukan dengan pertimbangan dan proses
yang matang sehingga didapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan kualifikasi yang
dibutuhkan. PT. Bayu Aji Interbuana merekrut sumberdaya manusia baik dari dalam
daerah maupun dari luar daerah dengan melakukan proses seleksi.

1.2.2 Waktu Kerja

PT. Bayu Aji Interbuana memiliki ketentuan hari kerja senin sampai dengan
jum’at selama 8 jam kerja/hari.

Dimana ketentuan diatas dibuat sesuai dengan peraturan pemerintah mengenai


jam kerja bagi para pekerja di sektor swasta diatur dalam Undang - Undang No. 13
Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85
yang berisi sebagai berikut:
1) Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja.
2) Waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi :
a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk
6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau
b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jan 1 (satu) minggu untuk 5
(lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
3) Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku bagi
sektor usaha atau pekerjaan tertentu.
4) Ketentuan mengenai waktu kerja pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu
sebaimana dimaksud dalam ayaat (3) diatur dengan Keputusan Menteri.
Jam kerja seluruh karyawan PT. Bayu Aji Interbuana
Hari Senin-Jumat
08:00-17:00 WIB
Jam istirahat: 12:00-13:00 WIB
Keterangan: Sabtu-Minggu libur
(Sumber:PT. Bayu Aji Interbuana)

4
1.2.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Didalam manajemen sebuah perusahaan, struktur organisasi perusahaan memiliki


peran yang sangat penting. Struktur organisasi perusahaan dapat diartikan sebagai
sebuah garis bertingkat (hierarki) yang berisi komponen – komponen penyusun
perusahaan. Komponen – komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai suatu yang
menyusun perusahaan dimana setiap individu (sumber daya manusia) yang berada
pada lingkup perusahaan tersebut harus bekerjasama secara aktif, efektif dan efisien
agar visi dan misi perusahaan dapat tercapai.

Dengan adanya struktur organisasi maka kita dapat melihat pembagian kerja
dan bagaimana fungsi atau kegiatan yang berbeda bisa dikoordinasikan dengan baik. 
Artinya, masing-masing komponen di dalamnya akan saling mempengaruhi yang
pada akhirnya akan berpengaruh pada sebuah organisasi secara keseluruhan.
Berikut ini adalah contoh gambaran struktur organisasi di PT. Bayu Aji
Interbuana pada Gambar 1.3 berikut.

(Sumber: PT. Bayu Aji Interbuana, 2021)


Gambar 1.3Struktrur Organisasi PT. Bayu Aji Interbuana

5
1.2.4 Tugas dan Tanggung Jawab

Setiap bagian memiliki tugas dan tanggung jawab masing – masing, struktur
organisasi dibuat dengan praktis dan jelas agar setiap bagian dapat berkoordinasi
dengan bagian yang lainnya dan juga agar setiap bagian dapat memahami betul tugas
dan tanggung jawab bagiannya.

Gambar 1.3 merupakan struktur organisasi yang ada di PT. Bayu Aji
Interbuana dan apabila kita melihat dari struktur organisasi di PT. Bayu Aji
Interbuana maka kita dapat mengetahui pembagian tugas serta tanggung jawab
anggota struktur organisasi PT. Bayu Aji Interbuana terdiri dari :
1. Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan
secara umum dan atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi
nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris memiliki tugas fiduciary untuk
bertindak demi kepentingan terbaik perusahaan dan menghindari semua bentuk
benturan kepentingan pribadi.Pengangkatan dan pemberhentian, tugas dan
wewenang, serta hak dan kewajiban Dewan Komisaris serta hal-hal lain yang
bertalian dengan Dewan Komisaris diatur dalam Anggaran Dasar perusahaan
serta ketentuan-ketentuan lain berdasarkan best practices tata kelola bisnis.
Dewan Komisaris memiliki tugas:
a. Mengawasi Direksi dalam menjalankan kegiatan perusahaan serta
memberikan nasihat kepada Direksi.
b. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang
Perusahaan (RJPP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
c. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja Direksi.
d. Mengkaji sistem manajemen.
e. Memantau efektivitas penerapan Good Corporate Governance dan
melaporkannya kepada RUPS.
f. Menginformasikan kepemilikan sahamnya pada perusahaan untuk
dicantumkan dalam laporan tahunan perusahaan.
g. Mengusulkan auditor eksternal untuk disahkan dalam RUPS dan memantau
pelaksanaan penugasan auditor eksternal.
h. Menyusun pembagian tugas masing-masing anggota Dewan Komisaris sesuai
dengan keahlian dan pengalaman.

6
Dewan Komisaris memiliki kewajiban:
a. Memberikan saran dan pendapat kepada RUPS mengenai RJPP dan RKAP
yang diusulkan Direksi serta menandatangani rencana tersebut.
b. Melakukan pengawasan terhadap pengurusan perusahaan, termasuk
pengawasan atas pelaksanaan RKAP, usulan perubahan dan perbaikan
Anggaran Dasar Perusahaan, serta melakukan penilaian kinerja Direksi.
c. Mengikuti perkembangan kegiatan perusahaan dan segera melaporkan kepada
RUPS disertai dengan saran langkah perbaikan dalam hal perusahaan
menunjukan gejala kemunduran.
d. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan
oleh Direksi serta menandatangani laporan tahunan.
e. Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Direksi, maka Dewan Komisaris wajib
menunjuk salah seorang Direksi lainnya sebagai pemangku jabatan yang
lowong hingga ditunjuknya pengganti oleh RUPS.
f. Memastikan bahwa perusahaan telah memenuhi segala ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
g. Mendokumentasikan materi rapat Dewan Komisaris.
h. Melaporkan kepada perusahaan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau
keluarganya dalam perusahaan lain.
i. Membuat laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama
tahun buku yang baru lampau kepada RUPS.

2. Direktur Utama pemimpin tertinggi dalam suatu perusahaan yang bertugas


memberikan bimbingan melalui pengarahan, nasihat, bantuan, penerangan, dan
lain sebagainya. Baik karena seseorang itu memiliki perusahaan tersebut ataupun
karena ditunjuk oleh pemilik usaha untuk memimpin perusahaan. Dalam
perusahaan setidaknya ada seorang direktur dengan metode yang telah ditentukan
dalam anggaran dasar perusahaan untuk menentukan seorang direktur. Tugas
umum direktur secara umum :

a. Mengimplementasi visi dan misi dari perusahaan yang di pimpin.


b. Menyusun strategi bisnis untuk memajukan perusahaan.
c. Melakukan evaluasi terhadap perusahaan yang di pimpin.
d. Melakukan rapat dengan semua jajaran yang ada pada perusahaan.

7
e. Menunjuk orang yang mampu memimpin.
f. Mengawasi suatu bisnis dan proses bisnis perusahaan yang di pimpin.
Adapun direktur memiliki tanggung jawab dan wewenang yang cukup berat
karena harus mengatur perusahaan secara menyeluruh. Adapun tanggung jawab
direktur perusahaan secara garis besar antara lain :
a. Mebuat kebijakan – kebijakan dalam perusahaan yang di pimpin.
b. Memilih, menetukan, dan mengawasi pekerjaan setiap karyawan.
c. Betanggung jawab atas kerugian yang dialami oleh perusahaan.
d. Merencanakan serta mengambangkan sumber – sumber pendapatan dan
pembelanjaan kekayaan perusahaan.
e. Bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungannya dengan dunia
luar perusahaan.

3. Direktur operasional adalah merupakan suatu fungsi kerja di sebuah perusahaan


atau instansi yang bertanggung jawab pada semua aktivitas operasional
perusahaan yang di bawahinya, mulai dari perencanaan proses hingga
bertanggung jawab pada hasil akhir proses. Dalam struktur perusahaan seorang
direktur operasional berada di bawah langsung seorang direktur utama. Tugas dan
tanggug jawab direktur utama sebelumnya sudah pernah kami ulas, bisa Anda
lihat di sini. Untuk mengetahui apa saja deskripsi tugas direktur operasional
perusahaan, berikut ini tugas dan tanggung jawab direktur operasional :
a. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi seluruh pelaksanaan
operasional perusahaan.
b. Membuat standar perusahaan mengenai semua proses operasional, produksi,
proyek dan kualitas hasil produksi.
c. Membuat stategi dalam pemenuhan target perusahaan dan cara mencapai
target tersebut.
d. Membantu tugas-tugas direktur utama.
e. Mengecek, mengawasi dan menentukan semua kebutuhan dalam proses
operasional perusahaan.
f. Merencanakan, menentukan, mengawasi, mengambil keputusan dan
mengkoordinasi dalam hal keuangan untuk kebutuhan operasional
perusahaan.

