Anda di halaman 1dari 12

1

Kebijakan Pemerintah Terhadap Kurikulum Mata Pelajaran


Fisika Level SMA di Kota Bandung
Tresna Galih Sukma Suryana1*, Rani Nurliani1** dan Aan Listiana2***
1
Program Studi Pendidikan Fisika Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung-Jawa Barat 40154
2
Program Studi Pendidikan Guru PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung-Jawa Barat 40154

*Email : tresnagalih@upi.edu
**Email : rani.nurliani@upi.edu
***Email : aanlistiana@upi.edu

Abstrak

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,


dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Aspek pengembangan kurikulum mencakup bebasnya sejumlah
wilayah tertentu di dunia ini dari kekuasaan kaum kolonialis, perkembangan
IPTEK yang pesat sekali, pertumbuhan yang pesat dari penduduk dunia
dengan bertambahnya penduduk dengan memperhatikan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa belum semua SMA di
Jawa Barat yang menerapkan Kurikulum 2013, termasuk kota Bandung
yang saat ini baru mencapai 73,33% SMA yang telah menerapkan
Kurikulum 2013 pada semua jenjang kelasnya. Penelitian ini ditujukan
untuk memperoleh gambaran kebijakan pemerintah pada semua aspek yang
berpengaruh terhadap kurikulum mata pelajaran fisika level SMA dengan
menganalisis respon guru mata pelajaran fisika di kota Bandung. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis
survey (non-eksperimental) jenis Cross Sectional Survey. Populasi dalam
penelitian ini adalah guru fisika level SMA di kota Bandung dengan
menggunakan teknik sampling purposive. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket dengan jumlah pertanyaan sebanyak 12 poin
(open ended question). Hasil penelitian menunjukkan bahwa para guru
menganggap proses yang dituntut pada Kurikulum 2013 sudah sangat baik.
Meski demikian, mereka menilai urutan materi yang masih kurang bagus,
serta tuntutan berkas administrasi yang banyak. Dengan demikian dapat
disimpulkan, walaupun kurikulum di Indonesia terus berganti, Kurikulum
2013 dinilai sudah baik, tetapi perlu dilakukan beberapa perbaikan.

Kata Kunci: kebijakan pemerintah; kurikulum; kurikulum 2013; fisika.


2

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 memberikan amanat kepada Pemerintah
Negara Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam mewujudkan amanat
tersebut, diuraikan lebih lanjut dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat (3) yang
memerintahkan pemerintah agar mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang ditujukan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-
undang.
Amanat Undang Undang Dasar tersebut diturunkan menjadi Undang Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat (1) pada Undang Undang
tersebut menjabarkan pengertian tentang Pendidikan, yakni usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam proses pendidikan di sekolah, setiap elemen di
sekolah terikat dengan sebuah kurikulum yang diberlakukan oleh pemerintah.
Kurikulum yang berlaku di Indonesia terus mengalami perkembangan dan perubahan.
Setidaknya sudah 11 kali kurikulum di Indonesia mengalami pergantian. Pada tahun ajaran
ini, Kurikulum 2013 menjadi kurikulum yang harus diberlakukan di sekolah. Dalam
sambutan di setiap panduan Kurikulum 2013, Direktorat Pembinaan SMA Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia (Kemdikbud RI) memberikan harapan bahwa pada tahun pelajaran
2018/2019 seluruh sekolah sudah menerapkan Kurikulum 2013, paparan tersebut didukung
pula oleh sebuah infografis tahapan implementasi Kurikulum 2013 yang dirilis oleh Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud [1] (lihat gambar 1).