8
g. Mengawasi seluruh karyawan apakah tugas yang dilakukan sesuai dengan
standar operasional perusahaan.
h. Bertanggung jawab pada pengembangan kualitas produk ataupun karyawan.
i. Membuat laporan kegiatan untuk diberikan kepada direktur utama.
j. Bertanggung jawab pada proses operasional, produksi, proyek dan kualitas
hasil produksi.

4. Direktur Keuangan bertanggung jawab kepada direktur utama dan membawahi


departemen personalia dan umum, departemen keungan dan departemen
akuntansi.Tujuan dari adanya direktur keuangan yaitu merencanakan,
mengembangkan, dan mengontrol fungsi keuangan dan akuntansidi perusahaan
dalam memberikan informasi keuangan secara komprehensif dantepat waktu
untuk membantu perusahaan dalam proses pengambilan keputusanyang
mendukung pencapaian target financial perusahaan.Tanggung jawab Direktur
Keuangan yaitu:
a. Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasikeuangan
untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkanperusahaan secara
akurat dan tepat waktu.
b. Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan danpembayaran
kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepatwaktu, dan sesuai
dengan peraturan pemerintah yang berlaku.
c. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengontrol arus kasperusahaan
(cashflow), terutama pengelolaan piutang dan hutang,sehingga memastikan
ketersediaan dana untuk operasionalperusahaan dan kesehatan kondisi
keuangan.
d. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaranperusahaan, dan
mengontrol penggunaan anggaran tersebut untukmemastikan penggunaan
dana secara efektif dan efisien dalammenunjang kegiatan operasional
perusahaan.
e. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem danprosedur
keuangan dan akuntansi, serta mengontrol pelaksanaannyauntuk memastikan
semua proses dan transaksi keuangan berjalandengan tertib dan teratur, serta
mengurangi risiko keuangan.

9
f. Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa keuanganuntuk
dapat memberikan masukan dari sisi keuangan bagi pimpinanperusahaan
dalam mengambil keputusan bisnis, baik untuk kebutuhaninvestasi, ekspansi,
operasional maupun kondisi keuangan lainnya.
g. Merencanakan dan mengkonsolidasikan perpajakan seluruhperusahaan untuk
memastikan efisiensi biaya dan kepatuhan terhadapperaturan perpajakan.

5. Direktur Umum memiliki tugas dan tangung jawab yaitu


a. Membantu tugas-tugas direktur utama.
b. Bertanggung jawab terhadap seluruh proses operasional, produksi, proyek
hingga kualitas hasil produksi.
c. Bertanggung jawab terhadap pengembangan kualitas produk maupun karyawan
yang terlibat.
d. Menyusun strategi dalam pemenuhan target perusahaan, dan cara mencapai
target tersebut.
e. Mengecek, mengawasi dan menentukan semua kebutuhan dalam proses
operasional perusahaan.
f. Merencanakan, menentukan, mengawasi, mengambil keputusan serta
melakukan koordinasi dalam hal keuangan untuk kebutuhan operasional
perusahaan. Mengawasi seluruh karyawan dan memastikan mereka
menjalankan tugas sesuai dengan yang diperintahkan dan membuat laporan
kegiatan untuk diberikan kepada direktur utama.

6. Direktur Pemasaran bertanggung jawab pada operasi pemasaran secara


keseluruhan perusahaan seperti merencanakan, mengarahkan dan mengawasi
seluruh kegiatan pemasaran perusahaan. tugas pelaksanaan manager pemasaran:
a. Memimpin seluruh jajaran Departemen Marketing guna menciptakan tingkat
efisiensi, efektivitas, dan produktivitas yang tinggi.
b. Menghasilkan, mengembangkan, dan memelihara kerja sama yang baik dengan
konsumen.
c. Merumuskan tujuan dan target penjualan.
d. Merumuskan standard harga jual melalui koordinasi bersama dengan Direktur
Operasional dan Departemen terkait.

10
e. Menanggapi dan mencari solusi permasalahan terkait keluhan pelanggan jika
belum mampu ditangani oleh bawahan.
f. Mengesahkan Prosedur dan Instruksi Kerja didalam Departemen Marketing.
g. Melakukan pengendalian terhadap planning yang telah disusun untuk menjamin
bahwa sasaran yang ditetapkan dapat terwujud, Contohnya: volume penjualan
dan tingkat keuntungan.
h. Melakukan langkah antisipatif ketika menghadapi penurunan order.
i. Memberikan persetujuan kredit pelanggan dalam batasan yang normal.
j. Melakukan demarketing apabila terjadi overload produksi.
k. Melakukan analisis pelanggan yang mengalami kecenderungan macet kredit.

7. KA Divisi Pemasaran
a. Melakukan riset pasar untuk menentukan harga dan seberapa banyak pesaing
yang memiliki produk serupa.
b. Memahami dan memperkirakan kebutuhan dan harapan konsumen terhadapap
produk yang dipasarkan.
c. Membuat strategi dan perencanaan produk dan membuat strategi Z serta
menjadi jembatan antara perusahaan dan lingkungan eksternal. Hal ini
dilakukan sebagai perwujudan konsep marketing communication.
d. Melakukan identifikasi dan meramalkan peluang pasar dan merencanakan
pengembangan jaringan pemasaran.

8. KA Divisi Oprasi
a. KA Divisi operasi melakukan pemantauan atas setiap kegiatan perusahaan
(bagian gudang dan bagian pengiriman) untuk keluar masuk barang.
b. Membangun hubungan baik dengan customer untuk memastikan barang yang
dikirim tepat waktu dan dalam kondisi sesuai yang diharapkan.
c. Memastikan SOP dijalankan benar oleh seluruh bagian.
d. Memastikan pencapaian target penjualan bersama manager keuangan.
e. Melaporkan seluruh kegiatan operasional perusahaan kepada direktur.
g. KA Divisi operasi tidak berwenang menerima dana hasil penjualan langsung
dari konsumen dan tidak berhak mengeluarkan uang tanpa sepengetahuan
direktur

11
9. KA Divisi HRD
Berikut ini adalah Tugas dan Tanggung Jawab KA Divisi HRD:
a. Mampu memaksimalkan SDM dibawah Departemen HR
b. Perencanaan perekrutan SDM
c. Seluruh kegiatan pemeliharaan SDM
d. Membimbing karyawan agar mampu membuat perencanaan, implementasi dan
penilaian kerja mandiri.
e. Evaluasi karyawan
f. Peningkatan kualitas SDM dengan berbagai pelatihan yang sesuai.
g. Mempertahankan dan meningkatkan kinerja SDM

8. KA Divisi Logistik adalah melakukan manajemen logistik yaitu mengurus sistem


untuk mengawasi proses arus dari logistik dari mulai penyimpanan, pengantaran
yang strategis untuk material, bahan-bahan atau suku cadang , dan juga barang jadi
atau produk akhir agar dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh organisasi yang
terkait seperti perusahaan.Tanggung jawab dari seorang manajer logistik tentu saja
mengelola dan merencanakan sistem operasi khusus untuk organisasi terkait agar
mampu mencapai tujuan bersama dengan memberi manfaat maksimal bagi
organisasi dengan biaya operasi seminimal mungkin. Karakteristik utama dari
logistik adalah sangat berhubungan erat dengan proses pemindahan atau
penyimpanan barang atau material di tempat yang strategis.

1.3 Produk PT. Bayu Aji Interbuana


Berikut ini beberapa contoh produk dari proyek yang dilakukan pada PT. Bayu
Aji Interbuana:
1. Sarana dan Prasarana Perkantoran
a. Pembangunan Gedung Kantor Pemerintah Kota Depok
Nama Proyek : Pembangunan Gedung Kantor Pemerintah Kota Depok
Lokasi : Jl. Margonda Raya No. 54 Depok
Pemilik : Pemerintah Kota Depok Dinas Bangunan
Alamat Pemilik : Jl.Margonda Raya No. 54 Depok

12
(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)
Gambar 1.4 Gedung Kantor Redaksi Tabloid
b. Gedung Kantor Redaksi Tabloid
Nama Proyek : Gedung Kantor Redaksi Tabloid
Lokasi : Jl. Kebayoran Lama No. 1119 Jakarta
Pemilik : PT. Kompas Media Nusantara
Alamat Pemilik : Jl. Palmerah Selatan No. 21-22 Jakarta Selatan.

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
c. Pembangunan Gedung Kantor PT. Ceria Worley
Nama Proyek : Pembangunan Gedung Kantor PT. Ceria Worley
Lokasi : Jl. Penjernihan I No. 10 B - Jakarta
Pemilik : PT. Ceria Worley

13
Alamat Pemilik : Menara Batavia Lt. 12 A Jl. K.H.Mas Mansyur Kav.
126 Jakarta.

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.6 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
d. Pembangunan Gedung Fast Center
Nama Proyek : Pembangunan Gedung Fast Center
Lokasi : Jl. MT. Haryono –Jakarta Selatan
Pemilik : PT. Wacana Prima Sentosa
Alamat Pemilik : Kompl. Bukit Kelapa Gading Blok O No. 11 Kelapa
Gading - Jakarta Utara

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.7 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
e. Pembangunan Gedung Serbaguna Sarana dan Prasarana (PSTPA)
Nama Proyek : Pembangunan Gedung Serbaguna Sarana dan
Prasarana (PSTPA)
Lokasi : Jl. Tebet Barat Dalam No.100 Jak.Sel

14
Pemilik : Kanwil. Depsos DKI Jakarta
Alamat Pemilik : Jl. Marga Guna N0. 1 Jakarta Selatan

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
f. Pembangunan Cottage Putri Duyung
Nama Proyek : Pembangunan Cottage Putri Duyung
Lokasi : Taman Impian Jaya Ancol
Pemilik : PT. Pembangunan Jaya
Alamat Pemilik : Jl. Lodan Timur No. 7 Jakarta Utara

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
g. Pembangunan Gedung Activity Center
Nama Proyek : Pembangunan Gedung Activity Center
Lokasi : Jl. TB Simatupang Kav. 15 Jakarta Sealatan

15
Pemilik : PT. Asuransi Astra Buana
Alamat Pemilik : Jl. TB Simatupang Kav. 15 Jakarta Selatan

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
h. Pembangunan Gedung Fast Center
Nama Proyek : Pembangunan Gedung Fast Center
Lokasi : Jl. MT. Haryono –Jakarta Selatan
Pemilik : PT. Wacana Prima Sentosa
Alamat Pemilik : Kompl. Bukit Kelapa Gading Blok O No. 11 Kelapa
Gading - Jakarta Utara

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
i. Factory and Office PT. Toyoplas Technolgy
Nama Proyek : Factory and Office PT. Toyoplas Technolgy.
Lokasi : Delta Silicon II, Blok F5-9, Lippo Cikarang

16
Pemilik : PT. Toyoplas Manufacturing Indonesia
Alamat Pemilik : Blok D II, 9 & 21 Kawasan Industri Kota Bukit Indah

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
j. Pembangunan Gedung BAWASDA
Nama Proyek : Pembangunan Gedung BAWASDA
Lokasi : KPPB Propinsi Banten
Pemilik : Pemerintah Propinsi Banten

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
k. Pembangunan Gedung Pabrik D’Crepes
Nama Proyek : Pembangunan Gedung Pabrik D’Crepes
Lokasi : Jl. Pegangsaan Raya No. 17A Jakarta

17
Pemilik : PT. Jaddi Pastrisindo Gemilang
Alamat Pemilik : Jl. Kesehatan III No. 13 Jakarta

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
2. Pembangunan Pabrik dan Renovasi Gedung
a. Pembangunan Pabrik Steel Door Frame Modern Industrial Estate
Lokasi : Cikande - Banten
Pemilik : PT. Tawang Swasti Bangun Gapura

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
b. Pembangunan Kondominium
Nama Proyek : Pembangunan Kondominium Taman Kemayoran
Lokasi : Kemayoran - Jakarta Pusat

18
(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)
Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
c. Renovasi Interior Priority Banking Bank
Nama Proyek : Renovasi Interior Priority Banking Bank
Lokasi : Jl. Toar 4 - 6 Manado
Pemilik : PT. Bank Mandiri (Persero)
Alamat Pemilik : Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.36-38 Jakarta

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
d. Renovasi Gedung Asuransi Astra Buana (Garda Otto)
Nama Proyek : Renovasi Gedung Asuransi Astra Buana (Garda Otto)
Scope Pek. : Design & Build Pekerjaan Rangka, Lift Passanger.
Lokasi : Jl. TB Simatupang Kav. 15 Jakarta Sealatan
Pemilik : PT. Asuransi Astra Buana
Alamat Pemilik : Jl. TB Simatupang Kav. 15 Jakarta Selatan

19
(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)
Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
e. Renovasi Gedung Asuransi Astra Buana (Garda Otto)
Nama Proyek : Renovasi Gedung Asuransi Astra Buana (Garda Otto)
Scope Pek. : Interior & ME
Lokasi : Jl. TB Simatupang Kav. 15 Jakarta Sealatan
Pemilik : PT. Asuransi Astra Buana
Alamat Pemilik : Jl. TB Simatupang Kav. 15 Jakarta Selatan

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
f. Renovasi Gedung KPK Jakarta
Nama Proyek : Renovasi Gedung KPK Jakarta
Lokasi : Jl. HR. Rasuna Said Kav. C 1 Kuningan Jakarta
Pemilik : Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

20
(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)
Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021

g. Pekerjaan Exterior Gedung Mahkamah Konstitusi Jakarta

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021

h. Pekerjaan Interior Gedung Mahkamah Konstitusi Jakarta

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021

i. Pekerjaan Renovasi Gedung Indonesia Power

21
(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)
Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021

j. Pekerjaan Exterior Gedung Serbaguna Departemen Koperasi

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021

k. Pekerjaan Renovasi Gedung BULOG

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021

3. Sarana dan Prasarana Transportasi

a. Pembangunan Selasar Tahap II Stasiun Gambir

Nama Proyek : Pembangunan Selasar Tahap II Stasiun Gambir

Lokasi : Stasiun Kereta Api Gambir – Jakarta

Pemilik : PT. Kereta Api Indonesia

22
Alamat Pemilik : Jl. Taman Stasiun No. 1 Gambir – Jakarta

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021

b. Pembangunan Gerbang Tol Padalarang Barat

Nama Proyek : Pembangunan Gerbang Tol Padalarang Barat

Lokasi : Jalan Tol Cikampek - Padalarang

Pemilik : PT. Jasa Marga (Persero)

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021

c. Pembangnan Dermaga dan Conveyor Batu Bara Muara Kintap Banjarmasin –


Kalimantan Selatan

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)

23
Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
d. Proyek Pengerukan Drainase Kota Jakarta Selatan

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
e. Proyek Pembangunan Jembatan Ulee Lheue Kota Banda Aceh

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
f. Proyek Pembangunan Fly Over JL. Ahmad Yani Kota Malang

24
(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)
Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
g. Proyek Pembangunan Jembatan Jembatan Malo Kabupaten Bojonegoro

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
h. Proyek Peningkatan Jalan Cagak – Purwakarta Provinsi Jawa Barat

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
i. Proyek Pembangunan Jembatan Cimandiri CS Kabupaten Sukabumi

25
(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)
Gambar 1.5 PT. Bayu Aji Interbuana 2021
1.4 Daftar Alat Berat PT. Bayu Aji Interbuana
Perencanaan peralatan suatu proyek yang khususnya menggunakan alat-alat
berat,meliputi tahap pemilihan, tahap pemakaian dan tahap pengelolaan alat-alat
berat. Ketiga tahapan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan,
sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap kesuksesan proyek yang akan
dikerjakan. Ketiga unsur tersebut secara keseluruhan tercakup dalam manajemen alat
berat. Pemilihan alat-alat berat merupakan langkah awal yang harus ditempuh dan
diperhatikan dengan seksama, karena apabila terdapat kekeliruan di dalam tahap
pemilihan, maka akan menimbulkan kesulitan-kesulitan di dalam tahap
pemakaiannya yang pada gilirannya akan menimbulkan kesulitan pula dalam tahap
pengelolaan alat-alat berat itu sendiri. Berikut ini daftar – daftar alat berat PT. Bayu
Aji Interbuana dapat dilihat pada table dibawah ini:

Tabel 1.1 Daftar Alat Berat PT. Bayu Aji Interbuana


Jumlah Tahun
No Jenis (unit) Merk Pembuatan

1 Excavator PC-200 5 Komatsu 2014 -2016

2 Excavator PC-300 3 Komatsu 2015


3 Buldozer D68 3 Komatsu 2015

4 Excavator SK-220 3 Kobelco 2014

5 Dump Truck 15 Nissan CWB 2015

6 Dump Truck 10 Hino 2015

7 Vibro Roller 3 Sakai 2014

8 Motor Grader 3 Mitsubishi 2014

9 Total Station 4 Sokisha 2014

10 Waterpas 4 Sokisha 2014

11 Concrete Molen 10 - 2016

12 Concrete Vibrator 10 Yanmar 2012

13 Genset 4 Honda 2014

26
BAB II
PEMBAHASAN DAN HASIL

2.1 Pembahasan

2.1.1 Definisi Proyek

Proyek adalah usaha yang bersifat sementara untuk menghasilkan produk atau
layanan yang unik. Pada umumnya, proyek melibatkan beberapa orang yang saling
berhubungan aktivitasnya dan sponsor utama proyek biasanya tertarik dalam
penggunaan sumber daya yang efektif untuk menyelesaikan proyek secara efisien dan
tepat waktu (Dimyati dan Nurjaman, 2014).
Menurut Heizer dan Render (2016)proyek adalah sederetan tugas yang
diarahkan kepada suatu hasil utama. Proyek adalah upaya atau aktivitas yang
diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan-harapan penting dengan
menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang tersedia, yang harus
diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa proyek merupakan suatu
kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap
waktu, anggaran dan sumber daya serta memiliki spesifikasi tersendiri atas produk
yang akan dihasilkan (Nurhayati, 2010).

2.1.1.1 Tujuan Proyek

Setiap proyek memiliki tujuan khusus, dan dalam proses pencapaian tujuan
tersebut ada tiga konstrain yang harus dipenuhi, yang dikenal dengan Trade-Off
Triangle atau Triple Constraints. Triple Constraints adalah usaha pencapaian tujuan
yang berdasarkan batasan sebagai berikut (Dimyati dan Nurjaman 2014).

1. Tepat mutu, mutu adalah apa yang akan dikerjakan oleh proyek tersebut,
produk, layanan atau hasil yang diraih proyek tersebut atau disebut
sebagai kinerja (performance), harus memenuhi spesifikasi dan kriteria
dalam taraf yang disyaratkan oleh pemilik.

27
2. Tepat waktu, yang di maksud dengan waktu ialah berapa lama waktu
yang di butuhkan untuk melaksanakan suatu proyek serta apa itu jadwal
proyek. salah satu komponen yang menjadi target utama dalam sebuah
proyek. Pada intinya faktor waktu ini adalah bagaimana kita menentukan
lamanya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah proyek.
Komponen waktu begitu berarti, terutama pada saat- saat yang memang
sangat krusial. Terkadang suatu proyek dipaksa untuk selesai pada waktu
tertentu, walaupun berdampak pada membengkaknya biaya.

3. Tepat biaya, dalam proyek kita tidak akan pernah lepas dari biaya, biaya
di butuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek harus di perhitungkan
secara matang.

Pada intinya faktor biaya atau cost ini adalah menentukan seberapa
besar biaya yang akan dikeluarkan untuk sebuah proyek. Faktor biaya ini
sangat dipengaruhi oleh 2 faktor sebelumnya, yaitu faktor scope dan faktor
time. Secara umum semakin besar ruang lingkup dan semakin lama waktu,
maka akan semakin besar pula biaya suatu proyek.

2.1.1.2 Siklus Hidup Proyek

Menurut Dimyati dan Nurjaman (2014) tahapan kegiatan utama yang


dilakukan dalam siklus hidup proyek yaitu:
1. Tahap Inisiasi
Tahap inisiasi proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek
disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan
akan diidentifikasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga
didefinisikan.

Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah


solusi yang memiliki kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan
sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah
solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan ditunjuk
sehingga tim proyek dapat dibentuk.

28
2. Tahap Perencanaan
Ketika ruang lingkup proyek telah ditetapkan dan tim proyek
terbentuk, maka aktivitas proyek mulai memasuki tahap perencanaan. Pada
tahap ini, dokumen perencanaan akan disusun secara terperinci sebagai
panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek berlangsung. Adapun
aktivitas yang akan dilakukan pada tahap ini adalah membuat dokumentasi
project plan, resource plan, financial plan, risk plan, acceptance plan,
communication plan, procurement plan, contract supplier dan perform
phare review.

3. Tahap Eksekusi (Pelaksanaan proyek)


Dengan definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas
proyek siap untuk memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada
tahap ini, deliverables atau tujuan proyek secara fisik akan dibangun.
Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project plan akan
dieksekusi. Sementara kegiatan pengembangan berlangsung, beberapa
proses manajemen perlu dilakukan guna memantau dan mengontrol
penyelesaian deliverables sebagai hasil akhir proyek.
4. Tahap Penutupan
Tahap ini merupakan akhir dari aktivitas proyek. Pada tahap ini,
hasil akhir proyek (deliverables project) beserta dokumentasinya diserahkan
kepada pelanggan, kontak dengan supplier diakhiri, tim proyek dibubarkan
dan memberikan laporan kepada semua stakeholder yang menyatakan
bahwa kegiatan proyek telah selesai dilaksanakan. Langkah akhir yang perlu
dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan post implementation review
untuk mengetahui tingkat keberhasilan proyek dan mencatat setiap
pelajaran yang diperoleh selama kegiatan proyek berlangsung sebagai
pelajaran untuk proyek- proyek dimasa yang akan datang.
5. Organisasi proyek
Tahap ini merupakan tahapan sebuah proyek sebelum kemudian
ditutup (penyelesaian). Meskipun demikian, tidak semua proyek akan
melalui setiap tahap, artinya proyek dapat dihentikan sebelum mencapai
penyelesaian. Beberapa proyek tidak mengikuti perencanaan terstruktur

29
atau proses pemantauan. Beberapa proyek akan melalui langkah 2, 3, dan 4
beberapa kali.Tahapan tersebut merupakan parameter penting bagi
penyelenggaraan proyek yang sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek.
Manajemen proyek dikatakan baik jika sasaran tersebut tercapai. Suatu
proyek memerlukan penjadwalan (scheduling), yaitu pengalokasian waktu
yang tersedia untuk melaksanakan tiap-tiap pekerjaan, dalam rangka
menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai optimal dengan
mempertimbangkan keterbatasan yang ada.Penjadwalan mengikuti
perkembangan proyek dengan berbagai permasalahannya.

Proses monitoring serta updating selalu dilakukan untuk


mendapatkan penjadwalan yang paling realistis agar alokasi sumber daya
dan penetapan durasinya sesuai dengan sasaran dan tujuan proyek.Secara
umum penjadwalan proyek mempunyai manfaat sebagaiberikut:

a. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan atau kegiatan mengenai


batas-batas waktu untuk mulai dan akhir dari tiap-tiap pekerjaan.
b. Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan.
c. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan
proyek dapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan.
d. Merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek.

2.1.1.3 Perencanaan dan Penjadwalan Proyek

Perencanaan suatu proyek mensyaratkan bahwa tujuan proyek harus


dinyatakan dengan jelas sehingga manajer dan timnya mengetahui apa yang
diinginkannya. Perencanaan proyek dimaksudkan untuk menjembatani antara sasaran
yang akan diraih dengan keadaan pada saat awal (Herjanto, 2011). Dalam buku
Manajemen Operasional Heizer dan Render (2016) penjadwalan proyek meliputi
pengurutan dan pembagian waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Pada penjadwalan
orang, uang, dan bahan dihubungkan untuk kegiatan khusus dan menghubungkan
masing- masing kegiatan satu dengan yang lainnya. Penjadwalan merupakan suatu
fase yang menterjemahkan suatu perencanaan kedalam suatu diagram- diagram yang

30
sesuai dengan skala waktu. Penjadwalan menentukan kapan aktivitas-aktivitas itu
dimulai, ditunda, dan diselesaikan. Penjadwalan proyek meliputi: pengurutan dan
pembagian waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Pada tahap ini manajer memutuskan
berapa lama tiap kegiatan memerlukan waktu penyelesaian dan menghitung berapa
banyak orang yang diperlukan pada tiap tahap produksi.