Gambar 1. Tahap Implementasi Kurikulum 2013


3

Harapan Kemdikbud RI atas terimplementasikannya Kurikulum 2013 di setiap


sekolah ternyata tidak sejalan dengan data hasil studi pendahuluan dari Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat yang menunjukkan bahwa belum seluruhnya SMA di Jawa Barat,
termasuk kota Bandung yang saat ini belum sepenuhnya menerapkan Kurikulum 2013. Meski
demikian, dari 135 SMA di kota Bandung, sebanyak 99 SMA atau 73,33% SMA yang ada di
kota Bandung sudah mengimplementasikan Kurikulum 2013 untuk seluruh jenjang kelasnya.
Adanya sekolah yang belum menerapkan Kurikulum 2013 ini mengindikasikan terdapat
hambatan yang dialami sekolah dalam melaksanakan pengimplementasian Kurikulum 2013.
Selain itu, didapati juga respon guru mata pelajaran Fisika level SMA di kota Bandung yang
menyampaikan hambatan yang cukup berarti untuk menerapkan Kurikulum 2013 di setiap
sendi pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
- Bagaimana perkembangan kurikulum pendidikan di Indonesia?
- Bagaimana pengaruh kebijakan pemerintah terhadap kurikulum mata pelajaran fisika?
- Bagaimana respon guru fisika SMA di Kota Bandung terhadap perubahan kurikulum?
Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran kebijakan pemerintah untuk semua
aspeknya yang berpengaruh terhadap kurikulum mata pelajaran fisika level SMA dengan
menganalisis respon guru mata pelaajaran fisika di kota Bandung.

2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif
dengan jenis kajian pustaka untuk penelitian kualitatif dan survey (non-eksperimental) jenis
Cross Sectional Survey untuk penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah guru
fisika level SMA di kota Bandung dengan menggunakan teknik sampling purposive.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan jumlah pertanyaan
sebanyak 12 poin (open ended question).

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Hasil
3.1.2 Kurikulum
3.1.2.1 Pengertian Kurikulum
Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 ayat 19
menjelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Fitri Wahyuni (2015) [2]
memandang kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus diselesaikan oleh siswa,
serta rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru dan sejumlah pembelajaran belajar yang
harus dilakukan oleh siswa.
Menurut Langgulung (dalam Muhammedi, 2016, hlm.50) [3], kurikulum setidaknya
mencakup empat komponen utama: 1) Tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai. 2)
Pengetahuan, ilmuilmu, data-data, aktivitas-aktivitas dan pengalaman dari mana-mana. 3)
Metode dan cara-cara mengajar dan bimbingan yang diikuti murid-murid untuk mendorong
4

mereka kepada yang dikehendaki dan tujuan-tujuan yang dirancang. 4) Metode dan cara
penilaian yang digunakan dalam mengukur dan menilai hasil proses pendidikan yang
dirancang dalam kurikulum.

3.1.2.2 Faktor yang mempengaruhi perubahan kurikulum


Menurut Soetopo dan Soemanto (dalam Muhammedi, 2016, hlm.51) [3], ada sejumlah faktor
yang dipandang mendorong terjadinya perubahan kurikulum pada berbagai Negara dewasa
ini, yaitu:
a. Bebasnya sejumlah wilayah tertentu di dunia ini dari kekuasaan kaum kolonialis.
Dengan merdekanya Negara-negara tersebut, mereka menyadari bahwa selama ini
mereka telah dibina dalam suatu sistem pendidikan yang sudah tidak sesuai lagi dengan
cita-cita nasional merdeka. Untuk itu, mereka mulai merencanakan adanya perubahan
yang cukup penting di dalam kurikulum dan sistem pendidikan yang ada.
b. Perkembangan IPTEK yang pesat sekali. Di satu pihak, perkembangan dalam berbagai
cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah menghasilkan diketemukannya
teori-teori yang lama. Di lain pihak, perkembangan di dalam ilmu pengetahuan
psikologi, komunikasi, dan lain-lainnya menimbulkan diketemukannya teori dan cara-
cara baru di dalam proses belajar mengajar. Kedua perkembangan di atas, dengan
sendirinya mendorong timbulnya perubahan dalam isi maupun strategi pelaksanaan
kurikulum.
c. Pertumbuhan yang pesat dari penduduk dunia dengan bertambahnya penduduk, maka
makin bertambah pula jumlah orang yang membutuhkan pendidikan. Hal ini
menyebabkan bahwa cara atau pendekatan yang telah digunakan selama ini dalam
pendidikan perlu ditinjau kembali dan kalau perlu diubah agar dapat memenuhi
kebutuhan akan pendidikan yang semakin besar.
Suatu kurikulum dapat dikembangkan berdasarkan suatu prinsip yang tercantum dalam
undang undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 36 ayat
2, yakni prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik.

3.1.2 Sejarah perkembangan kurikulum


Museum Pendidikan Nasional yang berlokasi di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung,
Jawa Barat, Indonesia merumuskan perkembangan kurikulum di Indonesia menjadi 11
kurikulum, yakni : Rencana Pelajaran (1947) (dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai),
Rencana Pendidikan Sekolah Dasar (1964), Kurikulum Sekolah Dasar (1968), Kurikulum
Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (1973), Kurikulum Sekolah Dasar (1975), Kurikulum
1984, Kurikulum 1994, Kurikulum 1997, Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (2004),
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006), dan Kurikulum 2013.
Rumusan yang ditampilkan Museum Pendidikan Nasional pada salah satu dioramanya
selaras dengan data yang dipaparkan oleh Mendikbud RI saat kunjungannya ke Universitas
Pendidikan Indonesia, 16 Maret 2013 silam (lihat gambar 2).
5

Gambar 2. Infografis Perkembangan Kurikulum di Indonesia


(Sumber: Salindia Papapran Mendikbud RI dengan judul Pengembangan Kurikulum 2013 di
UPI Bandung, 16 Maret 2013, Salindia Ke-33 [5])

Banyaknya kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia tersebut seolah menjadi


paradoks jika dibandingkan dengan kurikulum internasional, Kurikulum Cambridge.
Dihimpun dari situs resmi Cambridge Internastional Education (http://www.cie.org.uk) [6]
bahwa kurikulum ini sudah berdiri selama 160 tahun dengan jumlah pemakai kurikulum ini
sebanyak 10.000 sekolah dari 160 negara, termasuk negara Indonesia di dalamnya.
Hasil yang disajikan dari penelitian kuantitatif pada bagian ini merupakan hasil data
penyebaran kuisioner yang disebar kepada guru fisika di Bandung. Analisis data yang
terkumpul dilakukan dengan menggunakan statistik sederhana. Adapun perhitungannya
dilakukan dengan menggunakan program Excel.
Dari proses analisa terhadap temuan data penelitian yang disebar kepada 24 responden,
ditemukan bahwa semua responden menyebutkan bahwa kurikulum yang saat ini dipakai
sudah memakai kurikulum 2013 dengan berlandaskan kebijakan pemerintah dan visi misi
sekolah. Namun dari hasil penelitian menunjukan tidak semua aspek yang dinilai
memperoleh dukungan atau penilaian yang cukup baik dari pihak guru yang menjadi subjek
penilaian dalam penerapan kurikulum ini. Berikut merupakan beberapa aspek dalam format
pertanyaan yang disajikan:
1. Proses pembelajaran menggunakan Kurikulum 2013.
2. Kesiapan guru dalam menerapkan Kurikulum 2013.
3. Daya serap siswa terhadap materi di dalam Kurikulum 2013.
4. Pengaruh Kurikulum 2013 terhadap psikologi anak.
5. Penilaian guru terhadap respon siswa menerapkan Kurikulum 2013.
6. Penilaian guru terhadap Kurikulum 2013.
7. Dampak Kurikulum 2013 terhadap hasil pembelajaran.
Dalam setiap penilaian, responden tidak selalu menyatakan tanggapan positif melainkan
terdapat beberapa responden yang menyatakan tanggapan negatif ataupun netral. Untuk
mengukur respon guru terhadap kurikulum yang diterapkan dalam penelitian ini peneliti
merepresentasikan setiap jawaban yang dikemukakan responden dengan jawaban tanggapan
positif, tanggapan negatif dan netral. Untuk melihat respon guru terhadap perubahan
kurikulum yakni kurikulum 2013, maka didapatkanlah hasil sebagai berikut.
6

Tabel 1 Respon Guru terhadap Kurikulum 2013


Positif Negatif Netral
Proses pembelajaran menggunakan
Kurikulum 2013. 14 6 4
Kesiapan guru dalam menerapkan
Kurikulum 2013. 22 2 0
Daya serap siswa terhadap materi di
dalam Kurikulum 2013. 16 5 3
Pengaruh Kurikulum 2013 terhadap
psikologi anak. 10 6 8
Penilaian guru terhadap respon siswa
dalam pembelajaran Kurikulum 2013 9 14 1
Penilaian guru terhadap Kurikulum
2013. 19 4 1
Dampak Kurikulum 2013 terhadap
hasil pembelajaran. 14 6 4
Rata-rata 15 6 3