2.1.1.4 Proyek Konstruksi

Salah satu dari jenis proyek adalah Proyek Konstruksi. Komponen kegiatan
utama proyek jenis ini terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering,
pengadaan dan konstruksi. Proyek Kontruksi dapat dibedakan menjadi Proyek
Bangunan gedung seperti rumah, kantor, pabrik dan proyek bangunan sipil seperti
jembatan, bendungan dan infrastruktur lainnya. Proyek konstruksi ini semakin
kompleks dan canggih dan melibatkan penggunaan sumber daya dalam bentuk tenaga
manusia, material, peralatan dan dana yang jumlahnya bertambah besar (Ervianto,
2012).Menurut Dimyati dan Nurjaman (2014) siklus proyek konstruksi, meliputi
beberapa tahap berikut
1. Kontekstual gagasan: tahapan ini terdiri atas kegiatan, perumusan gagasan,
kerangka acuan, studi kelayakan awal, indikasi awal dimensi, biaya, dan jadwal
proyek.
2. Studi kelayakan: tujuannya mendapatkan keputusan tentang kelanjutan investasi
pada proyek yang akan dilakukan. Informasi dan data dalam implementasi
perencanaan proyek lebih lengkap dari tahap pertama sehingga penentuan dimensi
dan biaya proyek lebih akurat dengan tinjauan terhadap aspek sosial, budaya,
eknomi, finansial, legal, teknis, dan administratif yang komprehensif.
3. Detail desain, terdiri dari kegiatan pendalaman berbagai aspek persoalan, desain
engineering dan pengembangan, pembuatan jadwal utama dan anggaran serta
menentukan perencanaan sumber daya, penyiapan perangkat, dan penentuan
peserta proyek dengan program lelang.
4. Tujuan, yaitu menetapkan dokumen perencanaan lengkap dan terperinci, secara
teknis dan administratif untuk memudahkan pencapaian sasaran dan tujuan
proyek.

31
5. Pengadaan, yaitu memilih kontraktor pelaksana dengan menyertakan dokumen
perencanaan, aturan teknis, administrasi yang lengkap, dan produk tahapan detail
desain. Dari proses ini, diperoleh penawaran yang kompetitif dari kontraktor
dengan tingkat akuntabilitas dan tranparansi yang baik.

6. Implementasi, terdiri atas kegiatan, desain engineering yang terperinci,


pembuatan spesifikasi dan kriteria, pembelian peralatan dan material, fabrikasi
dan kontruksi, inspeksi mutu, uji coba, start- up, demobilisasi, dan laporan proyek
penutup. Tujuan akhir proyek adalah mendapatkan kinerja biaya, mutu, waktu dan
keselamatan kerja paling maksimal, dengan melakukan proses perencanaan,
penjadwalan, pelaksanaan dan pengendalian yang lebih cermat serta terperinci
dari proses sebelumnya. Pada tahap ini, kontraktor memiliki peran dominan
dengan tujuan akhir sasaran proyek tercapai dan mendapatkan keuntungan
maksimal. Peran pemilik proyek pada tahapan ini dilakukan oleh agen pemilik
sebagai konsultan pengawas pelaksanaan, dengan tujuan mereduksi segala
macam penyimpangan serta melakukan tindak koreksi yang diperlukan.

7. Operasi dan pemeliharaan, terdiri atas kegiatan operasi rutin dan pengamatan
prestasi akhir proyek serta pemeliharaan fasilitas bangunan yang dapat digunakan
untuk kepentingan sosial dan ekonomi masyarakat.

2.1.2 Data dan Fakta


Menurut Siswanto (2007), dalam manajemen proyek, penentuan waktu
penyelasaian kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat penting
dalam proses perencanaan karena penentuan waktu tersebut akan menjadi dasar bagi
perencanaan yang lain adalah sebagai berikut.
1. Penyusunan jadwal (scheduling), anggaran (budgeting), kebutuhan sumber daya
manusia (manpower planning), dan sumber organisasi yang lain.
2. Proses pengendalian (controlling)
Manajemen Proyek meliputi tiga fase (Heizer dan Render, 2005), yaitu.
a. Perencanaan. Fase ini mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek,
dan organisasi tim-nya.
b. Penjadwalan. Fase ini menghubungkan orang, uang, dan bahan untuk kegiatan

32
khusus dan menghubungkan masing-masing kegiatan satu dengan yang
lainnya.
c. Pengendalian. Perusahaan mengawasi sumber daya, biaya, kualitas, dan
anggaran. Perusahaan juga merevisi atau mengubah rencana dang menggeser
atau mengelola kembali sumber daya agar dapat memenuhi kebutuhan waktu
dan biaya.

Handoko, T.H (1999) menyatakan tujuan manajemen proyek adalah sebagai


berikut.
1. Tepat waktu (on time) yaitu waktu atau jadwal yang merupakan salah satu sasaran
utama proyek, keterlambatan akan mengakibatkan kerugian, seperti penambahan
biaya, kehilangan kesempatan produk memasuki pasar.

2. Tepat anggaran (on budget) yaitu biaya yang harus dikeluarkan sesuai dengan
anggaran yang telah ditetapkan.

3. Tepat spesifikasi (on specification) dimana proyek harus sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditetapkan.

Selama proses pengendalian proyek, penjadwalan mengikuti perkembangan


proyek dengan berbagai permasalahannya. Proses monitoring serta updating selalu
dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang paling realistis agar alokasi sumber
daya dan penetapan durasinya sesuai dengan sasaran dan tujuan proyek. Secara
umum penjadwalan mempunyai manfaat-manfaat seperti berikut.
1. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan/kegiatan mengenai batas-batas
waktu untuk mulai dan akhir dari masing-masing tugas.
2. Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis dan
realistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu.
3. Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan.
4. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan proyek
dapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan.
5. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.
6. Merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek.

Menurut Husen (2008), ada beberapa metode penjadwalan proyek yang

33
digunakan untuk mengelola waktu dan sumber daya proyek. Masing-masing metode
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pertimbangan penggunaan metode- metode
tersebut didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai terhadap kinerja
penjadwalan. Kinerja waktu akan berimplikasi terhadap kinerja biaya, sekaligus
kinerja proyek secara keseluruhan. Oleh karena itu, variable-variabel yang
mempengaruhinya juga harus dimonitor, misalnya mutu, keselamatan kerja,
ketersediaan peralatan dan material, serta stakeholder proyek yang terlibat. Bila
terjadi penyimpangan terhadap rencana semula, maka dilakukan evaluasi dan
tindakan koreksi agar proyek tetap pada jalur yang diinginkan.Ada dua metode
penjadwalan proyek yaitu:
1. Metode Gant chart
Metode Gant chart, merupakan metode yang relatif sederhana, mudah dimengerti,
mudah pembuatannya, dan mudah untuk digunakan dalam memantau
perkembangan proyek. Namun, metode Gant chart memiliki beberapa kelemahan,
antara lain tidak dapat menunjukan kegiatan apa saja yang merupakan kegiatan
kritis dan tidak secara langsung dapat menunjukan hubungan antar kegiatan,
sehingga apabila suatu kegiatan mengalami penundaan maka akan sulit untuk
mengetahui kegiatan berikut apa yang akan terpengaruh, dan bagaimana
dampaknya terhadap waktu selesainya proyek.Gantt Chart merupakan diagram
perencanaan yang digunakan untuk penjadwalan sumber daya dan alokasi waktu
(Heizer, Jay dan Render, Barry, 2006). Gantt Chart adalah contoh teknik non-
matematis yang banyak digunakan dan sangat popular dikalangan para manajer
karena sederhana dan mudah dibaca. Gantt Chart dapat membantu penggunanya
untuk memastikan bahwa (Heizer, Jay dan Render, Barry, 2006):
1. Semua kegiatan telah direncakan;
2. Urutan kinerja telah diperhitungkan;
3. Perkiraan waktu kegiatan telah tercatat, dan;
4.Keseluruhan waktu proyek yang telah dibuat

Berikut ini merupakan karakteristik dari Gantt Chart:


1. Gantt chart secara luas dikenal sebagai alat fundamental dan mudah diterapkan
oleh para manajer proyek untuk memungkinkan seseorang melihat dengan

34
mudah waktu dimulai dan selesainya tugas-tugas dan sub- sub tugas dari
proyek.

2. Semakin banyak tugas-tugas dalam proyek dan semkin penting urutan antara
tugas-tugas maka semakin besar kecenderungan dan keinginan untuk
memodifikasi gantt chart.

3. Gantt chart membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan “what if” saat melihat


kesempatan-kesempatan untuk membuat perubahan terlebih dahulu terhadap
kebutuhan.