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa respon guru terhadap proses pembelajaran
menggunakan kurikulum 2013 yang terdapat pada pertanyaan pertama sebagian besar
responden mempunyai tanggapan positif yaitu sebanyak 14 orang sedangkan responden yang
memiliki tanggapan negatif ada 6 orang, dan netral sebanyak 4 orang. Pada proses
pembelajaran, sebagian besar guru memberikan tanggapan positif, salah satunya
mengungkapkan bahwa proses pembelajaran dengan kurikulum 2013 meningkatkan
kreativitas siswa dalam memecahkan suatu permasalahan dan pembelajaran terfokus pada
siswa (student center).Namun disamping itu terdapat responden yang kurang setuju dengan
memberikan tanggapan bahwa pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013 tidak
sesuai dengan kemampuan siswa, materi setiap semester terlalu banyak dan urutan materi
sebaiknya lebih berkesinambungan. Sementara ada pula responden yang mengatakan
kurikulum apapun sama saja.
Untuk pertanyaan kedua yang menanyakan tentang kesiapan guru dalam menerapkan
kurikulum 2013, sebanyak 22 orang menyatakan tanggapan positif, salah satunya
menyatakan bahwa siap karena diarahkan oleh pimpinan dan dibantu oleh pelatihan tentang
kurikulum 2013. Dan 2 orang menyatakan tanggapan negatif, seperti menyatakan bahwa guru
butuh persiapan ekstra dan untuk mempersiapkanya saja tidak sesempurna yang diharapkan.
Ketiga, respon guru mengenai daya serap siswa terhadap materi kurikulum 2013, yaitu
sebanyak 16 orang menyatakan tanggapan positif dengan menyatakan bahwa siswa lebih
mudah menyerap materi karena setiap materi dituntut untuk dihubungkan dengan fakta dalam
kehidupan sehari-hari yang dekat dengan mereka, 5 orang berpendapat negatif salah satunya
menyatakan bahwa siswa masih merasa kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran
kurikulum 2013 sehingga masih perlu bimbingan lebih dalam implementasinya agar siswa
7

dapat menyerap materi. Dan 3 orang memberikan tanggapan netral dengan menyatakan
tergantung kemampuan siswa karena kemampuan siswa beragam.
Keempat, pengaruh kurikulum 2013 terhadap psikologi anak. Sebanyak 10 orang
responden bertanggapan positif salah satu responden menyatakan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan kurikulum 2013 lebih menyenangkan dan siswa lebih mandiri. Dan 6
orang responden berpendapat negatif dengan menyatakan siswa terlihat kelelahan karena
terlalu banyak tugas. Dan 8 orang bersifat netral salah satu responden menyatakan belum
terlihat efeknya karena penerapan belum lama dan belum dievaluasi.
Pada pertanyaan kelima, tentang penilaian guru terhadap respon siswa dalam
pembelajaran kurikulum 2013. 9 orang responden menyatakan tanggapan positif seperti
mayoritas siswa tidak ada keluhan mengenai pembelajaran dengan kurikulum 2013. 14 orang
memiliki tanggapan negatif seperti siswa banyak mengeluh karena penugasan yang diterima
dan jam belajar yang terlalu lama. Sementara 1 orang responden netral dengan menyatakan
bahwa siswa terima saja.
Sedangkan untuk pertanyaan keenam terkait penilaian guru terhadap kurikulum 2013
adalah sebanyak 14 orang responden menyatakan tanggapan positif sebagian menyatakan
bahwa siswa menjadi aktif dan berfikir kritis, dan sebanyak 4 orang responden berpendapat
negatif salah satuya perpendapat bahwa terdapat kekurangan mengenai kesiapan guru dalam
menjalankannya, jika kesiapan guru dapat ditanggulangi yaitu dengan pelatihan yang masiv
dan intens maka kurikulum ini berjalan dengan baik, 1 orang netral contohnya dengan
menyatakan kurikulum 2013 ini biasa saja.
Berbicara masalah dampak kurikulum 2013 terhadap hasil pembelajaran. 13 orang
menyatakan positif, 6 orang negatif dan 4 orang netral. Sebagian responden menyatakan
positif, dengan menyatakan bahwa terdapat hasil pembelajaran yang lebih baik dalam hal
keterampilan proses saat belajar, sedangkan responden yang menyatakan tanggapan negatif
bahwa tidak ada perubahan hasil dalam pembelajaran. Dan 4 orang menyatakan sama saja.
Dari ketujuh aspek diatas yang menjadi bahan penilaian, setiap responden memiliki
jawaban yang beragam, dimulai dari tanggapan positif, negatif maupun netral dari setiap
aspek. Data dari tiap responden dapat dirata-ratakan dan dibuat persentase kedalam diagram
berikut.
8

Gambar 3 Diagram respon guru fisika terhadap kuriklum 2013

Berdasarkan data dari diagram diatas diketahui bahwa sampel dari guru fisika di kota
Bandung memiliki tanggapan positif terhadap penerapan kurikulum 2013 sebanyak 62%,
sedangkan guru yang menyatakan tanggapan negatif sebesar 26% serta tanggapan netral 12%.
Guru yang menyatakan tanggapan positif sama artinya setuju dengan penerapan kurikulum
2013, sedangkan guru yang menyatakan tanggapan negatif tidak setuju dengan penerapan
kurikulum 2013, dan guru yang mengemukakan bahwa kurikulum 2013 tidak memiliki efek
direpresentasikan kedalam guru yang mengemukakan tanggapan nya secara netral.

3.2 Pembahasan
Melalui tahapan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap 24 responden,
didapati bahwa respon guru fisika terhadap kurikulum yang diterapkan adalah sudah hampir
seluruhnya kurikulum yang dipakai adalah kurikulum 2013 (Kurtilas) mengikuti aturan dari
pemerintah. Dan sebagian besar tanggapan responden adalah positif terhadap penerapan
kurtilas yang diberlakukan dengan persentase sebesar 62%. Sikap positif dari responden ini
berarti responden setuju dengan kurikulum yang diterapkan yaitu kurtilas yang dilihat dari
beberapa pertanyaan seperti proses pembelajaran menggunakan kurikulum 2013, kesiapan
guru dalam menerapkan kurikulum 2013, daya serap siswa terhadap materi di dalam
kurikulum 2013, pengaruh kurikulum 2013 terhadap psikologi anak, penilaian guru terhadap
respon siswa menerapkan kurikulum 2013, penilaian guru terhadap kurikulum 2013, dampak
kurikulum 2013 terhadap hasil pembelajaran. Salah satu responden yang menyatakan positif
menyatakan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013 dapat
meningkatkan kreativitas siswa dalam memecahkan suatu permasalahan dalam pembelajaran
yang terfokus pada siswa (student center), berbicara masalah kesiapan, guru diarahkan oleh
pimpinan serta dibantu oleh pelatihan tentang kurikulum 2013, serta siswa mengalami
perubahan hasil yang lebih baik dalam hal keterampilan proses dalam pemebelajaran. Hal ini
menunjukan bahwa kurikulum 2013 berjalan dengan baik.
9