Keuntungan menggunakan Gantt Chart:


1. Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat sebagai
alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek. Gantt Chart sangat mudah
dipahami, balok horizontal (horizontal bar) dibuat pada tiap kegiatan proyek
sepanjang garis waktu.
2. Gantt chart digunakan untuk penjadwalan sederhana atau proyek-proyek yang
kegiatannya tidak terlalu berkaitan atau proyek kecil, sedangkan network untuk
penjadwalan proyek yang rumit.
3. Gantt Chart juga dapat digunakan untuk penjadwalan operasi yang berulang.
4. Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan
sesungguhnya pada saat pelaporan.
5. Bila digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat pelaporan.

Kelemahan Gantt Chart:


1. Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu
kegiatan dan kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak
yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal
keseluruhan proyek.

2. Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaharuan bila diperlukan,


karena pada umumnya ini berarti membuat bagan balok baru.

3. Gantt chart tidak bisa secara eksplisit menunjukkan keterkaitan antara aktivitas
dan bagaimana satu aktivitas berakibat pada aktivitas lain bila waktunya

35
terlambat atau dipercepat, sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap Gantt
chart.
2. Kurva S
Kurva – S adalah suatu kurva yang disusun untuk menunjukkan hubungan antara
nilai komulatif biaya atau jam-orang (man hours) yang telah digunakan atau
persentase (%) penyelesaian pekerjaan terhadap waktu. Dengan demikian pada
kurva–S dapat digambarkan kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan
sepanjang berlangsungnya proyek atau pekerjaan dalam bagian dari proyek.
Dengan membandingkan kurva tersebut dengan kurva yang serupa yang disusun
berdasarkan perencanaan, maka akan segera terlihat dengan jelas apabila
terjadi penyimpangan. Oleh karena kemampuannya yang dapat diandalkan dalam
melihat penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan proyek, maka
pengendalian. proyek dengan memanfaatkan Kurva–S sering kali digunakan
dalam pengendalian suatu proyek. Pada Kurva–S, sumbu mendatar menunjukkan
waktu kalender, dan sumbu vertikal menunjukkan nilai komulatif biaya atau jam-
orang atau persentase penyelesaian pekerjaan. Kurva yang berbentuk huruf ”S”
tersebut lebih banyak terbentuk karena kelaziman dalam pelaksanaan proyek
yaitu:
1. Kemajuan pada awal-awalnya bergerak lambat.

2. Kemudian diikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat dalam kurun waktu yang
lebih lama.

3. Pada akhirnya kegiatan menurun kembali dan berhenti pada suatu titik akhir.

3. Diagram pareto (Pareto Analysis)


Diagram Pareto diperkenalkan oleh seorang ahli yaitu Alfredo Pareto (1848-
1923). Diagram Pareto ini merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi
data dari kiri ke kanan menurut ukuran rangking tertinggi hingga terendah.
Analisis pareto digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi tipe-tipe
yang tidak sesuai. Diagram Pareto adalah suatu grafik batang yang menunjukkan
masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak
terjadi ditampilkan oleh grafik batang yang pertama dan yang tertinggi serta
ditempatkan pada sisi yang paling kiri, dan seterusnya sampai masalah yang

36
paling pendek ditempatkan pada sisi paling kanan (Wahyuni, 2015).

Gambar 3.4 Contoh


Diagram Pareto
Sumber: Wahyuni, dkk
(2015)

Kegunaan dari diagram pareto adalah untuk (Wahyuni, 2015):


1. Menunjukan masalah utama yang dominan dan perlu segera diatasi.

2. Menyatakan perbandingan masing-masing persoalan yang ada dan kumulatif


secara keseluruhan.

3. Menunjukan tingkat perbaikan setelah tindakan perbaikan (koreksi) dilakukan


pada daerah yang terbatas.

4. Menunjukan perbandingan masing-masing persoalan sebelum dan setelah


perbaikan.

Diagram Pareto sangat tepat digunakan jika kita menginginkan hal- hal berikut ini
:

1. Menentukan prioritas karena keterbatasan sumberdaya.


2. Menggunakan kearifan tim secara kolektif.
3. Menghasilkan konsesnsus atas keputusan akhir.
4. Menempatkan keputusan pada data kuantitatif.
Diagram Pareto adalah suatu metode untuk mengidentifikasi hal- hal atau kejadian
kejadian penting, maka pada dasarnya diagram Pareto terdiri dari 2(dua) jenis
yaitu (Wahyuni, 2015):

37
1. Diagram Pareto mengenai fenomena. Diagram ini berkaitan dengan hasil-hasil
termasuk yang tidak diinginkan dan digunakan untuk mengetahui masalah apa
yang paling utama.

2. Diagram pareto mengenai penyebab. Diagram ini berkaitan dengan penyebab


dalam proses dan dipergunakan untuk mengetahui apa saja peyebab masalah
yang paling utama. Beberapa contohnya antara lain:

Operator: umur, pengalaman, keterampilan, sifat individual, pergantian kerja


(shift), dan lain-lain.

a. Mesin: peralatan, mesin, instrumen, dll.


b. Bahan baku: pembuatan bahan baku, macam bahan baku, pabrik bahan baku,
dll.
c. Metode Operasi: kondisi operasi, metode kerja, system pengaturan, dll.

Langkah-langkah pembuatan diagram pareto, yaitu (Wahyuni, 2015):


1. Menentukan masalah apa yang akan diteliti, mengidentifikasi kategori-kategori
atau penyebab-penyebab dari masalah yang akan diperbandingkan. Setelah itu,
merencanakan dan melaksanakan pengumpulan data.

2. Membuat suatu ringkasan daftar atau tabel yang mencatat frekuensi kejadian
dari masalah yang telah diteliti dengan menggunakan formulir pengumpulan
data atau lembar periksa.

3. Membuat daftar masalah secara berurut berdasarkan frekuensi kejadian dari


yang tertinggi sampai terendah, serta hitunglah frekuensi kumulatif, persentase
dari total kejadian, dan persentase dari total kejadian secara kumulatif.

4. Menggambar 2 buah garis yaitu sebuah garis vertikal dan sebuah garis
horisontal.

a. Garis vertikal sebelah kiri: skala pada garis ini merupakan skala dari nol
sampai total keseluruhan dari variabel masalah yang terjadi (misalnya total
kerusakan produk).Garis vertikal sebelah kanan: skala pada garis ini adalah
skala dari 0% sampai 100%.

38
b. Garis Horizontal Garis ini dibagi ke dalam banyaknya interval sesuai
dengan banyaknya item masalah yang diklasifikasikan.

5. Buatlah histogram pada diagram pareto.

6. Gambarkan kurva kumulatif serta cantumkan nilai-nilai kumulatif (total


kumulatif atau persen kumulatif) di sebelah kanan atas dari interval setiap item
masalah.

7. Memutuskan untuk mengambil tindakan perbaikan atas penyebab utama dari


masalah yang sedang terjadi itu.

2.1.3 Proses Pekerjaan Proyek

Pekerjaan pembuatan pondasi dimulai dengan tahap awal proyek yaitu tahap
perencanaan dan perancangan, kemudian dilanjutkan dengan tahap konstruksi yaitu
tahap pelaksanaan pembangunan fisik, berikutnya adalah tahap operasional atau
tahap penggunaan dan pemeliharaan.

Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi dari tahap awal
proyek (tahap perencanaan dan perancangan) hingga masa konstruksi (pelaksanaan
pembangunan fisik) ada tiga pihak yaitu:
a. Pemilik proyek (owner)
b. Pihak perencana (designer)
c. Pihak kontraktor (aannemer), (Ervianto, 2005)

Pihak/badan yang disebut konsultan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu


konsultan perencana dan konsultan pengawas. Konsultan perencana dapat dipisahkan
menjadi dua, yaitu konsultan perencana dan konsultan pengawas (Manajemen
Konstruksi). Berikut ini adalah Tahap Kegiatan dalam Pekerjaan Proyek:
1. Tahap Pendahuluan
Pekerjaan pendahuluan merupakan persiapan awal yang wajib dilakukan dalam
melaksanakan suatu proyek. Pada tahap ini, segala izin yang dibutuhkan untuk
proses pembangunan telah diurus serta segala sesuatu yang menyangkut
kelancaran pekerjaan pelaksanaan harus telah disiapkan di lokasi sebelum

39
melaksanakan pekerjaan. Penyusunan jadwal terinci, mobilisasi peralatan dan
tenaga kerja, hingga kelengkapan administrasi lapangan harus sudah disiapkan
sebelum memulai pekerjaan.
2. Pekerjaan Pondasi

Pondasi adalah bagian terendah dari bangunan yang meneruskan beban bangunan
ke tanah atau batuan yang ada di bawahnya.Terdapat dua klasifikasi pondasi,
yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal didefinisikan sebagai
pondasi yang mendukung bebannya secara langsung Pondasi dapat didefinisikan
sebagai pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau batuan
yang terletak relatif jauh dari permukaan, contohnya pondasi sumuran dan
pondasi tiang. Berikut ini tahap-tahap pekerjaan dalam pekerjaan pondasi:

a. Pekerjaan pembesian

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 Pekerjaan Pembesian 2021

b. Pekerjaan Begesting

40
(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)
Gambar 1.5 Pekerjaan Begesting 2021

c. Pekerjaan Jalur Rel

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 Pekerjaan Jalur Rel 2021

d. Pekerjaan dan Pembesian Lantai

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 Pekerjaan Pembesian Lantai 2021

e. Pengerjaan Saluran Air

41
(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)
Gambar 1.5 Pekerjaan Pembesian Lantai 2021

f.Pengecoran Lantai dan Pondasi Workshop

(Sumber : Database PT. Bayu Aji Interbuana)


Gambar 1.5 Pekerjaan Pembesian Lantai 2021

2.2 Hasil
2.2.1 Analisa Perencanaan Proyek

Gantt Chart adalah suatu metode yang bernilai khususnya untuk proyek-
proyek dengan jumlah anggota tim yang sedikit. Gantt chart secara luas dikenal

42
sebagai alat fundamental dan mudah diterapkan oleh para manajer proyek untuk
memungkinkan seseorang melihat dengan mudah waktu dimulai dan selesainya
tugas-tugas dan sub-sub tugas dari proyek. Semakin banyak tugas-tugas dalam proyek
dan semakin penting urutan antara tugas-tugas maka senakin besar kecendrungan dan
keinginan untuk memodifikasi gant chart. Gant chart membantu menjawab
pertanyaan-pertanyaan “what if” saat melihat kesempatan-kesempatan untuk
membuat perubahan terlebih dahulu terhadap kebutuan. Data yang digunakan
merupakan data sekunder berupa studi pustaka, yaitu melakukan penelitian pustaka
dengan membaca dan meneliti bahan-bahan atau teori yang berhubungan dengan
penjadwalan proyek, ghant chart, kurva s, diagram pareto

Gantt Chart merupakan suatu grafik dimana ditampilkan kotak-kotak yang


mewakili setiap tugas dan panjang masing-masing setiap kotak menunjukkan waktu
pengerjaan tugas-tugas tersebut dalam format perwaktuan tertentu seperti jam, hari,
tanggal, minggu, bulan atau tahun. Data yang digunakan merupakan data sekunder
yang didapatkan dari divisi Purchasing PT. Bayu Aji Interbuana. yaitu divisi yang
salah satu fungsinya adalah suatu proses pencarian sumber, pemesanan dan
pembelian barang atau jasa untuk kegiatan proyek. Dibawah ini merupakan
perencaan proyek keseluruhan secara umum pada periode Desember 2021 – Maret
2021:

Tabel 4.1 Penjadwalan proyek pada periode Desember 2021 –


Maret 2021

Kegiatan Minggu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pekerjaan Pendahuluan

Pekerjaan Pondasi

Pekerjaan Pemasangan
Begesting dan Pembesian
Pekerjaan Tambahan Sarana dan
Prasarana WORKSHOP

Pekerjaan Akhir

(Sumber: PT. Bayu Aji Interbuana)

43
Pada penjadwalan orang, uang, dan bahan dihubungkan untuk kegiatan
khusus dan menghubungkan masing- masing kegiatan satu dengan yang lainnya. Di
bawah ini merupakan data perencanaan proyek pembangunan pondasi Workshop
dengan metode Gant Chart:

44
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
BOBOT DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET
JENIS PEKERJAAN
%
1 3 4 5 8 9 10 13

PEKERJAAN PENDAHULUAN 0,783 0,710 0,006 0,006 0,006 0,006 0,006 0,006 0,006

PEKERJAAN PONDASI
PEKERJAAN STRUKTUR
Pencopotan Konblok 1,720 1,720
Pekerjaan Pemindahan Mesin WORKSHOP 8,019 6,043 0,494 0,494
Pekerjaan Pengurukan 5,456 2,564 0,578 0,578 0,578

PEKERJAAN KONSEP PONDASI


Pemasangan Konblok Kembali 1,137 0,354 0,196 0,196 0,196
Pengukuran dan Konsep Pondasi 0,717 0,179 0,179
Pembesian 0,440 0,110 0,110 0,110
Begesting 0,446 0,111 0,111
Jalur Rel 0,506 0,127 0,127
Pekerjaan Pembesian Rel 0,386 0,097 0,097 0,097
Lantai WORKSHOP 1,331 0,333 0,333 0,333

PEKERJAAN PEMASANGAN BEGESTING DAN PEMBESIAN

Pemasangan Besi Rel 2,439 0,011 0,607 0,607


Begesting 10,793 2,316 2,119 2,119 2,119

PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL PONDASI MESIN


Mekanikal Mesin 0,327 0,012 0,079 0,079
Elektrikal Mesin 0,730 0,182 0,182 0,182

PEKERJAAN TAMBAHAN SARANA DAN PRASARANA WORKSHOP


Saluran Air 0,226 0,002
Bak kontrol Saluran air hujan 0,055 -
Atap WORKSHOP 2,190 1,138
IPAL Kap.100-150m3 4,590 1,039 0,888 0,888
M2/jam 2,666 0,533 0,711 0,711
Pekerjaan Pengerukan Saluran 6,883 3,192 0,615 0,615 0,615
Penambahan Saluran 0,533 0,311 0,055 0,055 0,055
Pondasi
Pagar Keliling Area WORKSHOP 1,819 0,932 0,443

PEKERJAAN AKHIR
PENGECORAN LANTAI WORK 5,517 0,256 1,315 1,315
SHOP
PEMASANGAN MESIN KEMBALI 3,253 - 0,813 0,813
PENGECORAN SELURUH PONDASI MESIN 37,036 10,255 6,695 6,695

Total Pekerjaan 100,000


Progress Mingguan 31,387 1,451 1,741 3,735 5,678 5,888 11,746 7,145
Progress Komulatif Mingguan 31,387 35,341 37,083 40,818 56,690 62,578 74,323 100,000
Progress Mingguan
Progress Komulatif Mingguan

Gambar 4.1 Perencanaan Proyek Pembangunan Pondasi Worksop

45
Dalam pengerjaan proyek pembangunan pondasi Workshop yang di lakukak
oleh PT. Bayu Aji Interbuana masih terdapat keterlambatan di dalam
pengerjaannya. Berikut ini merupakan beberapa penyebab
keterlambatan proyek pembangunan pondasi Workshop oleh PT. Bayu
Aji Interbuana:

Tabel 4.2 Penyebab keterlambatan proyek pembangunan pondasi Workshop


Penyebab Keterangan Jumlah
Barang reject Semen 15
Keterlambatan pengiriman Transportasi 23
Keterlambatan Biaya Adminitrasi 18
Total 56
(Sumber: PT. Bayu Aji Interbuana)

Keterangan

1. Semen : Semen membeku dan tidak sesuai standar perusahaan.


2. Transportasi : Jarak dari supplier ke perusahaan terlalu jauh dan yang susah
di tempuh.
3. Adminitrasi : Adanya biaya tambahan untuk pengerjaan di luar batas yang
di tentukan perusahaan.