Sedangkan yang menyatakan tanggapan negatif sebesar 26%. Tanggapan negatif ini
berarti responden kurang setuju dengan penerapan kurikuum 2013. Salah satu responden
menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013 tidak sesuai dengan
kemampuan siswa, materi setiap semester terlalu banyak dan urutan materi sebaiknya lebih
berkesinambungan. Jika kesiapan guru dapat ditanggulangi yaitu dengan pelatihan yang
masiv dan intens maka kurikulum ini berjalan dengan baik, sejauh ini tidak ada perubahan
hasil dalam pembelajaran.
Sisanya adalah responden yang memberikan tanggapan bahwa kurikulum 2013 ini tidak
memiliki efek atau dapat dikategorikan kedalam tanggapan yang netral sebanyak 12%,
responden menyatakan bahwa kurikulum apapun yang dipakai sama saja, respon siswa
terhadap kurikulum ini adalah menerima saja. Dan perubahan hasil dalam pembelajaran pun
sama saja tidak ada bedanya dengan kurikulum lain.
Secara garis besar, kurikulum 2013 ini diterapkan dengan landasan aturan dari
pemerintah yang mengharuskan setiap sekolah menggunakan Kurikulum 2013. Proses
pembelajaran yang dirasakan lebih baik jka dibandingkan dengan KTSP karena di dalam
kurikulum ini pembelajaran lebih terfokus pada siswa atau student center dan guru hanya
sebagai fasilitator, sehingga kreativitas anak dalam memecahkan suatu permasalahan pun
semakin meningkat. Peserta didik dapat lebih kontekstual dalam memahami suatu mata
pelajaran karena selalu dihubungkan dengan fakta di setiap materi pelajarannya. Hanya saja
terkadang guru merasa tuntutan administrasinya semakin banyak. Mengenai penerapan
kurtilas ini, beberapa siswa ada yang menikmati karena ia sudah terbiasa dan guru juga
melaksanakannya dengan baik, mereka menjadi terbiasa mandiri untuk belajar dan tingkat
keingintahuannya meningkat. Namun di sisi lain, terdapat siswa yang mengeluhkan
kurikulum ini karena ada yang menganggap bahwa dengan student center ini semua kegiatan
pembelajaran diserahkan kepada siswa, guru hanya memberi instruksi lalu diam tidak
menjelaskan atau mengklarifikasi pengetahuan siswa, contoh kongkretnya adalah guru
memberikan masalah, siswa berdiskusi, siswa presentasi, tanya jawab, sudah selesai tanpa
ditanggapi guru sehingga siswa bingung apa yang ia pelajari hari ini. Selain itu terdapat
beberapa hal yang dikeluhkan guru terkait penggunaan kurikulum ini, ada yang mengeluhkan
urutan materi yang masih kurang bagus, serta tuntutan berkas administrasi yang banyak.
Sebagian besar guru-guru menyatakan bahwa perubahan kurikulum ini sudah baik jika guru
yg menerapkan di sekolahnya sudah paham betul mengenai K13 ini karena pemerintah
menerapkan K13 ini bertujuan ingin meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

4. Kesimpulan
Penelitian ini setidaknya menyimpulkan tiga hal, yakni:
1) Kurikulum di Indonesia telah mengalami 11 kali perubahan yang dimulai sejak tahun
1947 hingga Kurikulum 2013. Perubahan ini membawa pengaruh terhadap proses
pembelajaran siswa di kelas.
2) Kuirkulum menjadi seperangkat yang tak dapat dipisahkan dari isi materi pelajaran.
Perubahan kurikulum berarti merubah seluruh perngkat pelajaran. Hal ini yang membuat
perubahan kurikulum memberikan kontribusi terhadap pembelajaran fisika di sekolah
yang juga ikut berubah sesuai kurikulum yang diberlakukan.
10

3) Respon sebagian besar guru fisika menyatakan bahwa perubahan kurikulum ini sudah
baik jika guru yg menerapkan di sekolahnya sudah paham betul mengenai Kurikulum
2013 ini karena pemerintah menerapkan Kurikulum 2013 ini bertujuan ingin
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Referensi

[1] Puskurbuk Kemdikbud RI. (2013). Tahap Implementasi Kurikulum 2013. [Online]. Tersedia di:
http://kurikulum.kemdikbud.go.id/infos [17 September 2018].
[2] Wahyuni, F. (2015). Kurikulum dari Masa ke Masa (Telaah Atas Pentahapan Kurikulum
Pendidikan di Indonesia). Al-Adabiya, 10 2, 231-242.
[3] Muhammedi. (2016). Perubahan Kurikulum di Indonesia : Studi Kritis Tentang Upaya
Menemukan Kurikulum Pendidikan Islam yang Ideal. RAUDHAH, 4, 1, 49-70.
[4] Mendikbud RI. (2013). Papapran Mendikbud RI dengan judul Pengembangan Kurikulum 2013
di UPI Bandung. Slide 33 (16 Maret 2013)
[5] Cambridge International Education. (2018). Our History. [Online]. Tersedia di:
http://www.cie.org.uk/ [17 September 2018]
11

Hasil Notulensi
Moderator dan Notula : Roby Akbar Taufik

 Sariaman
1. Pada massa purba apakah menggunakan kurikulum?
Tresna: apa dulu definisinya, goals yang ingin diajarkan oleh orang tua nya itu
apa, entah alam yang akan mengajarkan kepada alam itu. Kalau acuanyya UU
maka kurikulum belum ada pada massa itu.
Bu Nita: Jadi kurikulum itu tergantung kita mendefinisikannya seperti apa,
sebenarnya jika berbica tentang pendidikan, di rumah pun kita sebenarnya telah
melakukan pendidikan contohnya seperti yang diberlakukan ibu kita terhadap kita
walaupun itu tidak ada tertulisnya.
2. Apakah komponen kurikulum yang sekarang yang disesuaikan dengan generasi
Z?
Tresna: pembahasan ini sudah banyak dibahas, contohnya ada HOTS itu semua
berdasarkan generasi yang sekarang, bahwa generasi sekarang itu akan hidup di
massa depan. Kurikulum 2013 sesuai dengan generasi Z.
Sariaman: namun menurut saya, kurikulum yang sekarang belum menyesuaikan
dengan generasi Z, karena waktu mereka banyak yang tersita.
Tresna: dalam hal pengembangan kurikulum tidak langsung, sebenarnya dari
massa pemerintah pak M Nuh sudah dilakukan penelitiannya. Artinya kurikulum
kita sudah dilakukan sejak lama pengembangannya.

 Rakhmadani
1. Terkait perkembangan kurikulum, bagaimana perkembangan kurikulum SD di
Indonesia?
Tresna: saya belum dapat dokumennya seperti apa, di musium pendidikan pun
belum ada, saya baru dapat ijazah nya seperti apa, entah itu sd atau bukan. Saya
punya foto nya, entah menejemen arsipnya kurang baik atau bagaiman, kami
belum dapatkan itu. Melacak di kementrian pun kami belum dapat dokumen itu.

 Kurnia
1. Adakah dampak perubahan kurikulum di Indonesia terhadap pembelajaran!
Rani: tentang dampak perubahan kurikulum terhadap pembelajaran, kalau kita
sering mengubah kurikulum jadi kita tidak dapat menevaluasinya, apa kelemahan
kurikulum sebelumnya begitu, belum terlihat jelas apa hasilnya dan
kekurangannya jika kurikulum tersebut diterapkan dalam waktu singkat.
Berdasarkan analisis saya dari data yang ada, bahwa siswa itu terlihat belum siap
dengan perubahan kurikulum ini, jam yang terlalu banyak dan materi yang sangat
padat terlihat membebankan siswa. Kalau untuk kesiapan guru, survey
mengatakan belum siap dengan administrasinya yang terlalu banyak.
Rida: pasti ada dampak, menurut saya dampaknya lebih ke materi, urutan
materinya banyak yang berubah.
Bokhori: dampak yang saya lihat lebih ke kebingungan guru-guru, contohnya guru
SD yang sudah sepuh banyak belum memanfaatkan teknologi. Memang ada
perubahan cuma agak sulit dan proses yang lama untuk mengimplementasikan
kurikulum yang diharapkan. Kalau kurikulum yang sekarang terfokus lebih ke
proses jadi setiap mau ulangan kontennya lupa lagi.
12

Bu Nita: yang paling nyata yang saya rasakan di sekolah, administrasi raport
siswa yang beragam di jenjang kelas X XI XII. Rapornya beda-beda. Sehingga
ketika siswa telah lulus, raport disamakan/ di salin lagi dalam format yang sama.

 Bu Nita
1. Tadi telah disebutkan masalah kebijakan, pemerintah terhadap kurikulum, kira-
kira rincian kebijakan yang seperti apa yang telah dilakukan oleh pemerintah kota
bandung ini sendiri terhadap hasil yang tadi?
Rani: Hal yang sudah dilakukan adalah pemerintah terus melakukan pemerintah
terus melakukan pelatihan-pelatihan mengenai kurikulum 2013. Contohnya seperti
workshop pembuatan RPP kurikulum 2013, tentang cara membuat soal HOTS,
workshop pelatihan STEM.
Bu Nita: mengapa masih banyak responden yang tidak puas dengan kurikulum ini:
Rani: berdasarkan survey yang telah dilakukan responden menyatakan tidak puas
karena metode yang digunakan pada kurikulum 2013 tidak sesuai dengan siswa
dan waktu siswa pun banyak yang tersita.
Tresna: kami selain meminta data, diskusi juga dengan kasi pendidikan SMA
provinsi, jika ada pelatihan, pusat yang langsung mengkordinir (terpusat), dana
pun pusat. Dana nya besar, pusat yang memegang, terkait kurikulum ini seperti
itu.

Anda mungkin juga menyukai