2.2.2 Analisa Perbandingan Perencanaan dan Realisasi Proyek Pembangunan


Pondasi Workshop
Dalam hal perencanaan proyek pembangunan Pondasi Workshop,
Terlihat bahwa jadwal proyek selama 13 minggu dari bulan Deptember
2017 sampai Maret 2021 sedangkan realisasinya melebihi dari
perencaan yang sudah ditentukan. Hal ini bisa dilihat dari perbandingan
grafik dibawah ini:
BULAN I BULAN II BULAN III BULAN IV
BOBOT November Desember Januari Febuari-Maret
NO. URAIAN PEKERJAA (%) Mg. 1 Mg. 2 Mg. 3 Mg. 4 Mg. 5 Mg. 6 Mg. 7 Mg. 8 Mg. 9 Mg. 10 Mg. 11 Mg. 12 Mg. 13 Mg. 14 Mg. 15
18 - 24 25 - 01 02 - 08 09 - 15 16 - 22 23 - 29 30 - 05 06 - 12 13 - 19 20 - 26 27 - 03 04 - 10 11 - 17 18 - 24 25 - 31

PEKERJAAN PENDAHULUAN 0,2410,2410,2410,241


I 0,966
II.1 PEKERJAA N S TRUKTUR
A Pekerjaan Pencopotan Konblok 1,753 0,438 0,438 0,438 0,438
B Pekerjaan Pemindahan Mesin WORKSHOP 7,846 1,308 1,308 1,308 1,308 1,308 1,308
C Pekerjaan Pengurukan 4,452 0,742 0,742 0,742 0,742 0,742 0,742

A Pekerjaan Pemasangan Konblok Kembali


II.2 PEKERJAAN Pemasangan konblok kembali
KONSEP PONDASI 1,307 0,327 0,327 0,327 0,327
B Pekerjaan Pengukuran dan Konsep Pondasi 0,730 0,183 0,183 0,183 0,183
C Pekerjaan Pembesian 0,658 0,165 0,165 0,165 0,165
D Pekerjaan Begesting 0,448 0,112 0,112 0,112 0,112
E Pekerjaan Jalur Rel 0,410 0,103 0,103 0,103 0,103
F Pekerjaan Pembesian Rel 0,425 0,106 0,106 0,106 0,106
G Pekerjaan Lantai WORKSHOP 1,399 0,280 0,280 0,280 0,280 0,280

PEKERJAAN PEMASANGAN BEGESTING DAN PEMBESIAN


III.1
A Pekerjaan Pemasangan Besi rel 2,431 0,405 0,405 0,405 0,405 0,405 0,405
B Pekerjaan Pekerjaan Begesting 9,804 1,226 1,226 1,226 1,226 1,226 1,226 1,226 1,226

A
III.2 Pekerjaan Me PEKERJAAN MEKANIKALKanikal Mesin
DAN ELEKTRIKAL 0,328 0,109 0,109
B Pekerjaan Elektrikal Mesin 0,733 0,183 0,183 0,183 0,183
III
IV PEKERJAAN TA MB AHA N SARANA DAN PRASARANA WORKSHOP 0,109

A Pekerjaan S al uran Air 0,294 0,098 0,098 0,098


B Pekerjaan Bak kontrol Saluran air hujan 0,055 0,028 0,028
C Pekerjaan Atap WORKSHOP 3,416 0,427 0,427 0,427 0,427 0,427 0,427 0,427 0,427
D WWTP / IPAL 4,610 0,768 0,768 0,768 0,768 0,768 0,768
E WTP UF 10 M2/jam 2,678 0,669 0,669 0,669 0,669
F Pekerjaan Pengerukan Saluran 6,549 1,092 1,092 1,092 1,092 1,092
G Pekerjaan Penambahan Saluran Pondasi 0,715 0,179 0,179 0,179 0,179
H Pekerjaan Pagar Keliling Area WORKSHOP 1,986 0,496 0,496 0,496 0,496

V PEKERJAAN AKHIR

A Cor lantai 5,542 1,385 1,385 1,385 1,385


B Pemasangan Mesin Kembali 3,268 1,089 1,089 1,089
C Pengecoran Seluruh Pondasi Mesin 37,198 9,299 9,299 9,299 9,299
1,092
100,000
Rencana Progress Mingguan 0,680 0,680 2,393 3,484 3,835 4,504 6,154 7,240 7,057 15,969 15,658 15,822 13,052 2,882 0,592
Rencana Pro g ress Komulatif Mingguan 0,680 1,359 3,752 7,236 11,070 15,575 21,729 28,969 36,026 51,994 67,652 83,474 96,526 99,408 100,00
Realisasi Progress Mingguan
Realisasi Progress Komulatif Mingguan
Deviasi

Gambar 4.2 Perbandingan Perencanaan dan Realisasi Proyek Pembuatan Pondasi Workshop

2
2.2.3 Analisa Keterlambatan Proyek Pembangunan Pondasi

Dalam realisasinya ada beberapa penyebab keterlambatan proyek


pembangunan ICS/UPI Hal dapat di lihat pada table 4.3.
Tabel 4.3 Tabel Penyebab Keterlambatan
Persentas
Penyebab Jumlah Persentase e
kumulatif
Keterlambata
n pengiriman 23 41% 41%

Keterlambata
n biaya 18 32% 73%

Material reject 15 27% 100%


Total 56
(Sumber: PT. Bayu Aji Interbuana)

Dari data tersebut jumlah penyebab keterlambatan proyek pembangunan


Pondasi Workshop sebanyak 56 kali.

Diagram Pareto
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%

KeterlambatanKeterlambatan biayaMaterial reject pengiriman

Persentase Persentase Kumulatif

(Sumber: Pengolahan Data 2021)

Gambar 4.3 Diagram pareto penyebab keterlambatan proyek pembangunan


pondasi Workshop.
Berdasarkan diagram pareto tersebut, maka yang harus diselesaikan adalah
keterlambatan pengiriman. Dari diagram pareto di atas tersebut dapat diketahui
bahwa keterlambatan pengiriman merupakan penyebab keterlambatan pengiriman
yang paling tinggi dengan persentase sebesar 41% dan jumlah frekuensi
keterlambatan sebesar 23 kali selama proyek pembangunan pondasi Workshop
periode Desember 2017 sampai Maret 2021. Pada urutan kedua terdapat
keterlambatan biaya dengan persentase sebesar 32% dan jumlah frekuensi
keterlambatan sebesar 18 kali. Pada urutan ketiga material reject dengan presentase
sebesar 27%. Dikarenakan penyebab keterlambatan keterlambatan pengiriman
termasuk dalam kategori kritis, maka perusahaan harus segera melakukan tindakan
penanganan terhadap faktor –faktor yang menjadikan keterlambatan pada proyek
pembangunan pondasi Workshop.

2
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data pada bab sebelumnya


maka didapatkan kesimpulan, yaitu :
1. Kinerja proyek pembangunan pondasi Workshop mengalami keterlambatan.hal ini
dapat dilihat dari perencanaan proyek yang dijadwalkan selama 13 minggu dari
bulan Desember 2020 sampai Maret 2021 sedangkan realisasinya membutuhkan
waktu selama 15 minggu.
2. Berdasarkan diagram pareto tersebut, didapatkan 3 penyebab keterlambatan yaitu
barang reject, keterlambatan pengiriman dan keterlambatan biaya. Dari diagram
pareto tersebut yang merupakan penyebab keterlambatan paling tinggi yaitu
keterlambatan pengiriman sebesar 41% dengan jumlah frekuensi 23 kali selama
proyek pembangunan pondasi Workshop periode Desember 2020 sampai Maret
2021. Kemudian diurutan kedua terdapat keterlambatan biaya dengan persentase
sebesar 32% dan jumlah frekuensi keterlambatan sebesar 18 kali dan
keterlambatan paling rendah yaitu material reject dengan persentase 27% dan
jumlah frekuensi sebanyak 15 kali.

3.2 Saran

Saran yang ditujukan untuk PT. Bayu Aji Interbuana yaitu harus lebih
memperhatikan penyebab keterlambatan pada proyek pembangunan pondasi
Workshop dengan melakukan tindakan pencegahan agar proyek pembangunan
pondasi Workshop dapat berlangsung secara efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Jignes Shah. (2015). Annual Product Quality Review: Regulatory Aspect


Pengendalian Produksi.Yogyakarta: BPFE
Suharman, Murti HW. (2019) Annual Product Quality Review : Regulatory Aspect.
Kotler, P. (2000). Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation,
and Control. 10th ed. New Jersey: Prentice Hall International,Inc
Yamit, Zulian. (2004). Manajemen Kualitas Produk Dan Jasa. Ekonesia,
Yogyakarta.
Griffin, R.W., (2013), Management, 11, South-Western: Cengage Learning.
Sugiyono., 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta.
Sumayang, L, 2003, Dasar-dasar manajemen produksi dan Operasi, Edisi Pertama,
Jakarta: Salemba Empat.
Witkin, B.R., & Altschuld, J.W., 1995. Planning and Conducting Needs Assessments.
Sage Publication.
Dhadhang, W. K, Teuku N. S. S. (2012). Teknologi Sediaan Farmasi.
Laboratotium Farmasetika Unsoed: Purwokerto

Anda mungkin juga menyukai